Anda di halaman 1dari 21

HUKUM ACARA

PERADILAN TATA
USAHA NEGARA
Semester Gasal 2021/2022
Dasar Hukum Utama
◦ Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986; diubah oleh
◦ Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004; diubah lagi oleh
◦ Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 (UU PTUN)
◦ Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
◦ Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
Kompetensi Absolut
◦ Pasal 47 UU PTUN
◦ Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha
Negara.
◦ Pasal 1 angka 10 UU PTUN
◦ Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara
orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat
maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk
sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
◦ Subjek Sengketa = antara orang/badan hukum dengan Badan/Pejabat TUN
◦ Objek Sengketa = KTUN
Subjek dan Objek Sengketa
◦ Pasal 53 UU PTUN
◦ Seseorang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu
Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang
berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu
dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan gati rugi dan/atau
rehabilitasi.
◦ Penggugat : Point D’interest, Point D’action (Ada kepentingan, Ada Aksi/Gugatan)
◦ Tergugat: Geen Bevoegdheid Zonder Veraantwoordelijkeid (Tiada Kewenangan tanpa
pertanggungjawaban)
Keputusan Tata Usaha Negara
◦ Pasal 1 angka 9 UU No. 5 Tahun 1986, UU No. 9 Tahun 2004, UU No. 51
Tahun 2009 (UU PTUN) :
◦ Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara
yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,
individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan
hukum perdata.
Keputusan Tata Usaha Negara
◦ Pasal 1 angka 7 UU No. 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi
Pemerintahan
◦ Keputusan Administrasi Pemerintahan yang juga disebut Keputusan Tata Usaha Negara
atau Keputusan Administrasi Negara yang selanjutnya disebut Keputusan adalah
ketetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Keputusan Tata Usaha Negara
◦ Pasal 87 UU No. 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
a. penetapan tertulis yang juga mencakup tindakan faktual;
b. Keputusan Badan dan/atau Pejabat Tata Usaha Negara di lingkungan
eksekutif, legislatif, yudikatif, dan penyelenggara negara lainnya;
c. berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan AUPB;
d. bersifat final dalam arti lebih luas;
e. Keputusan yang berpotensi menimbulkan akibat hukum; dan/atau
f. Keputusan yang berlaku bagi Warga Masyarakat.
Tidak Termasuk KTUN
◦ Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum perdata;
◦ Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan pengaturan yang bersifat umum;
◦ Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukan persetujuan;
◦ Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana atau peraturan perundang-undangan lain yang bersifat
hukum pidana;
◦ Keputuan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
◦ Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha Tentara Nasional Indonesia;
◦ Keputusan Komisi Pemilihan Umum baik di pusat maupun di daerah mengenai hasil pemilihan
umum.
Macam-Macam KTUN
E. Utrecht (hal 136)
a. Ketetapan positif (diterima) dan negatif (ditolak)
b. Ketetapan deklaratur (menegaskan hubungan hukum) dan ketetapan
konstitutif (menciptakan hubungan hukum)
c. Ketetapan kilat (mengubah redaksi) dan ketetapan yang tetap
(berlaku seterusnya)
d. Dispensasi, izin, lisensi dan konsesi
Macam-Macam KTUN
De Haan (hal 138)
a. KTUN Perorangan (didasarkan atas kualitas pribadi seseorang)
dan KTUN Kebendaan (didasarkan atas kualitas kebendaan)
b. KTUN Deklaratif (menegaskan hubungan hukum) dan KTUN
Konstitutif (melahirkan hubungan hukum)
c. KTUN Terikat (melaksanakan ketentuan yang sudah ada) dan
KTUN Bebas (didasarkan atas suatu kebebasan-diskresi).
d. KTUN Menguntungkan dan KTUN Memberi Beban
e. KTUN Kilat (berlaku sekali seterusnya) dan KTUN Langgeng
(ada batas waktu tertentu)
KTUN Fiktif Positif
◦ Pasal 53 UU No. 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
(diubah UU CK)
◦ Badan/pejabat pemerintahan tidak mengeluarkan keputusan atas permohonan yang
diajukan oleh seseorang atau badan hukum perdata dalam kurun waktu yang ditentukan
maka permohonan tersebut dianggap dikabulkan secara hukum.
◦ KTUN Fiktif Negatif (Pasal 3 UU PTUN)
◦ Sikap diam badan/pejabat pemerintahan yang tidak mengeluarkan keputusan yang
dimohonkan oleh seseorang atau badan hukum perdata dalam kurun waktu tertentu
sedangkan hal tersebut menjadi kewajibannya, dianggap menolak.
Batasan KTUN yang menjadi sengketa
◦ Pasal 49 UU PTUN
◦ Pengadilan tidak berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
sengketa Tata Usaha Negara tertentu dalam hal keputusan yang disengketakan
itu dikeluarkan :
a. dalam waktu perang, keadaan bahaya, keadaan bencana alam, atau keadaan luar biasa
yang membahayakan, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. dalam keadaan mendesak untuk kepentingan umum berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kompetensi Relatif
◦ Pasal 50 UU PTUN
◦ Pengadilan Tata Usaha Negara bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara di tingkat pertama.
◦ Pasal 54 UU PTUN
◦ Actor Sequitor Forum Rei.
◦ Gugatan sengketa Tata Usaha Negara diajukan kepada Pengadilan yang berwenang yang
daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan tergugat.
Tolak Ukur Pengujian (Toetsingsgronden)
◦ Keabsahan (Wewenang, Substansi, Prosedur)
◦ Norma Fundamental Hukum Administrasi (PerUUan, dan AUPB)
◦ Wewenang : hak untuk menerbitkan keputusan (sumber, batasan)
◦ Substansi : isi dari keputusan
◦ Prosedur : tata cara/tata laksana pembentukan keputusan
◦ Cek Pasal 64 UU 30/2014
Karakteristik Peradilan Tata Usaha
Negara
◦ Halaman 304
◦ Asas umum yang melandasi peradilan tata usaha negara
◦ Asas Praduga Keabsahan (vermoeden van rechmatigheid/praesumptio iustae causa)
◦ Asas Pembuktian Bebas (Vrij Bewijs)
◦ Asas Keaktifan Hakim (Active Rechter/Dominus Litis)
◦ Asas Mengikat Semua Pihak (Erga Omnes)
◦ Kebenaran Materiil
Tenggat Waktu Mengajukan Gugatan
◦ Pasal 55 UU PTUN
◦ Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak
saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.
◦ Tata Cara Penghitungan
1. 90 hari sejak diterima atau diumumkannya KTUN
2. 90 hari sejak selesai dilakukannya upaya administratif (Pasal 2 Perma 6/2018) (cek juga pasal 75,
76, 77, 78 UU 30/2014)
3. 90 hari sejak pihak ketiga mengetahui adanya KTUN (Vernemings Theori) Pasal 5 Perma 6/2018
4. 90 hari sejak KTUN Fiktif Positif (5+90) (pasal 53 uu 30/2014 diubah uu ck)
Upaya Administrasi
◦ Pasal 75 UU Nomor 30/2014
◦ Keberatan : diajukan kepada Badan/Pejabat yang mengeluarkan keputusan
◦ Banding : diajukan kepada atasan dari Badan/Pejabat yang mengeluarkan keputusan
◦ Cek Pasal 75, 76, 77, 78 UU Nomor 30/2014
Prosedur Penyelesaian Sengketa

Pendaftaran Rapat
Upaya Pemeriksaan Pemeriksaan
Gugatan Permusyawaratan
Administrasi Persiapan Pokok Perkara
PTUN (Prosedur Dismissal)

Cek Notes
Jenis-Jenis Pemeriksaan dan Putusan
◦ Jenis-Jenis Pemeriksaan:
◦ Pemeriksaan Biasa
◦ Pemeriksaan Cepat (Pasal 98)
◦ Pemeriksaan Singkat (Pasal 62)
◦ Jenis-Jenis Amar Putusan: (Pasal 97)
◦ Gugatan diterima
◦ Gugatan ditolak = tidak dapat diajukan kembali
◦ Gugatan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard/NO) = dapat diajukan kembali
◦ Gugatan gugur = dapat diajukan kembali
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai