Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

PERAN DAN FUNGSI MASJID KAMPUS DALAM


PENGEMBANGAN BUDAYA ISLAM

Dosen Pengampu :
Yayan Mulyana, S.Ag

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Mega Jay
2. Anisa Jaelani
3. Nir Suci Febrianti

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkankepada teladan kita Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan
menjadi rahmat bagi seluruh alam.Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas
ilmu tentang “Peran Dan Fungsi Masjid Kampus dalam pengembangan budaya islam”
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan
berita.

Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para Mahasiswa Universitas Negeri Timor. kami
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pengampu saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah
kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari teman teaman.

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………...……..i

KATA PENGANTAR……………………………………………..ii

DAFTAR ISI……………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………….……1

1.2 Rumusan Masalah……………………………….……….1

1.3 Tujuan…………………………………………………..…2

1.4 Manfaat…………………………………………..………..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Arti Dan Fungsi Masjid………………………………….3

2.2 Fungsi Dan Peran Masjid Kampus………………..……4

2.3 Peran Masjid Kampus Dalam Pengembangan

Karakter Mahasiswa……………………………………...…10

2.4 Peran Dan Fungsi Masjid Kampus Dalam

Pengembangan Budaya Islam…………………………..…..12

BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan…………………………………….………15

1.2 Saran……………………………………….…………..15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setelah Rasulullah diangkat menjadi nabi dan rasul melaksanakan dakwah
Islam dalam dua periode, yang dikenal dengan periode Mekah dan periode
Medinah. Dalam perjalanan hijrah Rasulullah dari Mekah ke Medinah, masjid
merupakan bangunan yang pertama kali didirikan. Sebelum sampai di Medinah,
Rasulullah beristirahat di Desa Quba` selama empat hari. Sambil menunggu
kedatangan kaum Muhajirin yang berangkat belakangan, Nabi Muhammad
mendirikan masjid. Di masjid inilah Rasullulah mengimami salat berjamaah dan
mengadakan pengajian serta kegiatan lainnya bersama kaum muhajirin.
Pada masa islam klasik masjid tidak hanya mempunyai fungsi homogen saja
Masjid saat itu juga mempunyai peranan yang jauh lebih luas dan heterogen dalam
pengembangan islam. Nabi Muhammad SAW memberi teladan untuk menjadikan
masjid sebagai pusat kegiatan social dan politik umat islam Begitu juga dengan
pengembangan pendidikan bagi umat Islam. Praktik Rosulullah tersebut menjadi
teladan bagi khalifah dan ulama untuk membangun masjid serta mengembangkan
peran masjid sebagai pusat kegiatan bagi umat Islam pada masa itu.
Hingga saat ini sudah banyak masjid di berbagai negara yang mempunyai peran
aktif dalam pengembangan aspek sosial maupun pendidikan bagi umat Islam untuk
mengembangkan budaya Islam. Masjid merupakan salah satu tempat dalam
pengembangan budaya Islam. Masjid tidak hanya didirikan di dalam suatu
masyarakat, tetapi masjid juga didirikan di dalam lembaga pendidikan yaitu
kampus. Masjid kampus berfungsi sebagai tempat peribadatan umat Islam, juga
memiliki banyak peran bagi warga kampus,khususnya para mahasiswa.Masjid
kampus sangat berperan besar sebagai sebagai pusat pengembangan budaya Islam
serta mengembangkan program masjid kampus sebagai pusat pengembangan
budaya Islam.

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Apa arti dan fungsi Masjid?


b. Apa hubungan Masjid dengan pengembangan Budaya Islam?
c. Apa peran dan fungsi Masjid Kampus dalam pengembangan Budaya Islam?
d. Bagaimana fungsi Masjid Kampus dalam Pengembangan Karakter
Mahasiswa?
1.3 TUJUAN
a. Mengetahui Arti dan Fungsi Masjid
b. Mengetahui hubungan Masjid dengan Pengembangan Budaya Islam
c. Mengetahui peran dan fungsi Masjid Kampus dalam Pengembangan Budaya
Islam
d. Mengetahui peran masjid kampus dalam Pengembangan Karakter Mahasiswa

1.4 MANFAAT
Membantu para mahasiswa/i dalam memahami dan mengetahui peran dan
fungsi masjid kampus dalam pengembangan budaya islam.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Arti dan Fungsi Masjid

Masjid, secara bahasa, adalah tempat sujud. Adapun secara syar’i,mesjid adalah
tempat yang dipersiapkan untuk digunakan shalat limawaktu secara berjamaah oleh kaum
muslimin.Akan tetapi, terkadang mesjid mempunyai arti yang lebih luas dari
itu.Karenanya, tempat yang dijadikan oleh seseorang di rumahnya untukmelaksanakan
shalat sunnah atau shalat wajib karena dia tidak mampuuntuk shalat di mesjid, yang
orang-orang mendirikan shalat berjamaah didalamnya, dinamakan mesjid pula.
Di antara dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari: 323 dan selainnya
dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya ,
“Aku diberi lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelumku:aku
dimenangkan dengan perasaan takut yang menimpa musuhkudengan jarak sebulan
perjalanan, bumi dijadikan bagiku sebagai mesjiddan suci, siapa pun dari umatku yang
menjumpai waktu shalat makashalatlah….”

Fungsi utama Masjid adalah tempat untuk bersujud. Hal ini sesuaidengan istilah
yang disematkan pada mesjid itu sendiri. Perkataan mesjidberasal dari bahasa Arab,
sujudan – sajada kata kerja sajada mendapatawalan ma sehingga terjadi kata benda
yang menunjukan tempat,masjidu – masjid. Dalam lafal orang indonesia, kata masjid
ini kebanyakan di ucapkanmenjadi masjid. Disamping menjadi tempat beribadah.
Masjid dimasa Rasulullah Saw selain dipergunakan sebagai tempat untuk shalat,
juga berfungsi sebagai tempat Pendidikan, Tempat Pembinaan Jamaah, Pusat
Dakwah dan Kebudayaan, Pusat Kaderisasi Umat, dan Basis Kebangkitan Umat
Islam. Apabila banyak umat islam yang mau memakmurkan masjid, maka masjid
tersebut Bisa dikatakan mengalami kemajuan, dan apabila masjid tersebut sepi dari
Umat islam maka masjid tersebut mengalami kemunduran. Jadi dapat disimpulkan
bahawasanya kemajuan umat islam tergantung pada mereka mau tidaknya
memakmuran masjid .

Masjid adalah institusi pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAWsaat beliau
hijrah ke kota Madinah, yakni masjid Quba’. Rasulullah SAWtidak menjadikan
masjid hanya tempat shalat semata, namun dijadikan juga sebagai sarana melakukan
pemberdayaan umat, seperti tempatpembinaan dan penyebaran dakwah Islam, sebagai
tempat untukmengobati orang sakit, sebagai tempat untuk mendamaikan orang
yangsedang bertikai, sebagai tempat untuk konsultasi dan komunikasi
masalahekonomi, sosial dan budaya, demikian pula digunakan.untuk menerimaduta-
duta asing, sebagai tempat pertemuan pemimpin-pemimpin Islam,sebagai tempat
bersidang, tempat mengurus baitul maal, menyusuntaktik dan strategi perang, serta
mengurus prajurit yang terluka.Demikian pula masjid sebagai sarana tempat
pendidikan, dan RasulullahSAW mengajar langsung dan memberi berkhutbah, dalam
bentukhalaqah, di mana para sahabat duduk mengelilingi beliau untukmendengar dan
melakukan tanya jawab berkaitan urusan agama dankehidupan sehari-hari.

Masjid di zaman Rasulullah SAW mempunyai banyak fungsi. Itulahsebabnya


Rasulullah SAW membangun masjid terlebih dahulu dan darimasjidlah kemudian
memancar cahaya Islam, menyebar ke seluruhcakrawala dunia. Masjid menjadi
symbol persatuan umat Islam. Selamasekitar 700 tahun sejak Nabi mendirikan masjid
pertama, fungsi masjidmasih kokoh dan original sebagai pusat peribadatan dan
peradaban yangmencerdaskan dan mensejahterakan umat manusia. Lewat
masjidRasulullah SAW membangun kultur masyarakat baru yang lebih dinamisdan
progressif. Masjid adalah rumah Allah yang dibangun atas dasarketaqwaan
kepadaNya. Oleh karena itu, membangun masjid harus diawalidengan niat yang tulus,
ikhlas, mengharap ridha Allah semata, sehingga masjid yang dibangun mampu
memberikan ketenangan, ketenteraman,kedamaian, kesejahteraan, rasa aman kepada
para jamaah danlingkungannya.

2.2 Fungsi dan Peran Masjid Kampus

Bagi Anda yang aktif di masjid kampus, Anda dapat menangkap


berbagai pesan dari masjid kampus. Dan bagi Anda yang belum aktif di masjid
kampus, Anda pun dapat merasakan penciptaan suasana religius dari masjid
kampus.
a. Masjid Kampus dan Suasana Religius

Suasana kehidupan keagamaan di hampir setiap kampus perguruan tinggi


(PT) dirasakan cukup semarak. Sebelum dikumandangkan azan, terdengar jelas
alunan kalam Ilahi dari menara masjid kampus ke setiap gedung perkantoran dan
ruang kuliah, sebagai isyarat sudah dekatnya waktu salat sekaligus sebagai ajakan
salat berjamaah. Aktivitas kantor dan perkuliahan segera dihentikan sementara
sampai habis waktu istirahat dan salat berjamaah. Masjid kampus pada setiap hari
ramai dikunjungi oleh para mahasiswa, dosen, dan karyawan. Mereka menjadikan
masjid kampus sebagai pusat pembinaan keimanan dan ketakwaan. Pada setiap hari,
tidak terkecuali pada hari-hari libur, kelompok-kelompok diskusi mahasiswa
dilaksanakan sehingga menjadikan suasana lingkungan kampus semakin semarak.
Terdapat kegiatan – kegiatan di dalam masjid kampus baik itu rutin maupun
dari saran mahasiswa atau jamaah sendiri, Kegiatan rutin masjid kampus secara umum
terdiri dari salat wajib yang lima waktu, kuliah 7-10 menit (lebih dikenal dengan
kultum) paling tidak satu kali dalam sehari pada saat jamaah paling banyak
hadir mengikuti salat berjamaah, salatJumat, dan kegiatan pada bulan Ramadan.
Selain kegiatan rutin, masjid kampus sering dijadikan tempat kegiatan keagamaan
yang bersifat insidental oleh para mahasiswa, seperti peringatan hari-hari besar
Islam baik tingkat senat mahasiswa maupun tingkat himpunan mahasiswa. Di
samping itu, masjid kampus sering dijadikan tempat upacara akad nikah baik
oleh para jamaah maupun luar jamaah masjid kampus

b. Pembinaan Salat Wajib Lima Waktu

Tujuan pembinaan ini menekankan pada upaya pembinaan salat para


mahasiswa atau jamaah. Diantara kegiatan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut. - Membagikan buku pedoman salat praktis kepada para mahasiswa atau
jamaah. Agar para mahasiswa atau jamaah mampu memahaminya dan menjaga
ukhuwah islamiah, buku pedoman salat yang dipilih bersifat mazhab - Mengadakan
pengajian singkat pengenai salat dalam kultum atau pengajian system studi paket,
seperti “Studi Paket Salat”. pengajaran salat bersifat lintas mazhab dan lebih bersifat
menekankan kekhusyukan salat (karena salat harus dijalankan dengan khusyuk),
cara berzikir mengingat Tuhan (karena tujuan salat justru untuk mengingat Tuhan),
menghindari salat sāhun sehingga salat yang dilaksanakan berdampak seperti
menghindari perbuatan keji dan mungkar. - Menerbitkan jurnal atau majalah
( bulanan atau mingguan ) yang berkaitan dengan ajaran islam, termasuk
masalah peribadatan secara syariat dan hakikat. - Menempelkan papan petunjuk
waktu salat yang berlaku pada setiap saat. Pada masjid – masjid tertentu dapat
pula diumumkan melalui pengeras suara, guna memberitahu atau sebagai
pengingat kepada masyarakat kampus dan sekitarnya.

c. Pembinaan Salat Jumat

Salat Jumat merupakan kegiatan masjid yang paling banyak dikunjungi para
jamaah tetapi paling murah pembiayaannya. Ini disebabkan para jamaah datang
sendiri tanpa diundang karena kesadaran para jamaah bahwa salat jumat itu wajib.
Akan tetapi, sangat disesalkan, selama ini khotbah Jumat terkesan asal-asalan,
tanpa direncanakan dengan desain kurikulum yang baik. Dapat kita saksikan antara
lain dari sikap dan perilaku jamaah yang banyak mengantuk. Ada pendapat di
kalangan sebagian jamaah bahwa isi khotbah Jumat berkisar pada maslah yang sama,
dan karena itu, khotbah Jumat tidak perlu diperhatikan. Khotbah Jumat seharusnya
didesain secara khusus untuk pendidikan dan pengajaran umat Islam sehingga
mampu memberikan motivasi dan mengubah pola pikir dan akhlak jamaah. Untuk itu,
khotbah Jumat perlu dipersiapkan secara baik. Tema-tema khotbah dipilih
berdasarkan masalah yang paling dibutuhkan untuk membina dan mengubah jamaah,
serta dipersiapkan metodologi khotbah yang tepat.
Jamaah Jumat biasanya relatif tetap. Artinya, jamaah yang menjadi peserta
salat Jumat adalah orang yang sama juga. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
salah satu syarat wajib melaksanakan salat Jumat adalah mukīmin (orang yang
bertempat tinggal di kampung halamannya). Akibatnya, tidak terjadi perubahan
pada jamaah salat Jumat yang signifikan padahal dalam satu tahun para jamaah
mengikuti khotbah Jumat sebanyak 52 kali. Bandingkan jika diadakan tablig akbar
sebanyak 52 kali dalam satu tahun. Faktor kurikulum salat Jumat sangat penting
dan menentukan perubahan perilaku jamaah. Apakah khotbah Jumat itu akan menjadi
bahan pengajaran bagi para jamaah atau akan menjadi mubazir dan sia-sia?
Khotbah Jumat hanya sekadar didengarkan (masuk ke telinga kanan dan keluar
dari telinga kiri) dan tidak mengubah perilaku? Untuk itulah, diperlukan desain
kurikulum yang baik. DKM sebaiknya menyusun tema-tema khotbah, sedangkan
khatib membuat desain strategi khotbah sehingga dapat menggugah dan mengubah
para jamaah Di samping itu, penyajian khotbah diselingi ilustrasi yang mudah
dicerna jamaah. Materi khotbah disusun sistematis sehingga merupakan rangkaian
yang serasi antara ayat-ayat AlQuran, hadis- hadis Nabi Muhammad, contoh-contoh
dalam sejarah, dan relevansinya dengan peristiwa sekarang.

d.Pembinaan Kegiatan Bulan Ramadan

Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh dengan kegiatan ibadah, yaitu
berpuasa pada siang hari, melaksanakan salat Tarawih Witir pada malam hari,
bertadarus Al-Quran, beriktikaf, mengikuti kajian agama, dan lain-lain. Tujuan
pembinaan kegiatan pada Bulan Ramadan adalah untuk lebih meningkatkan gairah
para jamaah untuk paham akan peribadatan dan mengkaji ajaran islam. Kegiatan
Bulan Ramadan yang perlu dikelola dengan baik, antara lain sebagai berikut. -
Salat Tarawih. Adalah sebuah fakta bahwa kaum muslimin Indonesia begitu
bergairah menyambut kedatangan bulan Ramadan dengan menjalankan ibadah
salat Tarawih. Akan tetapi, sering kali semangat dan gairah itu hanya pada awal
Ramadan saja. Pada pertengahan Ramadan sudah terlihat berkurangnya jumlah
jamaah salat Tarawih.
Semakin mendekati akhir Ramadan semakin berkurang pula jumlah jamaah
salat Tarawih. Biasanya jika tidak datang ke masjid, jamaah itu tidak melaksanakan
salat Tarawih. Oleh karena itu, diperlukan semacam motivasi agar jamaah tetap
melaksanakan ibadah salat Tarawih. Seandainya jamaah tidak bisa melaksanakan
salat Tarawih di masjid, hendaklah salat Tarawih dikerjakan di rumah masing-
masing. - Kuliah Tarawih. Di Indonesia ada tradisi bagus, yaitu setiap sebelum
salat Tarawih selalu dimulai dengan kuliah Tarawih. Jika kurikulum kuliah
Tarawih disusun dengan baik dan dipilih tema-tema yang dibutuhkan, maka akan
menjadi bahan pengajaran yang berharga bagi jamaah - Kultum (kuliah tujuh menit)
sesudah salat Subuh. Adalah sebuah fakta juga bahwa jamaah salat Subuh pada bulan
Ramadan banyak dihadiri jamaah. - Iktikaf dan tadarus Al-Quran. Pada bulan
Ramadan biasanya ada sejumlah jamaah yang gemar “menghidupkan” masjid
dengan beriktikaf dan bertadarus Al-Quran. Alangkah baiknya jika bertadarus Al-
Quran itu tidak hanya membaca Al-Quran saja, tetapi membaca dan mengkaji
penjelasan atau terjemahan AlQuran. Bisa saja penjelasan atau terjemahan itu
bukan ayat-ayat yang ditadaruskan, melainkan ayat dari suratsurat pendek atau ayat-
ayat pilihan. Tentu, lebih bagus lagi jika penjelasan dan terjemahan itu tentang
ayatayat yang ditadaruskan.
e. Program Tutorial atau Monitoring Keislaman

Program tutorial PAI atau mentoring keislaman di kampus ada yang


dilaksanakan oleh unit kegiatan keagamaan mahasiswa yang langsung berkaitan
dengan pelaksanaan kuliah PAI, dan ada juga yang dilaksanakn oleh badan / unit
yang bersifat otonom (tidak terkait dengan perkuliahan PAI). Di beberapa kampus
PT tutorial PAI dilaksanakan oleh suatu organisasi mahasiswa yang berada
dibawah bimbingan langsung koordinator PAI dan para dosen PAI. Kegiatannya
meliputi diskusi kelompok tentang pengembangan wawasan keislaman yang tidak
dibahas dalam materi perkuliahan PAI dan pengkajian ayat-ayat AlQuran yang
berkaitan dengan jurusan masing-masing. Organisasi ini merupakan kepanjangan
dari kegiatan kokurikuler PAI yang membantu pelaksanaan tugas terstruktur bagi
mahasiswa peserta mata kuliah PAI dan SPAI (seminar pedidikan agama Islam).

f. Unit Kegiatan Dakwah Mahasiswa ( UKDM )

Kegiatan unit kegiatan dakwah kampus (UKDM) dipusatkan di masjid kampus


PT. Tujuan pokok dari lembaga ini adalah membina para anggotanya sebagai
calon sarjana, calon pendidik, dan kader dai dalam rangka mewujudkan ukhuwah
islamiah, memelihara ajaran Islam, dan ikut menciptakan kampus religius. Kegiatan
utamanya adalah kaderisasi para dai dari kalangan mahasiswa dan mahasiswi untuk
berdakwah di kalangan mahasiswa. Kegiatan UKDM, misalnya, berupa Majelis
Taklim Ilmiah Diniah, Dialog Dunia Islam, Diskusi Ilmiah pra-Ramadan,
Lokakarya Pembinaan.
Di samping itu, kegiatan UKDM bisa berupa pembinaan rutin kepada para
anggota yang meliputi, misalnya, lomba menulis untuk majalah dinding (Mading) dan
untuk buletin keagamaan, pengadaan perpustakaan, pembinaan administrasi
kesekretariatan, diklat pemandu dakwah, pengajian sirah nabawiah, diskusi buku,
forum ar-rijal, kegiatan gelar kreatif mahasiswa muslimah (GKMM), kegiatan
koodinasi badan kerjasama biro kerohanian dan keputrian dengan seluruh UKM
yang ada di PT, dan kegiatan forum silaturahmi lembaga dakwah kampus
( FSLDK ).
g. Sub Unit Pengkajian Islam

Unit pengkajian islam berada di bawah pembinaan langsung pembantu rektor


III bidang kemahasiswaan. Program kerja unit ini lebih berorientasi kepada
pengkajian isu-isu aktual yang berkembang di masyarakat. Isu tersebut dinanalisis
dari sudut pandang ajaran Islam serta didiskusikan di bawah bimbingan para dosen
PAI dan SPAI. Secara fungsional semua sub-unit berkaitan erat dengan PAI dan
SPAI, paling tidak berkaitan dengan para dosen PAI dan SPAI sebagai narasumber
sekaligus sebagai pembina dalam susunan organisasi. h. Kegiatan Hari Raya Islam
Aktivitas keagamaan sivitas akademika terutama dosen dan karyawan PT selama ini
dihubungkan dengan hari-hari besar Islam. Universitas secara resmi
menyelenggarakan kegiatan hari-hari besar Islam yang melibatkan seluruh sivitas
akademika PT. Menyambut Tahun Baru Hijriah, Maulud Nabi Muhammad, Isra
Mikraj, Nuzulul Quran, dan Silaturahim Idul Fitri selalu diperingati dan
mengundang pembicara tingkat nasional atau sekurang-kurangnya tingkat
regional. Memang tidak semua dosen dan karyawan terlibat dalam aktivitas hari-
hari besar Islam. Undangan menghadiri kegiatan pengajian umum pun lebih
bersifat suka-rela.
Mungkin hanya sekitar 10-20 % dosen dan karyawan yang menghadiri
kegiatan-kegiatan tersebut. i. Program Studi Agama dan Bahasa Arab Bahasa Arab
sering diasosiasikan dengan agama Islam, karena bahasa Arab merupakan salah satu
lmu-ilmu Islam. Kitab Suci umat Islam sendiri, Al-Quran dan kitabkitab hadis juga
berbahasa Arab. Program studi bahasa Arab ini dapat dijadikan cikal-bakal berdirinya
prodi-prodi lmu-ilmu Islam lainnya dalam rangka memperkokoh pembudayaan
religiositas kampus. Prodi bahasa Arab banyak berdiri di kampus-kampus PT,
seperti di UI, UGM, UNPAD, UPI, UNJ, UNS, dan PT-PT lainnya. Di UNJ
dan UPI bahkan sudah berdiri pula program studi Ilmu Agama Islam atau Pendidikan
Agama Islam sehingga lebih memperkokoh pembudayaan agama di kampus-
kampus Mungkin masih banyak lagi kegiatan-kegiatan lainnya yang belum
terpotret dalam tulisan ini. Silakan Anda observasi suasana dan kegiatan masjid
kampus di PT Anda masing – masing.

2.3 Peran Masjid Kampus dalam Pengembangan Karakter Mahasiswa


Sebelumnya kita sudah membahas tentang Fungsi dan Peran Masjid Kampus dalam
Pengembangan Budaya Islam, yang dimana fungsi dan peran nya sudah sangat
jelas yaitu sebagai sarana dan media untuk lebih memperdalam ilmu agama. Nah,
selanjutnya kami akan menjelaskan bagaimana Peran Masjid Kampus Dalam
Penguatan Pendidikan Karakter Mahasiswa, terdapat 3 (tiga) peranan masjid,
anatara lain sebagai berikut;

Pertama, Pendidikan Karakter berbasis Kegiatan Kemahasiswaan. Banyak Unit


Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang menjadikan masjid sebagai tempat dalam
melaksanakan program kerja seperti UKM FEB, UKM SOSPOL dan UKM FKIP
memiliki kegiatan yang dilaksanakan di masjid diantaranya kajian kemuslimahan
yang dilaksanakan setiap jumat setiap dua pekan sekali, kajian Selasa pagi yang
dilaksanakan rutin pada setiap hari selasa di pagi hari, kajian Rabu sore yang
dilaksanakan rutin setiap hari rabu di sore hari. Kegiatan kajian ini tidak hanya
diperuntukkan untuk pengurus dan anggotan UKM FKIP tetapi juga
diperuntukkan mahasiswa umum, pada kegiatan-kegiatan tersebut diberi materi
keislaman oleh pemateri-pemateri dari kalangan dosen, alumni maupun tokoh
keagamaan Kegiatan mentoring yang dilaksanakan oleh mahasiswa dilingkungan
kampus dengan dibagi beberapa kelompok kegiatan diperuntukkan untuk
pengurus UKM FEB dan seluruh mahasiswa program studi yang sedang menempuh
mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Pelaksanaan mentoring dilakukan di masjid
dengan waktu yang berbeda-beda pada setiap kelompoknya. Kegiatan mahasiswa di
masjid kampus dilakukan juga oleh UKM FKIP disetiap bulan desember dan januari
dengan mengadakan kajian rutin Al Quran dinamakan “kalam”. UKM
SOSPOLmelaksanakan majelis dzikir, shallawat dan taklim disetiap jumat legi
pada tiap bulannya. Kegiatan keagamaan pada UKM SOSPOL tidak hanya terfokus
pada kajian rutin saja akan tetapi diwarnai dengan kegiatan syiar seperti pembelajaran
kaligrafi, latihan Qiro’ah, latihan banjari serta latihan vocal yang dilaksanakan
oleh pada anggota dan pengurus UKM.

Kedua, Pendidikan karakter berbasis kemasyarakatan. Pendidikan mencakup


beberapa komponen diantaranya pendidik dan peserta didik. Pada penguatan
karakter mahasiswa, kami menggunakan contoh salah satu perguruan tinggi di
Indonesia yaitu UNIMOR , dosen melibatkan mahasiswa dalam berbagai kegiatan
kemasyarakatan di masjid seperti pengelolaan zakat fitrah di bulan Ramadhan yang
diberikan kepada masyarakat yang termasuk dalam golongan penerima zakat,
kegiatan itiqaf yang kepanitiannya melibatkan mahasiswa secara teknis. Kegiatan
rutin sholat jumat dimana khatib berasal dari lingkungan kampus yaitu dosen secara
bergilir dibantu oleh mahasiswa sebagai muadzin. Selain itu, takmir pada masjid
kampus di UNIMOR berasal dari mahasiswa UNIMOR itu sendiri. Dan diberikan
kewajiban dalam bertanggungjawab terhadap pemakaian masjid dalam hal
kebersihan, kerapihan dan memastikan seluruh lapisan masyarakat di lingkungan
merasa aman dan nyaman ketika melaksanakan ibadah di masjid.

Ketiga, sebagai sarana pembelajaran dalam bertoleransi. Dalam penguatan


karakter mahasiswa, toleransi merupakan unsur utama dalam menghormati
perbedaan. Kondisi salah satu masjid kampus yang bernama masjid At Tarbiyah
berada di dalam lingkungan kampus formal yaitu SD Negeri BTN di karenakan
letaknya yang bersebelahan, dengan kata lain kampus UNIMOR memiliki salah
satu masjid yang digunakan bersama-sama dengan SDN BTN. Kondisi ini menjadi
peluang dan tantangan oleh UNIMOR dalam menghormati dan bertoleransi dalam
kaitannya penggunaan masjid secara bersama-sama. Contohnya jika SD sedang
melaksanakan kegiatan di masjid maka selaku kampus tidak menggunakannya.
Pembelajaran bertoleransi dalam penggunaan masjid dengan jadwal yang telah ada
secara masing-masing baik dengan sesama warga kampus maupun diluar warga
kampus menciptakan hubungan yang harmonis sehingga ukhuwah islamiyah dan
ukhuwah insaniyah terjalin.

2.4 Peran dan Fungsi Masjid Kampus dalam Pengembangan Budaya Islam

Masjid di masa awal peradaban Islam memiliki fungsi yang beragam


(Multifungsi). Fungsinya tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai
pusat pemngembangan berbagai ilmu. Namun, sekarang sebagian peran masjid
telah diambil oleh berbagai organisasi-organisasi Muslim. Masjid kampus sangat
berperan besar sebagai sebagai pusat pengembangan budaya Islam serta
mengembangkan program masjid kampus sebagai pusat pengembangan budaya
Islam.

Di zaman Rasulullah, masjid dijadikan sebagai sentra utama seluruhaktivitas


keummatan. Baik untuk kegiatan pendidikan yakni tempatpembinaan dan
pembentukan karakter sahabat maupun aspek-aspeklainnya termasuk politik, strategi
perang hingga pada bidang ekonomi,hukum, sosial dan budaya. Pendek kata, masjid
difungsikan selain sebagaipusat kegiatan ibadah spritual juga dijadikan tempat untuk
melaksanakanibadah muamalah yang bersifat sosial.Peran dan fungsi masjid yang
begitu besar bagi umat muslim menjadikanperkembangan masjid terus meningkat.

Dengan semakin meningkatnya perkembangan jumlah masjid, diharapkan


mampu pengembangan mentalsecara islami bagi masyarakat muslim di
Indonesia.Karena masjid menjadi sarana untuk mengembangkan pribadi baik
secaraspiritual dan emosional secara islami. Dapat memberikan pemahamanyang
lebih mendalam tentang agama islam ditengah berkembangnya duapemahaman
ekstrim yaitu liberalisme dan radikalisme.Seperti pada hakikatnya islam adalah
agama yang rahmatan lil 'alamin.Artinya Islam merupakan agama yang membawa
rahmat dankesejahteraan bagi seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhandan
jin, apalagi sesama manusia. Allah tegaskan hal tersebut dalamfirman-Nya, "Dan
tidaklah engkau (Muhammad) diutus ke muka bumi inikecuali sebagai rahmat bagi
seluruh alam." (QS. al-Anbiya: 107).

Perguruan tinggi memiliki peranan dan tanggung jawab moral


dalam.pembentukan dan pengembangan akademik mahasiswa. Selain
secaraakademik, perguruan tinggi juga memiliki peran untuk mengembangkanpribadi
secara spiritual dan emosional. Hal ini sangat penting mengingatperkembangan
zaman yang semakin kuat menuju era digital dankebebasan dunia.Kemajemukan
Indonesia juga dapat menjadi pemicu perpecahan apabilatidak diimbangi dengan
kesadaran kemajemukan dan sikap toleransi untuk hidup bersama sebagai warga
Negara. Dalam hal ini, MasjidKampus memiliki kedudukan dan peran strategis dalam
mengembangkanpemahaman keagamaan mahasiswa dengan wawasan Islam
rahmatan lil'alamin.Masjid kampus merupakan bagian kecil dari sebuah kampus.
Meskipunbegitu, peran masjid kampus dalam membentuk mahasiswa
berintegritassangat besar. Masjid kampus tidak saja menjadi tempat shalat, saat
inimasjid menjelma menjadi pusat kegiatan mahasiswa yang memilikisegudang
lembaga dan kegiatan. Lembaga-lembaga dan kegiatan yangberada dibawah naungan
masjid akan lebih maksimal jika dioptimalkanuntuk membentuk mahasiswa yang
berintegritas.
Dalam perannya membentuk mahasiswa berintegritas, masjid kampus sekurang-
kurangnya bisa memanfaatkan dua hal yaitu fungsi spiritual masjid dan lembaga-
lembaga yang berada di dalamnya.Masjid kampus memiliki peran strategis dalam
membangun dan membentuk karakter mahasiswa untuk peradaban Indonesia yang
unggul. Di kampus lah semua idealisme, intelektualitas, semangat, mimpi, aksi,dan
kontribusi bernaung.Tak ada tempat di muka bumi ini yang seunik kampus dengan
segalaaktivitas di dalamnya. Bukankah tak sedikit peradaban besar dunia lahirdan
berkembang dari aktivitas kampus. Inilah yang harus dimanfaatkanoleh Universitas
dimana masjid kampus sebagai pembentukan integritasmahasiswa yang lebih baik
untuk masa depan.

2.3 Peran dan Fungsi Masjid Kampus dalam Pengembangan Budaya


Islam

Masjid di masa awal peradaban Islam memiliki fungsi yang beragam


(Multifungsi). Fungsinya tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga
sebagai
pusat pemngembangan berbagai ilmu. Namun, sekarang sebagian peran
masjid
telah diambil oleh berbagai organisasi-organisasi Muslim. Masjid kampus sangat
berperan besar sebagai sebagai pusat pengembangan budaya Islam serta
mengembangkan program masjid kampus sebagai pusat pengembangan
budaya
Islam.

Mendirikan masjid adalah hal pertama yang dilakukan Nabi Muhammad


sesampai di Yatsrib (sekarang Medinah) setelah menempuh perjalanan hijrah
dari
Mekah. Sesampai di Quba`, 5 kilometer arah tenggara Yatsrib, di antara
hamparan
kebun kurma, Ammar bin Yasir r.a. membuatkan tempat berteduh untuk
Rasulullah.
Di situlah beliau dibantu para sahabat membangun sebuah masjid dari tumpukan
batu. Inilah yang kemudian disebut sebagai Masjid Quba` dan merupakan masjid
pertama yang dibangun oleh Rasulullah dengan tenaga dan cucuran
keringat
sendiri. Setelah empat hari beristirahat di Quba`, Rasulullah berangkat ke
Medinah.
Sesampai di sana, di sebuah tempat penjemuran kurma milik dua anak yatim
dari
Bani Najjar, Rasulullah berhenti. Di situlah beliau mendirikan masjid atas
permintaan Ma’adh bin Afra’, wali kedua yatim itu. Riwayat lain
menyebutkan
bahwa masjid baru dibangun setelah tempat itu lebih dulu dibeli oleh Rasulullah.
Di kemudian hari masjid ini termasyhur sebagai “Masjid Nabawi”. Disebut
Masjid
Nabawi (masjid nabi), karena Rasulullah saw. selalu menyebutnya dengan
sebutan
“masjidku”. Setelah tinggal di Medinah, Rasulullah saw. tetap berkunjung
ke
Masjid Quba` terutama pada setiap akhir pekan. Dalam sebuah hadis sahih
beliau
bersabda, "Barang siapa yang bersuci di rumahnya, kemudian datang ke
Masjid
Quba`, lalu melaksanakan salat di dalamnya, untuknya seperti pahala
umrah."
Mengenai Masjid Nabawi, beliau pun pernah bersabda dalam hadis sahih
yang
sangat tegas, "Sesungguhnya salat di dalamnya lebih baik daripada seribu salat
di
masjid lainnya kecuali Masjidil Haram." Kata ‘Medinah’ itu sendiri berasal
dari
kata ‘mudun’ yang berarti ‘kota’ atau ‘peradaban’. Memang sejak saat itu,
perlahan-
lahan peradaban Islam mulai berkembang. Bila kota Mekah menjadi
simbol
perjuangan akidah Islam, maka kota Medinah menjadi simbol
pengembangan
peradaban Islam. Bagaimanakah kegiatan masjid pada zaman sekarang?
Bagaimanakah fungsi dan peran masjid kampu
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masjid di masa awal Islam memiliki multi fungsi. Fungsinya tidak hanya
sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pengembangan berbagai ilmu.
Namun, sekarang sebagian peran masjid telah diambil oleh berbagai organisasi-
organisasi Muslim. Masjid kampus sangat berperan besar sebagai sebagai pusat
pengembangan budaya Islam serta mengembangkan program masjid kampus
sebagai pusat pengembangan budaya Islam.
3.2 Saran

Setelah mengulas terkait Pendidikan agama islam yang sub bab nya sudah
tertera . Penulis menyarakan para mahasiswa atau pembaca lebih memanfaatkan
masjid sebagai sarana umat muslim Dan penulis berharap para pembaca mudah
memehami materi yang disampaikan

DAFTAR PUSTAKA

Adil, Abu Abdirrahman (2018). Mujtahid, Umar, ed. Ensiklopedi Salat.


Jakarta: Ummul Qura. ISBN 978-602-7637-03-0.
Jannah, N. (2016). Revitalisasi Peranan Masjid di Era Modern (Studi Kasus di
Kota Medan). Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Najmunnisa, A., & Darmawan, C. (2017). Implementasi Model Kaderisasi
Mahasiswa Untuk Membangun Karakter Unggul Di Masjid Salman.
Jurnal Sosietas, 7(2), 407–411. Setiardi, D. (2017).
Keluarga Sebagai Sumber Pendidikan Karakter Bagi Anak. Tarbawi : Jurnal
Pendidikan Islam, 14(2).
Retrieved from https://ejournal.unisnu.ac.id/JPIT/article/vi ew/619 Tahir, Q.,
Cangar, H., & Syam, B. (2014).
Masjid Kampus Sebagai Media Komunikasi Aktivis Dakwah Dalam Pembentukan
Karakter Mahasiswa.
Jurnal Komunikasi KAREBA, 3(3), 186–192. https://www.unisba.ac.id/griya-
ilmu-masjid-sebagai-pusat-peradaban-islam-dan-pemberdayaan-umat/ Pengelolaan
Masjid Kampus Sebagai Pusat Pendidikan Islam dalam Pembentukan Karakter
Mahasiswa di Universitas PGRI Madiun (
https://core.ac.uk/download/pdf/270214449.pdf

Anda mungkin juga menyukai