Dosen Pengampu :
Yayan Mulyana, S.Ag
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Mega Jay
2. Anisa Jaelani
3. Nir Suci Febrianti
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkankepada teladan kita Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan
menjadi rahmat bagi seluruh alam.Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas
ilmu tentang “Peran Dan Fungsi Masjid Kampus dalam pengembangan budaya islam”
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan
berita.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para Mahasiswa Universitas Negeri Timor. kami
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pengampu saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah
kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari teman teaman.
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………...……..i
KATA PENGANTAR……………………………………………..ii
DAFTAR ISI……………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan…………………………………………………..…2
1.4 Manfaat…………………………………………..………..2
BAB II PEMBAHASAN
Karakter Mahasiswa……………………………………...…10
1.1 Kesimpulan…………………………………….………15
1.2 Saran……………………………………….…………..15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.4 MANFAAT
Membantu para mahasiswa/i dalam memahami dan mengetahui peran dan
fungsi masjid kampus dalam pengembangan budaya islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Masjid, secara bahasa, adalah tempat sujud. Adapun secara syar’i,mesjid adalah
tempat yang dipersiapkan untuk digunakan shalat limawaktu secara berjamaah oleh kaum
muslimin.Akan tetapi, terkadang mesjid mempunyai arti yang lebih luas dari
itu.Karenanya, tempat yang dijadikan oleh seseorang di rumahnya untukmelaksanakan
shalat sunnah atau shalat wajib karena dia tidak mampuuntuk shalat di mesjid, yang
orang-orang mendirikan shalat berjamaah didalamnya, dinamakan mesjid pula.
Di antara dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari: 323 dan selainnya
dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya ,
“Aku diberi lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelumku:aku
dimenangkan dengan perasaan takut yang menimpa musuhkudengan jarak sebulan
perjalanan, bumi dijadikan bagiku sebagai mesjiddan suci, siapa pun dari umatku yang
menjumpai waktu shalat makashalatlah….”
Fungsi utama Masjid adalah tempat untuk bersujud. Hal ini sesuaidengan istilah
yang disematkan pada mesjid itu sendiri. Perkataan mesjidberasal dari bahasa Arab,
sujudan – sajada kata kerja sajada mendapatawalan ma sehingga terjadi kata benda
yang menunjukan tempat,masjidu – masjid. Dalam lafal orang indonesia, kata masjid
ini kebanyakan di ucapkanmenjadi masjid. Disamping menjadi tempat beribadah.
Masjid dimasa Rasulullah Saw selain dipergunakan sebagai tempat untuk shalat,
juga berfungsi sebagai tempat Pendidikan, Tempat Pembinaan Jamaah, Pusat
Dakwah dan Kebudayaan, Pusat Kaderisasi Umat, dan Basis Kebangkitan Umat
Islam. Apabila banyak umat islam yang mau memakmurkan masjid, maka masjid
tersebut Bisa dikatakan mengalami kemajuan, dan apabila masjid tersebut sepi dari
Umat islam maka masjid tersebut mengalami kemunduran. Jadi dapat disimpulkan
bahawasanya kemajuan umat islam tergantung pada mereka mau tidaknya
memakmuran masjid .
Masjid adalah institusi pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAWsaat beliau
hijrah ke kota Madinah, yakni masjid Quba’. Rasulullah SAWtidak menjadikan
masjid hanya tempat shalat semata, namun dijadikan juga sebagai sarana melakukan
pemberdayaan umat, seperti tempatpembinaan dan penyebaran dakwah Islam, sebagai
tempat untukmengobati orang sakit, sebagai tempat untuk mendamaikan orang
yangsedang bertikai, sebagai tempat untuk konsultasi dan komunikasi
masalahekonomi, sosial dan budaya, demikian pula digunakan.untuk menerimaduta-
duta asing, sebagai tempat pertemuan pemimpin-pemimpin Islam,sebagai tempat
bersidang, tempat mengurus baitul maal, menyusuntaktik dan strategi perang, serta
mengurus prajurit yang terluka.Demikian pula masjid sebagai sarana tempat
pendidikan, dan RasulullahSAW mengajar langsung dan memberi berkhutbah, dalam
bentukhalaqah, di mana para sahabat duduk mengelilingi beliau untukmendengar dan
melakukan tanya jawab berkaitan urusan agama dankehidupan sehari-hari.
Salat Jumat merupakan kegiatan masjid yang paling banyak dikunjungi para
jamaah tetapi paling murah pembiayaannya. Ini disebabkan para jamaah datang
sendiri tanpa diundang karena kesadaran para jamaah bahwa salat jumat itu wajib.
Akan tetapi, sangat disesalkan, selama ini khotbah Jumat terkesan asal-asalan,
tanpa direncanakan dengan desain kurikulum yang baik. Dapat kita saksikan antara
lain dari sikap dan perilaku jamaah yang banyak mengantuk. Ada pendapat di
kalangan sebagian jamaah bahwa isi khotbah Jumat berkisar pada maslah yang sama,
dan karena itu, khotbah Jumat tidak perlu diperhatikan. Khotbah Jumat seharusnya
didesain secara khusus untuk pendidikan dan pengajaran umat Islam sehingga
mampu memberikan motivasi dan mengubah pola pikir dan akhlak jamaah. Untuk itu,
khotbah Jumat perlu dipersiapkan secara baik. Tema-tema khotbah dipilih
berdasarkan masalah yang paling dibutuhkan untuk membina dan mengubah jamaah,
serta dipersiapkan metodologi khotbah yang tepat.
