Anda di halaman 1dari 41

KLARA

NISA
AMANDA
PBAK
BAB 1
KORUPSI
PENGERTIAN
KORUPSI
Arti kata korupsi penyalahgunaan uang
negara (perusahaan,
secara harfiah adalah organisasi, yayasan, dsb.)
“sesuatu yang untuk
busuk, jahat, dan keuntungan pribadi atau
merusakkan (Dikti, orang lain. Korupsi
2011). Dalam Kamus diturunkan
yang
dari kata korup

Besar Bahasa bermakna 1) buruk; rusak;


Indonesia edisi busuk; 2) suka memakai
keempat, korupsi barang (uang) yang
didefinisikan lebih dipercayakan kepadanya;
spesifik lagi yaitu dapat disogok (memakai
kekuasaannya untuk
penyelewengan atau kepentingan pribadi
CIRI DAN JENIS KORUPSI
Suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan.
Penipuan terhadap badan pemerintah,
Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk
kepentingan khusus.
Dilakukan dengan rahasia
Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak
Adanya kewajiban dan keuntungan bersama
Terpusatnya kegiatan korupsi pada mereka yang menghendaki
keputusan
Adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk
pengesahan hukum.
KORUPSI DIKELOMPOKKAN MENJADI TUJUH JENIS
KORUPSI SEBAGAI BERIKUT.
Korupsi transaktif (transactive corruption)
Korupsi yang memeras (extortive corruption)
Korupsi investif (investive corruption)
Korupsi perkerabatan (nepotistic corruption)
Korupsi defensif (defensive corruption)
Korupsi otogenik (autogenic corruption)
Korupsi dukungan (supportive corruption)
BAB 2
PENYEBAB KORUPSI
FAKTOR-FAKTOR UMUM
YANG MENYEBABKAN
KORUPSI
Greeds (keserakahan)
Opportunities (kesempatan)
Needs (kebutuhan)
Exposures (pengungkapan):
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL
DAN EKSTERNAL
PENYEBAB KORUPSI
Faktor Internal Faktor Eksternal
Definisi korupsi secara
formal ditujukan
kepada perilaku
pejabat publik, baik
politikus maupun
pegawai negeri untuk
memperkaya diri
sendiri dengan
menyalahgunakan
wewenang dan
jabatannya.
BAB 3
DAMPAK KORUPSI
Berbagai studi komprehensif mengenai dampak korupsi terhadap
ekonomi serta variabel-variabelnya telah banyak dilakukan hingga
saat ini. Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek
kehidupan saja, tetapi juga menimbulkan efek domino yang
meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara.
TENTANG DAMPAK KORUPSI,
SEBAGAI BERIKUT:
BERBAGAI DAMPAK MASIF
AKAN DIURAIKAN BERIKUT INI.

Dampak Ekonomi
Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat
Dampak Terhadap Kesehatan Masyarakat
Dampak Birokrasi Pemerintahan
Dampak Terhadap Politik dan Demokrasi
Dampak Terhadap Penegakan Hukum
Dampak Terhadap Pertahanan Dan Keamanan
Dampak Kerusakan Lingkungan
BAB 4
PEMBERANTASAN KORUPSI
A. KONSEP
PEMBERANTASAN KORUPSI
Banyak strategi dan upaya dilakukan untuk memberantas
korupsi, tetapi perlu diingat bahwa strategi tersebut harus
disesuaikan dengan konteks masyarakat maupun organisasi
yang dituju. Dengan kata lain, setiap negara, masyarakat,
maupun organisasi harus mencari strategi yang tepat untuk
mencari pemecahannya. Untuk melakukan pemberantasan
korupsi yangangat penting sekali diingat
B. STRATEGI
PEMBERANTASAN
Pasca-reformasi pemberantasan korupsi telah menjadi fokus
utama pemerintah. Berbagai upaya ditempuh baik
untukmencegah maupun untuk menindak tindak pidana
korupsi secara serentak oleh pemegang kekuasaan
eksekutif, legislatif dan yudikatif.
STRATEGI TERSEBUT
ADALAH:
Pencegahan
Penegakan hukum
Harmonisasi peraturan perundang-undangan
Kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tindak
pidana korupsi
Pendidikan budaya antikorupsi
Mekanisme pelaporan pelaksanaan pemberantasan korupsi.
C. UPAYA
PENINDAKAN
Pada bagian ini akan diuraikan upaya-upaya yang merupakan
perwujudan dari strategi represif, yaitu upaya penindakan.
Upaya represif atau upaya melalui jalur penal yaitu upaya
penanganan yang menitikberatkan pada sifat penumpasan
setelah kejahatan korupsi terjadi.
D. UPAYA
PENCEGAHAN
Nasihat bijak mengatakan “mencegah lebih baik daripada
mengobati” maka upaya upaya pencegahan korupsi lebih
baik daripada upaya represif. Benarkahdemikian? Pada awal
sudah dikatakan bahwa upaya represif dan preventif harus
dilaksanakan secara bersamaan untuk menimbulkan daya
ungkit besar terhadap pemberantasan korupsi.
BAB 5
NILAI DAN PRINSIP ANTIKORUPSI
A. NILAI-NILAI
ANTIKORUPSI
Jujur
Disiplin
Tanggung Jawab
Adil
Berani
Peduli
Kerja Keras
Kesederhanaan
Mandiri
B. PRINSIP-PRINSIP
ANTIKORUPSI
Akuntabilitas
Transparansi
Kewajaran
Kebijakan
Kontrol Kebijakan
BAB 6
TATA KELOLA
REFORMASI
BIROKRASI
Reformasi merupakan proses upaya sistematis, terpadu, dan
komprehensif,
dengan tujuan untuk merealisasikan tata pemerintahan yang
baik. Good
governance (tata pemerintahan yang baik) adalah sistem yang
memungkinkan
terjadinya mekanisme penyelenggaraan pemerintahan negara
yang efektif
dan efisien dengan menjaga sinergi yang konstruktif di antara
pemerintah,
sektor swasta, dan masyarakat.
Birokrasi menurut pemahamannya sebagai berikut
ISI DAN MISI REFORMASI
BIROKRASI

a. Visi
Terwujudnya pemerintahan yang amanah atau terwujudnya
tata pemerintahan yang baik. BUKU AJAR 92 Pendidikan dan
Budaya Antikorupsi

b. Misi
Mengembalikan cita dan citra birokrasi pemerintahan
sebagai abdi negara dan abdi masyarakat serta dapat
menjadi suri teladan dan panutan masyarakat dalam
menjalani kehidupan sehari hari.
TUJUAN REFORMASI
BIROKRASI
Secara umum tujuan reformasi birokrasi adalah mewujudkan
pemerintahan yang baik, didukung oleh penyelenggara
negara yang profesional, bebas korupsi, kolusi dan
nepotisme, dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
sehingga tercapai pelayanan prima.
BAB 7
TINDAK PIDANA KORUPSI
7 (TUJUH) JENIS TINDAK PIDANA KORUPSI, YAITU

korupsi terkait kerugian keuangan negara


suap menyuap,
penggelapan dalam jabatan,
pemerasan,
perbuatan curang,
benturan kepentingan dalam pengadaan
gratifikasi
KORUPSI TERKAIT KERUGIAN
KEUANGAN NEGARA
Untuk membahas korupsi terkait kerugian keuangan negara,
maka perlu diketahui apa yang dimaksud keuangan negara.
Undang-Undang Nomor 31 TINDAK PIDANA KORU PSI 147
Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi menyatakan
bahwa “Keuangan negara yang dimaksud adalah seluruh
kekayaan negara dalam bentuk apapun, yang dipisahkan
atau yang tidak dipisahkan, termasuk di dalamnya segala
bagian kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang
timbul
KORUPSI TERKAIT DENGAN
SUAP MENYUAP
Korupsi terkait dengan suap menyuap didefinisikan dalam
Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP) ada 7 jenis
bentuk tindakan pindana suap
KORUPSI TERKAIT DENGAN
PENGGELAPAN DALAM
JABATAN
Kejahatan korupsi ini diatur dalam pasal 8, pasal 9, dan pasal
10 Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang diperbaharui oleh
Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001
TINDAK PIDANA KORUPSI PEMERASAN

Tindak Pidana Korupsi Pemerasan


Tindak pidana korupsi pemerasan yaitu usaha pemaksaan
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, sehingga orang
itu menyerahkan sesuatu atau mengadakan utang atau
menghapus piutang. Adapun pada delik penipuan, korban
tergerak untuk menyerahkan sesuatu dan seterusnya, rayuan
memakai nama palsu, martabat palsu, tipu muslihat,
rangkaian kata-kata bohong. Tindak pidana korupsi
pemerasan diatur dalam pasal 12 poin e, f, g Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001.
TINDAK PIDANA KORUPSI
PERBUATAN CURANG
Jenis korupsi ini diatur dalam pasal 7 dan pasal 12 huruf h
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 diperbarui oleh
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
TINDAK PIDANA KORUPSI TERKAIT BENTURAN
KEPENTINGAN DALAM PENGADAAN

Hal ini diatur dalam pasal 12 huruf f Undang-Undang Nomor 31


Tahun 1999 yang diperbarui oleh Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001. “Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik
langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta
dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat
dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan
untuk mengurus atau mengawasinya”.
TINDAK PIDANA KORUPSI
TERKAIT GRATIFIKASI
Gratifikasi menurut penjelasan Pasal 12B Ayat (1) UU Nomor
31 Tahun 1999 juncto UU Nomor 20 Tahun 2001, bahwa:
"Yang dimaksud dengan ‘gratifikasi’ dalam ayat ini adalah
pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang,
barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket
perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi
tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar
negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik.”
BAB 7
SEJARAH KORUPSI DI INDONESIA
BERDIRINYA LEMBAGA PENEGAK
HUKUM,
PEMBERANTASAN, DAN PENCEGAHAN
KORUPSI
Ada sejumlah lembaga yang memiliki peran dalam
pencegahan dan penanggulangan korupsi, antara lain:
Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan
Pengadilan.
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai