Anda di halaman 1dari 37

RANCANGAN

UNDANG-UNDANG KELUARGA MAHASISWA

NOMOR … TAHUN …

TENTANG

PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan organisasi mahasiswa intra


kampus yang tertib hukum, Senat Mahasiswa Univesitas
berkewajiban melaksanakan pembangunan hukum yang
dilakukan secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan,
dalam sistem hukum yang menjamin perlindungan hak dan
kewajiban segenap mahasiswa Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung;
b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa atas
peraturan perundang-undangan yang baik, perlu dibuat
peraturan mengenai pembentukan peraturan perundang-
undangan yang dilaksanakan dengan cara dan metode yang
pasti, baku, dan standar yang mengikat semua organisasi
mahasiswa intra kampus yang berwenang membentuk
peraturan perundang-undangan;
c. bahwa dalam Undang-Undang Keluarga Mahasiswa Nomor
1 Tahun 2018 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan masih terdapat kekurangan dan belum dapat
menampung perkembangan kebutuhan mahasiswa
mengenai aturan pembentukan peraturan perundang-
undangan yang baik sehingga perlu diganti;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Mengingat : 1. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 4961


Tahun 2016 Tentang Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan Pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam;
2. Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 22 Konstitusi Keluarga
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG KELUARGA MAHASISWA TENTANG


PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Undang-Undang Keluarga Mahasiswa ini yang
dimaksud dengan:

1. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah


pembuatan Peraturan Perundang-undangan yang
mencakup tahapan perencanaan, penyusunan,
pembahasan, pengesahan atau penetapan dan
pengundangan.
2. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan
tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat
secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh
lembaga kemahasiswaan intra kampus yang berwenang
melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan
Perundang-undangan.
3. Undang-Undang Keluarga Mahasiswa adalah Peraturan
Perundang-undangan yang dibentuk oleh Senat
Mahasiswa Universitas.
4. Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas adalah
Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Senat Mahasiswa Universitas untuk menjalankan
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa sebagaimana
mestinya.
5. Peraturan Senat Mahasiswa adalah Peraturan
Perundang-undangan yang dibentuk oleh Senat
Mahasiswa Fakultas.
6. Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas adalah Peraturan
Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Senat
Mahasiswa Fakultas untuk menjalankan Peraturan
Senat Mahasiswa sebagaimana mestinya.
7. Program Legislasi Mahasiswa Universitas yang
selanjutnya disebut Prolegma-U adalah instrumen
perencanaan program pembentukan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa yang disusun secara terencana,
terpadu, dan sistematis.
8. Program Legislasi Mahasiswa Fakultas yang selanjutnya
disebut Prolegma-F adalah instrumen perencanaan
program pembentukan Peraturan Senat Mahasiswa yang
disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis.
9. Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian atau
pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya terhadap
suatu masalah tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai
pengaturan masalah tersebut dalam suatu Rancangan
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa dan Rancangan
Peraturan Senat Mahasiswa, sebagai solusi terhadap
permasalahan dan kebutuhan hukum mahasiswa.
10. Pengundangan adalah penempatan Peraturan
Perundang-undangan dalam Lembaran Senat Mahasiswa
Universitas, Tambahan Lembaran Senat Mahasiswa
Universitas, Berita Senat Mahasiswa Universitas,
Tambahan Berita Senat Mahasiswa Universitas,
Lembaran Senat Mahasiswa Fakultas, Tambahan
Lembaran Senat Mahasiswa Fakultas, Berita Senat
Mahasiswa Fakultas, Tambahan Berita Senat Mahasiswa
Fakultas.
11. Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan adalah
materi yang dimuat dalam Peraturan Perundang-
undangan sesuai dengan jenis, fungsi, dan hierarki
Peraturan Perundang-undangan.
12. Senat Mahasiswa Universitas yang selanjutnya disingkat
SEMA-U adalah lembaga legislatif ditingkat Universitas
sebagaimana dimaksud dalam Konstitusi Keluarga
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung.
13. Senat Mahasiswa Fakultas yang selanjutnya disingkat
SEMA-F adalah lembaga legislatif ditingkat Fakultas
sebagaimana dimaksud dalam Konstitusi Keluarga
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung.
14. Hari adalah hari kerja.

Pasal 2

Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum.

Pasal 3

(1) Konstitusi Keluarga Mahasiswa Universitas Islam Negeri


Sunan Gunung Djati Bandung merupakan hukum dasar
dalam Peraturan Perundang-undangan.
(2) Konstitusi Keluarga Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung ditempatkan dalam
Lembaran Senat Mahasiswa Universitas.
(3) Penempatan Konstitusi Keluarga Mahasiswa Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dalam
Lembaran Senat Mahasiswa Universitas tidak
merupakan dasar pemberlakuannya.

Pasal 4

Peraturan Perundang-undangan yang diatur dalam Undang-


Undang Keluarga Mahasiswa ini meliputi Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa dan Peraturan Perundang-undangan di
bawahnya.

BAB II
ASAS PEMBENTUKAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pasal 5

Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus


dilakukan berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan yang baik, yang meliputi:
a. kejelasan tujuan;
b. kelembagaan pembentuk yang tepat;
c. kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;
d. dapat dilaksanakan;
e. kedayagunaan dan kehasilgunaan;
f. kejelasan rumusan; dan
g. keterbukaan.

Pasal 6

(1) Materi muatan Peraturan Perundang-undangan harus


mencerminkan asas:
a. keadilan;
b. kesamaan kedudukan dalam hukum;
c. ketertiban dan kepastian hukum; dan
d. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
(2) Selain mencerminkan asas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Peraturan Perundang-undangan tertentu dapat
berisi asas lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan
Perundang-undangan yang bersangkutan.

BAB III
JENIS, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pasal 7
(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan
terdiri atas:
a. Konstitusi Keluarga Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung;
b. Undang-Undang Keluarga Mahasiswa;
c. Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas;
d. Peraturan Senat Mahasiswa; dan
e. Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas.
(2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan
sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).

Pasal 8
(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup
produk hukum yang ditetapkan oleh SEMA-U, SEMA-F,
Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas, Unit Kegiatan
Mahasiswa dan Unit Kegiatan Khusus, Dewan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas, dan Himpunan Mahasiswa
Jurusan/ Program Studi.
(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai
kekuatan hukum mengikat keluar dan/ atau kedalam
lembaga, sepanjang diperintahkan oleh Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk
berdasarkan kewenangan.
Pasal 9

(1) Dalam hal suatu Undang-Undang Keluarga Mahasiswa


atau produk hukum SEMA-U diduga bertentangan
dengan Konstitusi Keluarga Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, pengujiannya
dilakukan oleh Forum SEMA-F yang dibentuk melalui
persetujuan sedikitnya 1/2 lebih satu dari jumlah
keseluruhan SEMA-F di Universitas, serta dapat
mengikutsertakan Dewan Eksekutif Mahasiswa
Universitas dan/ atau Forum Unit Kegiatan Mahasiswa
dan Unit Kegiatan Khusus.
(2) Dalam hal suatu Peraturan Senat Mahasiswa atau
produk hukum SEMA-F diduga bertentangan dengan
Konstitusi Keluarga Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung, pengujiannya dilakukan
oleh Forum Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program
Studi yang dibentuk melalui persetujuan sedikitnya 1/2
lebih satu dari jumlah keseluruhan Himpunan
Mahasiswa Jurusan/ Program Studi di fakultas, serta
dapat mengikutsertakan Dewan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas.
(3) Dalam hal suatu Peraturan Senat Mahasiswa atau
produk hukum SEMA-F diduga bertentangan dengan
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa atau produk
hukum SEMA-U lainnya, pengujiannya dilakukan oleh
SEMA-U melalui permohonan sedikitnya 1/2 lebih satu
dari jumlah keseluruhan Himpunan Mahasiswa
Jurusan/ Program Studi di Fakultas.

Pasal 10
(1) Materi muatan yang harus diatur dengan Undang-
Undang Keluarga Mahasiswa berisi:
a. pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan didalam
Konstitusi Keluarga Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung;
b. perintah suatu Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
untuk diatur dengan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa;
c. tindak lanjut atas hasil pembahasan Forum SEMA-F;
dan/ atau
d. pemenuhan kebutuhan hukum mahasiswa ditingkat
Universitas.
(2) Tindak lanjut atas hasil pembahasan Forum SEMA-F
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan
oleh SEMA-U.

Pasal 11

Materi muatan Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas


berisi materi untuk menjalankan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa sebagaimana mestinya.
Pasal 12

(1) Materi muatan yang harus diatur dengan Peraturan


Senat Mahasiswa berisi:
a. pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan didalam
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa;
b. perintah suatu Peraturan Senat Mahasiswa untuk
diatur dengan Peraturan Senat Mahasiswa;
c. tindak lanjut atas hasil pembahasan SEMA-U;
d. tindak lanjut atas hasil pembahasan Forum
Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program Studi;
e. pemenuhan kebutuhan hukum mahasiswa ditingkat
fakultas; dan/ atau
f. pemenuhan kebutuhan hukum mahasiswa ditingkat
Jurusan/ Program Studi.
(2) Tindak lanjut atas hasil pembahasan SEMA-U dan hasil
pembahasan Forum Himpunan Mahasiswa Jurusan/
Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c dan d dilakukan oleh SEMA-F.

Pasal 13
Materi muatan Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas berisi
materi untuk menjalankan Peraturan Senat Mahasiswa
sebagaimana mestinya.

Pasal 14

(1) Materi muatan mengenai ketentuan yang memuat sanksi


berat hanya dapat dimuat dalam:
a. Undang-Undang Keluarga Mahasiswa; atau
b. Peraturan Senat Mahasiswa.
(2) Ketentuan sanksi berat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa ancaman pembekuan organisasi
mahasiswa intra kampus apabila melanggar Konstitusi
Keluarga Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung; dan/atau tidak beraktifitas
selama 6 bulan atau tidak berkembang atau tidak
mempunyai anggota yang signifikan setelah dikeluarkan
Surat Peringatan sebanyak 3 (tiga) kali; dan/atau
Mengalami konflik internal pengurus yang
berkepanjangan.
(3) Undang-Undang Keluarga Mahasiswa dan Peraturan
Senat Mahasiswa dapat memuat ancaman sanksi berat
lainnya selain sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sesuai dengan yang diatur dalam Peraturan Perundang-
undangan yang bersangkutan.
(4) Kewenangan penjatuhan sanksi berat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) hanya dapat
dijatuhkan oleh Rektor/ Wakil Rektor bidang
kemahasiswaan dan/ atau Dekan/Wakil Dekan bidang
kemahasiswaan atas rekomendasi dari SEMA-U dan/
atau SEMA-F.
BAB IV
PERENCANAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Bagian Kesatu

Perencanaan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa

Pasal 15

Perencanaan penyusunan Undang-Undang Keluarga


Mahasiswa dilakukan dalam Prolegma-U.

Pasal 16

Prolegma-U sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15


merupakan skala prioritas program pembentukan Undang-
Undang Keluarga Mahasiswa dalam rangka mewujudkan
sistem hukum mahasiswa yang baik ditingkat Universitas.

Pasal 17
Dalam penyusunan Prolegma-U sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15, penyusunan daftar Rancangan Undang-
Undang Keluarga Mahasiswa didasarkan atas:

a. perintah Konstitusi Keluarga Mahasiswa Universitas


Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung;
b. perintah Undang-Undang Keluarga Mahasiswa lainnya;
c. sistem perencanaan pembangunan keorganisasian intra
kampus;
d. rencana pembangunan jangka panjang;
e. rencana pembangunan jangka menengah; dan
f. aspirasi dan kebutuhan hukum mahasiswa ditingkat
Universitas.

Pasal 18

(1) Prolegma-U sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16


memuat program pembentukan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa dengan judul Rancangan Undang-
Undang Keluarga Mahasiswa, materi yang diatur, dan
keterkaitannya dengan Peraturan Perundang-undangan
lainnya.
(2) Materi yang diatur dan keterkaitannya dengan Peraturan
Perundang-undangan lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan keterangan mengenai konsepsi
Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa yang
meliputi:
a. latar belakang dan tujuan penyusunan;
b. sasaran yang ingin diwujudkan; dan
c. jangkauan dan arah pengaturan.
(3) Materi yang diatur sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
yang telah melalui pengkajian dan penyelarasan
dituangkan dalam Naskah Akademik.

Pasal 19
(1) Penyusunan Prolegma-U dilaksanakan oleh SEMA-U.
(2) Prolegma-U ditetapkan untuk jangka menengah dan satu
periode berdasarkan skala prioritas pembentukan
Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa.
(3) Penyusunan dan penetapan Prolegma-U jangka
menengah dilakukan pada awal masa keanggotaan
SEMA-U dan pertengahan masa jabatan SEMA-U,
sedangkan Prolegma-U untuk jangka waktu panjang
dilakukan pada awal masa keanggotaan SEMA-U dalam
1 periode kepengurusan.
(4) Prolegma-U jangka menengah dapat dievaluasi setiap
setengah periode kepengurusan SEMA-U bersamaan
dengan penyusunan dan penetapan Prolegma-U jangka
menengah yang baru.
(5) Penyusunan dan penetapan Prolegma-U prioritas satu
periode dilakukan setiap pergantian kepengurusan
SEMA-U.

Pasal 20

(1) Penyusunan Prolegma-U di lingkungan SEMA-U


dikoordinasikan oleh alat kelengkapan SEMA-U yang
khusus menangani bidang legislasi.
(2) Penyusunan Prolegma-U di lingkungan SEMA-U
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
mempertimbangkan usulan dari komisi, anggota SEMA-
U dan mahasiswa lainnya.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan
Prolegma-U sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan
ayat (2) diatur dengan Ketetapan Senat Mahasiswa
Universitas.

Pasal 21

(1) Hasil penyusunan Prolegma-U sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 20 ayat (1) disepakati menjadi Prolegma-U
dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna SEMA-U.
(2) Prolegma-U sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan SEMA-U.

Bagian Kedua

Perencanaan Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas

Pasal 22

Perencanaan penyusunan Ketetapan Senat Mahasiswa


Universitas dilakukan dalam suatu program penyusunan
Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas.

Pasal 23

(1) Perencanaan penyusunan Ketetapan Senat Mahasiswa


Universitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
memuat daftar judul dan pokok materi muatan
Rancangan Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas
untuk menjalankan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa sebagaimana mestinya.
(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan untuk jangka waktu 6 (enam) bulan.

Pasal 24

(1) Perencanaan penyusunan Ketetapan Senat Mahasiswa


Universitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
dikoordinasikan oleh alat kelengkapan SEMA-U yang
khusus menangani bidang legislasi.
(2) Perencanaan penyusunan Ketetapan Senat Mahasiswa
Universitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan SEMA-U.

Pasal 25

Rancangan Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas berasal


dari SEMA-U, Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas,
Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit Kegiatan Khusus,
serta SEMA-F sesuai dengan keterikatan pada materi
muatan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa yang dibahas.

Pasal 26
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan
penyusunan Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas diatur
dengan Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas.

Bagian Ketiga

Perencanaan Peraturan Senat Mahasiswa

Pasal 27
Perencanaan penyusunan Peraturan Senat Mahasiswa
dilakukan dalam Prolegma-F.

Pasal 28

Prolegma-F sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27


merupakan skala prioritas program pembentukan Peraturan
Senat Mahasiswa dalam rangka mewujudkan sistem hukum
mahasiswa yang baik ditingkat Fakultas.

Pasal 29

Dalam penyusunan Prolegma-F sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 28, penyusunan daftar Rancangan Peraturan
Senat Mahasiswa didasarkan atas:
a. perintah Undang-Undang Keluarga Mahasiswa;
b. perintah Peraturan Senat Mahasiswa lainnya;
c. sistem perencanaan pembangunan keorganisasian intra
kampus ditingkat Fakultas;
d. rencana pembangunan jangka panjang;
e. rencana pembangunan jangka menengah;
f. aspirasi dan kebutuhan hukum mahasiswa ditingkat
Fakultas; dan
g. aspirasi dan kebutuhan hukum mahasiswa ditingkat
Jurusan/ Program Studi.

Pasal 30

(1) Prolegma-F sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28


memuat program pembentukan Peraturan Senat
Mahasiswa dengan judul Rancangan Peraturan Senat
Mahasiswa, materi yang diatur, dan keterkaitannya
dengan Peraturan Perundang-undangan lainnya.
(2) Materi yang diatur serta keterkaitannya dengan
Peraturan Perundang-undangan lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan keterangan
mengenai konsepsi Rancangan Peraturan Senat
Mahasiwa yang meliputi:
a. latar belakang dan tujuan penyusunan;
b. sasaran yang ingin diwujudkan; dan
c. jangkauan dan arah pengaturan.
(3) Materi yang diatur sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
yang telah melalui pengkajian dan penyelarasan
dituangkan dalam Naskah Akademik.

Pasal 31

(1) Penyusunan Prolegma-F dilaksanakan oleh SEMA-F.


(2) Prolegma-F ditetapkan untuk jangka menengah dan satu
periode berdasarkan skala prioritas pembentukan
Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa.
(3) Penyusunan dan penetapan Prolegma-F jangka
menengah dilakukan pada awal masa keanggotaan
SEMA-F dan pertengahan masa jabatan SEMA-F,
sedangkan Prolegma-F untuk jangka waktu panjang
dilakukan pada awal masa keanggotaan SEMA-F dalam
1 periode kepengurusan.
(4) Prolegma-F jangka menengah dapat dievaluasi setiap
setengah periode kepengurusan SEMA-F bersamaan
dengan penyusunan dan penetapan Prolegma-F jangka
menengah yang baru.
(5) Penyusunan dan penetapan Prolegma-F prioritas satu
periode dilakukan setiap pergantian kepengurusan
SEMA-F.

Pasal 32

(1) Penyusunan Prolegma-F di lingkungan SEMA-F


dikoordinasikan oleh alat kelengkapan SEMA-F yang
khusus menangani bidang legislasi.
(2) Penyusunan Prolegma-F di lingkungan SEMA-F
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
mempertimbangkan usulan dari komisi, anggota SEMA-
F dan mahasiswa lainnya.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan
Prolegma-F sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan
ayat (2) diatur dengan Ketetapan Senat Mahasiswa
Fakultas.
Pasal 33

(1) Hasil penyusunan Prolegma-F sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 32 ayat (1) disepakati menjadi Prolegma-F
dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna SEMA-F.
(2) Prolegma-F sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan SEMA-F.

Bagian Ketiga

Perencanaan Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas

Pasal 34

Perencanaan penyusunan Ketetapan Senat Mahasiswa


Fakultas dilakukan dalam suatu program penyusunan
Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas.

Pasal 35
Ketentuan mengenai perencanaan penyusunan Ketetapan
Senat Mahasiswa Universitas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 sampai dengan Pasal 26 berlaku secara mutatis
mutandis terhadap perencanaan penyusunan Ketetapan
Senat Mahasiswa Fakultas.

Bagian Keempat

Perencanaan Peraturan Perundang-undangan Lainnya

Pasal 36
(1) Perencanaan penyusunan Peraturan Perundang-
undangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (1) merupakan kewenangan dan disesuaikan dengan
kebutuhan lembaga masing-masing.
(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh lembaga masing-masing untuk jangka
waktu 6 (enam) bulan terhitung semenjak tanggal
penetapannya.

BAB V

PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Bagian Kesatu

Penyusunan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa

Pasal 37

(1) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa


berasal dari SEMA-U.
(2) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa yang
berasal dari SEMA-U sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat berasal dari SEMA-U, Dewan Eksekutif
Mahasiswa Universitas, Forum Unit Kegiatan Mahasiswa
dan Unit Kegiatan Khusus, SEMA-F dan mahasiswa
lainnya.
(3) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa yang
berasal dari SEMA-U, Dewan Eksekutif Mahasiswa
Universitas, Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit
Kegiatan Khusus atau SEMA-F harus disertai Naskah
Akademik.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
berlaku bagi Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa mengenai pencabutan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa.
(5) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disertai dengan
keterangan yang memuat pokok pikiran dan materi
muatan yang diatur.

Pasal 38

(1) Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-


Undang Keluarga Mahasiswa dilakukan sesuai dengan
teknik penyusunan Naskah Akademik.
(2) Ketentuan mengenai teknik penyusunan Naskah
Akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa ini.

Pasal 39

(1) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa, baik


yang berasal dari SEMA-U serta Rancangan Undang-
Undang Keluarga Mahasiswa yang diajukan Dewan
Eksekutif Mahasiswa Universitas, Forum Unit Kegiatan
Mahasiswa dan Unit Kegiatan Khusus, dan SEMA-F,
kepada SEMA-U disusun berdasarkan Prolegma-U.
(2) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa yang
diajukan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas
serta Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit Kegiatan
Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa yang
berkaitan dengan:
a. pola hubungan antara organisasi kemahasiswaan
tingkat Universitas; dan
b. pedoman pelaksanaan kegiatan tertentu organisasi
kemahasiswaan tingkat Universitas.
(3) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa yang
diajukan oleh SEMA-F sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa yang berkaitan dengan:
a. pembuatan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
yang diamanatkan didalam Konstitusi Keluarga
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung; dan
b. pola hubungan antara organisasi kemahasiswaan
tingkat Universitas dan Fakultas.

Pasal 40

(1) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa dari


SEMA-U diajukan oleh komisi, dan anggota SEMA-U.
(2) Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan
konsepsi Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa yang berasal dari SEMA-U dikoordinasikan
oleh alat kelengkapan SEMA-U yang khusus menangani
bidang legislasi.
(3) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
sebagaimana dimaksud ayat (1) telah terlebih dahulu
disusun oleh komisi dan/ atau anggota SEMA-U yang
mengusulkan Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
mempersiapkan Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas.

Pasal 41

(1) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa dari


Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas disampaikan
secara tertulis oleh ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa
Universitas kepada alat kelengkapan SEMA-U yang
menyelenggarakan urusan di bidang administrasi dan
harus disertai Naskah Akademik.
(2) Usul Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh
alat kelengkapan SEMA-U yang menyelenggarakan
urusan di bidang administrasi kepada alat kelengkapan
SEMA-U yang khusus menangani bidang legislasi untuk
dilakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan
pemantapan konsepsi Rancangan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa.
(3) Alat kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dalam melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan
pemantapan konsepsi Rancangan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa dapat mengundang perwakilan dari
Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas untuk
membahas usul Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa.
(4) Alat kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menyampaikan laporan tertulis mengenai hasil
pengharmonisasian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
kepada alat kelengkapan SEMA-U yang
menyelenggarakan urusan di bidang administrasi untuk
selanjutnya diumumkan dalam rapat paripurna.

Pasal 42

(1) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa dari


Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas diajukan
dengan surat ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa
Universitas kepada alat kelengkapan SEMA-U yang
menyelenggarakan urusan di bidang administrasi.
(2) Surat ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
penunjukan bidang yang ditugasi mewakili Dewan
Eksekutif Mahasiswa Universitas dalam melakukan
pembahasan Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa bersama SEMA-U.
(3) SEMA-U mulai membahas Rancangan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dalam jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) hari
terhitung sejak surat ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa
Universitas diterima.
(4) Untuk keperluan pembahasan Rancangan Undang-
Undang Keluarga Mahasiswa di SEMA-U, Dewan
Eksekutif Mahasiswa Universitas sebagai pemrakarsa
memperbanyak naskah Rancangan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa tersebut dalam jumlah yang
diperlukan.

Pasal 43
(1) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa dari
Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit Kegiatan
Khusus disampaikan secara tertulis oleh koordinator
Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit Kegiatan
Khusus kepada alat kelengkapan SEMA-U yang
menyelenggarakan urusan di bidang administrasi dan
harus disertai Naskah Akademik.
(2) Usul Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh
alat kelengkapan SEMA-U yang menyelenggarakan
urusan di bidang administrasi kepada alat kelengkapan
SEMA-U yang khusus menangani bidang legislasi untuk
dilakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan
pemantapan konsepsi Rancangan Undang-Undang.
(3) Alat kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dalam melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan
pemantapan konsepsi Rancangan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa dapat mengundang perwakilan dari
Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit Kegiatan Khusus
yang mengajukan Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa untuk membahas usul Rancangan Undang-
Undang Keluarga Mahasiswa.
(4) Alat kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menyampaikan laporan tertulis mengenai hasil
pengharmonisasian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
kepada alat kelengkapan SEMA-U yang
menyelenggarakan urusan di bidang administrasi untuk
selanjutnya diumumkan dalam rapat paripurna.
Pasal 44

(1) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa dari


Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit Kegiatan
Khusus diajukan dengan surat koordinator Forum Unit
Kegiatan Mahasiswa dan Unit Kegiatan Khusus kepada
alat kelengkapan SEMA-U yang menyelenggarakan
urusan di bidang administrasi.
(2) Surat koordinator Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan
Unit Kegiatan Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) memuat keterangan Unit Kegiatan Mahasiswa dan
Unit Kegiatan Khusus yang mewakili Forum Unit
Kegiatan Mahasiswa dan Unit Kegiatan Khusus dalam
melakukan pembahasan Rancangan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa bersama SEMA-U.
(3) SEMA-U mulai membahas Rancangan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dalam jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) hari
terhitung sejak surat koordinator Forum Unit Kegiatan
Mahasiswa dan Unit Kegiatan Khusus diterima.
(4) Untuk keperluan pembahasan Rancangan Undang-
Undang Keluarga Mahasiswa di SEMA-U, Unit Kegiatan
Mahasiswa dan Unit Kegiatan Khusus pemrakarsa
memperbanyak naskah Rancangan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa tersebut dalam jumlah yang
diperlukan.

Pasal 45
(1) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa dari
SEMA-F disampaikan secara tertulis oleh Ketua SEMA-F
kepada alat kelengkapan SEMA-U yang
menyelenggarakan urusan di bidang administrasi dan
harus disertai Naskah Akademik.
(2) Usul Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh
alat kelengkapan SEMA-U yang menyelenggarakan
urusan di bidang administrasi kepada alat kelengkapan
SEMA-U yang khusus menangani bidang legislasi untuk
dilakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan
pemantapan konsepsi Rancangan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa.
(3) Alat kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dalam melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan
pemantapan konsepsi Rancangan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa dapat mengundang alat
kelengkapan SEMA-F yang mempunyai tugas di bidang
legislasi untuk membahas usul Rancangan Undang-
Undang Keluarga Mahasiswa.
(4) Alat kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menyampaikan laporan tertulis mengenai hasil
pengharmonisasian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
kepada alat kelengkapan SEMA-U yang
menyelenggarakan urusan di bidang administrasi untuk
selanjutnya diumumkan dalam rapat paripurna.

Pasal 46

(1) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa dari


SEMA-F diajukan dengan surat Ketua SEMA-F kepada
alat kelengkapan SEMA-U yang menyelenggarakan
urusan di bidang administrasi.
(2) Surat Ketua SEMA-F sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) memuat keterangan personalia alat kelengkapan
SEMA-F yang mempunyai tugas di bidang legislasi,
untuk turut serta dalam melakukan pembahasan
Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
bersama SEMA-U.
(3) SEMA-U mulai membahas Rancangan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dalam jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) hari
terhitung sejak surat Ketua SEMA-F diterima.
(4) Untuk keperluan pembahasan Rancangan Undang-
Undang Keluarga Mahasiswa di SEMA-U, SEMA-F
sebagai pemrakarsa memperbanyak naskah Rancangan
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa tersebut dalam
jumlah yang diperlukan.

Pasal 47

Apabila dalam satu masa sidang SEMA-U ditemukan adanya


penyampaian Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa dari SEMA-U, Dewan Eksekutif Mahasiswa
Universitas, Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit
Kegiatan Khusus, serta SEMA-F yang memiliki kesamaan
materi, yang dibahas adalah Rancangan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa yang disampaikan oleh SEMA-U dan
Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa yang
disampaikan Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas,
Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit Kegiatan Khusus,
serta SEMA-F digunakan sebagai bahan untuk
dipersandingkan.

Bagian Kedua

Penyusunan Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas

Pasal 48

(1) Dalam penyusunan Rancangan Ketetapan Senat


Mahasiswa Universitas yang berasal dari SEMA-U,
Rancangan yang dimaksud telah terlebih dahulu disusun
oleh komisi dan/ atau anggota SEMA-U yang
mengusulkan Rancangan.
(2) Dalam penyusunan Rancangan Ketetapan Senat
Mahasiswa Universitas berasal dari luar SEMA-U
dikoordinasikan dengan alat kelengkapan SEMA-U yang
khusus menangani bidang legislasi, dengan cara
membentuk panitia antara SEMA-U bersama dengan
Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas dan/ atau
Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit Kegiatan
Khusus dan/ atau SEMA-F.
(3) Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan
konsepsi Rancangan Ketetapan Senat Mahasiswa
Universitas dikoordinasikan alat kelengkapan SEMA-U
yang khusus menangani bidang legislasi.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan
panitia antara SEMA-U bersama dengan Dewan
Eksekutif Mahasiswa Universitas dan/ atau Forum Unit
Kegiatan Mahasiswa dan Unit Kegiatan Khusus dan/
atau SEMA-F, pengharmonisasian, penyusunan, dan
penyampaian Rancangan Ketetapan Senat Mahasiswa
Universitas diatur dengan Ketetapan Senat Mahasiswa
Universitas.

Bagian Ketiga

Penyusunan Peraturan Senat Mahasiswa

Pasal 49
(1) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa berasal dari
SEMA-F.
(2) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa yang berasal
dari SEMA-F sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berasal dari dalam SEMA-F, Dewan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas, Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program
Studi, dan mahasiswa dilingkungan fakultasnya masing-
masing.
(3) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa yang berasal
dari SEMA-F, Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dan
Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program Studi harus
disertai Naskah Akademik.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
berlaku bagi Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa
mengenai pencabutan Peraturan Senat Mahasiswa.
(5) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) disertai dengan keterangan yang
memuat pokok pikiran dan materi muatan yang diatur.

Pasal 50
(1) Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan
Senat Mahasiswa dilakukan sesuai dengan teknik
penyusunan Naskah Akademik.
(2) Ketentuan mengenai teknik penyusunan Naskah
Akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.
Pasal 51

(1) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa, baik yang


berasal dari SEMA-F serta Rancangan Peraturan Senat
Mahasiswa yang diajukan Dewan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas dan Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program
Studi, kepada SEMA-F disusun berdasarkan Prolegma-F.
(2) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa yang diajukan
oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah Rancangan Peraturan
Senat Mahasiswa yang berkaitan dengan:
a. pola hubungan antara organisasi kemahasiswaan
tingkat Fakultas; dan
b. pedoman pelaksanaan kegiatan tertentu organisasi
kemahasiswaan tingkat Fakultas.
(3) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa yang diajukan
oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program Studi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Rancangan
Peraturan Senat Mahasiswa yang berkaitan dengan:
a. pola hubungan antara organisasi kemahasiswaan
tingkat Fakultas dan Jurusan/ Program Studi; dan
b. pedoman pelaksanaan kegiatan tertentu organisasi
kemahasiswaan tingkat Jurusan/ Program Studi.

Pasal 52

(1) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa berasal dari


SEMA-F diajukan oleh komisi, dan anggota SEMA-F.
(2) Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan
konsepsi Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa yang
berasal dari SEMA-F dikoordinasikan oleh alat
kelengkapan SEMA-F yang khusus menangani bidang
legislasi.
(3) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa sebagaimana
dimaksud ayat (1) telah terlebih dahulu disusun oleh
komisi dan/ atau anggota SEMA-F yang mengusulkan
Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
mempersiapkan Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas.

Pasal 53

(1) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa dari Dewan


Eksekutif Mahasiswa Fakultas disampaikan secara
tertulis oleh ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
kepada alat kelengkapan SEMA-F yang
menyelenggarakan urusan di bidang administrasi dan
harus disertai Naskah Akademik.
(2) Usul Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh
alat kelengkapan SEMA-F yang menyelenggarakan
urusan di bidang administrasi kepada alat kelengkapan
SEMA-F yang khusus menangani bidang legislasi untuk
dilakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan
pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan Senat
Mahasiswa.
(3) Alat kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dalam melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan
pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan Senat
Mahasiswa dapat mengundang perwakilan dari Dewan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas untuk membahas usul
Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa.
(4) Alat kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menyampaikan laporan tertulis mengenai hasil
pengharmonisasian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
kepada alat kelengkapan SEMA-F yang
menyelenggarakan urusan di bidang administrasi untuk
selanjutnya diumumkan dalam rapat paripurna.

Pasal 54

(1) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa dari Dewan


Eksekutif Mahasiswa Fakultas diajukan dengan surat
ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas kepada alat
kelengkapan SEMA-F yang menyelenggarakan urusan di
bidang administrasi.
(2) Surat ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
penunjukan bidang yang ditugasi mewakili Dewan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas dalam melakukan
pembahasan Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa
bersama SEMA-F.
(3) SEMA-F mulai membahas Rancangan Peraturan Senat
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) hari terhitung
sejak surat ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
diterima.
(4) Untuk keperluan pembahasan Rancangan Peraturan
Senat Mahasiswa di SEMA-F, Dewan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas sebagai pemrakarsa memperbanyak
naskah Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa tersebut
dalam jumlah yang diperlukan.

Pasal 55

(1) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa dari Himpunan


Mahasiswa Jurusan/ Program Studi disampaikan secara
tertulis oleh ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan/
Program Studi kepada alat kelengkapan SEMA-F yang
menyelenggarakan urusan di bidang administrasi dan
harus disertai Naskah Akademik.
(2) Usul Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh
alat kelengkapan SEMA-F yang menyelenggarakan
urusan di bidang administrasi kepada alat kelengkapan
SEMA-F yang khusus menangani bidang legislasi untuk
dilakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan
pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan Senat
Mahasiswa.
(3) Alat kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dalam melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan
pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan Senat
Mahasiswa dapat mengundang perwakilan dari
Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program Studi untuk
membahas usul Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa.
(4) Alat kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menyampaikan laporan tertulis mengenai hasil
pengharmonisasian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
kepada alat kelengkapan SEMA-F yang
menyelenggarakan urusan di bidang administrasi untuk
selanjutnya diumumkan dalam rapat paripurna.

Pasal 56

(1) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa dari Himpunan


Mahasiswa Jurusan/ Program Studi diajukan dengan
surat ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program
Studi kepada alat kelengkapan SEMA-F yang
menyelenggarakan urusan di bidang administrasi.
(2) Surat ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program
Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
penunjukan bidang yang ditugasi mewakili Himpunan
Mahasiswa Jurusan/ Program Studi dalam melakukan
pembahasan Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa
bersama SEMA-F.
(3) SEMA-F mulai membahas Rancangan Peraturan Senat
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) hari terhitung
sejak surat ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan/
Program Studi diterima.
(4) Untuk keperluan pembahasan Rancangan Peraturan
Senat Mahasiswa di Sema-F, Himpunan Mahasiswa
Jurusan/ Program Studi sebagai pemrakarsa
memperbanyak naskah Rancangan Peraturan Senat
Mahasiswa tersebut dalam jumlah yang diperlukan.

Pasal 57

Apabila dalam satu masa sidang SEMA-F ditemukan adanya


penyampaian Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa dari
SEMA-F, Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, serta
Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program Studi yang
memiliki kesamaan materi, yang dibahas adalah Rancangan
Peraturan Senat Mahasiswa yang disampaikan oleh SEMA-F
dan Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa yang
disampaikan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas serta
Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program Studi digunakan
sebagai bahan untuk dipersandingkan.
Bagian Kedua

Penyusunan Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas

Pasal 58

(1) Dalam penyusunan Rancangan Ketetapan Senat


Mahasiswa Fakultas yang berasal dari SEMA-F,
Rancangan yang dimaksud telah terlebih dahulu disusun
oleh komisi dan/ atau anggota SEMA-F yang
mengusulkan Rancangan.
(2) Dalam penyusunan Rancangan Ketetapan Senat
Mahasiswa Fakultas berasal dari luar SEMA-F
dikoordinasikan dengan alat kelengkapan SEMA-F yang
khusus menangani bidang legislasi, dengan cara
membentuk panitia antara SEMA-F bersama dengan
Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dan/ atau
Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program Studi.
(3) Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan
konsepsi Rancangan Ketetapan Senat Mahasiswa
Fakultas dikoordinasikan alat kelengkapan SEMA-F yang
khusus menangani bidang legislasi.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan
panitia antara SEMA-F bersama dengan Dewan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas dan/ atau Himpunan
Mahasiswa Jurusan/ Program Studi,
pengharmonisasian, penyusunan, dan penyampaian
Rancangan Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas diatur
dengan Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas.

BAB VI
TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

Pasal 59

(1) Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-


undangan dilakukan sesuai dengan teknik penyusunan
Peraturan Perundang-undangan.
(2) Ketentuan mengenai teknik penyusunan Peraturan
Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa ini.

BAB VII
PEMBAHASAN DAN PENGESAHAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
KELUARGA MAHASISWA

Bagian Kesatu

Pembahasan Rancangan
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
Pasal 60

(1) Pembahasan Rancangan Undang-Undang Keluarga


Mahasiswa dilakukan oleh SEMA-U.
(2) Pembahasan Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
berkaitan dengan:
a. pola hubungan antara organisasi kemahasiswaan
tingkat Universitas; dan
b. pedoman pelaksanaan kegiatan tertentu organisasi
kemahasiswaan tingkat Universitas,
dapat dilakukan dengan mengikutsertakan Dewan
Eksekutif Mahasiswa Universitas serta Forum Unit
Kegiatan Mahasiswa dan Unit Kegiatan Khusus.
(3) Pembahasan Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
berkaitan dengan:
a. pembuatan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
yang diamanatkan didalam Konstitusi Keluarga
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung; dan
b. pola hubungan antara organisasi kemahasiswaan
tingkat Universitas dan Fakultas,
dapat dilakukan dengan mengikutsertakan SEMA-F.
(4) Keikutsertaan Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas,
Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit Kegiatan
Khusus, serta SEMA-F dalam pembahasan Rancangan
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan hanya
pada pembicaraan tingkat I.
(5) Keikutsertaan Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas
dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diwakili oleh suatu bidang dalam melakukan
pembahasan Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa yang dibahas.
(6) Keikutsertaan Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit
Kegiatan Khusus dalam pembahasan Rancangan
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diwakili oleh Unit Kegiatan
Mahasiswa dan Unit Kegiatan Khusus yang mengajukan
Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa yang
dibahas.
(7) Keikutsertaan SEMA-F dalam pembahasan Rancangan
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diwakili oleh alat kelengkapan
yang menyelenggarakan urusan di bidang legislasi untuk
membahas usul Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa.

Pasal 61

Pembahasan Rancangan Undang-Undang dilakukan melalui


2 (dua) tingkat pembicaraan.
Pasal 62

Dua tingkat pembicaraan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 61 terdiri atas:
a. Pembicaraan tingkat I dalam rapat komisi, rapat
gabungan komisi atau rapat Panitia Khusus; dan
b. Pembicaraan tingkat II dalam rapat paripurna.

Pasal 63

(1) Pembicaraan tingkat I dilakukan dengan kegiatan


sebagai berikut:
a. pengantar musyawarah;
b. pembahasan daftar inventarisasi masalah; dan
c. penyampaian pendapat mini.
(2) Dalam pengantar musyawarah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a:
a. Komisi dan/ atau anggota SEMA-U yang mengajukan
Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
memberikan penjelasan serta komisi dan/ atau
anggota SEMA-U lainnya menyampaikan pandangan
jika Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa berasal dari SEMA-U;
b. Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas dan/atau
Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit Kegiatan
Khusus memberikan penjelasan serta SEMA-U
menyampaikan pandangan jika Rancangan Undang-
Undang Keluarga Mahasiswa yang diajukan
berkaitan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 60 ayat (2); atau
c. SEMA-F memberikan penjelasan serta SEMA-U
menyampaikan pandangan jika Rancangan Undang-
Undang Keluarga Mahasiswa yang diajukan
berkaitan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 60 ayat (3).
(3) Daftar inventarisasi masalah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b diajukan oleh:
a. Antar komisi dan/atau anggota SEMA-U jika
Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
berasal dari SEMA-U; atau
b. SEMA-U jika Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa berasal dari Dewan Eksekutif Mahasiswa
Universitas dan/atau Forum Unit Kegiatan
Mahasiswa dan Unit Kegiatan Khusus dan/ atau
Sema-F, sepanjang berkaitan dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) dan
ayat (3).
(4) Penyampaian pendapat mini sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c disampaikan pada akhir
pembicaraan tingkat I oleh:
a. Komisi;
b. Anggota;
c. Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas dan/atau
Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit Kegiatan
Khusus, jika Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa yang diajukan berkaitan dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
ayat (2); atau
d. Sema-F jika Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa yang diajukan berkaitan dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
ayat (3).
(5) Dalam hal Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas
dan/atau Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit
Kegiatan Khusus dan/atau SEMA-F tidak
menyampaikan pandangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b dan huruf c dan/atau tidak
menyampaikan pendapat mini sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) huruf c dan huruf d, pembicaraan tingkat I
tetap dilaksanakan.
(6) Dalam pembicaraan tingkat I dapat diundang pimpinan
organisasi mahasiswa intra kampus lain jika materi
Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
berkaitan dengan organisasi mahasiswa intra kampus
lain.

Pasal 64

(1) Pembicaraan tingkat II merupakan pengambilan


keputusan dalam rapat paripurna dengan kegiatan:
a. penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat
mini komisi dan/atau anggota SEMA-U, pendapat
mini Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas
dan/atau Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan Unit
Kegiatan Khusus dan/atau SEMA-F, dan hasil
pembicaraan tingkat I; dan
b. pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap
anggota SEMA-U secara lisan dan/atau tertulis yang
diminta oleh pimpinan rapat paripurna.
(2) Dalam hal persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b tidak dapat dicapai secara musyawarah untuk
mufakat, pengambilan keputusan dilakukan
berdasarkan suara terbanyak.
(3) Dalam hal Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa tidak mendapat persetujuan bersama antara
semua anggota, Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa tersebut tidak boleh diajukan lagi dalam
persidangan SEMA-U masa itu.

Pasal 65

(1) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa dapat


ditarik kembali sebelum dibahas oleh SEMA-U.
(2) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa yang
sedang dibahas hanya dapat ditarik kembali berdasarkan
persetujuan SEMA-U.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penarikan
kembali Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dengan Ketetapan Senat Mahasiswa Univeritas.

Bagian Kedua

Pengesahan Rancangan
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa

Pasal 66

(1) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa yang


telah disetujui bersama oleh SEMA-U disampaikan oleh
Ketua SEMA-U kepada semua anggota SEMA-U untuk
disahkan menjadi Undang-Undang Keluarga Mahasiswa.
(2) Penyampaian Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari
terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.

Pasal 67

(1) Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 disahkan oleh
Ketua SEMA-U dengan membubuhkan tanda tangan
dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung
sejak Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
tersebut disetujui bersama oleh semua anggota SEMA-U.
(2) Dalam hal Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
ditandatangani oleh Ketua SEMA-U dalam waktu paling
lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak Rancangan Undang-
Undang Keluarga Mahasiswa tersebut disetujui bersama,
Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
tersebut sah menjadi Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa dan wajib diundangkan.
(3) Dalam hal sahnya Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
kalimat pengesahannya berbunyi: Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa ini dinyatakan sah.
(4) Kalimat pengesahan yang berbunyi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) harus dibubuhkan pada
halaman terakhir Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
sebelum pengundangan naskah Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa ke dalam Lembaran Senat
Mahasiswa Universitas.

Pasal 68

(1) Dalam setiap Undang-Undang Keluarga Mahasiswa


harus dicantumkan batas waktu penetapan Ketetapan
Senat Mahasiswa Universitas dan produk hukum lainnya
sebagai pelaksana Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
tersebut.
(2) Penetapan Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas dan
produk hukum lainnya yang diperlukan dalam
penyelenggaraan keorganisasian tidak atas perintah
suatu Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).

BAB VIII
PEMBAHASAN DAN PENGESAHAN
RANCANGAN PERATURAN SENAT MAHASISWA

Bagian Kesatu

Pembahasan Rancangan
Peraturan Senat Mahasiswa

Pasal 69

(1) Pembahasan Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa


dilakukan oleh SEMA-F.
(2) Pembahasan Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berkaitan
dengan:
a. pola hubungan antara organisasi kemahasiswaan
tingkat Fakultas; dan
b. pedoman pelaksanaan kegiatan tertentu organisasi
kemahasiswaan tingkat Fakultas,
dapat dilakukan dengan mengikutsertakan Dewan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas.
(3) Pembahasan Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berkaitan
dengan:
a. pola hubungan antara organisasi kemahasiswaan
tingkat Fakultas dan Jurusan/ Program Studi; dan
b. pedoman pelaksanaan kegiatan tertentu organisasi
kemahasiswaan tingkat Jurusan/ Program Studi,
dapat dilakukan dengan mengikutsertakan
Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program Studi.
(4) Keikutsertaan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dan
Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program Studi dalam
pembahasan Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dilakukan hanya pada pembicaraan tingkat I.
(5) Keikutsertaan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
dalam pembahasan Rancangan Peraturan Senat
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diwakili
oleh suatu bidang dalam melakukan pembahasan
Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa yang dibahas.
(6) Keikutsertaan Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program
Studi dalam pembahasan Rancangan Peraturan Senat
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diwakili
oleh suatu bidang dalam melakukan pembahasan
Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa yang dibahas.
Pasal 70

Pembahasan Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa


dilakukan melalui 2 (dua) tingkat pembicaraan.

Pasal 71

Dua tingkat pembicaraan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 70 terdiri atas:
a. Pembicaraan tingkat I dalam rapat komisi, rapat
gabungan komisi atau rapat Panitia Khusus; dan
b. Pembicaraan tingkat II dalam rapat paripurna.

Pasal 72

(1) Pembicaraan tingkat I dilakukan dengan kegiatan


sebagai berikut:
a. pengantar musyawarah;
b. pembahasan daftar inventarisasi masalah; dan
c. penyampaian pendapat mini.
(2) Dalam pengantar musyawarah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a:
a. Komisi dan/ atau anggota SEMA-F yang mengajukan
Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa memberikan
penjelasan serta komisi dan/ atau anggota SEMA-F
lainnya menyampaikan pandangan jika Rancangan
Peraturan Senat Mahasiswa berasal dari SEMA-F;
b. Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas memberikan
penjelasan serta SEMA-F menyampaikan pandangan
jika Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa yang
diajukan berkaitan dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 69 ayat (2); atau
c. Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program Studi
memberikan penjelasan serta SEMA-F
menyampaikan pandangan jika Rancangan
Peraturan Senat Mahasiswa yang diajukan berkaitan
dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 69 ayat (3).
(3) Daftar inventarisasi masalah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b diajukan oleh:
a. Antar komisi dan/atau anggota SEMA-F jika
Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa berasal dari
SEMA-F; atau
b. SEMA-F jika Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa
berasal dari Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
dan/atau Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program
Studi, sepanjang berkaitan dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (2) dan
ayat (3).
(4) Penyampaian pendapat mini sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c disampaikan pada akhir
pembicaraan tingkat I oleh:
a. Komisi;
b. Anggota;
c. Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, jika
Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa yang
diajukan berkaitan dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 69 ayat (2); atau
d. Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program Studi, jika
Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa yang
diajukan berkaitan dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 69 ayat (3).
(5) Dalam hal Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
dan/atau Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program
Studi tidak menyampaikan pandangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c dan/atau
tidak menyampaikan pendapat mini sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf c dan huruf d,
pembicaraan tingkat I tetap dilaksanakan.
(6) Dalam pembicaraan tingkat I dapat diundang pimpinan
organisasi mahasiswa intra kampus lain jika materi
Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa berkaitan
dengan organisasi mahasiswa intra kampus lain.

Pasal 73

(1) Pembicaraan tingkat II merupakan pengambilan


keputusan dalam rapat paripurna dengan kegiatan:
a. penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat
mini komisi dan/atau anggota SEMA-F, pendapat
mini Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dan/atau
Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program Studi, dan
hasil pembicaraan tingkat I; dan
b. pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap
anggota SEMA-F secara lisan dan/ atau tertulis yang
diminta oleh pimpinan rapat paripurna.
(2) Dalam hal persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b tidak dapat dicapai secara musyawarah untuk
mufakat, pengambilan keputusan dilakukan
berdasarkan suara terbanyak.
(3) Dalam hal Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa tidak
mendapat persetujuan bersama antara semua anggota,
Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa tersebut tidak
boleh diajukan lagi dalam persidangan SEMA-F masa itu.

Pasal 74

(1) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa dapat ditarik


kembali sebelum dibahas oleh SEMA-F.
(2) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa yang sedang
dibahas hanya dapat ditarik kembali berdasarkan
persetujuan SEMA-F.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penarikan
kembali Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas.
Bagian Kedua

Pengesahan Rancangan
Peraturan Senat Mahasiswa

Pasal 75

(1) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa yang telah


disetujui bersama oleh SEMA-F disampaikan oleh Ketua
SEMA-F kepada semua anggota SEMA-F untuk disahkan
menjadi Peraturan Senat Mahasiswa.
(2) Penyampaian Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak
tanggal persetujuan bersama.

Pasal 76

(1) Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 75 disahkan oleh Ketua SEMA-F
dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka
waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak
Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa tersebut
disetujui bersama oleh semua anggota SEMA-F.
(2) Dalam hal Rancangan Peraturan Senat Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
ditandatangani oleh Ketua SEMA-F dalam waktu paling
lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak Rancangan Peraturan
Senat Mahasiswa tersebut disetujui bersama, Rancangan
Peraturan Senat Mahasiswa tersebut sah menjadi
Peraturan Senat Mahasiswa dan wajib diundangkan.
(3) Dalam hal sahnya Rancangan Peraturan Senat
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
kalimat pengesahannya berbunyi: Peraturan Senat
Mahasiswa ini dinyatakan sah.
(4) Kalimat pengesahan yang berbunyi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) harus dibubuhkan pada
halaman terakhir Peraturan Senat Mahasiswa sebelum
pengundangan naskah Peraturan Senat Mahasiswa ke
dalam Lembaran Senat Mahasiswa Fakultas.

Pasal 77

(1) Dalam setiap Peraturan Senat Mahasiswa harus


dicantumkan batas waktu penetapan Ketetapan Senat
Mahasiswa Fakultas dan produk hukum lainnya sebagai
pelaksana Peraturan Senat Mahasiswa tersebut.
(2) Penetapan Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas dan
produk hukum lainnya yang diperlukan dalam
penyelenggaraan keorganisasian tidak atas perintah
suatu Peraturan Senat Mahasiswa dikecualikan dari
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
BAB IX
PENGUNDANGAN

Pasal 78

Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Perundang-


undangan harus diundangkan dengan menempatkannya
dalam:
a. Lembaran Senat Mahasiswa Universitas;
b. Tambahan Lembaran Senat Mahasiswa Universitas;
c. Berita Senat Mahasiswa Universitas;
d. Tambahan Berita Senat Mahasiswa Universitas;
e. Lembaran Senat Mahasiswa Fakultas;
f. Tambahan Lembaran Senat Mahasiswa Fakultas;
g. Berita Senat Mahasiswa Fakultas; atau
h. Tambahan Berita Senat Mahasiswa Fakultas.

Pasal 79

Peraturan Perundang-undangan yang diundangkan dalam


Lembaran Senat Mahasiswa Universitas, meliputi:
a. Undang-Undang Keluarga Mahasiswa; dan
b. Peraturan Perundang-undangan lain yang menurut
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku harus
diundangkan dalam Lembaran Senat Mahasiswa
Universitas.

Pasal 80
Peraturan Perundang-undangan yang diundangkan dalam
Berita Senat Mahasiswa Universitas, meliputi:
a. Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas; dan
b. Peraturan Perundang-undangan lain yang menurut
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku harus
diundangkan dalam Berita Senat Mahasiswa
Universitas.

Pasal 81

(1) Tambahan Lembaran Senat Mahasiswa Universitas


memuat penjelasan Peraturan Perundang-undangan
yang dimuat dalam Lembaran Senat Mahasiswa
Universitas.
(2) Tambahan Berita Senat Mahasiswa Universitas memuat
penjelasan Peraturan Perundang-undangan yang dimuat
dalam Berita Senat Mahasiswa Universitas.

Pasal 82

Peraturan Perundang-undangan yang diundangkan dalam


Lembaran Senat Mahasiswa Fakultas, meliputi:
a. Peraturan Senat Mahasiswa; dan
b. Peraturan Perundang-undangan lain yang menurut
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku harus
diundangkan dalam Lembaran Senat Mahasiswa
Fakultas.
Pasal 83

Peraturan Perundang-undangan yang diundangkan dalam


Berita Senat Mahasiswa Fakultas, meliputi:
a. Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas; dan
b. Peraturan Perundang-undangan lain yang menurut
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku harus
diundangkan dalam Berita Senat Mahasiswa Fakultas.

Pasal 84

(1) Tambahan Lembaran Senat Mahasiswa Fakultas


memuat penjelasan Peraturan Perundang-undangan
yang dimuat dalam Lembaran Senat Mahasiswa
Fakultas.
(2) Tambahan Berita Senat Mahasiswa Fakultas memuat
penjelasan Peraturan Perundang-undangan yang dimuat
dalam Berita Senat Mahasiswa Fakultas.

Pasal 85

Pengundangan Peraturan Perundang-undangan dalam


Lembaran Senat Mahasiswa Universitas atau Berita Senat
Mahasiswa Universitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
79 dan Pasal 80 dilaksanakan oleh alat kelengkapan SEMA-
U yang menyelenggarakan urusan di bidang legislasi.

Pasal 86
Pengundangan Peraturan Perundang-undangan dalam
Lembaran Senat Mahasiswa Fakultas atau Berita Senat
Mahasiswa Fakultas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82
dan Pasal 83 dilaksanakan oleh alat kelengkapan SEMA-F
yang menyelenggarakan urusan di bidang legislasi.

Pasal 87

Peraturan Perundang-undangan mulai berlaku dan


mempunyai kekuatan mengikat pada tanggal diundangkan,
kecuali ditentukan lain di dalam Peraturan Perundang-
undangan yang bersangkutan.

BAB X
PENYEBARLUASAN

Bagian Kesatu

Penyebarluasan Prolegma-U, Rancangan


Undang-Undang Keluarga Mahasiswa,
dan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa

Pasal 88

(1) Penyebarluasan dilakukan oleh SEMA-U sejak


penyusunan Prolegma-U, penyusunan Rancangan
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa, pembahasan
Rancangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa,
hingga Pengundangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa.
(2) Penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan untuk memberikan informasi dan/atau
memperoleh masukan mahasiswa serta para pemangku
kepentingan.

Pasal 89

(1) Penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 88


dilakukan oleh alat kelengkapan SEMA-U yang khusus
menangani bidang penyebarluasan informasi.
(2) Penyebarluasan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
yang berasal dari Dewan Eksekutif Mahasiswa
Universitas dilaksanakan oleh bidang yang khusus
menangani penyebarluasan informasi, sepanjang
berkaitan dengan pola hubungan antara organisasi
kemahasiswaan tingkat Universitas, serta pedoman
pelaksanaan kegiatan tertentu organisasi
kemahasiswaan tingkat Universitas.
(3) Penyebarluasan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
yang berasal dari Forum Unit Kegiatan Mahasiswa dan
Unit Kegiatan Khusus dilaksanakan oleh Unit Kegiatan
Mahasiswa dan Unit Kegiatan Khusus yang mengajukan
usulan Rancangan Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa, sepanjang berkaitan dengan pola hubungan
antara organisasi kemahasiswaan tingkat Universitas,
serta pedoman pelaksanaan kegiatan tertentu organisasi
kemahasiswaan tingkat Universitas.
(4) Penyebarluasan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
yang berasal dari SEMA-F dilakukan oleh alat
kelengkapan SEMA-F yang khusus menangani bidang
penyebarluasan informasi, sepanjang berkaitan dengan
pembuatan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa yang
diamanatkan didalam Konstitusi Keluarga Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung,
serta pola hubungan antara organisasi kemahasiswaan
tingkat Universitas dan Fakultas.

Pasal 90

(1) Dalam hal Undang-Undang Keluarga Mahasiswa atau


produk hukum SEMA-U lainnya perlu diterjemahkan ke
dalam bahasa asing, penerjemahannya dilaksanakan
oleh alat kelengkapan SEMA-U yang menyelenggarakan
urusan di bidang pengembangan pengetahuan.
(2) Terjemahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan terjemahan resmi.

Bagian Kedua
Penyebarluasan Prolegma-F,
Rancangan Peraturan Senat Mahasiwa,
dan Peraturan Senat Mahasiswa
Pasal 91

(1) Penyebarluasan dilakukan oleh SEMA-F sejak


penyusunan Prolegma-F, penyusunan Rancangan
Peraturan Senat Mahasiswa, pembahasan Rancangan
Peraturan Senat Mahasiswa, hingga Pengundangan
Peraturan Senat Mahasiswa.
(2) Penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan untuk memberikan informasi dan/atau
memperoleh masukan mahasiswa serta para pemangku
kepentingan.

Pasal 92
(1) Penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 91
dilakukan oleh alat kelengkapan SEMA-F yang khusus
menangani bidang penyebarluasan informasi.
(2) Penyebarluasan Peraturan Senat Mahasiswa yang
berasal dari Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
dilaksanakan oleh bidang yang khusus menangani
penyebarluasan informasi, sepanjang berkaitan dengan
pola hubungan antara organisasi kemahasiswaan tingkat
Fakultas, serta pedoman pelaksanaan kegiatan tertentu
organisasi kemahasiswaan tingkat Fakultas.
(3) Penyebarluasan Peraturan Senat Mahasiswa yang
berasal dari Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program
Studi dilaksanakan oleh bidang yang khusus menangani
penyebarluasan informasi, sepanjang berkaitan dengan
pola hubungan antara organisasi kemahasiswaan tingkat
Fakultas dan Jurusan/ Program Studi, serta pedoman
pelaksanaan kegiatan tertentu organisasi
kemahasiswaan tingkat Jurusan/ Program Studi.

Pasal 93

(1) Dalam hal Peraturan Senat Mahasiswa atau produk


hukum SEMA-F lainnya perlu diterjemahkan ke dalam
bahasa asing, penerjemahannya dilaksanakan oleh alat
kelengkapan SEMA-F yang menyelenggarakan urusan di
bidang pengembangan pengetahuan.
(2) Terjemahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan terjemahan resmi.

Bagian Ketiga

Naskah yang Disebarluaskan

Pasal 94
Naskah Peraturan Perundang-undangan yang
disebarluaskan harus merupakan salinan naskah yang telah
diundangkan dalam Lembaran Senat Mahasiswa Universitas,
Tambahan Lembaran Senat Mahasiswa Universitas, Berita
Senat Mahasiswa Universitas, Tambahan Berita Senat
Mahasiswa Universitas, Lembaran Senat Mahasiswa
Fakultas, Tambahan Lembaran Senat Mahasiswa Fakultas,
Berita Senat Mahasiswa Fakultas, dan Tambahan Berita
Senat Mahasiswa Fakultas.

BAB XI
PEMANTAUAN DAN PENINJAUAN TERHADAP
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Bagian Kesatu

Pemantauan dan Peninjauan


Terhadap Undang-Undang Keluarga Mahasiswa
dan Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas

Pasal 95

(1) Pemantauan dan Peninjauan terhadap Undang-Undang


Keluarga Mahasiswa dan Ketetapan Senat Mahasiswa
Universitas dilakukan setelah Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa dan Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas
berlaku.
(2) Pemantauan dan Peninjauan terhadap Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa dan Ketetapan Senat Mahasiswa
Universitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh SEMA-U dan/ atau Dewan Eksekutif
Mahasiswa Universitas dan/atau Forum Unit Kegiatan
Mahasiswa dan Unit Kegiatan Khusus dan/ atau SEMA-
F.
(3) Pemantauan dan Peninjauan terhadap Undang-
Undang Keluarga Mahasiswa dan Ketetapan Senat
Mahasiswa Universitas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikoordinasikan oleh SEMA-U melalui alat
kelengkapan yang khusus menangani bidang
pengawasan.
(4) Hasil dari Pemantauan dan Peninjauan terhadap
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa dan Ketetapan
Senat Mahasiswa Universitas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dapat menjadi usul kedalam penyusunan
Prolegma-U dan program penyusunan Ketetapan Senat
Mahasiswa Universitas.

Pasal 96

(1) Pemantauan dan Peninjauan terhadap Undang-Undang


Keluarga Mahasiswa dan Ketetapan Senat Mahasiswa
Universitas dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap sebagai
berikut:
a. tahap perencanaan;
b. tahap pelaksanaan; dan
c. tahap tindak lanjut.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemantauan dan
Peninjauan terhadap Undang-Undang Keluarga
Mahasiswa dan Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas
diatur dengan Ketetapan Senat Mahasiswa Universitas.
Bagian Kedua

Pemantauan dan Peninjauan


Terhadap Peraturan Senat Mahasiswa dan
Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas

Pasal 97

(1) Pemantauan dan Peninjauan terhadap Peraturan Senat


Mahasiswa dan Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas
dilakukan setelah Peraturan Senat Mahasiswa dan
Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas berlaku.
(2) Pemantauan dan Peninjauan terhadap Peraturan Senat
Mahasiswa dan Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
SEMA-F dan/ atau Dewan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas dan/atau Himpunan Mahasiswa Jurusan/
Program Studi.
(3) Pemantauan dan Peninjauan terhadap Peraturan Senat
Mahasiswa dan Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh SEMA-F melalui alat kelengkapan yang khusus
menangani bidang pengawasan.
(4) Hasil dari Pemantauan dan Peninjauan terhadap
Peraturan Senat Mahasiswa dan Ketetapan Senat
Mahasiswa Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat menjadi usul kedalam penyusunan Prolegma-F
dan program penyusunan Ketetapan Senat Mahasiswa
Fakultas.

Pasal 98

(1) Pemantauan dan Peninjauan terhadap Peraturan Senat


Mahasiswa dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap sebagai
berikut:
a. tahap perencanaan;
b. tahap pelaksanaan; dan
c. tahap tindak lanjut.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemantauan dan
Peninjauan terhadap Peraturan Senat Mahasiswa dan
Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas diatur dengan
Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas.

BAB XII
PARTISIPASI MAHASISWA

Pasal 99

(1) Mahasiswa berhak memberikan masukan secara lisan


dan/atau tertulis dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
(2) Masukan secara lisan dan/atau tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui:
a. Rapat dengar pendapat umum;
b. Kunjungan kerja;
c. Sosialisasi; dan/atau
d. Seminar, lokakarya, dan/atau diskusi.
(3) Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
orang perseorangan atau kelompok orang yang
mempunyai kepentingan atas substansi Rancangan
Peraturan Perundang-undangan.
(4) Untuk memudahkan mahasiswa dalam memberikan
masukan secara lisan dan/atau tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), setiap Rancangan Peraturan
Perundang-undangan harus dapat diakses dengan
mudah oleh mahasiswa.
(5) Pelaksanaan berbagai macam kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dikoordinasikan oleh alat
kelengkapan SEMA-U dan/ atau SEMA-F yang khusus
menangani bidang penyerapan aspirasi.
(6) Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
melibatkan akomodasi serta komponen pendukung lain
yang pemenuhannya dibebankan kepada anggaran
SEMA-U dan/ atau SEMA-F yang dikoordinasikan oleh
alat kelengapan SEMA-U dan/ atau SEMA-F yang
khusus menangani bidang anggaran.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara partisipasi
mahasiswa diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa.

BAB XIII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 100

(1) Setiap tahapan Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan dapat mengikutsertakan Perancang Peraturan
Perundang-undangan.
(2) Ketentuan mengenai keikutsertaan dan pembinaan
Perancang Peraturan Perundang-undangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Ketetapan Senat
Mahasiswa Universitas dan/ atau Ketetapan Senat
Mahasiswa Fakultas.

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 101

(1) Seluruh Ketetapan SEMA-U, Ketetapan SEMA-F, atau


produk hukum SEMA-U dan SEMA-F lainnya yang
sifatnya untuk mengatur suatu hal tertentu, yang sudah
ada sebelum Undang-Undang Keluarga Mahasiswa ini
berlaku, harus dimaknai sebagai peraturan yang berlaku
untuk umum, sepanjang Ketetapan SEMA-U, Ketetapan
SEMA-F, atau produk hukum SEMA-U dan SEMA-F
tersebut bukan merupakan aturan turunan dari
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa dan/ atau
Peraturan Senat Mahasiswa.
(2) Seluruh ketetapan/ keputusan/ istilah sejenis lainnya
yang sifatnya mengatur untuk suatu hal tertentu,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
menyesuaikan dengan ketentuan yang tercantum
didalam Undang-Undang Keluarga Mahasiswa ini, jika
ketetapan/ keputusan/ istilah sejenis lainnya yang
dimaksud diadakan perubahan dan/ atau pencabutan
yang disertai dengan pengganti.

Pasal 102

Pada saat Undang-Undang Keluarga Mahasiswa ini mulai


berlaku, semua Peraturan Perundang-undangan yang
merupakan peraturan pelaksana dari Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa Nomor 1 Tahun 2018 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dinyatakan
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan dalam Undang-Undang Keluarga Mahasiswa ini.

Pasal 103

Pada saat Undang-Undang Keluarga Mahasiswa ini mulai


berlaku, Undang-Undang Keluarga Mahasiswa Nomor 1
Tahun 2018 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 104

Peraturan pelaksana dari Undang-Undang Keluarga


Mahasiswa ini harus ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan
terhitung sejak Undang-Undang Keluarga Mahasiswa ini
diundangkan.

Pasal 105

(1) Undang-Undang Keluarga Mahasiswa ini mulai berlaku


pada tanggal diundangkan.
(2) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Senat
Mahasiswa Universitas.

Disahkan di Bandung
Pada tanggal … … …
KETUA UMUM SEMA-U
ttd.
RAGEN R YUDISTIRA
Diundangkan di Bandung
Pada tanggal … … …
KETUA KOMISI IV HUKUM
ttd.
ANDIKA M.A MOODUTO

LEMBARAN SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS TAHUN ... NOMOR ...

Anda mungkin juga menyukai