Jamaah Jumat biasanya relatif tetap. Artinya, jamaah yang menjadi peserta
salat Jumat adalah orang yang sama juga. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
salah satu syarat wajib melaksanakan salat Jumat adalah mukīmin (orang yang
bertempat tinggal di kampung halamannya). Akibatnya, tidak terjadi perubahan
pada jamaah salat Jumat yang signifikan padahal dalam satu tahun para jamaah
mengikuti khotbah Jumat sebanyak 52 kali. Bandingkan jika diadakan tablig akbar
sebanyak 52 kali dalam satu tahun. Faktor kurikulum salat Jumat sangat penting
dan menentukan perubahan perilaku jamaah. Apakah khotbah Jumat itu akan menjadi
bahan pengajaran bagi para jamaah atau akan menjadi mubazir dan sia-sia?
Khotbah Jumat hanya sekadar didengarkan (masuk ke telinga kanan dan keluar
dari telinga kiri) dan tidak mengubah perilaku? Untuk itulah, diperlukan desain
kurikulum yang baik. DKM sebaiknya menyusun tema-tema khotbah, sedangkan
khatib membuat desain strategi khotbah sehingga dapat menggugah dan mengubah
para jamaah Di samping itu, penyajian khotbah diselingi ilustrasi yang mudah
dicerna jamaah. Materi khotbah disusun sistematis sehingga merupakan rangkaian
yang serasi antara ayat-ayat AlQuran, hadis- hadis Nabi Muhammad, contoh-contoh
dalam sejarah, dan relevansinya dengan peristiwa sekarang.
Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh dengan kegiatan ibadah, yaitu
berpuasa pada siang hari, melaksanakan salat Tarawih Witir pada malam hari,
bertadarus Al-Quran, beriktikaf, mengikuti kajian agama, dan lain-lain. Tujuan
pembinaan kegiatan pada Bulan Ramadan adalah untuk lebih meningkatkan gairah
para jamaah untuk paham akan peribadatan dan mengkaji ajaran islam. Kegiatan
Bulan Ramadan yang perlu dikelola dengan baik, antara lain sebagai berikut. -
Salat Tarawih. Adalah sebuah fakta bahwa kaum muslimin Indonesia begitu
bergairah menyambut kedatangan bulan Ramadan dengan menjalankan ibadah
salat Tarawih. Akan tetapi, sering kali semangat dan gairah itu hanya pada awal
Ramadan saja. Pada pertengahan Ramadan sudah terlihat berkurangnya jumlah
jamaah salat Tarawih.
Semakin mendekati akhir Ramadan semakin berkurang pula jumlah jamaah
salat Tarawih. Biasanya jika tidak datang ke masjid, jamaah itu tidak melaksanakan
salat Tarawih. Oleh karena itu, diperlukan semacam motivasi agar jamaah tetap
melaksanakan ibadah salat Tarawih. Seandainya jamaah tidak bisa melaksanakan
salat Tarawih di masjid, hendaklah salat Tarawih dikerjakan di rumah masing-
masing. - Kuliah Tarawih. Di Indonesia ada tradisi bagus, yaitu setiap sebelum
salat Tarawih selalu dimulai dengan kuliah Tarawih. Jika kurikulum kuliah
Tarawih disusun dengan baik dan dipilih tema-tema yang dibutuhkan, maka akan
menjadi bahan pengajaran yang berharga bagi jamaah - Kultum (kuliah tujuh menit)
sesudah salat Subuh. Adalah sebuah fakta juga bahwa jamaah salat Subuh pada bulan
Ramadan banyak dihadiri jamaah. - Iktikaf dan tadarus Al-Quran. Pada bulan
Ramadan biasanya ada sejumlah jamaah yang gemar “menghidupkan” masjid
dengan beriktikaf dan bertadarus Al-Quran. Alangkah baiknya jika bertadarus Al-
Quran itu tidak hanya membaca Al-Quran saja, tetapi membaca dan mengkaji
penjelasan atau terjemahan AlQuran. Bisa saja penjelasan atau terjemahan itu
bukan ayat-ayat yang ditadaruskan, melainkan ayat dari suratsurat pendek atau ayat-
ayat pilihan. Tentu, lebih bagus lagi jika penjelasan dan terjemahan itu tentang
ayatayat yang ditadaruskan.
e. Program Tutorial atau Monitoring Keislaman
2.4 Peran dan Fungsi Masjid Kampus dalam Pengembangan Budaya Islam
3.1 Kesimpulan
Masjid di masa awal Islam memiliki multi fungsi. Fungsinya tidak hanya
sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pengembangan berbagai ilmu.
Namun, sekarang sebagian peran masjid telah diambil oleh berbagai organisasi-
organisasi Muslim. Masjid kampus sangat berperan besar sebagai sebagai pusat
pengembangan budaya Islam serta mengembangkan program masjid kampus
sebagai pusat pengembangan budaya Islam.
3.2 Saran
Setelah mengulas terkait Pendidikan agama islam yang sub bab nya sudah
tertera . Penulis menyarakan para mahasiswa atau pembaca lebih memanfaatkan
masjid sebagai sarana umat muslim Dan penulis berharap para pembaca mudah
memehami materi yang disampaikan
DAFTAR PUSTAKA