Anda di halaman 1dari 37

MANAJEMEN PROGRAM KAJIAN MALAM AHAD DI MASJID AL

MILLAH SIDOARJO DALAM MENINGKATKAN KUALITAS

SHOLAT BERJAMAAH

Proposal Penelitian untuk Skripsi Manajemen Dakwah

Disusun oleh:

SYAHRUL NURUDDIN ABDILLAH SOFYAN

NIM. 01170030

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

SEKOLAH TINGGI ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

(STIDKI) AR RAHMAH

SURABAYA

2020
DAFTAR ISI

BAB 1.....................................................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................................7
1.3. Batasan Masalah.........................................................................................................................7
1.4. Tujuan Penelitian........................................................................................................................8
1.5. Manfaat Penelitian.....................................................................................................................8
1.6. Sistematika Penulisan.................................................................................................................9
BAB 2...................................................................................................................................................10
2.1. Penelitian Terdahulu.................................................................................................................10
2.2. Teori Dasar yang Digunakan.....................................................................................................13
BAB 3...................................................................................................................................................22
3.1. Jenis Penelitian.........................................................................................................................22
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................................................23
3.3. Jenis Data..................................................................................................................................23
3.4. Tahap-Tahap Penelitian............................................................................................................24
3.5. Tehnik Pengumpulan Data........................................................................................................29
3.6. Tehnik Validasi Data.................................................................................................................31
3.7. Tehnik Analisis Data..................................................................................................................33
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat muslim, sudah menjadi tradisi

dikalangan umat Islam. Yang mengejutkan bagi kita adalah semangat umat Islam

sekarang yang hanya cenderung membangun megah suatu masjid tanpa memikirkan

bagaimana cara memakmurkannya. Kondisi seperti ini sangat memprihatinkan dan itu

semua menjadi polemik bagi kita untuk merasa tertantang memperbaikinya dan

berusaha memakmurkannya.

Masjid tidak sekedar menjadi tempat ibadah, Masjid harus dimakmurkan

dengan berbagai kegiatan bernuansa ritual keagamaan seperti shalat, dzikir, dan

membaca Al-Qur’an. Namun, pada sisi lain Masjid harus disibukkan dengan berbagai

aktifitas-aktifitas untuk meningkatkan dakwah bil hal. Dakwah bil hal adalah kegiatan

dakwah yang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup

umat, baik rohani maupun jasmani1. Selain itu memakmurkan Masjid juga merupakan

taqarrub (upaya mendekatkan diri) kepada Allah yang paling utama. Rosulullah SAW.

bersabda, “barangsiapa membangun untuk Allah sebuah Masjid, meskipun hanya

sebesar sarang burung, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di syurga”2.

1
Moh Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis bagi Para Pengurus, Jakarta: Gema Insani, 1996, hlm. 34
2
Budiman Mustofa, Manajemen Masjid Gerakan Meraih Kembali Kekuatan Masjid dan Potensi Masjid. Solo:
Ziyad Visi Media, 2007, hlm. 88
Umat muslim terutama Takmir Masjid harus mengetahui bagaimana

manajemen memakmurkan Masjid dengan nuansa islami. Tujuannya agar Masjid itu

sendiri dapat menjadi petunjuk bagi umat dan dapat berguna sebagaimana mestinya.

Allah SWT. berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 18 :

ٓ
‫ ٰ ٓى ُأ ۟و ٰلَِئكَ َأن‬L ‫ش ِإاَّل ٱهَّلل َ ۖ فَ َع َس‬
َ ‫كَوةَ َولَ ْم يَ ْخ‬ َّ ‫ِإنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم ٰ َس ِج َد ٱهَّلل ِ َم ْن َءا َمنَ بِٱهَّلل ِ َو ْٱليَوْ ِم ٱلْ َءا ِخ ِر َوَأقَا َم‬
ٰ ‫لَ ٰوةَ َو َءاتَى ٱل َّز‬L ‫ٱلص‬
۟ ُ‫يَ ُكون‬
َ‫وا ِمنَ ْٱل ُم ْهتَ ِدين‬

Artinya:“Hanya yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang

yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,

menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka

merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang

mendapat petunjuk”. QS. At-Taubah ayat 183.

Dengan adanya masjid, seorang hamba dapat berkomunikasi dengan Rabb-

Nya, di masjid pula seseorang dapat saling bertemu dan saling bertukar informasi

tentang masalah-masalah yang dihadapi baik suka maupun duka. Dari masjid pula

komunikasi timbal balik antara Rasul dengan umatnya dan antara kaum muslimin

dengan sesamanya, sehingga dapat lebih mempererat hubungan dan ikatan jamaah

Islam menjamin kebersamaan di dalam kehidupan.

3
Depag RI. Al Qur'an dan Terjemahnya. Bandung: Gema Risalah Press, 1992.
Di Indonesia jumlah masjid baik yang besar maupun yang kecil dalam bentuk

musholla/langgar mencapai jumlah yang besar. Mengingat jumlah masjid yang begitu

besar dan mengingat usaha dan efektivitas masjid sebagai pusat kegiatan umat dan

memiliki dimensi yang mencakup segi-segi dan bidang-bidang yang sangat luas,

misalnya Bidang ibadah dan pengalaman aqidah Islamiyah (Gerakan shalat jamaah di

masjid tentunya dengan cara motivasi, siraman rohani tentang hikmah atau manfaat

shalat berjamaah), di bidang sosial (kegiatan baksos, sunatan masal, dan santunan

kematian), di bidang pendidikan (kajian anak-anak remaja, TPA/TPQ, madrasah

diniyah, dan lain sebagainya), di bidang pendidikan formal (MI, MTs, MA, dan

perguruan tinggi), di bidang kesehatan (poliklinik masjid, pelayanan kesehatan yang

murah/gratis), di bi dang peningkatan ekonomi (pemberian bantuan usaha modal,

koperasi masjid, usaha-usaha masjid), dan dalam bidang penerangan/informasi. Maka

diperlukan adanya suatu manajemen yang profesional sesuai dengan perkembangan

masyarakat yang dilayani.

Masjid sebagai pusat kegiatan umat Islam dalam rangka menuju kebahagian

dunia dan kebahagian akhirat4, karena itulah dalam mengelola masjid tidak akan

terlepas dengan manajemen. Manajemen program yang baik menjadi salah satu faktor

yang sangat mendukung bangkitnya kekuatan sebuah masjid. Jika sebuah masjid

semegah apapun bentuknya tidak mempunyai pola manajemen yang baik maka akan

jauh dari peran dan fungsi masjid yang sebenarnya, dalam suatu pola kegiatan bagi

jamaah Masjid agar lebih terarah dan terorganisir rapi. Semua masjid seharusnya

memiliki sebuah pola manajemen yang baik, dimana hasil dari pengelolaan itu

mampu meningkatkan kinerja organisasi kemasjidan untuk mencapai kesejahteraan

4
Departemen Agama Republik Indonesia.Pedoman Pemberdayaan Masjid, Jakarta:Direktorat Urusan Agama
Islam dan Pembinaaan Syariah, 2009. Hal 4
jamaah Masjid terutama umat muslim disekitar, tanpa memandang kapasitas besar

atau kecil suatu masjid.

Apabila Masjid dikelola secara baik dan benar maka akan muncul daya tarik

bagi umat Islam untuk berkunjung, sekalipun pada awalnya hanya untuk

melaksanakan shalat. Kunjungan umat Islam ke masjid tentu akan membawa dampak

positif bagi perkembangan peran masjid dari sekedar tempat beribadah menjadi

tempat pengembangan dakwah, berkomunikasi, bersilaturrahim, membina ukhuwah

islamiyah pada umat, dan aktifitas lainnya. Untuk itu para pengelola masjid harus

pandai menciptakan kegiatan yang menarik dan terkait langsung dengan kebutuhan

hidup jama’ah yang ada di sekitarnya5.

Salah satu contoh yaitu di masjid al-millah Sidoarjo, masjid ini merupakan

salah satu masjid yang digunakan warga muslim perumahan Pondok Jati Sidoarjo

untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami. Masjid ini letaknya juga

cukup strategis karena terletak di tengah Kota Sidoarjo dan dipinggir Jalan Raya Ponti

yang dimana banyak pendatang khususnya musafir yang sering mampir untuk sholat

berjamaah, mengikuti kajian, ataupun hanya sekedar untuk istirahat. Masjid ini bisa

dibilang cukup makmur karena hampir semua kegiatan atau program di bidang

apapun dijalankan sampai sukses dan selalu ramai peserta kajian. Terutama pada

kajian rutin malam Ahad yang diadakan, kajian ini bisa dibilang sukses karena

menurut para takmir data peserta kajian yang menghadiri bahkan sampai luar kota

Sidoarjo sehingga para takmir juga mengundang pemateri yang juga kualitasnya

bahkan sampai taraf Internasional, dan saking banyak nya pertambahan jamaah yang

hadir dalam setiap pekannya membuat para takmir masjid tersebut sampai

memperluas teras masjid. Kaitannya dengan itu peneliti telah melakukan sedikit

penelitian untuk mengetahui apa saja kegiatan yang dikelola oleh takmir masjid al-
5
Syahidin. Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur’an. Bandung: Alfabeta, 2009 hlm. 5-6
millah Sidoarjo khususnya pada kajian malam ahad yang bisa dibilang selalu sukses,

sehingga diharapkan masyarakat muslim lainnya dapat mencontoh peran takmir

masjid tersebut sesuai dengan perspektif manajemen dakwah. Selain itu, ada juga

faktor-faktor pendukung dan penghambat Takmir Masjid Al-Millah dalam

menjalankan kegiatan yang ada di Masjid Al-Millah Sidoarjo, hal ini dapat dijadikan

wahana introspeksi diri bagi takmir-takmir masjid lainnya untuk lebih memperhatikan

apa saja faktor-faktor tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk mengangkat

penelitian yang berjudul “Manajemen Program Kajian Malam Ahad di Masjid

Almillah Sidoarjo dalam Meningkatkan Kualitas Sholat Berjamaah”

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka penulis membuat rumusan masalah berkenaan

dengan apa saja yang akan penulis teliti yaitu :

1.2.1. Bagaimanakah penerapan POAC (Planning,Organizing,Actuating,dan

Controlling) Manajemen dalam pelaksanaan Program kegiatan Kajian Malam Ahad di

Masjid Al Millah Sidoarjo?

1.2.2. Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat Takmir Masjid Al Millah

dalam melaksanakan kajian malam Ahad sesuai perspektif manajemen program ?

1.3. Batasan Masalah


Untuk menghindari adanya perluasan pembahasan, maka perlu pembatasan

masalah yang jelas, di dalam penelitian ini penulis akan memfokuskan pada fungsi

manajemen program kegiatan kajian malam ahad di masjid Al Millah Sidoarjo.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1.4.1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan POAC

(Planning,Organizing,Actuating,dan Controlling) dalam manajemen program

di Masjid Al Millah Sidoarjo.

1.4.2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat Takmir

Masjid Al Millah dalam melaksanakan kajian Malam Ahad

1.5. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian

ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1.5.1. Manfaat Akademis

Secara akademis diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat diantaranya

yaitu:

1) Memberi kontrubusi ilmiah pada kajian tentang manajemen keuangan masjid.

2) Menambah perbendaharaan perpustakaan kampus STIDKI Ar Rahmah

Surabaya.
3) Dapat menjadi acuan mahasiswa STIDKI Ar Rahmah Surabaya atau

mahasiswa kampus lain dan juga untuk sebagai bahan referensi melakukan

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengelolaan.

4) Sebagai referensi bagi mahasiswa STIDKI Ar Rahmah Surabaya dalam

penulisan karya ilmiah atau skripsi.

1.5.2. Manfaat Praktis

Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat diantaranya

yaitu:

1) Sebagai bahan evaluasi untuk pengelolaan program di Masjid Al Millah

Sidoarjo

2) Sebagai bahan pertimbangan bagi Masjid Al Millah Sidoarjo dalam

pengambilan keputusan dan kebijakan yang berhubungan dengan manajemen

program

3) Menjadi referensi bagi pengurus masjid, aktifis masjid dalam aplikasi

manajemen yang baik di masjid masing-masing

1.6. Sistematika Penulisan

BAB Pertama, berisi tentang pendahuluan, terdiri dari latar belakang yang

menjelaskan mengenai sebab pengambilan judul skripsi ini, rumusan masalah dan

batasan masalah yang merupakan titik fokus dalam penelitian ini beserta batasan

penelitian , tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.


BAB Kedua, berisi tentang tinjauan pustaka yang terdiri dari penelitian

terdahulu dan landasan teori yang digunakan.Teori utamanya adalah teori

manajemen dan keprograman.

BAB Ketiga, berisi tentang metodologi penelitian, terdiri dari jenis penelitian

yang diambil, tempat dan waktu penelitian, jenis-jenis data yang digunakan,

Tahap-tahap penelitian, Teknik Validitas Data, teknik pengumpulan data dan

teknik analisis data.

BAB Keempat, berisi tentang jadwal pelaksanaan penelitian, pada bulan apa

penelitian ini akan dilaksanakan dan rinciannya.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Dalam menentukan judul, Penulis telah membaca dan menganalisis dari beberapa

karya ilmiah mengenai manajemen program, berikut ini beberapa penelitian yang telah

dilakukan dan penulis akan menjelaskan perbedaan mendasar dengan penelitian yang akan

penulis lakukan, beberapa penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ke 1 : yang berjudul Optimalisasi Manajemen Masjid dalam Pembinaan

Umat Studi Pada Masjid Hidayatul Abror Palapa Tanjungkarang Pusat 6 penelitian
6
Reni, Optimalisasi Manajemen Masjid dalam Pembinaan Umat (Studi Pada Masjid Hidayatul Abror Palapa
Tanjungkarang Pusat), Skripsi, (Lampung : Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Raden Intan Lampung, 2007)
ini ditulis oleh Reni Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan

Lampung.

Hasil dari penelitian ini adalah melakukan pembinaan ummat melalui optimalisasi

manajemen masjid di bidang ibadah dan bidang sosial yang bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman umat islam dalam bidang keagamaan secara utuh.

a. Persamaan penelitian ini yaitu sama-sama terletak pada meneliti

Manajemen suatu masjid,

b. Perbedaan penelitian berada pada fokus pembahasan dan tempat

penelitiannya. Pada Skripsi ini fokus pada optimalisasi fungsi

manajemen dalam pembinaan umat di Masjid Hidayatul Abror Palapa

Tanjungkarang Pusat, Sedangkan penelitian yang penulis maksud

adalah tentang fungsi manajemen program dalam pelaksanaan

kegiatan di Masjid Al Millah Sidoarjo.

2. Penelitian ke 2 : yang berjudul Manajemen Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Pendidikan di Madrasah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)2 Bandar Lampung.

Penelitian ini ditulis oleh Siti Nur Hidayah, dari Universitas Islam Negeri Raden

Intan Lampung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Dari hasil penelitian ini, Siti Nur

Hidayah menjelaskan tentang bagaimana pemeliharaan sarana prasarana di

Madrasah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)2 Bandar Lampung7.

a. persamaan penelitian ini yaitu berada pada penggunaan metode, metode yang

digunakan adalah metode kualitatif dengan hasil penyajian dalam bentuk

deskriptif

7
Siti Nur Hidayah, Manajemen Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Madrasah Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN)2 Bandar Lampung, Skripsi, (UIN Raden Intan, Lampung. 2018).
b. Perbedaan penelitian yaitu terletak pada judul dan fokus penelitian. Yang mana

penelitian kami berjudul manajemen program kajian Malam Ahad di Masjid

Al Millah Sidoarjo dan juga di dalam penelitian kami penulis mengacu pada

manajemen program masjid sedangkan pada skripsi Siti Nur Hidayah fokus

pada manajemen pemeliharaan sarana prasarana.

3. Penelitian ke 3 : yang berjudul “Manajemen Program Khutbah Jum’at Di Masjid

Nasional Al-Akbar Surabaya”. Penelitian ini ditulis oleh Shokiful Aziz, dari

Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Dan Komunikasi Islam. Dalam hasil penulisan ini,

Shokiful Aziz menjelaskan tentang bagaimana bagaimanakah proses sebelum

kegiatan khotbah jum’at dilaksanakan di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya 8

sehingga memberikan khatib khotbah jum’at yang berkualitas serta beberapa

fasilitas yang menambah kenyamanan para jama’ah ketika melakukan ibadah di

masjid tersebut.

a. Persamaan penelitian ini terletak pada tema penelitian yaitu manajemen

program suatu masjid.

b. Perbedaannya yaitu pada objek masjid dan programnya. Yang mana

peneliti akan melakukan penelitian di masjid Al Millah Sidoarjo dan

program yang diteliti adalah program rutin kajian malam Ahad.

2.2. Teori Dasar yang Digunakan

2.2.1. Pengertian Manajemen

8
Shokiful Aziz, Manajemen Program Khutbah Jum’at Di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Skripsi,
(STIDKI Ar-Rhmah, Surabaya. 2019).
Terkait dengan fokus penelitian, maka peneliti memaparkan beberapa konsep

manajemen. Diantaranya adalah konsep manajemen yang dikemukakan oleh Menurut Drs. H.

Malayu S.P. Hasibuan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai

suatu tujuan tertentu9. Sedangkan T. Hani Handoko mengatakan manajemen dapat

didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan

dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian

(staffing), pengarahan, kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).10 Sedangkan

menurut Shafritz dan Russel manajemen berkenaan dengan orang yang bertanggungjawab

menjalankan suatu organisasi dan proses menjalankan organisasi itu sendiri yaitu

pemanfaatan sumberdaya (seperti orang dan mesin) untuk mencapai tujuan organisasi.

Definisi ini tidak hanya menunjukkan proses pencapaian tujuan tetapi juga sekelompok orang

yang bertanggungjawab menjalankan proses tersebut.11

G.Rterry mengatakan Management in general refers to

planning,organizing,controlling,staffing,leading,motivating,communicating and decision

making activities performed by any organization in order to cordinate the varied resources of

the enterpraise so as to bring an efficient of some product or service

Artinya, manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri dari tindakantindakan

perencanaan,pengorganisasian,pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

9
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan. 2011. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah edisi Revisi. Jakarta : Bumi
Aksara. Hal 2
10
Handoko ,T. Hani. 2001. Manajemen Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta hal 10.
11
Yeremias T. Keban.2008, Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Gaya Media, Yogyakarta, hal 92.
Sedangkan Harold Koontz dan cyril O’Donnel berpendapat management is getting things

done through people, in bringing about this cordinating of group activity the manager, as a

manager plans, organizes,staffs,direct, and control the activities other people.

Artinya, manajemen adalah usaha mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.

Dengan demikian manejer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang

meliputi perencanaan,pengorganisasian,penempatan,pengarahan, dan pengendalian.12

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan usaha

yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan

organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Manajemen merupakan

sebuah kegiatan, pelaksanaannya disebut manajing dan orang yang melakukannya disebut

manajer.

Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan, menjaga keseimbangan di antara tujuan-

tujuan yang saling bertentangan, dan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Manajemen

terdiri dari berbagai unsur, yakni man, money, method, machine, market, material dan

information.

1. Man : Sumber daya manusia.

2. Money : Uang yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

3. Method : Cara atau sistem untuk mencapai tujuan.

4. Machine : Mesin atau alat untuk berproduksi.

5. Material : Bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan.

12
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan .Op.cit. Hal 2-3
6. Market : Pasaran atau tempat untuk melemparkan hasil produksi.

7. Information : Hal-hal yang dapat membantu untuk mencapai tujuan.13

2.2.2. Teori Program

Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan dari beberapa harapan atau tujuan

yang saling bergantung dan saling terkait, untuk mencapai suatu sasaran yang sama.Biasanya

suatu program mencakup seluruh kegiatan yang berada di bawah unit administrasi yang

sama, atau sasaran-sasaran yang saling bergantung dan saling melengkapi, yang semuanya

harus dilaksanakan secara bersamaan atau berurutan.14

Selain itu, definisi program juga termuat dalam Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun

2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, menyatakan bahwa :

Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang

dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta

memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi

masyarakat.

Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi suatu program kegiatan yang tidak

direncanakan walaupun terjadi bukan merupakan suatu program. Dari definisi manajemen

dan program tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen program adalah

suatu pengaturan dan pengelolaan terhadap sederetan acara atau rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara.

a. Macam-macam Program

13
Handoko ,T. Hani Op.cit
14
Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng Listyo Prabowo, 2009, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana, h. 349
Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud jika ditinjau dari berbagai

macam aspek. Program ditinjau dari:

1) Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah

seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan dan jika

program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa

banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.

2) Jenis, ada program pendidikan, program kemasyarakatan dan sebagainya.

Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program bersangkutan.

3) Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka

panjang.

4) Keluasan, ada program sempit ada program luas. Program sempit hanya

menyangkut program yang terbatas sedangkan program luas menyangkut

banyak variabel.

5) Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar. Program kecil

hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar dilaksanakan

oleh orang banyak.

6) Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting.

Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang

vital sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya.15

b.Tujuan Program

15
Ibid, h 2-3
Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan

yang direncanakan. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai

berikut16.

2.2.3. Analisis SWOT (Strengths, Opportunities, Weaknesses, Threats)

Menurut Freddy Rangkuti Analis swot adalah indifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan

dapat meminimalkan kelemahan ( weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT

menurut Sondang P. Siagian merupakan salah satu instrument analisi yang ampuh apabila

digunakan dengan tepat telah diketahui pula secara luas bahwa “SWOT merupakan akronim

untuk katakata strenghs (kekuatan), weaknesses (kelmahan), opportunities (peluang) dan

htreats (ancaman).17 Analisis SWOT menurut Philip Kotler diartikan sebagai evaluasi

terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis SWOT

merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang

dikenal luas. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan

meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini

mempunyai dampak yang besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil.

Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan

informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan

dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman).Analisis SWOT

tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan

membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat

16
Ibid, h 35
17
Sondang P.Siagian, manajemen strategik, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2000) hal 172
rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang

diinginkan.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara systematis untuk merumuskan

strategi perusahaan, analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat menimbulkan

kelemahan (weaknesses)dan ancaman (threat). Proses pengambilan keputusan strategis selalu

berkaitan dengan pengembangangmisi, tujuuan , dan strategi, dan kebijan dari perusahaan.

Dengan demikian perecanaan strategi (strategic planner) harus menganalisi faktor-faktor

strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan , peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada

disaat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling popular untuk analisis

situasi adalah analisi SWOT. Sedangkan menurut sondang p sinagian ada pembagian faktor-

faktor strategis dalam analisi SWOT yaitu:

1. Faktor berupa kekuatan Yang dimaksud dengan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki

oleh suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lain kompetisi

khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilkikan keunggulan

komparatif oleh unit usaha dipasaran. Dikatan demikian karena satuan bisnis memilki sumber

keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pada pesaing

dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan dilayani oleh satuan

usaha yang bersangkutan.

2. Faktor kelemahan Yang dimaksud dengan kelamhan ialah keterbatasan atau kekurangan

dalam hal sumber, keterampilan, dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi

penampilan kinerja organisasi yang memuaskan

3. Faktor peluang definisi peluang secara sederhana peluang ialah berbagai situasi

lingkuangan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.


4. Faktor ancaman Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang yaitu

faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis jika jika tidak diatasi

ancaman akan menjadi bahaya bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik unutk masa

sekarang maupun dimasa depan.18

2.2.4. Manajemen dalam perspektif Al-Qur’an

Dalam Al-Qur’an sendiri manajemen memiliki unsur-unsur yang tidak jauh beda dengan

konsep manajemen secara umum. Hal ini telah tertuang dalam Al-Qur’an sebagai falsafah

hidup umat islam. Unsur-unsur tersebut adalah :

1. Perencanaan (Planning)

perencanaan dari suatu kegiatan yang akan datang dengan acuan waktu atau metode

tertentu. Seperti sabda Nabi SAW yang artinya :

“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan,

diklakukan dengan itqan(tepat, terarah, jelas, tuntas). (HR. Thabrani).

Allah juga berfirman dalam surat Al Insyirah (94:7-8):

‫لى َربِّكَ فَارغَب‬ َ ‫فَِإذا فَ َرغتَ فَان‬


ٰ ‫ َوِإ‬. ‫صب‬

“Apabila kamu telah selesai (daris sesuatu urusan), kerjakan dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain. Dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap. 

2. Pengorganisasian (Organizing)

pengorganisasian merupakan wadah tentang fungsi setiap orang, hubunga kerja baik

secara vertical maupun horizontal. Dalam surat Ali Imran Allah Ta’ala berfirman ayat

103 :

18
Sondang P.Siagian, manajemen strategik, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2000) hal 173
‫وبِ ُكم‬LL‫دا ًء فََألَّفَ بَينَ قُل‬LL‫وا ۚ َواذكُروا نِع َمتَ هَّللا ِ َعلَي ُكم ِإذ ُكنتُم َأع‬LL‫ا َوال تَفَرَّق‬LLً‫ ِل هَّللا ِ َجميع‬LL‫موا بِ َحب‬LL‫َص‬
ِ ‫َواعت‬

‫ك يُبَيِّنُ هَّللا ُ لَ ُكم آياتِ ِه لَ َعلَّ ُكم‬ ٰ ۗ ‫ا‬LL‫ار فََأنقَ َذ ُكم ِمنه‬LLّ‫ َر ٍة ِمنَ الن‬L‫فا حُف‬L‫َلى َش‬
َ ِ‫كَذل‬ ٰ ‫ا َو ُكنتُم ع‬LLً‫بَحتُم بِنِع َمتِ ِه ِإخوان‬L‫فََأص‬
ِ

َ‫تَهتَدون‬

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu

bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa

Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah

kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di

tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah

menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Ayat diatas menunjukkan bahwa organisasi merupakan kumpulan orang-orang

yang bisa diorganisir dengan baik. Maka hendaklah bersatu-padulah dalam dalam

bekerja dan memegeng komitmen untuk mencapai cita-cita dalam satu payung

organisasi dimaksud.

3. Pengoordinasian (Actuating)

Pengoordinasian, merupakan upaya untuk mencapai hasil yang baik dengan

seimbang, termasuk diantara langkah-langkah bersama untuk mengaplikasikan planning

dengan mengharapkan tujuan yang di idamkan. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah

(2:208):

ِ ‫يا َأيُّهَا الَّذينَ آ َمنُوا اد ُخلوا فِي الس ِِّلم كافَّةً َوال تَتَّبِعوا ُخطُوا‬
ٌ ‫ت ال َّشيطا ِن ۚ ِإنَّهُ لَ ُكم َعد ٌُّو ُم‬
‫بين‬

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam islam keseluruhan, dan

janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang

nyata bagimu.”
Apabila manusia ingin mendapatkan predikat iman maka secara totalitas harus

melebur dengan peraturan Islam. Iman apabila diumpamakan dengan manusia yang ideal dan

Islam sebagai planning dan aturan-aturan yang mengikat manusia, maka tercapainya tujuan

yang mulia, memerlukan adanya koordinasi yang baik dan efektif sehingga tercapainya

tujuan yang ideal.

4. Pengendalian (Controlling)

Pengendalian adalah pengamatan dan penelitian terhadap jalannya planning. Dalam

pandangan Islam menjadi syarat mutlak bagi pimpinan harus lebih baik dari

anggotanya, sehingga control yang ia lakukan akan efektif. Firman Allah Ta’ala

dalam surat At Tahrim (66:6) :

‫ا‬LL‫ونَ هَّللا َ م‬LL‫دا ٌد ال يَعص‬L‫ا َمالِئكَ ةٌ ِغالظٌ ِش‬LL‫ا َرةُ َعلَيه‬LL‫يا َأيُّهَا الَّذينَ آ َمنوا قوا َأنفُ َس ُكم َوَأهلي ُكم نارًا َوقو ُدهَا النّاسُ َوال ِحج‬

َ‫َأ َم َرهُم َويَف َعلونَ ما يُؤ َمرون‬

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-

malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Menjaga keselamatan dan kesuksesan institusi merupakan tugas utama manajer, baik

organisasi keluarga maupun organisasi universal. Bagaimana manajer bisa

mengontrol orang lain sementara dirinya sendiri masih belum terkontrol. Dengan

demikian seorang manajer orang terbaik dan harus mengontrol seluruh anggotanya

dengan baik.

2.2.5. Analisis SWOT dalam perspektif Qur’an

Apabila kita uraikan satu per satu, maka pertama kali yang akan dibicarakan

tentang kekuatan kita sebagai umat islam yaitu keimanan. Ini adalah modal yang
sangat besar dan tidak semua mendapatkan hidayah ini. Kemudian kekuatan lain

adalah kesehatan, kemampuan berpikir, kesempatan melakukan hal-hal yang potensial

dan sedikit kekayaan. Kelemahan kita yaitu belum memiliki cukup ilmu, sebab dalam

islam sebuah ilmu harus mendahului amal sementara tantangan dalam kehidupan

antara lain masalah pola kehidupan yang sudah sangat dipenuhi dengan pola pikir

materialistis yangsangat mengagungkan kesenangan dunia.

Analisis SWOT diterangkan dalam salah satu ayat Al-Qur’an yaitu Surat Al-

Hasyr ayat 18 sebagai berikut:19


۟ ُ‫ت ِل َغ ٍد ۖ َوٱتَّق‬
َ‫وا ٱهَّلل َ ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ خَ بِي ۢ ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ُ‫وا ٱتَّق‬
Lْ ‫وا ٱهَّلل َ َو ْلتَنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬ َ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah

SWT. Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya

untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Al-Hasyr:18)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Metode penelitian deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti kondisi

objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrument kecil, tehnik pengumpulan data

dilakukan secara gabungan, analisis, data dilakukan secara gabungan, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekan makna dari generalisasi.20

19
Al-Qur’an Al-Karim Dan Terjemah Bahasa Indonesia (Ayat Pojok), (Menara Kudus, Kudus, 2016)
20
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), 1.
Penelitian kualitatif didasarkan pada usaha dalam mebangun pandangan terhadap

sesuatu dengan detil, dibuat dengan kata-kata, gambaran secara keseluruhan dan rumit.

Menurut David Williams dalam buku metode penelitian kualitatif karya Lexy J. Moleong,

mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah,

dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh peneliti yang tertarik secara

alamiah. Dari definisi ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa penelitian kualitatif

mengutamakan latar alamiah, metode alamiah, dan dilakukan oleh orang yang memiliki

perhatian alamiah.21

Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata dan angka. Data juga bisa berupa

naskah, wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo,

dan dokumen-dokumen resmi lainnya.22

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian memulai penelitian pada bulan Agustus 2020 di Masjid Al Millah

Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Peneliti memperkirakan

waktu 5 bulan penelitian hingga bulan Desember 2020. Peneliti dalam mengambil data dan

memperoleh informasi dalam rangka melengkapi dan menyempurnakan penelitian akan

melakukan observasi dengan mendatangi langsung tempat penelitian yaitu masjid Al Millah

di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, melakukan wawancara langsung melalui lisan

atau pesan whatsapp dengan pengurus masjid terkait serta melakukan langkah dokumentasi

pada hal-hal yang diperlukan, serta mencari data data dari dokumen cetak resmi kelembagaan

seperti laporan keuangan, majalah dan lain sebagainya.

3.3. Jenis Data

21
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016), 5.
22
Ibid, 11
Peneliti menggunakan 2 jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer

dibagi menjadi dua: observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder yaitu data yang

diperoleh melalui pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa

penelaah terhadap dokumen pribadi resmi kelembagaan, referensi-referensi atau peraturan

(literatur laporan, tulisan dan lain lain yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan

penelitian). Sumber data sekunder dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan

untuk meramalkan tentang masalah penelitian.23

Dari jenis data primer, peneliti akan melakukan observasi langsung ke tempat

penelitian yaitu masjid Al Millah Sidoarjo dan juga melakukan wawancara kepada pengurus

masjid terkait. Sedangkan untuk data sekunder peneliti akan mengambil dari laporan kegiatan

masjid, dan dokumen-dokumen lainnya.

3.4. Tahap-Tahap Penelitian

a. Tahap Pra-Lapangan

Menurut Moleong terdapat enam tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti

dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu:24

1. Menyusun Rancangan Penelitian

Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik

penelitian. Peneliti hendaknya merancang metode dan teknik penelitian yang digunakan

untuk dijadikan menyusun penelitian.

2. Memilih Lapangan Penelitian

Pada langkah ini peneliti harus memilh lapangan penelitian yang sesuai dengan

judul yang diambil dalam pembuatan proposa atau skripsi.


23
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Jakarta: Referensi, 2013), 77-78
24
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), 127.
3. Mengurus Perizinan

Dalam tahap ini peneliti mengurus surat perizinan terlebih dahulu sebelum

memulai kegiatan penelitian. Karena di beberapa tempat yang akan diajdikan tempat

penelitian biasanya mempunyai syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti atau instansi

untuk melakukan penelitian. contohnya saja di Masjid Al Millah Sidoarjo.

Penulis dalam hal ini mengurus surat perizinan dari pihak kampus kemudian

apabila surat sudah jadi maka selanjutnya adalah mengirim surat perizinan tersebut

kepada pihak yang berwenang atau devisi terkait yang ada di Masjid Al Millah

Sidoarjo.25

4. Menjajaki dan Menilai Lapangan

Penjajakan dan penilaian lapangan dapat terlaksana dengan baik dan lancar jka

peneliti sudah membaca kepustakaan atau mengetahui melalui orang dalam tentang

keadaan di daerah tempat penelitian dilaksanakan.

Dalam hal ini peneliti telah memeiliki gambaran umum tentang geografi,

demografi, sejarah, tokoh-tokoh, dan aspek lain yang berkaitan dengan objek yang akan

diteliti.

5. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Informan merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman

tentang latar penelitian. Ia berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian

walaupun hanya bersifat informal.26

Sebagai peneliti saya akan mencari informan yang bisa memberi banyak info,

memiliki banyak pengalaman dan wawasan tentang Masjid Al Millah Sidoarjo, sehingga

25
Ibid, 128.
26
Ibid, 132.
bisa membantu saya mendapatkan banyak info sehingga penelitian ini bisa disusun

dengan baik.

6. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Peneliti hendaknya menyiapkan segala macam perlengkapan penelitian yang

diperlukan yaitu: berupa alat tulis seperti pensil atau bolpoint, kertas, buku catatan, map,

klip, kartu, karet dan lain-lain jangan dilupakan pula. Jika tersedia, juga alat perekam

seperti tape recorder video-cassete recorder, dan kamera foto. Persiapan penelitian

lainnya yang perlu pula dipersiapkan ialah jadwal yang mencakup waktu, kegiatan yang

dijabarkan secara rinci. Yang lebih penting lagi ialah rancangan biaya karena tanpa biaya

penelitian tidak akan dapat terlaksana. Pada tahap analisis data diperlukan perlengkapan

berupa alat-alat seperti komputer, kartu untuk kategorisasi, kertas manila, map, folder,

kertas folio ganda, dan kertas bergaris.27

7. Persoalan Etika Penelitian

Salah satu ciri utama penelitian kualitatif ialah orang sebagai alat atau sebagai

instrumen yang mengumpulkan data. Hal itu dilakukan dalam pengamatan berperan

serta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen, foto, dan sebagainya. Peneliti akan

berhubungan dengan orang-orang, baik secara perseorangan maupun secara kelompok

atau masyarakat, akan bergaul hidup, dan merasakan serta menghayati bersama tata cara

dan tata hidup dalam suatu latar penelitian.28

Persoalan etika akan timbul apabila peneliti tidak menghormati, tidak mematuhi

dan tidak mengindahkan peraturan-peraturan yang ada ditempat penelitian. Beberapa

segi praktis yang perlu dilakukan peneliti dalam menghadapai etika adalah sebagai

berikut:

27
Ibid, 133.
28
Ibid, 134.
1. Sewaktu tiba dan berhadapan dengan orang-orang setempat, beritahukan secara

jujur dan terbuka maksud dan tujuan kedatangan peneliti.

2. Hargai, hormati dan patuhi semua peraturan, norma-norma yang ada.

3. Pegang kerahasiaan segala sesuatu yang berkenaan dengan informasi yang

diberika oleh subjek.

4. Tulis segala kejadian, perisitiwa, cerita dan lain-lain secara jujur, benar dan jangan

ditambah dan diberi bumbu dan nyatakanlah sesuai dengan keadaan aslinya.29

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian

dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. Uraian tentang tahap pekerjaan

lapangan adalah sebagai berikut.

1) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

Memahami latar penelitian dan persiapan diri dalam tahap pekerjaan lapangan masih

diuraikan menjadi beberapa tahapan, seperti: pembatasan latar dan peneliti, penampilan,

pengenalan hubungan peneliti di lapangan, dan jumlah waktu studi.

a) Pembatasan latar dan peneliti

Peneliti harus memahami latar penelitian untuk bisa masuk ke tahap pekerjaan lapangan.

Selain itu, peneliti harus mempersiapkan fisik dan mental, serta etika sebelum memasuki

tahap ini. Dalam pembatasan latar, peneliti harus memahami latar terbuka dan latar

tertutup, serta memahami posisi peneliti sebagai peneliti yang dikenal atau tidak.30

b) Penampilan

Dalam tahap memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri, peneliti harus

memperhatikan penampilannya saat memasuki lapangan dan menyesuaikan dengan

kebiasaan, tata cara, dan norma pada latar penelitian. Dengan demikian, peneliti

29
Ibid, 136.
30
Ibid, 137.
dianggap memiliki derajat yang sama dengan subjek penelitian, yang memudahkan

peneliti menjalin hubungan serta proses pengumpulan data. 31 Peneliti pada tahap ini

harus mencoba menampakkan penampilan yang terbaik, dengan tujuan agar informan

memiliki semangat untuk mengerahkan segala pengetahuannya kepada kita.

c) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan

Jika peneliti menggunakan observasi partisipatif, maka peneliti harus menjalin

hubungan yang dekat dengan subjek penelitian, sehingga keduanya dapat bekerja sama

dan saling memberikan informasi. Peneliti harus bersikap netral saat berada di tengah-

tengah subjek penelitian. Peneliti juga diharapkan jangan sampai mengubah situasi pada

latar penelitian. Peneliti harus aktif mengumpulkan informasi, tetapi tidak boleh ikut

campur dalam peristiwa yang terjadi di dalam latar penelitian. Peneliti juga tidak boleh

menampakkan dan memperlihatkan diri sebagai seseorang yang sangat berilmu, pandai,

dan lain sebagainya.32

d) Jumlah waktu studi

Peneliti harus memperhatikan waktu dalam melakukan penelitian. Jika peneliti tidak

memperhatikan waktu, kemungkinan peneliti akan terlalu asyik dan masuk terlalu dalam

ke kehidupan subjek penelitian, sehingga waktu yang sudah direncanakan menjadi

berantakan. Peneliti yang harus menentukan sendiri pembagian waktu, agar waktu yang

digunakan di lapangan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Peneliti harus tetap

berpegang pada tujuan, masalah, dan pembagian waktu yang telah disusun. Jika

penelitian yang dilakukan peneliti semakin panjang, maka tanggungan yang harus

dihadapi oleh peneliti adalah penambahan biaya.33

c. Tahap penulisan laporan, tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari

semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah
31
Ibid.
32
Ibid, 139.
33
Ibid, 140.
itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk

mendapatkan masukan sebagai perbaikan menjadi lebih baik sehingga dapat

menyempurnakan hasil penelitian.34

d. Langkah terakhir adalah melakukan pengurusan kelengkapan persyaratan untuk

mengadakan ujian skripsi

3.5. Tehnik Pengumpulan Data

3.5.1 Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung tanpa

pertolongan alat standar lainnya. Namun dalam metode ilmiah bukanlah kegiatan pengamatan

seperti di atas. Pengamatan baru tergolong sebagai Teknik pengumpulan data jika mempunya

kriteria berikut

a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik

b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.

c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi

umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.

d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya.35

Observasi juga mempunyai tujuan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia

seperti terjadi dalam kenyataan.36

Dari segi peranan peneliti, dalam penelitian menggunakan jenis observasi non-

partisipan yaitu peneliti tidak terlibat aktif dalam objek penelitian, peneliti hanya datang 2-3

34
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung; Remaja Rosdakarya 2005), 85-103
35
CL.Seltiz, Research Methods in Social Relations (New York: Holt, Rinehart and WIndston, 1964), 200
36
S. Nasution, Metode Research,(Jakarta: bumi aksara, 1996), 106
kali dalam meneliti.37 Peneliti juga menggunakan observasi terus terang atau tersamar dimana

dalam melakukan pengumpulan data, peneliti mengatakan terus terang terhadap subjek

penelitian, sehingga subjek penelitian mengetahui bahwa sedang diamati dan diambil data.

Dari berbagai jenis observasi, peneliti mengamati aktifitas dan program di masjid Al

Millah Sidoarjo tentang penelitian yang akan dilakukan. Peneliti juga sejak awal sudah

berterus terang dan meminta izin kepada pengurus masjid bahwa akan meneliti seluk-beluk

pengelolaan program masjid Al Millah Sidoarjo.

3.5.2. Wawancara

Metode wawancara adalah salah satu metode untuk memperoleh data dalam suatu

penelitian dengan cara mewawancarai secara langsung subjek penelitian atau responden.

Atau wawancara juga bisa diartikan sebagai tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih

secara langsung. Pewancara disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut

interviewee38. Wawancara juga bisa diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada

para responden. Wawancara dimulai dengan mengemukakan topik yang umum untuk

membantu peneliti memahami perspektif makna yang diwawancarai. Hal ini sesuai dengan

asumsi dasar penelitian kualitatif, bahwa jawaban yang diberikan harus dapat memberikan

perspektif yang diteliti bukan sebaliknya, yaitu perspektif dari peneliti sendiri.

Dalam penerapan wawancara ada yang dinamakan pedoman wawancara. Pedoman

wawancara adalah teknik mengumpulkan informasi dengan cara menanyakan beberapa

pertanyaan kepada responden. Pedoman wawancara dalam definisi lain merupakan daftar
37
Hasyim Hasanah, 2016, “Teknik-Teknik Observasi”, Jurnal At Taqaddum, Vol. 8 No. 1, Juli 2016, 37
38
Lexy J. Meleong, 2010, “metodologi penelitian kualitatif” Bandung: Rosda Karya, 2010, 186
pertanyaan atau soal yang dicari selama berjalannya wawancara. Suatu pedoman wawancara

dipersiapkan untuk memastikan bahwa secara esensial informasi yang sama diperoleh dari

sejumlah orang dengan mencakup materi yang sama. Pedoman wawancara menyajikan topik

atau wilayah subjek dimana pewawancara bebas untuk menguaknya, mendalami, dan

mengajukan pertanyaan yang akan menguraikan dan menjelaskan subjek tertentu.39

Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yang pertama adalah wawancara mendalam

(in-depth interview), di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara

terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman

pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-

kali. Yang kedua adalah wawancara terarah (guided interview) di mana peneliti menanyakan

kepada informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya.

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan wawancara langsung Kepada:

1. Ketua DKM Takmir Masjid Al-Millah (Pak Rochanto)

2. Wakil Ketua DKM Takmir Masjid Al-Millah (Istiyanto)

3. 2 orang Petugas Kebersihan (Pak Darsono dan Rizky)

Wawancara ini dilakukan di Masjid Al Millah Sidoarjo, Peneliti melakukan

wawancara secara lisan dan juga wawancara melalui aplikasi pesan whatsapp.

3.6. Tehnik Validasi Data

Maksud dan tujuan dari validitas data dan temuan ini adalah untuk mengecek apakah

laporan atau temuan hasil penelitian tersebut betul-betul sesuai dengan data. Untuk

menjamin data tersebut betul-betul sesuai untuk itu mengggunakan teknik kriteria derajat

kepercayaan.
39
Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 188
Trianggulasi adalah cara yang paling umum digunakan dalam penjaminan validitas data

dalam penelitian kualitatif.

Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan data atau sebagai

pembanding terhadap data itu.40 Menurut Sugiyono, validitas merupakan derajat

ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat

dilaporkan oleh peneliti.

Hamidi seorang penulis buku “Toeri Komunikasi Dan Strategi Dakwah” dalam

kutipan Sugiyono mengatakan, Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk

mengetahui validitas data, yaitu:

a. Teknik trianggulasi antar sumber data, teknik pengumpulan data, dan

pengumpulan data yang dalam hal terakhir ini peneliti akan berupaya

mendapatkan rekan atau pembantu dalam penggalian data dari warga di

lokasi-lokasi yang mampu membantu setelah diberi penjelasan.

b. Pengecekan kebenaran informasi kepada para informan yang telah ditulis oleh

peneliti dalam laporan penelitian.

c. Akan mendiskusikan dan dengan teman sejawat di jurusan tempat penelitian

belajar, termasuk koreksi di bawah para pembimbing.

d. Perpanjangan waktu penelitian. Cara ini akan ditempuh selain untuk

memperoleh bukti yang lebih lengkap juga untuk memeriksa konsistensi

tindakan para informan.

Penelitian ini menggunakan satu macam triangulasi, yaitu triangulasi antar sumber

data, teknik pengumpulan data, dan pengumpulan data yang dalam hal terakhir ini

peneliti akan berupaya mendapatkan rekan dalam penggalian data dari jamaah di lokasi-

lokasi yang mampu membantu setelah diberi penjelasan.


40
Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2014), 330.
Peneliti akan menggunakan teknik triangulasi sumber data yaitu dengan menggali

kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data.

Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi

terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi,

catatan atau tulisan  pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara  itu akan

menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan

pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai

pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran

handal.

3.7. Tehnik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitati dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Menurut

Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan.41

a. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Maka dari itu data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti

untui melakukan pengumpulan dataselanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

41
Sugiyono, Memahami Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), 246.
Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan seperti ko,piuter mini, dengan

memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.42

b. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Kalau

dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori dan sejenisnya.

Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami

tersebut.43

c. Penarikan kesimpulan

Menurut Miles and Huberman, langkah ketiga dalam analisis dalam analisis data

kualitatif adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.44

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No Agenda Agustus September Oktober November Desember

42
Ibid, 247.
43
Ibid, 249.
44
Ibid, 252.
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Izin Penelitian                                    
2 Wawancara                                    
3 Observasi                                    
4 Dokumentasi                                    
5 Validasi data                                    
6 Analisis data                                    
Penulisan naskah
7
skripsi                                    
Pendaftaran sidang
8
skripsi                                    
9 Sidang skripsi                                    

DAFTAR PUSTAKA
Ayub,Moh. 1996. Manajemen Masjid Petunjuk Praktis bagi Para Pengurus, Jakarta: Gema

Insani.

Aziz ,Shokiful. 2019. Manajemen Program Khutbah Jum’at Di Masjid Nasional Al-Akbar

Surabaya, Skripsi, STIDKI Ar-Rahmah: Surabaya.

CL.Seltiz.1964. Research Methods in Social Relations .New York: Holt, Rinehart and

WIndston.

Depag RI.1992. Al Qur'an dan Terjemahnya. Bandung: Gema Risalah Press.

Departemen Agama Republik Indonesia. 2009. Pedoman Pemberdayaan Masjid, Jakarta:

Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaaan Syariah.

Hani,Handoko T. 2001. Manajemen Edisi Kedua, Yogyakarta : BPFE-yogyakarta

Hasanah, Hasyim. 2016, Teknik-Teknik Observasi. Jurnal At Taqaddum

Hasibuan ,Malayu. 2011. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah edisi Revisi. Jakarta :

Bumi Aksara

Hidayah,Siti Nur. 2018. Manajemen Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di

Madrasah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)2 Bandar Lampung, Skripsi, UIN Raden

Intan: Lampung.

Iskandar.2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: Referensi

Keban,Yeremias T. 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Gaya Media :

Yogyakarta

Kurniawan, Syamsul. 2014. Masjid Dalam Lintasan Sejarah Umat Islam, Jurnal

Khatulistiwa: Journal of Islamic Studies.


Mardiana. 2007. Optimalisasi Manajemen Masjid dalam Pembinaan Umat (Studi Pada

Masjid Hidayatul Abror Palapa Tanjungkarang Pusat), Skripsi, Lampung : Jurusan

Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung.

Moleong, Lexy j. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya.

Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng. 2009. Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana.

Mustofa,Budi.2007. Manajemen Masjid Gerakan Meraih Kembali Kekuatan Masjid dan

Potensi Masjid, Solo: Ziyad Visi Media.

Patton, Michael Quinn.2009. Metode Evaluasi Kualitatif , Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

S. Nasution.1996. Metode Research, Jakarta: bumi aksara.

Sugiyono.2015. Memahami Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta.

Syahidin. 2009. Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur’an. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai