SHOLAT BERJAMAAH
Disusun oleh:
NIM. 01170030
(STIDKI) AR RAHMAH
SURABAYA
2020
DAFTAR ISI
BAB 1.....................................................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................................7
1.3. Batasan Masalah.........................................................................................................................7
1.4. Tujuan Penelitian........................................................................................................................8
1.5. Manfaat Penelitian.....................................................................................................................8
1.6. Sistematika Penulisan.................................................................................................................9
BAB 2...................................................................................................................................................10
2.1. Penelitian Terdahulu.................................................................................................................10
2.2. Teori Dasar yang Digunakan.....................................................................................................13
BAB 3...................................................................................................................................................22
3.1. Jenis Penelitian.........................................................................................................................22
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................................................23
3.3. Jenis Data..................................................................................................................................23
3.4. Tahap-Tahap Penelitian............................................................................................................24
3.5. Tehnik Pengumpulan Data........................................................................................................29
3.6. Tehnik Validasi Data.................................................................................................................31
3.7. Tehnik Analisis Data..................................................................................................................33
BAB 1
PENDAHULUAN
dikalangan umat Islam. Yang mengejutkan bagi kita adalah semangat umat Islam
sekarang yang hanya cenderung membangun megah suatu masjid tanpa memikirkan
bagaimana cara memakmurkannya. Kondisi seperti ini sangat memprihatinkan dan itu
semua menjadi polemik bagi kita untuk merasa tertantang memperbaikinya dan
berusaha memakmurkannya.
dengan berbagai kegiatan bernuansa ritual keagamaan seperti shalat, dzikir, dan
membaca Al-Qur’an. Namun, pada sisi lain Masjid harus disibukkan dengan berbagai
aktifitas-aktifitas untuk meningkatkan dakwah bil hal. Dakwah bil hal adalah kegiatan
umat, baik rohani maupun jasmani1. Selain itu memakmurkan Masjid juga merupakan
taqarrub (upaya mendekatkan diri) kepada Allah yang paling utama. Rosulullah SAW.
sebesar sarang burung, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di syurga”2.
1
Moh Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis bagi Para Pengurus, Jakarta: Gema Insani, 1996, hlm. 34
2
Budiman Mustofa, Manajemen Masjid Gerakan Meraih Kembali Kekuatan Masjid dan Potensi Masjid. Solo:
Ziyad Visi Media, 2007, hlm. 88
Umat muslim terutama Takmir Masjid harus mengetahui bagaimana
manajemen memakmurkan Masjid dengan nuansa islami. Tujuannya agar Masjid itu
sendiri dapat menjadi petunjuk bagi umat dan dapat berguna sebagaimana mestinya.
ٓ
ٰ ٓى ُأ ۟و ٰلَِئكَ َأنL ش ِإاَّل ٱهَّلل َ ۖ فَ َع َس
َ كَوةَ َولَ ْم يَ ْخ َّ ِإنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم ٰ َس ِج َد ٱهَّلل ِ َم ْن َءا َمنَ بِٱهَّلل ِ َو ْٱليَوْ ِم ٱلْ َءا ِخ ِر َوَأقَا َم
ٰ لَ ٰوةَ َو َءاتَى ٱل َّزL ٱلص
۟ ُيَ ُكون
َوا ِمنَ ْٱل ُم ْهتَ ِدين
yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka
Nya, di masjid pula seseorang dapat saling bertemu dan saling bertukar informasi
tentang masalah-masalah yang dihadapi baik suka maupun duka. Dari masjid pula
komunikasi timbal balik antara Rasul dengan umatnya dan antara kaum muslimin
dengan sesamanya, sehingga dapat lebih mempererat hubungan dan ikatan jamaah
3
Depag RI. Al Qur'an dan Terjemahnya. Bandung: Gema Risalah Press, 1992.
Di Indonesia jumlah masjid baik yang besar maupun yang kecil dalam bentuk
musholla/langgar mencapai jumlah yang besar. Mengingat jumlah masjid yang begitu
besar dan mengingat usaha dan efektivitas masjid sebagai pusat kegiatan umat dan
memiliki dimensi yang mencakup segi-segi dan bidang-bidang yang sangat luas,
misalnya Bidang ibadah dan pengalaman aqidah Islamiyah (Gerakan shalat jamaah di
masjid tentunya dengan cara motivasi, siraman rohani tentang hikmah atau manfaat
shalat berjamaah), di bidang sosial (kegiatan baksos, sunatan masal, dan santunan
diniyah, dan lain sebagainya), di bidang pendidikan formal (MI, MTs, MA, dan
Masjid sebagai pusat kegiatan umat Islam dalam rangka menuju kebahagian
dunia dan kebahagian akhirat4, karena itulah dalam mengelola masjid tidak akan
terlepas dengan manajemen. Manajemen program yang baik menjadi salah satu faktor
yang sangat mendukung bangkitnya kekuatan sebuah masjid. Jika sebuah masjid
semegah apapun bentuknya tidak mempunyai pola manajemen yang baik maka akan
jauh dari peran dan fungsi masjid yang sebenarnya, dalam suatu pola kegiatan bagi
jamaah Masjid agar lebih terarah dan terorganisir rapi. Semua masjid seharusnya
memiliki sebuah pola manajemen yang baik, dimana hasil dari pengelolaan itu
4
Departemen Agama Republik Indonesia.Pedoman Pemberdayaan Masjid, Jakarta:Direktorat Urusan Agama
Islam dan Pembinaaan Syariah, 2009. Hal 4
jamaah Masjid terutama umat muslim disekitar, tanpa memandang kapasitas besar
Apabila Masjid dikelola secara baik dan benar maka akan muncul daya tarik
bagi umat Islam untuk berkunjung, sekalipun pada awalnya hanya untuk
melaksanakan shalat. Kunjungan umat Islam ke masjid tentu akan membawa dampak
positif bagi perkembangan peran masjid dari sekedar tempat beribadah menjadi
islamiyah pada umat, dan aktifitas lainnya. Untuk itu para pengelola masjid harus
pandai menciptakan kegiatan yang menarik dan terkait langsung dengan kebutuhan
Salah satu contoh yaitu di masjid al-millah Sidoarjo, masjid ini merupakan
salah satu masjid yang digunakan warga muslim perumahan Pondok Jati Sidoarjo
untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami. Masjid ini letaknya juga
cukup strategis karena terletak di tengah Kota Sidoarjo dan dipinggir Jalan Raya Ponti
yang dimana banyak pendatang khususnya musafir yang sering mampir untuk sholat
berjamaah, mengikuti kajian, ataupun hanya sekedar untuk istirahat. Masjid ini bisa
dibilang cukup makmur karena hampir semua kegiatan atau program di bidang
apapun dijalankan sampai sukses dan selalu ramai peserta kajian. Terutama pada
kajian rutin malam Ahad yang diadakan, kajian ini bisa dibilang sukses karena
menurut para takmir data peserta kajian yang menghadiri bahkan sampai luar kota
Sidoarjo sehingga para takmir juga mengundang pemateri yang juga kualitasnya
bahkan sampai taraf Internasional, dan saking banyak nya pertambahan jamaah yang
hadir dalam setiap pekannya membuat para takmir masjid tersebut sampai
memperluas teras masjid. Kaitannya dengan itu peneliti telah melakukan sedikit
penelitian untuk mengetahui apa saja kegiatan yang dikelola oleh takmir masjid al-
5
Syahidin. Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur’an. Bandung: Alfabeta, 2009 hlm. 5-6
millah Sidoarjo khususnya pada kajian malam ahad yang bisa dibilang selalu sukses,
masjid tersebut sesuai dengan perspektif manajemen dakwah. Selain itu, ada juga
menjalankan kegiatan yang ada di Masjid Al-Millah Sidoarjo, hal ini dapat dijadikan
wahana introspeksi diri bagi takmir-takmir masjid lainnya untuk lebih memperhatikan
Dari latar belakang diatas maka penulis membuat rumusan masalah berkenaan
masalah yang jelas, di dalam penelitian ini penulis akan memfokuskan pada fungsi
1.4.2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat Takmir
yaitu:
Surabaya.
3) Dapat menjadi acuan mahasiswa STIDKI Ar Rahmah Surabaya atau
mahasiswa kampus lain dan juga untuk sebagai bahan referensi melakukan
yaitu:
Sidoarjo
program
BAB Pertama, berisi tentang pendahuluan, terdiri dari latar belakang yang
menjelaskan mengenai sebab pengambilan judul skripsi ini, rumusan masalah dan
batasan masalah yang merupakan titik fokus dalam penelitian ini beserta batasan
BAB Ketiga, berisi tentang metodologi penelitian, terdiri dari jenis penelitian
yang diambil, tempat dan waktu penelitian, jenis-jenis data yang digunakan,
BAB Keempat, berisi tentang jadwal pelaksanaan penelitian, pada bulan apa
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam menentukan judul, Penulis telah membaca dan menganalisis dari beberapa
karya ilmiah mengenai manajemen program, berikut ini beberapa penelitian yang telah
dilakukan dan penulis akan menjelaskan perbedaan mendasar dengan penelitian yang akan
Umat Studi Pada Masjid Hidayatul Abror Palapa Tanjungkarang Pusat 6 penelitian
6
Reni, Optimalisasi Manajemen Masjid dalam Pembinaan Umat (Studi Pada Masjid Hidayatul Abror Palapa
Tanjungkarang Pusat), Skripsi, (Lampung : Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Raden Intan Lampung, 2007)
ini ditulis oleh Reni Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan
Lampung.
Hasil dari penelitian ini adalah melakukan pembinaan ummat melalui optimalisasi
manajemen masjid di bidang ibadah dan bidang sosial yang bertujuan untuk
Penelitian ini ditulis oleh Siti Nur Hidayah, dari Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Dari hasil penelitian ini, Siti Nur
a. persamaan penelitian ini yaitu berada pada penggunaan metode, metode yang
deskriptif
7
Siti Nur Hidayah, Manajemen Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Madrasah Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN)2 Bandar Lampung, Skripsi, (UIN Raden Intan, Lampung. 2018).
b. Perbedaan penelitian yaitu terletak pada judul dan fokus penelitian. Yang mana
Al Millah Sidoarjo dan juga di dalam penelitian kami penulis mengacu pada
manajemen program masjid sedangkan pada skripsi Siti Nur Hidayah fokus
Nasional Al-Akbar Surabaya”. Penelitian ini ditulis oleh Shokiful Aziz, dari
Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Dan Komunikasi Islam. Dalam hasil penulisan ini,
masjid tersebut.
8
Shokiful Aziz, Manajemen Program Khutbah Jum’at Di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Skripsi,
(STIDKI Ar-Rhmah, Surabaya. 2019).
Terkait dengan fokus penelitian, maka peneliti memaparkan beberapa konsep
manajemen. Diantaranya adalah konsep manajemen yang dikemukakan oleh Menurut Drs. H.
Malayu S.P. Hasibuan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai
menurut Shafritz dan Russel manajemen berkenaan dengan orang yang bertanggungjawab
menjalankan suatu organisasi dan proses menjalankan organisasi itu sendiri yaitu
pemanfaatan sumberdaya (seperti orang dan mesin) untuk mencapai tujuan organisasi.
Definisi ini tidak hanya menunjukkan proses pencapaian tujuan tetapi juga sekelompok orang
making activities performed by any organization in order to cordinate the varied resources of
Artinya, manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri dari tindakantindakan
9
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan. 2011. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah edisi Revisi. Jakarta : Bumi
Aksara. Hal 2
10
Handoko ,T. Hani. 2001. Manajemen Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta hal 10.
11
Yeremias T. Keban.2008, Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Gaya Media, Yogyakarta, hal 92.
Sedangkan Harold Koontz dan cyril O’Donnel berpendapat management is getting things
done through people, in bringing about this cordinating of group activity the manager, as a
Artinya, manajemen adalah usaha mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Dengan demikian manejer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan usaha
sebuah kegiatan, pelaksanaannya disebut manajing dan orang yang melakukannya disebut
manajer.
tujuan yang saling bertentangan, dan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Manajemen
terdiri dari berbagai unsur, yakni man, money, method, machine, market, material dan
information.
12
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan .Op.cit. Hal 2-3
6. Market : Pasaran atau tempat untuk melemparkan hasil produksi.
Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan dari beberapa harapan atau tujuan
yang saling bergantung dan saling terkait, untuk mencapai suatu sasaran yang sama.Biasanya
suatu program mencakup seluruh kegiatan yang berada di bawah unit administrasi yang
sama, atau sasaran-sasaran yang saling bergantung dan saling melengkapi, yang semuanya
Selain itu, definisi program juga termuat dalam Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun
Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta
memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi
masyarakat.
Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi suatu program kegiatan yang tidak
direncanakan walaupun terjadi bukan merupakan suatu program. Dari definisi manajemen
dan program tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen program adalah
suatu pengaturan dan pengelolaan terhadap sederetan acara atau rencana kegiatan yang akan
a. Macam-macam Program
13
Handoko ,T. Hani Op.cit
14
Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng Listyo Prabowo, 2009, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana, h. 349
Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud jika ditinjau dari berbagai
3) Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang.
4) Keluasan, ada program sempit ada program luas. Program sempit hanya
banyak variabel.
5) Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar. Program kecil
Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang
b.Tujuan Program
15
Ibid, h 2-3
Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan
yang direncanakan. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai
berikut16.
Menurut Freddy Rangkuti Analis swot adalah indifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
menurut Sondang P. Siagian merupakan salah satu instrument analisi yang ampuh apabila
digunakan dengan tepat telah diketahui pula secara luas bahwa “SWOT merupakan akronim
htreats (ancaman).17 Analisis SWOT menurut Philip Kotler diartikan sebagai evaluasi
merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang
dikenal luas. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini
mempunyai dampak yang besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil.
Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan
informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan
dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman).Analisis SWOT
tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan
16
Ibid, h 35
17
Sondang P.Siagian, manajemen strategik, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2000) hal 172
rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang
diinginkan.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara systematis untuk merumuskan
strategi perusahaan, analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
berkaitan dengan pengembangangmisi, tujuuan , dan strategi, dan kebijan dari perusahaan.
strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan , peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada
disaat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling popular untuk analisis
situasi adalah analisi SWOT. Sedangkan menurut sondang p sinagian ada pembagian faktor-
1. Faktor berupa kekuatan Yang dimaksud dengan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki
oleh suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lain kompetisi
khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilkikan keunggulan
komparatif oleh unit usaha dipasaran. Dikatan demikian karena satuan bisnis memilki sumber
keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pada pesaing
dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan dilayani oleh satuan
2. Faktor kelemahan Yang dimaksud dengan kelamhan ialah keterbatasan atau kekurangan
dalam hal sumber, keterampilan, dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi
3. Faktor peluang definisi peluang secara sederhana peluang ialah berbagai situasi
faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis jika jika tidak diatasi
ancaman akan menjadi bahaya bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik unutk masa
Dalam Al-Qur’an sendiri manajemen memiliki unsur-unsur yang tidak jauh beda dengan
konsep manajemen secara umum. Hal ini telah tertuang dalam Al-Qur’an sebagai falsafah
1. Perencanaan (Planning)
perencanaan dari suatu kegiatan yang akan datang dengan acuan waktu atau metode
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan,
“Apabila kamu telah selesai (daris sesuatu urusan), kerjakan dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain. Dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
2. Pengorganisasian (Organizing)
pengorganisasian merupakan wadah tentang fungsi setiap orang, hubunga kerja baik
secara vertical maupun horizontal. Dalam surat Ali Imran Allah Ta’ala berfirman ayat
103 :
18
Sondang P.Siagian, manajemen strategik, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2000) hal 173
وبِ ُكمLLدا ًء فََألَّفَ بَينَ قُلLLوا ۚ َواذكُروا نِع َمتَ هَّللا ِ َعلَي ُكم ِإذ ُكنتُم َأعLLا َوال تَفَرَّقLLً ِل هَّللا ِ َجميعLLموا بِ َحبLLَص
ِ َواعت
ك يُبَيِّنُ هَّللا ُ لَ ُكم آياتِ ِه لَ َعلَّ ُكم ٰ ۗ اLLار فََأنقَ َذ ُكم ِمنهLLّ َر ٍة ِمنَ النLفا حُفLَلى َش
َ ِكَذل ٰ ا َو ُكنتُم عLLًبَحتُم بِنِع َمتِ ِه ِإخوانLفََأص
ِ
َتَهتَدون
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah
yang bisa diorganisir dengan baik. Maka hendaklah bersatu-padulah dalam dalam
bekerja dan memegeng komitmen untuk mencapai cita-cita dalam satu payung
organisasi dimaksud.
3. Pengoordinasian (Actuating)
dengan mengharapkan tujuan yang di idamkan. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah
(2:208):
ِ يا َأيُّهَا الَّذينَ آ َمنُوا اد ُخلوا فِي الس ِِّلم كافَّةً َوال تَتَّبِعوا ُخطُوا
ٌ ت ال َّشيطا ِن ۚ ِإنَّهُ لَ ُكم َعد ٌُّو ُم
بين
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu.”
Apabila manusia ingin mendapatkan predikat iman maka secara totalitas harus
melebur dengan peraturan Islam. Iman apabila diumpamakan dengan manusia yang ideal dan
Islam sebagai planning dan aturan-aturan yang mengikat manusia, maka tercapainya tujuan
yang mulia, memerlukan adanya koordinasi yang baik dan efektif sehingga tercapainya
4. Pengendalian (Controlling)
pandangan Islam menjadi syarat mutlak bagi pimpinan harus lebih baik dari
anggotanya, sehingga control yang ia lakukan akan efektif. Firman Allah Ta’ala
اLLونَ هَّللا َ مLLدا ٌد ال يَعصLا َمالِئكَ ةٌ ِغالظٌ ِشLLا َرةُ َعلَيهLLيا َأيُّهَا الَّذينَ آ َمنوا قوا َأنفُ َس ُكم َوَأهلي ُكم نارًا َوقو ُدهَا النّاسُ َوال ِحج
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alah terhadap apa yang
Menjaga keselamatan dan kesuksesan institusi merupakan tugas utama manajer, baik
mengontrol orang lain sementara dirinya sendiri masih belum terkontrol. Dengan
demikian seorang manajer orang terbaik dan harus mengontrol seluruh anggotanya
dengan baik.
Apabila kita uraikan satu per satu, maka pertama kali yang akan dibicarakan
tentang kekuatan kita sebagai umat islam yaitu keimanan. Ini adalah modal yang
sangat besar dan tidak semua mendapatkan hidayah ini. Kemudian kekuatan lain
dan sedikit kekayaan. Kelemahan kita yaitu belum memiliki cukup ilmu, sebab dalam
islam sebuah ilmu harus mendahului amal sementara tantangan dalam kehidupan
antara lain masalah pola kehidupan yang sudah sangat dipenuhi dengan pola pikir
Analisis SWOT diterangkan dalam salah satu ayat Al-Qur’an yaitu Surat Al-
SWT. Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti kondisi
objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrument kecil, tehnik pengumpulan data
dilakukan secara gabungan, analisis, data dilakukan secara gabungan, dan hasil penelitian
19
Al-Qur’an Al-Karim Dan Terjemah Bahasa Indonesia (Ayat Pojok), (Menara Kudus, Kudus, 2016)
20
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), 1.
Penelitian kualitatif didasarkan pada usaha dalam mebangun pandangan terhadap
sesuatu dengan detil, dibuat dengan kata-kata, gambaran secara keseluruhan dan rumit.
Menurut David Williams dalam buku metode penelitian kualitatif karya Lexy J. Moleong,
mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah,
dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh peneliti yang tertarik secara
alamiah. Dari definisi ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa penelitian kualitatif
mengutamakan latar alamiah, metode alamiah, dan dilakukan oleh orang yang memiliki
perhatian alamiah.21
Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata dan angka. Data juga bisa berupa
naskah, wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo,
waktu 5 bulan penelitian hingga bulan Desember 2020. Peneliti dalam mengambil data dan
melakukan observasi dengan mendatangi langsung tempat penelitian yaitu masjid Al Millah
atau pesan whatsapp dengan pengurus masjid terkait serta melakukan langkah dokumentasi
pada hal-hal yang diperlukan, serta mencari data data dari dokumen cetak resmi kelembagaan
21
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016), 5.
22
Ibid, 11
Peneliti menggunakan 2 jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
dibagi menjadi dua: observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder yaitu data yang
diperoleh melalui pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa
(literatur laporan, tulisan dan lain lain yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan
penelitian). Sumber data sekunder dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan
Dari jenis data primer, peneliti akan melakukan observasi langsung ke tempat
penelitian yaitu masjid Al Millah Sidoarjo dan juga melakukan wawancara kepada pengurus
masjid terkait. Sedangkan untuk data sekunder peneliti akan mengambil dari laporan kegiatan
a. Tahap Pra-Lapangan
Menurut Moleong terdapat enam tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti
dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu:24
Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik
penelitian. Peneliti hendaknya merancang metode dan teknik penelitian yang digunakan
Pada langkah ini peneliti harus memilh lapangan penelitian yang sesuai dengan
Dalam tahap ini peneliti mengurus surat perizinan terlebih dahulu sebelum
memulai kegiatan penelitian. Karena di beberapa tempat yang akan diajdikan tempat
penelitian biasanya mempunyai syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti atau instansi
Penulis dalam hal ini mengurus surat perizinan dari pihak kampus kemudian
apabila surat sudah jadi maka selanjutnya adalah mengirim surat perizinan tersebut
kepada pihak yang berwenang atau devisi terkait yang ada di Masjid Al Millah
Sidoarjo.25
Penjajakan dan penilaian lapangan dapat terlaksana dengan baik dan lancar jka
peneliti sudah membaca kepustakaan atau mengetahui melalui orang dalam tentang
Dalam hal ini peneliti telah memeiliki gambaran umum tentang geografi,
demografi, sejarah, tokoh-tokoh, dan aspek lain yang berkaitan dengan objek yang akan
diteliti.
tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman
tentang latar penelitian. Ia berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian
Sebagai peneliti saya akan mencari informan yang bisa memberi banyak info,
memiliki banyak pengalaman dan wawasan tentang Masjid Al Millah Sidoarjo, sehingga
25
Ibid, 128.
26
Ibid, 132.
bisa membantu saya mendapatkan banyak info sehingga penelitian ini bisa disusun
dengan baik.
diperlukan yaitu: berupa alat tulis seperti pensil atau bolpoint, kertas, buku catatan, map,
klip, kartu, karet dan lain-lain jangan dilupakan pula. Jika tersedia, juga alat perekam
seperti tape recorder video-cassete recorder, dan kamera foto. Persiapan penelitian
lainnya yang perlu pula dipersiapkan ialah jadwal yang mencakup waktu, kegiatan yang
dijabarkan secara rinci. Yang lebih penting lagi ialah rancangan biaya karena tanpa biaya
penelitian tidak akan dapat terlaksana. Pada tahap analisis data diperlukan perlengkapan
berupa alat-alat seperti komputer, kartu untuk kategorisasi, kertas manila, map, folder,
Salah satu ciri utama penelitian kualitatif ialah orang sebagai alat atau sebagai
instrumen yang mengumpulkan data. Hal itu dilakukan dalam pengamatan berperan
serta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen, foto, dan sebagainya. Peneliti akan
atau masyarakat, akan bergaul hidup, dan merasakan serta menghayati bersama tata cara
Persoalan etika akan timbul apabila peneliti tidak menghormati, tidak mematuhi
segi praktis yang perlu dilakukan peneliti dalam menghadapai etika adalah sebagai
berikut:
27
Ibid, 133.
28
Ibid, 134.
1. Sewaktu tiba dan berhadapan dengan orang-orang setempat, beritahukan secara
4. Tulis segala kejadian, perisitiwa, cerita dan lain-lain secara jujur, benar dan jangan
ditambah dan diberi bumbu dan nyatakanlah sesuai dengan keadaan aslinya.29
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian
dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. Uraian tentang tahap pekerjaan
Memahami latar penelitian dan persiapan diri dalam tahap pekerjaan lapangan masih
diuraikan menjadi beberapa tahapan, seperti: pembatasan latar dan peneliti, penampilan,
Peneliti harus memahami latar penelitian untuk bisa masuk ke tahap pekerjaan lapangan.
Selain itu, peneliti harus mempersiapkan fisik dan mental, serta etika sebelum memasuki
tahap ini. Dalam pembatasan latar, peneliti harus memahami latar terbuka dan latar
tertutup, serta memahami posisi peneliti sebagai peneliti yang dikenal atau tidak.30
b) Penampilan
Dalam tahap memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri, peneliti harus
kebiasaan, tata cara, dan norma pada latar penelitian. Dengan demikian, peneliti
29
Ibid, 136.
30
Ibid, 137.
dianggap memiliki derajat yang sama dengan subjek penelitian, yang memudahkan
peneliti menjalin hubungan serta proses pengumpulan data. 31 Peneliti pada tahap ini
harus mencoba menampakkan penampilan yang terbaik, dengan tujuan agar informan
hubungan yang dekat dengan subjek penelitian, sehingga keduanya dapat bekerja sama
dan saling memberikan informasi. Peneliti harus bersikap netral saat berada di tengah-
tengah subjek penelitian. Peneliti juga diharapkan jangan sampai mengubah situasi pada
latar penelitian. Peneliti harus aktif mengumpulkan informasi, tetapi tidak boleh ikut
campur dalam peristiwa yang terjadi di dalam latar penelitian. Peneliti juga tidak boleh
menampakkan dan memperlihatkan diri sebagai seseorang yang sangat berilmu, pandai,
Peneliti harus memperhatikan waktu dalam melakukan penelitian. Jika peneliti tidak
memperhatikan waktu, kemungkinan peneliti akan terlalu asyik dan masuk terlalu dalam
berantakan. Peneliti yang harus menentukan sendiri pembagian waktu, agar waktu yang
digunakan di lapangan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Peneliti harus tetap
berpegang pada tujuan, masalah, dan pembagian waktu yang telah disusun. Jika
penelitian yang dilakukan peneliti semakin panjang, maka tanggungan yang harus
c. Tahap penulisan laporan, tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari
semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah
31
Ibid.
32
Ibid, 139.
33
Ibid, 140.
itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk
3.5.1 Observasi
pertolongan alat standar lainnya. Namun dalam metode ilmiah bukanlah kegiatan pengamatan
seperti di atas. Pengamatan baru tergolong sebagai Teknik pengumpulan data jika mempunya
kriteria berikut
umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Observasi juga mempunyai tujuan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia
Dari segi peranan peneliti, dalam penelitian menggunakan jenis observasi non-
partisipan yaitu peneliti tidak terlibat aktif dalam objek penelitian, peneliti hanya datang 2-3
34
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung; Remaja Rosdakarya 2005), 85-103
35
CL.Seltiz, Research Methods in Social Relations (New York: Holt, Rinehart and WIndston, 1964), 200
36
S. Nasution, Metode Research,(Jakarta: bumi aksara, 1996), 106
kali dalam meneliti.37 Peneliti juga menggunakan observasi terus terang atau tersamar dimana
dalam melakukan pengumpulan data, peneliti mengatakan terus terang terhadap subjek
penelitian, sehingga subjek penelitian mengetahui bahwa sedang diamati dan diambil data.
Dari berbagai jenis observasi, peneliti mengamati aktifitas dan program di masjid Al
Millah Sidoarjo tentang penelitian yang akan dilakukan. Peneliti juga sejak awal sudah
berterus terang dan meminta izin kepada pengurus masjid bahwa akan meneliti seluk-beluk
3.5.2. Wawancara
Metode wawancara adalah salah satu metode untuk memperoleh data dalam suatu
penelitian dengan cara mewawancarai secara langsung subjek penelitian atau responden.
Atau wawancara juga bisa diartikan sebagai tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung. Pewancara disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut
interviewee38. Wawancara juga bisa diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk
para responden. Wawancara dimulai dengan mengemukakan topik yang umum untuk
membantu peneliti memahami perspektif makna yang diwawancarai. Hal ini sesuai dengan
asumsi dasar penelitian kualitatif, bahwa jawaban yang diberikan harus dapat memberikan
perspektif yang diteliti bukan sebaliknya, yaitu perspektif dari peneliti sendiri.
pertanyaan kepada responden. Pedoman wawancara dalam definisi lain merupakan daftar
37
Hasyim Hasanah, 2016, “Teknik-Teknik Observasi”, Jurnal At Taqaddum, Vol. 8 No. 1, Juli 2016, 37
38
Lexy J. Meleong, 2010, “metodologi penelitian kualitatif” Bandung: Rosda Karya, 2010, 186
pertanyaan atau soal yang dicari selama berjalannya wawancara. Suatu pedoman wawancara
dipersiapkan untuk memastikan bahwa secara esensial informasi yang sama diperoleh dari
sejumlah orang dengan mencakup materi yang sama. Pedoman wawancara menyajikan topik
atau wilayah subjek dimana pewawancara bebas untuk menguaknya, mendalami, dan
Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yang pertama adalah wawancara mendalam
(in-depth interview), di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara
terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman
pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-
kali. Yang kedua adalah wawancara terarah (guided interview) di mana peneliti menanyakan
wawancara secara lisan dan juga wawancara melalui aplikasi pesan whatsapp.
Maksud dan tujuan dari validitas data dan temuan ini adalah untuk mengecek apakah
laporan atau temuan hasil penelitian tersebut betul-betul sesuai dengan data. Untuk
menjamin data tersebut betul-betul sesuai untuk itu mengggunakan teknik kriteria derajat
kepercayaan.
39
Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 188
Trianggulasi adalah cara yang paling umum digunakan dalam penjaminan validitas data
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan data atau sebagai
ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat
Hamidi seorang penulis buku “Toeri Komunikasi Dan Strategi Dakwah” dalam
kutipan Sugiyono mengatakan, Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk
pengumpulan data yang dalam hal terakhir ini peneliti akan berupaya
b. Pengecekan kebenaran informasi kepada para informan yang telah ditulis oleh
Penelitian ini menggunakan satu macam triangulasi, yaitu triangulasi antar sumber
data, teknik pengumpulan data, dan pengumpulan data yang dalam hal terakhir ini
peneliti akan berupaya mendapatkan rekan dalam penggalian data dari jamaah di lokasi-
kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data.
Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi
terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi,
catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan
menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan
pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai
handal.
Analisis data dalam penelitian kualitati dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Menurut
Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data,
a. Reduksi data
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Maka dari itu data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
41
Sugiyono, Memahami Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), 246.
Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan seperti ko,piuter mini, dengan
b. Penyajian data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Kalau
dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
tersebut.43
c. Penarikan kesimpulan
Menurut Miles and Huberman, langkah ketiga dalam analisis dalam analisis data
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
42
Ibid, 247.
43
Ibid, 249.
44
Ibid, 252.
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Izin Penelitian
2 Wawancara
3 Observasi
4 Dokumentasi
5 Validasi data
6 Analisis data
Penulisan naskah
7
skripsi
Pendaftaran sidang
8
skripsi
9 Sidang skripsi
DAFTAR PUSTAKA
Ayub,Moh. 1996. Manajemen Masjid Petunjuk Praktis bagi Para Pengurus, Jakarta: Gema
Insani.
Aziz ,Shokiful. 2019. Manajemen Program Khutbah Jum’at Di Masjid Nasional Al-Akbar
CL.Seltiz.1964. Research Methods in Social Relations .New York: Holt, Rinehart and
WIndston.
Hasibuan ,Malayu. 2011. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah edisi Revisi. Jakarta :
Bumi Aksara
Madrasah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)2 Bandar Lampung, Skripsi, UIN Raden
Intan: Lampung.
Yogyakarta
Kurniawan, Syamsul. 2014. Masjid Dalam Lintasan Sejarah Umat Islam, Jurnal
Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung.