BUDAYA ISLAM
Disusun oleh:
Kelompok 9
2016
PERAN DAN FUNGSI MASJID KAMPUS DALAM
PENGEMBANGAN BUDAYA ISLAM
ABSTRACT
The mosque is not only a place of prostration as its literal meaning, but has a variety of
functions. According to experts, the Palestinian Islamic cultural origin, since the time of
Prophet Muhammad. mosque not only serves only as a pure ritual (mahdah worship
such as prayer and seclusion. Masjid Nabawi also serves as the center of government,
education centers, military bases and even land around the mosque once used as a
trade center . he mosque has many functions such as a place to practice prayer, as a
place of deliberation, and as a place of public complaints in demanding justice.
Rasullullah bersabda :
مللككض ك رسلمسماI ممهاIد )رواه مسلم( دججسس
“Setiap bagian dari bumi Allah adalah tempat sujud (masjid) .” (HR Muslim )
Pada hadist yang lain Rasulullah besabda pula :
را )رواه مسلم( روسهكطم ومدا رججسس ممض ك رسلمسمانا مملت س ملججعك
“ telah dijadikan bagi kita bumi ini sebagai tempat sujud dan keadaan nya
bersih.” (HR Muslim)
Sedangkan secara umum Mesjid adalah tempat suci umat islam yang
berfungsi sebagai tempat ibadah, pusat kegiatan keagamaan, dan kemasyarakatan
yang harus dibina, dipelihara dan dikembangkan secara teratur dan terencana.
untuk menyemarakan siar islam, meningkatkan semarak keagamaan dan
menyemarakan kualitas umat islam dalam mengabdi kepada allah, sehingga
partisipasi dan tanggung jawab umat islam terhadap pembangunan bangsa akan
lebih besar. Singkatnya Mesjid adalah tempat dimana diajarkan, dibentuk,
ditumbuhkan dan dikembangkan dunia pikiran dan dunia rasa islam.
Masjid tidak bisa dilepaskan dari masalah shalat. Berdasarkan sabda Nabi
SAW. Diatas, setiap orang bisa melakukan Shalat dimana saja-di rumah, di kebun,
di jalan, di kendaraan dan di tempat lainnya. Selain itu, masjid merupakan tempat
orang berkumpul dan melakukan shalat secara berjamaah, dengan tujuan
meningkatkan solidaritas dan silahturrahmi di kalangan kaum muslimin. Di masjid
pulalah tempat terbaik untuk melangsungkan shalat jum’at.
Kalau saja tidak ada kewajiban Shalat, tentu tidak ada yang namanya
Masjid di dalam Islam. Memang, shalat sudah di syariatkan pada awal kelahiran
islam sebanyak empat rakaat, dua di pagi hari dan dua di sore hari. Penetapan
Shalat menjadi lima waktu seperti sekarang ini baru disyariatkan menjelang Nabi
Hijrah ke Madinah. Sampai saat itu, ibadah shalat dilakukan dirumah-rumah.
Tiadanya usaha mendirikan masjid karena lemahnya kedudukan umat Islam yang
sangat lemah, sedangkan tantangan dari penduduk Makkah begitu ganasnya.
Penduduk Makkah tampak belum siap menerima ajaran Nabi SAW. Walau telah
13 tahun dakwah dilancarkan.
“Masjid sebagai pusat pembinaan potensi umat” adalah warisan tak ternilai yang
diterima umat Islam dari Rasulullah SAW. Masjid bukan semata-mata tempat
shalat. Masjid adalah untuk menegakkan ibadah dan menyusun umat. Islam tidak
dapat tegak tanpa jamaah.
Kewajiban Umat “Membina Jamaah melalui Masjid” ini tidak boleh dilalaikan
(di kucawaikan) dalam keadaan bagaimanapun. Hidupkan Masjid kembali. Dari
masjid yang hidup akan terpancar jiwa yang memancarkan cahaya hidup kepada
umat disekelilingnya. Inilah program umatisasi.
Masjid adalah sumber kekuatan umat Islam masa lalu, sekarang dan di masa
depan. Alangkah meruginya Umat Islam, bila mereka tidak kunjung mengenal dan
mempergunakan modal kekayaan tak ternilai jumlahnya yang dapat dijadikan
sumber kekuatannya ini.
Ini tuntutan yang mesti di terima Umat Islam dari Syariat Islam yang tidak dapat
disangkal wajib berlakunya atas pemeluknya di negeri ini. Kembali ke Masjid.
2.6 Strategi dalam pembinaan generasi muda
Menurut Larry Poston, Nabi tidak pernah bersikeras untuk menentukan satu
strategi khusus dalam melaksanakan dakwahnya. Nabi melakukan berbagai macam
strategi dakwah yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi para mad’unya. Ketika
dakwah pertama kali diturunkan kepada Nabi, Beliau melakukan strategi dakwah
secara sembunyi-sembunyi. Selanjutnya, pada saat dakwah Nabi Muhammad
mendapatkan tekanan dan ancaman dari kaum Quraisy, Nabi menerapkan strategi
hijrah ke Madinah. Bahkan, Nabi juga melakukan strategi melalui jalur pernikahan
untuk mendapatkan dukungan dan pengikut. Intinya, strategi dakwah Nabi
Muhammad disesuaikan dengan kemampuan, situasi dan kondisi mad’u.
Dengan tidak ditetapkan satu strategi yang khusus oleh Nabi dalam
melakukan dakwah, maka pengikutnya dapat berkreasi untuk menciptakan dan
menerapkan berbagai strategi yang sesuai dengan mad’u. Pertimbangan dasar yang
perlu diperhatikan dalam menentukan dan menerapkan strategi dakwah, yaitu: tujuan
dakwah, kemampuan dan keahlian da’i atau pelaksana dakwah, kondisi dan situasi
dakwah dan mad’u, sarana dan prasarana pendukung. Dengan memperhatikan
pertimbangan dasar tersebut tentunya strategi dakwah untuk anak-anak akan berbeda
dengan strategi yang digunakan kepada para pemuda. Begitu juga, strategi yang
diterapkan kepada pemuda berbeda dengan strategi yang diterapkan kepada orang
dewasa.
Secara umum ada dua strategi besar yang dapat diterapkan dalam pembinaan
kepada pemuda yaitu: strategi internal-personal dan strategi external-institutional.
Dalam praktek di lapangan, kedua strategi besar di atas jangan dipisahkan atau
dipertentangkan. Kita tidak bisa hanya mengandalkan strategi internal- personal saja atau
sebaliknya hanya menerapkan strategi external-institutional saja. Hindari juga anggapan
yang menyatakan bahwa membina mental remaja hanya menjadi tugas dari orang tua saja,
sedangkan masyarakat hanya berpangku tangan atau sebaliknya. Organisasi dapat melakukan
pembinaan mental sekaligus dapat melatih mereka dalam berorganisasi. Demikian juga,
orang tua melatih mental remaja sekaligus mendukung remaja untuk aktif di organisasi.
BAB III
Kesimpulan
Dari sekian banyak uraian yang kami kemukakan, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa:
a. Masjid mempunyai dua arti, yaitu arti umum dan arti khusus. Dalam arti
umum, masjid adalah semua tempat yang digunakan untuk sujud, sedangkan
dalam arti khusus masjid adalah tempat yang dibangun khusus untuk menjalankan
ibadah, terutama shalat berjamaah;
b. Masjid mempunyai banyak fungsi diantaranya yaitu sebagai tempat
menjalankan ibadah shalat, sebagai tempat musyawarah, dan sebagai tempat
pengaduan masyarakat dalam menuntut keadilan;
DAFTAR PUSTAKA