ABSTRAK
Echinodermata merupakan hewan laut yang memiliki kulit berduri atau berbintil, terdapat lima kelas Yaitu
Holothuroidae, Asteroidea, ophiuroidea, Echinoidea dan crinoidea. Biota Echinodermata ini umum dan banyak
dijumpai didaerah pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan pola sebaran
Echinodermata pada perairan pulau karimunjawa. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode
deskriptif kualitatif. Variabel penilaian adalah kelimpahan Echinodermata, pola sebaran Echinodermata dan
parameter lingkungan (temperature,pH,salinitas, kedalaman, DO, kecerahan dan arus). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kelimpahan Echiodermata di Pulau Karimunjawa terdapat 3 kelas yaitu Holothuroidae,
Asteroidea, dan Echinoidea dengan jumlah 14 spesies yaitu Diadema setosum, Diadema antilarum, Echinotrix
sp, Laganum depressum, Laganum laganum, Laganum central, Laganum fusiyama, Holothuria atra,
Holothuria fuscocinera, Sticopus vascus Pearsonothuria graffei, Achaster sp, Protoreaster nodosus, Linckia
laevigata. Jumlah kelimpahan relatif tertinggi adalah Diadema setosum (67,82%), dan kelimpahan relatif
terendah adalah Sticopus vascus (1,50%). Indeks keanekaragaman Echiodermata di Pulau Karimunjawa
termasuk dalam katagori tinggi pada satsiun A dan stasiun B adalah (H) > 1,6, dan dalam kategori sedang pada
stasiun C (H) 1,0272. Indeks keseragamaan Echiodermata di Pulau Karimunjawa termasuk dalam katagori
tinggi adalah (e) > 0,6. Pola sebaran Echiodermata yang ditemukan diperairan Pulau Karimunjawa adalah pola
sebaran seragam (uniform) pada kelas Echinodea, dan pola sebaran mengelompok (clumped) pada
Holothuridea dan kelas Asteroidea.
ABSTRACT
Echinoderms are marine animals that have skin prickly, there are five classes Holothuroidae Namely,
Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea and crinoidea. Echinodermata is common and found many coastal areas.
This study aims to determine the abundance and distribution patterns in the waters of the island karimunjawa
Echinodermata. The method used in this research is descriptive qualitative method. Echinodermata variables
are the abundance, distribution patterns Echinodermata and environmental parameters (temperature, pH,
salinity, depth, DO, brightness and current). The results showed that the abundance Echiodermata on the island
of Karimun there are three classes, namely Holothuroidae, Asteroidea, and Echinoidea with details of 14
species that Diadema setosum, Diadema antilarum, Echinotrix sp, Laganum depressum, Laganum Laganum,
Laganum central, Laganum fusiyama, Holothuria atra, Holothuria fuscocinera , Sticopus vascus
Pearsonothuria graffei, Achaster sp, Protoreaster nodosus, Linckia laevigata. The highest number of relative
abundance is Diadema setosum (67.82%), and lowest relative abundance is Sticopus vascus (1.50%).
Echiodermata diversity index on the island of Karimun included in the category of high satsiun A and station B
is (H ')> 1.6, and in the medium category at station C (H') 1.0272. Echiodermata uniformity index on the island
of Karimunjawa included in the high category is (e)> 0.6. Echiodermata distribution patterns are found in
waters island of Karimunjawa is a uniform distribution pattern (uniform) on Echinodea class, and clumped
distribution patterns (clumped) on Holothuridea and class Asteroidea.
1
DIPONEGORO JOURNAL OF MAQUARES
MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares
1. PENDAHULUAN
Taman Nasional Karimunjawa adalah salah satu kawasan konservasi laut di Kabupaten Jepara, Propinsi
Jawa Tengah. Kawasan di perairan Karimunjawa ini mempunyai habitat yang masih terjaga kelestarianya.
Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 161/Menhut/1988, Kepulauan Karimunjawa ditunjuk sebagai Taman
Nasional, dengan luas wilayahnya sekitar 111.625 Ha, terdiri dari luas daratan 7.033 Ha dan luas perairan
104.592 Ha (www.dephut.go.id). Kepulauan Karimunjawa terletak di sebelah Timur Laut kota Semarang
tepatnya pada posisi 50 40 - 50 57 LS dan 1100 4 1100 40 BT. Kepulauan Karimunjawa termasuk dalam
wilayah administrasi Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, terdiri dari tiga Desa yaitu Desa
Karimunjawa, Kemujan dan Parang. Taman Nasional Karimunjawa dikelola dengan sistem zonasi yang dapat
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan
rekreasi. Lingkungan di Karimunjawa terbagi atas lima tipe ekosistem yaitu hutan hujan tropis dataran rendah,
hutan pantai, hutan mangrove, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang. perairan Taman Nasional
Karimunjawa mempunyai gugusan pulau sebanyak 22 buah. Dari 22 pulau tersebut terdapat empat pulau
berpenghuni yaitu P. Karimunjawa, P. Kemujan, P. Parang dan P. Nyamuk. ( BTNKJ,2004 ).
Pulau Karimunjawa merupakan salah satu gugusan pulau yang ada di Taman Nasional karimunjawa.
Pulau yang mempunyai penduduk paling banyak diantara pulau lain mempunyai keindahan alam yang sangat
indah sehingga sering dijadikan tepat untuk berwisata. Pulau Karimunjawa memiliki sumberdaya alam yang
melimpah. Banyak dijumpai berbagai jenis ikan, kerang-kerangan, Echinodermata, udang dan biota lainnya.
Melimpahnya keanekaragaman dari biota laut dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk ditangkap karena
mempunyai nilai ekonomis tinggi. Beberapa jenis biota yang ditangkap meliputi ikan, udang, teripang, cumi-
cumi dan kerang-kerangan. Selain dimanfaatkan untuk penangkapan daerah perairan Pulau Karimunjawa juga
dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut, dan budidaya ikan.
Echinodermata pada umumnya banyak dijumpai didaerah perairan pantai. Di Indonesia terdapat banyak
berbagai jenis Echinodermata dari kelima kelas tersebut (Nonjti, 2005). Echinodermata dapat hidup menempati
berbagai macam habitat seperti zona rataan terumbu, daerah pertumbuhan algae, padang lamun, koloni karang
hidup dan Ekosistem terumbu karang merupakan habitat dari berbagai jenis biota laut. Salah satunya dari
kelompok Echinodermata yang cukup menonjol (Clark, 1976; Birkeland, 1989) dalam ( Yusron, 2010).
Wilayah peraiaran Pulau Karimunjawa merupakan perairan yang memiliki ekosistem dominan Terumbu
karang beserta asosiasinya (Syarani dan suryanto, 2006). Ekosistem terumbu karang beserta asosiasinya
mempunyai fungsi ekologis yang sangat penting, salah satunya adalah menyediakan sumber makanan dan
habitat bagi berbagai biota laut termasuk Echinodermata (Sulardiono, 2012). Echinodermata juga memiliki
fungsi ekologis sebagai penyeimbang ekosistem di terumbu karang, selain itu beberapa Echinodermata juga
mempunyai nilai ekonomis tinggi. Dari potensi Echinodermata terdapat ancaman dari faktor eksternal seperti
aktivitas manusia, pariwisata dan penangkapan sumberdaya oleh nelayan. Faktor eksternal tersebut dapat
mempengaruhi menurunya fungsi ekologis dari ekosistem terumbu karang serta dapat mengakibatkan
menurunnya stok dari Echinodermata. Jika kondisi tersebut terus dibiarkan dalam kurun waktu yang lama maka
bisa terjadi kepunahan spesies dari salah satu kelas Echinodermata yang mempunyai nilai ekonomis penting.
2
DIPONEGORO JOURNAL OF MAQUARES
MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares
c. Prosedur Penelitian
Metode Pengamatan Echinodermata
Teknik sampling yang dilakukan adalah dengan menggunakan kuadran transek berukuran 1 x 1 meter.
Pengambilan sampel dilakukan 3 stasiun, stasiun 1dilakukan di daerah ekosisttem lamun dengan jumlah 3 titik
pengambilan sampel. stasiun 2dilakukan di daerah ekosisttem terumbu karang dengan jumlah 3 titik
pengambilan sampel. stasiun 3 dilakukan di daerah hamparan pasir dengan jumlah 3 titik pengambilan sampel.
Pengukuran Parameter Lingkungan
Pengukuran faktor kimia seperti pH, oksigen terlarut dan salinitas serta faktor fisika seperti kedalaman,
kecerahan, suhu dan arus juga perlu dilakukan pengukuran untuk mendukung data yang kita dapatkan.
Parameter lingkungan seperti salinitas, arus, kecerahan, oksigen terlarut,suhu, kedalaman, dan pH diukur
langsung dilokasi penelitian (in situ). Pengukuran dilakukan sebelum pengamatan / pengambilan biota.
Identifikasi Spesies
Identifikasi spesies yang ditemukan di Pulau Karimunjawa Karimunjawa dilakukan dengan
menggunakan metode cek list. Metode cek list adalah metode yang digunakan untuk identifikasi spesies dengan
mencocokkan gambar yang sudah ada beserta keterangannya. Berikut hal-hal yang diamati pada Echinodermata
berdasarkan (Rowe dan Clark,1971; Mooi,1989; Britles,1989; Colin dan Arneson,1995; dan Aziz,2003 dalam
Anastasia et al,2005)
Analisis Data
Indeks Keanekaragaman
Menurut Odum (1971) dalam Dewi et al., 2014, bahwa nilai indeks keanekaragaman (H) diperoleh melalui
perhitungan menggunakan persamaan Shanon-Wiener, yaitu:
3
DIPONEGORO JOURNAL OF MAQUARES
MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares
Indeks Keseragaman
Menurut Odum (1971) dalam Dewi et al., (2014), bahwa nilai indeks keseragaman (e) diperoleh melalui
perhitungan menggunakan rumus:
E= H
H max
Kelimpahan Relatif
Untuk menentukan jumlah individu suatu spesies sand dollar terhadap jumlah total individu digunakan
Kelimpahan Relatif (KR) Odum, (1971) dalam Dewi et al., (2014):
KR = Pi x 100%
Keterangan :
KR : Kelimpahan relatif
Pi : Peluang spesies i dari total individu
Indeks Dominansi
Indeks dominansi dapat dihitung dengan menggunakan indeks dominansi dari simpson yakni ( Fachrul,
2006) :
2
D=
Keterangan :
D = Indeks Dominansi
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = jumlah total individu
Pola Sebaran
Analisa data untuk menghitung pola sebaran sand dollar pada kedalaman dan jarak pantai, dapat
diketahui dengan melihat besarnya nilai mean (nilai rata-rata) dan nilai varian (standart error) (Odum, 1971).
Untuk mencari besarnya nilai varian digunakan rumus :
dimana:
v = varian
n = jumlah individu
m = mean
N = jumlah seluruh sampel
Menurut Odum (1971), pola sebaran individu-individu organisme di alam dibagi menjadi tiga bagian
pola dasar yaitu random (acak), uniform (seragam), dan clumped (mengelompok) hasilnya akan mempunyai arti
yaitu apabila:
v = m berarti distribusinya random (acak)
v > m berarti distribusinya clumped (mengelompok)
v < m berarti distribusinya uniform (seragam)
4
DIPONEGORO JOURNAL OF MAQUARES
MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares
Kelimpahan Relatif
Adapun hasil dari kelimpahan relative tersaji pada tabel 6. Kelimpahan Relatif ( KR) jenis
Echinodermata di Pulau Karimunjawa yang tertinggi adalah Diadema setosum sedangkan yang terendah adalah
Stichopus Vascus, dan Achaster sp.
Tabel 6. Hasil dari Kelimpahan Relatif ( KR ) jenis Echinodermata
Spesies Stasiun A Stasiun B Stasiun C
Echinodermata K KR% K KR% K KR %
Kelas Echinoidea
1. Diadema setosum17 12,78 253 67,83 102 39,38
2. Diadema antilarum 13 9,77 53 14,21 36 13,89
5
DIPONEGORO JOURNAL OF MAQUARES
MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares
3. Echinotrix sp - - 31 8,31 19 7,33
4. laganum depressum 6 4,51 - - 27 10,42
5. laganum laganum - - - - 31 11,97
6. laganum central - - - - 21 8,11
7. laganum fusiyama - - - - 18 6,95
Kelas Holothuridae
8. Holothuria atra 87 65,41 - - - -
9. H fuscocinera 5 3,76 - - - -
10. Pearsonothuria graffei - - 27 7,23 - -
11. Stichopus Vascus 2 1,50
Kelas Asteroidea
12. Achaster sp - - - - 5 1,93
13. Protoreaster nodosus 3 2,25 - - - -
14. Linckia laevigata/ - - 9 2,41 - -
( individu/50m2) 133 373 259
Keterangan :
Stasiun A = Habitat Lamun. Stasiun C = Hamparan Pasir
Stasiun B = Habitat Terumbu Karang.
Pola Sebaran
Adapun hasil dari Pola Sebaran tersaji pada tabel 7. Pola Sebaran jenis Echinodermata di Pulau Karimunjawa
pada umumnya di temukan dalam keadaan mengelompok (clumped). Terdapat 1 jenis kelas Echinodermata yang
mempunyai pola sebaran seragam (uniform) yaitu Echinoidea
/Tabel 7. Hasil dari Pola Sebaran jenis Echinodermata di Pulau Karimunjawa
/ Spesies Nilai Varian Nilai Mean Pola Sebaran
Kelas Echinoidea 0.0567 0.8196 uniform
Kelas Holothuridea 0.1290 0.1581 clumped
/Kelas Asteroidea 0.3535 0.0222 clumped
Kondisi Perairan
Pulau Karimunjawa merupakan pulau yang mempunyai banyak karakteristik didalamnya . Terdapat
banyak ekosistem seperti ekosistem lamun, ekosistem terumbu karang, ekosistem hutan mangrove, dan
ekosistem pasir dan pecahan karang. Kondisi perairan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme yang
berada di perairan tersebut. Kondisi perairan Pulau Karimunjawa dapat dilihat pada tabel berikut.
/Tabel 8. Kondisi perairan di pulau Karimunjawa
/ Parameter Hasil
/ Stasiun A Stasiun B Stasiun C
Suhu Air ( 0C ) 29 30 30
Suhu Udara ( 0C ) 30 30 32
Salinitas ( 0/00 ) 30 29 30
pH 8,2 8,4 8,2
Oksigen Terlarut ( DO) 6,4 5,9 6,2
Kecepatan Arus (m/s) 0,05 0,04 0,07
Kecerahan
/Kedalaman ( cm ) 70 145 90
3.2 Pembahasan
Komposisi Jenis dan Kelimpahan Relatif
Hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan menunjukkan bahwa Echiodermata di Pulau
Karimunjawa terdapat 14 spesies dari 3 kelas yaitu kelas Echinoidea terdapat 7 spesies yaitu Diadema setosum,
Diadema antilarum, Echinotrix sp, Laganum depressum, Laganum laganum, Laganum central, Laganum
fusiyama, kelas Holothuridae terdapat 4 spesies yaitu Holothuria atra, Holothuria fuscocinera, Pearsonothuria
graffei, Sticopus vascus, dan Kelas Asteroidea terdapat 3 spesies yaitu Achaster sp, Protoreaster nodosus,
Linckia laevigata. Echinodermata yang ditemukan di Pulau Karimunjawa memiliki Kelimpahan relatif yang
bervariasai . kelimpahan relatif terbesar yang didapatkan adalah sebesar 81,96% pada kelas Echinodea,
sedangkan kelimpahan relatif terkecil ditemukan pada kelas Asteroidea sebesar 2,22%. Kelimpahan
Echinodermata tertinggi ditemukan di ekosistem terumbu karang yaitu sejumlah 373, sedangkan di ekosistem
lamun ditemukan 133 dan di hamparan pasir 259. Melimpahnya Echinodermata di ekosistem terumbu karang
disebabkan karena Echinodermata mempunyai hubungan simbiosis dengan biota yang ada di dalam ekosistem
terumbu karang . Menurut Clark & Rowe (1971), Kelompok Echinodermata mempunyai peranan penting pada
jaringan makanan pada ekosistem terumbu karang, yaitu sebagai herbivora, carnivora, omnivora ataupun sebagai
pemakan detritus. Hal ini juga diperkuat oleh Shirley (1982), kelompok Echinodermata juga sebagai sumber
6
DIPONEGORO JOURNAL OF MAQUARES
MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares
makanan bagi biota yang hidup di ekosistem terumbu karang. Salah satu contoh jenis teripang dan bulu babi
merupakan sumber pakan untuk berbagai jenis ikan karang.
Pola Sebaran
Berdasarkan hasil yang diketahui bahwa pola sebaran dari Echiodermata di Pulau Karimunjawa
ditemukan pola sebarannya mengelompok (clumped) yaitu kelas Holothuridea dan Asteroidea, namun ada juga
yang termasuk pola sebaran yang seragam (uniform) yaitu Echinoidea. Menurut Odum (1993) bahwa pola
sebaran mengelompok atau bergerombol (clumped) merupakan pola yang paling umum dijumpai di alam. Hal ini
dikarenakan Echinodermata dalam menjalani hidupnya cenderung mencari tempat yang lebih sesuai untuk
mendukung keberadaanya, sehingga akan berpengaruh pada pola penyebarannya.
Parameter Lingkungan
a. Suhu
Suhu air saat melakukkan sampling di Pulau Karimunjawa adalah 29-30C, sedangkan suhu udara saat
melakukan sampling adalah 30-32C. ditinjau dari kisaran suhu air tersebut dapat diketahui bahwa suhu air
memenuhi persyaratan bagi kelangsungan hidup Echinodermata. Menurut Desmukh (1992) bahwa perairan
pantai daerah tropika biasanya mempunyai kisaran suhu antara 27-29 0C akan tetapi dapat tinggi dengan
berkurangnya ke dalaman air. Hal ini diperkuat oleh Page (2000) dalam Muarif (2009), yang menyatakan
bahwa Echinodermata dapat hidup baik di perairan dengan kisaran suhu air antara 26-30C.
b. Salinitas
Salinitas pada saat sampling memiliki nilai kisaran sebesar 29-30. Nilai tersebut merupakan nilai
yang sesuai bagi kehidupan Echinodermata dan biota laut lainnya. Hal ini diperkuat oleh Hyman (1955) dalam
Saputra (2001) menyatakan bahwa salinitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberadaan dan
kehidupan biota di perairan. Echinodermata dapat hidup pada kisaran salinitas antara 29 -34.
c. pH
Derajat keasamaan / pH perairan Pulau Karimunjawa didapatkan berkisar 8,2 8,4. Kandungan pH
perairan Pulau Karimunjawa ini tergolong basa, sehingga masih menunjang hidupnya biota. Nybakken (1992),
mengatakan perairan laut maupun pesisir memiliki pH relatif lebih stabil, biasanya berkisar antara 7,7 8,4.
Sedangkan Effendi (2003) menyatakan bahwa sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan
menyukai nilai pH sekitar 7 8,5. Perairan Pulau Karimunjawa mempunyai nilai pH yang masih tergolong
normal, hal ini dikuatkan dengan baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.51 Tahun 2004 tentang
baku mutu air laut untuk biota laut kandungan nilai pH pada perairan adalah 7 8,5.
d. Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut (DO) pada lokasi pengamatan di Pulau Karimunjawa berada pada kisaran 5,9 6,4 .
Nilai Oksigen terlarut di Pulau Karimunjawa merupakan kisaran oksigen terlarut dalam kondisi normal.
7
DIPONEGORO JOURNAL OF MAQUARES
MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares
Menurut Gufran et al (2007) dalam Nasution (2014) kadar oksigen terlarut yang baik untuk organisme laut
adalah 5-7 mg/l. Dalam baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.51 Tahun 2004 tentang baku mutu
air laut untuk biota laut kandungan oksigen dalam perairan yaitu >5. Dapat dikatakan oksigen terlarut di perairan
Pulau Karimunjawa baik untuk kehidupan Echinodermata.
e. Kecepatan arus
Kecepatan arus yang berada di Pulau Cemara Kecil saat sampling adalah 0,04 m/s 0,07 m/s. hal ini
diperkuat oleh Nontji (2005), yang menyatakan bahwa arus laut berkisasr antara 0,083-1 m/s. Menurut Hawkes
(1978) dalam Muarif (2009), menyatakan bahwa secara umum kecepatan arus baik secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi substrat dasar yang merupakan faktor yang menentukan komunitas Echinodermata
f. Kecerahan
Kecerahan pada lokasi pengamatan di Pulau Karimunjawa adalah tak terhingga. Artinya, sinar matahari
dapat menembus sampai ke dasar perairan. Menurut Mujito et al., (1997) dalam Nuriya et al., (2010) Kecerahan
air memberikan petunjuk tentang daya tembus atau penetrasi cahaya ke dalam air laut. Tingkat kecerahan
perairan dapat menunjukkan sampai sejauh mana penetrasi cahaya matahari menembus kolom perairan. Tingkat
kecerahan sangat dipengaruhi oleh kekeruhan perairan, semakin tinggi kekeruhan perairan, maka akan semakin
rendah penetrasi cahaya yang menembus kolom air, sehingga tingkat kecerahan semakin rendah.
g. Kedalaman
Kedalaman air lokasi sampling cukup bervariasi. Kondisi pantai Pulau Karimunjawa pada setiap
ekosistem mempunyai kedalaman yang berbeda, hasil yang diperoleh berkisar 70-145 cm. Menurut Clark dan
Rowe (1971) Echinodermata banyak ditemukan di perairan yang dangkal, yaitu pada kedalaman antara 0 20
meter dan untuk Holothuroidae bisa ditemukan sampai kedalaman 6000 meter.
4. KESIMPULAN
Kelimpahan Echiodermata di Pulau Karimunjawa terdapat 3 kelas yaitu Holothuroidae, Asteroidea, dan
Echinoidea dengan jumlah 14 spesies yaitu Diadema setosum, Diadema antilarum, Echinotrix sp, Laganum
depressum, Laganum laganum, Laganum central, Laganum fusiyama, Holothuria atra, Holothuria fuscocinera,
Pearsonothuria graffei, Sticopus vascus, Achaster sp, Protoreaster nodosus, Linckia laevigata. Keanekaragaman
Echinodermata di Pulau Karimunjawa termasuk dalam katagori tinggi pada stasiun A dan stasiun B adalah (H)
> 1,6, dan dalam kategori sedang pada stasiun C (H) 1,0272. Keseragamaan Echiodermata di Pulau
Karimunjawa termasuk dalam katagori tinggi adalah (e) > 0,6. Pola sebaran Echiodermata yang ditemukan
diperairan Pulau Karimunjawa adalah pola sebaran seragam (uniform) pada kelas Echinodea, dan pola sebaran
mengelompok (clumped) pada Holothuridea dan kelas Asteroidea.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia D. 2005. Identifikasi Sand Dollar dan Karakteristik Habitatnya di pulau Cemara Besar, Kepulauan
Karimunjawa Jepara. Skripsi. FPIK Universitas Diponegoro. Semarang.
Clark, A. M. and F. W. E. Rowe. 1971. Monograp of Shallow Water Indo West Pasific Echinoderm. Trustees of
British
Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam BTNKJ.2004.Penataan
Zonasi Taman Nasional Karimunjawa Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah.
Dewi,T.S. , Ruswahyuni, N.Widyorini. 2014. Kelimpahan Hewan Makrobenthos Pada Daerah Yang Terkena
Reklamasi Dan Tidak Terkena Reklamasi Di Pantai Marina, Semarang. Diponegoro Journal Of
Maquares. 3(2): 50-57.
Effendi, Hefni. 2003.Telaah Kualitas Air. Kanisius,Yogyakarta.
Fahrul, F. M. 2006. Metode Sampling Bioekologi. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Hyman, L. H., 1995. The Invertebrates Echinodermata The Coelomate Bilateris. Vol. 3 IV. Mc Graw-Hill Book
Company. Inc. New York- Toronto-London. 763.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut.
Kurniasari, A. 2013. Struktur Komunitas Makrozobentos sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Pulau Panggang
Kepulauan Seribu DKI Jakarta. FPIK. Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
Leksono, A.S. 2007. Ekologi: Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif. Malang: Bayumedia Publishing
Nasution, A P S. A. Pratomo dan F. Idris. 2014. Keanekaragaman Echinodermata Di Desa Malang Rapat
Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. FIKP. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
8
DIPONEGORO JOURNAL OF MAQUARES
MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares
Nuriya, Halida. Z Hidayah dan A F Syah. 2010. Analisis parameter fisika kimia dibagian timur dengan
menggunakan citra landsat TM 5. Jurnal Kelautan. 3 (2) : 132 138.
Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta.
Nybakken, J. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia. Jakarta.
Muarif. 2009. Kelimpahan Dan Distribusi Sand dollar (Laganum Sp) Pada Substrat Dasar Yang Berbeda Di
Pulau Cemara Kecil Kepulauan Karimunjawa Jepara. Undip. Semarang.
Odum, E . 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Shirley, T. C. 1982. The importance of echinoderm in the diet of fishes of a Sublittoral Rock Reef In: Chapman,
J. (Eds.). South Texas Fauna. Caesar Kleberg Wild Life Researh Institute.
Sulardiono, Bambang. 2011. Kematangan Gonad Teripang Komersial Stichopus Vastus (Holothuriidea :
Stichopodidae) Di Perairan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Jurnal Saintek Perikanan.
7 (1) : 24 31.
Yusron, E. 2009. Keanekaragaman Jenis Echinodermata di perairan Teluk Kuta, Nusa Tenggara Barat. Bidang
Penelitian Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta.