Anda di halaman 1dari 13

KEANEKARAGAMAN GASTROPODA PADA LAMUN (Seagrass)

DI PERAIRAN PANTAI NIRWANA KOTA PADANG


PROVINSI SUMATERA BARAT

OLEH

MUKHLISA DIENI ARIFAH

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
Keanekaragaman Gastropoda pada Lamun (Seagrass) di Perairan Pantai
Nirwana Kota Padang Provinsi Sumatera Barat

Mukhlisa Dieni Arifah1), Adriman2), Nur El Fajri2)


1)
Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University
2)
Lecture of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University
Email: Dhiniarivah24@gmail.com

ABSTRAK

Pantai Nirwana merupakan salah satu lokasi wisata yang berada di


Provinsi Sumatera Barat. Adanya pemasukan limbah organik dari berbagai
kegiatan antropogenik yang secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi kualitas perairan dan berdampak buruk terhadap ekosistem lamun
dan organisme yang berasosiasi dengan ekosistem lamun, termasuk gastropoda.
Untuk memahami keanekaragaman gastropoda di ekosistem lamun serta kualitas
perairan, penelitian dilaksanakan pada bulan September 2016. Terdapat 3 stasiun
dan masing-masing stasiun terdapat 3 transek garis. Masing-masing transek garis
terdapat 5 kuadran (1 x 1 m2). Sampel gastropoda diambil didalam kuadran secara
manual. Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat 16 spesies gastropoda,
diantaranya : Cerithium asper, C. litteratum, C. lutosum, Clithon sp.,
Clypeomorus bifasciata, Columbella sp., Conus sp., Cypraea sp., Morula
margariticola, Nassarius sp., Natica sp., Nerita histrio, N. squamulata, Polinices
tumidus, Strombus sp. dan Turbo sp. Nilai Indeks Keanekaragaman (H’) berkisar
2,193-2,370 dan Indeks Dominansi (C) 0,2485-0,3147. Kualitas perairan yang
diperoleh : suhu berkisar 30-310C; kedalaman 0,24-0,54 m; pH 8; salinitas 33,30/00
dan DO 4,20-6,35 mg/L. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
keanekaragaman gastropoda dan kualitas perairan di Pantai Nirwana tergolong
baik dan masih sesuai untuk kehidupan gastropoda.

Kata Kunci: Ekosistem Lamun, Gastropoda, Keanekaragaman, Pantai Nirwana


Diversity of Gastropod in the Seagrass Ecosystem on the Coastal Area of
Nirwana Beach, Padang, Sumatera Barat Province

Mukhlisa Dieni Arifah1), Adriman2), Nur El Fajri2)


1)
Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University
2)
Lecture of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University
Email: Dhiniarivah24@gmail.com

ABSTRACT

Nirwana beach is one of tourist destinations in the Sumatera Barat


Province. The input of pollutant originated from anthropogenic activities,
however, reducing the water quality and as a consequence negatively affects the
seagrass ecosystem as well as the associated organisms, including gastropods. To
understand the diversity of gastropod in the seagrass ecosystem and the water
quality, a research was conducted on September 2016. There were 3 stations and
in each stations there were 3 lines. In each line, 5 quadrants (1 x 1 m 2) were
placed. Gastropods present inside the quadrant were sampled manually. Results
shown that there were 16 gastropods species present, they were Cerithium asper,
C. litteratum, C. lutosum, Clithon sp., Clypeomorus bifasciata, Columbella sp.,
Conus sp., Cypraea sp., Morula margariticola, Nassarius sp., Natica sp., Nerita
histrio, N. squamulata, Polinices tumidus, Strombus sp. and Turbo sp. The value
of diversity index (H’) was 2.193-2.370 and the dominance index (C) was 0.2485-
0.3147. The water quality parameters are as follows : temperature was 30-31 0C;
depth was 0.24-0.54 m; pH was 8; salinity was 33.3 0/00 and DO was 4.20-6.35
mg/L. Data obtained indicate that the diversity and the water quality in the
Nirwana Beach is good and able to support the life of gastropods.

Keywords: Diversity, Gastropods, Nirwana Beach, Seagrass Ecosystem

PENDAHULUAN

Pantai Nirwana terletak di 23’ 345”–1000 22’ 952” BT dengan


Kecamatan Lubuk Begalung Kota luas area sebaran ± 12 ha dimana
Padang dengan panjang garis pantai ± penyebarannya terdapat pada daerah
3 km. Umumnya daerah ini intertidal yaitu di kawasan mangrove,
merupakan pantai yang dikelola pemukiman dan pariwisata.
menjadi lokasi wisata dan pelabuhan Berdasarkan penelitian yang telah
kapal nelayan tradisional. Purnama dilakukan oleh Agustina (2015),
(2011) menyatakan bahwa di perairan ditemukan satu jenis lamun yaitu
Pantai Nirwana ditemukan hamparan Thalassia hemprichii dengan
lamun yang tersebar pada koordinat kerapatan rata-rata tertinggi terdapat
10 01’ 009”–10 01’ 841” LS dan 1000 pada kawasan mangrove yaitu sebesar
193,98 tegakan/m2 dan terendah maupun tidak langsung juga akan
terdapat pada kawasan pemukiman berpengaruh terhadap gastropoda
penduduk yaitu sebesar 99,99 yang berasosiasi pada ekosistem
tegakan/m2. Thalassia hemprichii lamun. Menurut Purnama (2011)
merupakan salah satu jenis lamun keberadaan biota yang berasosiasi
yang tumbuh di daerah tropis dan pada ekosistem lamun dapat
mempunyai penyebaran yang cukup memberikan penilaian terhadap
luas. Alie dalam Agustina (2015) kesehatan ekosistem tersebut. Untuk
menambahkan bahwa di Indonesia T. itu perlu dilakukan penelitian tentang
hemprichii merupakan lamun yang “Keanekaragaman Gastropoda pada
paling melimpah dan sering lamun (Seagrass) di perairan Pantai
mendominasi dalam komunitas Nirwana Kota Padang Provinsi
campuran, juga sering dominan pada Sumatera Barat.
substrat pasir hingga pecahan kasar.
Gastropoda (keong) adalah salah TUJUAN DAN MANFAAT
satu kelas dari moluska yang
diketahui berasosiasi dengan baik Tujuan dari penelitian ini yaitu
terhadap ekosistem lamun. Hubungan untuk mengetahui kondisi gastropoda
gastropoda dengan padang lamun pada lamun seperti keanekaragaman,
adalah gastropoda merupakan dominansi, jenis dan kelimpahan
komponen yang penting dalam rantai serta kondisi kualitas air di Perairan
makanan di padang lamun, dimana Pantai Nirwana Kota Padang Provinsi
gastropoda merupakan hewan dasar Sumatera Barat. Sedangkan manfaat
yang memakan detritus (detritus dari hasil penelitian ini adalah untuk
feeder) dan serasah dari daun lamun memberi informasi tentang
yang jatuh serta dapat mensirkulasi keanekaragaman gastropoda pada
zat-zat yang tersuspensi di dalam air ekosistem padang lamun agar dapat
guna mendapatkan makanan. Selain digunakan sebagai acuan dalam
sebagai salah satu komponen yang pemanfaatan dan pengelolaan
penting dalam rantai makanan, ekosistem perairan yang
beberapa jenis gastropoda juga berkelanjutan.
merupakan keong yang bernilai
ekonomis tinggi karena cangkangnya METODOLOGI PENELITIAN
diambil sebagai bahan untuk
Penelitian ini dilaksanakan pada
perhiasan dan cenderamata seperti
bulan September 2016 di perairan
beberapa jenis keong dari suku
Pantai Nirwana Kota Padang Provinsi
Strombidae, Cypraeidae, Olividae,
Sumatera Barat. Analisis kualitas air
Conidae, Trochidae dan Tonnidae
dilakukan secara langsung di lokasi
(Saripantung et al., 2013).
penelitian. Sedangkan pengamatan
Banyaknya kegiatan di pesisir
dan identifikasi gastropoda maupun
termasuk di Pantai Nirwana Kota
substrat dasar dilakukan di
Padang Provinsi Sumatera Barat
Laboratorium Ekologi dan
seperti penangkapan ikan, pariwisata,
Manajemen Lingkungan Perairan
pelabuhan perikanan tradisional dan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
limbah domestik yang berasal dari
Universitas Riau.
pemukiman penduduk diduga
Dalam penelitian ini ditetapkan
menyebabkan terjadinya degradasi
tiga stasiun pengamatan dengan
luasan padang lamun secara langsung
kondisi dan aktivitas yang berbeda. yaitu 5 m di sepanjang lintasan
Adapun kriteria sebagai berikut: transek.
3. Tiap kuadran 1 x 1 m dibagi
Stasiun I : Kawasan padang lamun menjadi 25 kotak kecil berukuran
yang juga merupakan 20 x 20 cm.
kawasan mangrove. 4. Jenis gastropoda dihitung
berdasarkan presentase
Stasiun II : Kawasan padang lamun
coveragenya (menutupi kuadran)
yang merupakan daerah
dan ditabulasikan.
wisata dan digunakan
5. Untuk teknik sebaran dilakukan
sebagai tempat
dengan metode gabungan antara
pemandian.
transek garis dan kuadran.
Stasiun III : Kawasan padang lamun Kuadran diletakkan pada titik nol
yang merupakan daerah (0) yaitu pada pertama kali
pemukiman penduduk. gastropoda dan lamun ditemukan,
Terdapat berbagai lalu dihitung jumlah spesies dan
aktifitas manusia seperti presentasenya dalam setiap
perikanan tangkap dan kuadran. Kuadran ini
pelabuhan perikanan dipindahkan secara berurutan
tradisional. dari satu perhitungan meter ke
meter yang lain sampai batas
Teknik pengambilan sampel akhir gastropoda ditemukan.
gastropoda dilakukan pada saat air Perhitungan gastropoda
laut surut sebanyak tiga kali di setiap dikelompokkan menggunakan
stasiun dengan interval waktu antar perhitungan individu dan
pengambilan sampel selama satu persentase coverage. Hasilnya
minggu. Teknik pengambilan sampel ditabulasikan untuk dianalisis.
gastropoda dilakukan dengan 6. Sampel gastropoda diambil
menggunakan Teknik Transek Garis dengan cara mengambil semua
(Line Transect). Teknik ini digunakan individu gastropoda yang ada di
untuk melihat komunitas gastropoda. substrat dasar, akar dan batang
Prosedur pengambilan sampel lamun Thalassia hemprichii yang
gastropoda mengacu pada English et berada dalam luasan
al., (1994), yaitu sebagai berikut : pengambilan sampel dengan cara
memungut dengan menggunakan
1. Tali transek direntangkan dari tangan (hand collecting).
garis pantai menuju ke arah laut, 7. Gastropoda yang telah didapat
panjang transek tergantung pada kemudian dimasukkan ke dalam
luasan padang lamun. Pada setiap kantong plastik yang telah diberi
stasiun terdiri dari 3 ulangan kertas label. Setelah itu sampel
transek (lintasan transek), jarak diawetkan menggunakan
antara transek satu dengan yang formalin dengan konsentrasi 4 %.
lainnya yaitu 50-100 meter 8. Setelah itu sampel yang telah
(dikondisikan dengan lokasi dimasukkan ke dalam kantong
penelitian). plastik disimpan ke dalam ice
2. Kemudian petakan kuadran 1 x 1 box/cool box dan dianalisis di
m diletakkan dengan jarak antara Laboratorium Ekologi dan
petakan satu dengan yang lainnya
Manajemen Lingkungan Perhitungan indeks
Perairan. keanekaragaman jenis gastropoda
9. Selanjutnya gastropoda digunakan indeks keanekaragaman
diidentifikasi untuk mengetahui jenis menurut Shannon-Wiener dalam
jenis dan klasifikasi dengan Sipahutar (2016) yaitu:
merujuk pada buku Einsberg s
(1981), Arnold dan Birtkles H '   p i log 2 p i dimana pi = (ni/N)
(1989) dan Abbott (1974). i 1

Identifikasi dilakukan di Keterangan:


Laboratorium Ekologi dan
H’ = Indeks Keanekaragaman Jenis
Manajemen Lingkungan Perairan
Pi = Proporsi individu dari jenis ke-i
dengan cara mencocokkan terhadap jumlah individu semua
sampel gastropoda yang didapat jenis (pi = ni/N)
dengan gambar yang tertera pada ni = Banyaknya individu/jenis (taxa)
buku identifikasi tersebut. Untuk N = Jumlah total individu semua spesies
analisis jenis lamun dengan cara Log2 = 3,321928
mengacu pada data dari hasil
penelitian terdahulu di lokasi Untuk melihat dominansi jenis
yang sama (Agustina, 2015). gastropoda pada suatu ekosistem dan
untuk mengetahui apakah ada suatu
Kelimpahan memberikan jenis yang mendominansi pada tiap
gambaran tentang jumlah individu plot dapat ditentukan dengan Indeks
dalam luas plot. Perhitungan Dominansi Simpson dalam Sipahutar
kelimpahan gastropoda menggunakan (2016) sebagai berikut :
rumus :
s
C   ( pi ) 2 dimana pi = (ni/N)
N= x 10.000 i 1

Keterangan:
Keterangan :
C = Indeks dominansi jenis
N = Kelimpahan gastropoda (ind/m2) ni = Jumlah individu pada setiap spesies
P = Jumlah total individu ke-i
Luas Plot Keterpadatan (cm) = 500 cm2 N = Jumlah total individu ke-i
pi = ni/N

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang yang tersebar di setiap stasiun. Jenis-


telah dilakukan pada ekosistem jenis gastropoda yang ditemukan di
padang lamun di Perairan Pantai Pantai Nirwana Kota Padang dapat
Nirwana Kota Padang ditemukan dilihat pada Tabel 1.
gastropoda sebanyak 16 jenis/spesies
Tabel 1. Klasifikasi Jenis Gastropoda yang ditemukan di Pantai Nirwana
Kelas Famili Genus Spesies
Gastropoda Cerithiidae Cerithium Cerithium asper
C. litteratum
C. lutosum
Clypeomorus Clypeomorus bifasciata
Columbellidae Columbella Columbella sp.
Conidae Conus Conus sp.
Cypraeidae Cypraea Cypraea sp.
Nassariidae Nassarius Nassarius sp.
Naticidae Natica Natica sp.
Polinices Polinices tumidus
Neritidae Clithon Clithon sp.
Nerita Nerita histrio
N. squamalata
Strombidae Strombus Strombus sp.
Thaididae Morula Morula margariticola
Turbinidae Turbo Turbo sp.
Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 1 bahwa jenis Gastropoda epifauna yang ditemukan


gastropoda yang ditemukan selama sebagian ada yang menempel di akar
penelitian paling banyak adalah atau di daun dan sebagian lain ada
termasuk ke dalam famili Cerithiidae yang di permukaan atau di pecahan
(4 jenis), Neritidae (3 jenis), dan karang. Gastropoda yang termasuk
Naticidae (2 jenis). Jenis dari famili kedalam infauna hanya ada satu jenis
Cerithiidae (Cerithium asper., C. yaitu Strombus sp.
litteratum, C. lutosum dan Nilai rata-rata kelimpahan
Clypeomorus bifasciata), Neritidae gastropoda yang terdapat di Pantai
(Clithon sp., Nerita histrio dan N. Nirwana paling tinggi berada di
squamulata), Naticidae (Natica sp. stasiun I (3.640 ind/m2) dengan
dan Polinices tumidus). jumlah jenis sebanyak 13, sedangkan
Habitat gastropoda terbagi dua kelimpahan yang terendah berada
yaitu epifauna dan infauna. Epifauna pada stasiun III (580 ind/m2) dengan
adalah organisme akuatik yang hidup jumlah jenis sebanyak 6. Untuk lebih
diatas permukaan sedimen atau tanah jelas dapat dilihat pada Gambar 1.
sedangkan infauna adalah organisme 4,096
akuatik yang hidupnya didalam 1,024
sedimen. Gastropoda yang termasuk 256
kedalam epifauna adalah jenis 64 Kelimpahan
Cerithium asper, C. litteratum, C. 16 (ind/m²)
lutosum, Clithon sp., Clypeomorus 4 Jumlah
bifasciata, Columbella sp., Conus 1 Jenis
I II III
sp., Cypraea sp., Morula Stasiun
margariticola, Natica sp., Nassarius Gambar 1. Kelimpahan Gastropoda pada
sp., Nerita histrio, N. Squamulata, Masing-Masing Stasiun
Polinices tumidus dan Turbo sp. Penelitian
Berdasarkan Gambar 1 proses fotosintesis pada lamun dan
menunjukkan bahwa tingginya juga akan mempengaruhi kelimpahan
kelimpahan pada stasiun I (3.640 gastropoda.
ind/m2), diduga perairannya masih Selain itu kerapatan lamun yang
relatif alami dan merupakan kawasan rendah pada stasiun III (99,99
mangrove yang mana memberikan tegakan/m2) juga menyebabkan
sumbangan bahan organik ke kelimpahan gastropoda menjadi
perairan serta tidak adanya aktifitas rendah. Hal ini dikarenakan
yang mempengaruhi. kerapatan lamun yang sedikit kurang
Selain itu kelimpahan memberikan perlindungan bagi
gastropoda yang tinggi juga epifauna karena tidak memiliki daun
dikarenakan kerapatan lamun pada yang rimbun untuk menenangkan
stasiun I lebih tinggi (193,98 perairan dari arus dan gelombang
tegakan/m2) dibandingkan dengan yang besar. Hal ini sesuai dengan
stasiun lainnya. Menurut Hutomo pendapat Prakoso et al., (2015) yang
dalam Mentungun (2011) bahwa menyatakan bahwa kerapatan lamun
kerapatan padang lamun yang tinggi yang rendah mengakibatkan
dapat memberikan perlindungan gastropoda tidak terlindung dari
yang memungkinkan organisme predator dan tidak memberikan
khususnya gastropoda untuk ketersedian makanan yang cukup.
mendapatkan tempat yang aman, Nilai rata-rata indeks
selain itu juga mampu memberikan keanekaragaman jenis (H’)
ketersediaan berbagai sumber gastropoda (Tabel 2).
makanan dan stabilitas lingkungan
yang relatif baik dalam bentuk Tabel 2. Rata-rata Nilai Indeks
Keanekaragaman (H’)
perlindungan terhadap pemangsa.
dan Dominansi (C) Jenis
Vegetasi yang lebat tersebut dapat Gastropoda di Pantai
menenangkan getaran air yang Nirwana Kota Padang
ditimbulkan oleh arus dan
gelombang menyebabkan perairan Indeks Indeks
sekitar menjadi lebih tenang Stasiun Keanekaragaman Dominansi
sehingga partikel-partikel mineral (H’) (C)
maupun organik yang tersisa di I 2,254 0,3147
perairan dengan mudah mengendap II 2,370 0,2808
di daerah padang lamun, menjadikan III 2,193 0,2485
padang lamun merupakan
lingkungan yang sangat baik untuk Dari nilai tersebut dapat
kehidupan gastropoda. disimpulkan bahwa keanekaragaman
Rendahnya kelimpahan gastropoda pada semua stasiun
gastropoda pada stasiun III (580 adalah sedang, artinya
ind/m2) diduga karena adanya keanekaragaman gastropodanya
berbagai aktivitas masyarakat, seperti sedang dengan sebaran individu
penangkapan ikan, pembuangan sedang. Hal ini dikarenakan jenis
limbah rumah tangga dan yang dijumpai pada setiap stasiun
penambatan kapal-kapal yang padat semuanya hampir tersebar merata
dimana akan berdampak polusi yang setiap jenisnya sehingga nilai indeks
disebabkan oleh tumpahan minyak keanekaragaman jenisnya sedang.
sehingga menyebabkan terhambatnya Menurut Shannon-Wiener dalam
Sipahutar (2016) menyatakan bahwa kemudian berpengaruh pada
nilai indeks keanekaragaman (H’) 1 ekosistem didalamnya (padang
≤ H’ ≤ 3 atau berkisar 1-3 artinya lamun dan gastropoda). Deviana
keanekaragaman sedang dengan (2015) menambahkan bahwa
sebaran individu sedang dan kerapatan daun lamun dan struktur
kestabilan komunitas sedang. penutupan lamun juga berpengaruh
Tingginya nilai indeks terhadap keseimbangan penyebaran
keanekaragaman pada stasiun II makrozoobenthos, termasuk
(2,370) dikarenakan jumlah atau gastropoda.
jenis individu yang ditemukan Nilai rata-rata indeks dominansi
banyak, kelimpahannya tinggi, tidak gastropoda (C) pada semua stasiun
ada salah satu jenis yang relatif tidak berbeda jauh yaitu
mendominasi dan kerapatan lamun stasiun I dengan nilai (0,3147);
tinggi. Selain itu kandungan bahan stasiun II (0,2808); dan stasiun III
organik di stasiun ini lebih tinggi (0,2485). Dari nilai tersebut dapat
daripada stasiun lain. Hal ini diduga disimpulkan bahwa tidak ada jenis
karena adanya penyumbang bahan gastropoda yang mendominasi di
organik seperti sisa-sisa makanan, Perairan Pantai Nirwana, karena
sampah-sampah organik dan menurut Simpson dalam Sipahutar
buangan limbah dari tempat (2016) bahwa apabila nilai indeks
pemandian. Hal ini sesuai dengan dominansi jenis mendekati nilai 0
pendapat Irawan (2008) yang (<0,5) maka tidak ada jenis yang
menyatakan bahwa tinggi rendahnya mendominasi dan apabila nilai
nilai keanekaragaman jenis dapat indeks dominansi jenis mendekati
disebabkan oleh beberapa hal, seperti nilai 1 (0,5-1) maka ada jenis yang
jumlah atau jenis individu, mendominasi. Saripantung (2013)
dominansi jenis tertentu, substrat menambahkan bahwa ada atau
perairan, kandungan bahan organik tidaknya dominansi apabila adanya
serta lamun atau karang yang dapat suatu kondisi lingkungan yang
berfungsi sebagai tempat berlindung menguntungkan berupa ketersediaan
dan mencari makan. Sedangkan makanan yang banyak serta kondisi
rendahnya keanekaragaman pada fisik yang baik dalam mendukung
stasiun III (2,193) disebabkan oleh pertumbuhan spesies tertentu. Selain
jumlah atau jenis individu yang itu dominasi juga dapat terjadi
ditemukan sedikit, kelimpahan karena adanya perbedaan daya
rendah dan kerapatan lamun juga adaptasi tiap jenis terhadap
rendah. Selain itu adanya berbagai lingkungan.
aktivitas seperti pemukiman Pengukuran parameter fisika-
penduduk, perikanan tangkap dan kimia dilakukan untuk mengetahui
penambatan kapal-kapal diduga kondisi kualitas perairan. Hasil
menyebabkan keanekaragaman pengukuran parameter kualitas air,
gastropoda menjadi rendah. Hal ini seperti: Suhu berkisar 30-31 0C;
sesuai dengan pendapat Nurjanah Kedalaman berkisar 0,24-0,54 m;
(2013) yang menyatakan bahwa Substrat (pasir dengan bahan organik
tingginya aktivitas manusia dalam berkisar 10,39-13,59 %); pH 8;
memanfaatkan wilayah perairan Salinitas berkisar 33,3 0/00 dan
dapat mengakibatkan penurunan Oksigen terlarut berkisar 4,20-6,35
kualitas lingkungan perairan yang mg/L. Pengukuran parameter fisika-
kimia dilakukan saat perairan di Perairan Pantai Nirwana Kota
mengalami surut. Untuk melihat Padang dapat dilihat pada Tabel 3.
lebih jelas hasil pengukuran kualitas
Tabel 3. Parameter Kualitas Air yang diukur Selama Penelitian
No Parameter Satuan Stasiun Kepmen
LH no. 51
I II III Thn. 2004
Fisika
0
1. Suhu C 31 30,6 30 (Alami)
2. Kedalaman m 0,24 0,31 0,54 -
3. Substrat (%)
-F. Sedimen Pasir Pasir Pasir
-B.Organik total % 13,44 13,59 10,39
Kimia
4. pH - 8 8 8 7-8,5
5. Oksigen Terlarut mg/L 6,35 5,71 4,20 > 5 mg/L
0
6. Salinitas /00 33,3 33,3 33,3 33-34
Sumber : Data Primer

Hasil pengamatan menunjukkan akan memudahkan menyaring


suhu pada ketiga lokasi pengamatan makanan yang diperlukan
relatif tidak berbeda jauh yakni dibandingkan dengan tipe substrat
berkisar 30-310C, rentang suhu pada berlumpur.
lokasi penelitian tersebut dapat Nilai bahan organik tidak
mendukung kehidupan gastropoda berbeda jauh tiap stasiun dimana
dimana menurut Wijayanti dalam yang paling tinggi terdapat pada
Budiman (2015) bahwa suhu yang stasiun II (13,59 %) dan yang
baik untuk pertumbuhan hewan terendah ada di stasiun III (10,39 %).
makrobenthos berkisar antara 25- Pada stasiun II nilai kandungan
31°C. Berdasarkan kondisi tersebut, bahan organik tinggi diduga karena
kondisi suhu masih layak untuk letak stasiun II merupakan kawasan
kehidupan gastropoda karena masih pariwisata dimana banyak dijumpai
sesuai pada kisaran optimal yang sampah organik seperti sisa-sisa nasi,
ditentukan. buah-buahan dan sampah lainnya
Jenis substrat yang diperoleh serta pecahan karang dan cangkang
didominasi oleh pasir. Substrat pada yang sudah mati sehingga mendapat
stasiun penelitian merupakan substrat banyak pasokan bahan organik yang
yang baik untuk gastropoda. Hal ini terbawa oleh arus. Selain itu
sesuai dengan pendapat Sianu (2014) tingginya bahan organik pada lokasi
yang menyatakan bahwa organisme ini juga bisa disebabkan oleh serasah
hewan makrobentos khususnya lamun yang jatuh ke dasar perairan
gastropoda umumnya dijumpai pada dalam kurun waktu yang cukup lama,
pantai berpasir karena tipe substrat kemudian didekomposisikan lebih
berpasir akan memudahkan lanjut oleh mikroorganisme dan
gastropoda untuk mendapatkan menghasilkan nutrien untuk
suplai nutrisi dalam air yang perkembangbiakan lamun. Dengan
diperlukan untuk kelangsungan adanya aktifitas ini yang
hidupnya. Tipe substrat berpasir juga menghasilkan bahan organik, maka
gastropoda memanfaatkan untuk Salinitas yang diperoleh pada
mendapat makanan. Hal ini sesuai setiap stasiun di pantai Nirwana Kota
dengan pendapat Istiqlal (2012) yang Padang memiliki kadar yang sama
menyatakan bahwa kompleksitas yaitu 33,3 0/00. Hal ini disebabkan
ekosistem padang lamun serta sampling dilakukan pada saat kondisi
melimpahnya makanan berupa cuaca cerah dan panas serta ketika
endapan materi organik dari lamun surut terjadi sehingga hasil salinitas
yang telah membusuk yang berasal yang didapat tinggi. Hal ini didukung
dari patahan-patahan daun tumbuhan. oleh pendapat Sari (2006) yang
Nilai pH di perairan Pantai menyatakan bahwa nilai salinitas
Nirwana Kota Padang normal. Hal paling tinggi dijumpai ketika surut
ini sesuai dengan pendapat Hasniar terendah terjadi, dimana hal ini
et al., (2011) yang menyatakan dipengaruhi oleh adanya penguapan
bahwa sebagian besar gastropoda yang menyebabkan berkurangnya
dapat hidup pada perairan dengan pH volume air dan meningkatkan
berkisar 5-9. Jika dibandingkan salinitas perairan. Menurut
dengan baku mutu menurut Mentungun et al., (2011), bahwa
KEPMEN-LH nomor 51 tahun 2004, kisaran salinitas bagi kehidupan
nilai pH di perairan Pantai Nirwana makrozoobentos adalah berkisar 25 –
Kota Padang telah sesuai standar 40 ‰. Jika dibandingkan dengan
baku mutu yaitu berkisar 7-8,5. baku mutu menurut KEPMEN-LH
Hasil pengukuran oksigen nomor 51 tahun 2004 sudah sesuai
terlarut relatif pada stasiun III (4,20 standar baku mutu yaitu berkisar 33-
mg/L) dibawah baku mutu menurut 34 o/oo.
KEPMEN-LH nomor 51 tahun 2004
(> 5 mg/L). Hal ini diduga karena KESIMPULAN DAN SARAN
adanya masukan limbah rumah
Berdasarkan hasil penelitian
tangga, sisa pembuangan minyak
yang diperoleh 16 spesies gastropoda
dari kapal-kapal yang bersandar di
yaitu Cerithium asper, C.litteratum,
tepi pantai sekitar stasiun III,
C. lutosum, Clithon sp., Clypeomorus
kerapatan lamun yang rendah (99,99
bifasciata, Columbella sp., Conus
tegakan/m2) akan menyebabkan
sp., Cypraea sp., Morula
proses fotosintesis rendah maka
margariticola, Nassarius sp., Natica
oksigen yang dihasilkan menjadi
sp., Nerita histrio, N. squamulata,
rendah, serta proses difusi dari udara.
Polinices tumidus, Strombus sp. dan
Walaupun pengukuran oksigen
Turbo sp.
terlarut pada stasiun III rendah, tetapi
Keanekaragaman gastropoda
kondisi ini masih layak untuk
pada lamun di Perairan Pantai
kehidupan gastropoda. Hal ini
Nirwana Kota Padang tergolong
didukung pendapat menurut
stabil dengan nilai keanekaragaman
Romimohtarto dan Juwana dalam
gastropoda sedang dan sebaran
Sari (2006) menyatakan bahwa
individu sedang dimana tidak ada
perairan laut yang mengandung
jenis yang dominan disetiap stasiun.
kadar oksigen sebesar 6 mg/L sangat
Parameter kualitas air yang diukur
baik bagi organisme laut, seperti
selama penelitian masih sesuai
moluska. Sedangkan kadar minimum
dengan KEPMEN LH Nomor 51
yang masih dapat ditolerir adalah
Tahun 2004 dimana ditinjau dari
sebesar 4 mg/L.
beberapa paremeter (seperti : pH,
oksigen terlarut dan salinitas) Matematika dan Ilmu
merupakan perairan yang masih Pengetahuan Alam. Universitas
sesuai untuk kehidupan biota laut Hasanuddin. Makassar (Tidak
terutaman gastropoda. Diterbitkan).
DAFTAR PUSTAKA Einsberg, J. M. 1981. A Collector’s
Guide to Seashells of The
Abbott, R. T. 1974. American World. Bloomsbury Books.
Seashells : The Marine Mollusca London.
of The Atlantic and Pacific
Coast of North America. Van English, S., C. Wilkinson and V.
Nostrand Reinhold Company. Baker. 1994. Survey Manual for
New York. Tropical Marine Resources.
Published on Behalf of the
Agustina, A. 2015. Kerapatan dan ASEAN-Australian Marine
Biomassa Lamun Thalassia Science. Townsvile : 367 pp.
hemprichii di Pantai Nirwana
Kota Padang Provinsi Sumatera Hasniar, M. Litaay dan D.
Barat. Skripsi. Jurusan Ilmu Priosambodo. 2013.
Kelautan. Fakultas Perikanan Biodiversitas Gastropoda di
dan Ilmu Kelautan. Universitas Padang Lamun Perairan
Riau. Pekanbaru (Tidak Mara’bombang Kabupaten
Diterbitkan). Pinrang Provinsi Sulawesi
Selatan. Torani (Jurnal Ilmu
Arnold, P. W and R. A. Britkles. Kelautan dan Perikanan). ISSN:
1989. Soft-Sediment Marine 0853-4489. 23 (3) : 127 – 136.
Invertebrata of Southeast Asia
and Australia : A Guide To Hitalessy, R. B., A. S. Leksono dan
Identification. Australian E. Y. Herawati. 2015. Struktur
Institute of Marine Science. Komunitas dan Asosiasi
Townsville. Gastropoda dengan Tumbuhan
Lamun di Perairan Pesisir
Budiman, R, R. 2015. Struktur Lamongan Jawa Timur. J-
Komunitas Gastropoda di PAL.ISSN : 2087-3522. 6 (1) :
Ekosistem Lamun Perairan Desa 64-73.
Busung Kabupaten Bintan.
Jurnal Penelitian. Jurusan Ilmu Irawan, I. 2008. Struktur Komunitas
Kelautan. FIKP UMRAH. Moluska (Gastropoda dan
Tanjungpinang (Tidak Bivalva) serta Distribusinya di
Diterbitkan). Pulau Burung dan Pulau Tikus,
Gugusan Pulau Pari, Kepulauan
Deviana., M. Litaay dan D. Seribu. Skripsi. Departemen
Priosambodo. 2015. Biologi. Fakultas Matematika
Biodiversitas Gastropoda di dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Padang Lamun Perairan Institut Pertanian Bogor. Bogor
Balangdatu Pulau Tanakeke (Tidak Diterbitkan).
Kabupaten Takalar Sulawesi
Selatan. Jurnal Bioslogos. Istiqlal, B. A. 2012. Distribusi
Jurusan Biologi Fakultas Horizontal Moluska di Kawasan
Padang Lamun Pantai Merta Universitas Andalas. Padang
Segara Sanur Denpasar. Jurnal (Tidak Diterbitkan).
Biologi. Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Udayana. Bali. ISSN Sari, R, W. 2006. Kondisi Populasi
: 1410 5292. XVII (1) : 10 - 4. Mata Kebo (Turbo brunneus) di
Kawasan Pantai Carocok
Mentungun, J., Juliana dan M.Y. Kecamatan IV Jurai Kabupaten
Beruatjaan. 2011. Kelimpahan Pesisir Selatan Provinsi
Gastropoda pada Habitat Lamun Sumatera Barat dan Upaya
di Perairan Teluk Un Maluku Pengelolaannya. Skripsi. Jurusan
Tenggara. Prosiding Seminar Manajemen Sumberdaya
Nasional : Pengembangan Perairan. Fakultas Perikanan dan
Pulau-Pulau Kecil 2011. ISBN : Ilmu Kelautan. Universitas Riau.
978-602-98439-2-7. Hal : 225- Universitas Riau. Pekanbaru
231. (Tidak Diterbitkan).

