Anda di halaman 1dari 12

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN PANCING ULUR YANG MENGGUNAKAN

UMPAN IKAN PARANG-PARANG DAN IKAN TENGGIRI DI PERAIRAN YANG


TELAH DIPASANG RUMPON DI PERAIRAN TELUK RHU KABUPATEN
BENGKALIS PROVINSI RIAU

By
Mahyudin1) Pareng Rengi2) and Arthur Brown2)
1) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Universityof Riau
2) Lecturer of Fisheries and Marine Science Faculty,Universityof Riau

Mahyudinu5@gmail.com

ABSTRACT

This study was conducted in December 2014 in the waters of the Bay Rhu Village
District of North Rupat Bengkalis Riau Province. The method used t-test in this study is an
experimental method in which data collection was done by direct observation. Oceanographic
parameters such ax current max ranged from 20-22 cm / se. The depth range are 26-31 m. T
es temperature 28-29oC and Salinity ranges between 30-320/00. The catch with the use of bait
fish, mackerel lower and smaller than the use of bait fish machetes, most species of fish
caught by using both the feed is Kurau fish and grouper from the above results that the fish
caught are demersal fish species which are carnivorous.

Keywords : composition, catch, bait.


PENDAHULUAN hewani untuk pertumbuhan maupun
Latar Belakang sebagai sumber pemenuhan kebutuhan
Perikanan merupakan salah satu ekonomi lainnya. Usaha perikanan terdiri
kegiatan manusia untuk memanfaatkan atas komponen-komponen yang saling
sumberdaya hayati perairan (aquatic berkaitan antara satu dengan yang lainnya,
resources) yang berada diperairan tawar, yaitu perikanan tangkap dan perikanan
payau maupun perairan laut. Usaha ini budidaya serta ditunjang dengan adanya
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pemasaran dan pengolahan hasil
hidup manusia akan ketersediaan protein perikanan. (Purwanto. 2000)
Salah satu alat penangkapan yang
digunakan oleh nelayan disekitar pesisir Perumusan Masalah
pantai adalah pancing ulur. Dari hasil Berhasilnya suatu penagkapan serta
penelitian terdahulu diperairan yang pengumpulan ikan banyak dipengaruhi
dipasang rumah ikan diketahui bahwa oleh pengetahuan nelayan mengenai alat
umur rumah ikan masih muda dan belum penangkapan ikan itu sendiri, kondisi
terbentuk komunitas ikan yang banyak dan lingkungan, tingkah laku ikan, dan
besar. Muamar (2013) dan ditambahkan keterampilan dalam pengoperasian alat
bahwa umur rumah ikan baru 6 bulan, dan tangkap sangat mempengaruhi hasil
untuk mencapai kematangan komunitasnya tangkapan.
diperlukan waktu minimal satu tahun. Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini bertujuan untuk makan,menghindarkan diri dari alat
mengetahui perbedaan hasil tangkapan tangkap, serta mendekati cahaya tersebut.
pancing ulur dengan menggunakan umpan Yusfiandayani (2003),
ikan parang-parang dan umpan ikan menyatakan bahwa proses pembentukan
tenggiri di perairan yang telah dipasang rantai makanan pada rumpon dimulai
rumpon di Desa Teluk Rhu. dengan proses pembusukan yang
Sedangkan manfaat dari penelitian dilakukan oleh kolonisasi perifiton yang
ini adalah untuk dijadikan sebagai bahan diikuti dengan berkumpulnya pemangsa
informasi bagi pihak-pihak yang perifiton, dan kemudian plankton- feeder.
memerlukan, khususnya bagi penduduk Alat Tangkap Pancing Ulur
atau nelayan setempat tentang umpan Pancing adalah salah satu alat
mana yang paling dominan disukai ikan penangkapan ikan yang pada prinsipnya
pada alat tangkap pancing ulur, sehingga menangkap ikan secara individu. Alat ini
dapat membandingkan dan meningkatkan terdiri dari tali pancing (line), pemberat
usaha penangkapan dari sebelumnya. (sinker), mata pancing (hook), pelampung
Hipotesis (float) yang digunakan terbuat dari karet
Untuk mengetahui komposisi hasil plastik atau umpan buatan yang
tangkapan alat tangkap pancing ulur yang menyerupai bentuk ikan.
menggunakan umpan ikan parang-parang Umpan
dan umpan ikan tenggiri diperairan yang Umpan yang digunakan paling
telah dipasang, maka dalam penelitian ini dominan untuk penangkapan pancing ulur
diajukan hipotesis: adalah:
Ho :Terdapat perbedaan hasil Ikan Parang-Parang
tangkapan dengan umpan ikan Menurut Herring (2011), ikan
parang-parang dan ikan tenggiri parang-parang memiliki klasifikasi yaitu
diperairan yang telah dipasang Kingdom Animalia, Phylum Chordata,
rumpon. Class Actinopterygii, Ordo Clupeiformes,
Ha :Tidak terdapat perbedaan hasil Family Chirocentridae, Genus
tangkapan dengan umpan ikan Chirocentrus, Species Chirocentrus dorab.
parang-parang dan ikan tenggiri Ikan C. dorab memiliki nama tersendiri
diperairan yang telah dipasang disetiap daerah seperti India : Dorab ,
rumpon. Chela (Calcutta), Khanda (Calcutta),
TINJAUAN PUSTAKA Samudrik (Calcutta). RED SEA : Dorab.
Rumpon( Rumah Ikan) Ikan Tenggiri
Definisi rumpon menurut SK Dalam taksonominya ikan tenggiri
Mentan No.51/Kpts/IK.250/1/97 adalah diklasifikasikan dalam phylum chordata,
alat bantu penangkapan ikan yang class osteichtyes, ordo percomorphi,
dipasang dan ditempatkan pada perairan family scombridae, genus cybium, dan
laut. Selanjutnya dijelaskan dalam SK spesies cybiumcommersoni (saani, 1984).
Mentan No.51/Kpts/IK.250/1/97 tentang Penangkapan
pemasangan dan pemanfaatan rumpon, ada Ayodhyoa, (1981) menyatakan
tiga jenis rumpon, yaitu : bahwa penangkapan dapat didefiniskan
1. rumpon perairan dasar sebagai usaha manusia untuk
2. rumpon perairan dangkal manghasilkan ikan dan organisme lainnya
3. rumpon perairan dalam yang terdapat diperairan baik darat
Tingkah Laku Ikan di Sekitar Rumpon maupun laut. Sedangkan tingkat
Laevastu dan Hela (1981), keberhasilan usaha penangkapan
menyatakan bahwa cahaya dapat tergantung kepada pengetahuan yang
mempengaruhi beberapa tingkah laku ikan, cukup tentang ikan atau organisme lainnya
seperti merangsang ikan untuk yang akan ditangkap, daerah penangkapan
( fishing ground), dan alat bantu Teluk Rhu Kecamatan Rupat Utara
(instrument). Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.
Lokasi penangkapan ditentukan oleh Bahan dan Alat Penelitian
kesuburan perairan. Wilayah perairan Bahan yang akan digunakan pada
tidaklah sama kesuburannya maupun penelitian ini adalah alat tangkap pancing
kelimpahan spesies serta jenis yang ulur yang terdapat di Desa Teluk Rhu
menghuninya. Hal ini disebabkan tidak Kecamatan Rupat Utara Kabupaten
samanya faktor ekologis dari setiap Bengkalis Provinsi Riau. Peralatan yang
perairan. Kasry (1985) mengatakan bahwa digunakan pada penelitian ini terdiri dari :
perairan yang tergolong subur diantaranya 1) Timbangan
adalah : 1) perairan dekat pantai (khusus 2) Meteran
dekat muara), 2) perairan dangkal, karena 3) Stop watch
selalu mendapat pengadukan dengan dasar 4) Secchi disk
perairan yang biasanya kaya dengan unsur 5) Refraktometer
hara. 6) Termometer
Hasil Tangkapan 7) GPS koordinat titik lokasi
Jenis ikan hasil tangkapan rawai 8) Keranjang atau ember
pada kawasan rumah ikan dan tidak 9) Seperangkat alat tulis
dikawsan rumah ikan adalah ikan kerapu 10) Kamera
(Ephinephelus sp), ikan kakap (Lutjanus Metode Penelitian
sp), ikan buntal (Diodon holocanthus), Metode yang digunakan dalam
ikan pari (Trygon sephen), ikan gulamah penelitian ini adalah experimental hasil
(Pseudocienna amovensis),ikan duri (Arius tangkapan akan dilakukan selama 10 hari
sp). (Muammar,2013). penangkapan, yaitu melakukan
Suadela (2004) dalam Ramdhan pengambilan hasil tangkapan di daerah
(2008) jika proporsi hasil tangkapan penangkapan (fishing ground) dengan alat
sasaran utama ≥ 60% maka suatu alat tangkap pancing ulur. Sedang pengambilan
tangkap dapat dikatakan ramah data pengukuran kualitas air didaerah
lingkungan. Berdasarkan kriteria tersebut, penangkapan serta data hasil tangkapan
dilihat dari perbandingan berat dan jumlah merupakan data primer.
individu antara main catch dan by-catch- Prosedur penelitian
nya (discards) alat tangkap pancing ulur Langkah-langkah yang dilakukan
adalah alat tangkap yang ramah dalam penelitian ini adalah sebagai
lingkungan karena masing-masing lebih berikut :
dari 60 %. Lebih tingginya hasil tangkapan 1. Penelitian ini dilakukan pada
utama ini juga karena sifat pancing ulur perairan yang telah dipasang
yang berbeda dengan alat tangkap jaring rumpon, penelitian dimulai
yang terkadang menangkap ikan-ikan yang dengan mempersiapkan bahan
bukan ikan hasil tangkapan utamanya dan peralatan yang diperlukan,
sepanjang ikan tersebut berada dalam jalur seperti mencari umpan terlebih
sapuan alat tangkap jaring tersebut, baik dahulu. Umpan yang
disengaja ataupun tidak. Sarmintohadi digunakan yaitu umpan ikan
(2002) dalam Ramdhan (2008) keragaman parang-parang dan umpan ikan
spesies yang tertangkap juga disebabkan tenggiri.
karena kesamaan habitat antara ikan target 2. Setelah ikan parang-parang dan
dan ikan non target. ikan tenggiri didapat ikan
METODE PENELITIAN tersebut dipotong-potong
Waktu dan Tempat dengan ukuran 4 cm.
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Desember 2014 diperairan Desa
3. Menentukan lokasi daerah dalam penelitian ini di kemukakan
penangkapan sesuai dengan beberapa asumsi antara lain :
kebiasaan 1. Ikan yang berada di daerah
nelayan setempat dengan penangkapan menyebar secara
kedalaman 26 - 31 meter merata dan mempunyai
sejauh 5 – 7 mil dari pantai. kesempatan yang sama untuk
4. Setelah itu dilakukan tertangkap.
pengukuran parameter 2. Faktor lingkungan yang tidak
lingkungan dipermukaan diukur memberikan pengaruh yang
perairan seperti kecepatan arus, sama.
kecerahan, kedalaman dan 3. Keterampilan nelayan pembantu
salinitas, suhu. dianggap sama.
5. Pemasangan (setting) umpan 4. Ketelitian pencatatan seluruh data
pada mata pancing, kemudian oleh penelitian dan pembantu
menurunkan tali utama serta penelitian dianggap sudah
tali cabang yang diikat pada mendekati tingkat kecermatan.
tali utama dan mata pancing 5. Komunitas ikan dirumah ikan telah
yang telah diberi umpan, banyak terbentuk dan berukuran
seterusnya sampai tali utama besar.
diberi pemberat. Analisis Data
6. Setelah 1 jam lama terentang Metode yang digunakan dalam
diperairan lalu dilakukan penelitian ini adalah metode experimental.
penarikan (hauling) atau Dimana pengumpulan data dilakukan
pengangkatan. Pada saat dengan cara pengamatan langsung.
melakukan hauling, alat Untuk mengetahui adanya
tangkap disusun kembali perbedaan pengaruh lokasi terhadap
dengan baik seperti jumlah hasil tangkapan di lakukan Uji–t
sediakalanya untuk (Sudjana, 1992) dengan mengunakan
memudahkan pengoperasian persamaan sebagai berikut :
berikutnya. Pengoperasian alat X1 − X2
tangkap pancing ulur Thit=
dilakukan selama 10 hari S 1/𝑛1 + 1 /𝑛2
berturut-turut. Dalam 1 hari
dilakukan 2 kali setting pada
pagi dan siang hari. Waktu
penurunan alat tangkap pada
waktu pagi hari berkisar antara
jam 08:00 s/d 09:00 WIB
sedangkan siang hari berkisar Keterangan :
antara jam 11:00 s/d 12:00 n1= jumlah pengamatan I (menggunakan
WIB. umpan ikan parang-parang )
7. Hasil tangkapan dihitung n2= jumlah pengamatan II ( menggunakan
berdasarkan jumlah individu umpan ikan tenggiri )
(ekor), jumlah berat (Kg) dan X1= rata-rata hasil tangkapan
jumlah berat per jenis. menggunakan umpan ikan
8. Dilihat dari dua faktor dan dua parang-parang (Kg)
taraf. X2= rata-rata hasil tangkapan
Asumsi menggunakan umpan ikan
Mengingat banyaknya faktor yang tenggiri (Kg)
mempengaruhi hasil tangkapan, maka S = Standar deviasi.
Nilai Thit lalu di bandingkan Bengkalis Provinsi Riau di mana batas-
dengan Ttab, apabila Thit lebih besar dari batasnya adalah sebelah Utara berbatasan
pada Ttab maka hipotesis yang diajukan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan
ditolak, apabila Thit lebih kecil dari pada berbatasan dengan Desa Titi Akar, sebelah
Ttab maka hipotesis yang diajukan di Timur berbatasan dengan Desa Tanjung
terima. Punak, sebelah Barat berbatasan dengan
Data lainnya dalam penelitian ini Desa Tanjung Medang.
adalah parameter lingkungan seperti suhu, Di Desa Teluk Rhu terdapat empat
salinitas, kecepatan arus dianalisa secara musim yaitu :
deskriptif. 1. Musim Utara terjadi pada bulan
Sedangkan untuk mengetahui Januari sampai Maret
komposisi hasil tangkapan operasi maka 2. Musim Timur terjadi pada bulan April
semua hasil tangkapan selama penelitian sampai Juni
ditabulasikan, lalu diuji dengan pengujian 3. Musim Selatan terjadi pada bulan Juni
Chi-Square atau X² dengan menggunakan sampai Agustus
rumus sebagi berikut: 4. Musim Barat terjadi pada bulan
Dimana: Oktober sampai Desember
Nelayan Desa Teluk Rhu
melakukan penangkapan di Selat Malaka.
Pada umumnya alat tangkap yang
Dimana:
digunakan adalah rawai dan pancing ulur.
X1 dan X₂: Actual Catch yang merupakan
Alat tangkap pancing ulur ini
banyak hasil tangkapan pada masing- dioperasikan nelayan setempat sejauh 5
masing waktu penangkapan. mil – 7 mil dari pesisir pantai kearah
m₁ dan m₂: Banyaknya hasil tangkapan Selat Malaka ( Lampiran 1 ).
ikan yang dominan dan ekonomis penting Armada yang digunakan oleh para
yang diperkirakan pada masing-masing nelayan Desa Teluk Rhu adalah motor
waktu operasi yang dibandingkan (Kg) tempel. Nelayan Desa Teluk Rhu
Setelah nilai X² di peroleh, tersebut hanya melaut setengah hari.
kemudian di bandingkan dengan nilai X² ikan yang pasang oleh pemerintah
table, pada kedalaman yang berkisar antara 26-
jika nilai X² hitung lebih besar dari X² 31 meter. Setelah menentukan fishing
table maka hipotesis yang diajukan peneliti ground nelayan melakukan hauling.
ditolak, namun apabila nilai X² hitung Hasil Tangkapan
lebih kecil dari X² table, maka hipotesis Jenis ikan hasil tangkapan pancing
diterima. ulur yang menggunakan umpan ikan
HASIL DAN PEMBAHASAN parang-parang adalah 20.4 kg (14 ekor)
Hasil Penelitian sedangkan hasil tangkapan yang
Kondisi Umum Desa Teluk Rhu menggunakan umpan ikan tenggiri
Desa Teluk Rhu merupakan salah adalah 6,8 kg (6 ekor). Dari data hasil
satu desa yang terdapat di Kecamatan tangkapan selama penelitian berlangsung
Rupat Utara Kabupaten Bengkalis Provinsi dapat terlihat jenis ikan yang
Riau yang sebagian besar penduduknya menggunakan umpan ikan parang-parang
bermata pencaharian sebagai nelayan. dan ikan tenggiri yaitu ikan kurau
Secara geografis Desa Teluk Rhu terletak (Eleutheronema sp), ikan kerapu
pada posisi 101o39'15" BT sampai (Ephinephelus sp), ikan malong
101o49'25" BT dan 02o07'28" LU sampai (Muraenesox sp), ikan kakap (Lutjanus
02o17'38" LU ( Lampiran 1 ). sp), ikan debuk (Arius Thalassinus), ikan
Batas wilayah Desa Teluk Rhu pari (Trygon sephen).
Kecamatan Tanjung Medang Kabupaten
Ikan-ikan yang tertangkap pada kurau (Eleutheronema sp), ikan kerapu
penelitian ini adalah jenis ikan karnivor (Ephinephelus sp), ikan malong
yang menyukai ikan-ikan yang lebih (Muraenesox sp), ikan kakap merah
kecil dari badannya. Matsuoka dalam (Lutjanus sp),ikan debuk (Arius
Nofrizal et al (2004) menyatakan bahwa Thalassinus), ikan pari (Trygon Sephen).
proses tertangkapnya ikan oleh pancing Selama 10 hari penangkapan diporoleh
dimulai pada saat pancing dioperasikan hasil tangkapan pancing ulur yang
kemudian berlanjut kepada ikan mulai menggunakan umpan ikan parang-parang
mendeteksi umpan dan mendekatinya. 20,4 kg yang berjumlah 14 ekor dan
Komposisi Hasil Tangkapan umpan ikan tenggiri 6,8 kg berjumlah 6
Hasil tangkapan yang diperoleh ekor, adapun jumlah dan berat hasil
oleh alat tangkap pancing ulur selama tangkapan dapat dilihat pada tabel 1.
penelitian terdiri dari 6 spesies yaitu: ikan
Tabel 1. Berat dan Jumlah Hasil Tangkapan Harian Selama Penelitian
No Umpan yang digunakan
ikan parang-parang ikan tenggiri
Tanggal
Kg Ekor Kg Ekor
1 01/12/2014 3.5 2 0.9 1
03 Zulhidjah 1435H
2 02/12/2014 0.9 1 - -
04 Zulhidjah 1435H
3 03/12/2014 1.5 1 2.5 2
05 Zulhidjah 1435H
4 04/12/2014 4 3 0.7 1
06 Zulhidjah 1435H
5 05/12/2014 1 1 1.2 1
07 Zulhidjah 1435H
6 06/12/2014 1.8 1 - -
08 Zulhidjah 1435H
7 07/12/2014 2.9 2 - -
09 Zulhidjah 1435H
8 08/12/2014 1.5 1 1.5 1
10 Zulhidjah 1435H
9 09/12/2014 1.3 1 - -
11 Zulhidjah 1435H
10 10/12/2014 2 1 - -
12 Zulhidjah 1435H
Jumlah 20.4 14 6.8 6
Sumber: Data Primer 2014
Tabel 1 memperlihatkan bahwa hasil dimana hasil tangkapan paling sedikit
tangkapan paling banyak yang terdapat pada hari ke 2, 6, 7, 9, 10, tidak
menggunakan umpan ikan parang-parang ada hasil tangkapan yang menggunakan
yaitu sebanyak 20.4 kg yang berjumlah 14 umpan ikan tenggiri. Hasil tangkapan
ekor sedangkan yang menggunakan umpan tersebut apabila dibuat dalam diagram baik
ikan tenggiri 6,8 kg yang berjumlah 6 jumlah (ekor) maupun berat (kg) terlihat
ekor. Hasil tangkapan harian yang banyak seperti Gambar 1 dan 2.
terdapat pada hari ke-4 penelitian
sebanyak 4 kg atau 3 ekor yang
menggunakan umpan ikan parang-parang.

6
Hasil tangkapan

parang-parang

4
ikan dengan
umpan ikan

2
Ekor
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kg
Hari pengoperasian pancing ulur
Gambar1. Grafik hasil tangkapan dalam ekor dan kg dengan umpan ikan parang-parang

Hasil tangkapan 4
dengan umpan
ikan tenggiri
2
Ekor
0
Kg
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari pengoperasian pancing ulur

Gambar2. Grafik hasil tangkapan dalam ekor dan kg dengan ikan tenggiri

Jenis, Berat Dan Jumlah Hasil Jenis, berat dan jumlah hasil
Tangkapan Yang Menggunakan Umpan tangkapan pancing ulur selama penelitian
Ikan Parang-Parang dan Ikan Tenggiri dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Komposisi Hasil Tangkapan Pancing Ulur yang Menggunakan Umpan Ikan Parang-
Parang dan Ikan Tenggiri.
Umpan yang digunakan
No Nama Lokal Nama Latin Ikan Parang- Ikan Tenggiri
Parang
Kg Ekor Kg Ekor
1 Ikan Kurau Eleutheronema sp 6 2 1.9 1
2 Ikan Kerapu Ephinephelus sp 4.6 4 1.5 2
3 Ikan malong Muraenesox sp 1.8 1 - -
4 Ikan Kakap Lutjanus sp 4.3 3 - -
5 Ikan Debuk Arius Thalassinus 1.7 2 3.4 3
6 Ikan Pari Trygon Sephen 2 2 - -
Jumlah 20.4 14 6.8 6
Sumber: Data Primer

Tabel 2 memperlihatkan bahwa hasil dari 4 ekor dengan menggunakan umpan


tangkapan yang menggunakan umpan ikan ikan parang-parang. Dan hasil tangkapan
parang-parang adalah 20.4 kg (14 ekor) yang paling rendah adalah ikan kurau 1.9
dan hasil tangkapan yang menggunakan kg dari 1 ekor . Ikan malong, ikan kakap,
umpan ikan tenggiri adalah 6.8 kg (6 ikan pari tidak tertangkap dengan
ekor). Ikan yang paling dominan menggunakan umpan ikan tenggiri.
tertangkap yaitu ikan kerapu sebanyak 4.6
Parameter Lingkungan Perairan penelitian adalah kecepatan arus,
Parameter lingkungan sangat kedalaman, suhu, dan salinitas dapat
berperan penting dalam menentukan dilihat pada tabel 3.
keberhasilan usaha penangkapan.
Parameter lingkungan yang diukur selama
Tabel 3. Parameter Lingkungan Peraiaran Selama Penelitian
No Tanggal Kec. Arus Kedalaman Suhu (o C) Salinitas
(cm/det) (m) (o/oo)
1. 01/12/2014 21 28 29 30
2. 02/12/2014 22 26 28 31
3. 03/12/2014 21 30 28.5 32
4. 04/12/2014 22 27 28 30
5. 05/12/2014 20 26 29 30
6. 06/12/2014 22 29 28 31
7. 07/12/2014 21 26 28.5 30
8. 08/12/2014 22 31 28 31
9. 09/12/2014 21 27 29 30
10. 10/12/2014 20 26 28.5 31
Kisaran 20-22 26-31 28-29 30-32
Sumber: Data Primer 2014

Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa 26-31 m. Sedangkan untuk suhu berkisar
kecepatan arus selama penelitian di antara 28-29oC. Salinitas berkisar antara
kawasan rumah ikan berkisar antara 20-22 30-32o/oo.
cm/det. kisaran kedalaman berkisar antara
Pembahasan Setelah 1 jam lama terentang di perairan
Alat Tangkap Pancing Ulur lalu dilakukan penarikan (hauling) atau
Alat tangkap pancing ulur yang pengangkatan. Pada saat melakukan
dioperasikan oleh 2 orang, yang mana hauling, alat tangkap disusun kembali
Setiap nelayan menggunakan 2 unit dengan baik seperti sediakalanya untuk
pancing ulur. Alat tangkap pancing ulur ini memudahkan pengoperasian berikutnya.
panjang tali utamanya 70 meter, tiap 1 Pengoperasian alat tangkap pancing ulur
armada penangkapan terdapat 4 unit alat dilakukan selama 10 hari berturut-turut.
tangkap pancing ulur. Alat tangkap Dalam 1 hari dilakukan 2 kali setting pada
pancing ulur memiliki 6-25 mata pancing pagi dan siang hari. Waktu penurunan alat
yang berukuran no 7, jarak tali cabang 1 ke tangkap pada waktu pagi hari berkisar
tali cabang yang lainnya adalah 1 meter. antara jam 08:00 s/d 09:00 WIB sedangkan
Perahu yang digunakan yaitu kapal motor siang hari berkisar antara jam 11:00 s/d
tempel yang panjangnya 7,5 meter dan 12:00 WIB.
lebarnya 1,5 meter, mesin yang digunakan Ikan tangkapan utama adalah jenis
yaitu mesin yamaha yang berukuran 15 pk. ikan demersal. Seperti ikan kurau, ikan
Sebelum melakukan penangkapan kerapu, ikan kakap, ikan debuk, ikan
terlebih dahulu nelayan mencari umpan malong, ikan pari. Hasil tangkapan utama
dengan menggunakan alat tangkap jaring merupakan ikan bernilai ekonomis tinggi.
insang (Drift gillnet). Setelah umpan Suadela (2004) dalam Ramdhan
didapat, umpan tersebut dipotong-potong (2008) jika proporsi hasil tangkapan
dengan ukuran sebesar 4 cm selanjutnya sasaran utama ≥ 60% maka suatu alat
umpan yang telah dipotong-potong tangkap dapat dikatakan ramah
dipasang disetiap mata pancing barulah lingkungan. Berdasarkan kriteria tersebut,
nelayan menuju daerah fishing ground. dilihat dari perbandingan berat dan jumlah
Tempat pemilihan fishing ground individu antara main catch dan by-catch-
dilukakan dikawasan rumah ikan yang nya (discards) alat tangkap pancing ulur
dipasang oleh pemerintah. Rumah ikan adalah alat tangkap yang ramah
yang dipasang oleh pemerintah pada lingkungan karena masing-masing lebih
kedalaman yang berkisar antara 26-31 dari 60 %. Lebih tingginya hasil tangkapan
meter. Setelah itu barulah nelayan utama ini juga karena sifat pancing ulur
mengoperasikan alat tangkap pancing ulur. yang berbeda dengan alat tangkap jaring
yang terkadang menangkap ikan-ikan yang menarik ikan untuk mendekat dan
bukan ikan hasil tangkapan utamanya memakannya.
sepanjang ikan tersebut berada dalam jalur Menurut Jamal (2003) menyatakan
sapuan alat tangkap jaring tersebut, baik bahwa parameter fisika/kimia perairan
disengaja ataupun tidak. disekitar rumpon berada pada kisaran
Sarmintohadi (2002) dalam normal, yaitu kecepatan arus berkisar
Ramdhan (2008) keragaman spesies yang antara 0,001- 0,30 m/det, suhu 29,33-
tertangkap juga disebabkan karena 30,33ºC, salinitas 30-31 ppt, kecerahan
kesamaan habitat antara ikan target dan 77,33-84,67 % serta oksigen terlarut 4-
ikan non target. 4,57 ppm.
Rumpon Subani (1986) mengemukakan
Rumpon yang digunakan dalam bahwa ikan-ikan yang berkumpul disekitar
penelitian ini dibuat oleh pemerintah dan rumpon menggunakan rumpon sebagai
diturunkan dipulau Rupat Utara. Rumpon tempat berlindung juga untuk mencari
(Rumah Ikan) adalah alat bantu makan dalam arti luas tetapi tidak
penangkapan yang terdiri dari pelampung memakan daun-daun rumpon tersebut.
tanda, tali, dan pemberat. Tujuan dari Selanjutnya dijelaskan bahwa adanya ikan
pemasangan rumah ikan ini adalah tempat di sekitar rumpon berkaitan dengan pola
sebagai areal berpijahnya ikan-ikan jaringan makanan dimana rumpon
dewasa ( Spawning ground ) atau areal menciptakan suatu arena makan dan
perlindungan, dan pembesaran bagi telur dimulai dengan tumbuhnya bakteri dan
serta anak-anak ikan yang bertujuan untuk mikroalga. ketika rumpon dipasang.
memulihkan ketersediaan ( stok ) Kemudian makhluk renik ini bersama
sumberdaya ikan yang bernilai ekonomis dengan hewan-hewan kecil lainnya,
tinggi sehingga meningkatkan hasil menarik perhatian ikan-ikan pelagis
tangkapan nelayan setempat. Dari hasil ukuran kecil. Ikan-ikan pelagis ini akan
wawancara sama ketua rumah ikan yang memikat ikan yang berukuran lebih besar
diketuai oleh Bapak Karim, mengatakan untuk memakannya.
bahwa lokasi penempatan atau Umpan
pemasangan rumah ikan di Desa Teluk Berdasarkan hasil tangkapan dari
Rhu dengan letak 02o07'13" LU dan masing-masing umpan yaitu umpan
101o41'47" BT. Pemilihan lokasi atau tenggiri dan umpan ikan parang-parang
tempat pemasangan rumah ikan ini selama penelitian didapatkan atau
berdasarkan hasil musyawarah kelompok diketahui ternyata umpan ikan parang-
nelayan yang menerima bantuan. parang memiliki hasil tangkapan cukup
Pemasangan rumah ikan ini dilaksanakan banyak dan umpan ikan tenggiri
pada 5 November 2012 dengan jumlah 3 mendapatkan hasil tangkapan paling
paket ( 150 modul ). sedikit. Karena daging ikan parang-parang
Freon dan Dagorn (2000), memiliki warna yang lebih menarik dari
menambahkan teori tentang rumpon pada umpan ikan tenggiri, yaitu warna
sebagai tempat berasosiasi (association ikan parang-parangyang berwarna putih
place) bagi jenis-jenis ikan tertentu. Ikan keperakan dapat menarik ikan-ikan lainnya
berkumpul disekitar rumpon untuk untuk memakan umpan tersebut.
mencari makan. Menurut Soemarto Partosuwiryo (2008), menyatakan
(1962) dalam area rumpon terdapat bahwa ciri umpan dimana pada umumnya
plankton yang merupakan makanan ikan digunakan untuk target ikan dasar adalah
yang lebih banyak dibandingkan diluar ikan kurau, ikan kerapu, ikan kakap, ikan
rumpon. Selanjutnya dijelaskan bahwa malong, ikan debuk dan ikan pari. Syarat
perairan yang banyak planktonnya akan umpan yang baik yaitu warna daging ikan
cerah atau mencolok, ada bau khas dan sangat cocok untuk pertumbuhan
daging ikan tahan lama. organisme dan ikan.
Proses tertangkapnya ikan oleh alat b. Kecepatan arus
tangkap pancing ulur pada umumnya tidak Dari hasil pengukuran selama
lain adalah karena ketertarikan ikan penelitian, kecepatan arus dikawasan
terhadap umpan yang dikaitkan pada mata rumpon antara 20-22cm/det. Kecepatan
pancing. Dalam menggunakan alat tangkap arus dapat dibedakan dalam 4 ketegori
pancung ulur , kualitas umpan merupakan yakni 0-25 cm/det disebut arus lambat,
salah satu faktor yang sangat perlu kecepatan arus 25-50 cm/det disebut arus
diperhatikan. (Baskoro dan sedang, kecepatan arus 50-100 cm/det
Taurusman,2010). disebut arus cepat dan kecepatan diatas
Parameter Lingkungan 100 cm/det disebut arus sangat cepat
a. Kedalaman perairan (Harahap,1999). Berdasarkan kategori
Dalam pengoperasian alat tangkap kecepatan arus menurut Harahap diatas
pada kawasan rumah ikan kedalamanya maka kecepatan arus yang didapatkan
berkisar antara 26-31 meter dengan selama penelitian tergolong arus lambat.
perairan landai, berlumpur, berpasir dan Kecepatan arus dapat mempengaruhi
berkarang. Kedalam perairan sangat daya rangsang umpan terhadap ikan yang
berpengaruh terhadap kualitas air pada menjadi tujuan penangkapan. Kecepatan
lokasi tersebut. arus akan mempengaruhi gerakan umpan
Semakin dalam perairan akan semakin yang terpasang pada mata
tinggi tekanan air, dan ikan dewasa lebih pancing.selama penelitian kecepatan
tahan terhadap tekanan karena telah arusnya redah sehingga umpan yang
beradaptasi dengan baik berbeda halnya dipasang kurang aktif bergerak.
dengan ikan berukuran kecil daya adaptasi Sehingga ikan yang dewasa lebih
mereka masih terbatas sehingga cenderung suka diluar dari kawasan rumpon, ikan
berada dikawasan dangkal. lebih bebas berenang mengikuti arus.
Menurut Hutabarat dan Evans (2000) Sedangkan ikan yang berukuran kecil
dalam Syaifudin (2004) menyatakan suka dikawasan rumah ikan karena
bahwa kedalaman mempunyai hubungan dikawasan rumpon arusnya lebih lambat
yang erat terhadap stratifikasi suhu dibandingkan diluar rumpon, tujuan
vertikal, penetrasi cahaya, densitas, dan penangkapan ikan adalah penangkapan
kandungan oksigen serta zat-zat hara. ikan predator.
a. Salinitas c. Suhu
Salinitas secara umum dapat dikatakan Suhu perairan merupakan faktor
sebagai jumlah kandungan garam disuatu penting menentukan dalam kehidupan
perairan yang dinyatakan dengan permil ikan. Fluktuasi suhu air laut banyak
(0/00). Salinitas merupakan suatu faktor ditentukan dan dipengaruhi oleh iklim,
yang sangat penting memberikan suhu, kekuatan arus, kecepatan angin,
kemampuan organisme beradaptasi dengan lintang maupun keadaan relief dasar laut.
lingkungannya. Perbedaan suhu perairan dilokasi
Dari hasil pengukuran selama penelitian tidak begitu tinggi. Hal ini
penelitian di Desa Teluk Rhu tingkat dapat dilihat dari nilai suhu lokasi
salinitas perairan selama penelitian penelitian yang hampir merata
dikawasan rumah ikan berkisar 30-33 0/00. (homogen). Jarak nilai suhu didaerah
Karena dikawasan ini cocok untuk penelitian yang berkisar antara 29oC.
pertumbuhan ikan yang ada. Pendapat Suhu permukaan di rumpon yaitu
Kinne (dalam Syofyan. 2004). kisaran nilai berkisar 26,5°C–28,5°C (Katiandagho,
salinitas daerah penelitian pada dasarnya 1990) sangat baik untuk penangkapan
ikan-ikan pelagis kecil yang biasanya
bergerombol dan dekat dengan Produksi Hasil Tangkapan Gillnet
permukaan air sehingga mudah untuk dan Bubu Dasar yang dioperasikan
ditangkap dengan alat tangkap pancing diperairan Kabupaten Sinjai
ulur. Sulawesi Selatan. Lutjanus. Jurnal
KESIMPULAN DAN SARAN Teknologi Perikanan dan
Kesimpulan Kelautan.Vol 8 No.2, Juli 2003, hal
Selama penelitian di Desa Teluk Rhu 223-231
berlangsung bahwa kecepatan arus di
kawasan rumah ikan berkisar antara 20-22 Kasry, A. 1985. Pendayagunaan dan
cm/det. Kisaran kedalaman berkisar antara Pengelolaan Wilayah Pesisir. Suatu
26-31 m. Sedangkan untuk suhu berkisar Tinjauan Ekosistem. Makalah
antara 28-29oC. Salinitas berkisar antara dalam simposium pengambangan
30-32o/oo. Wilayah Pesisir. Pusat
Hasil tangkapan dengan menggunakan penelitian Universitas Riau,
umpan ikan tenggiri lebih rendah dan Pekanbaru, 25 hal.
berukuran lebih kecil dibandingkan dengan
menggunakan umpan ikan parang-parang, Muammar. 2013. Analisis Hasil
jenis ikan yang terbanyak tertangkap Tangkapan Ikan Dengan
dengan menggunakan kedua umpan Menggunakan Rawai Pada Daerah
tersebut adalah ikan kurau dan ikan Penangkapan Yang Telah dipasangi
kerapu. Dari hasil penelitian diatas bahwa Rumah Ikan dan Tanpa Rumah
ikan yang tertangkap adalah jenis ikan Ikan diperairan Bengkalis, Riau.
demersal yang bersifat karnivor. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Saran Kelautan Universitas Riau.
Dari penelitian ini bahwa untuk Pekanbaru.
menangkap ikan kurau dan kerapu
sebaiknya menggunakan umpan ikan Nofrizal, Matsuoka, T. Testu, K. Dan Neor
parang-parang. Ahmadi. 2004. Stusi Selektifitas
Mengingat waktu pemasangan rumah Pancing (Angling gear) Terhadap
ikan masih tergolong baru masih perlu Hasil Tangkapan Blue Gill
dilakukan okservasi secara detil tentang (Lepomis Macrochirus) di Danau
perkembangnya komunitas ikan didalam Somoyosi, Kagoshima, Japan.
rumah ikan dengan menggunakan echo Jurnal Perikanan dan Kelautan.
sounder. Fakultas Perikanan dan Kelautan
DAFTAR PUSTAKA Universitas Riau. Pekanbaru.
Ayodhyoa, A. U. 1981. Metode
Penangkapan Ikan . yayasan Dewi Saanin, H. 1984. Kunci Identifikasi Ikan,
Sri: Bogor. 97 hal. Bina Cipta. Jakarta 520 Hal.

Baskoro et al. 2014. Lutjanidae. www. Subani, W. dan H.R. Barus.1989.Alat


Iskandar Zulkarnaen pb babII. Penangkapan Ikan dan Udang Laut
Com. (23 Juli 2013) di Indonesia. Jurnal Penelitian
Perikanan Laut. No. 50.Jakarta :
Hella, I. and T. Laevastu. 1981. Fisheries BPPL-BPPP. Departemen
Oceanography and Ecology. Pertanian.
London : Fishing News Book
Ltd. 238 p. Sudjana, 1992. Metode Statistika (Edisi
Ke5). Tarsito Bandung. 508 hal.
Jamal, M. 2003. Studi Penggunaan
Rumpon Untuk Meningkatkan
Tim Pengkajian Rumpon Fakultas
Perikanan Institut Pertanian
Bogor.1987. Laporan Akhir
Survai Lokasi dan Desain Rumpon
di Perairan Ternate, Tidore,
Bacan, dan sekitarnya. Laporan
[Tidak Dipublikasikan]. Jurusan
Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan. FakultasPerikanan dan
Ilmu Kelautan. Bogor : Institut
Pertanian Bogor. Hal : V.54-58.

Yusfiandayani, R. 2003. Studi Mekanisme


Berkumpulnya Ikan Pelagis Kecil
di Sekitar Rumpon dan Model
Pengembangan Perikanannya.
Disertasi [Tidak
Dipublikasikan]. Sekolah Pasca
sarjana. Bogor : Institut Pertanian
Bogor. 229hal.

Anda mungkin juga menyukai