ARTIKEL ILMIAH
Disusun Oleh
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penelitian observasi Pendidikan Agama Islam yang
berfokus pada Masjid bonafit di perusahaan. Hasil penelitian
observasi berupa karya ilmiah ini diperlukan untuk memenuhi tugas
“Pendidikan Agama Islam” serta diharapkan buku ini dapat
bermanfaat untuk menambah informasi bagi kami maupun bagi para
pembaca.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.Hj.
Siti Munawati, S.Pd.I, M.Pd.I.selaku dosen Pendidikan Agama Islam
yang telah membimbing kami dalam proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, kepada keluarga kami yang selalu mendukung kami,
serta kepada teman-teman yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa tulisan yang kami buat ini masih jauh
dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
digunakan dengan sebaik mungkin sehingga akan memberikan hasil
yang memuaskan dan sesuai keinginan pembaca.
Penulis
4
5
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ayub Mohammad, Manajemen Masjid (Petunjuk Praktis Bagi Para
Pengurus), Jakarta: Gema Insani Press, 1996. h.32
9
2
Mu’jamu Lughatil Fuqahaa’ karya ustadz Dr. Muhammad Rawas (hal.
397)
3
Muttafaq ‘alaih : al-Bukhari, kitab at-Tayammum, bab Haddatsanaa
Abdullah bin Yusuf (no. 335) dan Muslim kitab al-Masaajid, bab al-Masaajid wa
maudhi’ush shalaah (no. 521)
10
B. Identifikasi Masalah
Salah satu kelemahan umum umat Islam dalam pembinaan
masjid terutama di perusahaan adalah pengelolaannya. Pada
umumnya, pengurusan masjid di perusahaan praktis berpusat
di satu tangan seorang pengurus setempat. Ia menjalankan
peran rangkap sebagai imam, sekaligus khotib, amil, P3NTR,
penyelenggara pengurusan jenazah, dan lain-lain.
Apa yang disebut organisasi masjid boleh dikatakan
13
1. Rumusan Masalah
a) Kurangnya strategi dalam memakmurkan Masjid
8
Ayub Mohammad, Manajemen Masjid (Petunjuk Praktis Bagi Para
Pengurus), Jakarta: Gema Insani Press, 1996. h. 41
14
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan latar belakang
masalah diatas maka penulis memberikan batasan-batasan
agar penelitian observasi ini lebih terfokus pada objek yang
diteliti, sehingga diharapkan bisa mendapatkan hasil yang
terpercaya dan relevan maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana strategi dan pengembangan
manajemen Dewan Kemakmuran Masjid dalam
memakmurkan Masjid Halimatus sya’diyah PT Argo Pantes ?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian Observasi ini bertujuan sebagai pelaporan
yang dilaksanakan mahasiswa. Dan bagian dari tugas UAS
serta sebagai upaya pengembangan dan kompetensi diri
mahasiswa khususnya pendalaman mata kuliah Pendidikan
Agama Islam II, Program Sarjan (S1). Selain itu untuk
mengetahui seberapa jauh strategi dan pengembangan
manajemen DKM di Masjid Halimatus sya’diyah, yang akan
berdampak pada kemakmuran serta keberhasilan Masjid pada
program-program yang berjalan di Masjid sebagai bentuk rasa
kepedulian DKM pada kkegiatan kerohanian para jamaah
Masjid baik di dalam perusahaaan maupun di luar perusahaan.
15
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
yakni penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian
yang langsung dilakukan di lapangan atau pada responden.10
Penelitian lapangan menurut tujuannya adalah untuk
mempelajari secara insentif tentang latar belakang keadaan
9
Asep Saepul Muhtadi, Metode Penelitian Dakwah Pendekatan Kualitatif
dan Kuantitatif , terjemahan Departemen Pendidikan Nasional (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 740.
10
M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia
Indonesia,2002),h. 11.
16
Gambar 1.1
Skema Alur Penelitian
11
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2015),h. 46.
17
2. Sifat Penelitian
Adapun penelitian ini bersifat deskriptif . Penelitian ini
tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji
hipotesis atau membuat prediksi. “deskriptif” diartikan
melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Pada
hakikatnya, penelitian deskriptif mengumpulkan data secara
univariat. Karakteristik data diperoleh dengan ukuran-ukuran
kecendrungan pusat (central tendency) atau ukuran sebaran
(dispersioan).12
a) Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah DKM
Masjid Halimatus sya’diyah, PT. Argo Pantes Tangerang.
b) Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah
tentang Strategi dan Pengembangan Manajemen DKM Masjid
Halimatus sya’diyah.
12
Jalaluddin Rakhmar, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2005), h. 24-25
18
13
Haris Herdansyah, ”Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu
Sosia”l, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 118.
19
2. Menggunakan Handphone
Sebagai alat perekam untuk mendapatkan data dari
narasumber yang diwawancarai agar data yang didapat lebih
akurat sesuai dengan apa yang diinokan oleh narasumber,
selain itu sebagai bukti bahwa telah melakukan metode
pengambilan data secara langsung melalui wawancara.
20
b) Metode Observasi
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
diantaranya yang terpenting adalah prose, proses pengamatan
dan ingatan.15
Menurut marzuki dalam buku metodologi riset dengan
menggunakan metode observasi, Peneliti melakukan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala
atau fenomena yang diselidiki tanpa mengajukan pertanyaan-
pertanyaan meskipun obyeknya orang.16 Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode nonpartisipant observation.
Yang dimaksud adalah peneliti melakukan pengamatan
nonpartisipasi, melakukan observasi pengumpulan data dan
informasi tanpa melibatkan diri, atau tidak menjadi bagian dari
lingkungan sosial/organisasi yang diamati. 17
Observasi yang dimaksud peneliti berupa pengamatan,
catatan data, dan catatan strategi dan pengembangan
manajemen DKM di masjid Halimatus sya’diyah. Pengamatan
14
Ahmad Tanzah,”Pengantar Metodologi Penelitian”, (Yogyakarta: Teras,
2009), h. 183.
15
Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset
16
Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005),h. 62.
17
Rosady Ruslan,Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi, (
Jakarta: RajaWali Pers, 2010) h.36
21
c) Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai
hal-hal atau variable berupa catatan, transkrip dan buku-buku,
surat kabar majalah dan sebagainya 18. Penulis menggunakan
metode ini mengharapkan agar menemukan data yang
berkenaan tentang :
18
Suharsini Arikunta, prosedur penelitian suatu pendekatan
praktek,(Jakarta: Rineka Cipta,1998), h 11
22
Gambar 1.2
Metode Pengumpulan Data
WAWANCARA
OBSERVASI DOKUMENTASI
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani “Stratagos”
(Stratos= militer dan qag= memimpin) yang berarti
“generaliship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral
perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang.
Strategi secara umum didefinisikan sebagai cara mencapai
tujuan.19 Strategi adalah program umum untuk pencapaian
tujuan-tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Strategi
memberikan pengarahan terpadu bagi organisasi dan berbagai
tujuan organisasi, dan memberikan pedoman pemanfaatan
sumber daya-sumber daya organisasi yang digunakan untuk
mencapai tujuan.20
Strategi (siasat) adalah juga termasuk jenis rencana,
karena akan menentukan tindakan-tindakan pada masa datang
untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Pada dasarnya adalah
penentuan cara yang dilakukan agar memungkinkan
memperoleh hasil yang optimal, efektif, dan dalam jangka
waktu yang relatif singkat serta tempat menuju tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan.21 Menurut Griffin (2000)
mendefinisikan strategi sebagai rencana komprehensif untuk
19
Arif Yusuf Hamali, Pemahaman Strategi Bisnis& Kewirausahaan
(Jakarta: Prenamedia Group, 2016), h. 16
20
T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: Bpfe-Yogyakarta), h. 86.
21
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h.
102.
24
22
Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen
(Jakarta: Prenamedia Group, 2005), h. 132.
23
Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta : Bumi Aksara, 2001,
Cet Ke-IV, h. 16.
24
Hadari Nawawi, Manajemen Statejik Organisasi Non Profit Bidang
Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, Yogyakarta : Gajahmada
University Press, 2000, Cet Ke-1, h. 147.
25
25
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1997, h. 199.
26
James AF. Storner dan R Edward Freeman, Manajemen, diterjemahkan
oleh Wilhelmus W. Bakowatun dan Benyamin Molan, Jakarta : Intermedia, 1994,
cet ke-1 h. 306.
27
Ramiler Wertadjaja, et.al., Strategi Pengendalian Administrasi
Perusahaan, Bandung : Angkasa, 1991, hal 7
26
2. Langkah-langkah Srategi
a) Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi, konseptor harus
mempertimbangkan mengenai peluang dan ancaman, serta
menetapkan kekuatan dan kelemahan. Perumusan strategi
berusaha menemukan masalah-masalah yang terjadi dari
peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan konteks kekuatan,
kemudian mengadakan analisis mengenai kemungkinan
kemungkinan serta memperhitungkan pilihan pilihan dan
langkah langkah yang dapat diambil dalam rangka gerak
menuju kepada tujuan itu.28
Oleh karena itu inilah cara untuk memudahkan dalam
merumuskan strategi yang akan ditetapkan.
Tabel 2.1
Perumusan Strategi
28
Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan, hal.18
27
dan perkembangan
organisasi.29
Kelemahan (Weakness) Kelemahan adalah
“Keterbatasan atau
kekurangan dalam hal sumber,
keterampilan dan kemampuan
yang menjadi penghalang
serius bagi penampilan kinerja
organisasi yang memuaskan”30
Peluang (Opportunity) Peluang adalah “Situasi yang
menguntungkan dalam lingkup
organisasi memanfaatkan
potensi yang dimiliki untuk
meraih kesempatan terbuka
bagi kelangsungan dan
kemajuan organisasi”31
Ancaman (Thearts) Ancaman adalah “Kondisi
tidak menguntungkan bagi
organisasi dan dapat
menghambat terhadap
kelanjutan dan kemajuan
kegiatan organisasi”32
29
Fredy Rangkuti, Andris SWOT; Tekhnik Membedah Kamus Bismus,
Jakarta : Gramedia, Pustaka Utama, 1997,h. 8.
30
Sondang P.Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta : Bumi Aksara, 2001
Cet. Ke IV. h. 173.
31
Freddy Rangkuti,op,cet, h. 13.
32
Alfred R David, Manajemen Strategi Konsep, Jakarta; Prenhalindo,
2002, Hal.5
28
33
AB Susanto, Manajemen Strategik Komprehensif (Jakarta: Erlangga,
2014), h. 16.
29
34
Ibid, h. 38
35
T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: Bpfe-Yogyakarta), h. 95.
36
AB Susanto, Manajemen Strategik Komprehensif (Jakarta: Erlangga,
2014), h. 38.
37
T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: Bpfe-Yogyakarta), h. 97.
38
Eko Budi Sulisito, Rahayu Sulistiowati, Azas-Azas Manajemen (Bandar
Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja, 2013),h. 111.
30
39
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 96.
40
Eko Budi Sulisito, Rahayu Sulistiowati, Azas-Azas Manajemen (Bandar
Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja, 2013),h. 73.
31
f) Implementasi Strategi
Yang menyangkut kegiatan manajemen untuk
mengoperasikan strategi. Implementasi berarti peletakan
strategi menjadi kegiatan.42 Implementasi, actuating
(Penggerakan) yaitu untuk menggerakkan organisasi agar
berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta
menggerakan seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi
agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan
sesuai rencana dan bisa mencapai tujuan.43
g) Evaluasi Strategi
Setelah strategi diimplementasikan manajer perlu
senantiasa memonitor secara periodik, atau pada tahap-tahap
kritis untuk menilai apakah organisasi berjalan kearah tujuan
41
Ibid. h, 76.
42
T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: Bpfe-Yogyakarta), h. 97.
43
Eko Budi Sulisito, Rahayu Sulistiowati, Azas-Azas Manajemen (Bandar
Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja, 2013),h. 111.
32
B. Pengembangan
1. Pengertian Pengembangan
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan
sesuai dengan kebituhan pekerjaan/ jabatan melalui pendidikan
dan latihan.
Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual,
dan moral karyawan, sedangkan latihan bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan
karyawan, workshop bagi karyawan dapat meningkatkan
pengetahuan lebih lagi di luar perusahaan.
Edwin B. Flippo mendefinisikan pengembangan
sebagai berikut : “Pendidikan adalah berhubungan dengan
peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman atas
lingkungan kita secara menyeluruh”, sedangkan latihan
didefinisikan sebagai berikut : “Latihan adalah merupakan
suatu usaha peningkatan pengetahuan dan keahlian seorang
karyawan untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu”.
Sedangkan Andrew F. Sikula mendefinisikan
44
T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: Bpfe-Yogyakarta), h. 98.
45
Eman Suherman, Manajemen Masjid Kiat sukses Meningkatkan Kualitas
SDM Melalui Optimalisasi kegiatan Umat Berbasis Pendidikan Berkualitas Unggul,
(Bandung: Alfabeta, 2012).h, 97-98.
33
2. Pengembangan Keagamaan
Berbicara mengenai pengembangan kegiatan
keagamaan Banyak sekali kegiatan keagamaan yang
diselenggarakan oleh DKM masjid-masjid se Indonesia, baik
itu yang sifatnya rutin maupun temporer. Kegiatan rutin
seperti: jamaah sholat fardhu, kultum, kajian kitan yang
diselenggarakan sehabis jamaah sholat Dhuhur, dan pengajian
bulanan. Kegiatan temporer, seperti kunjungan dan muhasabah
ke berbagai pondok pesantren, peringatan hari besar Islam dan
kegiatan bulan Ramadhan.
Di samping kegiatan yang sifatnya ritual juga
diselenggarakan kegiatan sosial terutama untuk masyarakat
sekitar, seperti: santunan fakir miskin dn anak yatim dan
sunatan massal. Menurut penulis pengembangan kegiatan
keagamaan ialah : suatu usaha untuk meningkatkan kinerja
46
http://developmentcountry.blogspot.com/2009/12/definisi-pengembangan
diakses pada 17 Desember 2019, pukul 12:38 WIB.
34
C. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Pengertian manajemen berasal dari bahasa Inggris dengan
kata kerja “to manage” secara umum berarti mengurusi.47 Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen berarti proses
penggunaan sumberdaya yang efektif untuk mencapai sasaran.48
Makna manajemen mengandung unsur-unsur kegiatan
yang bersifat pengelolaan. Oleh sebab itu, manajemen berkaitan
dengan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
dan pengendalian, yang didalamnya terdapat upaya anggota
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
menggerakan sumberdaya organisasi yang dimiliki. Istilah
manajemen memiliki berbagai pengertian. Secara universal
manajemen adalah penggunaan sumberdaya organisasi untuk
mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe
organisasi profit maupun non profit.
Manajemen menurut (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan –
1985) adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
47
A.M Kadarman dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu
Manajemen, Buku Panduan Untuk Mahasiswa (Jakarta: Gramedia
Pustaka Gama, 2001), Cet Ke-1, h.55
48
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Jakarta: Balai pustaka, 2001), Edisi Ke 111 h.708
35
2. Fungsi-Fungsi Manajemen
Mengenai fungsi-fungsi manajemen ini terdapat banyak
sekali pandangan-pandangan yang berbeda satu sama lain di
kalangan sarjana tentang perumusannya. Penulis mengambil
pandangan dari salah seorang sarjana yang bernama George R.
Terry, yang merumuskan fungsi-fungsi daripada manajemen yang
disingkat menjadi POAC, yakni sebagai berikut.51
50
Rahmat, Definisi Manajemen, disalin dari website:
http://blog.re.or.id/definisi- manajemen.html. diakses pada 17 Desember 2019,
pukul 13:57 WIB.
51
Maringan Masry Simbolon, Dasar-Dasar Adimistrasi Dan
Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h. 36.
37
Tabel 2.2
Fungsi-fungsi Dasar Manajemen
a) Planning (Perencanaan)
Planning dapat diartikan sebagai keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang dalam hal-hal yang akan
dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan ialah perencanaan
tentang apa yang akan dicapai, yang kemudian memberikan
pedoman, garis-garis besar apa yang akan dituju. Perencanaan
merupakan suatu persiapan (preparation) untuk tindakan- tindakan
kemudian.52
52
Maringan Masry Simbolon, Dasar-Dasar Adimistrasi Dan Manajemen,
h. 37
38
b) Organizing (Pengorganisasian)
Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu :
53
- Organisasi sebagai alat dari manajemen Ialah organisasi
sebagai wadah/tempat manajemen sehingga memberikan
bentuk manajemen yang memungkinkan manajemen dapat
bergerak, atau dapat dikaitkan.
- Organisasi sebagai fungsi manajemen Ialah organisasi dalam
arti dinamis (bergerak), yaitu organisasi memberi
kemungkinan tempat manajemen bergerak dalam batasan-
batasan tertentu. Dengan kata lain, dinamis berarti, bahwa
organisasi itu bergerak dengan mengadakan pembagian
pekerjaan. Organisasi adalah sekelompok orang yang
bekerjasama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam
mencapai serangkaian tujuan tertentu. Penulis mendefiniskan
organisasi sebagai sekumpulan orang atau kelompok yang
memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan
tujuannya tersebut melalui kerja sama.
c) Actuating (Pelaksanaan)
Pelaksanaan adalah suatu upaya dalam pembimbigan
dan penggerakan orang-orang yang menjadi bawahannya agar
kelompok tersebut menjalankan tugasnya dengan senang hati,
suka dan mau bekerja secara sadar dan penuh tanggung jawab
terhadap tugas yang harus diselesaikan tanpa menunggu
atasan.
53
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, PengantarManajemen
(Jakarta: Kencana, 2005), Cet Ke-1, h.4.
39
d) Controlling (Pengendalian/Pengawasan)
Menurut Terry, pengawasan berarti mengevaluasi
prestasi kerja dan apabila perlu menerapkan tindakan-tindakan
korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-
54
Sondang P. Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial, h. 95.
55
Panglaykin, Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1981), h. 39.
40
Tabel 2.3
Pendoman Pengawasan
No Pendoman Pengawasan
1 Rencana (Planning) yang telah ditentukan.
2 Perintah (orders) terhadap pelaksanaan pekerjaan
(performance).
3 Tujuan
56
George R. Terry, Asas-asas Manajemen, h. 395
57
Maringan Masry Simbolon, Dasar-Dasar Adimistrasi Dan Manajemen
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h.61.
41
58
Manulang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1987), h.17
42
- Tujuan primer
- Tujuan sekunder
- Tujuan individual dan social
Tabel 2. 4
Aspek Manajemen Masjid
59
Malayu S.P. Hasibuan, op.cit, h.17
45
1. Pengertian DKM
Dewan Kemakmuran Masjid adalah sekelompok orang
dari jamaah masjid yang mengemban amanah dan tanggung
jawab terdepan dalam memakmurkan masjid.60 Allah
menjelaskan bagaimanakah kriteria orang-orang yang berhak
memakmurkan masjid, yaitu sebagaimana didalam: Surat At-
Taubah ayat 18 sebagai berikut:
60
Asadullah Al-Faruq, Mengelola dan Memakmurkan Masjid ( Solo: Pustaka
Arafah, 2010), h. 71.
46
a) Kegiatan Pembangunan
Bangunan masjid perlu dipelihara dengan sebaik-
baiknya. Apabila ada yang rusak diperbaiki atau diganti
dengan yang baru, yang kotor dibersihkan, sehingga masjid
senantiasa berada dalam keadaan bagus, bersih, indah dan
terawat. Kemakmuran masjid dari segi material ini
mencerminkan tingginya kualitas hidup dan kadar iman umat
disekitarnya.61
Renovasi masjid baik secara keseluruhan atau pada
bagian tertentu merupakan suatu keniscayaan. Bisa saja
seluruh bangunan masjid harus direnovasi dikarenakan sudah
rusak dan dimungkinkan tidak bertahan lama, DKM harus jeli
merencanakan perenovasian dengan memperhatikan apa yang
perlu diperbaiki. Suatu bangunan masjid yang perlu diperbaiki
harus disepakati bersama oleh seluruh pengurus DKM masjid.
Dalam pelaksanaannya DKM membentuk panitia
renovasi masjid. Kepanitiaan sebaiknya terdiri dari beberapa
orang yang menjadi pengurus DKM dan beberapa orang
jamaah yang bukan dari DKM. Untuk posisi ketua panitia dan
bendahara panitia sebaiknya berasal dari pihak DKM.
Sedangkan untuk posisi wakil ketua dan sekretaris panitia
boleh dari jamaah diluar DKM.62
61
Ibid, h. 73
62
Asadullah Al-Faruq, Mengelola & Memakmurkan Masjid, Solo: Pustaka
Arafah, 2010, h. 142-143.
51
b) Kegiatan Ibadah
Meliputi shalat berjamaah lima waktu, shalat jum‟at
dan shalat tarawih. Shalat jamaah merupakan ruh dari sebuah
masjid. Shalat jamaah juga merupakan ibadah yang paling
utama bagi setiap hamba yang beriman. Oleh karena itu,
hendaknya setiap masjid memperhatikan pelaksanaan shalat
berjamaah dengan sebaik mungkin. Masjid yang ditinggal oleh
jamaahnya sehingga tidak bisa menyelenggarakan shalat
jamaah disetiap waktu shalat, maka masjid yang demikian
seolah telah mati. Ruhnya telah menghilang, hanya
menyisakan fisiknya saja. Hal semacam ini perlu menjadi
perhatian bagi setap DKM.
Tugas DKM dalam fungsinya menghidupkan
pelaksanaan shalat berjamaah, Mengajak secara intensif
masyarakat setempat untuk menunaikan shalat jamaah. Bentuk
ajakan bisa bermacam-macam, mulai dari pendekatan
personal, pengajian-pengajian, himbauan dan yang tidak kalah
penting yaitu dengan cara para pengurus takmir memberi
contoh membiasakan diri mengerjakan shalat berjamaah
dimasjid.
Memilih imam besar dan muadzin sesuai syar‟i. Setiap
Masjid hendaknya memiliki Imam besar sebagai imam tetap
dalam pelaksanaan shalat berjamah setiap harinya. Imam besar
dipilih oleh DKM dengan memperhatikan syarat-syarat
seseorang layak menjadi imam berdasarkan kaidah syar‟i.
Syarat-syarat untuk menjadi imam besar terdiri dari dua
bagian, yaitu syarat umum dan syarat khusus, Syarat umum
52
c) Kegiatan Keagamaan
Meliputi kegiatan pengajian rutin, khusus ataupun
umum yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas iman
dan menambah pengetahuan; peringatan hari-hari besar islam;
kursus keagamaan : bimbingan dan penyuluhan masalah
53
d) Kegiatan Pendidikan
Mencakup pendidikan formal dan informal. Secara
formal, misalnya dilingkungan masjid didirikan sekolah atau
madrasah. Beberapa masjid yang telah dikelola secara
profesional mampu membentuk wadah pendidikan anak usia
dini. Namanya bisa beragam, mulai dari play group atau
kelompok bermain, taman belajar atau pendidikan anak usia
dini (PAUD).64
Lewat lembaga sekolah atau madrasah ini. Anak-anak,
remaja dapat dididik sesuai dengan ajaran islam. Ayat (4)
mengenai satuan pendidikan nonformal merupakan “focus of
interest” (pusat perhatian untuk melaksanakan pendidikan
dilingkungan masjid. Diantaranya terdapat Majelis Ta‟lim di
dalamnya.65 Selain itu bentuk-bentuk pesantren kilat
Ramadhan, pelatihan remaja, kursus bahasa, kesenian,
merupakan pilihan yang cukup mungkin diselenggarakan.34
Adapun kegiatan-kegiatan lainnya seperti menyantuni fakir
miskin dan yatim piatu, kegiatan olahraga, kesenian,
keterampilan, perpustakaan hingga penerbitan.
63
Mohammad E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi
Pengurus, Jakarta: Gema Insani Press, 1996. h. 74.
64
Asadullah Al-Faruq, Mengelola & Memakmurkan Masjid, Solo: Pustaka
Arafah, 2010. h. 192.
65
Eman Suherman, Manajemen Masjid Kiat Sukses Meningkatkan Kualitas
SDM Melalui Optimalisasi Kegiatan Umat Berbasis Pendidikan Berkualitas
Unggul, Bandung: Alfabeta, 2012. h. 77.
54
e) Kegiatan-kegiatan Lainnya
Banyak kegiatan selain kegiatan yang telah disebutkan
di atas, yang dapat dikoordinasikan oleh pengurus masjid.
Sebut saja dari menyantuni fakir miskin dan yatim piatu,
kegiatan olahraga, keseniaa, keterampilan, perpustakaan,
hingga penerbitan.
Bagaimanapun juga, mengelola sebuah masjid tidak
akan terlepas dari sebah manajemen. Manajemen yang baik,
akan menjadikan salah satu faktor yang sangat mendukung
bangkitnya kekuatan sebuah masjid. Sebuah masjid, semegah
apapun bentuknya, jika tidak mempunyai pola manajemen
yang baik, maka ia akan jauh dari peran dan fungsinya yang
asasi. Dan ia tidak akan muncul sebagai kekuatan apappun
yang mampu menjawab tantangan umat.
Untuk itulah diperlukan sebuah pola pengelolaan yang
baik dalam wujud manajemen. Dalam keorganisasian, kita
kenal diatas ada unsur-unsur dalam sebuah organisasi,
diantaranya Planning (rencana kerja), Organzing
(pengorganisasian), Actuiting (Aksi), Controlling (adanya
kontrol kontinyu), da Evaluating (evaluasi kerja). ( Budiman
Mustafa, 2007: 93-94) Dari uaraian diatas, maka dapat dilihat
dalam data gambar sebagai berikut:
Gambar 2.1
Skema Konseptual
BAB III
STRATEGI DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN DKM
MASJID HALIMATUS SYA’DIYAH
{إِن َما يَ ْع ُم ُر:ُ َفإِن َّللا َ تَعَا َلى يَ ُقول،ش َهدُوا َل ُه بِا ِإلي َما ِن ْ إ ِ َذا َر َأ ْيتُمُ الر ُج َل يَتَعَا َه ُد ا ْل َم
ْ س ِج َد َفا
رواه الترمذي وقال.اآلخ ِر َو َأ َقامَ الص َال َة َوآتَى الزكَا َة} اآليَ َة ِ اج َد هللا ِ َم ْن آ َمنَ بِاَّلل ِ َواليَ ْو ِم ِ سَ َم
. ٌسن
َ ب َح ٌ َه َذا َحد:
ٌ ِيث َغ ِري
قال هللا عز وجل { إنما يعمر مساجد،(( إذا رأيتم الرجل يعتاد المساجد فاشهدوا له باإليمان
حديث حسن: اآلية } )) رواه الترمذي وقال. . هللا من آمن باهلل واليوم اآلخر
Gambar 3.1
Struktur Kepengurusan Masjid Halimatus sya’diyah
60
1. Penasehat
Penasehat memiliki tugas untuk memberikan saran,
nasihat, arahan kepada ketua dan pengurus masjid lainnya
secara lisan maupun tertulis. Mengawasi jalannya organisasi
dan kegiatan yang diselenggarakan oleh takmir agar tidak
menyimpang dari ketentuan syar‟i dan dari kesepakatan
bersama. Memberikan teguran atau peringatan apabila ketua
serta pengurus lainnya melakukan tindakan yang bertentangan
dengan syar‟i. Melaporkan serta mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada jamaah, atau kepada atasannya.
66
Responden BM, wawancara dengan Ketua Masjid Halimatus sya,diyah
PT. Argo Pantes Tangerang pada tanggal 19 Oktober 2019. Pukul 13:45 WIB
61
3. Ketua DKM
Memimpin, mengawasi, melaksanakan dan
mengkoordinasi semua bidang yang terkait dalam menjalankan
tugas serta tanggung jawab masing-masing dalam mengelola
masjid dan melaksanakan program kerja takmir masjid untuk
kegiatan ibadah, kemakmuran masjid dan jamaah. Selain itu
Ketua DKM Bertanggung jawab kepada yayasan Masjid
Halimatus syadiyah PT. Argo Pantes terhadap kemakmuran
dan kemajuan maupun perkembangan yayasan Masjid
Halimatus syadiyah PT. Argo Pantes. Mengevaluasi program
kerja yang dilaksanakan oleh para DKM masjid, melaporkan
serta mempertanggung jawabkan pelaksanaan program kerja
kepengurusan masjid kepada Yayasan melalui musyawarah
pengurus masjid dan memberi laporan kepada pembina.
Ketua DKM selalu melaksanakan rapat secara terbuka
dengan panitia DKM yang lainnya , semua program harus
disetujui oleh panitia” yang lainnya . terkadang ketua DKM
mengaplikasikan hal” yang baik yang beliau temui di masjid
sekitar lingkungan tinggalnya begitupun dengan panitia” yang
lain sehingga Masjid Halimatus sya’diah dapat berkontribusi
menjadi lebih baik lagi .
62
5. Sekretaris DKM
Mengerjakan seluruh pekerjaan kesekretariatan antara
lain membuat surat menyurat dan mengarsipkannya, membuat
laporan organisasi termasuk hasil musyawarah maupun rapat
pengurus pada masing-masing bidang. Memberikan pelayanan
teknis administrative kedalam maupun keluar organisasi,
membuat serta mengkoordinir pendistribusian undangan,
mencatat serta menyusun notulen rapat dan membuat daftar
hadir, melaporkan tugasnya kepada ketua umum mengenai
pelaksanaan tugasnya, menjelaskan kepada jamaah kegiatan
yang akan dilaksanakan dan yang telah dijelaskan.
6. Bendahara DKM
Memegang dan memelihara harta kekayaan organisasi,
baik berupa uang maupun barang. Menerima, menyimpan,
mengeluarkan dan membukukan keuangan, barang, tagihan
dan surat-surat berharga. Mengendalikan pelaksanaan
Rancangan Anggaran Belanja Masjid sesuai dengan ketentuan
63
9. Bidang Perlengkapan
Merencanakan, melaksanakan, mengontrol, dan
mengevaluasi pelaksanaan perbaikan-perbaikan infrastruktur
yang diperlukan di Masjid Halimatus sya’diyah PT. Argo
Pantes dengan tujuan agar kenyamanan Jama'ah dalam
beribadah tetap terjaga, Menginventarisasi, pengecekan dan
pemeliharaan rutin setiap kelengkapan peribadatan di Masjid
Halimatus sya’diyah PT. Argo Pantes, Menyiapkan
kelengkapan sarana dan prasarana untuk kegiatan-kegiatan,
Menginventarisasi, pengecekan dan pemeliharaan rutin setiap
65
Tabel 3.1
Kegiatan Masjid Halimatus sya’diyah
KEGIATAN
NO. KEGIATAN YANG YANG
BERJALAN BELUM
BERJALAN
Azhan Sebelum Shalat Lima
1. TPA
Watu
Pembagian sodaqoh
Shalat Satu Minggu Sekali
(makanan) setiap hari
3. Yaitu Shalat Jumat
Jumat
69
sya’diyah
Pemotongan Hewan
Qurban Bersama
Jamaah Masjid
7.
Halimatus sya’diyah
Table 3.2
Jadwal Khotib Jumat Masjid Halimatus sya’diyah
71
Table 3.3
Jadwal Ustadz Pengajian Rabu Masjid Halimatus sya’diyah
Gambar 3.2
Proses Pengembangan Manajemen DKM Masjid
Halimatus sya’diyah
Melakukan
Buat
Memiliki Menjadwal semua
program
Gambar Kegiatan kegiatan Evaluasi Portofolio
jangka
Besar. Harian dengan
pendek
kesepakatan.
68
Responden BM, wawancara dengan Ketua DKM Masjid
Halimatussa’diyah PT. Argo Pantes pada tanggal 19 Oktober 2019. Pukul 13:45
WIB
76
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian observasi pada Masjid
Halimatussya’diyah diperusahaan PT.Agro Pantes, Tangerang
penulis menyimpulkan bahwa masjid tersebut tidak hanya
digunakan untuk sholat 5 waktu, tetapi juga mengadakan
kegiatan rutin didalamnnya.seperti pengajian rutin setiap hari
rabu. jamaaah yang mengikuti kegiatan rutin tersebut, dan
menunaikan ibadah sholat pun tidak hanya dari karyawan
perusahaan PT.Agro Pantes saja, melainkan warga sekitar atau
menjadi pilihan warga yang tengah melakukan perjalanan
untuk menunaikan ibadah sholat. Bahkan perusahaan
memberikan konstribusi kepada pihak DKM dan mendukung
setiap kegiatan masjid tersebut. Tidak lupa pun pihak DKM
menghimbau kepada bagi siapapun yang berada dimasjid atau
disekitar masjid untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan
masjid, guna mempertahankan kenyaman bagi siapapun yang
menunaikan ibadah di Masjid Halimatussya’diyah.
Setiap diadakannya hari-hari besar umat islam, pihak
DKM selalu peduli dan menghidupkan acara didalam masjid
tersebut guna untuk merayakan hari besar islam. (Dewan
Kesejahteraan Masjid) yang selalu peduli akan masjid tersebut.
Dan selalu mau untuk terus merawat dan memakmurkan
masjid tersebut seperti apa yang telah tertera pada visi-misi
Masjid Halimatussya’diyah. Karena sebagaimana Allah
berfirman, manusia adalah khalifah dibumi, dan manusia
78
B. Saran
Salah satu upaya untuk peningkatan masjid dalam
stratgi dan pengembangan manajemen DKM Masjid Halimatus
sya’diyah, penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
http://developmentcountry.blogspot.com/2009/12/definisi-
pengembangan diakses pada 17 Desember 2019, pukul 12:38
WIB.
GLOSARIUM
Masjid artinya
Strategi artinya
Pengembangan artinya
Manajemen artinya
LAMPIRAN DOKUMENTASI