Anda di halaman 1dari 6

Menjelaskan Hubungan Wilayah Pesisir Dan Sistem Sumber Daya Pesisir Efek Ekologi

Dan Pemanfaatan Ganda Di Wilayah Pesisir Dan Lauut Model Pemanfaatan Pesisir Dan
Laut Serta Interaksinya Dan Aktifitas Utama Di Wilayah Pesisir Dan Laut

OLEH :

1. VIVI SATIA YANTI ENGKO (I1A117012)


2. ANASTASIA MANANNA’ RUMAMBO (I1A120004)
3. FADLY AHMAD (I1A120007)
4. HASNY (I1A120008)
5. LA JAMULI (I1A120009)
6. MARNI (I1A120011)
7. AHMAD NUR AMIN (I1A120016)
8. ASMA MAHENDRA (I1A120017)
9. FEBRIYANI PALUNGAN (I1A120023)
10. WA ODE RAMADAN (I1A120042)

JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
A. Hubungan Wilayah Pesisir Dan Sistem Sumber Daya Pesisir

Pengaruh aktivitas Kegiatan Manusia Pemukiman disekitar pesisir menghasilkan


polapola penggunaan lahan dan air yang khas, yang berkembang sejalan dengan tekanan
dan tingkat pemanfaatan, sesuai dengan keaadaan lingkungan wilayah pesisir tertentu.
Usaha-usaha budidaya ikan, penangkapan ikan, pembuatan garam, eksploitasi hutan
rawa, pembuatan perahu , perdagangan dan industri, merupakan dasar bagi tata ekonomi
masyarakat pedesaan wilayah pesisir. Tekanan penduduk yang besar sering
mengakibatkan rusaknya lingkungan, pencemaran perairan oleh sisa-sisa rumah tangga,
meluasnya proses erosi, kesehatan masyarakat yang memburuk dan terganggunya
ketertiban dan keamanan umum. Oleh karena itu perlu diperoleh pengertian dasar tentang
proses perubahan yang terjadi di wilayah pesisir. Dengan demikian pemanfaatan
sumberdaya yang terkandung di dalamnya dapat dikelola dengan baik. Perlu dihayati pula
bahwa sekali habitat atau suatu ekosistem rusak maka sukar untuk diperbaiki.

B. Efek Ekologi dan Pemanfaatan Ganda Di Wilayah Pesisir Dan Laut

Dirnensi Ekologis Lingkungan Pesisir 1 Secara prinsip ekosistem pesisir


mempunyai 4 fungsi pokok bagi kehidupan manusia, yaitu: sebagai penyedia sumberdaya
alam, penerima limbah, penyedia jasa jasa pendukung kehidupan, dan penyedia jasa-j asa
keny amanan. Sebagai suatu ekosistem, perairan pesi sir rnenyediakan sumberdaya alam
yang produktif baik yang dapat dikonsumsi langsung maupun tidak Iangsung, seperti
sumberdaya alm hayati yang dapat pulih (di, antaranya sumberdaya perikanan, temmbu
karang dan mmput laut), dan sumberdaya alam ir-haya6 yang tidak dapat pulih (di
antaranya sumberdaya mineral, minyak bumi dan gas alam). Sebagai penyedia
sumberdaya alam yang produktif, gemanfaatan sumberdaya perirm pesisir yang dapat
pulih hams dilakukan dengan tepat agar tidak melebihi kemampumnya untuk memulihkm
diri pada periode waktu tertentu. Demikian pula diperlukan kehermatan pemanfaatan
sumberdaya perairan pesisir yang tidak dapat pulih, sehingga efeknya tidak memsak
lingkungm sekitmya. Disamping sumberdaya darn yang produktif, ekosistem pesisir
mempakan penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan, seperti air bersih dm ruang yang
diperlukan bagi berkiprahnya segenap kegiatan manusia. Sebagai penyedia jasa-jasa
kenyamanan, ekosistem pesisir merupakm lokasi yang indah dan menyejukkan untuk
dijadikan tempat rekreasi atau pariwisata. Ekosistern pesisir juga rnempakan ternpat
penampung limbah y ang dihasllkm dari kegiatan manusia. Sebagai tempat penampung
limbah, ekosistem ini memiliki kemampuan terbatas yang sangat tergantung pada volume
dan Jenis limbah yang masuk. Apabila limbah tersebut melmpaui kemampuan asimilasi
perairan pesisir, maka kemsakan ekosistem dalarn bentuk pencemaran akan terjadi.

C. Model Pemanfaatan Pesisir Dan Laut Serta Interaksinya

Pengambilan manfaat sumberdaya perairan khususnya laut terbagi atas


pemanfaatan ekstraktif dan non ekstraktif. Pengambilan manfaat dengan cara mengambil
sumberdaya dikenal dengan istilah pemanfaatan ekstraktif, sedangkan pengambilan
manfaat non-ekstraktif tidak dilakukan dengan mengambil sumberdaya, tetapi
memanfaatkan nilai-nilai dan fungsi yang diberikan oleh sumberdaya tersebut, (CTC,
2016).
Pemanfaatan Eksklusif

Pemanfaatan ekstraktif terhadap sumberdaya laut antara lain penambangan


minyak, gas dan mineral, pengambilan batu karang pengambilan pasir dan sebagainya.
Pemanfaatan dengan mengambil sumberdaya yang umum kita kenal di antaranya
penangkapan ikan, udang, kerang, kepiting, lobster, teripang dan segala biota perairan,
termasuk penebangan pohon mangrove. Selain itu budidaya perairan seperti budidaya
ikan, budidaya mutiara, budidaya rumput laut dan jenis budidaya laut lainnya. Hal yang
paling mudah dikenali dari kegiatan pemanfaatan ekstraktif adalah jika kegiatan
pemanfaatan tersebut mengambil sumberdaya laut maka hal tersebut adalah kegiatan
ekstraktif, terlepas dari apakah sumber asal (benih) atau terdapat bagian proses dari
sumberdaya yang diambil tersebut berasal dari daratan.
Pemanfaatan ekstraktif terhadap sumberdaya laut antara lain penambangan
minyak, gas dan mineral, pengambilan batu karang pengambilan pasir dan sebagainya.
Pemanfaatan dengan mengambil sumberdaya yang umum kita kenal di antaranya
penangkapan ikan, udang, kerang, kepiting, lobster, teripang dan segala biota perairan,
termasuk penebangan pohon mangrove. Selain itu budidaya perairan seperti budidaya
ikan, budidaya mutiara, budidaya rumput laut dan jenis budidaya laut lainnya. Hal yang
paling mudah dikenali dari kegiatan pemanfaatan ekstraktif adalah jika kegiatan
pemanfaatan tersebut mengambil sumberdaya laut maka hal tersebut adalah kegiatan
ekstraktif, terlepas dari apakah sumber asal (benih) atau terdapat bagian proses dari
sumberdaya yang diambil tersebut berasal dari daratan.

 Panambangan minyak, gas, dan mineral


Pemanfaatan sumberdaya laut berupa pertambangan migas adalah kegiatan yang
menggunakan teknologi maju. Potensi sumberdaya migas dan mineral di laut memiliki
peluang dan tantangan. Jurnal Maritim (2015) dalam Puryono (2016), menyebutkan
bahwa Komite Eksplorasi Migas Nasional memperkirakan cadangan potensial migas
di Indonesia masih sekitar 222 miliar barel. Hal tersebut adalah peluang besar untuk
pembangunan bangsa tetapi sekaligus menjadi tantangan karena keterbatasan
teknologi untuk melakukan pengeboran gas di laut dalam, ditambah lagi perbedaan
geografis dan kedalaman laut terutama di wilayah timur Indonesia.
 Pengambilan batu karang
Masyarakat pesisir sejak dahulu sudah dekat dengan keberadaan karang di laut. Bagi
masyarakat pesisir, batu karang merupakan bahan bangunan yang ekonomis untuk
membangun rumah, jembatan dan sebagainya. Selain untuk bangunan, kapur batu
karang di sebagian masyarakat pesisir digunakan sebagai cat pemutih pada dinding
rumah dan bangunan lainnya, seperti yang terjadi di beberapa daerah di Maluku dan
Papua. Di sebagian daerah batu karang diambil kapurnya untuk dikonsumsi
(sebagian masyarakat Papua senang mengkonsumsi sirih dan pinang yang dibumbui
kapur yang sebagian berasal dari karang laut). Pengambilan batu karang terus
berlangsung sampai saat ini di berbagai daerah pesisir, dan terus meningkat
berjalannya bertambahnya alasan pengambilannya. Belakangan ini sebagian nelayan
mengambil batu karang dengan tujuan mengambil ikan hias yang terdapat di dalam
sela-sela karang tersebut. Bahkan awal tahun 2017 terjadi penyelundupan karang di
Lombok dalam jumlah ribuan kantong terumbu karang dalam berbagai jenis dengan
nilai jual tinggi (Mataramnews, 2017).

 Penangkapan ikan
Penangkapan ikan merupakan aktivitas yang paling umum ditemui di pesisir dan
laut. Nelayan menggunakan berbagai alat untuk menangkap ikan. Berbagai jenis
ikan ditangkap oleh nelayan untuk tujuan konsumsi dan dijual. Alat-alat tangkap
dioperasikan oleh nelayan dalam berbagai jenis dan ukuran. Tombak adalah alat
tangkap ikan yang paling tua dan sudah digunakan sejak zaman berburu. Pancing
merupakan teknologi yang sudah cukup maju, sedangkan jaring adalah teknologi
yang lebih maju lagi. Pada era modern, teknologi penangkapan ikan semakin
berkembang pesat, ditandai dengan munculnya berbagai modivikasi alat tangkap
ikan, semisal jaring dikembangkan menjadi pukat, pancing dikembangkan menjadi
rawai dan longline. Seiring dengan perkembangan alat tangkap, armada penangkapan
juga semakin meningkat dalam kapasitasnya. Abad 21 penangkapan ikan memasuki
kondisi memprihatinkan, dimana terjadi penangkapan berlebihan (overfishing) di
mana-mana. Overfishing tersebut disebabkan oleh upaya penangkapan ikan yang
berlebihan baik dalam jumlah alat, jumlah armada penangkapan, maupun jenis-jenis
alat tangkap ikan yang dioperasikan.
 Pengambilan mangrove
Mangrove yang banyak tumbuh di pesisir pantai merupakan sumber utama kayu
bakar bagi masyarakat nelayan, sebelum bahan bakar minyak mudah diakses. Bahkan
di beberapa tempat saat ini mangrove masih ditebangi untuk berbagai kebutuhan
selain sebagai kayu bakar. Sebagian pembudidaya rumput laut mengambil mangrove
untuk dijadikan pancang budidaya rumput laut. Mangrove juga sering diambil untuk
pembuatan jembatan, tiang rumah dan sebagainya. Selain batang pohon mangrove,
buah mangrove juga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pangan
seperti jus mangrove, manisan mangrove, daun mangrove jenis tertentu juga
dimanfaatkan untuk obat-obatan.

Pemanfaatan Non-Ekstraktif

Pemanfaatan sumberdaya yang ada di laut tidak selalu dengan cara mengambil
sumberdaya yang dibutuhkan tersebut. Terdapat berbagai jenis pemanfaatan sumberdaya
dengan cara mengambil manfaat dari nilai-nilai dan fungsi yang diberikan sumberdaya
tanpa mengambil sumberdaya tersebut. Pemanfaatan jenis itu dikenal dengan
pemanfaatan non-ekstraktif. Berikut beberapa contoh jenis-jenis pemanfaatan non-
ekstraktif.

 Pariwisata
Pemanfaatan sumberdaya laut dalam bentuk kegiatan pariwisata mengambil
manfaat dan fungsi dari nilai-nilai keindahan yang terdapat pada lingkungan laut.
Keindahan alam laut dapat diperoleh melalui kegiatan wisata pantai, panorama
pantai, selancar, game fishing, dan selam. Pariwisata laut atau bahari juga meliputi
kegiatan berjemur dan berenang di tepi pantai, serta fotografi bawah laut atau taman
laut. Kegiatan wisata tidak hanya dinikmati oleh wisatawan dari mancanegara tetapi
juga oleh masyarakat sekitar objek wisata bahari. Kegiatan wisata memberikan
pengalaman menyenangkan bagi pengunjung sehingga berpengaruh terhadap
kesegaran pikiran para pengunjung setelah sekian waktu penat dengan rutinitas
pekerjaan masing-masing

 Pendidikan non ekstraktif


Manfaat berupa ilmu pengetahuan juga bisa diperoleh dari laut melalui kegiatan
pendidikan tanpa mengambil sumberdaya yang ada. Kapal Kalabia yang
beroperasi di Raja Ampat merupakan salah satu contoh aktivitas pendidikan non-
ektraktif di atas laut. Kapal tersebut berlayar berkeliling perairan Raja Ampat
sambil melangsungkan aktivitas belajar bagi anak usia sekolah di atas Kalabia.
Selain itu, proses pendidikan banyak berlangsung di perairan dalam rangka
mengetahui berbagai aspek tentang laut dan berbagai interaksi antar spesies dan
antar ekosistem dalam laut. Edukasi bahari juga mulai dikembangkan di berbagai
daerah di tanah air, dimana berlangsung aktivitas belajar sambil rekreasi di pesisir
sambil mengunjungi spot-spot wisata bahari yang memberikan layanan
pengetahuan kebaharian.

D. Aktifitas Utama Di Wilayah Pesisir Dan Laut

Keberadaan populasi manusia yang banyak di dekat laut sangat erat kaitannya dengan berbagai
jenis pemanfaatan sumberdaya yang terdapat di laut itu sendiri. Berbagai komunitas kehidupan
yang terdapat di laut, atau yang dikenal dengan ekosistem, memberikan manfaat yang beragam
bagi manusia. Manfaat yang diperoleh tersebut berkembang dari waktu ke waktu seiring
berkembangnya pengetahuan manusia dan kemampuannya memanfaatkan potensi yang ada.

Pemanfaatan sumberdaya laut baik di pesisir, di permukaan air, di kolong maupun di bawah laut
sudah berlangsung sejak dahulu kala, bahkan ketika ummat manusia belum mengenal peradaban
maju seperti saat ini. Laut dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi berbagai jenis
kebutuhannya. Laut menjadi sumber pangan bagi manusia dan sekaligus menjadi penghubung
antara satu daratan dengan daratan lainnya. Hal inilah yang mungkin menyebabkan kawasan
yang paling dominan disenangi oleh manusia untuk bermukim pada awalnya juga adalah pinggir
laut. Tidak heran jika kota-kota besar di dunia bahkan di Nusantara pada umumnya berada di
pinggir laut. Kondisi ini menyebabkan jumlah populasi manusia terbanyak juga cenderung
berada di pemukiman dekat laut.

Manfaat yang diperoleh manusia dari laut di antaranya manfaat dari segi pangan. Laut
memberikan ikan dalam berbagai jenis dan ukuran yang dapat ditangkap oleh manusia sesuai
dengan alat yang dipergunakannya. Selain ikan, laut juga menyediakan udang, kepiting, kerang-
kerangan, dan berbagai spesies yang bisa dikonsumsi. Laut juga menyediakan bahan pangan dari
tumbuhan laut yakni rumput laut, alga dan anggur laut. Bahan pangan tersebut ada yang bisa
langsung dikonsumsi oleh manusia, ada pula yang dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahan.

Anda mungkin juga menyukai