Dosen Pembimbing :
KAPRODI AKUNTANSI
Disusun Oleh :
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa ta’ala yang telah memberikan
kekuatan dan keteguhan hati kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang menjadi suri tauladan bagi umat manusia
yang merindukan keindahan surga.
Saya menulis makalah ini bertujuan untuk “Mempelajari dan mengetahui ilmu tentang konsep dan
fungsi masjid kampus dalam membangun budaya islam”. Dalam Penyelesaian makalah ini, saya mengalami banyak
kesulitan, terutama disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat kesungguhan dalam menyelesaikan
makalah ini, akhirnya dapat di selesaikan dengan baik.
Saya menyadari, sebagai seorang Mahasiswa yang pengetahuannya tidak seberapa yang masih
perlu belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi, serta berdayaguna di
masa yang akan datang. Besar harapan saya, mudah-mudahan makalah yang sesederhana ini dapat bermanfaat dan
maslahat bagi semua orang.
Aditya Pratama
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep dan fungsi masjid dalam membangun budaya islam
2. Mengetahui sumber sumber historis, sosiologis, dan teologis tentangkonsep masjid
dan fungsi masjid kampus dalam membangun budaya islam
3. Mengetahui cara Membangun argumen tentang konsep masjid danfungsi masjid
kampus dalam membangun budaya islam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Menelusuri konsep dan fungsi masjid dalam membangun budaya islam
Masjid itu merupakan sebuah Dilihat dari segi harfiyah mesjid adalah tempat
shalat. Perkataan mesjid berasal dari bahasa arab. Kata pokoknya Sujudan, Fiil Madinya
sajada (iasudah sujud). Fi’il madinya sajada diberi awalan Ma, Sehingga terjadilah isim
makan. Isim makan ini menyebabkan perubahan bentuk sajada menjadi masjidu, masjid
dari ejaan aslinya adalah Masjid (dengan a) pengambilan alih kata masjid oleh Bahasa
indonesia umumnya membawa proses perubahan bunyi “a” menjadi “e” sehingga
terjadilah bunyi “Mesjid”. Perubahan bunyi “ma” menjadi “me” disebebkan tanggapan
awalan me dalam Bahasa Indonesia. Bahwa hal ini salah, sudah tentu kesalahan umum
seperti ini dalam Indonesianisasi kata-kata asing ini sudah biasa. Dalam ilmu Bahasa
sudah menjadi kaidah, kalua suatu penyimpangan atau kesalahan dilakukan secara umum,
ia dianggap benar. Menjadilah ia kekecualian setiap muslim boleh melakukan shalat di
wilayah manapun di bumi ini terkecuali di atas kuburan, di tempat yang bernajis, dan di
tempat-tempat yang menurut ukuran syariat islam tidak sesuai untuk dijadikan tempat
shalat. Rasulullah bersabda :
“Setiap bagian dari bumi Allah adalah tempat sujud (masjid).” (HR Muslim)
“Telah dijadikan bagi kita bumi ini sebagai tempat sujud dan keadaan yang bersih.” (HR
Muslim)
Sedangkan secara umum Masjid adalah tempat suci umat islam yang berfungsi
sebagai tempat ibadah, pusat kegiatan keagamaan, dan kemasyarakatan yang harus
dibina, dipelihara dan dikembangkan secara teratur dan terencana.untuk menyemarakan
siar islam, meningkatkan semarak keagamaan dan menyemarakan kualitas umat islam
dalam mengabdi kepada allah, sehingga partisipasi dan tanggung jawab umat islam
terhadap pembangunan bangsa akan lebih besar.
Berasal dari bahasa Arab yang berarti tempat sujud. Masjid merupakan suatu
bangunan gedung atau lingkungan yang berpagar sekeliling, yang didirikan secara khusus
sebagai tempat beribadah kepada Allah SWT, khususnya untuk mengerjakan shalat.
Istilah masjid berasal dari kata sajada-yasjudu yang berarti bersujud atau
menyembah.masjid adalah Baitullah (rumah Allah), maka orang yang memasukinya
disunahkan mengerjakan salat Tahiyyatul Masjid (menghormati masjid dua rakaat). Nabi
Muhammad SAW bersabda, ''Jika salah seorang kamu memasuki masjid, jangan dulu
duduk sebelum mengerjakan salat dua rakaat.'' (HR Abu Dawud).
Kata masjid merupakan bentuk mufrad (tunggal). Sedangkan jama' (banyak) masaajid
banyak terdapat dalam Alquran, antara lain dalam ayat berikut ini: ''Hai Anak Adam
pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid...'' (QS Al-A'raaf [7]:
31).Dalam ayat lainnya, Allah SWT berfirman yang artinya, ''Hanyalah yang
memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Hari Kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada
siapa pun) selain kepada Allah...'' (QS At-Taubah [9]: 18).
Sejarah perkembangan bangunan masjid erat kaitannya dengan perluasan wilayah Islam
dan pembangunan kota-kota baru. Ini lantas menjadi ciri khas dari suatu negeri atau kota
Islam.Perwujudan bangunan masjid juga merupakan lambang dan cermin kecintaan umat
Islam kepada Tuhannya dan menjadi bukti tingkat perkembangan kebudayaan Islam.
Bangunan-bangunan masjid yang menakjubkan keindahannya di bumi Spanyol, Suriah,
Kairo, Baghdad dan sejumlah tempat di Afrika, menjadi bukti peninggalan monumental
umat Islam yang pernah mengalami kejayaan di bidang teknologi konstruksi, seni dan
ekonomi.
Masjid memiliki sejumlah komponen yaitu kubah, menara, mihrab dan mimbar. Adapun
komponen masjid yang khas terdapat di Indonesia adalah beduk. Selain digunakan untuk
tempat melaksanakan salat lima waktu, salat Jumat, salat Tarawih dan ibadah-ibadah
lainnya, masjid juga digunakan untuk kegiatan syiar Islam, pendidikan agama, pengajian
dan kegiatan lainnya yang bersifat sosial.
Fungsi masjid yang sesungguhnya dapat dirujuk pada sejarah masjid paling awal, yaitu
penggunaan masjid pada masa-masa al-khulafaa-ar Rasyidun dan seterusnya. Pada masa-
masa itu masjid paling tidak mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi keagamaan dan fungsi
sosial. Fungsi masjid bukan hanya tempat salat, tapi juga lembaga untuk mempererat
hubungan dan ikatan jamaah Islam yang baru tumbuh.
Rasulullah mempergunakan masjid sebagai tempat untuk menjelaskan wahyu yang
diterimanya, memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan para sahabat tentang
berbagai masalah, memberi fatwa, mengajarkan agama Islam, membudayakan
musyawarah, menyelesaikan perkara-perkara dan perselisihan-perselisihan, tempat
mengatur dan membuat strategi militer dan tempat menerima perutusan-perutusan dari
Semenanjung Arabia.
2.2. Menggali sumber historis, sosiologis, dan teologis tentang konsep masjid dan fungsi
masjid kampus dalam membangun budaya islam
A. Menggali sumber historis dan sosiologis tentang konsep masjid dan fungsi masjid
kampus dalam membangun budaya islam
2. Masjidil Haram
Masjidil Haram atau yang biasa disebut Al-Baitul Haram (cikal bakal Masjidil
Haram) yang terdapat di Makkah merupakan rumah, bait Ibrahim AS. Allah
memerintahkan Ibrahim untuk membangunnya, serta mengajak manusia
melaksanakan ibadah haji di sana. Ibrahim pun membangunnya bersama putranya
Isma'il AS.
3. Masjid Al-Aqsa
Masjid Al-Aqsa atau disebut Baitul Maqdis adalah Masjid Aqsa, di bangun oleh
Nabi Daud dan Nabi Sulaiman AS. Allah memerintahkan mereka membangun
masjid dan mendirikan monumen-monumennya. Banyak Nabi, putra-putra Ishaq
AS dikuburkan disekitarnya.
4. Masjid Dhiror
Ketika Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, beliau merasakan pentingnya
membangun rumah ibadah yang dapat digunakan umat Islam bersama-sama. Oleh
sebab itu, ditemani para sahabat, Rasulullah membangun masjid pertama dalam
sejarah Islam yang kemudian dikenal dengan nama masjid Quba’
Sebagaimana digambarkan oleh para sejarawan, Masjid Quba’ memiliki arsitektur
yang sangat sederhana. Dindingnya terbuat dari tanah liat, tiang dan atap dari
pohon dan pelepah kurma serta hanya berlantaikan tanah. Ketika kaum Muhajirin
berniat memugar masjid tersebut Rasulullah menolaknya. Walaupun secara
lahiriah masjid Quba’ sangat sederhana namun Allah menyebut masjid ini sebagai
masjid yang dibangun atas dasar ketakwaan sejak awal berdirinya. Sementara
orang-orang yang berada di dalamnya adalah orang-orang yang selalu
membersihkan diri mereka (QS. Attaubah [9]: 108). Setelah masjid Quba’
berdiri dan menjadi pusat kegiatan umat Islam mulailah orang-orang munafik
merasa tidak tenang atas persaudaraan yang erat di kalangan umat Islam. Mereka
lantas membangun masjid Dhirar yang bagus di Madinah untuk memecah belah
persaudaraan dan melemahkan persatuan umat Islam.Allah melukiskan motivasi
dibalik didirikannya masjid Dhirar tersebut dalam firman-Nya: “Dan (di antara
orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk
menimbulkan kemudharatan (pada orang Mukmin) dan karena kekafiran-(nya),
dan untuk memecah belah antara orang-orang Mukmin, serta
menunggu/mengamat-amati kedatangan orang-orang yang memerangi Allah dan
Rasul-Nya sejak dahulu.” (QS. At-Taubah [9]: 107).
Mengetahui siasat buruk orang-orang munafik, Rasulullah memerintahkan para
sahabat untuk meruntuhkan masjid tersebut. Kemudian Lokasi bangunan masjid
Dhirar dijadikan tempat pembuangan sampah dan bangkai binatang.
Demikian akhir dari masjid yang didirikan atas dasar kemunafikan dan niat yang
tidak baik, niat untuk memecah belah umat Islam, melakukan propaganda-
propaganda yang memicu permusuhan di antara sesama muslim. (A. Khoiru
Anam).
5. Masjid An-Nabawi Madinah
Masjid An-Nabawi Merupakan tempat Nabi Muhammad Saw Melakukan
hijrahnya dari Makkah. Maka pada hari Jum‟at 16 Rabiu‟l awal (8 Juni) Rasul
pun tiba bersama-sama dengan Abu Bakar yang setia itu dengan selamat. Mereka
disambut dengan penuh sukacita oleh kaum Muhajirin yang datang lebih awal dan
kaum Anshor (penduduk Madinah). Maka ditengah-tengah kegembiraan itu unta
Nabi berjalan pelan sampai akhirnya berhenti pada sebidang tanah kepunyaan dua
orang anak yatim, Sahl dan Suhail, namanya dari Bani Najjar. Di sinilah rasul pun
turun dan rupanya tempat itulah yang telah diberkati dan ditentukan Allah untuk
menjadi tempat Rasul-Nya di Madinah. Tanah yang bertuah ini dibelinya dari
yang empunya dan di sana didirikanlah rumah dan masjid nabi yang terkenal
dengan nama “Masjid An-Nabawi”, yang sampai saat ini masih berdiri dengan
gayanya sebagai lambang kesucian dan kebesaran Islam.
6. Masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat muslim
Masjid tidak hanya diartikan sebagai sarana tempat untuk sujud, beribadah,
mendekatkan diri kepada sang pencipta, atau sebagai tempat menyucikan diri.
Tetapi di sini masjid dipahami sebagai sebuah tempat yang digunakan umat Islam
untuk melakukan semua aktivitas, yang berkaitan dengan hal yang mencerminkan
kepatuhan kepada Allah swt. Maka dari hal di atas dapat menunjukkan bahwa
masjid merupakan tempat yang berfungsi untuk melangsungkan berbagai macam
aktivitas seperti ibadah, kegiatan keagamaan, kemasyarakatan, dan juga sebagai
tempat untuk mensyiarkan Islam, meningkatkan semarak keagamaan untuk
mengabdi kepada Allah. Sehingga partisipasi dan tanggung jawab umat Islam
terhadap pembangunan bangsa akan lebih besar.
7. Kemudian dalam hal ini beberapa aktivitas keagamaan di masjid yang
menyangkut dari peran masjid mengembangkan keagamaan masyarakat dari segi
peribadahan :
a. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah danmendekatkan diri
kepada Allah Swt.
b. Masjid merupakan temapat kaum muslimin ber- i’tikaf, membersihkan
diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapat
pengalaman batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan
jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian.
c. Masjid merupakan tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan
persoalan yang timbul di masyarakat.
d. Masjid merupakan tempat kaum muslimin berkonsultasi,mengajukan kesulitan-
kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan.
e. Masjid merupakan tempat membina keutuhan
ikatan jamaah dan gotong royong dalam mewujudkankesejahteraan bersama.
f. Masjid dan majlis ta’limnya merupakan wahana untuk meningkatkan
kecerdasan dan pengetahuan islam.
2.3. Membangun argument tentang konsep masjid dan fungsi masjid kampus dalam
membangun budaya islam
1. Selalu beriman kepada Zat Ilahi Yang Al-Ghaib. Maksudnya, selalu mengingat-
ingatnya atau berzikir kepadanya, sesuai perintah Allah dalam QS Al-A`raf/7: 205,
Wadzkur rabbaka f nafsika tadharru an wa khfatan wa nal jahri minal qauli bil
ghuduwwi wal ashali wa takun minalghafilina. Artinya, Dan ingat-ingatlah Tuhanmu
dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan (cara mengingat-Nya)
dengan tidak mengeraskan suara (melainkan di hati saja), pada waktu pagi dan petang
(sepanjang waktu); dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai(tidak
berzikir).
2. Selalu mendirikan shalat, yakni mengerjakan shalat secara khusyuk; yaitu berzikir
(ingat) pada saat bershalat (selama shalat selalu mengingat Allah),sesuai perintah
Allah dalam QS Thaha/20: 14, 300 Wa aqimish shal ta lidzikr Artinya, Dan
dirikanlah salat untuk mengingat Aku (Aku=Tuhan), agar terhindari dari shalat sahun
yang diancam dengan neraka (QS Al-Ma`un/107: 4-5). Salat yang khusyuk dan sesuai
dengan tujuan shalat(mengingat Tuhan), maka shalat itu mempunyai dampak yaitu
dapatmencegah perbuatan keji dan mungkar (QS Al-Ankabut/29: 45, Innashshal ta
tanh anil fakhsy `i wal munkar. Artinya, Sesungguhnya shalat dapat mencegah
perbuatan keji dan munkar ).
3. Selalu membayar infak. Harta kekayaan yang diperoleh dari kerja keras (apalagi dari
kerja santai) tidak diakui sebagai miliknya, melainkan milik Tuhan yang dititipkan
kepadanya. Dalam QS Al-Baqarah/2: 284, Lill hi ma fis sama waa ti wal ardhi.
Artinya, Milik Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi. Harta benda, bahkan
diri kita adalah milik Allah. Oleh karena itu, bagi orang- orang yang bertakwa,
memberikan zakat, infak, dan sedekah dan ibadah-ibadah harta lainnya sangat mudah
dilakukan.
4. Selalu beriman kepada kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan beriman
kepada kitab-kitab yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad. Implementasi cara
mengimani kitab- kitab Allah adalah menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup
dan pedoman mati. Al-Quran dijadikan pedoman hidup dalam menjalani shirathal
mustaqi m, juga dijadikan pedoman mati agar ketika kita mati yang hanya satu kali
terjadi dapat mati dengan selamat(husnul khotimah). Jadi, pada orang-orang yang
bertakwa ada tekad untuk menjalankan segala perintah Allah dalam Al-Quran dan
menjauhi segala larangan-Nya, termasuk menaati rasul-Nya dan ulil amri yang
menjalankan misi rasul-Nya, sesuai perintah Allah dalamQS An-Nisa/4: 59
5. Selalu yakin dengan hari akhir. Kata ya mengisyaratkan telah dipersiapkannya segala
bekal untuk menghadapi hari akhir. Orang yang bertakwa itu selalu menyiapkan bekal
untuk menghadapi hari akhir berupa:
a. keimanan yang benar (karena berdasarkan QS Saba`/34: 51-54 kebanyakan
manusia imannya keliru) dan kokoh (karena berdasarkan sabda Nabi Muahmmad
- Keimanan itu bisa bertambah dan bisa berkurang ; Oleh karena itu, keimanan
harus terus ditingkatkan)
b. ibadah yang benar dan ikhlas (Imam Ghazali mengingatkan jangan sampai
menjalankan ibadah yang palsu) sehingga terbebas dari watak takabbur
(sombong), ujub (bangga diri), riya`(derajatnya ingin diakui orang lain), dan
sumah (perbuatan-perbuatan baiknya ingin diketahui oleh orang lain). Sabda Nabi
Muahmmad, 301Takabbur, ujub, riya`, dan sumah akan membakar amal bagaikan
api yang siap membakar habis kayu kering (kayu keringnya itu adalah amal-amal
saleh); (c) takwa yang benar-benar takwa, yakni mujtahid a`ib datihii bishidqin
wa ikhl shin. Artinya, Bersungguh-sungguh dalam ibadahnyadengan benar dan
ikhlas; dan (d) menjalankan jihad akbar (berperang untuk menundukkan nafsu dan
watak aku ) secara terus-menerus agar nafsu dan watak aku dapat ditundukkan
sehingga mencapai nafsu muthma`innah (karena hanya orang yang sudah
mencapai nafsu muthma`innah inilah yang dipanggil Allah untuk masuk ke surga-
Nya, sebagaimana firman-Nya dalam QS Al-Fajr/89: 27-30). Cara menundukkan
nafsu dan watak uadalah dengan selalu menaati Allah, rasul-Nya, dan ulil amri
minkum (QSAn-Nisa/4: 59).
