Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS TINDAKAN KORUPSI YANG PERNAH TERJADI DI LINGKUNGAN

SEKITAR DESA SUMBERKLAMPOK

Tugas UAS Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Program Studi


Perikanan Tangkap

Ahmad Hariadi
NIT.20.1.07.002

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN JEMBRANA


BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2021
RINGKASAN

1. Pengertian Korupsi
Istilah korupsi berasal dari bahasa latin yakni corruptio. Dalam bahasa Inggris
adalah corruption atau corrupt, dalam bahasa Perancis disebut corruption dan dalam
bahasa Belanda disebut dengan coruptie. Agaknya dari bahasa Belanda itulah lahir kata
korupsi dalam bahasa Indonesia. Korup berarti busuk, buruk; suka menerima uang sogok
(memakai kekuasaannya untuk kepentingan sendiri dan sebagainya) (Setiadi 2018).
Korupsi adalah perbuatan yang buruk (seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok
dan sebagainya). Korupsi berakibat sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, baik aspek
kehidupan sosial, politik, birokrasi, ekonomi, dan individu. Bahaya korupsi bagi kehidupan
diibaratkan bahwa korupsi adalah seperti kanker dalam darah, sehingga si empunya badan
harus selalu melakukan “cuci darah” terus menerus jika ia menginginkan dapat hidup terus
(Setiadi 2018).
a. Bahaya Korupsi terhadap Masyarakat dan Individu
Jika korupsi dalam suatu masyarakat telah merajalela dan menjadi makanan
masyarakat setiap hari, maka akibatnya akan menjadikan masyarakat tersebut sebagai
masyarakat yang kacau, tidak ada sistem sosial yang dapat berlaku dengan baik. Setiap
individu dalam masyarakat hanya akan mementingkan diri sendiri (self interest), bahkan
selfishness. Tidak akan ada kerja sama dan persaudaraan yang tulus. Korupsi juga
membahayakan terhadap standar moral dan intelektual masyarakat. Ketika korupsi
merajalela, maka tidak ada nilai utama atau kemulyaan dalam masyarakat. Theobald
menyatakan bahwa korupsi menimbulkan iklim ketamakan, selfishness, dan sinisism.
Chandra Muzaffar dalam (Setiadi 2018) menyatakan bahwa korupsi menyebabkan sikap
individu menempatkan kepentingan diri sendiri di atas segala sesuatu yang lain dan hanya
akan berpikir tentang dirinya sendiri semata-mata. Jika suasana iklim masyarakat telah
tercipta demikian itu, maka keinginan publik untuk berkorban demi kebaikan dan
perkembangan masyarakat akan terus menurun dan mungkin akan hilang.

b. Bahaya Korupsi terhadap Generasi Muda


Salah satu efek negatif yang paling berbahaya dari korupsi pada jangka panjang adalah
rusaknya generasi muda. Dalam masyarakat yang korupsi telah menjadi makanan sehari-
hari, anak tumbuh dengan pribadi antisosial, selanjutnya generasi muda akan menganggap
bahwa korupsi sebagai hal biasa (atau bahkan budaya), sehingga perkembangan
pribadinya menjadi terbiasa dengan sifat tidak jujur dan tidak bertanggung jawab (Setiadi
2018). Jika generasi muda suatu bangsa keadaannya seperti itu, bisa dibayangkan betapa
suramnya masa depan bangsa tersebut dan juga akan menjadi penghancur dari sebuah
Negara.
2. KLASIFIKASI PERBUATAN KORUPSI DALAM UNDANG-UNDANG KORUPSI
Bentuk-bentuk perbuatan korupsi menurut UU No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20
Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
• Merugikan Keuangan Negara
• Suap menyuap
• Penggelapan dalam Jabatan
• Pemerasan
• Perbuatan curang
• Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
• Gratifikasi
3. BEBERAPA TINDAKAN KORUPSI YANG ADA DI DESA SUMBERKLAMPOK
a) Penggelapan dalam Jabatan
Kejahatan dengan cara penggelapan yang merupakan salah satu dari jenis kejahatan
terhadap harta benda manusia. Kejahatan tidak akan dapat hilang dengan sendirinya,
sebaliknya kasus kejahatan semakin sering terjadi dan yang paling dominan adalah jenis
kejahatan terhadap harta kekayaan, khususnya yang termasuk didalamnya adalah tindak
pidana penggelapan. Perkembangan tersebut sangatlah mempengaruhi berbagai
pihak/oknum untuk melakukan berbagai cara dalam memenuhi keinginannya, yakni dengan
menghalalkan segala cara yang berimbas pada kerugian yang akan diderita seseorang
nantinya. Salah satunya adalah tindak pidana penggelapan dalam jabatan (dalam pasal
374 KUHP) (Sihaloho, 2019).
Penggelapan biasa adalah kejahatan yang hampir sama dengan pencurian. Namun
bedanya ialah bahwa pada pencurian barang yang dimiliki itu masih belum berada ditangan
pencuri dan masih harus diambilnya. Sedangkan pada penggelapan waktu dimilikinya
barang itu sudah ada ditangan si pembuat tidak dengan jalan kejahatan. Penggelapan
berat dapat di artinya sebagai terdakwa diserahi menitipkan barang yang digelapkan itu
karena hubungan pekerjaanya (persoonlijke dienstbetrekking), terdakwa menyimpan
barang itu karena jabatannya (beroep) dan karena mendapat upah uang (bukan upah yang
berupa barang) (Sihaloho, 2019).
Di Desa Sumberklampok sempat terjadi tindakan korupsi yang di lakukan oleh kepala
dusun di salah satu dusun di Desa Sumberklampok yaitu dengan menggunakan uang Desa
untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau memperkaya dirinya sendiri yang mana harusnya
di pakai untuk pembangunan Desa yaitu wisata pemancingan, banyak warga yang tidak
sadar akan hal itu karena warga dusun tersebut terlalu sibuk menjalani hidupnya sehingga
tidak sadar akan perbuatan kepala dusunnya yang membuat kerugian yang sangat besar
bagi desa maupun dusun tersebut, hal ini bisa terjadi juga di karenakan kurangnnya
pengawasan dari kepala desa yang membuat kepala dusun tersebut mudah untuk
melakukan tindakan korupsi, wisata pemacingan tersebut sampai saat ini masi belum
berjalan atau macet yang harusnya sudah selesai tahun kemarin (2020).

Selain itu sering pula terjadi tindakan korupsi yang di lakukan kepala dusun pada saat
perbaikan jalan di gang yaitu dengan mengurangi uang anggaran untuk pembelian alat dan
bahan perbaikan jalan, banyak sekali bahan-bahan yang tidak lengkap atau kurang pada
saat perbaikan jalan di gang contohnya yang harusnya memakai dua semen tetapi hanya di
belikan satu semen, akibatnya membuat jalan tersebut tidak bisa bertahan dengan lama
dan merugikan warga yang telah menyumbang tenaganya untuk gotong royong namun
jalan tersebut tidak bertahan lama sehingga warga susah nantinya melewati jalan tersebut
setiap harinya. Tindakan tersebut bisa kita bilang tindakan korupsi penggelapan dalam
jabatan yang mana seorang kepala dusun yang memiliki jabatan di Desa Sumberklampok
telah menggelapkan uang desa untuk memperkaya dirinya sendiri.

Pelaku penggelapan dalam jabatan di ancam pidana penjara maxsimal 5 (lima) tahun
sesuai pasal 374 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berbunyi “Berbeda
halnya apabila penggelapan dalam jabatan tersebut di lakukan oleh pejabat umum”, Bagi
pelaku tindak pidana penggelapan dalam jabatan umum dapat dipidana penjara minimal 3
(tiga) thun dan maxsimal 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp
150.000.000,00 (Seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak 750.000.000,00 (Tujuh
ratus lima puluh juta rupiah).

b). Suap Menyuap

Penyuapan merupakan tindak pidana yang kerap terjadi dan bersinggungan dengan
pejabat pemerintahan yang dilakukan oleh pengusaha/swasta. Bentuk suap antara lain
dapat berupa pemberian barang, uang sogok, dan sebagainya. Tujuan suap biasanya
adalah untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dari orang atau pegawai atau
pejabat yang disuap. Penyuapan (atau suap saja) adalah tindakan memberikan uang,
barang atau bentuk lain dari pembalasan dari pemberi suap kepada penerima suap yang
dilakukan untuk mengubah sikap penerima atas kepentingan/minat si pemberi, walaupun
sikap tersebut berlawanan dengan penerima. Dalam kamus hukum Black's Law Dictionary,
penyuapan diartikan sebagai tindakan menawarkan, memberikan, menerima, atau meminta
nilai dari suatu barang untuk mempengaruhi tindakan pegawai lembaga atau sejenisnya
yang bertanggung jawab atas kebijakan umum atau peraturan hukum. Penyuapan juga
didefinisikan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 1980 sebagai tindakan "memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk membujuk supaya
orang itu berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan
dengan kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut kepentingan umum"; juga
"menerima sesuatu atau janji, sedangkan ia mengetahui atau patut dapat menduga bahwa
pemberian sesuatu atau janji itu dimaksudkan supaya ia berbuat sesuatu atau tidak berbuat
sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang
menyangkut kepentingan umum".

Pada tahun 2019 pada saat pemilihan kepala desa terjadi perbuatan suap menyuap
salah satu tim sukses calon kepala desa, tim sukses tersebut mendatangi ke rumah-rumah
masyarakat dengan tujuan memberikan sejumlah uang agar memilih calon kepala desa
dari tim sukses tersebut, banyak sekali masyarakat yang tergiur akan sejumlah uang yang
di berikan tanpa mereka sadari bahwa perbuatan tersebut sangatlah jahat dan akan
berdampak buruk terhadap desa nantinya jika calon kepala desa tersebut terpilih, baru jadi
calon kepala desa saja sudah melakukan tindakan korupsi bagaimana nanti jika sudah
terpilih menjadi kepala desa dampaknya akan sangat besar terhadap masyarakat maupun
desa, salah satunya pembangunan-pembangunan desa jadi terhambat, sudah sering kali
terjadi hal seperti ini di karenakan masyarakat menganggap bahwa menerima uang pada
saat pilkada atau pemilu itu wajar, Fenomena ini membuktikan bahwa masyarakat belum
sadar betul praktik korupsi saat adanya pemilihan umum, masyarakat perlu untuk diedukasi
agar praktik-praktik tak jujur dalam pemungutan suara bisa dihilangkan.

Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tindak pidana suap diatur dalam
Pasal 209 ayat (1), yang berbunyi sebagai berikut: Diancam dengan pidana penjara paling
lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah:
1. Barang siapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat dengan
maksud menggerakkannya untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya
yang bertentangan dengan kewajibannya;
2. Barang siapa memberi sesuatu kepada seorang pejabat karena atau berhubung dengan
sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam
jabatannya.
KESIMPULAN DAN SARAN

Korupsi adalah perbuatan yang buruk (seperti penggelapan uang, penerimaan uang
sogok dan sebagainya). Korupsi berakibat sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, baik
aspek kehidupan sosial, politik, birokrasi, ekonomi, dan individu. Korupsi penggelapan dalam
jabatan berakibat sangat besar bagi masyarakat dan individu, seperti pembangunan-
pembangunan menjadi terhambat yang akan membuat desa tidak akan ada kemajuan dan
perbaikan-perbaikan jalan atau yang lainnya juga menjadi tidak kuat atau bertahan lama
yang nantinya membuat masyarakat kesulitan melaksanakan aktivitasnya. Korupsi suap
menyuap juga berakibat sangat besar bagi generasi muda karena semakin mereka sering
melihan tindakan suap menyuap nantinya mereka akan berfikir sama yaitu suap menyuap
sudah menjadi hal yang wajar, tentunya mereka akan melakukan hal yang sama nantinya
yaitu melakukan tindakan menjijikan suap menyuap saat mereka sudah dewasa, kalau terus
seperti ini maka generasi muda kita akan menjadi pengrusak negaranya sendiri bukan malah
memajukan Negara.

Saya berharap kedepannya aparat desa khususnya kepala desa lebih perhatian atau
teliti terhadap anak buahnya agar tidak mudah melakukan tindakah korupsi yang hanya
mementingkan dirinya sendiri, dan juga kedepannya agar di sekolah-sekolah memberikan
materi tentang kejahatan korupsi , karena memang harus dari kecil mereka para generasi
muda di berikan pengetahuan tentang korupsi ini agar para generasi muda nantinya akan
mengerti tentang kejahatan tersebut dan tidak menjadi seorang koruptor yang menjijikan
(Tikus berdasi), menjadi ganerasi yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat demi
memajukan NKRI.

Anda mungkin juga menyukai