Nurjanah. 2013. Keanekaragaman Saripantung, G. L., J. F. W. S.


Gastropoda di Padang Lamun Tamanampo dan G. Manu. 2013.
Perairan Kelurahan Senggarang Struktur Komunitas Gastropoda
Kota Tanjungpinang Provinsi di Hamparan Lamun Daerah
Kepulauan Riau. Jurnal Intertidal Kelurahan Tongkeina
Penelitian. Jurusan Ilmu Kota Manado. Jurnal Ilmiah
Kelautan. Fakultas Ilmu Platax. ISSN: 2302-3589. 1 (3) :
Kelautan dan Perikanan. 103.
Universitas Maritim Raja Ali
Haji. Tanjungpinang (Tidak Sianu, N. E. 2014. Keanekaragaman
Diterbitkan). dan Asosiasi Gastropoda dengan
Ekosistem Lamun di Perairan
Prakoso, K., Supriharyono dan Teluk Tomini Sekitar Desa
Ruswahyuni. 2015. Kelimpahan Tabulo Selatan Kecamatan
Epifauna di Substrat Dasar dan Mananggu Provinsi Gorontalo.
Daun Lamun dengan Kerapatan Artikel. Jurusan Manajemen
yang Berbeda di Pulau Sumberdaya Perairan. Fakultas
Pahawang Provinsi Lampung. Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Program Studi Manajemen Universitas Negeri Gorontalo
Sumberdaya Perairan. Fakultas (Tidak Diterbitkan).
Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Diponegoro Journal of Maquares Sipahutar, A. 2016. Komunitas
Management of Aquatic Bivalva Pada Ekosistem Padang
Resources. 4 (3) : 117-122. Lamun Perairan Pantai Trikora
Desa Malang Rapat Kecamatan
Purnama, A. A. 2011. Pemetaan dan Gunung Kijang Kabupaten
Kajian Beberapa Aspek Ekologi Bintan Provinsi Kepulauan Riau.
Komunitas Lamun di Perairan Skripsi. Jurusan Manajemen
Pantai Karang Tirta Padang. Sumberdaya Perairan. Fakultas
Jurnal Penelitian. Program Studi Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Biologi. Program Pascasarjana Universitas Riau. Pekanbaru
(Tidak Diterbitkan).

Anda mungkin juga menyukai