2.4. Mendeskripsikan tentang konsep masjid dan fungsi masjid kampus dalam
membangun budaya islam
Tipe masjid yang perlu dikembangkan adalah tipe Masjid Quba` Masjid ini
didirikan dan dimakmurkan atas dasar ketakwaan. Oleh karena itu, masjid dhirar
merupakan tipe masjid yang harus dihindari karena masjid ini didirikan dan
dimakmurkan atas dasar nafsu dan watak aku. Implikasinya, tujuan dan program kerja
kedua masjid ini jauh berbeda. Masjid Quba` bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan
jamaah masjid, sedangkan masjid dhirar bertujuan untuk membelokkan keimanan orang-
orang mukmin. Program kerja masjid Quba`adalah peribadatan yang benar dan ikhlas
serta pengajian Islam untuk meningkatkan ketakwaan jamaah masjid. Adapun program
kerja masjid dhirar adalah peribadatan palsu dan pengajian yang menimbulkan
kemudaratan. Ciri ketakwaan yang perlu dikembangkan oleh masjid merujuk kepada
QSAl-Baqarah/: 2-4, yakni:
2.5 Rangkuman tentang bagaimana membangun budaya islam melalui masjid kampus
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa Masjid itu merupakan
sebuah dilihat dari segi harfiyah masjid adalah tempat sembahyang. Perkataan mesjid
berasal dari bahasa arab. Kata pokoknya Sujudan, Fiil Madinya sajada (ia sudah sujud).
Fi’il madinya sajada diberi awalan Ma, sehingga terjadilah isim makan. Isim makan ini
menyebabkan perubahan bentuk sajada menjadi masjidu, masjid dari ejaan aslinya adalah
Masjid (dengan a) pengambilan alih kata Masjid oleh bahasa Indonesia umumnya
membawa proses perubahan bunyi “a” menjadi “e” sehingga terjadilah bunyi
Mesjid.Masjid tidak hanya diartiakan sebagai sarana tempat untuk sujud, beribadah,
mendekatkan diri kepada sang pencipta, atau sebagai tempat menyucikan diri. Tetapi di
sini masjid dipahami sebagai sebuah tempat yang digunakan umat Islam untuk
melakukan semua aktivitas, yang berkaitan dengan hal yang mencerminkan kepatuhan
kepada Allah SWT. Masjid kampus merupakan bagian kecil dari sebuah kampus.
Meskipun begitu, peran masjid kampus dalam membentuk mahasiswa berintegritas
sangat besar. Masjid kampus tidak saja menjadi tempat shalat, saat ini masjid menjelma
menjadi pusat kegiatan mahasiswa yang memiliki segudang lembaga dan kegiatan.
Lembaga-lembaga dan kegiatan yang berada dibawah naungan masjidakan lebih
maksimal jika dioptimalkan untuk membentuk mahasiswa yang berintegritas.
3.2 Saran
Saya sadar bahwa masih banyak kekurangan yang saya miliki, baik dari tulisan maupun
pembahasan yang saya sajikan. Dan pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih
bersifat sangat sederhana. Serta dalam penyusunan makalah ini pun masih memerlukan
kritik dan saran bagi pembahasan materi tersebut. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam memahami paragraf.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat, Munawar & Syahidin. 2005. Fungsi Masjid. (Modul). Jakarta: DirektoratUrusan Agama Islam
Kemenag RI.2005. Sejarah Masjid. (Modul). Jakarta: Direktorat Urusan Agama IslamKemanag
RI.Syahidin & Rahmat, Munawar. 2005. Koordinasi Lintas Sektoral Masjid,(Modul). Jakarta: Direktorat
Urusan Agama Islam Kemenag RI.2005. Standarisasi Pengelolaan Masjid. (Modul). Jakarta: Direktorat
UrusanAgama Islam Kemanag RI.Syahidin. 2005. Pemberdayaan Umat Berbasis Masjid. Bandung: CV
AlfabetaDigital Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI (dalam Al-QuranDigital).