Anda di halaman 1dari 5

BAGAIMANA ISLAM MENGHADAPI TANTANGAN MODERNISASI

Nama: Alfina Anam Damayanti

NIM: 032011133088

 Resume Materi

Modern adalah perubahan sikap dan pandangan dari tradisonal ke rasional, dari
primordial ke logis dan nalar. Modernisasi merupakan proses terjadinya permodernan
untuk kemajuan dalam segala bidang, baik dalam bidang pendidikan maupun bidang
teknologi. Karakteristik ajaran Islam yang perlu dipahami ketika mengidentifikasi
permasalahan, yaitu:

a) Rasional
b) Sesuai dengan fitrah manusia
c) Tidak mengandung kesulitan
d) Tidak mengandung banyak taklif (beban)
e) Bertahap

Modernisasi akibat kemajuan IPTEK telah mengubah pola pikir, pola pergaulan,
dan pola kehidupan secara masif. Modernisasi terjadi dalam beberapa aspek, yaitu
industrialisasi dan teknologi-komunikasi. Secara riil Islam harus menjadi solusi dalam
menghadapi dampak kemajuan industrialisasi dan teknologi-komunikasi. Islam sebagai
agama rasional adalah agama masa depan, yaitu agama yang membawa perubahan untuk
kemajuan seiring dengan kemajuan kehidupan modern. Lima program reinterpretasi
untuk memerankan kembali misi rasional dan empiris Islam dalam menghadapi
modernisasi, yaitu:

1. Mengembangkan penafsiran sosial struktural lebih dari penafsiran individual ketika


memahami ketentuan dalam Al-Qur’an. Contoh: Tidak mengutuk orang yang hidup
berlebih-lebihan, melainkan dengan melihat mengapa orang-orang berlebihan
dalam konteks sistem sosial dan ekonomi.
2. Mengubah cara berpikir subjektif ke cara berpikir objektif. Contoh: Dalam berzakat
kita tidak terfokus pada tujuan diri sendiri. Namun, juga bertujuan untuk
kesejahteraan sosial.
3. Mengubah Islam yang normatif menjadi teoretis. Contoh: Menafsirkan ayat-ayat
Al-Qur’an dan mengembangkannya menjadi teori ilmu.
4. Mengubah pemahaman yang ahistoris menjadi historis. Contoh : Memahami kisah-
kisah yang sudah diceritakan dalam Al-Qur’an.
5. Merumuskan formula-formula wahyu yang bersifat umum menjadi spesifik dan
empiris. Contoh: Menerapkan cara penyelesaian kasus serupa yang ada di Al-
Qur’an di masa kini.

 Argumentasi Video 1

Kebijakan Lockdown yang dilakukan di beberapa negara termasuk Indonesia


sangat berdampak pada sektor ekonomi, sehingga memiliki efek yang sangat signifikan
pada keuangan negara. Hampir seluruh sektor ekonomi terhenti karena adanya Covid-19
ini. Hal ini pun juga berdampak pada anjloknya perdagangan saham, IHSG bisa turun
sampai di bawah level 3000. Selain itu, nilai tukar rupiah sempat mengalami tekanan
pada level terendah yaitu Rp16.575 per Dollar AS.

Kebijakan pemerintah pusat menerapkan PSBB jelas memberikan dampak yang


sangat besar bagi ekonomi islam. Hal ini, otomatis akan mengurangi kinerja dari lembaga
keuangan syariah. Dampaknya diawali dengan lembaga-lembaga bisnis dan ekonomi
syariah yang menjadi mitra dan nasabah lembaga keuangan yang sulit untuk melakukan
aktivitasnya. Kondisi ekonomi yang semakin sulit dengan berhentinya sebagian aktivitas
ekonomi tentu sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat itu sendiri. Secara
otomatis masyarakat akan memprioritaskan makanan dan kebutuhan pokok lainnya.
Sedangkan untuk kebutuhan sekunder dan tersier akan ditunda terlebih dahulu.

Harapan itu akan selalu ada, sebagaimana pertolongan Allah juga akan selalu
hadir untuk hamba-Nya yang beriman. Sehingga kita harus terus berdoa dan berusaha
untuk melakukan berbagai hal guna menstabilkan kembali keadaan ekonomi syariah dan
ekonomi-ekonomi lainnya. Dengan demikian, diperlukan kesadaran masing-masing
pribadi dari kita untuk mematuhi berbagai kebijakan yang diterapkan dalam rangka
memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini. Masyarakat harus ikut serta membantu
dan berkontribusi dalam mengurangi penyebaran Covid-19 ini dengan mentaati anjuran
yang telah ditetapkan pemerintah seperti stay at home, keluar apabila ada urusan yang
sangat penting, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, selalu menjaga kebersihan
dengan sering mencuci tangan, dan menggunakan masker saat bepergian.

Kegiatan ekonomi dan keuangan syariah dapat dilakukan dengan cara


menyalurkan dana bantuan langsung dari Zakat, Sedekah, dan Infaq. Dana ini dapat
difokuskan kepada orang-orang miskin yang terdampak Covid-19. Hal ini akan sangat
berpengaruh dalam ekonomi islam. Pada zaman yang sangat canggih ini, pembayaran
zakat sudah bisa diselenggarakan secara online. Disebabkan banyak Masjid yang tidak
difungsikan seperti normalnya sebelum Covid-19 menyerang. Perhitungan zakat nantinya
dapat dikuatkan dengan pendirian Zakat Centre dimasjid-masjid dan tempat penyaluran
zakat.

 Argumentasi Video 2

Sebagian orang tua mungkin merasa cukup kewalahan karena harus tetap bekerja
dari rumah sembari mengasuh anak-anak. Hal ini terjadi sejak pemerintah mengimbau
agar masyarakat tetap di rumah serta meliburkan sekolah akibat pandemi Covid-19.
Tidak hanya orang tua saja yang bisa merasa stres, anak pun dapat merasa stres karena
larangan keluar dari rumah untuk bermain dan berkumpul bersama teman sebayanya.
Dilihat dari hal positifnya sebenarnya saat-saat pandemi ini orang tua justru memiliki
lebih banyak waktu bersama anaknya sehingga mereka dapat lebih dekat.

Melakukan suatu hal bersama anak yang sudah bersekolah, berbeda dengan bayi
dan balita, karena mereka sudah berkembang dari segi pemikiran dan perlakuan. Jika
mereka memiliki tugas sekolah, orang tua dapat membantunya dalam menyelesaikan
tugasnya selama libur pandemi ini. Sebagai orang tuanya memang harus pintar-pintar
untuk mencari topik yang pas dengan kondisi anak seperti menanyakan hal apa yang
sedang mereka tekuni, bagaimana pertemanannya, dan lain-lain. Selain itu orang tua juga
bisa mengajaknya berpikir secara kritis tentang keadaan yang terjadi saat ini, seperti
perkembangan pandemi Covid-19. Sementara itu, bagi orang tua yang masih harus
melakukan aktivitas work  from home, hal-hal yang perlu dilakukan, yaitu menjelaskan
situasi ini kepada anak, menyiapkan rutinitas yang perlu dilakukan oleh anak, dan
menciptakan ruang kerja yang kondusif agar terhindar dari stress.

Salah satu faktor yang menyebabkan orang tua merasa kurang sabar dalam
mendidik dan mengajar anak karena ikut terimbas pandemi Covid-19. Ada orang tua
yang dirumahkan dari perusahaan tempat dia bekerja hingga PHK sehingga pemasukan
berkurang. Hal itu berimbas langsung kepada pola asuh anak saat pembelajaran jarak
jauh. Imbas pola asuh tersebut bisa mengarah pada sikap, perkataan, dan tindakan orang
tua kepada anak saat mereka minta dibantu atau dibimbing terkait pelajaran atau tugas
yang diberikan sekolah.

Hakikat manusia dalam Islam tiada lain adalah menjadi manusia. Jadi pada
intinya bagaimana manusia berproses membangun dirinya mendekati manusia ideal
(Insan Kamil). Dari pandangan Islam manusia adalah makhluk paling sempurna yang
Allah SWT ciptakan di atas makhluk-makhluk-Nya. Yang membedakan manusia dengan
makhluk lain adalah ditiupkannya ruh Allah SWT yang menjadi salah satu unsur kedirian
manusia. Dengan ruh ini manusia bisa menggunakan jiwa dan raganya untuk menangkap
dan memahami kebenaran. Fitrah manusia adalah tunduk dan patuh terhadap Allah SWT
dan fitrah manusia juga dilengkapi dengan taqwa untuk bekal menghadapi kehidupan
yang amanah. Manusia diciptakan semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah
SWT sehingga aktivitas ibadah manusia dapat merealisasikan islam sebagai rahmatan lil
‘alamin.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pendidikan itu adalah memanusiakan


manusia. Manusia dapat menjadi manusia hanya melalui pendidikan. Manusia adalah
makhluk Allah SWT, manusia mempunyai berbagai kebutuhan, insting, nafsu serta tujuan
hidup, manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat taqwa, manusia mempunyai
ruh yang berfungsi menangkap dan memahami kebenaran, manusia memiliki aspek
individualitas, sosialitas, moralitas, dan religius.

Pendidikan islam berarti upaya sadar untuk mempersiapkan manusia melalui


proses yang sistematis, dengan membangkitkan kesadaran diri manusia yang sesuai
dengan tuntunan Islam. Sehingga dengan ruh, jasad dapat diperintahkan yang akhirnya
akan membentuk sikap/pola prilaku (Insan Kamil). Tujuan pendidikan adalah
menumbuhkan kesadaran manusia/mengembalikan manusia kepada hakikat manusia
sesungguhnya. Tujuan akhir pendidikan adalah semata-mata hanya mencari ridho Allah
SWT.

Seharusnya para orang tua dapat mengendalikan dirinya dalam menyikapi anak.
Meskipun ia juga terimbas pandemi Covid-19, mereka tidak boleh melimpahkan
kekesalan dan kegelisahan mereka pada anaknya. Mengingat tujuan dari pendidikan
Islam adalah untuk memanusiakan manusia dan mencari ridho Allah SWT, orang tua
harus menerapkan hal ini, bukan hanya pada dirinya sendiri melainkan juga pada sang
anak. Sehingga dalam jiwa mereka terdapat suatu keyakinan bahwa Allah SWT akan
memberi pertolongan pada mereka. Dengan demikian, tidak akan ada lagi rasa takut dan
gelisah dalam diri orang tua karena mereka sudah yakin dan bertawakkal pada Allah
SWT sehingga sang anak juga tidak akan menjadi korban kemarahan mereka dan mereka
dapat mendidik anaknya dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai