Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“BENCONG (WARIA) DALAM PANDANGAN ISLAM”

DI SUSUN :

NAMA : SRI NENGSIH NGAI M.Y

NIM : 22630045

JURUSAN/KELAS : TEKNIK SIPIL/B

NAMA DOSEN : LAODE MUHAMMAD ARSAL, S Sos., M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
segala nikmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan dukungan, baik ide maupun materi.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bisa
menjadi referensi bagi para pembaca. Selain itu, besar harapan kami agar makalah
ini dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, tentu masih


banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang benar-benar membangun dari para pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini.

Baubau, 12 Januari 2023

Ela Angraini
DAFTAR ISI

HALAMAN/JUDUL ..............................................................................

KATA PENGANTAR ...........................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................


B. Rumusan Masalah .........................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................
D. Manfaat Penulisan ….....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian efek rumah kaca ..........................................................................


B. Dampak dari efek rumah kaca.......................................................................
C. Penanggulangan efek rumah kaca .................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA….........................................................................
LAMPIRAN….........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Waria merupakan bagian dari kelompok orang-orang interseks yang
memiliki karakteristik seks tidak sesuai dengan gagasan biner khas tubuh laki-laki
ataupun perempuan. Dikutip dalam United Nation for LGBT Equality, bahwa
interseks merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai
macam variasi tubuh alami. Orang interseks mungkin lurus, gay, lesbian,
biseksual atau aseksual, dan mungkin mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan
atau laki laki (transgender). Kelompok yang menjadi fokus penelitian ini adalah
kelompok transgender yang mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan atau
yang sering orang samakan artinya dengan waria. Kelompok waria merupakan
kondisi nyata yang eksistensinya tidak dapat ditolak keberadaannya dalam
lingkungan masyarakat. Tidak terdapat catatan yang pasti mengenai awal
kemunculan perilaku penyimpangan tersebut. Fenomena ini sangat erat dalam
kehidupan sebagai suatu bentuk fenomena sosial yang dianggap bertentangan
dengan adab kehidupan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari bencong (waria) ?

2. Pembagian istilah istilah dari bencong (waria) menurut pandangan islam ?

3. Hukum dan dalil tentang bencong (waria) dalam agama islam ?


C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari bencong

(waria)

2. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui jenis jenis dari bencong

(waria) dalam pandangan islam

3. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan memahami hukum dan

dalil dalil tentang bencong (waria) dalam pandangan islam


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian waria (bencong)


Waria (lakuran dari kata wanita dan pria) atau wadam (lakuran dari kata
hawa dan adam) atau jantina (lakuran dari kata jantan dan betina) adalah laki-laki
yang lebih suka berperan sebagai perempuan dalam kehidupan sehari-harinya.
Secara fisik, mereka adalah laki-laki (memiliki alat kelamin layaknya laki-laki),
tetapi mereka mengekspresikan identitas gendernya sebagai perempuan.
Keberadaan waria telah tercatat sejak lama dalam sejarah dan memiliki posisi
yang berbeda-beda dalam setiap masyarakat. Namun demikian, tidak semua waria
dapat diasosiasikan sebagai homoseksual. Pilihan menjadi waria sama sekali tidak
berhubungan dengan kondisi biologis (seksual) mereka, melainkan berhubungan
dengan "kebutuhan" mereka untuk mengekspresikan identitas gendernya. Sebutan
bencong atau banci juga dikenakan terhadap waria. Namun sebutan tersebut
bersifat negatif dan terlalu kasar.

B. Pembagian istilah waria (bencong) menurut pandangan


islam
Istilah waria atau banci juga dapat ditemukan dalam bahasa Arab, yakni :

1. Mukhannats adalah laki-laki yang berperilaku maupun berpenampilan


seperti perempuan, padahal fisiknya jelas seperti laki-laki asli.
2. Mutarajjilah adalah perempuan yang perilaku dan penampilannya
menyerupai laki-laki, padahal fisiknya jelas seperti perempuan asli.
3. Khuntsa merujuk pada orang yang memiliki dua kelamin sekaligus
dalam tubuhnya. Meskipun mukhannats merujuk pada waria, belum
tentu semua laki-laki yang penampilan maupun perilakunya menyerupai
perempuan termasuk golongan ini.
Imam Nawawi membagi mukhannats menjadi dua golongan, yaitu :

1. Banci Alami
Yang dimaksud dengan "banci alami" adalah laki-laki yang
memang secara alami memiliki tabiat dan pembawaan seperti
perempuan sejak kecil. Maksudnya, laki-laki seperti ini biasanya
cenderung feminin atau kebetulan memiliki suara seperti perempuan.
Dalam penjelasan Imam Nawawi, hal seperti itu tentu di luar kehendak
orang tersebut dan sudah termasuk dalam takdir Allah SWT padanya.
Mereka yang termasuk "banci alami" tidak dicela dan diberi uzur
(pengecualian) karena tabiat yang mereka tunjukkan bukanlah sebuah
kesengajaan.
2. Banci yang Dibuat-buat
Sesuai namanya, golongan kedua adalah laki-laki yang sengaja dan
secara sadar meniru perilaku hingga cara berpenampilan seorang
perempuan. Sebagai contoh, mereka sengaja mengenakan gaun,
memakai make up, berjalan lenggak-lenggok, ataupun berbicara
kemayu. Banci atau waria seperti inilah yang sebenarnya dicela dalam
Islam. Bahkan, Allah SWT melaknat laki-laki yang menyerupai
perempuan.

C. Hukum dan Dalil tentang Bencong (waria) dalam islam

Salah satu hukuman bagi laki-laki yang secara sadar dan sengaja
menyerupai perempuan adalah dengan mengusirnya dari tempat asal sampai ia
bertaubat dan meninggalkan perbuatan menyimpangnya itu.
Bukan tanpa sebab para waria tersebut diusir dari tempat tinggal mereka.
Imam Nawawi menjelaskan, ada tiga alasan yang mendasari pengusiran tersebut,
yaitu:
 Pertama, banci disangka tidak memiliki ketertarikan terhadap
perempuan, akan tetapi mereka menyembunyikannya;
 Kedua, waria kerap menggambarkan atau menyebutkan keindahan dan
aurat perempuan di hadapan laki-laki;
 Ketiga, waria memperhatikan dan mencermati aurat dan tubuh
perempuan dengan saksama.
Berdasarkan ketiga hal tersebut, alasan pengusiran mukhannats
berdasarkan fikih Islam adalah karena keberadaan mereka cenderung
menimbulkan kejahatan dan kerusakan.

Berikut Dalil tentang larangan menyerupai bencong (waria) adalah sebagai


berikut :

(Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 36: 264-265) 


Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,
ِ ‫بِّهَا‬J‫ َو ْال ُمت ََش‬، ‫ا ِء‬J‫ ا ِل بِالنِّ َس‬J‫بِّ ِهينَ ِمنَ ال ِّر َج‬J‫لم – ْال ُمت ََش‬JJ‫ه وس‬JJ‫لى هللا علي‬JJ‫لَ َعنَ َرسُو ُل هَّللا ِ – ص‬
‫ا ِء‬J‫ت ِمنَ النِّ َس‬
‫ال‬
ِ ‫بِالرِّ َج‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang
menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari, no.
5885).
Dalam lafazh Musnad Imam Ahmad disebutkan,
ِ ‫ َو ْال ُمتَ َشبِّهَا‬، ‫ين ِمنَ ال ِّر َجا ِل بِالنِّ َسا ِء‬
‫ت ِمنَ النِّ َسا ِء بِالرِّ َجا ِل‬ Jَ ‫لَ َعنَ هَّللا ُ ْال ُمتَ َشبِّ ِه‬
“Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu pula wanita yang
menyerupai laki-laki” (HR. Ahmad no. 3151, 5: 243. Sanad hadits
ini shahih sesuai syarat Bukhari).
 
Begitu pula dalam hadits Abu Hurairah disebutkan,
‫ لَ َعنَ ال َّر ُج َل يَ ْلبَسُ لُ ْب َسةَ ْال َمرْ َأ ِة َو ْال َمرْ َأةَ ت َْلبَسُ لُ ْب َسةَ ال َّر ُج ِل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang memakai
pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian lelaki.” (HR. Ahmad, no.
8309, 14: 61.
Makna laknat adalah jauh dari rahmat Allah. Dalam hadits-hadits di atas
disebutkan yang terlarang adalah gaya dan pakaian yang menyerupai wanita. Dan
itu tidak terlepas dari penampilan waria yang biasa kita lihat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu tidak seluruh waria
dicela dalam Islam. Adapun laki-laki yang kebetulan feminin dan gemulai tanpa
disengaja mendapat pengecualian sehingga mereka tidak berdosa.
Sementara itu, laki-laki yang sengaja menyerupai perempuan telah
dianggap melakukan dosa besar karena dalam Islam, meniru tabiat dan perilaku
lawan jenis telah menyalahi fitrah dan merupakan perbuatan haram.
.
B. Saran
Saran dari kami
DAFTAR PUSTAKA

Sumitro fria, 2023 “pandangan islam tentang waria” diakses pada pukul 15.02
https://www.detik.com/sumut/berita/d-6583304/pandangan-islam-tentang-waria-
tidak-berdosa-asalkan/2

Tuasikal abdul, 2016 “waria dalam pandangan islam” diakses pada pukul 14.48
https://rumaysho.com/12899-waria-dalam-pandangan-islam.html#:~:text=
%E2%80%9CRasulullah%20shallallahu%20'alaihi%20wa
%20sallam,5885).&text=%E2%80%9CAllah%20melaknat%20laki%2Dlaki
%20yang,.%203151%2C%205%3A%20243.

Anda mungkin juga menyukai