Anda di halaman 1dari 12

Okoseray, et.al.

: Pola Pemanfaatan, Persepsi dan Partisipasi p-ISSN 2550-1232


e-ISSN 2550-0929

PEMANFAATAN, PERSEPSI DAN PARTISIPASI


MASYARAKAT TERHADAP PELESTARIAN EKOSISTEM
PESISIR DI DISTRIK MANOKWARI SELATAN
Pattern Use, Perception and Participation of Coastal Communities on
Ecosystem Conservation in South Manokwari District

Konstanpina M. Okoseray1, Nurhani Widiastuti1*, dan Dedi Parenden1


1
Jurusan Perikanan, FPIK UNIPA, Manokwari, 98314, Indonesia
*
Korespondensi : n_widiast@yahoo.com

ABSTRAK
Selain kajian ekologi, kajian sosial ekonomi tentang peran masyarakat dalam
memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir juga perlu dilakukan untuk mendesain model
pengelolaan pesisir yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk
pemanfaatan sumberdaya pesisir oleh masyarakat di Distrik Manokwari Selatan dan untuk
mengetahui persepsi dan partisipasi masyarakat tentang pelestarian ekosistem pesisir.
Penelitian berlangsung pada April hingga Juli 2013, bertempat di Rendani, Sowi IV, dan
Arfai, Distrik Manokwari Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan
wawancara. Pengolahan data persepsi secara tabulasi yang dinyatakan dalam persen (%)
dan disajikan dalam bentuk diagram, selanjutnya dilakukan analisa interpretasi dengan
menggunakan referensi terkait. Hasil penelitian memberi informasi bahwa masyarakat
telah memanfaatkan mangrove dan karang untuk berbagai peruntukan, sedangkan lamun
belum dimanfaatkan. Terdapat bentuk pemanfaatan yang bersifat merusak seperti
penebangan mangrove dan penambangan karang. Responden menilai bahwa kondisi
lingkungan pesisir telah rusak, terutama ekosistem mangrove (97%) dan terumbu karang
(83%). Permasalahan yang paling dominan adalah berkurangnya sumberdaya ikan (98%)
dan terkontaminasinya laut oleh sampah (97%). Responden juga menilai bahwa perlu ada
upaya pelestarian sumberdaya alam pesisir dan lautan seperti penanaman mangrove (47%)
dan karang (32%). Partisipasi masyarakat dalam pelestarian ekosistem pesisir tergolong
rendah, baru sampai pada tahap restorasi, dan termasuk partisipasi yang dimobilisasi.

Kata kunci : Persepsei masyarakat, pemanfaatan ekosistem, Manokwari selatan

ABSTRACT
Beside the study of ecology, socio-economic studies on the role of the community
in exploiting the coastal resources is also necessary to design the right model of coastal
management. The purpose of this study was to determine the shape of coastal resource use
by communities in Distrik Manokwari Selatan and to know the perception and public
participation on the preservation of coastal ecosystems. The study lasted from April to July
2013, at Rendani, Sowi IV, and Arfai, Distrik Manokwari Selatan. The data collection is
done by observation and interviews. Data processing perception of tabulation expressed in
percent (%) and are presented in chart, then analyzed using the interpretation of related
references. The results of this study provide information that people use mangrove and
coral, while seagrass untapped. There are forms of destructive using such as the harvesting
of mangroves and coral mining. Respondents judged that the condition of the coastal
environment has been damaged, especially mangrove ecosystems (97%) and coral reefs
(83%). The problems most dominant is the reduction of fish resources (98%) and
contamination of the sea by garbage (97%). Respondents also considered that there should

©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 1 Mei 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id 93


Okoseray, et.al. : Pola Pemanfaatan, Persepsi dan Partisipasi p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

be efforts to conserve coastal and marine natural resources such as mangrove planting
(47%) and Coral (32%). Community participation in the preservation of coastal ecosystems
is low, to reach the phase of restoration, and included participation mobilized.

Key words : Social perceptions, ecosystem utilization, Manokwari Selatan

PENDAHULUAN belum terdapat kajian tentang kondisi


sosial ekonomi terkait upaya peles-tarian
Manokwari merupakan daerah pesi-
ekosistem pesisir. Aspek sosial ekono-mi
sir yang memiliki potensi pesisir dan laut
masyarakat memiliki peran yang besar
baik berupa ekosistem terumbu karang,
dalam pengelolaan dan pemanfaatan sum-
ekosistem padang lamun, dan ekosistem
berdaya pesisir, karena dapat menjawab
mangrove yang dapat dimanfaatkan
bagaimana mestinya peran masyarakat
untuk berbagai kegiatan penelitian, ilmu
dalam memanfaatkan potensi sumberdaya
pengetahuan, pariwisata dan perikanan.
pesisir yang ada di Manokwari Selatan
Masyarakat nelayan di Manokwari
dan kendala apa yang dihadapi masya-
mem-pertahankan hidupnya dengan ber-
rakat dalam pemanfaatan sumberdaya pe-
gantung pada hasil laut melalui kegiatan
sisir, serta bagaimana persepsi dan parti-
perikanan tangkap maupun perikanan non
sipasi masyarakat pesisir di Distrik Ma-
tangkap. Seiring dengan pembangunan
nokwari Selatan tentang pelestarian eko-
Manokwari sebagai Ibu Kota Propinsi
sistem pesisir.
Papua Barat, maka pembukaan lahan di
Tujuan dari penelitian ini adalah
daratan semakin luas dan secara langsung
untuk mengetahui bentuk-bentuk peman-
maupun tidak langsung berpengaruh ter-
faatan sumberdaya pesisir masyarakat
hadap degradasi ekosistem pesisir dan
pesisir Distrik Manokwari Selatan dan
laut. Di satu sisi, tekanan ekonomi me-
untuk mengetahui persepsi dan partisipasi
nyebabkan nelayan cenderung meman-
masyarakat pesisir tentang pelestarian
faatkan cara-cara penangkapan yang tidak
ekosistem pesisir.
ramah lingkungan. Meningkatnya jumlah
penduduk juga menyebabkan kenaikan
METODE PENELITIAN
permintaan terhadap sumberdaya ikan.
Hal ini menyebabkan pola pemanfaatan Waktu dan Tempat
sumberdaya perikanan yang berlebihan Penelitian ini berlangsung pada bulan
dan tidak memperhatikan aspek daya du- April hingga Juli 2013. Lokasi penelitian
kung lingkungan sehingga dapat meng- bertempat di Rendani, Sowi IV dan Arfai,
ganggu ekosistem pesisir dan laut. Distrik Manokwari Selatan. Wilayah ini
Kerusakan ekosistem pesisir secara di-pilih karena mayoritas penduduknya
langsung maupun tidak langsung dapat me-manfaatkan sumberdaya pesisir dan
berpengaruh terhadap kesejahteraan ma- laut di sekitarnya untuk keperluan konsumsi
syarakat pesisir. Terkait dengan keles- keluarga dan sumber penghasilan. Masya-
tarian ekosistem pesisir Manokwari, perlu rakat di wilayah ini juga diperhadapkan pada
ada upaya konser-vasi guna mencegah pilihan antara konservasi dan penggunaan
kerusakan yang semakin parah. Berbagai lahan yang massif karena pembangunan.
kajian ekologi telah dila-kukan, namun

94 ©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 1 Mei 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id


Okoseray, et.al. : Pola Pemanfaatan, Persepsi dan Partisipasi p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian(sumber.google earth,2013)

Alat dan Bahan dekatan pengukuran dilakukan dengan


Alat dan bahan yang digunakan menela-ah/menafsirkan jawaban respon-
dalam penelitian ini terdiri dari GPS den dalam kaitannya dengan konservasi
receiver, kamera dgital, alat tulis menulis, ekosistem pesisir dan pemberian alter-
alat perekam, kuisioner, dan bahan natif jawaban untuk setiap indikator per-
kontak. sepsi dan partisipasi. Data yang diperoleh
dari kuesioner adalah data ordinal yang
Variabel Pengamatan dan Kriteria Pe- mengukur tingkatan atau gradasi dari
ngukuran sangat positif sampai sangat negatif.
Persepsi dan partisipasi masyarakat Skala yang digunakan untuk mengukur
ter-hadap konservasi ekosistem pesisir sikap, pendapat dan persepsi seseorang
dianalisa dari indikator berikut: atau seke-lompok orang tentang feno-
a. Pemanfaatan sumberdaya pesisir mena sosial yaitu skala likert, sehingga
(mangrove, lamun dan terumbu karang) daftar pertanyaan yang digunakan adalah
b. Persepsi akan pelestarian ekosistem daftar pertanyaan likert (likert- type ques-
pesisir tions). Untuk keperluan pengolahan data,
c. Partisipasi dalam upaya konservasi maka jawaban diberi skor, seperti tampak
pada Tabel 1.
Untuk mengetahui persepsi dan
partisipasi masyarakat (responden), pen-

Tabel 1. Skoring Likert Question


Skor masing-masing Pernyataan
Pilihan Jawaban Pernyataan Pernyataan
Positif Negatif
Sangat setuju/sangat tahu/sangat positif 3 0
Setuju/tahu/positif 2 1
Tidak setuju/cukup tahu/ tidak 1 2
pernah/negative
Sangat tidak setuju/tidak tahu/tidak pernah 0 3

Teknik Pengumpulan Data wawancara perorangan. Terdapat dua je-


Teknik pengumpulan data dilakukan nis kuesioner yang dibuat, yaitu (a)
dengan cara observasi langsung di lapa- kuesioner untuk rumah tangga dan (b) ku-
ngan, terdiri dari survei rumah tangga dan esioner untuk survei individu. Kuesioner

©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 1 Mei 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id 95


Okoseray, et.al. : Pola Pemanfaatan, Persepsi dan Partisipasi p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

rumah tangga akan dikembangkan untuk dinilai memiliki pengaruh di masyarakat


mengetahui karakteristik rumah tangga dalam pengambilan keputusan.
perikanan di wilayah survei. Kuesioner
individu untuk mengetahui penge-tahuan Pengolahan dan Analisa Data
sikap dan tingkah laku individu res- Pengolahan data dilakukan secara
ponden terhadap pemanfaatan sumber- deskriptif tabulasi dan analisis inter-
daya maupun persepsi dan partisipasi pretatif. Analisis secara tabulasi untuk
dalam pe-lestarian ekosistem pesisir. mengetahui persepsi dan sikap masya-
rakat terhadap keberadaan ekosistem pesi-
Pemilihan Responden sir yang dinyatakan dalam persen (%) dan
Pengumpulan data untuk monitoring disajikan dalam bentuk diagram, selan-
ini dilakukan dalam dua tahap yakni jutnya dilakukan interpretasi dengan
survei rumah tangga dan wawancara menggunakan referensi terkait topik pene-
perorangan. Oleh karena itu, pemilihan litian.
responden juga akan dilakukan dalam dua
tahapan, yaitu survei rumah tangga dan HASIL DAN PEMBAHASAN
wawancara perorangan. Tiga puluh rumah
Pemanfaatan Sumberdaya Ekosistem
tangga (RT) per kampung yang berdo-
Pesisir
misili di pesisir pantai dipilih untuk diwa-
Masyarakat pesisir di lokasi pene-
wancarai. Semua anggota rumah tangga
litian umumnya memanfaatkan sumber-
yang berusia antara lebih dari 15 tahun
daya pesisir untuk memenuhi kebutuhan
dan tidak bepergian dalam jangka waktu
hidup. Bengen (2003) menyatakan bahwa
lama atau selama tenggang waktu pelak-
manfaat ekonomi yang dapat diperoleh
sanaan penelitian, memenuhi syarat un-
dari hutan mangrove adalah kayu untuk
tuk diwawancarai. Seseorang dikatakan
bahan bangunan, kayu bakar, dan bahan
anggota rumah tangga apabila orang
arang. Bentuk pemanfaatan tersebut
tersebut hidup dan tinggal di dalam rumah
umumnya juga dilakukan oleh masyara-
tangga secara permanen dan menggu-
kat pesisir di Distrik Manokwari Selatan.
nakan dapur yang sama di dalam rumah
Pada gambar 2, tampak persentase peng-
tangga. Pada saat pengambilan data, 60
gunaan mangrove sebagai bahan bangu-
RT di Arfai dan Sowi IV terpenuhi,
nan berdasarkan lokasi. Pemanfaatan
namun di Rendani hanya terdapat 6 RT
mangrove sebagai tiang rumah dilakukan
yang bertempat tinggal di pesisir yang
oleh sebagian masyarakat di Rendani
beraktivitas di pesisir dan laut. Selain res-
(16%), dan Sowi IV (47%). Jenis yang
ponden masyarakat pesisir, wawancara
umum dimanfaatkan sebagai bahan ba-
juga dilakukan terhadap tokoh masya-
ngunan adalah Rhizopora sp. dan Lumnit-
rakat, tokoh adat dan tokoh agama yang
zera sp.

50%
40%
30%
47%
20%
10% 16% 0%
0%
Rendani Sowi IV Arfai

Gambar 2. Pemanfaatan mangrove sebagai bahan bangunan di Distrik Mansel

96 ©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 1 Mei 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id


Okoseray, et.al. : Pola Pemanfaatan, Persepsi dan Partisipasi p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

Berdasarkan hasil wawancara, dipe- responden tidak mengetahui bahwa mang-


roleh informasi bahwa lebih dari separuh rove dapat dimanfaatkan sebagai bahan
responden (53%) di lokasi studi pangan dan obat-obatan (Gambar 4.). Hal
memanfaatkan kayu mangrove sebagai ini disebabkan belum adanya pengetahuan
bahan bangunan (Gambar 2). Selain masyarakat untuk mengolahnya, senada
sebagai bahan bangunan, masyarakat juga de-ngan pemaparan Budiharsono (2001)
memanfaatkan mangrove sebagai bahan dalam Tuwo (2011), yakni bahwa potensi
bakar, bahan pembuatan naju perahu, dan sumber-daya pesisir dan laut belum
sebagai daerah penangkapan ikan. Pada dimanfaatkan secara optimal oleh masya-
Gambar 3., tampak bahwa persentase res- rakat karena kurangnya pengetahuan.
ponden yang menggunakan mangrove Terkait dengan lamun, umumnya res-
sebagai kayu bakar hampir sama dengan ponden menyatakan tidak tahu manfaat
peman-faatannya sebagai bahan bangu- lamun (Gambar 5). Romimohtarto dan
nan, yakni sebesar 55% responden. Ma- Juwana (2007) menyatakan bahwa secara
syarakat pesisir yang umumnya meman- tradisional lamun dapat dimanfaatkan
faatkan mangove se-bagai bahan bangu- untuk bahan anyaman, bahan baku garam,
nan dan bahan kayu bakar adalah masya- bahan pengisi kasur, bahan atap rumbia,
rakat di Rendani dan Sowi IV. Masya- bahan kompos, bahan isolasi suara dan
rakat Sowi IV juga memanfaatkan batang suhu, bahan pengganti benang, bahan
pohon kayu mangrove sebagai naju untuk tumpukan pematang, bahan cerutu
perahu. dan mainan anak-anak. Namun hanya 3%
Meskipun mangrove disebutkan responden di lokasi studi yang meman-
dapat menjadi bahan pangan dan obat- faatkan lamun, yakni sebagai bahan
obatan (Be-ngen, 2003, Priyono, dkk. pewarna dan lokasi budidaya rumput laut,
2010), peman-faatannya di lokasi studi selebihnya tidak paham dengan manfaat
masih sangat rendah. Lebih dari 90% lamun.

0%
(a) 2% (b)
45%
45% 55%
53%

Tidak tahu Tidak tahu


Tidak memanfaatkan Tidak memanfaatkan
Memanfaatkan Memanfaatkan

Gambar 3. Pemanfaatan mangrove sebagai bahan bangunan (a) dan kayu bakar (b)

Pemanfaatan sebagai Pemanfaatan sebagai


bahan makanan obat-obatan
0% 3% 5%
0%

97% 95%
Tidak tahu
Tidak tahu
Tidak memanfaatkan Tidak memanfaatkan
Memanfaatkan

Gambar 4. Pemanfaatan mangrove sebagai bahan makanan dan obat obatan

©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 1 Mei 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id 97


Okoseray, et.al. : Pola Pemanfaatan, Persepsi dan Partisipasi p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

0% 3%

97%

Tidak tahu Tidak memanfaatkan Memanfaatkan

Gambar 5. Pemanfaatan lamun oleh masyarakat di lokasi studi

Seluruh responden memiliki mata kan oleh responden. Pada Gambar 7, dapat
pencaharian sebagai nelayan, baik nela- dilihat bahwa masyarakat pesisir Kelu-
yan penuh maupun sambilan, sehingga rahan Sowi IV lebih dominan menggu-
mereka meman-faatkan terumbu karang nakan karang untuk pondasi rumah jika
untuk menangkap ikan (100%). Meskipun dibandingkan dengan lokasi lain. Selain
demikian, hanya 17% yang menilai te- sebagai pondasi rumah pribadi, diperoleh
rumbu karang bermanfaat sebagai penye- informasi bahwa terdapat pula masyarakat
dia lapangan kerja (Gambar 6). yang mengumpulkan karang untuk dijual
Diduga bahwa sebagian responden kepada kontraktor pembangunan talud di
masuk ke dunia penangkapan ikan dan sepanjang pesisir Distrik Manokwari
men-jadikannya sebagai sumber penda- Selatan.
patan karena keterpaksaan dan profesi Masyarakat pesisir di lokasi studi
nelayan belum dianggap sebagai peker- juga memanfaatkan karang sebagai bahan
jaan yang menjanjikan. Seluruh respon- pembuatan kapur, persentase pemanfa-
den (100%) juga tidak memanfaatkan atan oleh responden dapat dilihat pada
terumbu karang sebagai objek wisata. Gambar 8a. Umumnya responden yang
Meskipun memiliki ketergantungan mengetahui pemanfaatan karang sebagai
yang cukup tinggi terhadap keberadaan te- bahan pembuatan kapur adalah responden
rumbu karang, aktivitas pemanfaatan di Sowi IV.
yang bersifat merusak juga masih dilaku-

0%
17%

83%

Tidak tahu
Tidak memanfaatkan
Memanfaatkan

Gambar 6. Pemanfaatan terumbu karang sebagai penyedia lapangan kerja

98 ©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 1 Mei 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id


Okoseray, et.al. : Pola Pemanfaatan, Persepsi dan Partisipasi p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

35%
30%

Persen responden
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Rendani Sowi IV Arfai
Lokasi

Gambar 7. Pemanfaatan karang sebagai bahan bangunan

15%
(a (b) 0%
45%
55%
85%

Tidak tahu 0% Tidak tahu


Tidak memanfaatkan Tidak memanfaatkan
Memanfaatkan

Gambar 8. Pemanfaatan terumbu karang untuk pembuatan kapur (a) dan pendidikan &
penelitian (b)

Terkait pemanfaatan terumbu karang Persepsi masyarakat tentang permasa-


untuk kegiatan pendidikan dan penelitian, lahan di pesisir
di-peroleh informasi bahwa masih sedikit Permasalahan lingkungan yang sa-
res-ponden yang paham akan manfaat ini. ngat menonjol di daerah pesisir adalah
Hanya 15% responden yang memanfaat- kerusakan hutan mangove dan terumbu
kannya sebagai sarana pendidikan dan karang (Tuwo, 2011). Demikian pula
penelitian, dan sisanya tidak paham studi yang dilakukan oleh Irianto (2013)
(Gambar 8b). Selain dimanfaatkan seba- dan DKP Manokwari (2011) menun-
gai sarana pendidikan oleh masyarakat jukkan bahwa telah terjadi kerusakan
setempat, pemanfaatan terumbu karang ekosistem pesisir di sekitar perairan
sebagai laboratorium pendidikan dan Raimuti dan Telaga Wasti Distrik Manok-
penelitian juga dilakukan oleh kalangan wari Selatan. Terkait dengan hal ini,
luar, seperti Perguruan Tinggi. penilaian yang sama juga diberikan oleh
masyarakat setempat. Seluruh responden
Persepsi Masyarakat terhadap Pelesta- (100%) bahkan menyebutkan bahwa
rian Ekosistem Pesisir kerusakan ekosistem pesisir, terutama
Masyarakat yang berdomisili di mangrove dan terumbu karang, yang telah
pesisir pantai Rendani, Sowi IV dan Arfai terjadi di wilayah mereka adalah masalah
memiliki persepsi terhadap lingkungan besar, meskipun dengan persentasi nilai
pesisir yang berbeda, namun secara yang berbeda (Gambar 9). Berkurangnya
keseluruhan, 100% masyarakat menilai ikan dan biota lainnya, kontaminasi lautan
bahwa wilayah pesisir di sekitar tempat oleh sampah, serta kehadiran nelayan dari
tinggal mereka telah mengalami kerusa- luar yang mengambil hasil laut meru-
kan dan membutuhkan upaya pelestarian. pakan bentuk permasalahan di wilayah
pesisir yang memperoleh persentasi ter-

©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 1 Mei 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id 99


Okoseray, et.al. : Pola Pemanfaatan, Persepsi dan Partisipasi p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

tinggi sebagai masalah besar. Sementara responden tidak tahu bahwa pemba-
untuk pembangunan wila-yah pesisir di ngunan infrastruktur dapat menjadi masa-
wilayah pesisir, hanya 58% yang menilai lah, sedangkan 3% menilai bukan masa-
sebagai masalah besar. Sekitar 38% lah.

Air laut terkontaminasi Ikan & hewan laut lainnya Nelayan luar datang &
sampah berkurang mengambil hasil laut

3%
0%0% Tidak 0% Tidak tahu 5% 0% 4% Tidak tahu
2% 0%
tahu
Masalah Masalah Masalah
besar besar besar
97% 98% Masalah 91% Masalah
Masalah
kecil kecil
kecil Bukan
Bukan
Bukan masalah
masalah
masalah

(a) (b) (c)

Pengelolaan SD secara Suatu wilayah laut Pembangunan


tradisional terabaikan disewakan kepada pihak infrastruktur di wilayah
luar pesisir
1% 2% 20% Tidak tahu 3% 0% 12% Tidak tahu 1% 3% Tidak tahu

Masalah Masalah 38% Masalah


besar besar besar
58% Masalah
77% Masalah kecil 85% Masalah
kecil kecil
Bukan
Bukan Bukan
masalah
masalah masalah

(d) (e) (f)

Gambar 9. Persepsi responden tentang permasalahan di wilayah pesisir Distrik


Manokwari Selatan

Persepsi Masyarakat tentang Kondisi kait kondisi ekosistem pesisir di wilayah


Ekosistem Pesisir mereka (Gambar 10).
Ekosistem mangrove di Telaga Kondisi ekosistem mangrove di-
Wasti Distrik Manokwari Selatan telah nilai buruk (97%), jauh lebih tinggi dari
mengalami penurunan luasan, terutama jumlah responden yang menilai ekosistem
karena aktivitas alih fungsi lahan (Irianto, terumbu karang buruk (83%). Sebagian
2013). Demikian pula dengan ekosistem besar responden (97%) juga menilai bah-
mangrove dan terumbu karang di sekitar wa, kondisi mangrove dan terumbu ka-
Pulau Raimuti dan Telaga Wasti (DKP rang lebih buruk dibandingkan dengan
Manokwari, 2011). Hasil studi tersebut sepuluh tahun lalu (Gambar 11).
serupa dengan penilaian masyarakat ter-

100 ©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 1 Mei 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id
Okoseray, et.al. : Pola Pemanfaatan, Persepsi dan Partisipasi p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

Kondisi mangrove di sekitar


Kondisi TK di sekitar kampung
kampung
2% 1% 15% 2%

97% 83%

Tidak tahu Rusak Bagus


Rusak Bagus Tidak tahu

Gambar 10. Persepsi masyarakat tentang kondisi mangrove dan terumbu karang

Kondisi hutan bakau


Kondisi TK dibandingkan 10
dibandingkan 10 th lalu
tahun lalu
1% 0% 2% 2% 0%
1%

97% 97%

Tidak tahu Lebih buruk Tidak tahu Lebih buruk


Sama saja Lebih bagus
Sama saja Lebih bagus

Gambar 11. Persepsi masyarakat tentang kondisi mangrove dan terumbu karang
dibandingkan 10 tahun lalu

Responden juga menyebutkan bahwa Pantai Rendani, namun partisipasi


rusaknya ekosistem pesisir di wilayah masyarakat untuk mengikuti kegiatan
mereka sebagian besar disebabkan oleh tersebut rendah. Responden di Kelurahan
kurangnya kesadaran masyarakat sendiri. Sowi IV aktif berpartisipasi dalam kegi-
Rusaknya eko-sistem mangrove dan atan penanaman mangrove yang dilak-
terumbu karang di lokasi studi disebabkan sanakan oleh Badan Lingkungan Hidup.
karena penebangan mangrove, alih fungsi Mitchell (2000) menyebutkan bahwa
mangrove untuk pemukiman, pengam- pelestarian ekosistem pesisir memiliki
bilan batu karang, dan pengeboman ikan. beberapa tahapan yang digunakan untuk
Selain itu, saat ini keberadaan pesisir juga perlindungan maupun pelestarian eko-
terancam karena abrasi. Guna mengu- sistem pesisir, diantaranya adalah res-
rangi dampak abrasi, saat ini pinggiran torasi, reorientasi, responsivisivitas, reha-
pantai Arfai juga dibangun talud. bilitasi, responsibilitas, dan regulasi. Me-
ngacu pada Mitchell (2000), kegiatan
Partisipasi Masyarakat Nelayan dalam konservasi yang telah dilaksanakan di
Upaya Pelestarian lokasi studi masih tergolong dalam level
Responden di Rendani menyatakan restorasi berupa upaya penghijauan.
bahwa terdapat kegiatan dari Dinas Ling- Terdapat pula ke-lompok Karang Taruna
kungan Hidup berupa penyuluhan tentang Abreso di Sowi IV, namun kegiatan yang
pentingnya menjaga ekosistem mangrove dilakukan belum terkait dengan upaya
dan kegiatan penanaman mangrove di konservasi. Kegiatan yang pernah dila-

©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 1 Mei 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id 101
Okoseray, et.al. : Pola Pemanfaatan, Persepsi dan Partisipasi p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

kukan oleh kelompok ini adalah pelatihan bangan nilai tradisional masyarakat (Pri-
pembuatan abon. Di Kelurahan Arfai, mack et all, 1998)
terdapat kelompok nelayan Geropa Terkait dengan pengelolaan secara
Mandiri namun kegiatan yang dilakukan tradisional, hasil wawancara dari ketiga
masih lebih dikhususkan untuk pem- tokoh yang memiliki pengaruh di masya-
bangunan rumah, fasilitas Mandi Cuci rakat yaitu tokoh masyarakat, tokoh adat
Kakus (MCK) dan jalan. Terdapat pula dan tokoh agama, memberi informasi
jenis kegiatan yang dilakukan oleh bahwa tidak ada upaya pengelolaan secara
Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nela- tradisional di wila-yah mereka. Umumnya
yan, jenis kegiatannya adalah pembuatan responden adalah masyarakat yang datang
rakit apung untuk mancing. Belum dite- dari luar wilayah dan tidak pernah
mui adanya upaya pelestarian ekosistem memperoleh informasi tentang penge-
pesisir oleh masyarakat secara mandiri di lolaan sumberdaya pesisir secara tra-
lokasi studi. Kemandirian umumnya ber- disional. Informasi tentang konservasi
laku untuk kegiatan yang memberi man- yang mereka dengar lewat sarana tempat
faat ekonomi secara langsung. beribadah juga tidak ada. Masyarakat juga
Berdasarkan hasil wawancara, mengatakan bahwa tidak ada batasan
dipero-leh informasi bahwa ketiga faktor untuk wilayah pesisir itu sendiri dan tidak
tersebut juga berlaku di lokasi penelitian. pernah dilakukan kegiatan sasi. Meskipun
Umumnya responden mengharapkan demikian, masih ada harapan untuk men-
peran kepala kampung dalam memimpin dorong upaya pelestarian pesisir karena
kegiatan konservasi. Pengetahuan tentang telah terbentuk kelompok nelayan dan
manfaat ekosistem peisir yang masih karang taruna, yang dapat menjadi motor
rendah juga menyebabkan kurangnya par- penggerak dalam upaya konservasi.
tisipasi masyarakat dalam pelestarian Adapun kegiatan yang umumnya
ekosistem pesisir. Responden juga me- diha-rapkan masyarakat dalam dua tahun
nyebutkan bahwa sosialisasi terhadap ke depan adalah jenis kegiatan penanaman
program-program pelestarian lingkungan mangrove dan penanaman terumbu
juga masih kurang. karang. Pada Gambar 12 tampak persen-
Bunce et a.l (2000) menyatakan tase responden tentang bentuk pelestarian
bahwa terdapat hubungan antara pe- ekosistem pesisir yang diharapkan dapat
manfaatan sumberdaya dan kondisi sosial dilakukan ke depan.
ekonomi masyarakat. Karena itu, salah Terkait dengan hubungan persepsi
satu upaya untuk meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam peles-
masyarakat lokal dalam pengelolaan tarian ekosistem pesisir, studi yang
sumberdaya alam dan wilayah pesisir dan dilakukan Ayunita dan Hapsari (2012)
laut adalah dengan meningkatkan penge- menunjukkan bahwa ada hubungan yang
tahuan, keterampilan dan kesadaran ma- kuat antara persepsi dan partisipasi ma-
syarakat untuk berbuat sesuatu demi me- syarakat dalam pengelolaan kawasan
lindungi sumberdaya alam. Pengetahuan konservasi. Pada Gambar 12 di atas, dan
dan keterampilan tidak harus berkaitan dengan membandingkannya pada persepsi
langsung dengan upaya-upaya penang- masyarakat tentang permasalahan dan
gulangan masa-lah kerusakan sumberdaya kondisi ekosistem pesisir, tampak bahwa
alam tetapi juga hal-hal yang berkaitan kesadaran masyarakat tentang kerusakan
dengan usaha ekonomi, terutama dalam ekosistem telah memberi kesadaran akan
rangka membekali masya-rakat dengan pentingnya pelestarian lingkungan. Hal
usaha ekonomi alternatif se-hingga tidak ini terlihat dari tingginya pendapat bahwa
merusak lingkungan, antara lain yaitu pe- penanaman mangrove merupakan kegi-
ningkatan pengetahuan dan wawasan atan yang harus segera dilaksanakan
lingkungan, pengembangan ketrampilan (47%). Hal ini dikarenakan ekosistem
masyarakat, pengembangan kualitas diri, mangrove dinilai berada pada kondisi
pening-katan motivasi masyarakat untuk rusak oleh 97% responden.
berperan serta penggalian dan pengem-

102 ©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 1 Mei 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id
Okoseray, et.al. : Pola Pemanfaatan, Persepsi dan Partisipasi p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

yang sama juga berlaku pada masyarakat


pesisir di lokasi studi.
Harapan tentang bentuk
pelestarian KESIMPULAN
1% 0% Berdasarkan penelitian yang telah
20%
dila-kukan, maka dapat disimpulkan
47% bahwa bentuk-bentuk pemanfaatan sum-
32% berdaya pesisir oleh masyarakat Distrik
Manokwari Selatan, khususnya di Kam-
pung Rendani, Kelurahan Sowi IV dan
Penanaman mangrove Penanaman karang Kampung Arfai bervariasi. Umumnya
Penyuluhan konservasi Budidaya KJA masyarakat telah memanfaatkan mang-
rove dan karang sedangkan lamun belum
Gambar 12. Persentasi harapan masya- dimanfaatkan. Terdapat bentuk-bentuk
rakat tentang bentuk pelestarian pesisir pe-manfaatan yang bersifat merusak
kelestarian ekosistem pesisir seperti pene-
Terkait dengan hubungan persepsi bangan mangrove dan penambangan
dan partisipasi masyarakat dalam peles- karang. Masyarakat memiliki kesadaran
tarian ekosistem pesisir, studi yang tentang kerusakan ekosistem pesisir yang
dilakukan Ayunita dan Hapsari (2012) terwakili oleh persepsi mereka dalam
menunjukkan bahwa ada hubungan yang menilai bahwa kondisi lingkungan pesisir
kuat antara persepsi dan partisipasi ma- telah rusak, terutama ekosistem mangrove
syarakat dalam pengelolaan kawasan dan terumbu karang. Permasalahan yang
konservasi. Pada Gambar 12 di atas, dan paling dominan adalah berkurangnya
dengan membandingkannya pada persepsi sumberdaya ikan dan terkontaminasinya
masyarakat tentang permasalahan dan laut oleh sampah. Masyarakat juga meni-
kondisi ekosistem pesisir, tampak bahwa lai bahwa perlu ada upaya pelestarian
kesadaran masyarakat tentang kerusakan sumberdaya alam pesisir dan lautan
ekosistem telah memberi kesadaran akan seperti penanaman mangrove dan pena-
pentingnya peles-tarian lingkungan. Hal naman karang. Upaya pelestarian yang
ini terlihat dari ting-ginya pendapat bahwa pernah dilakukan adalah penanaman
penanaman mangrove merupakan kegi- mangrove. Partisipasi masyarakat pesisir
atan yang harus segera dilaksanakan dalam pelestarian ekosistem pesisir tergo-
(47%). Hal ini dikarenakan ekosistem long rendah dan termasuk dalam par-
mangrove dinilai berada pada kondisi tisipasi yang dimobilisasi. Masyarakat
rusak oleh 97% responden. juga mengakui bahwa kesadaran mereka
Mardijono (2008) memaparkan bah- untuk me-lestarikan lingkungan masih
wa nelayan di pesisir Batam mempunyai rendah. Rendah-nya partisipasi diduga
tingkat persepsi sedang hingga tinggi karena kurangnya kepemimpinan, penge-
terhadap arti pentingnya pengelolaan tahuan dan komunikasi dari pihak-pihak
kawasan konservasi laut. Hal ini karena yang lebih memahami konsep pelestarian.
nelayan menyadari bahwa hasil tangkapan
sangat tergantung kepada kondisi eko-
sistem yang baik. Tingkat partisipasi DAFTAR PUSTAKA
nelayan dalam kegiatan pelestarian terum-
bu karang dan mangrove tergolong se- Ayunita, D. dan T.D. Hapsari. 2012.
dang, sementara partisipasi dalam penga- Analisis Persepsi dan Partisipasi
wasan rendah. Hal ini dikarenakan angga- Masyarakat Pesisir pada Penge-
pan masyarakat bahwa sudah ada petugas lolaan KKLD Ujung Negoro
yang ditunjuk untuk melakukan patroli Kabupaten Batang. SEPA : Vol. 9
penga-wasan. Diduga bahwa kondisi No.1 September 2012 : 117 – 124
ISSN : 1829-9946

©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 1 Mei 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id 103
Okoseray, et.al. : Pola Pemanfaatan, Persepsi dan Partisipasi p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

DKP Manokwari, 2010, Survei Kondisi


Terumbu Karang Pulau Raimuti
dan Telaga Wasti. Dinas Perika-
nan dan Kelautan Kabupaten
Manokwari.
Iriyanto. 2013. Struktur Komunitas gas-
tropoda pada ekosistem mangrove
di Telaga Wasti Sowi IVDistrik
Manokwari Selatan Kab. Ma-
nokwari. Skripsi pada Program
Studi Manajemen Sumberdaya Pe-
rairan Fakultas Peternakan Perika-
nan dan Ilmu Kelautan
Mardijono. 2008. Persepsi dan
Partisipasi Nelayan terhadap
Pengelolaan Kawasan Konser-
vasi Laut Kota Batam. Tesis pada
Program Magister Manajemen
Sumberdaya Pantai. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Maulanawati R., 2013. Deteksi Laju
Perubahan Garis Pantai di Teluk
Doreri Manokwari. Skripsi pada
Program studi Ilmu Kelautan
Fakultas Peternakan Perikanan
dan Ilmu Kelautan
Nikijuluw Viktor P.H. Politik Ekonomi
Perikanan. 2005, Penerbit PT.
Ferry Agung Corporation.
Opur F.F., 2013. Jenis Gastropoda Yang
Berasosiasi Dengan Komunitas
Mangrove, Lamundan Terumbu
Karang di Perairan Pesisir Ren-
dani Manokwari. Skripsi Pada
Program Studi Manajemen Sum-
berdaya Perairan.
Priyono, A. Ilminingtyas, D. Mohson.
Yuliani.S.L. Hakim.L. Tengku
Juni 2010 Beragam Produk Ola-
han Berbahan Dasar Mangrove.
Kerjasama Kesemat, DKP,
Mangrove for the future dan
IUCN.
Supriharyono, 2009, Konservasi Eko-
sistem Sumberdaya Hayati di
Wilayah Pesisir Tropis, Penerbit
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Tuwo. A.H. 2011. Pengelolaan Ekowi-
sata Pesisir dan laut: Pendekatan
Ekologi, Sosial-Ekonomi, Kelem-
bagaan dan Sarana Wilayah.
Penerbit Brilian Internasional.

104 ©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 1 Mei 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id

Anda mungkin juga menyukai