TENTANG
MEMUTUSRAN:
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Dekan ini yang dimaksud dengan:
1. Komisi Etik Fakultas adalah komisi yang bertugas membantu
Dekan dalam menegakkan Kode Etik di Fakultas Hukum UB.
2. Etik adalah serangkaian kaidah perilaku yang berupa kode etik
sebagai standar perilaku dosen, tenaga kependidikan,
mahasiswa, dan Pemimpin Fakultas dalam menjalankan
pelayanan Tridharma perguruan tinggi dan penyelenggaraan
Fakultas untuk mewujudkan perilaku dan budaya keija yang
sesuai dengan visi dan nisi Fakultas dan Universitas Brawijaya.
3. Tata Cara Beracara adalah seperangkat aturan yang berisi
prosedur penegakan kode etik.
4. Fakultas adalah Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
5. Dekan adalah Dekan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
6. Senat Fakultas adalah Senat F`akultas Hukum Universitas
Brawijaya.
7. Pelapor adalah setiap orang yang menduga adanya pelanggaran
etikaa yang dilakukan dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa,
dan/atau Pemimpin F`akultas.
8. Terlapor adalah dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa,
dan/atau Pemimpin Fakultas yang dilaporkan melakukan
pelanggaran etika.
9. Pemimpin Fakultas adalah Dekan dan Wakil Dekan.
10. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan di Fakultas yang
berstatus Pegawai Negeri Sipil, tetap non-Pegawai Negeri Sipil,
kontrak Rektor, dan dosen luar biasa yang diberikan tugas
mengajar pada program studi.
11. Tenaga Kependidikan adalah tenaga yang memberikan layanan
umum dan administrasi di Fakultas yang berstatus Pegawai
Negeri Sipil, tetap non-Pegawai Negeri Sipil, kontrak Rektor, dan
kontrak jasa perorangan.
12. Mahasiswa adala.h mahasiswa Fakultas yang mengikuti program
saljana, program magister, atau program doktor.
-4-
BAB 11
Pasal 2
BAB Ill
Pasal 3
BAB IV
TATA CARA BERACARA
Bagian Kesatu
Laporan
Pasal 4
Pasal 5
Bagian Kedua
Rapat Permusyawaratan Komisi
Pasal 6
Bagian Ketiga
S idang Pemeriksaan
Pasal 7
(1) Komisi Etik Fakultas memeriksa dugaan pelanggaran Kode Etik
paling lama 3 (tiga) hari kelja sejak diterimanya laporan.
(2) Pada sidang pertama kali, Komisi Etik Fakultas melakukan
pemeriksaan dengan meminta keterangan dari Pelapor secara
pribadi dan tidak dapat dikuasakan.
(3) Dalam hal Pelapor tidak hadir dalam sidang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan menurut penalaran hukum yang wajar,
laporan dinyatakan gugur.
(4) Dalam sidang berikutnya, Komisi Etik F`akultas memberikan
kesempatan kepada Terlapor untuk hadir dan memberikan
tanggapan balik disertai alat bukti.
(5) Terlapor wajib hadir secara pribadi dan tidak dapat dikuasakan
dalam sidang.
(6) Dalam hal Terlapor telah dipanggil secara patut sebanyak 3 (tiga)
kali tidak hadir, Komisi Etik Fakultas dapat menyelenggarakan
sidang pemeriksaan tanpa dihadiri Terlapor.
(7) Dalam sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4),
Komisi Etik F`akultas dapat mengajukan pertanyaan.
Pasal 8
(1) Sidang Pemeriksaan berikutnya dilakukan Komisi Etik Fakultas
dengan memberikan kesempatan kepada Pelapor untuk
memberikan bantahan terhadap alat bukti yang diajukan oleh
Terlapor dan melakukan pembuktian sebaliknya.
(2) Sidang Pemeriksaan berikutnya dilakukan Komisi Etik Fakultas
dengan memberikan kesempatan kepada Terlapor untuk
memberikan bantahan terhadap alat bukti yang diajukan oleh
Pelapor dan melakukan pembuktian sebaliknya.
Pasal 9
(1) Dalam keadaan tertentu, Komisi Etik F`akultas dapat
menyelenggarakan Sidang Pemeriksaan sebagalmana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4) dan dalam Pasal 8 ayat ( 1) dan
ayat (2) dengan menghadirkan Pelapor dan Terlapor secara
b ersallia-sama.
(2) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan suatu kondisi yang menurut pertimbangan Komisi
Etik Fakultas kehadiran Pelapor dan Terlapor dalam satu ruang
persidangan tidak mengakibatkan terancamnya kepentingan
salah satu pihak akibat status Pelapor dan Terlapor tidak setara.
-8-
Bagian Keempat
Sidang Putusan
Pasal 10
Bagian Kelima
Penyampaian Putusan
Pasal 1 1
BABV
PELAKSANAAN PUTUSAN KOMISI ETIK FAKULTAS
Pasal 12
Dekan melaksanakan putusan Komisi Etik Fakultas dengan
memberikan sanksi etik kepada:
a. mahasiswa yang terbukti dan dinyatakan bersalah melanggar
kode etik berupa:
1. pembatalan ujian semua mata kuliah dalam semester yang
bersangkutan;
2. pembatalan KRS untuk semua mata kuliah dalam semester
yang bersangkutan ;
3. penundaan ujian;
4. diberhentikan sementara paling sedikit 2 (dua) semester dan
tidak diperhitungkan sebagai terminal;
5. pengusulan kepada Rektor untuk memberhentikan sebagai
mahasiswa; dan/ atau
6. pembatalan tugas akhir dan nilai ujian tugas akhir.
b. dosen yang terbukti dan dinyatakan bersalah melanggar kode
etik berupa:
1. teguran lisan;
2. teguran tertulis; dan/atau
3. perintah untuk dilakukan pemeriksaan pelanggaran disiplin
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. tenaga kependidikan yang terbukti dan dinyatakan bersalah
melanggar kode etik berupa:
1. teguran lisan;
2. teguran tertulis; dan/atau
-9-
Pasal 13
Proses pemeriksaan dugaan pelanggaraan kode etik dan penjatuhan
sanksi etik tidak meniadakan proses hukum lainnya.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Peraturan Dekan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Malang
pada tanggal 13 April 2020
DEKAN F`AKULTAS HUKUM
UNIVBRSITAS BRAWIJAYA,
ttd.
ttd.
RUJITA