A. MASJID
Pengertian masjid ditinjau dari segi etimologi berasal dari kata “masjid” yang
merupakan kosakata dari bahasa Arab yaitu lafad “sajada” yang memiliki akar kata s-
tanah”.1Kata masjid merupakan kata jadian dari akar kata aslinya yang merupakan
kata benda “sajdan”. Kata jadian ini berupa isim makan yaitu kata benda yang
menunjukkan tempat. Dengan denikian masjid adalah tempat sujud atau tempat
Allah SWT (Usman Ismail, 2001:1). Secara kebahasaan, kata masjid tergolong ke
dalam kategori “sima’i”, sebuah bentuk kata yang harakatnya menyalahi kaidah
gramatika bahasa Arab. Kata masjid semestinya memiliki bacaan “masjad” bukan
Jum’at dalam konteks ke-Indonesiaan yang memiliki bangunan fisik besar seperti
yang dikenal masyarakat muslim Indonesia. Definisi masjid seperti ini, pada
shalat lima waktu dan shalat Jum’at. Masjid adalah rumah Allah SWT yang dibangun
sebagai sarana bagi umat Islam untuk mengingat, mensyukuri dan menyembah Allah
1
SWT dengan baik. Selain itu, masjid juga merupakan tempat melaksanakan berbagai
aktifitas amal shaleh, seperti tempat bermusyawarah, pernikahan, benteng dan strategi
membersihkan segala bentuk dosa, noda dan bekas-bekas kelengahan seorang hamba
shalat jum’at. Masjid merupakan tempat ibadah multi fungsi. Masjid bukanlah tempat
ibadah yang dikhususkan untuk shalat dan I’tikaf semata. Masjid menjadi pusat
kegiatan positif kaum muslimin dan bermanfaat bagi umat. Dari sanalah seharusnya
kaum muslimin merancang masa depannya, baik dari segi din (agama), ekonomi,
kata optimal yang artinya terbaik atau tertinggi. Mengoptimalkan berarti menjadikan
paling baik atau paling tinggi, sedangkan optimalisasi adalah proses pengoptimalan
sesuatu menjadi paling baik atau paling tinggi (Tim Penyusun Kamus Pusat
atau proses memaksimalkan sesuatu menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.
“Peran” adalah sesuatu yang jadi bagian atau memegang pelaku utama (dalam
2
dimaksud istilah Peran Masjid adalah keterlibatan pengurus, pengelola, dan
kesejahteraan manusia.
Sidi Gazalba dalam bukunya Masjid: Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam,
telah menguraikan secara komprehensif tentang peran masjid bagi umat Islam.
seni dan juga filsafat. Bahwa masjid dikatakan berperan dengan baik jika memiliki: 1.
Ruang bermain, berolahraga, dan berlatih bagi remaja (Gazalba, 1994 : 34).
diupayakanlah penataan dan pengelolaan masjid secara baik dan benar dengan
memuat fungsi: (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) penggerakan, dan (4)
yang semakin cepat, pengelolaan masjid menuntut manajemen yang baik. Manajemen
dengan sebaik-baiknya. “Peran” adalah sesuatu yang jadi bagian atau memegang
3
pengurus, pengelola, dan kepengurusan organisasi masjid dalam upaya menumbuh
Sidi Gazalba dalam bukunya Masjid: Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam,
telah menguraikan secara komprehensif tentang peran masjid bagi umat Islam.
seni dan juga filsafat. Bahwa masjid dikatakan berperan dengan baik jika memiliki: 1.
Ruang bermain, berolahraga, dan berlatih bagi remaja (Gazalba, 1994 : 34).
diupayakanlah penataan dan pengelolaan masjid secara baik dan benar dengan
memuat fungsi: (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) penggerakan, dan (4)
yang semakin cepat, pengelolaan masjid menuntut manajemen yang baik. Manajemen
dengan sebaik-baiknya.
4
C. KUALITAS JAMAAH
Masjid yang makmur, di samping diukur dari ramainya jamaah dan maraknya
kegiatan, juga dari kualitas jamaahnya. Jamaah yang baik dan berkualitas akan lebih
apabilah kualitas jamaahnya rendah atau pas-pasan, tingkat kemajuan mesjid pun
biasanya jalan di tempat atau bergerak sangat lambat. Untuk memakmurkan masjid itu
yang di perlukan oleh pengurus mesjid yaitu karna adanya kegiatan-kegiatan yang
bermamfaat seperti kajian rutin dan pertemuan antara pengurus masjid dan
agama yg maksimal dan juga di segani sehingg dapat memberikan pengaruh dlm
masyarakat
3. Kerjasama dengan pimpinan masyarakat atau Lurah, Rw dan Ketua Rt agar dapat
4. Memberikan fasilitas masjid dan juga menfasilitasi masjid dgn bekerjasama dgn
5
Dengan melihat upaya untuk meningkatkan kualitas jamaah di masjid
hati untuk selalu hadir dalam sholat 5 waktu, masjid bisa dijadikan masjid layaknya
tempat ibadah yang dicintai masyarakatdan tempat satu-satunya dalam beribadah, bisa
menjadi media silahturahmi dan ukhuwah islamiyah antar umat serta memberikan
ketenangan dan kematangan dalam berfikir, bisa menampakkan kekuatan umat dan
kebersamaan umat islam dan itu semua dimulai dengan semangatnya hadir sholat
dimasjid dan bisa untuk menjadi sarana ibadah dan juga dimanfaatkan untuk belajar
kesiapan penerus. Penerus yang selain mapan juga memiliki keimanan, ketakwaan,