Di Susun Oleh :
I
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. , Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-nya yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah dan inayah-nya kepada kami sehingga kami dapat menyele
saikan makalah yang berjudul Peran Dan Fungsi Masjid Untuk Kesejahteraan Um
at.
Adapun makalah tentang Peran Dan Fungsi Masjid Untuk Kesejahteraan Umat
telah kami usahakan semaksimal mungkin dengan bantuan berbagai pihak sehi
ngga dapat memperlancar pembuatan makalah ini untuk itu kami tidak lupa me
nyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu kami
sadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya m
aupun dari segi lainnya.
Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka sel
ebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik kep
ada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini Akhirnya. penyusun m
engharapkan semoga dari makalah tentang Bagaimana Manusia Itu Bertuhan ini
dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi te
rhadap pembaca.
II
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan................................................................................................................1
BAB II Pembahasan...............................................................................................................4
A. Kesimpulan...................................................................................................................8
B. Saran.............................................................................................................................8
Daftar Pustaka........................................................................................................................9
III
IV
BAB I
PENDAHULUAN
Masjid adalah salah satu lambang Islam. Islam adalah barometer atau ukuran dari suasana
dan keadaan masyarakat muslim yang ada di sekitarnya. Maka pembangunan masjid bermakn
a pembangunan Islam dalam suatu masyarakat. Keruntuhan masjid bermakna keruntuhan Isla
m dalam masyarakat.
Memahami masjid secara universal berarti juga memahaminya sebagai sebuah instrumen
sosial masyarakat Islam yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Islam itu sendiri. Keber
adaan masjid pada umumnya merupakan salah satu perwujudan aspirasi umat Islam sebagai t
empat ibadah yang menduduki fungsi sentral. Mengingat fungsinya yang strategis, maka perl
u dibina sebaikbaiknya, baik segi fisik bangunan maupun segi kegiatan pemakmurannya.
Pada masa Nabi saw. ataupun di masa sesudahnya, masjid menjadi pusat atau sentral keg
iatan kaum muslimin. Kegiatan di bidang pemerintahan pun mencakup, ideologi, politik, eko
nomi, sosial, peradilan dan kemiliteran dibahas dan dipecahkan di lembaga masjid. Masjid be
rfungsi pula sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam, terutama saat gedung-gedung k
husus untuk itu belum didirikan. Masjid juga merupakan ajang halaqah atau diskusi, tempat
mengaji, dan memperdalam ilmu-ilmu pengetahuan agama ataupun umum.
Masjid di samping sebagai tempat ibadah umat Islam dalam arti khusus (mahdhah) juga
merupakan tempat beribadah secara luas, selama dilakukan dalam batas-batas syari‟ah. Masji
d yang besar, indah dan bersih adalah dambaan umat Islam, namun itu semua belum cukup ap
abila tidak diisi dengan kegiatan-kegiatan memakmurkan masjid yang semarak. Adalah shalat
berjamaah yang merupakan parameter adanya kemakmuran masjid dan juga merupakan indik
ator kereligiusan umat Islam di sekitarnya. Selain itu kegiatan-kegiatan sosial, dakwah, pendi
dikan dan lain sebagainya juga akan menambah kesemarakan dalam memakmurkan masjid.
Pada dasarnya di dalam Alquran terdapat banyak ayat yang membahas tentang masjid, se
perti dalam ayat berikut:
1
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepad
a Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan ter
masuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. QS. At-Taubah ayat 18
Bila dilihat dengan seksama, ayat tersebut memberi penekanan bahwa pembangunan mas
jid merupakan manifestasi keimanan dan hanya orang yang berimanlah yang sanggup memak
murkan masjid. Jadi, masjid yang tidak makmur dan sepi merefleksikan keimanan umat di lin
gkungannya. masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah dan ritual keagamaan saja, tetapi juga
dalam pembinaan keagamaan dan pemberdayaan umat.
Masjid pada zaman Rasulullah sangat sederhana, tetapi dengan kesederhanaannya itu, ma
sjid memiliki banyak fungsi dan peran yang dapat dimainkan. Sebagian besar kehidupan Ras
ulullah berada dalam lingkungan masjid, disamping bertempat tinggal di dalam lingkungan m
asjid, beliau juga sering berada di dalam ruangan masjid jika tidak ada kegiatan penting yang
membuatnya keluar, dan menjadikan masjid sebagai pusat dakwah, pusat ibadah (mahdhah m
aupun ghairu mahdhah), pusat kegiatan umat, pusat pendidikan dan pembinaan umat, pusat p
emerintahan, pusat komando militer, pusat informasi, pusat konsultasi, pusat rehabilitasi ment
al, pusat zikir, dan masih banyak lagi yang lain Di masjid yang sederhana ini Rasulullah mula
i menggalang kekuatan. Mengkonsolidasi umat Islam dengan gerakan Muakhat (pemersatu,
muhajirin dan anshar). Bermodalkan bangunan masjid kecil inilah, Rasulullah mulai memban
gun dunia, sehingga kota kecil yang menjadi tempat beliau membangun dunia benar-benar m
enjadi Madinah, yang arti harfiyahnya adalah “pusat peradaban”, atau paling tidak, dari temp
at tersebut lahirlah benih peradaban baru umat manusia.
Pada masa sahabat, fungsi dan peran masjid yang dijalankan oleh nabi Muhammad SAW
masih dijalankan oleh para sahabat namun, ada sedikit perubahan yang terjadi pada fisik masj
2
id, dikarenakan bertambah banyaknya umat Islam pada masa itu. Pada masa Umar bin Khata
b terjadi pemisahan antara pendidikan dengan keagamaan, pada masa Umar, pendidikan telah
disediakan ruangan khusus. Selebihnya, fungsi dan peran masjid relatif tidak mengalami peru
bahan dan pergeseran, masih berjalan sama seperti masjid di zaman Rasulullah.
Masjid di samping sebagai tempat ibadah umat Islam dalam arti khusus (mahdhah) juga
merupakan tempat beribadah secara luas, selama dilakukan dalam batas-batas syari‟ah. Masji
d yang besar, indah dan bersih adalah dambaan umat Islam, namun itu semua belum cukup ap
abila tidak diisi dengan kegiatan-kegiatan memakmurkan masjid yang semarak. Adalah shalat
berjamaah yang merupakan parameter adanya kemakmuran masjid dan juga merupakan indik
ator kereligiusan umat Islam di sekitarnya. Selain itu kegiatan-kegiatan sosial, dakwah, pendi
dikan dan lain sebagainya juga akan menambah kesemarakan dalam memakmurkan masjid.
Pada dasarnya di dalam Alquran terdapat banyak ayat yang membahas tentang masjid,
seperti dalam ayat berikut:
Bila dilihat dengan seksama, ayat tersebut memberi penekanan bahwa pembangunan ma
sjid merupakan manifestasi keimanan dan hanya orang yang berimanlah yang sanggup mema
kmurkan masjid. Jadi, masjid yang tidak makmur dan sepi merefleksikan keimanan umat di li
ngkungannya. Peran dan fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah dan ritual keagama
an saja, tetapi juga dalam pembinaan keagamaan dan pemberdayaan umat.
Masjid memiliki fungsi edukasi diantaranya adalah berfungsi untuk pengembangan nila
i-nilai humanis dan kesejahteraan umum. Fungsi tersebut bisa disebut sebagai fungsi edukasi.
Fungsi edukasi ini seringkali terlewatkan dari perhatian umat meski tetap disadari bahwa fun
gsi tersebut penting untuk dikembangkan. Mengembangkan fungsi edukasi masjid dimulai da
ri pemahaman tentang konsep pendidikan Islam secara benar dan tidak dimaknai secara semp
it. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang secara komprehensif-integratif mengemban
gkan potensi manusia baik fisik-material, emosi, dan juga spiritualnya.
Masjid pada zaman Rasulullah sangat sederhana, tetapi dengan kesederhanaannya itu, ma
sjid memiliki banyak fungsi dan peran yang dapat dimainkan. Sebagian besar kehidupan Ras
3
ulullah berada dalam lingkungan masjid, disamping bertempat tinggal di dalam lingkungan m
asjid, beliau juga sering berada di dalam ruangan masjid jika tidak ada kegiatan penting yang
membuatnya keluar, dan menjadikan masjid sebagai pusat dakwah, pusat ibadah (mahdhah m
aupun ghairu mahdhah), pusat kegiatan umat, pusat pendidikan dan pembinaan umat, pusat p
emerintahan, pusat komando militer, pusat informasi, pusat konsultasi, pusat rehabilitasi ment
al, pusat zikir, dan masih banyak lagi yang lain. Di masjid yang sederhana ini Rasulullah mul
ai menggalang kekuatan. Mengkonsolidasi umat Islam dengan gerakan Muakhat (pemersatu,
muhajirin dan anshar). Bermodalkan bangunan masjid kecil inilah, Rasulullah mulai memban
gun dunia, sehingga kota kecil yang menjadi tempat beliau membangun dunia benar-benar m
enjadi Madinah, yang arti harfiyahnya adalah “pusat peradaban”, atau paling tidak, dari temp
at tersebut lahirlah benih peradaban baru umat manusia.
Sebagai Kepala Pemerintah dan Kepala Negara Muhammad SAW tidak mempunyai ista
na seperti halnya para pejabat di era modern, beliau menjalankan roda pemerintahan dan men
gatur umat Islam di Masjid. Bahkan permasalahanpermasalahan umat, hingga mengatur strate
gi peperangan, beliau selesaikan bersama-sama dengan para sahabat di Masjid.
Pada masa sahabat, fungsi dan peran masjid yang dijalankan oleh nabi Muhammad SAW
masih dijalankan oleh para sahabat namun, ada sedikit perubahan yang terjadi pada fisik masj
id, dikarenakan bertambah banyaknya umat Islam pada masa itu. Pada masa Umar bin Khata
b terjadi pemisahan antara pendidikan dengan keagamaan, pada masa Umar, pendidikan telah
disediakan ruangan khusus. Selebihnya, fungsi dan peran masjid relatif tidak mengalami peru
bahan dan pergeseran, masih berjalan sama seperti masjid di zaman Rasulullah.
Lain halnya pada masa Bani Umayyah dan Abbasiyah, pada masa ini terjadinya penurun
an fungsi dan peran masjid. Masjid sudah tidak lagi dijadikan sebagai sentral kegiatan umat I
slam. Hal ini disebabkan telah dibangunnya istana yang menjadi pusat pemerintahan, sehingg
a masjid hanya dijadikan sebagai tempat keagamaan saja. Mulai dari masa ini sampai masa se
karang, terjadi perubahan dan pergeseran fungsi dan peran masjid, masjid dibangun sangat m
egah namun, peran dan fungsinya tidak berjalan secara maksimal sebagaimana di zaman Ras
ulullah dan sahabat.
Perubahan fungsi dan peran masjid ini terjadi karena adanya perubahan pada unsur tekno
logi dan budaya nonmatterial. Pada era modern teknologi berkembang sangat pesat sehingga
dengan adanya perubahan teknologi seringkali menghasilkan kejutan budaya yang pada gilira
4
nnya akan memunculkan pola-pola perilaku yang baru. Maka dampaknya terhadap kehidupan
sosial dan budaya kurang signifikan.
Kondisi di atas mengakibatkan terciptanya jurang yang sangat dalam dan curam akan pe
rbedaan ibadah dan muamalah yang semestinya berjalan beriringan dan harmonis. Karena ke
duanya merupakan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Kegiatan umat tidak bisa lepas d
ari ekonomi/muamalah, yang berarti setiap aktivitas umat selalu berhubungan dengan ekono
mi/muamalah. Dengan menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat, maka semua kegiatan
umat yang bersifat duniawi ditundukkan pada kepentingan-kepentingan ukhrawi.
Fenomena perubahan dan pergeseran fungsi dan peranan masjid diatas terjadi akibat mini
mnya pemahaman pengelola sumber daya manusia (ta‟mir) masjid dalam mengelola masjid d
i era modern yang berpedoman pada era periode awal Islam, yaitu zaman Rasulullah dan Sah
abat. Mengelola masjid pada masa sekarang memerlukan ilmu dan keterampilan manajemen
metode, perencanaan, strategi, dan model evaluasi yang dipergunakan dalam manajemen mod
ern, ini merupakan alat bantu yang juga diperlukan dalam manajemen masjid modern.
Untuk mencapai hasil yang optimal perlu didukung dengan sistem, aktivitas dan lembaga
pemberdayaan masjid. Gerakan ini diharapkan dapat berlangsung secara massal dan melibatk
an banyak komponen umat, baik Pengurus Masjid, Ulama, Umara, Ustadz, Mubaligh, Intelek
tual, Aktivis organisasi Islam, Pemerintah, Politisi muslim maupun kaum muslimin pada umu
mnya. Masjid
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu peran Masjid untuk Kesejahteraan Umat?
2. Apa fungsi Masjid untuk Kesejahteraan Umat?
5
BAB II
PEMBAHASAN
Sejak 14 abad silam, Rasulullah SAW telah menunjukkan tuntunannya dalam hal
pemakmuran masjid, begitu pula di zaman keemasan Islam (sejak abad ke 6 - 13 M at
au selama 7 abad), umat Islam berhasil menjadikan masjid sebagai markas pelaksanaa
n hubungan antara manusia dengan ALLAH SWT (ibadah) dan hubungan manusia de
6
ngan manusia (muamalah). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara ideal,
Masjid memiliki peran dan berfungsi sebagai Pusat Ibadah serta Pembinaan umat.
7
Adapun dakwah kalam (Bil Kalam) adalah dakwah menggunakan media, seperti k
itab, buku, dll. Metode dakwah yang satu ini juga dijalankan Rasulullah, misalnya
ketika ayat turun maka beliau akan meminta sahabat yang bisa menulis agar menc
atat wahyu yang ia terima.
3. Dakwah Bilhal (Bil Al-hal)
Dakwah ini dimaksudkan agar umat dapat melakukan perbuatan seperti yang diper
lihatkan kepadanya. Misalnya berupa pendidikan dan pelatihan da'i, guru mengaji,
dll.
Terkait upaya mewujudkan kesejahteraan umat, Prof Totok Agung Ketua Bidang
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Masjid Agung Baitussalam Purwokerto Jawa T
engah mengatakan bahwa pengurus masjid hendaknya lebih banyak berperan serta
dalam upaya pemerintah membangun ketahanan ekonomi dan meningkatkan kesej
ahteraan umat. Hal itu dapat ditempuh melalui upaya pemberdayaan ekonomi dan
itu dapat dilakukan dengan melaksanakan dakwah bilhal.
8
3. Tempat Musyawarah
Fungsi masjid berikutnya yang tidak kalah penting ialah sebagai tempat
musyawarah. Dalam perkembangan umat muslim saat ini, kita tahu banyak masjid
yang telah digunakan umat muslim untuk membahas berbagai persoalan ke-umat-an.
Misalnya di Palestina, di mana masjid berfungsi sebagai tempat perjuangan
pembebasan dan tempat merumuskan gerakan.
Di Indonesia sendiri, beberapa masjid juga telah difungsikan sebagai ruang terbuka
untuk membahas persoalan kehidupan sehari-hari. Masjid hadir sebagai jembatan
yang menghubungkan antara umat manusia dengan Allah dan manusia dengan
manusia.
5. Tempat Perlidungan
Fungsi masjid lainnya yaitu sebagai tempat berlindung. Ketika terjadi bencana atau
musibah, masjid menjadi salah satu tempat yang paling banyak digunakan sebagai
tempat perlindungan. Pasalnya, setiap muslim akan merasa aman dan tentram ketika
berada di dalam masjid.
Di samping itu, Allah SWT juga akan memberikan petunjuk bagi setiap muslim yang
mau memakmurkan masjid. Sebagaimana dalam salah satu surah Alquran berikut ini,
Allah berfirman yang artinya:
"Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman ke
pada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak
takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang dih
arapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS Al-Taubah:
18).
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masjid tidak sekedar menjadi tempat ibadah, Masjid harus dimakmurkan dengan berb
agai kegiatan bernuansa ritual keagamaan seperti shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an.
Namun, pada sisi lain Masjid harus disibukkan dengan berbagai aktifitas-aktifitas untuk m
eningkatkan dakwah bil hal. Dakwah bil hal adalah kegiatan dakwah yang diarahkan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup umat, baik rohani maupun jasmani. S
elain itu memakmurkan Masjid juga merupakan taqarrub (upaya mendekatkan diri) kepada
Allah yang paling utama. Rosulullah SAW. bersabda, “barangsiapa membangun untuk All
10
ah sebuah Masjid, meskipun hanya sebesar sarang burung, maka Allah akan membangunk
an untuknya rumah di syurga”.
Daftar Pustaka
https://media.neliti.com/media/publications/135651-ID-none.pdf
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/811-Full_Text.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/23164/5/4_bab1.pdf
11