Anda di halaman 1dari 7

90 Analisa Kepadatan dan Identifikasi Aktiivtas Pemanfaatan …

ANALISA KEPADATAN DAN IDENTIFIKASI AKTIVITAS PEMANFAATAN


SUMBERDAYA MOLUSKA DI PERAIRAN PANTAI TANJUNG TIRAM,
DESA POKA

(Density Analyze and Identification of Utilization Activity of Mollusc Resources at


Tanjung Tiram Waters, Poka Village)

Mahriyana Hulopi1*, Sendy W. Mose2 dan Prulley A. Uneputty1

1
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura
2
Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Pattimura
mhulopi75@gmail.com, sendymose96@gmail.com, nonnyune@gmail.com
Corresponding author*

ABSTRAK: Meningkatnya aktivitas pemanfaatan sumberdaya moluska oleh masyarakat,


baik yang berdomisili di sekitar maupun di luar perairan Pantai Tanjung Tiram dapat
berdampak terhadap keberlanjutan sumberdaya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kepadatan moluska serta mengidentifikasi aktivitas pemanfaatan sumberdaya
moluska di perairan Pantai Tanjung Tiram. Penelitian dilakukan pada Oktober-November
2019 di perairan Pantai Tanjung Tiram Desa Poka. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan metode transek linier kuadrat dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan
densitas tertinggi diwakili oleh Nassarius quadrasi untuk kelas gastropoda sedangkan untuk
kelas bivalvia diwakili oleh Marcia sp. Tingginya densitas pada kedua jenis moluska ini
disebabkan oleh kesesuaian habitat yang didukung oleh kualitas perairan. Berdasarkan data
responden, terdapat 20 jenis moluska yang dimanfaatkan baik untuk dikonsumsi, di jual
maupun sebagai bahan baku pembuatan aksesoris melalui aktivitas “bameti”. Aktivitas
pemanfaatan dilakukan oleh kelompok perempuan dan anak-anak. Waktu pengambilan
moluska dilakukan pada saat air surut yang berlangsung 2 kali dalam seminggu dengan
menggunakan alat bantu seperti tempurung kelapa, sendok, serok dan parang.

Kata Kunci: kepadatan, aktivitas pemanfaatan, moluska, “bameti”, perairan Pantai Tanjung
Tiram

ABSTRACT: Increasing the activity of the utilization of mollusc resources by the community,
both domiciled around and outside the waters of Tanjung Tiram Beach can have an impact on
the sustainability of these resources. This study aims to analyze the density of mollusc and
identify the activity of utilization of mollusc resources in the waters of Tanjung Tiram Beach.
The study was conducted in October-November 2019 in the waters of Tanjung Tiram Beach,
Poka Village. Data collection is taken using the quadratic linear transect method and
interviews. The results showed the highest density was represented by Nassarius quadrasi for
the gastropod class while for the bivalvia class it was represented by Marcia sp. The high
density in both types of mollusc is due to habitat suitability supported by the quality of the
waters. Based on respondent data, there are 20 types of mollusc that are used both for
consumption, sale and as raw materials for making accessories through the "bameti" activity.
Utilization activities are carried out by groups of women and children. The time of taking
mollusks is done at low tide which takes place 2 times a week using aids such as coconut shells,
spoons, drain and machetes.
Jurnal TRITON Volume 17, Nomor 2, Oktober 2021, hal. 90 – 96
P-ISSN 1693-6493 E-ISSN 2656-2758 91
DOI: https://doi.org/10.30598/TRITONvol17issue2page90-96

Keywords: density, utilization activity, mollusc, "bameti", waters of Tanjung Tiram Beach

PENDAHULUAN dan laut khususnya pemanfaatan moluska di


sekitar pantai Tanjung Tiram sehingga
Kawasan pesisir dan laut memegang
mengakibatkan terjadinya penurunan populasi
peranan penting bagi kesejahteraan masyarakat
moluska dari waktu ke waktu (Wawo&Uneputty,
(Teja, 2015; Dwwi, 2018). Kawasan pesisir dan
2013). Penurunan sumberdaya moluska juga
laut memiliki nilai strategis berupa potensi
diakibatkan oleh kerusakan habitat. Rusaknya
sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang
habitat moluska diakibatkan oleh banyaknya
dapat dimanfaatkan bagi pemenuhan hidup
sampah yang menutupi substrat, penurunan
masyarakat dan bagi pengembangan eknomi
komunitas mangrove akibat penebangan pohon
nasional (Hartanto, 2011; Marasabessy, dkk.,
mangrove (Candri, dkk., 2020), rusaknya padang
2018). Sebagai wilayah tropik, perairan pesisir
lamun (Istiqlal, dkk., 2013). Selain itu, kerusakan
dan laut Indonesia mempunyai keanekaragaman
pada lingkungan juga dapat diakibatkan oleh cara
hayati yang cukup tinggi seperti hutan mangrove,
pengambilan moluska, lama waktu pengambilan
padang lamun, terumbu karang, ikan, mamalia,
dan penggunaan alat yang tidak ramah
reptilia dan berbagai jenis moluska (Karimah,
lingkungan (Lopuhaa, 2014). Sumberdaya
2017; Muzani, dkk., 2020). Fakta tentang
moluska yang dimanfaatkan harus dapat dikelola
wilayah pesisir dan laut memberikan
dengan tepat dan berkelanjutan sehingga
konsekuensi logis bahwa potensi sumberdaya
ekosistem pesisir dan laut tetap terjaga. Tujuan
pesisir dan laut dapat menjadi tumpuan hidup
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
bagi masyarakat khususnya yang berdomisili di
kepadatan moluska serta mengidentifikasi
sekitar wilayah pesisir.
aktivitas pemanfaatan sumberdaya moluska pada
Moluska, merupakan salah satu
perairan Pantai Tanjung Tiram, Desa Poka.
sumberdaya pesisir yang sejak lama telah
dimanfaatkan oleh masyarakat (Islami, dkk,
2018). Bagian tubuh moluska yang umumnya
METODE PENELITIAN
dimanfaatkan adalah daging sebagai sumber
protein hewani (Supusepa, 2018) dan cangkang Penelitian ini dilakukan pada bulan
digunakan sebagai bahan baku dalam industri Oktober-November 2018 yang berlokasi pada
dan perhiasan (Setiawan, dkk., 2019). perairan Pantai Tanjung Tiram, Desa Poka,
Pesisir Pantai Tanjung Tiram merupakan Kecamatan Teluk Ambon (Gambar 1).
wilayah yang cukup kompleks dengan berbagai Pengambilan data moluska dilakukan pada saat
permasalahan karena berdekatan dengan air surut dengan menggunakan metode transek
pemukiman penduduk dan adanya berbagai linier kuadrat (Loya, 1978). Sampel moluska
aktivitas pemanfaatan (Tupan&Wawo, 2019) yang ditemukan dimasukkan ke kantong plastik
seperti tempat penambatan perahu, pembuangan untuk diidentifikasi dengan berpedoman pada
sampah, dan pengambilan sumberdaya laut buku identifikasi menurut Dance (1974), Dharma
seperti moluska, ikan, teripang dan bulu babi. (1988, 1992), Wilson, et al. (1994), dan Wye
Aktivitas pengambilan sumberdaya pesisir dan (2000). Pengambilan data aktivitas masyarakat
laut yang dilakukan saat air surut di wilayah dengan menggunakan metode wawancara
perairan Maluku dikenal dengan istilah “bameti” dengan masyarakat yang bermukim dan
(Sitaniapessy, 2016: Siahainenia, dkk., 2017). beraktivitas di sekitar perairan Pantai Tanjung
Salah satu sumberdaya yang menjadi target yaitu Tiram.
moluska atau dikenal dengan “bia”. Seiring Teknik penentuan responden dilakukan
dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dengan menggunakan rumus linier time function
akan sumber protein hewani, semakin meningkat (Sari, 1998) dengan jumlah responden ditentukan
pula aktivitas pemanfaatan sumberdaya pesisir berdasarkan waktu efektif yang digunakan untuk
92 Analisa Kepadatan dan Identifikasi Aktiivtas Pemanfaatan …

penelitian. Dalam penelitian ini, waktu yang HASIL DAN PEMBAHASAN


digunakan adalah 7 hari dalam 1 minggu. Waktu Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
yang digunakan untuk wawancara dalam sehari sumberdaya moluska di perairan Pantai Tanjung
diperkirakan 1 jam karena merupakan waktu Tiram Desa Poka (Tabel 1), untuk kelas
yang efektif untuk mengumpulkan data serta gastropoda sebanyak 25 spesies yang terdiri atas
disesuaikan dengan air pasang. 5 Ordo, 12 Famili, dan 14 Genera. Kelas bivalvia
terdiri atas 2 Ordo, 6 Famili, dan 8 Genera
𝑇 − 𝑡0 sebanyak 10 spesies. Spesies moluska yang
𝑛= paling banyak ditemukan berasal dari famili
𝑡1 Nassaridae, namun terdapat pula spesies dengan
Keterangan: jumlah individu terendah. Hal ini disebabkan
n = Jumlah responden (24 responden) oleh beberapa faktor seperti ketidaksesuaian
T = Waktu penelitian 7 hari (1 jam x 60
dengan habitat, serta makanan yang juga
menit x 7 hari = 420)
mempengaruhi komposisi spesies pada tiap
t0 = Periode waktu harian (1 jam x 60 lokasi. Menurut Dewi, dkk, (2019) menyatakan
menit = 60)
bahwa jika pada suatu habitat dihuni oleh spesies
t1 = Waktu pengisian kuisioner (15 menit) dalam jumlah yang sedikit maka kompetisi
Analisa data kepadatan moluska dapat dalam memperebutkan ruang dan nutrisi akan
dihitung dengan menggunakan rumus menurut semakin kecil sehingga spesies akan berkembang
Odum (1994), sedangkan aktivitas masyarakat biak dengan baik dan sebaliknya. Selain itu,
dianalisa secara deskriptif. pemanfaatan berlebih mengakibatkan
berkurangnya spesies-spesies tertentu (Ranti,
𝑖𝑛𝑑 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑜𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 2011).
𝐷𝑒𝑠𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠 ( )=
𝑚2 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian


Jurnal TRITON Volume 17, Nomor 2, Oktober 2021, hal. 90 – 96
P-ISSN 1693-6493 E-ISSN 2656-2758 93
DOI: https://doi.org/10.30598/TRITONvol17issue2page90-96

Tabel 1. Komposisi jenis moluska yang ditemukan pada perairan Pantai Tanjung Tiram

Kelas Order Famili Genus Spesies Jumlah Individu


Cephalaspidea Bullidae Bulla B. ampulla 1
Neogastropoda Pisaniidae Cantharus C. crythrostomus 2
Conidae Conus C. corronatus 1
C. lividus 1
C. sugillatus 1
Muricidae Cronia C. crassulnata 36
Morula M. margariticola 1
Nassaridae Nassarius N. castus 1
N. globosus 18
N. luridus 1
N. quadrasi 166
N. spendidulus 3
Gastropoda N. sufflatus 1
Caenogastropoda Cerithiidae Clypeomorus C. moniliferus 2
Hypsogastropoda Cymatiidae Cymatium C.muricinum 1
Littorinidae Littorina L. irrorata 1
Naticidae Notocochlis N. guatteriana 2
Polinices P. mammila 5
Mesogastropoda Cypraeidae Cypraea C. anullus 36
C. errones 1
C. ovum 6
Neritidae Nerita N. chamaeleon 10
N. signata 3
Strombidae Strombus S. microurceus 15
S. urceus 7
Arcoida Arcidae Anadara A.antiquata 19
Veneroida Veneridae Circe C. scripta 2
Gafrarium G. pectinatum
7
G.tumidum
13
Marcia M. hiantina
6
Bivalvia M. sp.
24
Psammobiidae Hiatula H.chinensis
23
Mactridae Mactra M. gianca
4
Semelidae Smele S. sp
7
Cardiidae Trachycardium T. orbita
16

Densitas tertinggi untuk kelas gastropoda dijumpai pada daerah intertidak dan sublittoral
diwakili spesies Nassarius quadrasi, dengan serta merupakan hewan aktif (Rahmasari, dkk.,
nilai 10.22 ind/m2, sedangkan nilai densitas 2015). Kepadatan sutau spesies di suatu habitat
terendah ditemukan pada 21 spesies gastropoda juga dipengaruhi oleh kualitas perairan.
lainnya dengan kisaran nilai 0.06-0.92 ind/m2. Berdasarkan hasil pengukuran diketahui bahwa
Pada kelas bivalvia, spesies dengan nilai kualitas perairan meliputi suhu, salinitas dan
densitas tertinggi yaitu Marcia sp. sebesar 1.48 kondisi substrat sangat mendukung keberadaan
ind/m2, sedangkan 7 spesies bivalvia lainnya spesies ini di Pantai Tajung Tiram Desa Poka.
memiliki nilai densitas yang cukup rendah, yaitu Berdasarkan hasil penelitian di Perairan
berkisar 0.8-0.98 ind/m2. Semarang (Kharisma, dkk., 2012) diperoleh
Berdasarkan hasil wawancara, tingginya bahwa Genus Anadara dan Genus Marcia
nilai densitas spesies Nassarius quadrasi menunjukkan pola sebaran yang mengelompok.
dikarenakan spesies ini merupakan salah satu Hal ini ditunjang oleh sifat moluska yang
spesies yang tidak dimanfaatkan oleh para pelaku hidupnya bergerombol, seragam dan menempel
pemanfaat sumberdaya moluska. Selain itu, pada habitat sepanjang waktu. Kelas Bivalvia
Kelas Gastropoda Famili Nassaridae sering dengan jumlah individu terbanyak yaitu jenis
94 Analisa Kepadatan dan Identifikasi Aktiivtas Pemanfaatan …

Marcia sp. Hal ini disebabkan substrat Pantai menggunakan beberapa alat tersebut
Tanjung Tiram yang memiliki ekosistem mempengaruhi keberadaan moluska dan
mangrove serta lamun cenderung berpasir dan ekosistem lamun sebagai habitatnya. Sebaliknya,
berlumpur, terdapat juga kerikil (Tupan&Wawo, pengambilan sumberdaya moluska dengan cara
2019). Substrat ini sesuai dengan kelas Bivalvia memungut satu per satu tidak akan memberikan
Famili Veneridae. Penelitian Sitompul (2020) dampak yang terlalu berpengaruh negatif, seperti
juga membuktikan bahwa beberapa spesies yang pernyataan Hartono, dkk. (2005) bahwa semakin
termasuk dalam Famili Veneridae dapat hidup tinggi intensitas pelaku pemanfaatan dengan cara
pada daerah intertidak dan sublittoral hingga memungut, maka akan mengurangi ancaman
kedalaman 30 meter, sehingga kegiatan “bameti” terhadap keberlanjutan sumberdaya moluska dan
yang dilakukan oleh masyarakat tidak ekosistem lamun.
menjangkau area tersebut. Sedangkan spesies-
spesies dengan densitas yang rendah dapat
disebabkan karena adanya pungut lebih,
ketidakcocokan dengan habitat juga pemangsaan
yang turut menyebabkan terjadinya penurunan
populasi moluska dan menjadi salah satu
ancaman. Tindakan pungut lebih artinya
pemanfaatan sumberdaya moluska telah berada
dalam kondisi over exploitation. Berdasarkan
hasil penelitian Sairlela (2008), tingkat
pemanfaatan terhadap sumberdaya moluska di
Desa Waiheru Teluk Ambon Dalam mencapai
30.720 ind/tahun, sedangkan yang diijinkan yaitu
hanya 2.837,45 ind/tahun.
Berdasarkan hasil penelitian teridentifikasi
aktivitas pemanfaatan terhadap sumberdaya
moluska di perairan Pantai Tanjung Tiram yaitu
Gambar 2. Aktivitas ”bameti” di Tanjung Tiram
aktivitas “bameti” (Gambar 2). Aktivitas
“bameti” telah dilakukan sejak lama dan
merupakan tradisi masyarakat yang hidup di Berdasarkan hasil wawancara terhadap
pesisir Maluku. Pelaku pemanfaat sumberdaya responden mengenai waktu dalam kegiatan
moluska pada perairan Tanjung Tiram bukan saja pemanfaatan sumberdaya moluska, didapati
masyarakat yang bermukim pada daerah pesisir bahwa waktu yang digunakan untuk melakukan
tersebut, tetapi ada juga yang berasal dari luar kegiatan "bameti" tidak menentu. Hal ini
(Wayame, Wailela dan Kampung Keranjang). disebabkan aktivitas tersebut bergantung pada
Berdasarkan hasil penelitian (Wawo&Uneputty, surutnya air laut. Aktivitas pemanfaatan moluska
2013) diperoleh bhawa aktivitas “bameti” ini juga umumnya dilakukan 2 kali dalam
dijumpai di wilayah pesisir Desa Poka dan Desa seminggu pada saat air surut. Tujuan Masyarakat
Waiheru. Aktivitas "bameti" ini melibatkan yang ingin memanfaatkan sumberdaya moluska
perempuan dan anak-anak. Umumnya hanya sebagai konsumsi yang dilakukan pada
masyarakat memanfaatkan sumberdaya tersebut waktu tertentu, akan lebih jarang melakukan
untuk konsumsi, terlebih bila harga ikan atau aktivitas "bameti", (umumnya dilakukan hanya
makanan lainnya di pasar sedang melonjak, serta satu kali dalam 1-2 bulan).
ada juga yang dijual untuk memenuhi kebutuhan Spesies-spesies moluska di Pantai Tanjung
hidup. Tiram Desa Poka yang dimanfaatkan untuk
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh konsumsi adalah Polinices mammilla, Littorina
bahwa jenis alat yang digunakan saat “bameti” irrorata, Circe scripta, Hiatula chinensis,
antara lain tempurung kelapa, sendok, serok dan Trachycardium orbita, Marcia sp., Anadara
parang. Dampak pengabilan moluska antiquata, Gafrarium pectinatum, Gafrarium
Jurnal TRITON Volume 17, Nomor 2, Oktober 2021, hal. 90 – 96
P-ISSN 1693-6493 E-ISSN 2656-2758 95
DOI: https://doi.org/10.30598/TRITONvol17issue2page90-96

tumidium, Mactra gianta, Smele sp. dan Marcia Dharma, B. 1992. Siput dan Kerang Indonesia II.
hiantina. Sedangkan untuk jenis yang Sarana Graha. Jakarta.
dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan Hartanto, B. Pengelolaan Ekosistem di Wilayah
aksesoris adalah Nerita chamaleon, Conus Pesisir dan Laut Secara Terpadu. BAHARI
Jogja XI(19): 22-46.
lividus, Cypraea anullus, Strombus microureus,
Hartono, T. T., T. Kodira, M. A. Iqbal dan Sonny, K.
Nassarius sufflatus, Conus corronatus, Bulla 2005. Pengembangan Teknik Rapid Appraisal
ampulla, Cypraea ovum dan Cymatium for Fisheries (RAPFISH) untuk Penentuan
muricinum. Indikator Kinerja Perikanan Tangkap
Berkelanjutan di Indonesia. Buletin Ekonomi
Perikanan. 6(1): .65-76.
KESIMPULAN DAN SARAN Islami, M.M., I. Y. Ikhsani, T. Indrabudi, I. A.H.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat Pelupessy. 2018. Komposisi Jenis,
disimpulkan, pertama densitas tertinggi untuk Keanekaragaman, dan Pemanfaatan Moluska
kelas gastropoda diwakili spesies Nassarius di Pesisir Pulau Saparua, Maluku Tengah.
quadrasi, sedangkan untuk kelas Bivalvia Widyariset 4(2): 173-188.
Istiqlal, B.A., D. S. Yusuf, N.M. Suartini. 2013.
diwakili oleh Marcia sp. Kedua, aktivitas
Distribusi Horizontal Moluska di Kawasan
pemanfaatan sumberdaya moluska yang Padang Lamun Pantai Merta Segara Sanur,
dilakukan oleh masyarakat yaitu "bameti" yang Denpasar. Jurnal Biologi XVII(1): 10-14.
dilakukan saat air surut, umumnya dilakukan 2 Karimah. 2017. Peran Ekosistem hutan Mangrove
kali dalam seminggu. Jenis alat yang digunakan Sebagai Habitat Untuk Organisme Laut. Jurnal
saat “bameti” antara lain tempurung kelapa, Biologi Tropis 17(2): 51-58.
sendok, serok dan parang. Adapun saran yang Kharisma, D., Chrisna A.S, Ria A.T.N. 2012. Kajian
dapat diberikan yaitu perlu direkomendasikan Ekologis Bivalvia di Perairan Semarang
suatu arahan pengelolaan guna keberlanjutan Bagian Timur Pada Bulan Maret-April 2012.
sumberdaya moluska dan habitanya. Journal of Marine Research 1(2): 216-225.
Lopuhaa, S. 2014. Studi Sumberdaya Gastropoda
Pada Tipe Substrat Berbeda di Desa Suli,
Kabupaten Maluku Tengah. Skripsi. Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpatti. Ambon.
Candri, D.A., L.H. Sani, H. Ahyadi, B. Farista. 2020. Loya. Y. 1978. Plotless and Transect Methods. In:
Struktur Komunitas Moluska di Kawasan Monographs on Oceanic Methodology. Coral
Mangrove Alami dan Rehabilitasi Pesisir Reefs: Research Method. DR. Stoddart, P. R
Selatan Pulau Lombok. Jurnal Biologi Tropis dan RE. Johannes. UNESCO Press, 5 197-218.
20(1): 139-147. DOI: Marasabessy, I., A. Fahrudin, Z. Imran, S.B. Agus.
10.29303/jbt.v20i1.1385. 2018. Strategi Pengelolaan Berkelanjutan
Dance, S, P. 1974. The Collector’s Encyclopedia of Pesisir dan Laut Pulau Nusa Manu dan Pulau
Shells. New Jersey. Cartwell Books Inc : 203 Nusa Leun di Kabupaten Maluku Tengah.
pp. Journal of Regional and Rural Development
Dewi, A.A. 2018. Model Pengelolaan Wilayah Panning 2(1): 1-22.
Pesisir Berbasis Masyarakat: Community DOI:http://dx.doi.org/10.29244/jp2wd.2018.2.
Based Management. Jurnal Penelitian Hukum 1.1-22.
De Jure 18(2): 163-182. Muzani, A.R. Jayanti, M.W. Wardana, N.D. Sari, Y.
http://dx.doi.org/10.30641/dejure.2018.V18.1 L. Ginting. 2020. Manfaat Padang Lamun
63-182. Sebagai Penyeimbang Ekosistem Laut di Pulau
Dewi, A.NM., Jelantik, S.IB, Budi A.P. 2019. Studi Pramuka, Kepulauan Seribu. Jurnal Geografi
Tentang Keanekaragaman dan Kemelimpahan XVIII(1): 1-14.
Mollusca Bentik Serta Faktor-Faktor Ekologis Odum, E. P. 1994. Dasar-Dasar Ekologi Edisi
yang Mempengaruhinya di Pantai Mengening, Ketiga. Universitas Gajah Mada Press.
Kabupaten Badung, Bali. Jurnal Pendidikan Yogyakarta.
Biologi Undiksha 6(3): 146-156. Rahmasari, T., T. Purnomo, R. Ambarwati. 2015.
Dharma, B. 1988. Siput dan Kerang Indonesia I. Keanekaragaman dan Kelimpahan Gastropoda
Sarana Graha. Jakarta. di Pantai Selatan Kabupaten Pamekasan,
96 Analisa Kepadatan dan Identifikasi Aktiivtas Pemanfaatan …

Madura. Biosaintifika 7(1): 8-14. DOI: Sitompul, M.K. 2020. Identifikasi Keanekaragaman
10.15294/biosaintifika.v7i1.3535. Jenis-Jenis Kerang (Bivalvia) Daerah Pasang
Ranti. A. 2011. Struktur Komunitas Gastropoda pada Surut di Perairan Desa Teluk Bakau. Jurnal
Ekosistem Lamun di Gugus Pulau Pari, Manajemen Riset dan Teknologi (Jurnal
Kepulauan Seribu. Skripsi. Universitas Maritim) 2(1): 42-51.
Indonesia. Depok. Supusepa, J. 2018. Inventaris Jenis dan Potensi
Sairlela, I. 2008. Status dan Potensi Sumberdaya Gastropoda di Negeri Suli dan Negeri Tial.
Moluska Pada Ekosistem Mangrove di TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya
Perairan Desa Waiheru. Skripsi. Fakultas Perairan 14(1): 28-34.
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teja. M. 2015. Pembangunan untuk Kesejahteraan
Pattimura. Ambon. 53 hal. Masyarakat di Kawasan Pesisir. Aspirasi 6(1):
Sari, Endang S. 1999. Audience Research. Ghalia 63-76.
Indonesia. Jakarta. Tupan, Ch. I. & M. Wawo. 2019. Produksi Lamun
Setiawan, R., Sudarmadji, B.P. Mulyadi, R.H. Thalassia hemprichii di Perairan Pantai
Hamdani. 2019. Preferensi Habitat Spesies Tanjung Tiram, Poka, Teluk Ambon Dalam.
Kerang Laut (Moluska: Bivalvia) di Ekosistem Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan
Intertidal Tanjung Bilik Taman Nasional Perikanan VI. Universitas Hasanudin,
Baluran. Natural Science: Journal of Science Makassar. 53-61 hal. ISBN 978-602-71759-6-
and Technology 8(3): 165-170. 9.
Siahainenia, L., S.F. Tuhumury, Pr. A. Uneputty, Wawo, M. & Uneputty, Pr, A. 2013. Aktivitas
N.Chr. Tuhumury. 2017. Bentuk dan Pola Pemanfaatan Sumberdaya Moluska di Perairan
Pemanfaatan Ekosistem Laguna Negeri Teluk Ambon. TRITON: Jurnal Manajemen
Ihamahu, Maluku Tengah. TRITON: Jurnal Sumberdaya Perairan 9(2): 120-126.
Manajemen Sumberdaya Perairan 13(2): 99- Wilson, B, R., Wilson, C., dan Baker, P. 1994.
104. Australian Marine Shells, Prosobranch
Sitaniapessy, J. 2016. Pola Pemanfaatan dan Strategi Gastropods Part Two (Neogastropods).
Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Pulau Odyssey Publishing. Australia.
Nusalaut Kabupaten Maluku Tengah. The Wye, K. R. 2000. The Encyclopedia of Shells. Quarto
Journal of Fisheries Development 3(1): 17-24. Publishing Company. London.

Anda mungkin juga menyukai