Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH MASJID

DISUSUN OLEH :

NAMA : VANNESA AURELLIE


KELAS : X DKU 2

SMK YAPENSU SUNGAILIAT


TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-
Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis
telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang
tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan
suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam
menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang
bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan
makalah ini.

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masjid adalah tempat ibadah untuk umat Islam. Masjid dibangun agar umat islam
mengingat, mensyukuri, dan menyembah Allah dengan baik. Selain itu fungsi masjid di zaman
sekarang dapat menjadi multi fungsi, bahwa masjid bukan hanya digunakan sebagai tempat
beribadah saja. Namun dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang lain. Masjid merupakan
Tempat ibadah yang tidak ada bandingannya di agama-agama lain, dalam hal kesederhanaanya,
keberhasilannya, ketenagaannya dalam menggembala syi’ar tauhid.
Masjid merupakan tempat orang berkumpul dan melakukan shalat secara berjama’ah.
Dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan silaturrahmi dikalangan umat islam. Di masjid pula
tempat terbaik untuk melakukan sholat jum’at. Pada imasa nabi Muhammad ataupun
sesudahnya, masjid menjadi pusat atau sentral kegiatan kaum muslimin. Kegiatan di bidang
pemerintahan misalnya, ideology, politik, ekonomi, sosial, di bahas dan dipecahkan di lembaga
masjid.
Masjid berasal dari bahasa arab, di ambil dari kata “sajadah yasjudu, sajdan”. Kata sajada
yang berarti tempat bersujud, patuh, taat,serta tunduk dengan penuh hormat dan ta’dzim. Untuk
menunjukan suatu tempat, kata sajada dirubah bentuknya menjadi “masjidan” artinya tempat
sujud atau tempat menyembah Allah SWT. Selain itu, masjid merupakan tempat orang
berkumpul dan melakukan sholat secara berjama’ah, dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan
silatuhrahim di kalangan kaum muslimin.
Pada era globalisasi perubahan-perubahan tatanan saat ini yang begitu cepat pada era
global seyogyanya kita harus memiliki sikap yang arif dan bijaksana dalam mengarahkan
masyarakat untuk tidak sekedar meniru apa yang sedangngetren, tetapi ingat pada Sang Khaliq
dengan selalu melaksanakan kewajiban seorang muslim. Di manapun masjid didirikan, fungsi
dan peranan yang diembanya sama saja. baik yang terdapat di kota-kota besar maupun yang
terdapat di desa-desa. Masjid adalah tempat untuk beribadah. Khususnya untuk mendirikan
shalat yang wajib ataupun yang sunnat. orang akan merasa sudah puas apabila masjidnya sudah
dapat dipergunakan untuk shalat, balajar mengaji, dan menunaikan ibadah zakat (kepanitiaan).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masjid ?
2. Bagaimana sejarah masjid di dunia ?
3. Bagaimana sejarah masjid di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian masjid
Masjid (serapan dari bahasa Arab: ‫ َم ْس ِجد‬, translit. masjid, diucapkan [mǝsdʒid]; secara harfiah
"tempat sujud"), merupakan tempat salat bagi umat Islam. Masjid biasanya tertutup bangunan,
tetapi bisa menjadi tempat salat (sujud) dilakukan, termasuk halaman luar.
Awalnya masjid adalah tempat salat sederhana bagi umat Islam, dan mungkin merupakan
ruang terbuka daripada bangunan. Pada tahap pertama arsitektur Islam, 650-750, masjid terdiri
dari ruang terbuka dan tertutup yang dikelilingi oleh dinding, seringkali dengan menara tempat
azan dikeluarkan. Bangunan masjid biasanya berisi mihrab dipasang di dinding yang
menunjukkan arah Kiblat ke Makkah, dan fasilitas wudu. Mimbar, tempat di mana khutbah salat
Jumat disampaikan, dulunya adalah karakteristik masjid pusat kota, tetapi sejak itu menjadi
umum di masjid-masjid kecil. Masjid biasanya memiliki ruang terpisah untuk pria dan wanita.
Pola dasar organisasi ini mengambil bentuk yang berbeda tergantung pada wilayah, periode, dan
mazhab.
Masjid umumnya berfungsi sebagai lokasi untuk salat, buka puasa Ramadan, salat Jenazah,
pelaksanaan pernikahan dan bisnis, pengumpulan dan distribusi sedekah, serta tempat
penampungan tunawisma. Secara historis, masjid telah berfungsi sebagai pusat komunitas,
pengadilan, dan sekolah agama. Di zaman modern, mereka juga mempertahankan perannya
sebagai tempat pengajaran dan debat agama. Kepentingan khusus diberikan kepada
Masjidilharam (pusat haji), Masjid Nabawi di Madinah (tempat pemakaman Muhammad) dan
Masjidilaqsa di Yerusalem (diyakini sebagai tempat kenaikan Muhammad ke surga).
Dengan penyebaran Islam, masjid berlipat ganda di seluruh dunia Islam. Terkadang gereja
dan kuil diubah menjadi masjid, yang memengaruhi gaya arsitektur Islam. Sementara sebagian
besar masjid pra-modern didanai oleh sumbangan amal, peningkatan peraturan pemerintah
tentang masjid besar telah diimbangi dengan munculnya masjid yang didanai swasta, banyak di
antaranya berfungsi sebagai basis untuk berbagai organisasi revivalis Islam dan aktivitas sosial.
Masjid telah memainkan sejumlah peran politik. Tingkat kehadiran masjid sangat bervariasi
tergantung pada wilayah.

B. Sejarah Masjid
Menara-menara, serta kubah masjid yang besar, seakan menjadi saksi betapa jayanya Islam
pada kurun abad pertengahan. Masjid telah melalui serangkaian tahun-tahun terpanjang di
sejarah hingga sekarang. Mulai dari Perang Salib sampai Perang Teluk. Selama lebih dari 1000
tahun pula, arsitektur masjid perlahan-lahan mulai menyesuaikan bangunan masjid dengan
arsitektur modern.
Pada masa Nabi Muhammad, fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat beribadah umat
Islam, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial kemasyarakatan.
Rasulullah diketahui menggunakan masjid sebagai tempat pertemuan bersama para
sahabat, tempat bermusyawarah, memberikan perlindungan, bahkan pengobatan.
Selain itu, Nabi Muhammad juga yang pertama kali mendirikan masjid. Masjid yang
pertama dibangun dalam sejarah Islam adalah Masjid Quba, yang didirikan oleh Nabi
Muhammad pada 28 September 622 di kawasan pinggiran Yatsrib, Madinah. Masjid Quba
bentuknya masih sangat sederhana, di mana tiangnya terbuat dari batang pohon kurma dan
atapnya pun dari pelepah daun kurma. Setelah Masjid Quba, yang didirikan ketika Rasulullah
dalam perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah, di tahun yang sama, dibangun masjid kedua,
yaitu Masjid Nabawi.
Masjid yang awalnya juga berpenampilan sederhana ini diperluas serta dipermegah pada
706, dan kini menjadi masjid terbesar kedua di dunia. Wafatnya Nabi Muhammad pada 632,
menandai dimulainya era kekhalifahan Islam. Pada periode ini, pembangunan dan
penyempurnaan masjid terus dilakukan. Termasuk pembangunan Masjidilharam, yang telah ada
sejak Nabi Ibrahim.
Pola arsitektur masjid pada zaman ini masih sederhana, umumnya berupa tanah lapang
yang diberi dinding dengan pola persegi panjang. Penambahan kubah baru terjadi pada masa
Kekhalifahan Bani Umayyah (661-750). Sedangkan perkembangan arsitektur masjid secara pesat
terjadi pada masa Kekhalifahan Abbasiyah (750-1258).
Dinasti ini sengaja mendatangkan arsitek dan ahli bangunan dari Mesir, Romawi Timur,
dan India untuk membangun atau memperbaiki masjid dan istana.
Kemudian pada masa Daulah Umayyah di Kordoba, Spanyol (756-1031), masjid dibangun
dengan kubah berjumlah empat. Selain itu, ditambahkan sebuah menara yang menjulang di
halaman masjid.

Masjid pertama
Ketika Nabi Muhammad saw tiba di Madinah, dia memutuskan untuk membangun sebuah
masjid, yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Nabawi, yang berarti Masjid Nabi. Masjid
Nabawi terletak di pusat Madinah. Masjid Nabawi dibangun di sebuah lapangan yang luas. Di
Masjid Nabawi, juga terdapat mimbar yang sering dipakai oleh Nabi Muhammad saw. Masjid
Nabawi menjadi jantung kota Madinah saat itu. Masjid ini digunakan untuk kegiatan politik,
perencanaan kota, menentukan strategi militer, dan untuk mengadakan perjanjian. Bahkan, di
area sekitar masjid digunakan sebagai tempat tinggal sementara oleh orang-orang fakir miskin.
Saat ini, Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid al-Aqsa adalah tiga masjid tersuci di
dunia.

C. Masjid di Indonesia
Seperti diketahui, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah umat Islam, tetapi
juga berfungsi sebagai aktivitas sosial, politik, ekonomi, dan lain-lain.
Lebih dari itu, masjid merupakan penanda otentik masuknya Islam di berbagai penjuru
tanah air.
Berikut adalah lima masjid tertua di Indonesia yang dikutip dari detik.com:
1. Masjid Saka Tunggal Banyumas

Masjid tertua di Indonesia yang pertama adalah Masjid Saka Tunggal Banyumas.
Masjid ini dibangun pada tahun 1288 M pada era Mataram Kuno.
Masjid ini berlokasi di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas,
Provinsi Jawa Tengah.
Satu hal yang membuat masjid ini terbilang unik, bangunannya hanya ditopang oleh
satu tiang penyangga tunggal.
2. Masjid Agung Sunan Ampel
Masjid ini berlokasi di Masjid Agung Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Dibangun
pada tahun 1421 oleh Raden Achmad Rachmatulloh yang tak lain adalah Sunan Ampel.
Gaya arsitektur masjid Agung Sunan Ampel khas Jawa Kuno dan Arab Islami.
3. Masjid Kuno Bayan Beleq

Masjid ini berlokasi di Desa Bayan, Lombok Barat. Dibangun sekitar abad ke-16, masa
awal di mana Islam berkembang di Pulau Lombok.
Nama Beleq mempunyai arti “makam besar”. Hal ini sesuai dengan kondisi di sekitar
masjid yang banyak terdapat makam.
Makam-makan tersebut merupakan makam dari Plawangan, Karang Salah, Anyar,
Reak, Titi Mas Penghulu, Sesait, tokoh-tokoh agama Islam lain, dan orang-orang yang
ikut membangun dan mengurus masjid sejak awal pembangunannya.
4. Masjid Agung Demak

Masjid yang berlokasi di Kota Demak, Jawa Tengah ini cukup populer karena menjadi
berkumpulnya Wali Songo.
Masjid ini dibangun tahun 1474 dengan gaya khas Majapahit, yang membawa corak
kebudayaan Bali. Gaya ini berpadu harmonis dengan langgam rumah tradisional Jawa
Tengah.
Persinggungan arsitektur Masjid Agung Demak dengan bangunan Majapahit bisa
dilihat dari bentuk atapnya.
Namun, kubah melengkung yang identik dengan ciri masjid sebagai bangunan Islam,
malah tak tampak. Sebaliknya, yang terlihat justru adaptasi dari bangunan peribadatan
agama Hindu.
5. Masjid Agung Sang Ciptarasa

Masjid Agung Sang Ciptarasa didirikan pada tahun 1480 oleh Sunan Gunung Jati dan
Sunan Kalijaga. Masjid ini berlokasi di Kesepuhan, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Dilihat dari bentuk kubahnya memang tidak terlalu istimewa karena bentuknya hampir
sama dengan kebanyakan masjid kuno di Indonesia. Namun jika masuk ke dalam,
corak arsitektur akan terlihat jelas dari warna Tiongkok.

Anda mungkin juga menyukai