Anda di halaman 1dari 21

KONTRIBUSI GENERASI MILENIAL DALAM MEMAKMURKAN

MASJID MUHAMMADIYAH

NAMA : ALWI ISYA BAKHTIAR


MUHAMMAD MU’IZZUL AS’AD
SULTHAN ROFI’UR RAHIM

FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
ABSTRAK
Masjid Muhammadiyah sebagai tempat beribadah dan berhimpun generasi milenial, diera ini
dengan adanya kemajuan teknologi sekarang ini ada banyak cara kita untuk memakmurkan
dan meramaikan masjid. Salah satunya dengan cara mewadahi para pemuda milenial
mengadakan acara berbau islami seprti lomba adzan, hapalan surah surah pendek, cerdas
cermat islam dan lain sebagainya. Tentunya dengan cara seperti ini para generasi muda akan
terdorong untuk meramaikan masjid.

2
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................2
C. TUJUAN MASALAH...............................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
Menyertakan Semua Unsur Masyarakat.......................................................................................4
Manajemen Masjid Muhammadiyah yang Tepat Sasaran..........................................................4
Membuat Kajian Keagamaan yang Menarik................................................................................5
Memanfaatkan Media Sosial..........................................................................................................5
Memahami dan Mengamalkan Dua Kalimat Syahadat...............................................................5
Mengkaji Alquran dengan Menghayatinya...................................................................................6
Komitmen dalam Menjalankan Perintah Allah SWT..................................................................6
Menjadikan Kisah Orang Saleh sebagai Teladan.........................................................................7
Memperbanyak Do’a Kepada Allah SWT.....................................................................................7
Bergaul dengan Orang-Orang Saleh..............................................................................................8
Memakmurkan Masjid...................................................................................................................9
Melibatkan Semua Unsur Masyarakat........................................................................................10
Manajemen Masjid yang Tepat Sasaran.....................................................................................10
Membuat Kajian Keagamaan Menarik.......................................................................................10
Memanfaatkan Media Sosial........................................................................................................10
Pendanaan dan Perbendaharaan.................................................................................................10
KESIMPULAN..................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masjid secara bahasa adalah suatu kata benda yang memiliki arti tempat sujud. Secara
terminologi syar’i, masjid adalah setiap tempat yang memungkinkan untuk berbadah kepada
Allah SWT dan sujud kepada-Nya di tempat itu. Nabi bersabda. “Bumi dijadikan untukku
sebagai masjid dan alat bersuci” (Hadist muttafaq ‘alaih).  Bumi dinyatakan sebagai masjid
merupakan salah satu keistimewaan yang diberikan dan dimiliki oleh Nabi Muhammad dan
umatnya.  Masjid merupakan rumah Allah di bumi yang dijadikan sebagai tempat beribadah,
dimana didalamnya Allah disembah, sementara selain-Nya  tidak boleh disembah. Dalam
perkembangannya Masjid memiliki peran yang besar dalam pembentukan karakter dan
kesejahteraan masyarakat dengan berbagai kegiatan  Masjid.
Sudah saatnya Masjid terbuka lebar untuk kaum muda atau sekarang lebih popular kaum
milenial. Keberadaan Masjid-Majsid sekarang banyak diisi jamaah yang sudah lanjut usia,
perhatikan jika jamaah shalat shubuh. Kekhawatirnya akan masa depan kelak yang harus
diwaspadi jika generasi muda jauh atau dijauhkan dari Masjid.

Siturahmi antar pengurus Masjid digiatkan untuk saling diskusi berkaitan dengan
pengembangan Masjid. Sudah saatnya Masjid memiliki daya pikat bagi generasi milenial,
dengan sikap-sikap akomodatif pengurus Masjid pada karakter generasi milenial, dengan
layanan-layanan yang diminati generasi milenial. Pengurus Masjid terbuka dengan
melibatkan kaum muda untuk bersama-sama mengelola Masjid.

Langkah-langkah untuk mendorong kaum milenial untuk ke Masjid  tidak mudah memang,
tetapi perlu diikhtiarkan. Bisa dengan kegiatan-kegiatan yang disukai anak-anak muda,
misalnya membentuk kelompok pencita alam, club touring, clup olah raga, clup music Islami
dan lain-lain yang mendorong anak-anak muda tertarik. Misalnya lagi dengan menyediakan
wifi gratis dilingkungan Masjid, menyediakan meja pingpon untuk olah raga dan kegiatan-
kegiatan kreatif lain, dengan caatatan semua kegiatan-kagiatan tersebut harus ada muatan-
muatan pembinaan dan pembimbingan keagamaan.

Generasi milenial harus disadarkan pentingnya ibadah, pentingnnya agama, pentingnya


akhlak  dan bekal-bekalmasa depan, agar mereka memilki optimisme dan tidak menyerah
pada keadaan. Kedekatan manusia terahadap Sang Khaliq adalah salah satu syarat dan tanda
kemuliaan manusia, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Imran ayat 112, yang artinya:
“mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang pada
tali (agama) Allah dan tali (perjanjiaan) sesama manusia”.
Kalau dicermati dari perjalanan sejarah, maka fungsi masjid di zaman Rasulullah dapat
dirinci sebgai berikut: Masjid sebagai tempat musyawarah, memberi fatwa/pengajaran agaa
dan pendidikan, sebagai tempat pengadilan, menyambut utusan, tempat penjagaan, tempat
pengembangan kehidupan kesejahteraan sosial, tempat akad nikah, tempat pengobatan orang
sakit dan masjid sebagai tempat latihan perang.

4
Dari uraian dimuka, kita dapat memahami elastisitas, (keluwesan) Islam menyesuaikan diri
dengan kebutuhan masa depan. Selama terdapat anggapan sempit dari masyarakat sebagian
umat Islam, yang tidak menganggap pantas kegiatan-kegiatan keduniaan dilaksanakn di
masjid, pendapat ini meski harus dihargai, tetapi membangun masyarakat Islam melalui
masjid merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda, apabila apabila kita
menghendaki umat Islam maju dan dihormati.

Fakta sejarah membuktikan bahwa sesampainya Nabi Muhammad Saw. Disebuah desa kecil
yang bernama Quba’—dalam perjalanan hijrahnya ke Madinah—salah satu upaya
mempersatukan umat Islam adalah dengan cara membangun atau mendirikan masjid. Salah
satu tujuannya tentu saja yaitu untuk digunakan sebagai tempat ibadah, terutama shalat lima
waktu. Ibadah shalat bukan saja hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga memiliki
implikasi sosial yang lebih luas bagibseorang Muslim. Dalam Islam, shalat dipandang
sebagai tiang agama dan oleh sebab itulah ia menjadi salah satu elemen penting dalam
rangkaiaan rukun islam. Hal ini memberikan penekanan bahwa shalat merupakan ritual yang
menghubungkan manusia secara langsung dengan al-khalid, sang pencipta.
Beragam argumentasi dan rasionalisasi terhadap pentingnya ibadah shalat telah banyak
dilontarkan oleh beberapa kalangan pemikir Muslim. Beberapa di antara mereka berpendapat
bahwa salah satu ibadah yang paling berkarakter bagi umat Islam ialah shalat. Bahkan, dalam
salah satu hadist, Rasulullah Saw pernah mengungkapkan bahwa “yang membedakan umat
Islam dengan non-Islam Islam adalah shalat”.
Dalam ajaran shalat , shalat dimaknai sebagai berikut kepasrahan diri kepada Allah Swt.
Yang Maha Menguasai alam ini, yang tak terhitung nikmat dan dan karunia-Nya, yang Maha
segalanya. Oleh karena itu, salah satu fungsi shalat –sebagaimana lafadz-lafadz yang
dikandungnya—ialah untuk bersyukur dan menyerahkan diri sebagai bukti kenistaan dan
kekurangan seorang hamba. Untuk memenuhi fungsi ini, kemudian Rasulullah mengambil
tindakan untuk membangun majid sebagai langkah awal perjuangan dakwahnya di Madinah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara kita memakmurkan masjid di era teknologi ini ?


2. Bagaimana kita menarik kaum muslim agar Istiqomah beribadah di masjid ?
3. Bagaimana agar pemuda pemudi mau meramaikan masjid ?
4. Bagaimana upaya Muhammadiyah dalam mengubah pereadaban dunia dalam
konteks memakmurkan masjid ?

C. TUJUAN MASALAH

1. Memakmurkan masjid di era teknologi.


2. Menarik kaum muslim agar Istiqomah beribadah di masjid.
3. Para kaum milenial meramaikan masjid.
4. upaya Muhammadiyah dalam mengubah pereadaban dunia dalam konteks
memakmurkan masjid.

5
BAB II
PEMBAHASAN

Masa depan miliknya kaum muda,maka menjadi tanggung jawab bersama agar kelak lahir
pemimpi-pemimpin yang memiliki landasan agama yang kuat dan berakhlaqul karimah maka
salah satu media yang strategis adalah mendorong anak-anak muda untuk masjid. Tidak
dipungkiri bahwa ada kendala-kendala dalam mengajak mereka ke masjid tetapi tidak boleh
putus asa, proses tidak akan berhenti jika terus menerus diusahakan.

Masjid memiliki peranan penting dalam membina umat dan masyarakat dan merupakan
bangunan yang diberkahi, dari masjidlah kebaikan muncul dan tersebar.  Alangkah
bahagianya para orangtua jika anak-anaknya segera bergegas setelah adzan dikumandangkan.
Maka disinilah peran orangt tua untuk menjadi teladan bagi anak-anaknya, yaitu memberi
contoh untuk berjamaah ke Masjid.

Maka hakikat memakmurkan masjid adalah mencakup semua amal ibadah dan ketaatan


kepada Allah  SWT yang diperintahkan atau dianjurkan dalam Islam untuk dilaksanakan di
masjid. Oleh karena itu, tentu saja shalat berjamaah lima waktu di masjid bagi laki-laki
adalah termasuk bentuk memakmurkan masjid, bahkan inilah bentuk memakmurkan masjid
yang paling utama.

Masjid akan terlantar jika diserahkan orang yang tidak lilllahi ta’la dalam mengelolanya,
apalagi hanya untuk kepentingan politik untuk mencari popularitas demi meraih kekuasaan,
maka akan menghancurkan hakikat masjid sebagai sarana ibadah dan mendia pembinaan
umat.
Jika pengelola Masjid adalah ahli ibadah dipastikan akan mengerti kebutuhan Masjid,
ibaratnya kran wudhu bocor akan ketahuan dan segera diperbaiki, kenapa bisa demikian
karena yang mengelola adalah ibadah, sering menyapa Masjid dengan shalat berjamaah,
maka dipastikan akan mengerti kelemahan-kelemahan dan kekurangan Masjid, yang lebih
penting lagi adalah ada langkah kongkret pembenanahan. Sebaliknya kalau yang mengelola
Masjid bukan ahli ibadah dipastikan masjid akan terlantar, WC, toilet berbau, berlumut,
lampu mati dan sarana terbengkalai, kalaupun Masjid bersih karena membayar orang untuk
membersihkan itupun karena upah.

Penduduk Indonesia mayoritas  beragama Islam,  kenyataan ini di tiap kota, daerah, bahkan
provinsi terdapat sebuah masjid dan masjid dijadikan sebagai ikonnya. Mudah menemukan
masjid di tiap gang dan komplek perumahan, namun sangat disayangkan ketika banyaknya
masjid yang ada bukan menambah semangat untuk pergi ke masjid. Maka agar masjid dapat
berperan dengan maksimal dalam buku gerakan Muhammadiyah berbasis  masjid dan jamaah
dijelaskan  langkah-langkah menggerakkan Masjid sebagai berikut.

Untuk melakukan dakwah yang tepat dan kena sasaran, perlu disusun peta,”Peta Dakwah
Lingkungan Masjid”, dengan langkah dan meliputi:

6
1. Menetapkan wilayah (area) lingkungan masjid

2. Agar dakwah rapi dan terorgnisir, wilayah pemberdayaan masjid harus jelas.

Misalnya, Masjid Jogokaryan, melakukan pembinaan jamaah untuk wilayah

Jogokaryan.

3. Komposisi jumlah penduduk

4. Masjid memiliki data yang jelas mengenai jumlah penduduk di wilayah

dakwahnya. Berapa jumlah laki-laki, perempuan, tua, remaja, dewasa, anak-

anak, pemeluk agam Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, dan lainnya.

5. Komposisi penduduk menurut struktur pendidikan.

6. Masjid juga perlu memiliki dat pendidikan jamaaahnya. Mengenai jumlah

sarjana, lulusan SMA, SMP, SD, TK, sampai sampai merka yang buta huruf

sama sekali.

7. Komposisi penduduk menurut pekerjaan dan srata sosial ekonomi masyarakat.

Masjid juga perlu memiliki data tentang tingkat ekonomi masyarakat.

Menyertakan Semua Unsur Masyarakat


Agar masjid Muhammadiyah dapat makmur, kuncinya adalah dengan menyertakan semua
unsur masyarakat yang ada. Pelibatan unsur masyarakat ini tidak hanya sebatas di lingkungan
orang tua saja. Melainkan juga meyertakan para pemuda.
Mengapa? Karena pemuda adalah generasi penerus untuk memakmurkan masjid
Muhammadiayh di kemudian hari. Dengan cara ini juga menjadi sebagai salah satu alternatif
memproteksi pemuda dari hal-hal yang bersifat negatif.
Manajemen Masjid Muhammadiyah yang Tepat Sasaran
Dalam sebuah organisasi apapun, manajemen mempunyai peranan penting untuk menuju
kesuksesan dalam meraih tujuan. Begitu pula dengan cara memakmurkan masjid
Muhammadiyah. Disinilah perlunya manajemen masjid Muhammadiyah yang berintregritas.
Oleh karena itu, penting untuk diadakan pelatihan atau seminar tentang manajemen masjid
Muhammadiyah dalam waktu tertentu.

7
Terutama manajemen yang berkorelasi dengan bidang perbendaharaan dan kas keuangan
masjid Muhammadiyah. Remember, manajemen yang berkorelasi dengan keuangan masjid
Muhammadiyah di antaranya adalah manajemen dari wakaf, dana sumbangan dari donatur
atau jamaah, dan sebagainya.
Membuat Kajian Keagamaan yang Menarik
Hal selanjutnya yang dilakukan sebagai cara memakmurkan masjid Muhammadiyah setelah
manajemen dapat terbentuk dan berjalan dengan lancar, maka dapat diadakan kegiatan
tertentu. Beberapa contoh di sini adalah dengan membentuk majelis taklim sekurang-
kurangnya satu kali dalam sepekan.
Selain majelis taklim, pihak manajemen masjid Muhammadiyah bisa mengadakan kegiatan
sosial selain kegiatan keagaamaan. Misalnya dengan memberikan santunan kepada orang
yang kurang mampu, menyantuni anak yatim, sunatan massal, dan sebagainya.
Memanfaatkan Media Sosial
Menyambung dari poin sebelumnya, cara memakmurkan masjid Muhammadiyah dapat juga
dilakukan dengan memanfaatkan media sosial. Hidup di zaman modern seperti sekarang, ada
baiknya dimanfaatkan untuk memakmurkan masjid Muhammadiyah itu sendiri. Dengan
demikian masyarakat tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif di media sosial.
Manajemen masjid Muhammadiyah bisa menggunakan media sosial dengan kajian-kajian
keagamaan yang menarik. Dengan begitu manejemen masjid Muhammadiyah dapat
mengajak sholat berjamaah di masjid Muhammadiyah dan menginformasikan kegiatan-
kegiatn yang ada di masjid Muhammadiyah. Seperti penggalangan dana dan sebagainya.
Istilah istiqomah sudah sering didengar saat menyangkut urusan ibadah, atau pada seseorang
yang ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Istiqomah sendiri secara bahasa artinya
lurus. Istiqomah sering disebutkan agar kita tetap berada di jalan yang benar secara konsisten.
Amalan yang dilakukan secara istiqomah juga menjadi amalan yang dicintai oleh Allah SWT,
meskipun amalan tersebut hanya berupa amalan kecil. Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah
SAW dalam hadistnya yang berbunyi,
"Berbuat sesuatu yang tepat dan benarlah kalian dan amal yang paling dicintai Allah adalah
amalan yang terus menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari).
Sayangnya, melakukan suatu hal yang sesuai perintah agama secara istiqomah bukan hal
yang mudah. Banyak factor-faktor yang bisa membuat diri ini terguncang dan akhirnya yang
tadinya lurus menjadi menyimpang. Tapi, inilah kesulitan yang memang harus dihadapi
ketika kita ingin berubah menjadi lebih baik.
Untuk berada di jalan yang lurus dalam konteks istiqomah, diperlukan niat dan keinginan
yang kuat. Anda juga bisa mengikuti beberapa tips tetap istiqomah berikut ini, yang telah
kami resume dari situs rumaysho.
Memahami dan Mengamalkan Dua Kalimat Syahadat
Tips tetap istiqomah yang pertama adalah dengan memahami dan mengamalkan dua kalimat
syahadat dengan baik dan benar. Dengan memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat
dengan benar, Allah SWT akan kuatkan iman seseorang di dunia dengan terus beramal
sholeh, serta dimudahkan di dunia dan akhirat.

8
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan
memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (Q.S. Ibrahim: 27).
“Jika seorang muslim ditanya di dalam kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada sesembahan
yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir
ayat: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan memahami makna dan kandungan dua kalimat syahadat dengan benar, maka
seseorang tentu akan menjalankan setiap perintah Allah SWT, serta juga akan patuh terhadap
apa yang dilarang oleh Allah SWT.
Mengkaji Alquran dengan Menghayatinya
Tips tetap istiqomah yang kedua adalah dengan mengkaji Alquran dengan menghayatinya
dan merenungkannya. Alquran adalah petunjuk hidup bagi setiap muslim yang hatinya
sedang dilanda keraguan.
Itulah kenapa Alquran diturunkan secara beangsur-angsur untuk meneguhkan hati Rasulullah
SAW sebagaimana yang tertuang dalam ayat berikut,
“Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya
sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami
membacakannya secara tartil (teratur dan benar).” (QS. Al Furqon: 32)
Allah SWT juga menjelaskan bahwa Alquran dapat meneguhkan hati orang beriman dan
menjadi petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah SWT berfirman,
“Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril)11 menurunkan Al Qur’an itu dari Rabbmu dengan benar,
untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar
gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.” (QS. An Nahl: 102).
Orang yang banyak menghabiskan waktu untuk merenungkan Alquran dan memahaminya,
tentu memiliki hati yang lebih kokoh dan tangguh dalam menlaksanakan syariat agama Islam.
Inilah hal yang harusnya kita lakukan sebagai muslim, agar bisa tetap istiqomah.
Komitmen dalam Menjalankan Perintah Allah SWT
Tips tetap istiqomah yang ketiga adalah dengan iltizam, atau berkomitmen dalam
menjalankan perintah Allah SWT. Seseorang dituntun untuk bertanggungjawab dalam
melakukan setiap amalan. Ini karena Allah juga mencintai seseorang yang bertanggungjawab
dalam beramal daripada yang hanya sesekali melakukannya.
An Nawawi rahimahullah mengatakan, ”Ketahuilah bahwa amalan yang sedikit namun
konsekuen dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma sesekali saja
dilakukan. Ingatlah bahwa amalan sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan
ketaatan, dzikir, pendekatan diri pada Allah, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan
membuat amalan tersebut diterima oleh Sang Kholiq Subhanahu wa Ta’ala. Amalan sedikit
namun konsekuen dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat
dibandingkan dengan amalan yang sedikit namun sesekali saja dilakukan.”
Selain dicintai oleh Allah SWT, amalan yang dikerjakan secara terus menerus juga akan
mencegah futur atau jenuh dalam beramal.
9
Menjadikan Kisah Orang Saleh sebagai Teladan
Tips tetap istiqomah yang keempat yaitu dengan menjadikan kisah orang-orang saleh sebagai
teladan. Karena hal ini bisa dilakukan dengan cara membaca kisah-kisah para sahabat atau
orang-orang saleh lainnya.
Anda tidak perlu repot-repot untuk mencari buku tentang kisah orang-orang saleh. Karena di
dalam Alquran, juga sudah banyak diceritakan kisah-kisah tentang para nabi, rasul, dan
orang-orang yang beriman. Kisah-kisah inilah yang dipergunakan Allah SWT untuk
meneguhkan dan mengkokohan hati Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman,
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang
dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran
serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Hud: 11).
Basyr bin Al Harits Al Hafi pernah berkata,
“Betapa banyak manusia yang telah mati (yaitu orang-orang yang sholih) membuat hati
menjadi hidup karena mengingat mereka. Namun sebaliknya, ada manusia yang masih hidup
(yaitu orang-orang fasik) membuat hati ini mati karena melihat mereka.”
Memperbanyak Do’a Kepada Allah SWT
Tips tetap istiqomah yang kelima yaitu dengan memperbanyak doa kepada Allah SWT.
Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita meminta dan memohon pada Allah SWT
untuk diberi hati yang teguh dan kokoh dalam menjalankan perintahnya.
Allah SWT juga memuji orang beriman yang selalu berdoa kepada-Nya untuk meminta
keteguhan dan kekokohan iman saat menghadapi ujian. Allah SWT berfirman,
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari
pengikut(nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa
mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah
menyukai orang-orang sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan: ‘Ya Rabb kami,
ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan
kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir‘. Karena
itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan” (Q.S. Ali Imran: 146-148).
Doa yang paling sering dipanjatkan oleh Rasulullah SAW adalah,

Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik

"Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”

Ketika Ummu Salamah menanyakan kepada Rasulullah SAW, kenapa beliau sering membaca
doa tersebut, Nabi SAW menjawab,

"Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah.
Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun
siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya." (HR. Tirmidzi).

10
Bergaul dengan Orang-Orang Saleh

Tips tetap istiqomah yang terakhir adalah dengan bergaul dengan orang-orang saleh. Dalam
Alquran, Allah SWT menggeraikan bahwa salah satu penyebab teguh dan kokohnya iman para
sahabat adalah keberadaan Rasulullah SAW di tengah-tengah mereka.

“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah
dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa
yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk
kepada jalan yang lurus.” (Q.S. Ali Imran: 101).

Rasulullah SAW juga mengajarkan agar kita bersahabat dengan orang yang dapat memberikan
kebaikan dan sering memberi nasehat yang bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya.

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan
berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak
misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman
dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar,
minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari).

Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa hadits ini menunjukkan larangan untuk berteman
dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Hadits ini juga
mendorong kita agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam
agama dan dunia.

masjid Muhammadiyah sebagai tempat utama dalam peradaban Islam. Masjid


Muhammadiyah tidak hanya menjadi tempat beribadah semata, namun fungsi masjid
Muhammadiyah sangat banyak, di antaranya sebagai pusat pendidikan, kesehatan,
merumuskan tatanan negara hingga perekonomian, fungsi itu ada pada Rasulullah. “Begitu
juga Masjid Al Akbar ini, ada pendidikan, ekonomi, kesehatan dan sosial,” terangnya.

Talkshow Internasional yang mengangkat tema Peranan Pemuda dalam Peradaban Dunia di
Era Milenial ini, Dr Moh Nawar mengatakan ada tiga poin penting yang akan disampaikan
pertama pemuda itu bukan diukur dari usianya tapi kerjanya. “Ada tiga ciri, yaitu ilmu
pemuda itu harus punya dasar ilmu, energi dan berjamaah jangan dilupakan. Apa artinya
pemuda harus kompak jangan egoistik,” kata Nawar mengawali materinya.

Kedua dalam peradaban dunia, kalau ingin mengubah peradaban dunia maka keluarlah dari
tempurungnya atau zona nyaman. Berusahalah keluar dari zona nyaman jangan sampai belum
apa-apa sudah mengatakan lelah. Ciptakan keluarbiasaan atau keistimewaan di dunia ini.

Ketiga, kata milenial ini sudah sering kita dengar dan akrab di telinga semua orang. Generasi
Milenial ini adalah generasi yang tidak mengenal batas. Tidak mengenal batasannya. “Saat ini
eranya Internet yang notabene tidak kenal batas. Semuanya bisa mengakses dan bisa
mengshare. Pemuda harus harus paham era milenial agar bisa berperan di peradapan dunia.
Mengandalkan kecepatan,”

11
Memakmurkan masjid Muhammadiyah bukan semata tugas si penjaga masjid
Muhammadiyah. Pemuda Muslim terutama kader-kader Muhammadiyah pun wajib ambil
bagian. Namun, sedih sekali ketika mengetahui masjid Muhammadiyah yang jumlahnya
banyak, namun minim jamaah.
Sedih sekali hati kita ketika mengetahui masjid Muhammadiyah hanya diisi oleh
segerombolan kakek sepuh yang cukup usia. Suara azannya jauh dari kata merdu.

Hanya secercah pemuda yang terlihat memadati masjid Muhammadiyah ataupun mushalla
Muhammadiyah. Kemana para pemuda-pemudi dan muslim lainnya? Kita semakin sadar,
jarang sekali terdengar suara azan yang tangkas, cadas, dan tegas yang dilafazkan pemuda-
pemuda muslim milenial.

Ironis, ketika kami pernah mendengar cerita dari kakek sepuh sekaligus takmir disebuah
mushalla Muhammadiyah.
“Di Mushalla Muhammadiyah ini Kakek yang adzan, kakek yang iqamat, kakek yang imam,
sekaligus makmum”. Kakek itu tetap sendirian. Kata-katanya mengisyaratkan awan kelabu.
Sungguh fenomena tersebut benar-benar terjadi. Banyak kita dapati masjid Muhammadiyah
atau mushalla Muhammadiyah khususnya di tengah kota. Namun sepi dikala waktu shalat 5
waktu. Dimana kita saat adzan berkumandang, padahal ada panggilan Allah memanggil kita ?
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya: Dari Abu Hurairah -
radhiyallahu’anhu- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Bagian negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang
paling Allah benci adalah pasar-pasarnya,” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa
Mawadhi’ as-Shalah).

Tidak terpungkiri sedikit masyarakat muslim lebih senang nongkrong di warung kopi ataupun
café-cafe ketika waktu shalat tiba. Kumandang azan sama sekali tidak dipedulikannya.
Ada juga yang ramai menggelar nobar (nonton bareng) sepakbola di malam hari dengan niatan
silaturahim. Namun berbalik sedih jika aktivitas tersebut mengakibatkan lalai di waktu subuh.
Nun di sini, masjid-masjid masih terlihat sepi. Kumdangan azan terabai. Kemana sekelompok
generasi muda dan pemegang kejayaan Islam?.
Rela menempuh jarak jauh tuk sekadar cari hiburan dan seru-seruan. Namun letoy melangkah
hanya sekian meter ‘tuk penuhi seruan adzan. Beginikah tren pemuda kekinian? Naudzubillah
min dzaalik

Memakmurkan Masjid
Sebagaimana disebutkan di atas, memakmurkan masjid adalah hal penting bagi umat muslim
di mana pun berada. Akan tetapi, sebagian orang masih menganggap jika memakmurkan
masjid dapat dilakukan dengan cara membangun atau merenovasi bangunannya saja. Akan
tetapi, ada hal lain yang lebih penting dan utama.

12
Melibatkan Semua Unsur Masyarakat
Agar masjid dapat makmur, kunci utamanya adalah dengan melibatkan semua unsur
masyarakat yang ada. Pelibatan unsur masyarakat ini tidak hanya sebatas di kalangan orang
tua saja. Melainkan juga pelibatan para pemuda.

Mengapa demikian? Ini karena pemuda adalah generasi penerus yang nantinya mereka inilah
yang dapat memakmurkan masjid di kemudian hari. Dengan cara ini juga menjadi sebagai
salah satu alternatif membentengi pemuda dari hal-hal yang bernilai negatif.

Manajemen Masjid yang Tepat Sasaran


Dalam sebuah organisasi apapun, manajemen memegang peranan penting untuk kesuksesan
dalam mencapai tujuan. Begitu pula dengan cara memakmurkan masjid. Di sinilah diperlukan
manajemen masjid yang mumpuni. Oleh karena itulah, penting untuk diadakan pelatihan
manajemen masjid dalam waktu tertentu.

Terutama manajemen yang berkaitan dengan bidang perbendaharaan dan arus kas keuangan
masjid. Perlu diingat, manajemen yang berhubungan dengan keuangan masjid di antaranya
adalah manajemen dari wakaf, dana sumbangan dari donatur atau jamaah, dan sebagainya.

Membuat Kajian Keagamaan Menarik


Hal selanjutnya yang harus dilakukan sebagai cara memakmurkan masjid setelah manajemen
dapat terbentuk dan berjalan dengan baik, maka dapat dilakukan kegiatan tertentu. Beberapa
contoh di sini adalah dengan membentuk majelis taklim setidaknya satu kali dalam satu
minggu.

Selain majelis taklim, pihak manajemen masjid dapat dapat melakukan sosial selain kegiatan
keagaamaan. Misalnya saja dengan memberikan santunan kepada masyarakat yang kurang
mampu, menyantuni anak yatim, khitanan massal, dan sebagainya.

Memanfaatkan Media Sosial


Menyambung dari poin sebelumnya, cara memakmurkan masjid dapat pula dilakukan dengan
memanfaatkan media sosial. Hidup di zaman dengan teknologi canggih seperti sekarang, ada
baiknya dimanfaatkan untuk kemakmuran masjid itu sendiri. Dengan begitu masyarakat tidak
terpapar oleh hal-hal negatif di media sosial.

Manajemen masjid dapat menggunakan media sosial dengan kajian-kajian keagamaan. Dapat
pula mengajak sholat berjamaah dan menginformasikan kegiatan yang ada di masjid. Seperti
penggalangan dana dan sebagainya.

Pendanaan dan Perbendaharaan


Tidak dapat dipungkiri lagi jika memakmurkan masjid tidak hanya sekadar kegiatan
keagamaan saja. Selain itu juga dapat dilakukan dengan membangun dan mengembangkan

13
fasilitas yang ada. Tujuannya tidak lain untuk membuat para jamaah menjadi nyaman saat
melakukan ibadah.

Misalnya saja dengan membangun tempat wudhu atau fasilitas ibadah yang nyaman dan dapat
diakses oleh semua orang. Termasuk saudara kita penyandang disabilitas, sehingga mereka
dapat beribadah dengan tenang. Begitu juga dengan menjaga kebersihan masjid sebagai salah
satu keutamaan dan menjaga kesucian.

Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa cara memakmurkan masjid tidak hanya sekadar
merenovasi bangunannya saja. Lebih dari itu, memakmurkan masjid yang paling penting
adalah dengan memakmurkan di ranah ibadah

Sebagai milenial, kabar gembira ini tak boleh dilewatkan begitu saja. Suka cita sambut
Ramadhan dengan dibukanya kegiatan di masjid harus disambut dengan riang gembira.
Berikut ini tips menyambut Ramadhan yang bisa dilakukan oleh milenial:

1. Memakmurkan dan Perbanyak Ibadah di Masjid


Ketika masjid sudah dibuka, maka sudah selayaknya generasi milenial adalah yang paling
pertama bergegas menyambutnya. Sudah tidak zamannya lagi masjid hanya diisi oleh mereka
yang lanjut usia. Saatnya milenial ambil peran, pergi ke masjid dan memakmurkannya.

Allah berfirman dalam Q.S At-Taubah: 18 yang artinya: “Sesungguhnya yang memakmurkan
masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian,
serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain
kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang
yang mendapat petunjuk.”

Berbagai kegiatan positif dapat dilakukan di masjid, diantaranya dengan rutin mengikuti
kegiatan shalat berjamaah 5 waktu, tarawih, tadarus, kajian atau kegiatan positif lainnya, men-
tadabbur-i kitab atau bahkan isu terkini yang dapat dikaji sehingga menambah wawasan dan
pengetahuan. Masjid akan makmur dan menjadi pusat peradaban dengan kaum milenial
sebagai motornya.

2. Syiarkan Konten Positif dan Ajak Kebaikan di Media Sosial


Di era yang serba digital dan modern, sudah saatnya generasi Muslim menjadi produsen untuk
mensyiarkan konten-konten kreatif di media sosial. Buatlah konten-konten dakwah atau
konten positif di instagram, tiktok, youtube, facebook, atau spotify.

Generasi muda jangan hanya rebahan saja menjadi penikmat apalagi berjam-jam
menghabiskan waktunya untuk scrolling sambil menantikan bedug berbuka tiba.
Generasi muda harus produktif menciptakan konten dakwah positif sebagai syiar agama. Hobi
tersalurkan, pahala didapat, berkah untuk dunia dan akhirat.

3. Sisihkan Sebagian Rejeki buat Bersedekah


Jika biasanya marketplace menjadi tempat untuk menyalurkan hasrat untuk berbelanja, maka
di bulan yang penuh berkah ini sebaiknya kita sisihkan sebagian rezeki kita untuk sedekah.

14
Perhatikan sekitar, jangan-jangan ada satu dua tetangga yang sedang membutuhkan ulur
tangan kita, maka sudah selayaknya sebagai generasi muda kita hadir.

Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah. Hal ini sebagaimana janji Allah SWT
di dalam Al Quran. “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun
perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-
gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs: Al-
Hadid: 18)

4. Lakukan Kegiatan Bermanfaat Buat Orang Lain


Ramadhan selain bulan untuk beribadah mahdhah, juga dapat dioptimalkan dengan ibadah
ghairu mahdhah, seperti melakukan proyek sosial bersama komunitas.

Bagi generasi milenial yang proaktif, kreatif, dan inovatif tentu ini akan muncul proyek sosial
yang memberi dampak bagi lingkungannya.

Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda, “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang
paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” (H.R. Bukhari).

5. Perbanyak Doa, Ibadah Sunnah dan Berbuat Baik


Ramadhan juga merupakan bulan refleksi diri. Patut diingat bahwa kita bisa dan harus
meminta pertolongan hanya pada Allah semata, memperbanyak doa agar saat bulan Ramadhan
dapat mengubah kita menjadi lebih baik lagi, dapat konsisten melakukan kebiasaan-kebiasaan
baik, lebih mudah melakukan ibadah sunnah dan perbuatan baik, dan menjadi refleksi diri
sendiri daripada membiarkan bulan suci ini berlalu begitu saja.

Bukankah hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari
ini?.

Masjid memiliiki peran strategis sebagai pusat pembinaan umat dalam upaya melindungi,
memberdayakan, dan memepersatukan umat untuk mewujudkan umat yang berkualitas,
moderat dan toleran. Di antara kelompok jamaah yang menonjol adalah generasi muda yang
mempunyai kisaran usia 16-30 tahun atau dikenal generasi milenial. Oleh karena itu,
pentingnya pendidikan keterampilan atau life skill berbasis masjid bagi kaum milenial adalah
untuk membangun kecakapan mereka agar mau dan berani menghadapi problema hidup dan
kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan. Kemudian, secara proaktif dan kreatif mencari
dan menemukan pemecahan untuk mengatasi problema di sekitarnya. ADVERTISEMENT
Penelitian yang dilakukan oleh Ta'rif, salah satu penelitian Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama tahun 2019 menyebutkan bahwa meningkatnya harapan generasi muda
umat Islam terhadap pengelolaan masjid perlu disambut gembira oleh berbagai pihak. Pada
penelitian berjudul Penguatan Pendidikan Life Skill Berbasis Masjid bagi Generasi Milenial
juga mengemukakan perlunya diikuti keterampilan tersebut dengan perbaikan pelayanan dan
fasilitas masjid. Sehingga, harapan dapat tercapai: umat Islam lebih banyak memakmurkan
masjid, sekaligus dimakmurkan oleh masjid. Sebelmnya, hasil studi yang dilakukan Pusat
Studi Agama dan Budaya (CSRC) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

15
2018 juga menunjukkan, Muslim milenial menganggap dakwah atau kajian di masjid tak lagi
relevan dengan persoalan mereka. Masjid kini dianggap tidak menarik minat kaum muda
Muslim, khususnya generasi milenial. Kaum milenial mulai menjauhi dakwah yang bercorak
konvensional, makin banyak milenial Muslim menyukai kajian agama online.
ADVERTISEMENT Temuan lain juga menyebutkan bahwa anak-anak muda ini tidak lagi
tertarik dengan konten dakwah yang disampaikan di masjid. Sebagian besarnya karena topik
yang diangkat dan cara mengangkatnya, cara membahasnya di masjid itu membosankan buat
anak-anak milenial, dan tidak menyentuh kebutuhan mereka. Penelitian tersebut
menggunakan 13 lokasi. Hasil penelitian menunjukan beberapa hal. Pertama, pendidikan
keterampilan (life skill) berbasis masjid yang dikembangkan beberapa masjid memilki model
pendidikan kecakapan hidup (life skill) berdasarkan perbedaan jenis pendidikan ketrampilan.
ADVERTISEMENT Model keterampilan yang dikembangkan memiliki tingkat kebutuhan
dan segmen yang berbeda. Keterampilan dengan segmen kaum ibu dan bapak bisa
meningkatkan ketrampilan sehingga dapat menambah aktivitas ekonomi dan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi keluarga. Sementara keterampilan pada komunitas anak-anak dan
remaja, output-nya memiliki daya saing nasional maupun internasional. Kedua, bentuk
pendidikan keterampilan berbasis masjid yang dikembangkan bagi generasi milenial antara
lain: digitalpreuneurship bagi milenial (Masjid At-Takwa Cirebon Jawa Barat),
pengembangan kuliner, tata boga (Masjid Mutahirin Nitikan Yogyakarta, Masjid Bani Umar
Tangerang Selatan). Berikutnya, pengembangan bahasa (Bahasa Arab masjid Sunan Ampel
Surabaya Jawa Timur dan Masjid Al-Markaz Makasar Sulawesi Selatan, bahasa Tionghoa
Masjid Cheng Ho Surabaya), keterampilan sinematoghrafi (Masjid Masjid al-Anwar
Wonosobo), keterampilan handicraft dan barbershop (Masjid Darul Muhajirin Juai Balangan
Kalimantan Selatan). Ketiga, output kegiatan pendidikan ini adalah para remaja mendapatkan
ketrampilan atau life skill baik secara mental maupun keterampilan, mereka diharapkan
menjadi mandiri, wirausaha muda, dan dapat menggerakkan masyarakat berbasis masjid.
Keempat, proses pembelajaran pada pendidikan keterampilan berbasis masjid melalui
pendidikan partisipatoris. Yakni, proses pembelajaran yang menitikberatkan kepada keaktifan
dan kreativitas; classroom; kemitraan; workshop, boarding; work based learning; dan E-
learning.
Era millenial membutuhkan kewaspadaan dalam membaca fenomena sosial. Kepada kita
disajikan begitubanyak menubudaya. Apabila kita tidak kritis, maka kita mudah tertipu.
Cangkang (aksidensi) dan isi (substansi) harus dikemas agar tidak bercampur-baur, sehingga
tetap murni dan diisi oleh tauhid. Cangkang dan isi sering berbeda. Permainan simbolik lebih
dominan dibandingkan makna sejati. Budaya “sinetron”, misalnya, yang penuh kepura-puraan.
Karena memang demikianlah peran dalam skenario harus dilakukan. Postmodern
melululantakkan sakralitas dan menjadi agama kehilangan makna, dangkal, dan kesemuanya
seolah-olah nyata.

Dakwah Muhammadiyah sedari awal sudah berfokus pada berbagai ikhtiar memajukan
kehidupan. Memberantas takhayul, bid’ah dan khurafat (TBC) bukan sekedarpersoalan
teologis (tauhid), tetapi juga menyiapkan umat yang berkemajuan. Pendidikan, pelayanan
kesehatan, dan sosial kemudian menjadi agenda besar yang melahirkan manusia tercerahkan.
Identitas pembaruan Muhammadiyah terus meluas ke berbagai aspek kehidupan keagamaan.
Namun yang harus menjadi catatan adalah bahwa lokomotif gerakan pembaruan itu dilakukan
oleh anak muda. Jadi sejak awal Muhammadiyah itu lahir di kalangan muda yang visioner,

16
melihat masa depan agama dan berikhtiar menjadi agama bukan sebagai batu peradaban, tapi
sebagai api dan alat vital (energy hidup) peradaban.

Empat Langkah Strategis : Pembaharuan KH Ahmad Dahlan disambut suka-cita anak muda
yang menjadi generasi awal. Kiai Fachrudin, Ketua Majelis Tabligh pertama, mengembangkan
Muhammadiyah dari pengajian ke pengajian. Kiai Hisyam, Ketua Bidang Pustaka,
mengembangkan Muhammadiyah lewat budaya literasi. Kiai Sujak mengembangkan
Muhammadiyah melalui layanan sosial dan kesehatan. Fenomena seperti ini terjadi pula
disetiap cabang Muhammadiyah sejak tahun 1927-1930, tatkala pada umumnya generasi
mudalah yang tampil memimpin. Gerakan tajdid Muhammadiyah terbukti berhasil membaca
tuntutan zaman dan memadukannya dengan nilai-nilai Islam dan kemuhammadiyahan. Spirit
tajdid (dinamisasi dalam aspek muamalah) yang telah dilakukan generasi awal
Muhammadiyah harus terus dikembangkan.

Bila generasi awal bertajdid membuka bagian pustaka, kini dakwah literasi menjadi
kebutuhan. Agar tidak lahirgenerasi Muslim yang pengetahuan agamanya sepenuhnya
dibimbing “Mbah Google”. Jika sanad terputus dan periwayatnya diragukan, makakualitas
ilmu agamanya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Agar Muhammadiyah eksis bersama
generasi milenial, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan.

Pertama, penguatan amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan (sekolah dan perguruan
tinggi). Lembaga pendidikan formal ini sangat strategis sebagai ujung tombak dakwah dan
pengkaderan bagi generasi milenial. Ada waktu yang cukuppanjang untuk berkegiatan
disekolah atau kampus. Jika tidak dioptimalkan, maka semaian nilai-nilai alIslam dan
Kemuhammadiyahan akan hilang tanpa bekas.
Kedua, gerakan jamaah dan dakwah jamaah dilingkungan keluarga harus diperkuat dengan
memberikan sejumlah tuntunan dalam menghadapi era sekarang.
Ketiga, penggunaan produk IT dengan berbagai programnya sudah menjadi kebutuhan. Dalam
hal ini Muhammadiyah telah melakukannya dan harus terus dikembangkan mengingat potensi
dakwah dan ekonominya yang besar.
Keempat, pimpinan dan kader Muhammadiyah harus memanfaatkan medsos penuh TBC,
kebencian dan kejumudan, tetapi isilah dengan penyebaran gagasan pengetahuan tentang al-
Islam dan Kemuhammadiyahan. Semakin banyakmenu yang ditawarkan, maka semakin
dominan kita bisa menentukan alam pikiran zaman. Semakin kuat ide kemajuan yang
mencerahkan disebabkan, maka semakin banyak manusia yang mengikutiperintah Tuhan.
Dalam perubahan yang sangat cepat dan kacau, selalu ada alur yang bisa diikuti dan tetaplah
mampu mengadaptasi. Menarilah dalam kekacauan, dengan identitas diri sebagai kader
berkemajuan, dengan terus istiqomah mendakwah Islam melalui Muhammadiyah di era
milenial Wallahu a’lam

17
KESIMPULAN

Secara terminologi syar`i, masjid adalah setiap tempat yang memungkinkan untuk berbadah
kepada Allah SWT dan sujud kepada-Nya di tempat itu. Bumi dinyatakan sebagai masjid
merupakan salah satu keistimewaan yang diberikan dan dimiliki oleh Nabi Muhammad dan
umatnya. Masjid merupakan rumah Allah di bumi yang dijadikan sebagai tempat beribadah,
dimana didalamnya Allah disembah, sementara selain-Nya tidak boleh disembah. Dalam
perkembangannya Masjid memiliki peran yang besar dalam pembentukan karakter dan
kesejahteraan masyarakat dengan berbagai kegiatan Masjid.

Kekhawatirnya akan masa depan kelak yang harus diwaspadi jika generasi muda jauh atau
dijauhkan dari Masjid. Generasi milenial harus disadarkan pentingnya ibadah, pentingnnya
agama, pentingnya akhlak dan bekal-bekalmasa depan, agar mereka memilki optimisme dan
tidak menyerah pada keadaan. Kedekatan manusia terahadap Sang Khaliq adalah salah satu
syarat dan tanda kemuliaan manusia, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Imran ayat
112, yang artinya: “mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka
berpegang pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjiaan) sesama manusia”. Selama terdapat
anggapan sempit dari masyarakat sebagian umat Islam, yang tidak menganggap pantas
kegiatan-kegiatan keduniaan dilaksanakn di masjid, pendapat ini meski harus dihargai, tetapi
membangun masyarakat Islam melalui masjid merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditunda-
tunda, apabila apabila kita menghendaki umat Islam maju dan dihormati.

Fakta sejarah membuktikan bahwa sesampainya Nabi Muhammad Saw. Disebuah desa kecil
yang bernama Quba`—dalam perjalanan hijrahnya ke Madinah—salah satu upaya
mempersatukan umat Islam adalah dengan cara membangun atau mendirikan masjid. Salah
satu tujuannya tentu saja yaitu untuk digunakan sebagai tempat ibadah, terutama shalat lima
waktu. Ibadah shalat bukan saja hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga memiliki
implikasi sosial yang lebih luas bagibseorang Muslim.

Dalam Islam, shalat dipandang sebagai tiang agama dan oleh sebab itulah ia menjadi salah
satu elemen penting dalam rangkaiaan rukun islam. Hal ini memberikan penekanan bahwa
shalat merupakan ritual yang menghubungkan manusia secara langsung dengan al-khalid, sang
pencipta. Beberapa di antara mereka berpendapat bahwa salah satu ibadah yang paling
berkarakter bagi umat Islam ialah shalat. Bahkan, dalam salah satu hadist, Rasulullah Saw
pernah mengungkapkan bahwa “yang membedakan umat Islam dengan non-Islam Islam
adalah shalat”.

Oleh karena itu, salah satu fungsi shalat –sebagaimana lafadz-lafadz yang dikandungnya—
ialah untuk bersyukur dan menyerahkan diri sebagai bukti kenistaan dan kekurangan seorang
hamba. 2. Bagaimana kita menarik kaum muslim agar Istiqomah beribadah di masjid ? Masa
depan miliknya kaum muda,maka menjadi tanggung jawab bersama agar kelak lahir pemimpi-
18
pemimpin yang memiliki landasan agama yang kuat dan berakhlaqul karimah maka salah satu
media yang strategis adalah mendorong anak-anak muda untuk masjid. Maka hakikat
memakmurkan masjid adalah mencakup semua amal ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT
yang diperintahkan atau dianjurkan dalam Islam untuk dilaksanakan di masjid.

Oleh karena itu, tentu saja shalat berjamaah lima waktu di masjid bagi laki-laki adalah
termasuk bentuk memakmurkan masjid, bahkan inilah bentuk memakmurkan masjid yang
paling utama. Masjid akan terlantar jika diserahkan orang yang tidak lilllahi ta`la dalam
mengelolanya, apalagi hanya untuk kepentingan politik untuk mencari popularitas demi
meraih kekuasaan, maka akan menghancurkan hakikat masjid sebagai sarana ibadah dan
mendia pembinaan umat. Jika pengelola Masjid adalah ahli ibadah dipastikan akan mengerti
kebutuhan Masjid, ibaratnya kran wudhu bocor akan ketahuan dan segera diperbaiki, kenapa
bisa demikian karena yang mengelola adalah ibadah, sering menyapa Masjid dengan shalat
berjamaah, maka dipastikan akan mengerti kelemahan-kelemahan dan kekurangan Masjid,
yang lebih penting lagi adalah ada langkah kongkret pembenanahan.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.masjidalakbar.or.id/2018/10/17/peran-pemuda-milenial-dalam-peradaban-dunia/
https://retizen.republika.co.id/posts/21928/kewajiban-seorang-muslim-dalam-memakmurkan-
masjid
https://www.merdeka.com/jabar/6-tips-tetap-istiqomah-untuk-beribadah-salah-satunya-adalah-
dengan-mengkaji-alquran-kln.html
https://www.masjidnusantara.org/5-cara-memakmurkan-masjid-yang-bisa-kita-lakukan/
https://editor.id/tips-meningkatkan-amalan-ibadah-buat-generasi-milenial-di-bulan-suci-
ramadhan/
https://www.nu.or.id/balitbang-kemenag/pentingnya-pendidikan-keterampilan-berbasis-
masjid-bagi-milenial-EKU1c
https://lazismubatang.org/tausiyah/muhammadiyah-di-era-milenial/
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://itspku.ac.id/2020/05/14/
mendorong-kaum-milenial-cinta-masjid/
&ved=2ahUKEwi7tom67774AhXE1zgGHaIDDj4QFnoECAkQAQ&usg=AOvVaw3oSsTWT
qM6dDXLLSCqSqz7
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://suaramuhammadiyah.id/
2022/04/10/menumbuhkan-generasi-muda-pemakmur-masjid/amp/
&ved=2ahUKEwi7tom67774AhXE1zgGHaIDDj4QFnoECAcQAQ&usg=AOvVaw3mhQKB
YmPHPTxw86iAB2q5
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://muhammadiyah.or.id/
keutamaan-di-masjid/
&ved=2ahUKEwi7tom67774AhXE1zgGHaIDDj4QFnoECAsQAQ&usg=AOvVaw2WG7rM
FEoHJ2BhdW7lb0PB
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://nasional.okezone.com/
amp/2018/07/05/337/1918267/dmi-dan-muhammadiyah-ajak-generasi-milenial-makmurkan-
masjid&ved=2ahUKEwi7tom67774AhXE1zgGHaIDDj4QFnoECEMQAQ&usg=AOvVaw0q
Fk7N10nTKGsOgwD6vBpq
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://m.republika.co.id/amp/
pbdz7k396&ved=2ahUKEwj57eGC8L74AhU2zzgGHSRSChE4ChAWegQIExAB&usg=AO
vVaw226RnK_rhBHaz96LdaHEr8
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://blokbojonegoro.com/
2020/11/26/peran-remaja-masjid-era-milenial/%3Fm
%3D1&ved=2ahUKEwizhd6T8L74AhWi7zgGHTCRAmM4FBAWegQIBBAB&usg=AOvV
aw3bPH5nuxFHfFrmMtns9g9Y
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.gemarnews.com/
2021/04/masjid-at-taqwa-muhammadiyah-

20
sigli.html&ved=2ahUKEwizhd6T8L74AhWi7zgGHTCRAmM4FBAWegQIAhAB&usg=AO
vVaw00nA8dHaxFxZRQ6MNtJ8qi
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://teknik.umri.ac.id/%3Fp
%3D495&ved=2ahUKEwj7hM-
s8L74AhWgumMGHdY9AbY4HhAWegQIAhAB&usg=AOvVaw1AfpCOeEY9DNz5e1JCf9
eg

21

Anda mungkin juga menyukai