Banyak masyarakat yg memperbolehkan siswa membawa HP ke
sekolah dengan berbagai alasan,disini ane mau ngasih 3 alasan
yg paling sering disebutkan :
1.Yang pertama yaitu orang tua dapat menghubungi anaknya
baik secara langsung (melalui telepon) atau tidak langsung
(melalui SMS).
2.Setidaknya orang tua merasa nyaman karena dapat
berkomunikasi dengan anaknya jika terjadi perubahan
jadwal,kondisi darurat,dan sejenisnya yg bersifat penting. Jika
siswa tidak membawa HP ke sekolah,para orang tua akan perlu
menghubungi nomer sekolah yang biasanya sibuk,atau juga ada
orang tua yang repot-repot datang ke sekolah dan itu akan
memakan waktu yang banyak
3.Telepon seluler dapat digunakan sebagai alat bantu,terutama
telepon yang dilengkapi dengan beberapa aksesoris,seperti
kalkulator,kamera dan internet.Aplikasi ane dapat membantu di
bidang akademik.
Kontra
Sementara itu,tak banyak juga masyarakat yg tidal setuju
dengan membawa hp ke sekolah,sama seperti yang
Pro,mereka mempunyai alasan yg berbagai.Ane disini
cman bakal ngasih 3 alasan terbaik tentang kontra isu
tadi :
1.Aplikasi yg tersedia di telepon dapat menganggu
konsentrasi siswa dalam pembelajaran di sekolah.Aplikasi
di smartphone kini mulai banyak dan beragam,saat siswa
belajar,pasti pikirannya tertuju kepada aplikasi yg ada di
smartphone nya.Kadang juga ada yg diam-diam bermain
hp saat jam pelajaran dimulai.
2.Siswa dapat menemukan hal negatif di internet.Saat
browsing di internet,ada iklan porno,karna penasaran,si
siswa membuka situs tersebut dan menontonnya
3.Aplikasi internet di hp memberikan kesempatan untuk
berbuat curang.Saat ulangan,banyak siswa yg tidak bisa
menjawab pertanyaan dan mengambil jalan pintas dengan
mencari di internet.
Kesimpulan
Cara untuk mengatasi masalah ini adalah pihak sekolah
bermusyawarah dengab para orang tua,bagaimana jika
siswa di bolehkan membawa hape ke sekolah dengan
peraturan yang wajar.Dan semuanya kembali kepada
pemakaian para siswa sendiri.
[/QUOTE]
Many people allow students to take their
mobile phones to school for a variety of
reasons, here are also three things that
are most often experienced:
1. First: parents can communicate directly
(by telephone) or indirectly (via SMS).
2. At least parents feel comfortable
because they can confirm by knowing
schedules, emergency schedules, and the
like that play an important role. If
students do not take cellphones to school,
parents will need to contact a school
number that is usually busy, or also
parents who will come to school and that
will take a lot of time.
3. The phone can be used as a tool,
especially a telephone equipped with
several accessories, such as a calculator,
camera and internet. Applications can help
in the academic field.
Counter
Meanwhile, there are not many people who
like to bring cellphones to school, just
like the Pro, they have various reasons.
One of the most important things is:
1. The applications available on the phone
can interfere with students' concentration
in learning at school. Applications on
smartphones now start a lot and variety,
when students learn, their minds are fixed
on the applications on their smartphones.
Sometimes there are also those who quietly
make cellphones when Learning hours begin.
2. Students can find negative things on the
internet. When browsing on the internet,
there are pornographic ads, because
curious, the students open the site and
watch it
3. Internet applications on mobile phones
provide an opportunity to do so. There are
many people who cannot answer questions and
take shortcuts by searching the internet.
CONCLUSION
The way to overcome this problem is that
the school deliberates with parents, what
if students are allowed to bring their
cellphones to school with reasonable rules.
And all of them return to the students
themselves.
[/QUOTE]
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengingatkan guru agar tidak
terjun ke politik praktis. Sebab, JK menyebut banyak guru di
daerah yang posisi dan jabatannya dipindah akibat terjun ke
politik praktis.
Hal ini disampaikan JK pada acara dialog dengan Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) dalam rangka Hari Pendidikan
Nasional di Gedung Guru Indonesia, Tanah Abang, Jakarta
Pusat, Selasa (10/7/2018). Awalnya, JK menerima keluhan
seorang guru terkait pengangkatan jabatan seperti kepala
sekolah di daerah yang tergantung keterlibatan politik.
"Di kabupaten/kota, pengangkatan kepala sekolah bukan
berdasarkan kompetensi dan balance, yang dilaksanakan oleh
Mendikbud selama ini. Tapi pengangkatan kepala sekolah
berdasarkan balas jasa dan balas dendam (terkait keterlibatan
politik saat pilkada), oleh bupati," ujar Wasir Talib, anggota
PGRI Sulawesi Selatan, kepada JK.
Baca juga: Luhut Ceritakan Keharmonisan Jokowi-JK
Menanggapi itu, JK mengingatkan guru untuk tidak terlibat
langsung ke politik praktis. Jika terlibat, akibatnya dapat
dimutasi akibat pilihan politik.
"Kami dengar banyak daerah karena guru itu banyak, termasuk
keluarganya banyak (terlibat politik praktis), juga kesalahan
guru juga kenapa mau jadi tim sukses. Begitu, kan?" jawab JK.
Untuk itu, setiap guru diminta bersikap netral saat pilkada.
Dengan begitu, tidak ada lagi guru yang terancam akibat terlibat
politik praktis.
"Bukan hanya jangan jadi tim sukses begitu kan, dan kita harus
sepakat untuk hal itu. Kita netral, jangan jadi tim sukses,
sehingga tidak ada lagi yang dapat begitu walaupun tentu
calonnya yang bisa mengancam hanya incumbent, tentu yang
tidak incumbent tidak mengancam-ancam, tidak ada aparatnya,"
jelas JK.
"Jadi kita harapkan dari guru sebagaimana aturan PNS dan
lainnya, tidak boleh berpihak dalam hal pemilu itu," katanya.
Baca juga: Disebut Dekat dengan PKS, JK: Saya Dekat ke
Semua Parpol
Menurut JK, tidak jadi masalah jika guru memiliki pilihan
pribadi dalam politik. Namun tidak terlibat terjun ke politik
praktis.
"Bahwa ada pilihan-pilihan pribadi, silakan, tapi tidak kemudian
secara berkelompok atau secara perseorangan masuk ke tim
sukses untuk suatu kerja bupati, kerja gubernur, seperti itu,"
ujarnya.
(nvl/idh)
Vice President Jusuf Kalla (JK) reminded
teachers not to go into practical politics.
Because, JK said many teachers in the area whose
positions and positions were transferred as a
result of plunging into practical politics.
This was conveyed by JK at a dialogue with the
Indonesian Teachers Association (PGRI) in the
framework of National Education Day at the
Indonesian Teachers' Building, Tanah Abang,
Central Jakarta, Tuesday (07/10/2018).
Initially, JK received a teacher's complaint
regarding appointments such as school principals
in areas that were dependent on political
involvement.
"In regencies / cities, the appointment of
principals is not based on competence and
balance, carried out by the Minister of
Education and Culture so far. But the
appointment of principals is based on
remuneration and revenge (related to political
involvement during the election), by the
regent," said Wasir Talib, PGRI member South
Sulawesi, to JK.
Also read: Luhut Tell Jokowi-JK Harmony
In response, JK reminded teachers not to be
directly involved in practical politics. If
involved, the consequences can be transferred
due to political choices.
"We heard a lot of regions because there were
many teachers, including many of their families
(involved in practical politics), also the
teacher's fault also why did he want to be a
successful team. Is that so, right?" JK replied.
For this reason, every teacher is asked to be
neutral during the election. That way, there are
no more teachers who are threatened due to
engaging in practical politics.
"Not only do you not become a successful team,
and we have to agree on that. We are neutral, do
not become a successful team, so there is
nothing else that can be done even though the
candidates who can threaten are incumbent. ,
there is no official, "explained JK.
"So we expect from the teacher as the PNS rules
and others, it is not permissible to side with
the election," he said.
Also read: Called Close to PKS, JK: I am close
to all political parties
According to JK, it doesn't matter if the
teacher has a personal choice in politics. But
not involved in going into practical politics.
"That there are personal choices, please, but
not later in groups or individually enter the
success team for a regent's work, the governor's
work, like that," he said.
(nvl / idh)
Semua orang seakan bisa menyampaikan pendapatnya
di hadapan publik dan berpartisipasi dalam
pemerintahan. Benarkah demikian? Jawabannya
tidak.
Hal ini karena ada peraturan tertulis dan tidak
tertulis tentang larangan seorang guru untuk
berpolitik.
Ada beberapa undang-undang yang secara khusus
melarang guru, terutama guru PNS untuk
berpolitik.
Undang-undang pertama adalah UU No. 43 tahun
1999 pada pasal 3. Dalam pasal ini, PNS harus
memberikan pelayanan yang jujur, adil dan
profesional.
Secara khusus pada ayat 2, undang-undang ini
pengaruh semua golongan dan partai politik serta
tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.”
Bahkan, pada ayat 3, pegawai negeri sipil
dilarang dengan tegas menjadi anggota dan/atau
pengurus politik.
Selain dilarang untuk menjadi anggota dan/atau
pengurus, guru pegawai negeri sipil juga tidak
boleh mengikuti kegiatan kampanye.
Hal ini sesuai dengan surat edaran menteri no 4
Tahun 2004 tentang larangan pegawai negeri sipil
dalam kegiatan kampanye Pemilu 2004.
Sesuai dengan Kepmendikbud no. 155/U/1998
tentang Pedoman Umum Organisasi kemahasiswaan.
Peraturan ini mengatur bagaimana tata cara
berorganisasi di perguruan tinggi dan sekolah
dan melarang kegiatan politik di dalam
lingkungan kampus.
Bagi guru non PNS, mungkin peraturan ini tidak
berlaku secara mengikat.
Hanya saja, secara moral guru memang sebaiknya
tidak memberikan ceramah politik di kelas selain
pendidikan politik.
Terlebih apabila condong kepada salah satu
partai atau pasangan calon.
Bagaimana Jika Seorang PNS Ingin Masuk Menjadi
Anggota/Pengurus Partai Politik?
Bagi guru yang memang sudah merasa mantap untuk
mengambil jalur politik untuk merubah keadaan
sesuai dengan keyakinannya, mengundurkan diri
memang menjadi pilihan terbaik.
Sesuai dengan PP No. 37 Tahun 2004 tentang “Larangan Pegawai Negeri Sipil
Menjadi Anggota Partai Politik” pada Pasal 2 ayat kedua menyatakan jika
pegawai negeri sipil yang telah menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik akan dilepaskan statusnya sebagai pegawai negeri sipil.Selain itu,
pegawai negeri sipil tersebut wajib mengundurkan diri sebagai pegawai negeri
sipil sesuai dengan ketentuan ayat 3 pada pasal ini.Pemberhentian ini berlaku
efektif sejak pegawai negeri sipil menjadi anggota dan/atau pengurus partai.Jadi
sebelum menjadi memantapkan diri menjadi seorang anggota atau pengurus
partai politik, seorang pegawai negeri sipil sebaiknya memikirkan konsekuensi
iniMungkin guru memang tidak bisa dikatakan berpolitik secara langsung tetapi
partisipasi ini bisa dilakukan dengan membantu siswa membentuk budaya
politik dan demokrasi di sekolah.Tidak hanya sebatas guru pendidikan
kewarganegaraan tetapi bagi semua guru.Dengan membentuk siswa sebagai
warga negara yang baik dan kritis, guru sudah berhasil berpartisipasi di bidang
politik sekaligus membantu perkembangan politik ke arah yang lebih
baik.Secara jelas dan terperinci, guru terutama PNS dilarang untuk menjadi
anggota dan/atau pengurus partai politik.Selain itu, guru juga dilarang untuk
ikut berkampanye terlebih jika di lingkungan sekolah.Bolehkah Guru Berpolitik?
Kesimpulanika sudah mantap ingin berpartisipasi aktif dalam dunia politik, guru
sebaiknya mengundurkan diri.Semoga penjelasan dari artikel ini bisa menjawab
pertanyaan bolehkah guru berpolitik.
Everyone seems to be able to express their opinions in
public and participate in government. Is that right?
The answer is no.
This is because there are written and unwritten
regulations about a teacher's prohibition on politics.
There are several laws that specifically prohibit
teachers, especially civil servant teachers from
politics.
The first law is Law No. 43 of 1999 in Article 3. In
this article, civil servants must provide honest, fair
and professional services.
Specifically in paragraph 2, this law states "civil
servants must be neutral from the influence of all
groups and political parties and not discriminatory in
providing services to the community."
In fact, in paragraph 3, civil servants are strictly
prohibited from being members and / or political
administrators.
In addition to being prohibited from becoming members
and / or administrators, teachers of civil servants
are also not allowed to participate in campaign
activities.
This is in accordance with Ministerial Circular Letter
No. 4 of 2004 concerning the prohibition of civil
servants in the 2004 Election campaign activities.
In accordance with Kepmendikbud no. 155 / U / 1998
concerning General Guidelines for Student
Organizations.
This regulation regulates how to organize in
universities and schools and prohibits political
activities within the campus environment.
For non PNS teachers, this regulation may not be
binding.
It's just that, morally the teacher should not give
political lectures in class other than political
education.
Especially if inclined to one party or candidate pair.
What if a civil servant wants to be a member /
administrator of a political party?
For teachers who are already confident in taking
political paths to change things according to their
beliefs, resigning is indeed the best choice.
In accordance with PP No. 37 of 2004 concerning
"Prohibition of Civil Servants to Become Members of
Political Parties" in Article 2 paragraph two states
that if civil servants who have become members and /
or administrators of political parties will be
released as civil servants.
In addition, the civil servant is obliged to resign as
a civil servant in accordance with the provisions of
paragraph 3 of this article.
This dismissal is effective since the civil servant
becomes a member and / or party manager.
So before becoming established as a member or manager
of a political party, a civil servant should consider
these consequences.
Maybe teachers cannot be said to be politically
direct, but participation can be done by helping
students shape political culture and democracy in
schools.
Not only limited to the teacher of citizenship
education but for all teachers.
By forming students as good and critical citizens,
teachers have succeeded in participating in the
political field while helping political development in
a better direction.
Clearly and in detail, teachers, especially civil
servants, are prohibited from becoming members and /
or administrators of political parties.
In addition, teachers are also prohibited from
participating in campaigns especially if in a school
environment.
Can Political Teachers? Conclusion
If you are already determined to actively participate
in the political world, the teacher should resign.
Hopefully the explanation of this article can answer
the question whether the teacher can be political.
Menurut Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta pengurangan Menurut Koordinator Perekonomian Hatta
subsidi BBM dilakukan untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat. Beliau Rajasa di Jakarta, pengeluaran Subsidi BBM
mengatakan bahwa sekitar 70% pengguna BBM bersubsidi adalah dari kalangan dilakukan untuk memberikan manfaat bagi
menengah ke atas. Jadi, keputusan untuk menaikkan harga BBM sudah menjadi masyarakat. Ia mengatakan bahwa sekitar 70%
langkah yang tepat. Bila tak dilakukan, maka pemerintah akan kehabisan dana pengguna BBM bersubsidi adalah dari
APBN untuk masyarakat mampuJika BBM tidak dinaikkan, maka akan
kalangan ke atas. Jadi, keputusan untuk
mengancam APBN negara yang semakin menjadi beban sehingga pembangunan
berkurang. Menurut ketua fraksi partai demokrat Jafar Hafsah mengatakan,
menaikkan harga BBM sudah menjadi langkah
kenaikan BBM bersubsidi sudah tidak bisa dihindari lantaran harga minyak dunia yang tepat. Jika tak dilakukan, maka
sudah di atas 115 dollar AS per barrel. Padahal, kata dia, asumsi harga minyak di pemerintah akan membentuk dana APBN untuk
APBN 2012 hanya 90 dollar AS per barrel.Kemacetan di Indonesia. Di kota-kota masyarakat yang mampuJangan BBM tidak
besar Indonesia, kemacetan semakin parah. Kenapa demikian? Salah 1 dinaikkan, maka akan membakar APBN negara
penyebab utamanya adalah harga premium yang terlalu murah. Akibatnya, yang semakin menjadi beban pembangunan.
orang-orang seenaknya berkeliaran ke sana kemari dengan mengendarai mobil. Menurut ketua fraksi partai demokrat Jafar
Kalau harga premium dinaikkan, mereka pasti akan lebih menghemat Hafsah mengatakan, kenaikan BBM bersubsidi
penggunaan bensin. Dengan demikian kemacetan bisa dikurangi.Masih banyak sudah tidak bisa melupakan lantaran harga
sektor pembangunan lain yang membutuhkan dana APBN, terutama di bidang minyak dunia sudah di atas 115 dolar AS per
pendidikan dan ekonomi. Akan jauh lebih baik jika uang negara dialokasikan ke barel. Rata, kata dia, misalnya harga
sana, daripada untuk subsidi BBM yang tidak tepat sasaran. Pembangunan
minyak di APBN 2012 hanya 90 dolar AS per
tentu akan menjadi lebih maju. Memang dampaknya belum akan terasa dalam
barel.Kemacetan di Indonesia. Di kota-kota
jangka pendek, namun dalam jangka panjang, pasti akan terasa. Rakyat tidak
perlu merasa khawatir dengan terjadinya inflasi; pada nyatanya, inflasi itu selalu
besar Indonesia, kemacetan semakin parah.
terjadi tiap bulan, meskipun tidak ada kenaikan harga BBM. Toh sebagai Kenapa demikian? Salah 1 penyebabnya adalah
gantinya, pembangunan akan menjadi lebih maju.Penyelundupan BBM. Untuk harga premium yang terlalu murah. Seng,
hal ini, saya kutip pernyataan dari seseorang di facebook: orang-orang terlihatnya berkeliaran ke sana
kemari dengan mengendarai mobil. Jika harga
premium dinaikkan, mereka akan lebih mudah
“Saya pro penghapusan subsidi BBM karena itu memotong jari-jemari
menggunakan GPS. Dengan demikian kemacetan
penyelundup BBM. Juga harus ada moratorium import Premium, Kerosene, bisa berkurang.Masih banyak sektor yang
Solar. Indonesia hanya boleh mengimport crude Oil dan harus disuling di dalam lain yang membutuhkan dana APBN, terutama
negeri. Hitungan Rieke betul, koreksi sedikit 1 barrel = 166 liter, bukan 159 di bidang pendidikan dan ekonomi. Akan jauh
seperti yang ditulis Rieke, sehingga kalau import crude oil USD 105 per barrel, lebih baik jika uang negara dialokasikan ke
maka harga perliter dengan 156 lebih murah sedikit. Kesalahan kecil. Kontra sana, untuk BBM yang tidak tepat sasaran.
argumen saya, Pemerintah tidak boleh menjual crude ke Pertamina jauh Pembangunan akan menjadi lebih maju. Memang
dibawah pasar dunia, karena kalau tidak akan diseludupkan. Kartel import akan terasa belum akan terasa dalam jangka
minyak yang ada sekarang bukan pemerintah. Pembeliannyapun dilakukan pendek, namun dalam jangka panjang, pasti
dipasar spot, ketengan, bukan long-term contract. Praktek ini yang harus akan terasa. Rakyat tidak perlu merasa
dihentikan, sehingga tabungan pemerintah yang dapat dialokasikan ke khawatir dengan pemulihan; pada nyatanya,
pembangunan infrastruktur menjadi lebih besar.”
Gangguan itu selalu terjadi setiap bulan,
meskipun tidak ada kenaikan harga BBM. Toh
sebagai gantinya, pembangunan akan menjadi
lebih maju.Penyelundupan BBM. Untuk hal
ini, saya kutip definisi dari seseorang di
facebook:

“Saya pro penghapusan subsidi BBM karena

itu memotong jari-jemari penyelundup BBM.
Juga harus ada impor moratorium Premium,
Minyak Tanah, Solar. Indonesia hanya boleh
mengimport minyak mentah dan harus disuling
di dalam negeri. Hitungan Rieke betul,
Rekor sedikit 1 barel = 166 liter, bukan
159 seperti yang ditulis Rieke, Nilai impor
minyak mentah USD 105 per barel, kemudian
harga perliter dengan 156 lebih murah
sedikit. Kesalahan kecil. Kontra argumen
saya, Pemerintah tidak boleh menjual crude
ke Pertamina jauh dibawah dunia, karena
jika tidak akan diseludupkan. Kartel
mengimpor minyak yang ada sekarang bukan
pemerintah. Pembeliannyapun dilakukan
dipasar spot, ketengan, bukan kontrak
jangka panjang. Berlatihlah yang harus
dihentikan, Pemerintah dapat
mengimplementasikan infrastruktur untuk
menjadi lebih besar.
kontra
pertamaHasil kajian KEN menyatakan, subsidi BBM hanya dinikmati 12 persen
masyarakat miskin (29 juta jiwa) dan 28 persen masyarakat rentan (70 juta jiwa).
60 persen subsidi BBM dinikmati kalangan mampu dan kaya (150 juta jiwa).
Pertanyaannya: benarkah kalangan mampu dan kaya di Indonesia mencapai 150
juta jiwa? Apa ukuran KEN menyebut 150 juta jiwa Indonesia itu kaya dan
mampu.keduaSelain itu, konsumen BBM bersubsidi bukan hanya sektor
transportasi. Dalam Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2012 Tentang Harga Jual
Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Tertentu, antara lain,
disebutkan: pengguna BBM bersubsidi juga meliputi nelayan dan pembudi daya
ikan skala kecil, usaha pertanian kecil dengan luas maksimal 2 hektar, usaha
mikro (UMKM), dan pelayanan umum seperti krematorium. Artinya, jika BBM
dinaikkan, sektor usaha kecil ini akan ambruk.ketigaNegara-negara kaya energi
lainnya berhasil membuat harga jual BBM mereka sangat rendah: Venezuela
(0,08 USD/Rp.774), Mesir (0,09 USD/Rp.871), Saudi Arabia (0,10 USD/Rp 968),
Qatar (0,12 USD/Rp 1,161), Bahrain (0,15 USD/Rp 1,452), Libya (0,15 USD/Rp
1,452), Turkmenistan (0,17 USD/Rp 1,645), Kuwait (0,17 USD/Rp 1,645), Aljazair
(0,17 USD/Rp 1,645), dan Iran (0,21 USD/Rp 2,032).keempatKenaikan harga
BBM akan memicu kenaikan harga barang, termasuk kebutuhan pokok.
Selanjut, kenaikan harga barang ini akan memicu kenaikan biaya hidup lainnya,
seperti sewa kontrakan.kelima
Kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga barang dan biaya hidup
rakyat. Artinya, daya beli rakyat akan merosot. Majelis Pekerja Buruh Indonesia
(MPBI) memperkirakan, kenaikan harga BBM akan menyebabkan daya beli
buruh akan menurun hingga 30 persen. Pengamat ekonomi, Yanuar Rizky,
menambahkan kenaikan harga BBM tidak hanya memukul kelompok
masyarakat bawah, tetapi juga kelompok menengah tengah. Bahkan, sekitar 90
persen masyarakat Indonesia akan menurun daya belinya.
Kenyataan juga menunjukkan, bahwa pada awal 2006 (setahun setelah kenaikan
harga BBM) jumlah orang miskin melonjak menjadi 39,05 juta (17,75%). Artinya,
program BLT saat itu tidak berhasil menekan dampak kenaikan harga BBM.
Lebih jauh lagi, program BLT hanya melahirkan klientalisme. Masalahnya,
seperti dalam kasus pemilu 2009, BLT dijadikan alat kampanye politik dan
dibagikan menjelang hari pemilihan.dari pendapat-pendapat tersebut, memang
dengan kenaikan BBM ini akan memberikan dampak negatif dan juga positif
terhadap kemajuan bangsa. namun yang menjadi masalah adalah, seberapa
besar dampak positifnya sehingga dampak negatifnya menjadi tidak berarti.
namun, terlepas dari pro dan kontra kenaikan BBM ini, TS mengharapkan pihak
yang kontra terhadap kenaikan BBM ini menyuarakan aspirasinya dengan sikap
yang sopan, tidak mengganggu ketertiban umum yang mengganggu orang lain
first The results of the KEN study stated that
fuel subsidies were only enjoyed by 12 percent
of the poor (29 million people) and 28 percent
of vulnerable people (70 million people). 60
percent of fuel subsidies are enjoyed by capable
and wealthy people (150 million people). The
question: is it true that able and rich people
in Indonesia reach 150 million? What is the size
of KEN says that 150 million people of Indonesia
are rich and capable. Secondly, consumers of
subsidized fuels are not only the transportation
sector. In Presidential Regulation No. 15 of
2012 concerning Retail Selling Prices and
Consumers Users of Certain Types of Fuels, among
others, mentioned: subsidized BBM users also
include fishermen and small-scale fish farmers,
small agricultural businesses with a maximum
area of 2 hectares, micro-enterprises (MSMEs),
and services general such as crematorium. That
is, if BBM is increased, this small business
sector will collapse. The other three energy-
rich countries have succeeded in making their
fuel prices very low: Venezuela (0.08 USD / Rp.
744), Egypt (0.09 USD / Rp.871 ), Saudi Arabia
(0.10 USD / Rp 968), Qatar (0.12 USD / Rp
1,161), Bahrain (0.15 USD / Rp 1,452), Libya
(0.15 USD / Rp 1,452), Turkmenistan (0 , 17
USD / IDR 1,645), Kuwait (0,17 USD / IDR 1,645),
Algeria (0,17 USD / IDR 1,645), and Iran (0,21
USD / IDR 2,032). Fourth The increase in fuel
prices will trigger an increase in the price of
goods including basic needs. Furthermore, the
increase in the price of these goods will
trigger another increase in living costs, such
as rent rent
The increase in fuel prices will trigger an
increase in the price of goods and the cost of
living of the people. That is, the purchasing
power of the people will decline. The Indonesian
Labor Workers' Assembly (MPBI) estimates that
the increase in fuel prices will cause the
purchasing power of workers to decline by 30
percent. Economic observer, Yanuar Rizky, added
that the fuel price hike did not only hit the
lower community groups, but also the middle
middle class. In fact, around 90 percent of
Indonesians will lose their purchasing power.
The fact also shows that in early 2006 (a year
after the increase in fuel prices) the number of
poor people jumped to 39.05 million (17.75%).
That is, the BLT program at that time did not
succeed in reducing the impact of rising fuel
prices.
Furthermore, the BLT program only gave birth to
clientelism. The problem is, as in the case of
the 2009 elections, BLT was used as a political
campaign tool and distributed ahead of election
day. From these opinions, indeed with the
increase in fuel this would have a negative and
positive impact on the nation's progress. but
the problem is, how much is the positive impact
so that the negative impact becomes meaningless.
however, apart from the pros and cons of the
fuel price hike, TS hopes that the counter party
to the fuel price increase voiced their
aspirations with a polite attitude, not
disturbing public order which disturbs others.
.