Anda di halaman 1dari 31

Korupsi

Pencegahannya
dalam Islam
Kelompok 9
Pandangan Islam
01 Bab ini menjelaskan mengenai pandangan islam
terhadap korupsi
Apa saja yang akan dibahas?

Pandangan Islam Bentuk Korupsi


01 Bagaimana pandangan
korupsi dalam islam
02 Apa saja bentuk tindak
korupsi dalam islam

Penyebab Korupsi Dampak Korupsi


03 Apa saja faktor penyebab
korupsi
04 Apa saja dampak destruktif
dari korupsi
Apa saja yang akan dibahas?

Hukuman Korupsi Peran Mahasiswa


05 Apa saja hukuman dan upaya
pencegahan korupsi
06 Bagaimana peran mahasiswa
dalam gerakan anti korupsi
Pandangan Islam
01 Bagaimana pandangan korupsi dalam islam?
PANDANGAN ISLAM

Islam memandang korupsi sebagai perbuatan keji. Perbuatan korupsi dalam konteks agama islam
sama dengan fasad, yakni perbuatan yang merusak tatanan kehidupan yang pelakunya dikategorikan
melakukan Jinayaat al-kubra (dosa besar).

firman Allah swt. dalam Surah Al-Baqarah : 188 :

“Dan janganlah sebahagian kamu Memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan
bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta Itu kepada hakim, supaya kamu dapat
Memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
kamu mengetahui.”
Bentuk Korupsi
02 Apa saja bentuk dan tindakan korupsi?
BENTUK KORUPSI

1 SUAP - MENYUAP

Suap- menyuap adalah tindakan memberikan uang, barang atau bentuk lain dari pembalasan dari
pemberi suap kepada penerima suap yang dilakukan untuk mengubah sikap penerima atas suatu
kepentingan. Suap - menyuap merupakan salah satu tindakan korupsi dan diatur dalam Pasal 13,
Pasal 12 huruf a, Pasal 12 huruf b, Pasal 11, dan masih banyak lagi.

2. PENGGELAPAN JABATAN

Merupakan penggelapan yang dilakukan oleh pemegang barang yang berhubungan dengan
jabatannya atau pekerjaannya atau juga bisa karena ia mendapatkan upah berupa uang.
Menurut R. Soesilo dalam bukunya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta Komentar-
Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal (hal. 258), penggelapan adalah kejahatan yang hampir
sama dengan pencurian
BENTUK KORUPSI

3. PEMERASAN

Pemerasan dalam UU TIPIKOR diatur berupa tindakan sebagi berikut.

Pertama, pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum.

Kedua, pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, meminta
atau menerima pekerjaan, atau penyerahan barang.

Ketiga, pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, telah
menggunakan tanah negara yang diatasnya terdapat hak pakai,
BENTUK KORUPSI

4. PERBUATAN CURANG

UU TIPIKOR perbuatan curang berbentuk sebagai berikut.

Pertama, yaitu pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan, atau penjual bahan
bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan bangunan melakukan perbuatan curang

Kedua, setiap orang bertugas mengawasi pembangunan atau penyerahan bahan bangunan, sengaja
membiarkan perbuatan curang di atas.

Ketiga, setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia
dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia melakukan perbuatan curang.

Keempat, setiap orang yang bertugas mengawasi penyerahan barang keperluan Tentara Nasional
Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan sengaja membiarkan perbuatan
curang di atas
BENTUK KORUPSI

5. BENTURAN KEPENTINGAN DALAM KEPENGADAAN

Benturan kepentingan dalam pengadaan adalah dimana seorang pegawai atau penyelenggara negara,
baik langsung maupun tidak langsung, dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan,
atau persewaan, yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk
mengurus atau mengawasinya.

6. GRATIFIKASI

Gratifikasi sendiri adalah pemberian, arti ini bisa berarti luas, yakni meliputi pemberian uang,
barang, rabat (potongan harga), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, pengobatan cuma - cuma, dan lain - lain. Gratifikasi yang diatur dalam UU yaitu
gratifikasi pada pegawai negeri dan penyelenggara negara.
Penyebab Korupsi
03 Apa saja faktor dan penyebab korupsi?
Penyebab Korupsi

Faktor Umum Faktor Eksternal Faktor Internal


Sifat rakus, moral rendah, Sikap masyarakat, politis,
Politik, hukum, dan ekonomi
konsumtif. organisasi.
Faktor Umum Penyebab Korupsi
1 Politik

Dikarenakan banyaknya intrik dalam politik itu sendiri, mulai dari ingin mempertahankan kekuasaannya, kenaikan jabatan,
hingga pemenangan pemilihan, menyebabkan politik menjadi penyebab korupsi

2. Hukum

Lemahnya penegakan hukum, perundang-undangan yang tidak jelas sehingga multi-tafsir, pemberian hukuman yang
ringan, dan tindakan diskriminatif dalam hukum membuat korupsi dapat merajalela.

3. Ekonomi

Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Selain rendahnya gaji pegawai, banyak aspek
ekonomi lain yang menjadi penyebab terjadinya korupsi.
Faktor Eksternal Penyebab Korupsi
1. Sikap Masyarakat terhadap korupsi

- Masyarakat kurang menyadari bahwa korban korupsi adalah masyarakat sendiri


- Masyarakat kurang menyadari apabila dirinya terlibat korupsi
- Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi dapat dicegah apabila mereka ikut aktif dalam kegiatan tersebut.

2. Aspek Politis

kontrol sosial adalah suatu proses yang dilakukan untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan
harapan masyarakat. Kontrol sosial tersebut dijalankan dengan menggerakkan berbagai aktivitas yang melibatkan
penggunaan kekuasaan negara sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan secara politik, melalui lembaga-lembaga yang
dibentuknya. Dengan demikian instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan sangat
berpotensi menyebabkan perilaku korupsi.

3. Aspek Organisasi

Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan


Tidak adanya kultur organisasi yang benar
Lemahnya pengawasan dalam organisasi
Faktor Internal Penyebab Korupsi
1. Sifat Rakus Manusia

Sifat ini merupakan salah satu sifat yang menjadi pendorong utama terjadinya korupsi.
Hasrat ini terjadi karena keinginan untuk memperkaya diri sendiri walaupun sudah berkecukupan.

2. Moral yang Rendah

Seseorang dengan moral yang tidak kuat bisa melakukan korupsi karena berbagai godaan. Baik godaan dari sifat tamak,
teman, maupun atasannya

3. Gaya Hidup Konsumtif

Kehidupan di kota-kota besar sering mendorong gaya hidup seseong konsumtif. Perilaku konsumtif bila tidak diimbangi
dengan pendapatan yang memadai akan membuka peluang seseorang untuk melakukan berbagai tindakan untuk memenuhi
hajatnya. Salah satu kemungkinan tindakan itu adalah dengan korupsi.
Dampak Korupsi
04 Apa saja dampak destruktif dari pelaku korupsi?
Dampak Korupsi

Bidang Ekonomi Bidang Pemerintahan Bidang Hukum


Produktivitas, pendapatan Etika sosial, birokrasi, fungsi Peraturan tidak efektif,
negara, utang negara. pemerintah hilang. kepercayaan hilang
Dampak Korupsi Bidang Ekonomi
1. Penurunan produktivitas

Produktivitas dari perusahaan-perusahaan akan terhambat dan tidak bisa berkembang lebih maju lagi. Hal ini dapat
menyebabkan pengurangan jumlah karyawan atau PHK. Hal ini mengindikasikan bahwa korupsi dapat menurunkan
produktivitas dari setiap industri.

2. Penurunan pendapatan negara dan pajak

Penurunan pendapatan ini karena kenyataan bahwa banyak oknum pegawai pajak yang memanfaatkan kesempatan buruk
ini untuk memperkaya dirinya sendiri.

3. Meningkatnya utang negara

Korupsi tentunya akan memperburuk keuangan negara. Selain sebelumnya negara memang sudah punya hutang dengan
negara lain, dengan adanya korupsi justru hutang itu akan semakin bertambah.
Dampak Korupsi Bidang Pemerintahan
1. Etika sosial yang mati

Banyak pejabat negara yang tidak merasa malu dan salah ketika ia melakukan tindakan korupsi. Inilah arti etika sosial
yang mati. Orang yang memiliki kedudukan tinggi tidak merasa salah mengambil hak masyarakat yang lebih
membutuhkan.

2. Birokrasi tidak efesien

Birokrasi memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan kepada publik. Namun bagaimana jika pelayanannya sangat sulit
dan berbelit-belit. Tentunya masyarakat akan merasa kesulitan jika ingin mengurus dokumen-dokumennya. Belum lagi jika
untuk mempercepat pelayanan masyarakat diharuskan untuk membayar, inilah yang dinamakan pungli.

3. Hilangnya fungsi pemerintah

Korupsi memiliki dampak kepada pemerintah karena tidak mampu menjalankan fungsi yang sebenarnya. Kondisi ini
sangat mengkhawatirkan karena yang ditakutkan korupsi semakin banyak terjadi, namun pemerintah semakin tidak tegas
Dampak Korupsi Bidang Hukum
1. Peraturan perundang – undangan tidak efektif

Semua pihak dapat menerima suap dan pungli. Yang kaya akan dipermudah, yang miskin akan dipersulit. Hukum yang
tadinya harus adil, sekarang bisa dibeli. Hukum terasa tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

2. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap negara

Dengan adanya kasus tindakan korupsi di negara sendiri akan ada banyak informasi dari berbagai media massa mengenai
bobroknya hukum di Indonesia tentang kasus korupsi. Hukum tidak benar-benar melindungi masyarakat. Para koruptor
terlihat tenang ketika dijerat hukum, seperti tidak ada yang berbeda antara dihukum dan tidak.
Hukuman Korupsi
05 Apa saja hukuman dan upaya pencegahan korupsi?
Hukuman Korupsi
Menurut Islam salah satu hukuman yang terbaik bagi pelaku korupsi adalah dengan memotong tangan atau kakinya atau
disalib. Firman Allah SWT. dalam surah Al-Maidah (5) : 33 :

“Sesungguhnya pembalasan bagi orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi,
hukuman mereka dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka secara menyilang, atau dibuang di negeri
(tempat kediamannya). Yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka kan
mendapat siksaan besar.”

Sementara itu di Indonesia terdapat pula hukuman mati bagi pelaku korupsi sesuai Pasal 2 Undang-undang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) :

Ayat (1):Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling
sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Ayat (2):Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana
mati dapat dijatuhkan.
Upaya Pencegahan Korupsi
1. Sistem penggajian yang layak

Aparat pemerintah harus bekerja dengan sebaik-baiknya. Dan itu sulit berjalan dengan baik bila gaji mereka tidak
mencukupi. Para birokrat tetaplah manusia biasa. Rasul dalam hadis riwayat Abu Dawud berkata, “Barangsiapa yang
diserahi pekerjaan dalam keadaan tidak mempunyai rumah, akan disediakan rumah, jika belum beristri hendaknya
menikah, jika tidak mempunyai pembantu hendaknya ia mengambil pelayan, jika tidak mempunyai hewan tunggangan
(kendaraan) hendaknya diberi. Dan barangsiapa mengambil selainnya, itulah kecurangan (ghalin)”. Oleh karena itu, harus
ada upaya pengkajian menyeluruh terhadap sistem penggajian dan tunjangan di negeri ini.

2. Perhitungan kekayaan

Perhitungan kekayaan dan pembuktian terbalik sebagaimana telah dilakukan ole Khalifah Umar bin Khaththab menjadi
cara yang bagus untuk mencegah korupsi. Semasa menjadi khalifah, Umar menghitung kekayaan para pejabat di awal dan
di akhir jabatannya. Bila terdapat kenaikan yang tidak wajar, yang bersangkutan, bukan jaksa atau orang lain, diminta
membuktikan bahwa kekayaan yang dimilikinya itu didapat dengan cara yang halal. Bila gagal, Umar memerintahkan
pejabat itu menyerahkan kelebihan harta dari jumlah yang wajar kepada Baitul Mal, atau membagi dua kekayaan itu
separuh untuk yang bersangkutan dan sisanya untuk negara.
Upaya Pencegahan Korupsi
3. Pengawasan masyarakat

Masyarakat dapat berperan menyuburkan atau menghilangkan korupsi. Demi menumbuhkan keberanian rakyat
mengoreksi aparat, khalifah Umar di awal pemerintahannya menyatakan, “Apabila kalian melihatku menyimpang dari
jalan Islam, maka luruskan aku walaupun dengan pedang”. Tampak dengan jelas bahwa Islam melalui syariatnya telah
memberikan jalan yang sangat gamblang dalam pemberantasan korupsi dan mewujudkan pemerintahan yang bersih. Di
sinilah pentingnya seruan penegakan syariat Islam.
Peran Mahasiswa
06 Apa saja peran mahasiswa dalam gerakan anti
korupsi?
Contents of this template
Here’s what you’ll find in this Slidesgo template:
1. A slide structure based on a presentation for a thesis defense, which you can easily adapt to your needs. For more
info on how to edit the template, please visit Slidesgo School or read our FAQs.
2. An assortment of graphic resources that are suitable for use in the presentation can be found in the
alternative resources slide.
3. A thanks slide, which you must keep so that proper credits for our design are given.
4. A resources slide, where you’ll find links to all the elements used in the template.
5. Instructions for use.
6. Final slides with:
🟐 The fonts and colors used in the template.
🟐 A selection of illustrations. You can also customize and animate them as you wish with the online editor.
Visit Storyset to find more.
🟐 More infographic resources, whose size and color can be edited.
🟐 Sets of customizable icons of the following themes: general, business, avatar, creative process, education,
help & support, medical, nature, performing arts, SEO & marketing, and teamwork.

You can delete this slide when you’re done editing the presentation.
Gerakan Anti Korupsi Mahasiswa

Keluarga Kampus Masyarakat


Kegiatan mengenali karakter Keterlibatan mahasiswa
Mengamati keadaan
korupsi di lingkungan mencegah korupsi di
masyarakat sekitar
keluarga lingkungan kampus
Peran Mahasiswa di Lingkungan Keluarga
Kegiatan mengenali karakter korupsi dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga, hal ini dapat berupa melakukan
pengamatan terhadap perilaku keseharian anggota keluarga, misalnya :

1. Apakah dalam mengendarai kendaraan bermotor bersama ayah atau anggota keluarga yang lain, peratur lalu lintas
dipatuhi ?

2. Apakah penghasilan orang tua tidak berasal dari tindak korupsi ?

3. Apakah ada diantara keluarga yang menggunakan produk bajakan ?


Peranan Mahasiswa di Lingkungan Kampus
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu :

1. Untuk individu mahasiswanya sendiri

Seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar dirinya sendiri seperti tidak berperilaku koruptif dan tidak korupsi

2. Untuk komunitas mahasiswanya

Seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar sesama mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan di kampus tidak
berperilaku koruptif dan tidak korupsi.
Peranan Mahasiswa di Lingkungan Masyarakat
Hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa atau kelompok mahasiswa di lingkungan masyarakat adalah dengan mengamati
keadaan masyarakat sekitar, misalnya:

1. Apakah kantor-kantor pemerintah menjalankan fungsi pelayanan kepada masyarakatnya dengan sewajarnya?

2. Apakah akses publik kepada berbagai informasi sudah didapatkan?

3. Apakah pelayanan publik untuk masyarakat miskin sudah memadai?

Anda mungkin juga menyukai