GURU PEMBIMBING
MUHAMMAD IHSANUL ARIEF S.Th.I M.Ag
DI SUSUN OLEH
REZA AUREA RABBANIE (2310312110033)
RIYO ANDIKA RAHMADANI (2310312110046)
MUHAMMAD ILHAM (2310312110020)
DIMAS SUCIPTO (2310312210010)
MUHAMMAD SEISAR ATAILLAH (2310312110044)
MUHAMMAD DAFFA ZHARIF (2310312210039)
1
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan ..........................................................3
II. Pengertian Dan Fungsi Masjid...................................................4
III. Masjid Pada Zaman Nabi Mauhammad Saw.............................5
IV. Peran Masjid Dalam Membangun Umat Yang Religius-
Spiritualistis, Sehat Rohani Dan Jasmani...................................6
V. Pengertian Kebudayaan Dan Peradaban Islam...........................7
VI. Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia Yang
Damai Bersahabat Dan Sejahtera...............................................8
VII. Studi Kasus Masjid Di Lingkungan Lahan Basah
( Masyarakat Banjar).................................................................9
VIII. Kesimpulan .............................................................................11
IX. Daftar Pustaka ........................................................................12
2
PENDAHULUAN
Ketika berbicara tentang Masjid, mungkin banyak yang terpikirkan tentang
bangunan yang besar dan megah. Namun, Masjid bukan hanya bangunan dan
tembok yang indah. Masjid adalah tempat ibadah bagi umat Muslim di seluruh
penjuru dunia. Masjid adalah tempat yang suci dan kerap dipakai sebagai pusat
pendidikan, sosial, dan keagamaan. Oleh karena itu, Masjid dijadikan sebagai
salah satu sarana penting bagi umat Muslim untuk memperdalam ilmu agama
dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Namun, perlu diingat bahwa Masjid tidak hanya berhubungan dengan bangunan
dan tembok. Masjid juga dapat menjadi sarana ibadah bagi umat Muslim yang
tinggal di daerah lahan basah. Sebagaimana yang kita ketahui, lahan basah
adalah lahan yang terdiri dari tanah dan air yang tergenang. Lahan basah
biasanya terdiri dari tanah liat, dan kadang-kadang air yang tergenang dapat
menyebabkan banjir dan ancaman bagi kehidupan manusia dan satwa liar.
3
1. Pengertian dan fungsi masjid
Secara bahasa, kata masjid adalah tempat yang dipakai untuk bersujud.
Kemudian maknanya luasnya yaitu bangunan khusus yang dijadikan orang-
orang untuk tempat
berkumpul menunaikan shalat berjama’ah. Az-Zarkasyi berkata, “Manakala
sujud adalah
perbuatan yang paling mulia dalam shalat, disebabkan kedekatan hamba Allah
kepada-Nya di
dalam sujud, maka tempat melaksanakan shalat diambil dari kata sujud yakni
masjad sebagai tempat
sujud. lafazh masjad berubah menjadi masjid, yang secara istilah berarti
bengunan khusus
yang disediakan untuk shalat lima waktu. Berbeda dengan tempat yang
digunakan untuk shalat
‘Id atau sejenisnya yang dinamakan mushallaa = lapangan terbuka
yang digunakan untuk shalat ‘Id atau sejenisnya. Hukum-hukum bagi masjid
tidak dapat
diterapkan pada mushalla.
Fungsi masjid di zaman dahulu:
1. Tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah
2. Tempat pembinaan dan penyebaran dakwah Islam
3. Sebagai tempat untuk mendamaikan orang yang sedang bertikai
4. Sebagai tempat untuk berkonsultasi dan komunikasi dalam
ekonomi,sosial,dan budaya.
5. Sebagai tempat pertamuan pemimpin-pemimpin islam
6. Sebagai tempat mengadakan sidang
7. Sebagai tempat menyusun taktik dan strategi perang.
8. Sebagai tempat mengurus prajurit yang terluka.
9. Sebagai sarana tempat pendidikan.
10.Sebagai tempat singgah orang-orang yang belum memiliki tempat tinggal
untuk sementara.
4
Fungsi masjid di zaman sekarang:
1. Sebagai tempat beribadah
2. Sebagai tempat menuntut ilmu
3. Sebagai tempat pembinaan jama'ah
4. Sebagai pusat dakwah dan kebudayaan Islam
5
Dalam islam terkenal kejadian isra mi'raj dan kejadian tersebut terjadi di masjid
al aqsha.
Dikutip berbagai sumber, Masjid Al-Aqsa yang asli telah rata dengan tanah
akibat gempa bumi yang mengguncang Jazirah Arab pada pertengahan abad ke-
6 dan dibangun kembali pada tahun 705-715 oleh khalifah Al-Walid
6
dan Peradaban Islam adalah sebagai suatu bukti tentang kemajuan dan
perkembangan islam dari masa ke masa.
7
pekerjaan. Apabila kita menengok pemerintahan Islam secara umum, para
khalifah dari Bani Umayyah seperti Abu Hasyim Khalid ibn Yazid merintis
penerjemahan karya-karya Yunani di Syria. Juga ketika masa Bani Abbasiyah
memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kegiatan intelektual yang menjadikan
proses tranformasi intelektual bergerak cepat. Khalifah Al-Ma‟mun mendirikan
pusat riset dan penerjemahan di Baghdad, yang ia beri nama Bait alHikmah
pada tahun 830 M. Banyak penerjemah handal yang ahli menerjemahkan dan
banyak dari mereka adalah nonmuslim, seperti Tsabit ibn Qurrah Al-Harrani
yang berasal dari Sabean di Harran. Menurut Margaret Smith adanya
kepercayaan (agama) yang berbeda ternyata tidak menghalangi mereka untuk
bekerja sama, karena para penguasa Islam memiliki visi yang maju ke depan
dan lebih mengutamakan profesionalisme.
Islam yang berkembang pada masa Bani Umayyah melalui ekspansi besar
besaran dilanjutkan pada masaAl-Walid ibn Abdul Malik pada tahun 711 M,
kemudian terus berlanjut pada masa Bani Abbasiyah dan Bani Umayyah di
Spanyol, akhirnya sampai di Spanyol. Dari peradaban Islam yang ada di
Spanyol, Islam mampu memberikan pengaruh besar kepada dunia Barat yang
turut serta mempelajari ilmu pengetahuan yang ada di dunia Islam. Secara
kultural agama Islam yang lahir di luar hegemoni dua dinasti yang berkuasa
yakni Romawi dan Persia menjadikan umat Islam
memiliki sikap terbuka sehinggga sikap mereka positif terhadap berbagai
budaya bangsa-bangsa lain itu. Dengan demikian,
peradaban Islam yang pertama kali menyatukan khazanah bersama secara
internasional dan kosmopolit. Sebelum peradaban Islam, ilmu pengetahuan
memang telah ada, namun sifat dan semangatnya sangat nasionalistis dan
parokialistis, dengan ketertutupan masingmasing bangsa dari pengaruh luar
karena merasa paling benar. Para peneliti modern tentang sejarah ilmu
pengetahuan berselisih pendapat tentang nilai orisinalitas kontiribusi dan
peranan orangorang muslim. Bertrand Russel, misalnya, cenderung
meremehkan tingkat orisinalitas kontribusi Islam di bidang filsafat, namun tetap
mengisyaratkan adanya tingkat orisinalitas yang tinggi di bidang matematika
dan ilmu kimia. Dalam bidang filsafat, peranan orang orang Islam, meskipun
tidak bisa diremehkan, hanyalah dianggap sebagai pemindah (transmitter) dari
Yunani Kuno ke Eropa Barat. Terdapat dua pendapat mengenai sumbangan
peradaban Islam terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan, yang terus berkembang
hingga saat ini. Pendapat pertama mengatakan, “Bahwa orang Eropa belajar
filsafat dari filsuf Yunani seperti Aristoteles, melalui kitabkitab yang disalin
8
oleh St. Agustine (354 – 430 M), yang kemudian diteruskan oleh Anicius
Manlius Boethius (480 – 524 M) dan John
Scotus.” Pendapat kedua menyatakan, ”Bahwa orang Eropa belajar filsafat
orang-orang Yunani dari buku-buku filsafat Yunani yang telah diterjemahkan ke
dalam bahasa Arab oleh filsuf Islam seperti Al-Kindi dan AlFarabi.”
9
6. Studi Kasus Masjid Di Lingkungan Lahan Basah (Masyarakat
Banjar)
Studi kasus tentang masjid di lingkungan lahan basah dapat mencakup berbagai
aspek, termasuk perencanaan, konstruksi, dan dampak lingkungan. Ini adalah
contoh ringkasnya:
Sebuah masjid direncanakan dan dibangun di daerah yang cenderung basah atau
rawa-rawa:
Perencanaan:
a. Pemilihan lokasi yang tepat untuk meminimalkan dampak lingkungan.
b. Perencanaan peredaran air yang baik agar tidak terjadi banjir di sekitar
masjid.
c. Menganalisis kebutuhan drainase dan penanganan air hujan.
Konstruksi:
a. Penggunaan fondasi yang kuat dan tahan air untuk menghindari kerusakan
akibat kelembaban tanah.
b. Membangun lantai dan dinding yang tahan air untuk menghindari masalah
kelembaban di dalam masjid.
c. Penggunaan bahan yang ramah lingkungan dan tahan terhadap kondisi basah.
Lingkungan:
a. Memantau dampak lingkungan selama pembangunan dan setelahnya.
b. Memastikan bahwa pembangunan masjid tidak merusak ekosistem alami di
sekitarnya.
c. Melakukan perawatan dan pemeliharaan lingkungan setelah pembangunan
selesai.
Keterlibatan Masyarakat:
a. Melibatkan masyarakat setempat dalam proses perencanaan dan
pembangunan masjid.
b. Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan.
Studi kasus ini harus menyelidiki bagaimana masjid tersebut berhasil mengatasi
tantangan lingkungan di lingkungan lahan basah sambil tetap memenuhi
10
kebutuhan spiritual masyarakat setempat dan berkontribusi pada pembangunan
berkelanjutan.
7. Kesimpulan
Masjid di lahan basah dapat menjadi solusi untuk memberikan fasilitas ibadah
bagi umat Muslim yang tinggal di dekat lahan basah. Dengan demikian, umat
Muslim yang tinggal di sekitar lahan basah tidak perlu jauh-jauh untuk
melakukan ibadah. Selain itu, masjid di lahan basah juga dapat menjadi pusat
pendidikan dan sosial bagi masyarakat di sekitar. Namun, perlu diperhatikan
bahwa penyediaan lahan basah untuk kegiatan ibadah tidaklah mudah dan
membutuhkan banyak pertimbangan, termasuk dari sisi hukum, sosial dan
lingkungan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Reditya, Tito Hilmawan. 2022. Masjid Al-Aqsa: Letak, Sejarah, dan Kisah
Mukjizat Nabi Muhammad SAW. Diakses 3 September 2023.
https://internasional.kompas.com/read/2022/04/15/180000470/masjid-al-aqsa-
letak-sejarah-dan-kisah-mukjizat-nabi-muhammad-saw
Khaeriyah, Eri. 2021. Fungsi Masjid Dan Peranannya Dalam Perkembangan
Umat Muslim. Diakses 3 September 2023.
https://web.syekhnurjati.ac.id/lp2m/2021/10/07/fungsi-masjid-dan-peranannya-
dalam-perkembangan-umat-muslim/
Setiawan, Verda Nando. 2023. Jadi Rebutan, Ternyata Begini Kisah Berdirinya
Masjid Al Aqsa. Diakses 3 September 2023.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230416150108-4-430350/jadi-rebutan-
ternyata-begini-kisah-berdirinya-masjid-al-aqsa
pusat ibadah dan kebudayaan Islam, Jakarta : Pustaka al Husna, 1994 Daim,
Abdullah Abdul, Tarbiyah ‘Abd Tarikh Min ‘Ushuri Qadimah Hatta Qornu
‘Isyrin, Beirut : Dar al Ilmi lil Mua’allim, 1984 Suryana AF, A.Toto, Drs, M.Pd,
Pendidikan Pengembangan Kepribadian PAI Pada Perguruan Tinggi Umum,
DEPAG, Jakarta, 2009 Gazalba, Masjid Agama Islam, Bandung : Tiga Mutiara,
1996
Pamela, Dyah Ayu. 2023. 6 Fakta Menarik Masjidil Haram, Masjid Pertama Di
Muka Bumi. Diakses 3 September 2023.
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5241347/6-fakta-menarik-masjidil-
haram-masjid-pertama-di-muka-bumi
Zarary, Rara. 2017. Masjid Jadi Saksi Sejarah Perkembangan Islam Masa
Rasulullah SAW. Diakses 3 September 2023.
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5241347/6-fakta-menarik-masjidil-
haram-masjid-pertama-di-muka-bumi
12