Anda di halaman 1dari 9

SALINAN

PERATURAN DEKAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BRAWIJAYA

NOMOR 6 TAHUN 2020

TENTANG

KOMISI BTIK FAKULTAS DAN TATA CARA BERACARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEKAN F`AKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BRAWIJAYA,

Menimbang: a. bahwa untuk menyelenggarakan tata kelola


Fakultas Hukum Universitas Brawijaya yang balk,
serta meningkatkan mutu pendidikan, penelitian,
dan pengabdian masyarakat dibutuhkan integritas
sivitas akademika yang didasarkan pada nilai
akademis, profesional, humanis, etis, dan religius;
b. bahwa penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat yang berintegritas
memerlukan kelembagaan dan mekanisme
penyelesaian permasalahan etik yang melibatkan
dosen, tenaga kependidikan, dan/atau mahasiswa;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu
menetapkan Peraturan Dekan Fakultas Hukum
tentang Komisi Etik Fakultas dan Tata Cara
Beracara;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301 ) ;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan I,ayanan
Umum (I.embaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
-2-

(I.embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012


Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5340);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan
I.embaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500) ;
5. Peraturari Menteri Riset, Teknologi, dari Pendidikan
Tinggi Nomor 4 Tahun 2016 tentang Organisasi dan
Tata Kelja Universitas Brawijaya (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130)
sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia Nomor 34 Tahun 2016 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kelja Universitas Brawijaya
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 781 ) ;
6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Nomor 58 Tahun 2018 tentang Statuta
Universitas Brawijaya (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1578);
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 47);
8. Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomor 20
Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kelja sebagaimana telah tiga kali diubah terakhir
dengan Peraturan Rektor Nomor 18 Tahun 2019
tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Rektor
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja (I+embaran Universitas Brawijaya
Tahun 2019 Nomor 18);
9. Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomor 24
Tahun 2016 tentang Tata Naskah Dinas
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Rektor
Universitas Brawijaya Nomor 22 Tahun 2019
tentang Perubahan Atas Peraturan Rektor Nomor 24
Tahun 2016 tentang Tata Naskah Dinas (Irfembaran
Universitas Brawijaya Tahun 2019 Nomor 22);
10. Peraturan Dekan Fakultas Hukum Nomor 3 Tahun
2019 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kelja
(Lembaran Universitas Brawijaya Tahun 2019
Nomor 39) ;
11. Peraturan Dekan Fakultas Hukum Nomor 2 Tahun
2019 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Program
Studi Sariana Ilmu Hukum (Lembaran Universitas
Brawijaya Tahun 2019 Nomor 38);
12. Peraturan Dekan Fakultas Hukum Nomor 1 Tahun
2020 tentang Penyelenggaraan Pendidihan Program
-3-

Studi Magister Ilmu Hukum (Lembaran Universitas


Brawijaya Tahun 2020 Nomor 18);
13. Peraturan Dekan Fakultas Hukum Nomor 2 Tahun
2020 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Program
Studi Magister Kenotariatan (Lembaran Universitas
Brawijaya Tahun 2020 Nomor 19);
14. Peraturan Dekan Fakultas Hukum Nomor 3 Tahun
2020 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Program
Studi Doktor Ilmu Hukum (Lembaran Universitas
Brawijaya Tahun 2020 Nomor 20);

MEMUTUSRAN:

Menetapkan :PERATURAN DBKAN TENTANG KOMISI ETIK


F`AKULTAS DAN TATA CARA BERACARA.

BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Dekan ini yang dimaksud dengan:
1. Komisi Etik Fakultas adalah komisi yang bertugas membantu
Dekan dalam menegakkan Kode Etik di Fakultas Hukum UB.
2. Etik adalah serangkaian kaidah perilaku yang berupa kode etik
sebagai standar perilaku dosen, tenaga kependidikan,
mahasiswa, dan Pemimpin Fakultas dalam menjalankan
pelayanan Tridharma perguruan tinggi dan penyelenggaraan
Fakultas untuk mewujudkan perilaku dan budaya keija yang
sesuai dengan visi dan nisi Fakultas dan Universitas Brawijaya.
3. Tata Cara Beracara adalah seperangkat aturan yang berisi
prosedur penegakan kode etik.
4. Fakultas adalah Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
5. Dekan adalah Dekan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
6. Senat Fakultas adalah Senat F`akultas Hukum Universitas
Brawijaya.
7. Pelapor adalah setiap orang yang menduga adanya pelanggaran
etikaa yang dilakukan dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa,
dan/atau Pemimpin F`akultas.
8. Terlapor adalah dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa,
dan/atau Pemimpin Fakultas yang dilaporkan melakukan
pelanggaran etika.
9. Pemimpin Fakultas adalah Dekan dan Wakil Dekan.
10. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan di Fakultas yang
berstatus Pegawai Negeri Sipil, tetap non-Pegawai Negeri Sipil,
kontrak Rektor, dan dosen luar biasa yang diberikan tugas
mengajar pada program studi.
11. Tenaga Kependidikan adalah tenaga yang memberikan layanan
umum dan administrasi di Fakultas yang berstatus Pegawai
Negeri Sipil, tetap non-Pegawai Negeri Sipil, kontrak Rektor, dan
kontrak jasa perorangan.
12. Mahasiswa adala.h mahasiswa Fakultas yang mengikuti program
saljana, program magister, atau program doktor.
-4-

BAB 11

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN WEWENANG

Pasal 2

( 1) Komisi Etik Fakultas berkedudukan sebagai organ Fakultas.


(2) Komisi Etik Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas:
a. menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran Kode Etik oleh
sivitas akademika Fakultas;
b. menyelenggarakan sidang pemeriksaan dugaan pelanggaraan
kode etik; dan
c. memberikan rekomendasi kepada Dekan atas pelanggaran
Kode Etik.
(3) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Komisi Etik Fakultas mempunyal fungsi:
a. tindak lanjut laporan dugaan pelanggaran Kode Etik yang
dilakukan oleh Sivitas Akademika Fakultas;
b. penyelenggaraan sidang pemeriksaan dugaan pelanggaraan
kode etik;
c. pemberian rekomendasi kepada Dekan atas pelanggaran Kode
Etik; dan
d. pelaksanaan penjagaan kerahasiaan pemohon dan pihak
terkait, terkecuali sebagai bagian dari sanksi administrasi yang
ditentukan peraturan perundang-undangan.
(4) Komisi Etik Fakultas untuk melaksanakan tugas dan fungsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) berwenang:
a. memanggil dan meminta keterangan dosen, tenaga
kependidikan, mahasiswa, dan/atau Pemimpin F`akultas yang
diduga melakukan pelanggaran, untuk memberikan penjelasan
dan pembelaan termasuk untuk dimintai dokumen atau alat
bukti;
b. memanggil dan meminta keterangan pelapor, saksi dan atau
pihak lain yang terkait dengan pelanggaran yang dilakukan
oleh dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan/atau
Pemimpin Fakultas Terlapor; dan
c. merekomendasikan sanksi kepada Dekan terhadap Terlapor
yang dinyatakan terbukti dan dinyatakan bersalah melanggar
kode etik.

BAB Ill

KEANGGOTAAN DAN MASA JABATAN

Pasal 3

(1) Keanggotaan Komisi Etik Fakultas beljumlah 5 (lima) orang,


terdiri atas:
a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota;
b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota; dan
c. 3 (tiga) orang anggota.
(2) Unsur keanggotaan Komisi Etik Fakultas terdiri atas:
-5-

a. 2 (dua) orang anggota Senat Fakultas yang berasal dari


unsur profesor;
b. 1 (satu) orang anggota Senat Fakultas yang berasal dari
unsur Pemimpin Fakultas; dan
c. 2 (dua) orang anggota Senat F`akultas yang berasal dari
unsur wakil dosen.
(3) Ketua, Sekretaris, dan anggota Komisi Etik Fakultas
sebaga.imana dimaksud pada ayat ( 1) dipilih oleh Senat Fakultas
dan ditetapkan dengan Keputusan Dekan.
(4) Tata cara pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan melalui musyawarah.
(5) Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
tidak dapat mencapai mufakat, pemilihan dilakukan dengan
cara pemungutan suara.
(6) Masa jabatan Komisi Btik Fakultas 1 (satu) tahun dan dapat
dipilih kembali.
(7) Dalam hal perkara yang ditangani terkait dengan pihak yang
ada hubungan pertalian darah atau pertalian perkawinan,
dan/atau diri anggota Komisi Etik Fakultas, anggota Komisi Etik
Fakultas yang bersangkutan diberhentikan sementara dan
diganti.
(8) Anggota sementara sebagai pengganti sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) dipilih Senat Fakultas dari unsur yang digantikan
dan ditetapkan dengan Keputusan Dekan.
(9) Masa jabatan anggota sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (8) hanya sampai terselesaikannya perkara yang ditangani.
( 10) Wewenang, hak, dan kewajiban anggota sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (8) sama dengan anggota Komisi Etik
F`akultas yang digantikan.

BAB IV
TATA CARA BERACARA
Bagian Kesatu
Laporan
Pasal 4

(1) Setiap orang yang menduga adanya pelanggaran etika yang


dilakukan dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan/atau
Pemimpin Fakultas dapat menjadi Pelapor.
(2) Komisi Etik F`akultas wajib melindungi identitas Pelapor
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) .
-6-

Pasal 5

(1) Pelapor melaporkan adanya pelanggaran etikaa kepada Komisi


Etik Fakultas secara tertulis.
(2) Komisi Etik Fakultas menerima laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dengan mencatat pada Buku Registrasi Perkara
Etik.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat:
a. identitas pelapor;
b. uraian perbuatan yang diduga melanggar kode etik; dan
c. bukti awal yang meyakinkan atas adanya pelanggaran etika.

Bagian Kedua
Rapat Permusyawaratan Komisi
Pasal 6

(1) Berdasarkan laporan pelanggaran etika, Komisi Etik Fakultas


mengadakan Rapat Permusyawaratan Komisi untuk memeriksa
bukti awal kelengkapan laporan.
(2) Rapat Permusyawaratan Komisi sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) menetapkan:
a. melanjutkan laporan ke Sidang Pemeriksaan dalam hal
laporan:
1. memenuhi ketentuan Pasal 5 ayat ( 1) dan ayat (3);
2. merupakan perbuatan yang termasuk dalam ranah etika;
3. merupakan perbuatan yang dilakukan oleh dosen, tenaga
kependidikan, mahasiswa, dan/atau Pemimpin Fakultas;
dan/atau
4. tidak mengandung cacat atau obsc"ur Z€bez; atau
b. menghentikan laporan dalam hal tidak memenuhi salah satu
atau sebagian ketentuan laporan sebagaimana dimaksud pada
huruf a angka 1 sampai dengan angka 4.
(3) Dalam hal 1aporan ditetapkan lanj.ut ke Sidang Pemeriksaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, Komisi Etik
Fakultas melakukan penyiapan Sidang Pemeriksaan dengan
membuat jadwal dan menyiapkan sarana dan prasarana yang
diperlukan.
(4) Dalam hal setelah ditetapkan laporan dihentikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b Pelapor, Pelapor dapat
melaporkan kembali dengan memenuhi ketentuan laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a angka 1 sampai
dengan angka 4.
-7-

Bagian Ketiga
S idang Pemeriksaan
Pasal 7
(1) Komisi Etik Fakultas memeriksa dugaan pelanggaran Kode Etik
paling lama 3 (tiga) hari kelja sejak diterimanya laporan.
(2) Pada sidang pertama kali, Komisi Etik Fakultas melakukan
pemeriksaan dengan meminta keterangan dari Pelapor secara
pribadi dan tidak dapat dikuasakan.
(3) Dalam hal Pelapor tidak hadir dalam sidang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan menurut penalaran hukum yang wajar,
laporan dinyatakan gugur.
(4) Dalam sidang berikutnya, Komisi Etik F`akultas memberikan
kesempatan kepada Terlapor untuk hadir dan memberikan
tanggapan balik disertai alat bukti.
(5) Terlapor wajib hadir secara pribadi dan tidak dapat dikuasakan
dalam sidang.
(6) Dalam hal Terlapor telah dipanggil secara patut sebanyak 3 (tiga)
kali tidak hadir, Komisi Etik Fakultas dapat menyelenggarakan
sidang pemeriksaan tanpa dihadiri Terlapor.
(7) Dalam sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4),
Komisi Etik F`akultas dapat mengajukan pertanyaan.

Pasal 8
(1) Sidang Pemeriksaan berikutnya dilakukan Komisi Etik Fakultas
dengan memberikan kesempatan kepada Pelapor untuk
memberikan bantahan terhadap alat bukti yang diajukan oleh
Terlapor dan melakukan pembuktian sebaliknya.
(2) Sidang Pemeriksaan berikutnya dilakukan Komisi Etik Fakultas
dengan memberikan kesempatan kepada Terlapor untuk
memberikan bantahan terhadap alat bukti yang diajukan oleh
Pelapor dan melakukan pembuktian sebaliknya.

Pasal 9
(1) Dalam keadaan tertentu, Komisi Etik F`akultas dapat
menyelenggarakan Sidang Pemeriksaan sebagalmana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4) dan dalam Pasal 8 ayat ( 1) dan
ayat (2) dengan menghadirkan Pelapor dan Terlapor secara
b ersallia-sama.
(2) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan suatu kondisi yang menurut pertimbangan Komisi
Etik Fakultas kehadiran Pelapor dan Terlapor dalam satu ruang
persidangan tidak mengakibatkan terancamnya kepentingan
salah satu pihak akibat status Pelapor dan Terlapor tidak setara.
-8-

Bagian Keempat
Sidang Putusan
Pasal 10

(1) Komisi Etik Fakultas membuat putusan paling lama 30 (tiga


puluh) hari kerja sejak diterimanya laporan yang dicatat dalam
Buku Registrasi Perkara Btik.
(2) Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi:
a. terbukti atau tidalmya dugaan Pelapor;
b. bersalah atau tidaknya Terlapor; dan
c. rekomendasi.

Bagian Kelima
Penyampaian Putusan
Pasal 1 1

(1) Komisi Etik Fakultas menyampaikan putusan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 10 ayat ( 1) kepada Dekan.
(2) Dalam hal Terlapor menduduki jabatan Dekan maka Komisi Etik
Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) menyampaikan
kepada Rektor.

BABV
PELAKSANAAN PUTUSAN KOMISI ETIK FAKULTAS
Pasal 12
Dekan melaksanakan putusan Komisi Etik Fakultas dengan
memberikan sanksi etik kepada:
a. mahasiswa yang terbukti dan dinyatakan bersalah melanggar
kode etik berupa:
1. pembatalan ujian semua mata kuliah dalam semester yang
bersangkutan;
2. pembatalan KRS untuk semua mata kuliah dalam semester
yang bersangkutan ;
3. penundaan ujian;
4. diberhentikan sementara paling sedikit 2 (dua) semester dan
tidak diperhitungkan sebagai terminal;
5. pengusulan kepada Rektor untuk memberhentikan sebagai
mahasiswa; dan/ atau
6. pembatalan tugas akhir dan nilai ujian tugas akhir.
b. dosen yang terbukti dan dinyatakan bersalah melanggar kode
etik berupa:
1. teguran lisan;
2. teguran tertulis; dan/atau
3. perintah untuk dilakukan pemeriksaan pelanggaran disiplin
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. tenaga kependidikan yang terbukti dan dinyatakan bersalah
melanggar kode etik berupa:
1. teguran lisan;
2. teguran tertulis; dan/atau
-9-

3. perintah untuk dilakukan pemeriksaan pelanggaran disiplin


sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 13
Proses pemeriksaan dugaan pelanggaraan kode etik dan penjatuhan
sanksi etik tidak meniadakan proses hukum lainnya.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Peraturan Dekan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Dekan Fakultas Hukum ini dalam Lembaran Universitas
Brawijaya,

Ditetapkan di Malang
pada tanggal 13 April 2020
DEKAN F`AKULTAS HUKUM
UNIVBRSITAS BRAWIJAYA,

ttd.

MUCHAMMAD ALI SAFA'AT


Diundangkan di Malang
pada tanggal 13 April 2020

Plt. KEPALA BIRO UMUM DAN KEPEGAWAIAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA,

ttd.

RUJITA

LEMBARAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2020 NOMOR 25

Anda mungkin juga menyukai