Anda di halaman 1dari 3

PERAN DAN FUNGSI MASJID KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA

ISLAM

Nama: Alfina Anam Damayanti

NIM: 032011133088

Resume Materi

Secara etimologis, Istilah masjid berasal dari kata sajada-yasjudu yang berarti bersujud
atau menyembah. Sedangkan secara terminologis, dalam hukum Islam (fiqh), sujud itu berarti
adalah meletakan dahi berikut ujung hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua ujung
jari kaki ke tanah, yang merupakan salah satu rukun shalat. Sujud dalam pengertian ini
merupakan bentuk lahiriyah yang paling nyata dari makna-makna etimologis di atas. Itulah
sebabnya, tempat khusus penyelenggaraan shalat disebut dengan masjid.

Pada masa Rasulullah, masjid memiliki peran yang sangat strategis, baik sewaktu beliau
berada di Makkah maupun setelah beliau hijrah ke Madinah. Demikian pula, sewaktu Nabi
singgah di Quba dalam perjalanannya ke Yastrib, selama 4 hari beliau mendirikan masjid, yang
kemudian dikenal dengan sebutan Masjid Quba masjid yang pertama kali dibangun oleh
Rasulullah pada tahun ke-13 dari kenabiannya atau tahun ke-1 Hijriyah (622 M). Masjid Quba
inilah merupakan tempat peribadatan umat Islam pertama yang kemudian menjadi model atau
pola dasar bagi umat Islam dalam membangun masjid-masjid di kemudian hari.

Masjid lain yang sudah ada pada zaman Rasulullah, bahkan merupakan masjid tertua
kedua setelah masjid Al-Haram adalah masjid al-Aqsha yang terletak di Bait Al-Maqdis atau Al-
Muqaddas (Yerussalem) dan termasuk salah satu dari tiga masjid yang memiliki keutamaan
sendiri, setelah masjid Al-Haram dan masjid Nabawi. Karena itu ula masjid Al-Aqsha disebut
pula al-Haram al-Syarif (tanah haram yang mulia) atau juga al-Haram al-Quds (tanah haram
yang suci). Bentuk asli bangunan Masjid Al-Aqsha berupa serambi kiblat, tidak memiliki
ruangan luas di tengah, sebagaimana masjid pada umumnya. Sebelum masjid al-Haram menjadi
kiblat, sekitar 3 tahun, masjid al-Aqsha inilah berfungsi sebagai kiblat shalat umat Islam.

Kegiatan pengembangan pembinaan kader Islamiah perlu dipersiapkan dengan


pemusatan kegiatan di masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa diantarnya melalui
wadah forum remaja maupun Takmir masjid, dengan berbagai kegiatan khususnya dalam
pembinaan akhlak remaja yang baik. Peran masjid sebagai pusat pendidikan Islam merupakan
fardhu’ain bagi umat Islam. Pusat pendidikan tersebut tidak hanya berpusat pada pendidikan
islam, tetapi juga ada ilmu-ilmu lain yang disertakan, seperti ilmu alam, sosial, ketrampilan.

Masjid kampus tidak saja menjadi tempat beribadah, saat ini masjid menjelma menjadi
pusat kegiatan mahasiswa yang memiliki segudang lembaga dan kegiatan. Lembaga-lembaga
dan kegiatan yang berada di bawah naungan masjid akan lebih maksimal jika dioptimalkan untuk
membentuk mahasiswa yang berintegritas. Dalam perannya membentuk mahasiswa berintegritas,
masjid kampus sekurang-kurangnya bisa memanfaatkan dua hal yaitu fungsi spiritual masjid dan
lembaga-lembaga yang berada di dalamnya. Melalui berbagai lomba dan lembaga yang berada di
bawah naungan masjid, mahasiswa-mahasiwa dapat meningkatkan hardskill, softskill dan
integritas mereka. Mahasiswa yang datang ke masjid adalah mereka yang berupaya untuk
menjaga integritas terhadap agamanya.

Fungsi dan peran Masjid Kampus adalah sebagai berikut:

1) Masjid Kampus dan Suasana ReligiusSuasana kehidupan keagamaan di hampir setiap


kampus perguruan tinggi (PT)

2) Pembinaan shalat lima waktu

3) Pembinaan salat jumat

4) Pembinaan kegiatan bulan ramadhan

5) Program tutorial dan mentoring keislaman

6) Unit kegiatan dakwah mahasiswa

7) Sub unit pengkajian islam

8) Lembaga pengkajian ibadah wanita islam

9) Kegiatan Hari raya islam

10) Program studi Bahasa arab


Tanggapan Video 2 “Waspada Radikalisme di Masjid Negara”

Badan Intelejen Negara menemukan 41 masjid yang ada di Jakarta terindikasi terjangkit
paham radikalisme dan mendapat teguran khusus dari Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia,
Jussuf Kalla. Kemudian Jussuf Kalla langsung membuat kurikulum baru untuk penceramah
masjid dan mengundang para pengurus masjid yang terindikasi paham radikalisme. Pola
radikalisme yang sering terjadi antara lain adalah ujaran kebencian dan pemotongan ayat suci Al-
Qur’an.

Jika masjid di lingkungan saya terindikasi terjangkit paham radikalisme, sebagai


masyarakat dan mahasiswa yang baik, yang pertama kali saya lakukan adalah dengan
membenahi kesalahpahaman yang ada. Saya akan memberitahukan kepada orang-orang yang
terindikasi paham radikalisme bahwa tindakan tersebut tidak sebaiknya dilakukan karena hanya
akan menimbulkan perpecahan. Dengan perlahan tetapi pasti, saya akan terus memberitahukan
kepada orang-orang tersebut agar berada di jalan yang benar.

Jika saya menjadi anggota remaja masjid, program yang akan saya lakukan untuk
menghindari paham anti Pancasila berkedok agama adalah dengan mengajarkan nilai-nilai agama
dengan baik dan benar kepada anggota-anggota remaja masjid lainnya. Bukan hanya
mengajarkannya saja, melainkan menerapkan dan mengamalkannya juga. Selain itu, nilai-nilai
Pancasila juga sangat penting diterapkan pada anggota-anggota remaja masjid agar mereka
paham tentang pentingnya bertoleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai