Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN OBSERVASI

MASJID PUSDAI JABAR


Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Masjid
Dosen Pengampu : Ridwan Mubarok, S.Sos., M.Ag

Disusun oleh :
Kelompok 8
1. Usep Saepul Milah (1204030113)
2. Naufal Nur Aulia (1204030079)
3. Siti Komala (1204030102)
4. Nenden Aisyah (1204030080)
5. Sandi Nugraha (1194030124)

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan anugerah-Nya yang


sangat agung penyusun dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Laporan yang disusun ini berjudul “Laporan Observasi Masjid
Pusdai Jabar”. Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
baginda alam yakni Nabi Muhammad SAW, tak lupa pada keluarganya dan para
sahabatnya.

Dalam penyusunan laporan ini, penyusun memperoleh materi dari


semua sumber sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Penyusun hanya bisa
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dengan dukungan serta partisipasinya. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa membalas budi semua kebaikan ini dan melimpahkan rahmat-Nya
secara bersama-sama.

Dalam penyusunan laporan ini tidak dipungkiri masih banyak


kekurangan dan kelemahan, baik dalam penyajian, kelengkapan bahan, maupun
nilai-nilai ilmiahnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan penyusun. Semoga laporan ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Bandung, 10 Mei 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masjid merupakan salah satu unsur penting dalam struktur
masyarakat Islam. Masjid bagi umat Islam memiliki makna yang besar
dalam kehidupan, baik makna fisik maupun makna spiritual. Kata
masjid itu sendiri berasal dari kata sajada-yasjudu-masjidan (tempat
sujud).
Adapun menurut istilah masjid adalah suatu bangunan yang
memiliki batas-batas tertentu yang didirikan untuk tujuan beribadah
kepada Allah seperti shalat, dzikir, membaca al-Qur’an dan ibadah
lainnya. Dan lebih spesifik lagi yang dimaksud masjid di sini adalah
tempat didirikannya shalat berjama’ah, baik ditegakkan di dalamnya
shalat jum’at maupun tidak. Masjid merupakan pusat kegiatan ibadah
dan mu’amalah bagi umat Islam. Kegiatan ibadah ini mempunyai arti
luas, tidak semata-mata hanya sebagai tempat shalat, dan pengajian saja,
akan tetapi untuk segala kegiatan yang bisa membawa kemaslahatan
dunia akhirat. Salah satu bentuk kegiatan tersebut yaitu ceramah,
diskusi, kajian-kajian, serta pelatihan keagamaan.
Secara teoritis konseptual, Masjid adalah pusat kebudayaan umat
Islam. Di tempat suci inilah syi’ar keislaman yang meliputi aspek
duniawi dan ukhrawi, material spiritual dimulai, karena setelah Nabi
Muhammad SAW hijrah ke Madinah, beliau berusaha bersama dengan
kaum Muhajirin lainya dengan masyarakat setempat (kaum Anshor)
membangun agar orang berkumpul untuk melaksanakan shalat lima
waktu. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, menurut ulama
terkemuka yakni Syaikh Yusuf Qardhawi, masjid juga berfungsi sebagai
tempat sosial kemasyarakatan seperti bersilaturahmi untuk memperkuat
tali persaudaraan, tempat menimba ilmu, tempat pegumpulan dana
zakat, infak dan sedekah, tempat menyelesaikan sengketa, lembaga
solidaritas dan bantuan kemanusiaan, tempat pembinaan dan
pengembangan kader-kader pemimpin umat, tempat membina keutuhan
jama’ah, dan tempat bergotong royong didalam mewujudkan
kesejahteraan bersama. Masjid juga berfungsi sebagai tempat
memberikan motivasi dalam semua kegiatan masyarakat baik
menyangkut kegiatan formal maupun kegiatan dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam mencapai tujuan pembangunan
Indonesia, yaitu masyarakat adil, makmur, dan sejahtera lahir dan batin.
Pada dasarnya fungsi masjid adalah untuk ibadah, maka dari itu
untuk mencapai tujuan hidup manusia, masjid secara fungsional harus
eksis ditengahtengah masyarakat. Eksistensi masjid pada dasarnya
ditandai dengan kemakmuran masjid itu sendiri dan kemakmuran
masjid merupakan tugas bagi setiap muslim
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasanya tugas
kemakmuran masjid merupakan tugas setiap muslim dan kemakmuran
masjid dapat dicapai yakni dengan cara memberdayakannya serta
memanfaatkan fungsinya. Dalam memberdayakan serta memanfaatkan
fungsi dari masjid tersebut tidak lepas dari manajemen masjid itu
tersendiri. Karena masjid memiliki peran besar dalam membina dan
mengembangkan akhlak dan moral umat Islam.
Masjid Pusdai sebagai salah satu masjid yang terletak di Jl.
Diponegoro No.63, Cihaur Geulis, Kec. Cibeunying Kaler, Kota
Bandung, Jawa Barat 40122, menjadi sasaran observasi pada kali ini,
tentunya dengan beberapa pertimbangan diantaranya, adanya izin dari
pihak Manajer Operasional Majid Pusdai Jabar untuk dilakukannya
observasi, adanya ketersediaan dari pihak Manajer Operasional Masjid
Pusdai Jabar untuk diwawancarai mengenai manajemen masjid yang
diterapkan pada Masjid Pusdai Jabar.
Faktor inilah yang menjadi latar belakang dilaksanakannya
observasi pada Manajer Operasional Masjid Pusdai Jabar. Dengan
demikian penyusun tertarik untuk menulis laporan observasi dengan
judul “LAPORAN OBSERVASI MASJID PUSDAI JABAR”.

B. Rumusan Masalah
Berikut beberapa rumusan masalah dari hasil observasi di Masjid
Pusdai Jabar ialah sebagai berikut :
1. Bagaimana profil Masjid Pusdai Jabar?
2. Bagaimana struktur DKM Masjid Pusdai Jabar?
3. Bagaimana kondisi Masjid Pusdai Jabar?
4. Apa saja kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan Masjid
Pusdai Jabar?
C. Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya obseervasi Pusdai Jabar ini ialah
sebagai berikut :
1. Mengetahui profil Masjid Pusdai Jabar.
2. Mengetahui Struktur DKM Masjid Pusdai Jabar.
3. Mengetahui kondisi Masjid Pusdai Jabar.
4. Mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan Masjid
Pusdai Jabar.
D. Waktu dan Tempat
A. Waktu
Observasi dilaksanakan paad hari Senin, 20 Mei 2022.
B. Tempat
Adapun lokasi observasi yakni di Masjid Pusdai Jabar, Jl.
Diponegoro No.63, Cihaur Geulis, Kec. Cibeunying Kaler, Kota
Bandung, Jawa Barat 40122.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil

Masjid Pusdai Jabar ber-alamat di Jl. Diponegoro No.63,


Cihaur Geulis, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa
Barat. Pada mulanya Masjid Pusdai Jabar adalah sebuah ide
yang muncul pada tahun 1960-an, idenya dulu ialah sebagai
Islamic Center dan bahasa yang digunakan untuk menyebutnya
juga Islamic Center yakni sebagai pusat Islam. Pusat Islam ini
digambarkan sebagai pusat peribadahan, pendidikan, kajian,
informasi dan teknologi, seni dan budaya, dan sebgai pusat
perekonomian, dan ini merupakan kata lain dari miniatur
peradaban Islam.
Ide ini muncul yakni dari para ulama yang berfikiran
kulturistik dengan tujuan untuk menyambut abad kebangkitan
Islam abad 15. Kemudian, setelah di silaturahmikan dan di
dakwahkan pada tahun 1980-an bapak Aang Khunaifi
merealisasikannya dalam bentuk penyediaan anggaran daerah
untuk pembangunan Islamic Center di Jawa Barat, yang mana
ketika itu Jawa Barat satu-satunya yang menganggarkan untuk
itu.
Kemudian, dilanjutkan oleh bapak Yogi S.M untuk
menindak lanjuti program tersebut untuk perihal pembebasan
tanah seluas 5 hektar lebih yang mana memakan waktu 10 tahun
(1982-1992 M).
Kemudian, di lanjutkan oleh bapak Nuryana untuk
perihal pembangunan yang mana pembangunan membutuhkan
waktu sekitar 5 tahun-an (1992-1997M). Kemudian pak Nuryana
me-menten itu semua dengan sistem manajemen modern.
Menurutnya untuk menjalankan sebuah organisasi besar ini,
selain upaya perlu juga adanya daya tersendiri salah satunya
ialah kemandirian, bagaimana cara menghasilkan kemandirian
itu, dan hal ini di sambut baik oleh para ulama Jawa Barat.
Kemudian dipimpin oleh bapak Kyai Miftah Farid yang mana
saat itu menjabat sebagai direktur, memilih namanya pun bukan
dengan Islamic Center akan tetapi Pusdai yang merupakan
kependekan dari Pusat Studi dan Dakwah Islam yang mana tidak
lebih dari satu tahun kemudian di ubah menjadi Pusat Dakwah
Islam. Hal ini merupakan terobosan baru yang mendekatkan
kepada kearifan lokal. Kemudian berkembanglah berbagai
kegiatan-kegiatan dan sebagainya yang mana ruang linkupnya
se-Jawa barat akan tetapi efeknya mungkin Nasional ataupun
mungkin Internasional. Kemudian Kyai Miftah Farid
mempromosikan Islamic Center ini ke beberapa benua seperti
benua Australia, Asia, Amerika dan Eropa, karena Islamic
Center ini juga merupakan pertama kalinya di dunia.
Pusdai ini adalah sebuah lembaga yang memiliki fungsi
bermacam-macam. Maka dapat dilihat dari struktur bangunan
dan fungsi ruangan cukup berbeda dari masjid-masjid lain, ada
untuk pendidikan, kajian, ibadah, seni dan budaya, dan juga
fungsi untuk perekonomian. Hal ini merupakan sesuatu yang
baru yang kemudian di contoh oleh beberapa kabupaten dan kota
bahkan provinsi untuk membangun Islamic Center dan dengan
nama Islamic Center.

B. Riwayat Kepengurusan Pusdai


Pusdai mengalami beberapa perubahan konsep yang
mana pada mulanya kepengurusan ditentukan oleh Pimpinan
Daerah Gubernur Jawa Barat, kemudian digunakan konsep
periodisasi dengan pola per-3 tahun dan konsep ini bertahan dari
tahun 1997 sampai tahun 2004. Kemudian dibuatlah Yayasan
Pusdai yang mana pengurusnya ialah para mantan wakil
gubernur Jawa Barat dan ini bertahan dari tahun 2004 sampai
pada tahun 2010. Setelah nya ada perubahan kembali yang mana
Yayasan Pusdai di ganti menjadi Badan Pengelola Islamic
Center, yang mana kepengurusan pusddai dilimpahkan kepada
masyarakat.
Kemudian, pada masa periode bapak Ridwan Kamil
menjabar sebagai Gubernur Jawa Barat, diketahui bahwasanya
pusdai memiliki 43 pengurus, yang mana diketuai oleh 1 orang
dan sisanya wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan lain-lain.
Kemudian pada tahun 2012 ada perubahan yang mana
manajemennya dibuatkan struktur kepengurusannya di bagi
menjadi 3 bidang, yaitu bidang idaroh, imaroh, dan ri’ayah,
struktur kepengurusan ini dipakai sampai sekarang yang
kemudian ditambah 1 bidang khusus lagi yaitu bidang informasi
dan teknologi.
C. Rencana Strategis (RENSTRA)
a) Evaluasi
b) Program
 Pendidikan
 Ekonomi
c) Perawatan
d) Takmir Masjid
D. Fasilitas
a) Pendidikan
b) Ekonomi
c) Teknologi dan Informasi
d) Pelayanan
E. Karakteristik Manajemen Masjid
a) Idaroh
b) Imaroh
c) Ri’ayah
F. Analisis SWOT
1. Strength (Kekuatan)
Memiliki kemampuan dengan lembaga secara tersurat
lalu juga dari segi bidang administrasi dan pengelolaan
masjid pusdai mampu bisa mengajak umat untuk
berdamai dengan masjid sehingga begitu mudah diakses
dalam peribadatan yang lainya.
2. Weakness (Kelemahan)
Banyak sekali sarana dan prasarana bagi umat tidak
mampu digunakan serta ini menjadi kejanggalan amat
prihatin apabila terus seperti ini maka umat pun akan
sedikit kecewa dengan aspek fasilitas yang ada.
3. Opportunity (Kesempatan)
Bisa menjadi unggulan masjid mampu menanmpu
seluruh elemen-elemen ormas Islam dikarenakan masjid
pusdai sendiri tidak belabel pihak manapun sehingga
bakalan mengundang banyak sekali umat yang singgah
dan bisa beribadah didalamnya.
4. Threats (Tantangan)
Tidak cukup mampu memberikan fasilitas yang memadai
untuk seluruh umat ini karena sudah mulai lapuk
termakan zaman apabila bisa mengikuti teknologi
sekarang pihak pengelola pusdai bisa unggul dan mampu
menggerakkan umat untuk melaksanakan peribadahan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai