Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aprilia Dwi Anggraeni

NIM : 152010713008
Prodi : Perpajakan
Kelas : D-2.10
Mata Kuliah : Agama Islam
Bab 11 Bagaimana Peran dan Fungsi Masjid dalam Pengembangan Budaya atau Peradaban
Islam
1. Dari cuplikan tadi cobalah kalian uraikan secara gamblang kunci utama keberhasilan
pengurus masjid dalam memakmurkan Masjid Jogokarian tersebut? Kemukakan
alasanmu!
Pada Masjid Jogokarian memiliki manajemen sendiri dalam mengelola jamaah.
Manajemen masjid tersebut masih berpegang teguh pada nilai-nilai masjid pada jaman
Rasulullah. Dimana Masjid Jogokarian menjadi pokok kegiatan masyarakat serta
bermanfaat bagi sekitar. Masjid Jogokarian juga merupakan salah satu masjid yang
berorientasi pada pelayanan jamaah, seperti salah satunya membuat database jamaah.
Melalui database tersebut jamaah dapat dipantau serta ikut diberdayakan dalam kegiatan
Masjid Jogokarian.
Kelebihan dari Masjid Jogokarian yaitu, yang pertama, jamaah sholat Subuh
mencapai 60% dari sholat Jumat dan itu tidak dimiliki oleh masjid-masjid lain. Kedua,
pemberdayaan masyarakat pada masjid tersebut, yang awalnya masyarakt tersewbut
miskin, karena dapat bantuan dari Masjid Jogokarian, mereka menjadi lebih mampu dari
sebelumnya.
Pengelola masjid tidak hanya merawat fisik (masjid) semata namun visi dan
manajemen yang menjadi kunci kesuksesan dari Masjid Jogokarian.
2. Review perkuliahan pada Kamis, 03 Desember 2020
a. Latar Belakang
Masjid bukan sekedar tempat sujud sebagaimana makna harfiahnya, seperti
sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Masjid tidak hanya sebagai tempat ritual murni
(ibadah seperti sholat dan itikaf) masjid juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan ,
sentra pendidikan , markas militer dan bahkan lahan sekitar masjid pernah dijadikan
sebagai pusat perdagangan maupun aspek-aspek lainnya termasuk politik strategi
perang, hingga pada hukum dan ekososbud.
Seiring perkembangan zaman keberadaan masjid di kampus, fungsi masjid
dapat menjadi angin segar bagi perkembangan dakwah untuk menciptakan mahasiswa
yang berilmu, bertaqwa, beramal , dan berkarakter islami. Sebagaimana peran masjid
kampus selama ini sebagai media komunikasi dalam rangka pembentuk karakter
mahasiswa.
b. Masjid Secara Etimologi
Ditinjau dari segi etimologi masjid berarti tempat beribadah. Akar kata dari
masjid adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri
berakar dari bahasa Aram. Kata masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi
dari abad ke 5 Sebelum Masehi. Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau
"tempat sembahan". Akar kata masjid yaitu sajada, yang mengandung makna tunduk
dan patuh serta taat. Maka hakikat masjid adalah tempat melakukan segala macam
aktivitas yang mengandung kepatuhan kepada Allah. Selain digunakan sebagai tempat
ibadah, masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-
kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al-Qur'an
sering dilaksanakan di Masjid. Dengan kata lain, bahwa masjid berarti suatu tempat
melakukan segala aktivitas manusia yang mencerminkan nilai-nilai kepatuhan dan
ketaatan kepada Allah.
c. Fungsi Masjid pada Masa Rasulullah
Masjid pada masa Rasulullah tidak hanya sebagai tempat penyaluran agama
saja, namun juga dijadikan sebagai pusat aktivitas umat islam. Fungsi masjid pada
masa Rasulullah antara lain :
1) Tempat latihan perang. Rasulullah SAW mengizinkan Aisyah menyaksikan dari
belakang beliau orang-orang berlatih menggunakan tombak di masjid Rasulullah
pada hari raya.
2) Balai pengobatan tentara muslim yang terluka. Sa’ad bin Mu’adz terluka ketika
perang Khandaq maka Rasulullah mendirikan kemah di masjid.
3) Tempat tinggal sahabat yang dirawat.
4) Tempat menerima tamu.
5) Tempat penahanan tawanan perang. Seorang tawanan perang dari bani hanifah
diikat disalah satu tiang masjid sebelum perkaranya diputuskan.
6) Pengadilan Rasulullah menggunakan masjid sebagai tempat penyelesaian
perselisihan diantara para sahabatnya.
7) Tempat menimba ilmu serta menyucikan jiwa dan raga.
8) Pusat pengembangan masyarakat , dimana setiap hari masyarakat berjumpa,
berinteraksi dan mendengar arahan-arahan dari Rasulullah tentang berbagai hal
prinsip-prinsip keberagaman, tentang sistem masyarakat dan juga ayat-ayat Al-
Qur’an.
d. Fungsi Masjid
 Fungsi Zikir
1) Masjid berarti “tempat sujud”. Dalam syariat Islam ditegaskan bahwa seluruh
permukaan bumi, pada hakikatnya, adalah masjid, yakni tempat untuk
bersujud. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,”Bumi ini telah
disediakan bagi kita sebagai tempat bersujud (masjid) dan kondisinya bersih.”
(HR Muslim)
2) Sebagai tempat bersujud, masjid juga berfungsi sebagai tempat berzikir untuk
menyucikan hati, menenteramkan jiwa, dan mengkhusyukan kalbu, sehingga
seseorang bisa bersikap santun dan rendah hati.
3) Dengan metode zikir, kesombongan dan keangkuhan seseorang diharapkan
bisa luruh. Seseorang pun lalu bisa berintrospeksi terhadap kesalahan dan dosa
diri sendiri tanpa harus mencari-cari kesalahan orang lain, atau berusaha
mencari kambing hitam. Dengan zikir, hati kita kembali mendapatkan siraman
nur Ilahi. Hati pun bersih dari berbagai sifat tercela yang dipenuhi prasangka,
dendam, dan amarah.
 Fungsi Pikir
1) ‘Alî ibn Abî Thâlib berkata,“Tidak ada yang lebih berharga daripada sebuah
kemerdekaan, dan tidak ada yang lebih mulia daripada selesai menunaikan
kewajiban.”
2) Ungkapan ‘Alî ibn Abî Thâlib itu memotivasi umat Islam untuk melepaskan
belenggu yang memasung kemerdekaan berpikir, berbicara, dan bertindak. Hal
itu tidak akan tercapai kecuali dengan cara mengaktifkan forum ilmiah dan
membentuk pola pikir umat yang sesuai dengan fitrah dan rida Allah SWT.
3) Dengan kemerdekaannya, umat Islam bisa menunaikan kewajiban untuk
menegakkan kebenaran dan mencegah segala bentuk kemungkaran dan
kezaliman. Untuk itu, masjid harus difungsikan sebagai tempat pembinaan,
pemberian nasihat, dan pengajaran kepada umat Islam, baik yang berbasis
ilmu agama maupun ilmu umum.
 Fungsi Sosial
Dalam fungsi sosialnya, masjid dituntut untuk merespons persoalan-persoalan
sosial yang nyata dan mendesak. Misalnya, kemiskinan (kefakiran), kebodohan,
dan ketertindasan, yang masih menghinggapi rakyat bawah, khususnya umat
Islam. Dalam konteks ini, umat Islam yang menjadi penghuni masjid seyogyanya
mampu membantu saudara-saudaranya sesama manusia yang rentan, khususnya
yang beragama Islam.
e. Peran Masjid Kampus
Masjid kampus selain berfungsi sebagai tempat ibadah, juga dapat dijadikan
sebagai pusat aktivitas untuk berdiskusi dan mengembangkan keilmuan. Bisa juga
masjid dijadikan sebagai pengembangan karakter mahasiswa, salah satunya dalam hal
kedisiplinan.
Keberadaan Asosiasi Masjid Kampus ini sangat penting bagi penguatan
pengelolaan masjid di perguruan tinggi. Dengan adanya asosiasi ini masjid-masjid
kampus dapat bersinergi. Masjid kampus juga dapat melakukan inovasi seperti
membuat sistem informasi jadwal pengajian, jadwal atau menentukan penceramah.
f. Masjid Sebagai Penangkal Radikalisme
Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara
total dan bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara
drastis lewat kekeraan (violence) dan aksi-aksi yang ekstrem. Paham radikalisme dan
terorisme tidak muncul secara tiba-tiba, akan tetapi melalui sebuah proses panjang
yang menyebabkan radikalisme dan terorisme lahir dan berkembang. Ini juga berarti
bahwa penanggulangan terorisme tidak bisa dilakukan dengan singkat pula.
Di sisi lain, pengurus masjid atau Dewan Kemakmuran Masjid (DKM)
memiliki peran dalam menangkal gerakan radikalisme di masjid masing-masing.
DKM harus mampu mengembalikan fungsi masjid sebagai tempat pembinaan dan
mempersatukan umat Islam. Fungsi DKM harus dimaksimalkan untuk memastikan
kajian yang sesuai nilai-nilai Islam, mana yang tidak. Artinya yang diajarkan kemarin
pada pelaku terorisme] kemungkinan tidak melalui unsur-unsur syariat Rasulullah
SAW.
g. Kesimpulan
Masjid merupakan tempat suci umat Islam untuk beribadah dan melalukan
berbagai kegiatan keagamaan. Oleh karena itu Masjid seharusnya menggelar kajian-
kajian yang meningkatkan akidah atau keyakinan, akhlak atau perbuatan, serta ilmu
umat Islam, termasuk mengajarkan pentingnya persatuan, kesatuan, kebersamaan
antar semangat berbangsa dan bernegara yang semuanya relevan dengan ajaran Islam
yaitu ukhuwah watoniyah dan ukhuwah bashoriah selain ukhuwan Islamiyah. Jika
umat Islam memiliki akidah, akhlak, dan ilmu yang sesuai perintah Allah S.W.T., dan
tuntunan Nabi Muhammad SAW, maka mereka akan bisa menepis radikalisme
dengan sendirinya. Masjid juga dianggap penting sebagai pusat kebudayaan bagi
orang muslim.

Anda mungkin juga menyukai