PENDAHULUAN
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami isi skripsi ini, perlu kiranya dibuat
DALAM PEMBINAAN UMAT (studi pada masjid Hidayatul Abror Pelapa Tanjung Karang
Pusat).
Optimalisasi dalam istilah manajemen adalah pencapaian efisiensi dan efektifitas tujuan
organisasi. Efisiensi menunjukan keseimbangan unput dan output sedang kan efektivitas
Merujuk pada pendapat tersebut berati optimalisasi menunjukan bahwa pencapaian suatu
tugas. Funsi dalam skripsi ini menunjuk pada pengertian manfaat dari manajemen dalam
orang dan menggerakan fasilitas dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu.
pelaksana dalam kelompok tugas itu dan kemudian menggerakannya kea rah pecapaian
tujuan dakwah.
Fungsi manajemen yang dimaksud dalam skripsi ini dibatasi pengertiaannya pada fungsi
dakwah Massjid Hidayayul Abror di jalan Cut Nyak Dien No. 10 Kelurahaan Palapa
Tanjungkarang Pusat.
berkesinambuangan. Sedangkan umat adalah sekumpuan orang atau kelompok yang diikat
dalam satu nilai yang diyakini kebenarannya dan dijadikanpedoman hidup bersama.
Pembinaan umat yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kegiatan yang dilakukan
pengurus Massjid Hidayayul Abror dalam kegiatan bidang ibadah dan bidang social
kemasyarakatan yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman umat Islam dalam
Berdasarkan penegasan judul diatas, maksud judul skripsi ini adalah aktivitas pengurus
Adapun yang menjadi alasan penulis dalam memilih judul ini adalah sebagai berikut.
essensinya adalah suatu upaya kerjasama yang sistematis dalam satu organisasi ntuk
mencapai tujuan dakwah. Tujuan yang hendak dicapai idealnya didukung dengan
pengelolaan manajemen dakwah yang baik yang mampu berperan optimal dalam
kegiatan di lapangan.
2. Masjid Hidayayul Abror Palapa Tanjungkarang Pusat memiliki kepengurusan yang
lengkap dan system manajemen yang tertata dengan baik, oleh karena itu sangat tepat jika
tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari disiplin ilmu manajemen dakwah.
Masjid sudah seharusnya dapt diyakini sebagai tempat pembinaan umat Islam dalam arti
yaqng luas, ini berarti masjid sebagai tempat peribadatan ritual hanyalah salah satu dari
fungsi manjid, namun kenyataanya bahwa majdid-masjid di beberapa tempat baru berfungsi
sebagai tempat beribadah semata. Dalam kaitan ini patut direnungkan peringatan Rasulallah
Sekitar 15 abad yang silam Rasulallah S.A.W memperingatkan akan dating suatu zaman
yang didalamnya Al-quran tinggal tulisannya dan Islam tinggal namanya: mereka
menamakan diri dengan Islam tapi keadaan dan tingkah lakunya sendiri sangat jauh denga
Islam itu sendiri. Masjid-masjid mereka makmur tapi kosong dengan petunjuk Tuhan, para
ulama mereka justru menjadi sejahat-jahatnya makhluk di muka bumiini, karena dari
merekalah timbul fitnah dan kepada mereka pula kembalinya segala fitnah itu.
sebagai pusat pembinaan umat. Disamping itu masjid merupakan tonggak pertama prjuangan
umat Islam, sehingga tatkala Rasulallah S.A.W hijrah ke Madinah, sebelum memikirkan
sesuatu lebih dulu beliau mendirikan masjid yang kemudian dikenal dengan masjid Quba.
Berdasarkan keterangan tersebut dapat dipahami bahwa pada prinsipnya masjid adalah
sebagai sebuah media untuk melaksanakan seluruh sendiri umat Islam, baik dalam bidang
Aktivis pertam Rasulallah S.A.W ketika tiba di Madinah adalah membangun masjid
yang merupakan tempat yang dapat menghimpun kaum muslimin. Didala masjid seluruh
mewujudkan berbagai tujuan, menjauhkan didi dari kerusakan, serta menghadang berbagai
penyelewengan aqidah.
Pada awal penyebaran Islam, masjid memiliki fungsi mulia yang bisa jadi sekarang ini
mulia terlupakan. Pada zaman itu masjid digunakan sebagai markas besar tentara dan pusat
pembebasan umat dari penghamban kepada manusia, berhala atau thagut. Masjidpun
digunakan sebaai pusat pendidikan yang mengajak manasuai pada keutamaan, kecintaan
kepada pengetahuan, kesadaran social serta pengetahuan mengenai hak dan kewajiban
mereka terhadap Negara Islam yang pada dasarnya didirikan untuk mewujudkan ketaatan
kepada syariat, keadilan dan rahmat Allah S.W.T. Masjid dimanfaatkan juga sebagai pusat
Ketika perlu atau bencana menrpa kaum muslimin, masjid dapat digunakan sebagai
tempat berlindung. Disana umat islam dapat menyusun kekuatan untuk mengibarkan panji-
panji Islam dan meninggikan kallimat Allah S.W.T sebagiamana pernah terjadi dalam perag
salib pertama atau beberapa gerakan pembebasan melawan tentara salib dan yahudi dalam
tinggi dan mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan masalah, jamaah yang sakit
mereka tengok dan fakir miskin yang membutuhkan pertolongan mereka beri rizki yang
mereka terima dari Allah. Maka jadilah mereka masyarakat kuat yang berpartisipasi dalam
Masjid yang didirikan atas kehendak Allah akan membiasakan pengaruh pendidikan
terbesar dalam kehidupan manusia. Disan akan berkumpul kaum muminis atas nama Allah
yang didalam dirinya berkembang pengakuan dan kebanggaan sebagai masyarakat muslim.
Mereka mempelajari Al-quran dan membacanya dengan tartil sehingga mereka mampu
islam dan perkembangan spiritual yang menjadi pengikut dirinya kepada sang khaliq, hadist,
fiqh dan segi ilmu kemasyarakatanpun mereka pelajari di masjid, termasuk didalamnya ilmu
yang berhungan dengan bahasa, sejarah dan sebagainya. Namun dari semua itu, yang paling
penting melalui masjid , umat islam dapat melakukan pertemuan-pertemuan dalam rangka
Pemanfaatan masjid seperti akan mendidik manusia untuk mengaitkan pada persoalan
hidup pada ikatan karena Allah dan bersumber pada pendidikan Islam yang universa, yaitu
penghambaan diri kepada Allah S.W.T dan itu harus tertanam dalam diri manusia secara
Dewasa ini umat Islam seakan berlomba-lomba untuk memakmurkan masjid , kegiatan-
kegiatan dilaksanakan bukan saja pada bidang ibadah akan tetapi terus menambah kepada
bidang pendidikan dan social kemasyarakatan. Setiap masjid hamper semuanya
menyelenggarakan Taman Pendidikan Al-quran (TPA), bahkan ada pula masjid yang
mendirikan usaha wartel dan yayasan pengobatan (bidang kesehatan) hal itu menunjukan
bahwa aktivitas memakmurkan masjid sudah mendekati konsep optimalisasi fungsi masjid.
Upaya optimalisasi fungsi manajemen masjid dilakukan juga oleh pengawas Masjid
tahun 2005-2006 adalah : kegiatan ibadah, menyelenggarakan shalat jumat kultum magrib
dan isya, kegiatan pengajian bapak-bapak dan remaja. Kegiatan Peringatan Hari-Hari Besar
Islam. Kegiatan bidang pendidikan, meyelenggarakan kegiatan Masjid Tali terpadu seiap
hari jumat, taman pendidikan al-quran setiap hari, kegiatan bidang ekonomi, social dan
Jika ditinjau dari konsep optimalisasi fungsi masjid dari Muh.E. Ayubi Masjid Hidayatul
Abror telah berhasil dalam memenuhi tiga indicator optimalisasi fungsi manajemen masjid
dilihat dari adanya kegiatan bidang ibadah, bidang pendidikan dan bidang social
kemasyarakatan.
Kegiatan tersebut dalam skala besar dan melibatkan berbagai unsur manusia didalamnya,
oleh karena itu memerlukan manajemen yang baik, manajemen itu sendiri dipergunakan
penggunaan sumer daya organisasi lainnya agar dapat mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Menurut data para survey, kegiatan perencanaan dilakukan pengurus dengan cara
kegiatan pada akhirnya, hasil akhir perencanaan tersebut tergambar dalam program kerja
yang disusun selama satu tahun, seperti rencana bidang ibadah yang akan melaksanakan
kegiatan pengajian rutin, pengajian yasinan dan pengajian khusus remaja yang terjadwal
masing-masing pada minggu pertama dan minggu ketiga. Pada fungsi pengorganisasian
pengurus membagi rencana-rencana kegiatan yang disusun dalam tiga bidang yaitu, bidang
ibadah, bidang pengembangan dan bidang pendidikan keagamaan. Adapun hadil dari
pengorganisasian tersebut dapat dilihat dan adanya pembagian tugas yang diserahkan kepada
Kegiatan penggerakan dapat dilihat dari aktivitas ketua bidang dan ketua Masjid
bidang langsung turun ke lapangan dan mengikuti kegiatan pengajian yasinan tersebut
sampai selesai.adapun dalam kegiatan pengawasan di Masjid Hidayatul Abror lebih banyak
pada bidang keuangan yang dilakukan langsung oleh pebina dan penasehat Masjid Hidayatul
Abror.
sebagai cara untuk mencapai tujuan-tujuan dan membaiki kinerja yang telah dilaksanakan.
Jika kegiatan tersebut dianalisis melalui manajemen maka akan Nampak bahwa optimalisasi
fungsi Masjid Hidayatul Abror ditinjau dari sudut manajemen dan perlu mendapat perhatian
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang maslah, maka muncul
penggerakan Masjid Hidayatul Abror Palapa Tanjungkarang Pusat dalam pembinaan umat.
b) Apa factor pendukung dan penghambat fungsi manajemen Masjid Hidayatul Abror Palapa
Metode dalam suatu peneletian suatu hal yang sangat esensial sebab dengan metode ini
dapat mempermudahkan dalam penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya yaitu:
diperlukan. Adapun lokasi penelitian adalah Masjid Hidayatul Abror Kelurahan Palapa
Penelitian ini bersifat deskriptip yang bertujuan untuk menggambarkan secara sifat-
sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu. Penelitian ini adalah penelitian
kualitatip yang menggambarkan suatu peristiwa dan keadaan serta gejala tertentu yang
ada di lapangan.
b) Populasi
dari sampel itu hendaknya digeneralisasikan. Populasi yang dimaksud dalam penelitian
orang pengurus.
Metode penelitian ini mengunakan beberapa metode sebagai dasar yang efektif unuk
mendapatkan data-data dan informasi yang valid dan lengkap. Dalam hal ini, penulis
1) Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang
merupakan catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
untuk mengumpulkan data yang yang bersifat dokumen dan da nada hubungannya
menggali data: seajarah berdirinya Masjid Hidayatul Abror, program kerja, sumber-
dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi Masjid Hidayatul Abror yang ada
prinsipnya segala macam dokumen yang terkait dengan kegiatan pengelolaan Masjid
Hidayatul Abror
2) Interview (wawancara)
Interview adalah uatu proses tabya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih
berhadap-hadapan secara pisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan
Adapun jenis interview yang diterapkan dalam peneletian ini adalah interview
pertanyaan untuk disajikan, tetapi cara dan iramainterview sama sekali diserahkan
data-data tersebut adaslah kegiatan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tahun
2005 sampai dengan tahun 2006. Metode ini ditjukan kepada pengurus Masjid
organisasi dan manajemen Masjid Hidayatul Abror dalam pembinaan umat. Aspek
wawancara meliputi tekhnis penyusunan perencanaan kegiatan, tekhnik
3) Observasi
pengamatan yang dilakukan beik secara langsung maupun tidak langsung. Jenis
Dengan metode ini diharapkan mendapat data-data yang jelas mengenai fungsi
manajemen Masjid Hidayatul Abror dalam pengembangan dakwah bil hal dalam
data tentang aktivitas pengurus dalam pengelolaan manajemen Masjid, sepeti dan
tentang bukti-bukti fisik kegiatan, saran dan prasarana penunjang kegiatan dan
sebagainya.
4) Analisa Data
Untuk memperoleh hasil yang benar dalam menganalisa data digunakan metode
analisa kualitatip, hal inimengingat dta yang dihimpun besifat kualitatip, yaitu:
yang ada di lapangan dengan kondisi ideal teoritis. Dalam hal ini, penulis
menggunakan pendekatan cara kerangka berpikir induktif, yait berangkat dari fakta-
fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkrit itu ditarik generalisasi yang
PEMBAHASAN
Manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu dari kata to manage yang sinonimnya
antara lain to hand yang artinya mengurus, to control berarti memimpin. Jadi apabila
dilihat dari asal katanya, maka manajemen adalah pengurusan, pengendalian, pemimpin
atau membimbing.
orang dan menggerakan fasilitas dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu.
kepribadian umat Islam. Jika dikaitkan dengan manajemen dalam kegiatan kemasjidan
Tujuan utama atau pokok dalam mempelajari manajemen ialah guna memperoleh
suatu cara, tekhnik, metode yang sebaik-baiknya dilakukan, agar dengan sumber-sumber
yang sangat terbatas (seperti modal yang dimaksud disini ialah, uang dan atau kertas
berarga, tenaga kerja, saran, prasarana, metode kerja, waktu dan lain sebagainya) dapat
diperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Atau dengan kata lain, guna mendapatkan suatu
efesiensi atau daya guna atau dengan jalan menggunakan dana yang seminimal-
sekecil-kecilnya guna memperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Atau dengan kata lain
efesiensi kinerja ialah perbandingan yang terbaik antara masuka (input) dan
keluaran(output) atau antara daya usaha dan hasil, atau antara pengeluaran den
pendapatan.
Efektivitas kinerja ialah pencapaian tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa
menghiraukan factor-faktor tenaga, waktu, biaya, pikiran, alat-alat dan lain-lain yang
yang diutamakan atau dipentingkan adalah semata-mata hasil atau tujuan yang
berapapun besarnya.
Karena itu dapat dipahami bahwa apa yang dianggap betul-betulefektip belum tentu
efesien, sebab dalam mengejar efektivitas atau hasil yang dicita-citakan sama sekali
tidak menghitungkan daya, dana dan sarana yang dikeluarkan berapapun besar
benar efesien pasti efektif, oleh karena itu setiap gerak langkah dalam usaha pencapaian
tujuan senantiasa didasrkan kepada perhitungan dan pertimbangan yang cermat serta
matang.
Tepat kena sasarannnya, apa yang tercapai atau apa yang dicita-citakan menjadi
kenyataan. Cepat, tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu, selesai tepat pada
waktunya atau sebelum waktu yang ditetapkan. Hmat dengan biaya yang sekecil-kecilnya
tanpa terjadi pemborosan dalam bidang apapun. Selamat segala sesuatu sampai pada
yang dikehendaki hanya berpegang pada salah satu prinsip saja. Apakah itu efesiensi atau
efektivitas. Karena prinsip manapun yang akan menjadi pilihan, tidak dapat memberikan
kepuasan. Sebab jika memilih atau menekankan pada efesiensi maka akan muncul
anggapan bahwa seakan-akan atau seolah-olah telah dengan sendirinya apa yang hendak
segenap prosedur dan tata kerja yang seharusnya ditempuh tanpa harus memikirkan apa
akibatnya kelak.
Itrulah sebabnya mengapa pada setiap usaha pencapaian sasaran atau tujuan agar
selalu diupayakan secara efesien dan efektif. Artinya mendapatkan hasil yang
dikehendaki secara penuh (efektif), dan pencapaian hasil tersebut dilakukan dengan jalan
memanfaatkan segenap dana dan daya serta sumber-sumber lain yang sangat terbatas
adanya (efesien). Adakalanya memang sulit untuk senantiasa berpegang teguh kepada
prinsip efesiensi dan efektivitas pada pelaksanaan pencapaian tujuan yang bergerak,
umpamanya dibidang ketertiban dan keamanan pada suatu wilayah yang dilanda oleh
kerusuhan misalnya, sudah dapat dipastikan akan banyak menelan dana dan daya serta
sumber-sumber lainnya yang tidak terbats jumlahya dan harus dikeluarkan. Dalam
suasana yang demikian jelas bahwa yang tampak paling menonjol adalah pencapain hasil
secara penuh, dan apabila demikian jelas bahwa efektivitas lebih mendapatkan prioritas
mengembalikan efektivitas menginga suasana yang tertib dan aman sangat besar
dan bahkan bagi masyarakat pada umumnya, sekalipun langkah-langkah atau tindakan
Unsur manajemen seringkali dirumuskan oleh ahli manajemen dengan intilah the six
in manajemen yaitu man (manusia), money (uang), materil (barang), machine (mesin),
1) Man (manusia)
Manusia yang menentukan dan manusia pulalah yang menjadi pelaku dalam
proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, tegasnya faktor manusia
mutlak adanya. Seperti dalam kegiatan pembinaan masjid maka manusia yang
dimaksud tentunya ialah pengurus masjid dan seluruh bagian-bagianya yang terlibat
2) Money (uang)
Dalam dunia modern uang sebagai alat tukar dan pengukur nilai, sangat
dana guna menggerakan aktivitas organisasinya. Hanya saja peranan uang dalam
Metode adalah cara untuk menempuh untuk mewujudkan rencana yang ditetapkan
sebelumnya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Cara kerja (metode) yang tepat
sebab dengan cara (metode) yang tata dengan baik, maka akan menghasilkan produk
yang baik pula sehingga tujuan tercapai dengan efektif dan efesien. Metode juga
merupakan alat untuk pencapaian tujuan organisasi yang sedang berjalan dan terus
4) Market (pasar)
Karena itu, pemasaran dalam manajemen ditetapkan sebagai salah satu unsur yang
tidak dapat dipisahkan. Dalam konteks pembinaan umat maka yang disebut dengan
pentingnya teknologi srcara tepat guna memilih teknoligi, dalam arti bentuk
Manusia memiliki sifat berbeda dengan yang lainnya, keadaan demikian akan
berlangsung terus dimasa mendatang sehingga tantangan yang paling utama bagi
manajer adalah menjawab wujud yang akan dilaksanakan dengan kenyataan pluritas
tenaga ahli dan mengadakan loby dengan pihak luar dan lain sebagainya.
kemampuan konseptualisasi.
Fungsi berasal dari bahasa inggris function yang berarti suatu kegiatan yang secara
Fungsi-fungsi manajemen banyak dikemukan para ahli, tetapi yang sangat terkenal
dan teorinya banyak diterapkan ialah teori George R. Terry menggunakan pola rumusan
a. Planning (perencanaan)
Perencanaan dalam organisasi adalah hal yang sangat penting, karena dalam
kenyataannya perencanaan memegang peranan yang lebih dibandingkan dengan
Menurut George R. Terry palnning is the selecting an realiting of fact and the
perbuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi untuk masa yang akan
kepentingan dalam menentukan arah tujuan organisasi dalam mencapai hasil yang
Disini dapat dilihat bahwa segala sesuatu kegiatan harus direncanakan dengan
matang, sehingga proses perencanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
Menurut T.Hani Handodko, perencanaan adalah pemilkhan sekumpulan
kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana,
dan oleh siapa. Dari uraian ini, dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan
tersebut.
Di dalam sebuah organisasi, fungsi yang paling dasar dan meresap ke seluruh
pada dasarnya melalui empat tahapan sebagai berikut: menetapkan tujuan dan
dan setiap keputusan-keputusan harus dibuat melalui berbagai tahap dalam psoses
tujuan organisasi.
keputusan yang lebih baik. Untuk mencapai tujuan dari perencanaan yang telah
dibuat perlu ditunjang dengan factor waktu. Waktu mempunyai pengaruh yang
melaksanakan perencanaan secara efektif dan waktu sering pula diperlukan untuk
hasil-hasil satu dimensi waktu tertentu, yaitu masa depan. Suatu rencana mewakili
urutan aktivitas yang harus dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan. Waktu
diperlukan untuk mendapatkan data dan memperhitungkan semua kemungkinan
dan tentang waktu yang akan dicakup dalam rencana harus dipertimbangkan.
1) Jangka panjang
2) Jangka menengah
3) Jangka pendek
hubungan yang erat satu sama lainnya. Salah satu cara untuk menetapkan jangka
waktu itu dengan rencana tidak boleh melebihi jangka wktu yang diperlukan.
Dari jangka waktu diatas, dapat dilihat bahwa cara penetapan lamanya jagka
waktu suatu perencanaan tidaklah sama bahkan ada alanjya jangka waktu tersebut
tanpa memakai suatu dasar. Bahkan, satu hal yang perlu mendapat perhatian
adalah dalam suatu perencanaan yang berjangka pendek maupun panjang perlu
diadakan relasi atau hubungan antara keduanya. Agar dappat diperoleh jaminan
antara lain:
1) Unsur tujuan, yaitu perencanaan yang lebih terperinci mengenai tujuan yang
2) Unsur policy (kebijaksanaan), yaitu metode atau cara untuk mencapai tujuan
terperinci.
perencanaan yang ingin dicapai perlu adanya suatu sikap dari seseorang
pimpinan atau manajer didalam menentukan arah, serta kebijakan dan program-
program yang dilakukan untuk membawa sebuah lembaga atau organisasi kea
rah kemajuan guna mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan rencana.
Selain itu didalam perencanaan dapat mengambil unsur antara lain sebagai
berikut:
a) Objektivitas yaitu suatu hal yang merupakan arah yang dituju oleh sesuatu
kegiatan, objektivitas ini merupakan titik akhir baik bagi plans maupun bagi
para pesaing.
keputusan-keputusan
e) Rules aturan-aturan yang merupakan tindakan yang lebih spesipisik dan pasti
serta alokasi tugas yang menimbulkan suatu rangkaian yang disertai budget
Dari beberapa unsur peranan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
yang ahli dalam membaca situasi yang ada dan pertimbangan yang akan dating
setiap rencana-rencana yang telah dibuat guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Selanjutnyaperencanaan itu memiliki fungsi yang mendasar dalam
apabila rencana tersebut akan menimbulkan permasalahan yang sulit untuk dapat
organisasi.
Menurut Jhon R. Beishline seperti yang telah dikutip oleh Manulang, yaitu:
b. Organizing (pengorganisasian)
(bergerak). Organisasi dalam arti dinamis berarti bahwaorganisasi itu bergerak dalam
Pengorganisasian berasal dari bahasa latin yaitu (organum) yang artinya badan
atau alat. Pengorganisasian dapat diartikan sebagai fungsi kedua dalam Manajemen
pandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja administrasi,
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
c. Actuating (penggerakan)
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial
dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agarmau
bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien. Ibnu Syamsi
dan menuruskan semua bawahan agar berkeinginan, bertujuan serta bergerak untuk
mengemukakan bahwa urusan pemimpin orang banyak adalah salah satu diantara
kewajiban dakwah yang paling benar, bahkan agama tidak bias tegak tanpa adanya
masing saling membutuhkan satuy sama lain, sedangkan masyarakat tidak bias
menggerakan tugas dengan baik sampai adanya seorang pemimpin yang memimppin
masyarakat tersebut.
anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena itu para anggota itu juga ingin
mencapai sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain
merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui
kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.Hal yang
penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang
3. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yanglebih penting,
atau mendesak
kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya
manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang
ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
1. Teori Genetis
Teori ini mengatakan bahwa leader are born and note made. Yang berarti
pemimpin.
2. Teori Sosial
Teori ini mengatakan bahwa leader are made and not born yang berarti
kebalikan dari teori genetis. Penganut teori ini mengatakan bahwa setiap orang
yang cukup.
3. Teori Ekologis
sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah teori ketiga yang disebut
teori ekologis. Teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya akan berhasil
menjadi pemimpin yang baik, apabila ia sejak dilahirkan telah memiliki bakat-
lain bahwa teori ini menggunakan segi positif dari kedua teori sebelumnya.
d. Controlling (pengawasan)
dengan Controlling merupakan salah satu fungsi penting manajemen yang harus
dapat diartikan sebagai fungsi manajemen untuk memastikan bahwa kegiatan dalam
Fungsi pengawasan pada dasarnya dilakukan di semua jenis organisasi baik yang
untuk mengambil tindakan korektif. Dalam fungsi pengawasan ini juga membantu
perencanaan.
Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai empat langkah dalam proses
pengawasan organisasi.
Yang dimaksud dengan Standar disini adalah sasaran atau target yang harus
dicapai dalam menjalankan fungsi manajemen. Standar ini akan digunakan untuk
mengukur dan mengevaluasi kinerja dari suatu unit kerja, departemen ataupun
organisasi secara keseluruhan. Standar dapat juga disebut sebagai kriteria untuk
Pekerjaan pengawasan Manajemen ini akan menjadi lebih mudah dengan adanya
Manajemen akan dapat lebih mudah mengukur kinerja apabila unit/satuan ataupun
harus berada pada unit atau satuan yang sama dengan kriteria yang telah ditentukan.
Unit/satuan atau tolak ukur harus terdefinisi dengan baik dan seragam sepanjang
proses pengukuran atau penilaian ini. Misalnya, jika kita menentukan standar
produktivitas adalah dalam bentuk satuan persentasi (%), kita harus tetap
langkah yang sangat penting. Langkah penetapan standar dan langkah pengukuran
kinerja pada dasarnya adalah langkah persiapan, sedangkan langkah perbandingan ini
standar yang ditetapkan. Seorang Manajer harus mengetahui dua hal dalam langkah
ini, yaitu bentuk penyimpangan yang terjadi dan penyebab terjadinya penyimpangan.
penyimpangan minor (kecil) yang dapat diabaikan terlebih dahulu dan yang mana
serius. Sebagai contoh, jika biaya alat-alat tulis terjadi kenaikan dari target 5%
penyimpangan minor (kecil). Namun disisi lain, jika tingkat cacat produksi bulanan
penyimpangan kecil yang masih dapat diterima maka tidak perlu melakukan tindakan
korektif. Namun jika penyimpangan yang terjadi adalah penyimpangan besar yang
telah melampai batas yang dapat diterima maka harus segera mengambil tindakan
dikemudian hari.
2.2. masjid dan Pembinaan Umat
Fungsi masjid menurut Mub. E. Ayubi secara garis besar dibagi dalam kategori, yakni:
Semua muslim yang telah baligh atau dewasa diperintahkan untuk menunaikan sholat
wajib lima kali sehari secara berjamaah di masjid kecuali ada halangan. Walaupun beberapa
masjid hanya dibuka pada hari Jumat, tetapi masjid yang lainnya menjadi tempat sholat sehari-
hari. Pada hari Jumat, semua muslim laki-laki yang telah dewasa diwajibkan pergi ke masjid
Masjid pada bulan Ramadan, mengakomodasi umat Muslim untuk beribadah pada bulan
Ramadhan. Biasanya, masjid akan sangat ramai di minggu pertama Ramadan. Pada bulan
Ramadan, masjid-masjid biasanya menyelenggarakan acara pengajian yang amat diminati oleh
masyarakat. Tradisi lainnya adalah menyediakan iftar, atau makanan buka puasa. Ada beberapa
masjid yang juga menyediakan makanan untuk sahur. Masjid-masjid biasanya mengundang
kaum fakir miskin untuk datang menikmati sahur atau iftar di masjid. Hal ini dilakukan sebagai
Pada malam hari setelah salat Isya digelar, umat Muslim disunahkan untuk melaksanakankan
salat Tarawih berjamaah di masjid. Setelah salat Tarawih, ada beberapa orang yang akan
membacakan Al-Qur'an. Pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, masjid-masjid besar akan
menyelenggarakan I'tikaf, yaitu sunnah S.AW. untuk berdiam diri di Masjid (mengkhususkan
hari-hari terakhir ramadan guna meningkatkan amal ibadah) dan memperbanyak mengingat
Allah swt.
(2) Sebagai Tempat Pendidikan Agama
Fungsi utama masjid yang lainnya adalah sebagai tempat pendidikan. Beberapa masjid,
terutama masjid yang didanai oleh pemerintah, biasanya menyediakan tempat belajar baik ilmu
keislaman maupun ilmu umum. Sekolah ini memiliki tingkatan dari dasar sampai menengah,
walaupun ada beberapa sekolah yang menyediakan tingkat tinggi. Beberapa masjid biasanya
menyediakan pendidikan paruh waktu, biasanya setelah subuh, maupun pada sore hari.
Pendidikan di masjid ditujukan untuk segala usia, dan mencakup seluruh pelajaran, mulai dari
keislaman sampai sains. Selain itu, tujuan adanya pendidikan di masjid adalah untuk
Masjid juga menjadi tempat kegiatan untuk mengumpulkan dana. Masjid juga sering
mengadakan bazar, di mana umat Islam dapat membeli alat-alat ibadah maupun buku-buku
Islam. Masjid juga menjadi tempat untuk akad nikah, seperti tempat ibadah agama lainnya.
b. Pembinaan Masjid
Fisik masjid sangat penting dalam usaha pembinaan. Dalam penggunaan masjid baru,
rehab ataupun pemugaran hal tersebut merupakan masalah inti. Tiap panitia atau pengurus
masjid harus mengetahui kebutuhan minimal lokasi, ruang, dan peralatan masjid. Baik dari segi
arsitektornya. Adalah keliru jika masjid telah dianggap merendai jika sudah tersedia ruang
sembahyang semata. Karena memang secara harfiah masjid berarti tempat sujud/shalat). Oleh
karena itu di maupun di bumi ini adalah masjid. Fisik masjid sebenarnya harus juga
5 waktu, shaat jumat, khatib dan khutbah, Imam dan muadzin serta tadarus. Shalat Fardlu 5
mengingatkan jumlah jamaah diperlukan usaha pembinaan oleh pengurus. Pengurus tidak
mengadakan usaha pembinaan dan membuat daya tarik, tidak akan berhasil memperoleh jamaah.
Fungsi dan peranan masjid waktu ke waktu semakin meluas. Masjid bukan sekedar
tempat menyelenggarakan ibadah shalat, tetapi diharapkan agar masjid juga mengembangkan
fungsi pendidikan, kegiatan social, kesehatan dan lain-lain. Bahkan sesuai dendan contoh-contoh
dalam sejarah, masjid juga berperan mengayomi dan membina umat sekitarnya secara aktip
Organisasi pngurusan, bahwa masjid harus mempunyai pengurus, tentu hamper merata
disadari oleh umat islam. Barangkali besar kecilnya pengurus atau kejelasan pembagian tugas
yang masih kurang berkembang. Dalam keadan sekarang dimana tugas masjid semakin meluas,
maka prorganisasian pengurus diperlukan secara jelas dan mengikut sertakan jamaah semakin