Anda di halaman 1dari 16

PERAN MASJID DI

ZAMAN
Aulia Riza Mufita

RASULULLAH
Fadila Muqtadaro Merry Hassani
PERAN MASJID DI ZAMAN
RASULULLAH

Masjid sudah ada sejak masa Rasulullah saw pada waktu hijrah dari Makkah
ke Madinah dengan ditemani sahabat Abu Bakar. Rasulullah saw melewati
daerah yang disebut dengan Quba, dan akhirnya di sana beliau mendirikan
masjid pertama sejak masa kenabiannya. Masjid Quba yaitu masjid pertama
yang dibina pada hari pertama Rasulullah saw tiba di Madinah.
• Sebagai pelaksana peribadatan.

Mengacu • Sebagai tempat pertemuan.


pada masa
• Sebagai tempat bermusyawarah
Rasulullah SAW
• Sebagai tempat perlindungan
peran dan fungsi
masjid • Sebagai tempat kegiatan sosial

• Sebagai tempat pengobatan orang sakit

• Sebagai tempat dakwah dan madrasah.

• Sebagai tempat latihan dan mengatur strategi perang.


UNTUK MENINGKATKAN PERAN DAN FUNGSI MASJID PERLU
DILAKUKAN PENGELOLAAN SECARA PROFESIONAL,
MELIPUTI:

Bidang Idarah (Pengorganisasian)

Bidang Imarah (Kemakmuran)

Bidang Ri’ayah (Pemeliharaan


KORELASI INSTITUSI
MASJID DENGAN
PERADABAN
MANUSIA
KORELASI INSTITUSI MASJID
DENGAN PERADABAN MANUSIA

Masjid dalam catatan sejarah peradaban Islam, merupakan institusi pusat perjuangan
yang memiliki peran strategis dalam membangun peradaban. Masjid merupakan
langkah awal Rasulullah memulai pembangunan peradaban Islam di Madinah, disusul
langkah berikutnya dengan Piagam Madinah. Pada masa Rasulullah, masjid sebagai
tempat pusat kendali seluruh aktivitas, baik ibadah, sosial, ekonomi, maupun politik
pemerintahan.
KORELASI INSTITUSI MASJID
DENGAN PERADABAN MANUSIA

Pada masa Rasulullah, masjid sebagai tempat tempat ibadah, tempat konsultasi, komunikasi
persoalan ekonomi, sosial budaya, melangsungkan kegiatan pendidikan umat, melakukan
santunan terhadap fakir miskin, latihan militer serta mempersiapkan perlengkapannya, posko
pengobatan korban perang, perdamaian dan pengadilan sengketa, aula dan tempat menerima tamu,
tempat menahan tawanan, dan pusat penerangan dan pembelaan agama. 
KORELASI INSTITUSI MASJID
DENGAN PERADABAN
MANUSIA
Kini, masjid yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, tempat wisata,
perhotelan, pasar atau institusi baik pemerintahan, pendidikan, negeri atau swasta
tidak lagi menjadi sentra kendali masyarakat sekitarnya. Masjid hanya dipahami
sebagai tempat menunaikan ibadah umat Islam secara sempit, sehingga masjid hanya
dihuni pada waktu-waktu tertentu tanpa peran yang merespon persoalan umat.
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR MASJID

Masjid merupakan karya seni dan budaya Islam yang paling penting dalam
ranah arsitektur. Karya arsitektur masjid, merupakan perwujudan dari puncak
ketinggian pengetahuan teknik dan metoda membangun, material, ragam hias,
dan filosofi di suatu wilayah pada masanya. Selain itu masjid juga menjadi
titik temu berbagai bentuk seni, mulai dari seni spasial, ruang dan bentuk,
dekorasi, hingga seni suara.
Perkembangan arsitektur
masjid berorientasi pada
dua mainstream, yaitu :
KARAKTERISTIK TRADISIONALITAS

Umumnya diperlihatkan dengan bentuk-bentuk denah persegi/bujur sangkar, dengan serambi di


mukanya. Bagian utama adalah bujursangkar dalam, yang biasanya memiliki empat kolom (saka guru) untuk
mendukung atap. Bentuk dasar atap biasanya diperlihatkan dengan bentuk atap tajug dengan memolo di
puncak atap atau meru karena pengaruh Hindu. Bentuk kubah selanjutnya menjadi simbol utama masjid.
Tajug dan Kubah merupakan langgam pengaruh Hindu (candi) serta Pan Islam (kubah dan lengkungan pada
arsitektur). Contoh penerapan karakteristik tradisionalitas masjid, yaitu seperti masijid-masjid di Jawa yang
memiliki ciri-ciri umum, yaitu memakai material kayu, beratap tumpang, terdapat memolo, memiliki tempat
wudhu berupa kolam, bedug, serambi/pendopo, pawestrenpagar/gerbang, makam, dan sebagian tidak
bermenara (kecuali pada perkembangan kemudian).
MODERNITAS ARSITEKTUR

Modernitas pada bentuk atap diperlihatkan dengan bentuk-bentuk yang


non-simbolik, tidak terikat sebagai khas,dan lebih didasarkan pada
pertimbangan perancangan rasional dan ide-ide.
ERA MODERN MASJID SEBAGAI PUSAT
INTELEKTUALITAS
Lahirnya para pemimpin umat yaitu dari masjid. Di masjidlah Rasulullah mulai melaksanakan
pendidikan mental dan fisik para pengikutnya. Beliau menyiapkan kader-kader muslim yang
tangguh, baru kemudian beliau mendirikan Negara Islam yang berpusat di Madinah. Masjid
menjadi lembaga pendidikan utama, dengan segala perlengkapan yang ada dipergunakan sebagai
sarana mendidik umat Islam. Rasulullah mendidik umat Islam dari segala kalangan, memanfaatkan
masjid untuk tempat belajar al-Quran, hadits, fikih, dasar-dasar agama, bahasa dan sastra Arab,
juga keterampilan lain, seperti memintal, berhitung, berkuda, memanah dan berenang.
ERA MODERN MASJID SEBAGAI PUSAT
INTELEKTUALITAS
Menurut idealnya, masjid berfungsi sebagai pusat peradaban, namun
kenyataannya pemuda – pemudi zaman sekarang memfungsikan masjid
hanya sebagai tempat shalat saja, atau paling jauh hanya sebagai tempat
belajar sebagian ilmu agama.
AGAR PERKEMBANGAN
MASJID DAPAT • Kondisi Fisik
BERJALAN DENGAN
BAIK, ADA LIMA ASPEK • Kebebasan Emosional
PENTING YANG HARUS
DICERMATI, BAIK OLEH
• Interaksi Sosial
ORANGTUA, PENDIDIK,
TA’MIR MASJID, DAI,
MAUPUN PEMUDA ITU • Aktualisasi Diri
SENDIRI, YAITU :
• Pemahaman Nilai-nilai Agama
Terima
KASIH

Anda mungkin juga menyukai