Anda di halaman 1dari 28

-1-

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA


UNIVERSITAS JEMBER
NOMOR 2 TAHUN 2018
TENTANG
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KETUA UMUM BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan Ikatan Keluarga Mahasiswa


Universitas Jember yang berdasarkan atas hukum, peraturan
perundang-undangan merupakan instrument yang diperlukan
untuk mewujudkan pembangunan hukum yang terpadu,
terencana, dan berkelanjutan untuk menjamin perlindungan
hak-hak mahasiswa berdasarkan Undang-Undang Dasar Ikatan
Keluarga Mahasiswa Universitas Jember;
b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa atas peraturan
perundang-undangan yang baik, perlu dibuat peraturan
mengenai pembentukan peraturan perundang-undangan yang
dilaksanakan dengan cara dan metode yang pasti, baku dan
standar yang semua lembaga yang berwenang membentuk
peraturan perundang-undangan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan huruf b, perlu
membentuk Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan;

Mengingat : Pasal 6 dan Pasal I Aturan Tambahan Undang-Undang Dasar Ikatan


Keluarga Mahasiswa Universitas Jember

MEMUTUSKAN:
Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN
PERATURAN UNDANG-UNDANGAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:
1. Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Jember yang selanjutnya disebut
dengan IKM UNEJ merupakan wadah legal bagi segala aktivitas
-2-

kemahasiswaan di Universitas Jember yang bersifat mandiri, otonom, dan


demokratis.
2. Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas Jember yang selanjutnya disebut
dengan BPM UNEJ adalah lembaga legislatif di tingkat Ikatan Keluarga
Mahasiswa Universitas Jember yang memiliki kekuasaan membentuk Undang-
Undang.
3. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Jember yang selanjutnya disebut
dengan BEM UNEJ adalah lembaga eksekutif di tingkat Ikatan Keluarga
Mahasiswa Universitas Jember yang memiliki kekuasaan membentuk Undang-
Undang.
4. Pembentukan peraturan perundang-undangan adalah pembuatan peraturan
perundang-undangan yang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan,
pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangan.
5. Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma
hukum yang mengikat Anggota IKM UNEJ dan dibentuk atau ditetapkan oleh
lembaga kemahasiswaan atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
6. Undang-undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh
BPM UNEJ dan usulan rancangannya dapat berasal dari perorangan, kelompok,
maupun organisasi mahasiswa di dalam IKM UNEJ.
7. Peraturan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Jember yang selanjutnya
disebut dengan Peraturan BEM UNEJ adalah peraturan perundang-undangan
yang ditetapkan oleh Ketua BEM UNEJ untuk menjalankan perintah peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan
kekuasaan eksekutif.
8. Program Legislasi Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Jember yang
selanjutnya disebut dengan Proleg IKM UNEJ adalah instrumen perencanaan
pembentukan Undang-Undang Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Jember
yang disusun oleh BPM UNEJ.
9. Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian atau pengkajian filosofis,
sosiologis dan yuridis terhadap suatu masalah tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut
dalam suatu Rancangan Peraturan Perundang-Undang IKM UNEJ, sebagai
solusi terhadap permasalahan dan kebutuhan hukum mahasiswa.
10. Pengundangan adalah penempatan peraturan perundang-undangan dalam
Lembaran Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Jember, Tambahan
Lembaran Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Jember, Berita Ikatan
Keluarga Mahasiswa Universitas Jember, Tambahan Berita Ikatan Keluarga
Mahasiswa Universitas Jember.
-3-

11. Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan adalah materi muatan dalam


peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan jenis, fungsi, dan hierarki
peraturan perundang-undangan.

Pasal 2
Pancasila dan Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan sumber dari segala sumber
hukum dalam IKM UNEJ.

Pasal 3
Undang-Undang Dasar IKM UNEJ merupakan hukum dasar dalam peraturan
perundang-undangan di tingkat IKM UNEJ.

BAB II
ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pasal 4
Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus dilakukan berdasarkan pada
asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik, yang meliputi:
a. kejelasan tujuan;
b. kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;
c. kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;
d. dapat dilaksanakan;
e. kedayagunaan dan kehasilgunaan;
f. kejelasan rumusan;
g. keterbukaan;
h. partisipasi; dan
i. tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar IKM UNEJ.

Pasal 5
(1) Materi muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan asas:
a. pengayoman;
b. kemanusiaan;
c. kekeluargaan;
d. bhineka tunggal ika;
e. keadilan;
f. kesamaan kedudukan dalam hukum;
g. ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau
h. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
-4-

(2) Selain mencerminkan asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Peraturan Perundang-
undangan tertentu dapat berisi asas lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan
Perundang-undangan yang terkait.

BAB III
JENIS, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN
Pasal 6
(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
a. UUD IKM UNEJ
b. UU IKM UNEJ
c. Peraturan BEM UNEJ
(2) Kekuatan hukum dari masing-masing Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan
hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Pasal 7
(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (1), masih diakui keberadaanya dan mempunyai kekuatan hukum sepanjang
tidak bertentangan dan dibentuk berdasarkan kewenangan lembaga yang
membentuknya.
(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan
oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan
kewenangan lembaga yang membentuknya.

Pasal 8
Dalam hal suatu Undang-Undang IKM UNEJ diduga bertentangan dengan Undang-
Undang Dasar IKM UNEJ, pengujian materi dilakukan oleh BPM UNEJ melalui
mekanisme legislative review, selama Mahkamah Mahasiswa belum terbentuk.

Pasal 9
Materi muatan yang harus diatur dengan Undang-undang berisi:
a. pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-undang Dasar IKM UNEJ;
b. perintah suatu Undang-undang untuk diatur dengan Undang- undang; dan/atau
c. pemenuhan kebutuhan hukum dalam IKM UNEJ.

Pasal 10
Materi muatan Peraturan BEM UNEJ berisi materi untuk menjalankan Undang-undang
dan/atau untuk melaksanakan kekuasaan eksekutif.
-5-

BAB IV
PERENCANAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Bagian Kesatu
Perencanaan Undang-undang
Pasal 11
Perencanaan penyusunan Undang-undang dilakukan dalam Proleg IKM UNEJ.

Pasal 12
Proleg IKM UNEJ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 merupakan skala prioritas
program pembentukan Undang-undang dalam rangka mewujudkan IKM UNEJ
berdasarkan hukum.

Pasal 13
Dalam penyusunan Proleg IKM UNEJ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12,
penyusunan daftar Rancangan Undang-undang didasarkan atas:
a. perintah Undang-undang Dasar IKM UNEJ;
b. perintah Undang-Undang lainnya;
c. rencana kerja lembaga kemahasiswaan tingkat universitas; dan
d. aspirasi dan kebutuhan hukum anggota IKM UNEJ.

Pasal 14
(1) Proleg IKM UNEJ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 memuat program
pembentukan Undang-undang dengan judul Rancangan Undang- undang, materi
yang diatur, dan keterkaitannya dengan Peraturan Perundang-undangan lainnya.
(2) Materi yang diatur dan keterkaitannya dengan Peraturan Perundang- undangan
lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keterangan mengenai
konsepsi Rancangan Undang-undang yang meliputi:
a. latar belakang dan tujuan penyusunan;
b. sasaran yang ingin diwujudkan; dan
c. jangkauan dan arah pengaturan.
(3) Materi yang diatur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah melalui
pengkajian dan penyelarasan dituangkan dalam Naskah Akademik.

Pasal 15
(1) Penyusunan Proleg IKM UNEJ dilaksanakan oleh BPM UNEJ dan BEM UNEJ.
(2) Proleg IKM UNEJ ditetapkan untuk jangka tahunan berdasarkan skala prioritas
pembentukan Rancangan Undang-undang.
-6-

(3) Penyusunan dan penetapan Proleg IKM UNEJ jangka tahunan dilakukan pada awal
masa keanggotaan BPM UNEJ sebagai Proleg IKM UNEJ untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun masa sidang.

Pasal 16
(1) Penyusunan Proleg IKM UNEJ dilakukan oleh BPM UNEJ dan BEM UNEJ dengan
dikoordinasikan oleh Komisi Legislasi.
(2) Penyusunan Proleg IKM UNEJ sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan mempertimbangkan usulan dari komisi-komisi dalam BPM UNEJ, Anggota
BPM UNEJ, dan BEM UNEJ.
(3) Penyusunan proleg IKM UNEJ dilingkungan BEM UNEJ dikoordinasikan oleh
pengurus yang menyelenggarakan urusan di bidang hokum.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan Proleg IKM UNEJ
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan BPM
tentang Tata Tertib.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan Proleg IKM UNEJ di
lingkungan eksekutif sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan
BEM.

Pasal 17
(1) Hasil penyusunan Proleg IKM UNEJ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1)
disepakati menjadi Proleg IKM UNEJ dan ditetapkan dalam Sidang Paripurna BPM
UNEJ.
(2) Proleg IKM UNEJ sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan BPM UNEJ.

Bagian Kedua
Perencanaan Peraturan BEM
Pasal 18
(1) Perencanaan penyusunan Peraturan BEM memuat daftar judul dan pokok materi
muatan Rancangan Peraturan BEM untuk menjalankan Undang-undang dan/atau
melaksanakan kekuasaan eksekutif.
(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan untuk jangka waktu 1
(satu) tahun.

Pasal 19
Rancangan Peraturan BEM UNEJ berasal dari departemen di dalam BEM UNEJ
sesuai dengan bidang tugasnya.
-7-

Pasal 20
(1) Dalam keadaan tertentu, departemen BEM UNEJ dapat mengajukan Rancangan
Peraturan BEM di luar perencanaan penyusunan Peraturan BEM.
(2) Rancangan Peraturan BEM dalam keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuat berdasarkan kebutuhan kemahasiswaan atau Mahasiswa UNEJ yang
bersifat mendesak dan darurat.

Pasal 21
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan penyusunan Peraturan BEM,
diatur dengan peraturan BEM.

BAB V
PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Bagian Kesatu
Penyusunan Undang-undang
Pasal 22
(1) Rancangan Undang-undang dapat berasal dari BPM UNEJ dan BEM UNEJ.
(2) Rancangan Undang-undang baik dari BPM UNEJ dan BEM UNEJ harus disertai
Naskah Akademik.
(3) Rancangan Undang-undang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai dengan
keterangan yang memuat pokok pikiran dan materi muatan yang diatur.

Pasal 23
(1) Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-undang dilakukan sesuai
dengan teknik penyusunan Naskah Akademik.
(2) Ketentuan mengenai teknik penyusunan Naskah Akademik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari peraturan ini.

Pasal 24
Rancangan Undang-undang, baik yang berasal dari BPM UNEJ dan BEM UNEJ
disusun berdasarkan Proleg IKM UNEJ.

Pasal 25
(1) Rancangan Undang-undang yang berasal dari BPM UNEJ diajukan oleh Komisi.
(2) Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan Undang-
undang dikoordinasikan dalam Komisi Legislasi.
(3) Dalam menyusun dan mengajukan Rancangan Undang-undang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Komisi Legislasi dapat bekerjasama dengan organisasi
-8-

kemahasiswaan baik dalam tingkat universitas maupun fakultas maupun perorangan


dan/atau kelompok dalam lingkup IKM UNEJ.

Pasal 26
Apabila dalam satu masa sidang BPM dan BEM UNEJ menyampaikan rancangan
Undang-undang mengenai materi yang sama, yang dibahas adalah Rancangan Undang-
undang yang disampaikan oleh BPM UNEJ dan Rancangan Undang-undang dari BEM
UNEJ digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan.

Bagian Kedua
Penyusunan Peraturan BEM
Pasal 27
(1) Dalam penyusunan Rancangan Peraturan BEM, pemrakarsa dapat membentuk panitia
penyusunan baik berasal dari departemen yang sama, dan/atau antar departemen.
(2) Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan
BEM dikoordinasikan oleh ketua departemen/ divisi yang bersangkutan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan panitia antar departemen,
pengharmonisasian, penyusunan, dan penyampaian Rancangan Peraturan BEM diatur
dengan Peraturan BEM.

BAB VII
PEMBAHASAN DAN PENGESAHAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG
Bagian Kesatu
Pembahasan Rancangan Undang-undang
Pasal 28
Pembahasan Rancangan Undang-undang dilakukan melalui dua tingkat pembicaraan.

Pasal 29
Dua tingkat pembicaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 terdiri atas:
a. pembicaraan tingkat I dalam rapat komisi, dan rapat panitia kerja atau rapat
paripurna; dan
b. pembicaraan tingkat II dalam rapat paripurna.

Pasal 30
(1) Pembicaraan tingkat I dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:
a. pengantar musyawarah;
b. pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah; dan
c. penyampaian sikap sebagai keputusan akhir
-9-

(2) Dalam pengantar musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a Panitia
Kerja memberikan penjelasan selanjutnya anggota BPM UNEJ memberikan
pendapat.
(3) Pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah disampaikan oleh anggota BPM UNEJ,
BEM UNEJ dan/atau pihak-pihak terkait.
(4) Penyampaian sikap dilakukan oleh anggota BPM UNEJ dan BEM UNEJ

Pasal 31
Pengambilan keputusan akhir pada pembicaraan tingkat I dilakukan dengan acara:
a. laporan panitia kerja;
b. pembacaan naskah rancangan Undang-Undang;
c. penyampaian pendapat akhir mini sebagai sikap akhir anggota BPM UNEJ;
d. penandatanganan naskah rancangan Undang-Undang; dan
e. pengambilan keputusan untuk melanjutkan ke pembicaraan tingkat II.

Pasal 32
(1) Hasil pembicaraan tingkat I yang atas Pembahasan rancangan undang-undang yang
dilakukan oleh Panitia Kerja, dilanjutkan pada pembicaraan Tingkat II untuk
mengambil keputusan pada rapat Paripurna BPM yang di dahului oleh:
a. penyampaian laporan yang berisi proses dan hasil pembicaraan tingkat I;
b. penyampaian persetujuan atau penolakan oleh anggota BPM UNEJ; dan
c. pendapat akhir oleh Ketua BEM UNEJ.
(2) Dalam hal persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak mencapai
mufakat maka pengambilan keputusan diambil dari suara terbanyak.
(3) Dalam hal rancangan undang-undang tidak mencapai persetujuan maka harus
dilakukan perubahan sesuai yang diminta oleh anggota BPM UNEJ.

Pasal 33
Rancangan Undang-undang dapat ditarik kembali sebelum dibahas bersama dalam
sidang anggota BPM.

Bagian Kedua
Pengesahan Rancangan Undang-undang
Pasal 34
(1) Rancangan Undang-undang yang telah disetujui dalam sidang paripurna BPM
selanjutnya disampaikan oleh pimpinan sidang anggota BPM untuk disahkan menjadi
Undang-undang.
- 10 -

(2) Penyampaian Rancangan Undang-undang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal yang disetujui
dalam sidang paripurna.
(3) Rancangan Undang-undang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disahkan oleh
Ketua umum BEM dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling
lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak Rancangan Undang-undang tersebut disetujui
bersama dalam sidang paripurna BPM.
(4) Dalam hal Rancangan Undang – undang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
ditandatangani oleh Ketua umum BEM dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari
terhitung sejak Rancangan Undang-undang tersebut disetujui bersama, Rancangan
Undang-undang tersebut sah menjadi Undang-undang dan wajib diundangkan.

BAB VIII
MEKANISME PERUBAHAN DAN PENCABUTAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Bagian Kesatu
Perubahan Peraturan Perundang-Undangan
Pasal 35
(1) Perubahan Peraturan Perundang-Undangan dapat diusulkan oleh anggota BPM
UNEJ secara perseorangan atau lebih.
(2) Usulan sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada Komisi Legislasi untuk
kemudian diajukan dalam Rapat Paripurna.
(3) Perubahan Peraturan Perundang-Undangan dapat dilakukan apabila disetujui
minimal 1/3 dari jumlah anggota BPM UNEJ dalam Rapat Paripurna, untuk
selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan pembentukan Panitia Kerja guna
membahas Rancangan Perubahan Peraturan Perundang-Undangan yang diajukan.
(4) Adapun Peraturan Perundang-Undangan dapat diusulkan dan diajukan Perubahan
apabila didalam Peraturan Perundang-Undangan tersebut ditemukan :
a. Peraturan Perundang-undangan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
hukum dan kebutuhan hukum mahasiswa Universitas Jember;
b. Adanya pertentangan antar pasal dalam satu judul Undang-Undang;
c. Adanya pertentangan antara satu pasal dengan pasal lainnya dalam Undang-
Undang yang berbeda;
d. Adanya kesalahan penulisan yang substansial mengubah makna dari suatu
peraturan
(5) Perubahan Peraturan Perundang-Undangan sebagaimana dimaksud ayat (4) dapat
dilakukan dengan :
- 11 -

a. Menambah atau menyisipkan ketentuan baru, menyempurnakan atau


menghapus ketentuan yang sudah ada, baik yang berbentuk Bab, Bagian,
Paragraf, Pasal, ayat, maupun perkataan, angka, huruf, tanda baca dan lain-
lainnya.
b. Mengganti suatu ketentuan dengan ketentuan lain, baik yang berbentuk Bab,
Bagian, Paragraf, Pasal, ayat, maupun perkataan, angka, huruf, tanda baca dan
lain-lainnya.

Bagian Kedua
Pencabutan Peraturan Perundang-Undangan
Pasal 36
(1) Pencabutan Peraturan Perundang-Undangan dapat diusulkan oleh anggota BPM
UNEJ secara perseorangan atau lebih.
(2) Usulan sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada Komisi Legislasi
untuk kemudian diajukan dalam Rapat Paripurna.
(3) Pencabutan Peraturan Perundang-Undangan dapat dilakukan apabila disetujui 50%
(limapuluh persen) ditambah 1 (satu) nggota dari jumlah anggota BPM UNEJ
dalam Rapat Paripurna, untuk selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan
pembentukan Panitia Kerja guna membahas dan mengkaji rencana Pencabutan
Peraturan Perundang-Undangan.
(4) Adapun Peraturan Perundang-Undangan dapat diusulkan dan diajukan Pencabutan
apabila Peraturan Perundang-Undangan tersebut sudah tidak diperlukan.
(5) Pencabutan Peraturan Perundang-Undangan sebagaimana dimaksud ayat (4) dapat
dilakukan dengan membuat suatu Rancangan Pencabutan Peraturan Perundang-
Undangan yang hanya berisi 2 (dua) Pasal yang ditulis dengan angka romawi,
sebagai berikut :
Pasal I
.............(menyatakan bahwa Peraturan Perundang-Undangan yang
dimaksud telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi)
Pasal II
..............(menyatakan bahwa Pencabutan Peraturan Perundang-
Undangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan)

BAB IX
PENGUNDANGAN
Pasal 37
Agar setiap orang mengetahuinya, peraturan perundang-undangan harus diundangkan
dengan menempatkannya dalam:
- 12 -

a. Lembaran IKM UNEJ;


b. Tambahan Lembaran IKM UNEJ;
c. Berita IKM UNEJ; atau
d. Tambahan Berita IKM UNEJ.

Pasal 38
Pengundangan Peraturan Perundang-undangan dalam Lembaran IKM UNEJ atau
Berita IKM UNEJ dilaksanakan oleh Pengurus BPM UNEJ yang membidangi
Kesekertariatan

Pasal 39
Peraturan Perundang-undangan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat
pada tanggal diundangkan, kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Perundang-
undangan yang bersangkutan.

BAB X
PENYEBARLUASAN
Pasal 40
(1) Penyebarluasan dilakukan oleh BPM sejak penyusunan Proleg IKM UNEJ,
penyusunan Rancangan Undang-undang, hingga Pengundangan Undang-undang.
(2) Penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk memberikan
informasi dan/atau memperoleh masukan anggota IKM UNEJ serta pihak yang
berkepentingan.
(3) Penyebarluasan sebagaimana dalam ayat (1) dikoordinasikan oleh Komisi Legislasi.

Pasal 41
Penyebarluasan Undang-undang yang telah diundangkan dalam Lembaran IKM UNEJ
dilakukan oleh BPM, dikoordinasikan oleh Komisi Legislasi dan dibantu oleh alat
kelengkapan BPM.

Pasal 42
Naskah Peraturan Perundang-undangan yang disebarluaskan harus merupakan salinan
naskah yang telah diundangkan Lembaran IKM UNEJ, Tambahan Lembaran IKM
UNEJ, Berita IKM UNEJ, dan Tambahan Berita IKM UNEJ.

BAB XI
PARTISIPASI DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
Pasal 43
- 13 -

(1) Anggota IKM UNEJ berhak memberikan masukan lisan dan/atau tertulis dalam
pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
(2) Masukan secara lisan dan/atau tertulis sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan melalui:
a. rapat dengar pendapat umum;
b. sosialisasi;
c. diskusi publik; dan/atau
d. upaya-upaya lain selama tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar
IKM UNEJ.
(3) Anggota IKM UNEJ Jember sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah
orang perseorangan dan/atau kelompok dalam lingkup IKM UNEJ yang berkaitan
atas subtansi Rancangan Peraturan Perundang-undangan.
(4) Ketentuan mengenai partisipasi publik diatur dengan ketetapan BPM.

Pasal 44
(1) Untuk keterbukaan informasi dan akses anggota IKM UNEJ, proses pembentukan
Peraturan Perundang-undangan harus dapat diakses dengan mudah.
(2) Untuk memudahkan akses anggota IKM UNEJ dalam memberi masukan lisan
dan/atau tertulis sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1), setiap
Rancangan Peraturan Perundang-undangan harus dapat diakses dengan mudah.
(3) Peraturan Perundang-undangan yang telah disahkan/ditetapkan disebarkan kepada
publik selambat-lamatnya 7 (tujuh) hari sejak Peraturan Perundang-undangan
tersebut disahkan/ditetapkan.

BAB XII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 45
Teknik penyusunan dan/atau bentuk yang diatur dalam Peraturan BPM UNEJ ini
berlaku secara mutatis mutandis bagi teknik penyusunan dan/atau bentuk Peraturan
Perundang-undangan ini selain yang dimaksud pada Pasal 6 ayat (1).
- 14 -

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 46
Undang-Undang ini mulai berlaku sejak diundangkan
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan undang-undang ini
Dengan penempatan dalam Lembaran Ikatan Mahasiswa Universitas Jember.

Disahkan di Jember
Pada tanggal 20 Oktober 2018
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas Jember

Agus Wedi
NIM. 150910201053
Diundangkan di Jember
Pada tanggal 20 Oktober 2018
Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa
Universitas Jember

Bryan Adam
NIM. 150710101098

LEMBARAN IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER


TAHUN 2018 NOMOR......
- 15 -

PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA
UNIVERSITAS JEMBER
NO 2 TAHUN 2018
TENTANG
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

I. UMUM
Undang Undang Badan Perwakilan Mahasiswa tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan merupakan pelaksanaan dari perintah aturan tambahan Pasal I
Undang-Undang Dasar Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Jember yang
menyatakan bahwa “selama belum diatur tersendiri, ketentuan tentang pembentukan
Undang-Undang berpedoman pada Peraturan Badan Perwakilan Mahasiswa
Universitas Jember tentang Pembentukan Undang-Undang.” Namun ruang lingkup
materi muatan peraturan ini dioerluas tidak saja Undang-Undang akan tetapi mencakup
pula Peraturan Perundang-Undangan lainnya.
Undang Undang Badan Perwakilan Mahasiswa tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan didasarkan pada pemikiran bahwa Ikatan Keluarga Mahasiswa
Universitas Jember berdasarkan atas hukum. Dengan demikian segala aspek kegiatan
Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Jember harus didasarkan atas hukum yang
sesuai dengan sistem hukum dan menjunjung tinggi harkat dan martabat mahasiswa
Universitas Jember.
Secara umum Undang Undang ini memuat materi-materi pokok yang disusun secara
sistematis sebagai berikut: jenis, hierarki, dan materi muatan Peraturan Perundang-
undangan; perencanaan Peraturan Perundang-undangan; penyusunan Peraturan
Perundang-undangan; teknik Peraturan Perundang-undangan; pembahasan dan
pengesahan Undang-Undang; partisipasi mahasiswa dalam Peraturan Perundang-
undangan.
Tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan dan penetapan,
serta pengundangan merupakan langkah-langkah yang pada dasarnya harus ditempuh
dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Namun, tahapan tersebut tentu
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan atau kondisi serta jenis dan hierarki Peraturan
Perundang-undangan tertentu yang pembentukannya tidak diatur dengan Undang-
Undang ini, seperti pembahasan Rancangan Peraturan Badan Eksekutif Mahasiswa.

II PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup Jelas
- 16 -

Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Yang dimaksud hukum dasar adalah norma dasar bagi pembentukan peraturan
perundang-undangan dibawah Undang-Undang Dasar Ikatan Keluarga Mahasiswa
Universitas Jember.
Pasal 4
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan asas kejelasan tujuan adalah bahwa setiap peraturan
perundang-undangan harus memiliki tujuan yang jelas yang hendak dicapai.
Huruf b
Yang dimaksud dengan asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat
adalah bahwa setiap jenis Peraturan Perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga
negara atau pejabat Pembentuk Peraturan Perundang-undangan yang berwenang.
Peraturan Perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum
apabila dibuat oleh lembaga Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Jember.
Huruf c
Yang dimaksud dengan asas kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi
muatan adalah bahwa dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus
benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki
Peraturan Perundang-undangan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan asas dapat dilaksanakan adalah bahwa setiap
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus memperhitungkan efektivitas
Peraturan Perundangundangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis,
sosiologis, maupun yuridis.
Huruf e
Yang dimaksud dengan asas kedayagunaan dan kehasilgunaan adalah bahwa
setiap Peraturan Perundangundangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan
dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan kemahasiswaan Universitas Jember.
Huruf f
Yang dimaksud dengan asas kejelasan rumusan adalah bahwa setiap Peraturan
Perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan Peraturan
Perundang-undangan, sistematika, pilihan kata atau istilah,serta bahasa hukum yang
jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi
dalam pelaksanaannya.
Huruf g
- 17 -

Yang dimaksud dengan asas keterbukaan adalah bahwa dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan
atau penetapan, dan pengundangan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian,
seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk
memberikan masukan dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Huruf H
Yang dimaksud dengan partisipasi adalah bahwa setiap anggota IKM UNEJ didorong
untuk berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan
pembentukan peraturan perundang undangan, baik secara langsung maupun tidak
langsung -
Huruf i.
Cukup Jelas
Pasal 5
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan asas pengayoman adalah bahwa setiap Materi
Muatan Peraturan Perundangundangan harus berfungsi memberikan
pelindungan untuk menciptakan ketentraman mahasiswa.
Huruf b
Yang dimaksud dengan asas kemanusiaan adalah bahwa setiap Materi
Muatan Peraturan Perundangundangan harus mencerminkan pelindungan dan
penghormatan hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap mahasiswa
Universitas Jember secara proporsional.
Huruf c
Yang dimaksud dengan asas kekeluargaan adalah bahwa setiap Materi
Muatan Peraturan Perundangundangan harus mencerminkan musyawarah
untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan
Huruf d
Yang dimaksud dengan asas bhineka tunggal ika adalah bahwa Materi
Muatan Peraturan Perundang-undangan harus memperhatikan keragaman
penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah serta budaya
dalam kehidupan kemahasiswaan Universitas Jember.
Huruf e
Yang dimaksud dengan asas keadilan adalah bahwa setiap Materi
Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan keadilan secara
proporsional bagi setiap warga negara.
Huruf f
Yang dimaksud dengan asas kesamaan kedudukan dalam hukum adalah
bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh
- 18 -

memuat hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antara lain,
agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial.
Huruf g
Yang dimaksud dengan asas ketertiban dan kepastian hokum adalah
bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus dapat
mewujudkan kepastian hukum.
Huruf h
Yang dimaksud dengan asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus
mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan
individu, antar mahasiswa dan golongan.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “asas lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan
Perundang undangan yang bersangkutan”,
antara lain:
a. dalam Hukum Pidana, misalnya, asas legalitas, asas tiada hukuman tanpa
kesalahan, asas pembinaan narapidana, dan asas praduga tak bersalah;
b. dalam Hukum Perdata, misalnya, dalam hukum perjanjian, antara lain, asas
kesepakatan, kebebasan berkontrak, dan itikad baik
Pasal 6
Ayat 1
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Yang dimaksud dengan peraturan BEM adalah adalah Peraturan
Perundang-undangan yang dibuat Badan Eksekutif Mahasiswa dimana . Materi
muatan Peraturan BEM adalah materi yang diperintahkan oleh Undang-Undang.

Pasal 7
Ayat 1
Cukup jelas
Ayat 2
Cukup jelas
Pasal 8
- 19 -

Uji materi adalah mencakup pengujian terhadap suatu norma hukum yang
terdiri dari pengujian secara materiil (uji materiil). Dan hak uji materiil adalah hak
untuk mengajukan uji materiil terhadap norma hukum yang berlaku yang dianggap
melanggar hak-hak konstitusional anggota IKM UNEJ. Sedangkan legislative
review adalah upaya lembaga legislatif (BPM UNEJ) untuk mengubah suatu peraturan
perundang-undangan. Pihak yang keberatan terhadap suatu undang-undang karena
diduga bertentangan dengan UUD IKM UNEJ dapat meminta legislative review ke
BPM UNEJ.
Pasal 9
Huruf a.
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Pasal 10
Yang dimaksud dengan “menjalankan Undang-Undang” adalah penetapan
Peraturan BEM untuk melaksanakan perintah Undang-Undang atau untuk
menjalankan Undang-Undang sepanjang diperlukan dengan tidak menyimpang dari
materi yang diatur dalam Undang-Undang yang bersangkutan.
Pasal 11
Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Huruf a.
Cukup Jelas
` Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c.
Cukup Jelas
Huruf d.
Cukup Jelas
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
- 20 -

Yang dimaksud dengan “pengkajian dan penyelarasan” adalah proses


untuk mengetahui keterkaitan materi yang akan diatur dengan Peraturan Perundang-
undangan lainnya yang vertical atau horizontal sehingga dapat mencegah tumpang
tindih pengaturan atau kewenangan.
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Cukup Jelas
Pasal 18
Cukup Jelas
Pasal 19
Cukup Jelas
Pasal 20
Cukup Jelas
Pasal 21
Cukup Jelas
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Cukup Jelas
Pasal 25
Cukup Jelas
Pasal 26
Cukup Jelas
Pasal 27
Cukup Jelas
Pasal 28
Cukup Jelas
Pasal 29
Cukup Jelas
Pasal 30
Cukup Jelas
Pasal 31
Cukup Jelas
Pasal 32
- 21 -

Cukup Jelas
Pasal 33
Cukup Jelas
. Pasal 34
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Tenggang waktu 7 (tujuh) hari dianggap layak untuk mempersiapkan
segala hal yang berkaitan dengan teknis penulisan Rancangan Undang-Undang ke
Lembaran Resmi BEM sampai dengan penandatanganan pengesahan Undang-Undang
oleh Ketua BEM dan penandatanganan sekaligus Pengundangan ke Lembaran IKM
UNEJ oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum..
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas

Pasal 35
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Terlebih dahulu Komisi Legislasi melakukan kajian terhadap usulan
Perubahan Peraturan Perundang-Undangan tersebut, kemudian memutuskan apakah
usulan tersebut dapat diajukan dalam Rapat Paripurna.
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup Jelas
Ayat (5)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
- 22 -

Cukup Jelas
Pasal 36
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Adapun yang dimaksud dengan “sudah tidak diperlukan” adalah :
i. Muatan materi dalam suatu Peraturan Perundang-Undangan
tersebut telah dimuat dalam Peraturan Perundang-Undangan yang
lebih tinggi.
ii. Muatan materi yang ada dalam Peraturan Perundang-Undangan
tersebut tidak memiliki dampak apapun terhadap kebutuhan
hukum IKM UNEJ.
Ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 37
Dengan diundangkannya Peraturan Perundang-undangan dalam lembaran resmi
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini, setiap orang dianggap telah
mengetahuinya
Pasal 38
Cukup Jelas
Pasal 39
Berlakunya Peraturan Perundang-undangan yang tidak sama dengan tanggal
Pengundangan dimungkinkan untuk persiapan sarana dan prasarana serta kesiapan
bidang pelaksana Peraturan Perundang-undangan tersebut..
Pasal 40
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “penyebarluasan” adalah kegiatan menyampaikan
informasi kepada masyarakat mengenai Prolegnas, Rancangan Undang-Undang IKM
UNEJ yang sedang disusun,dibahas, dan yang telah diundangkan agar masyarakat
dapatmemberikan masukan atau tanggapan terhadap Undang-Undang tersebut atau
memahami Undang-Undang yang telahdiundangkan. Penyebarluasan Peraturan
Perundang-undangan tersebut dilakukan, misalnya, melalui media elektronikdan/atau
media cetak
Ayat (2)
Cukup Jelas
- 23 -

Pasal 39
Cukup Jelas
Pasal 40
Cukup Jelas
Pasal 41
Cukup Jelas
Pasal 42
Cukup Jelas
Pasal 43
Cukup Jelas
Pasal 44
Cukup Jelas
Pasal 45
Mutatis mutandis berasal dari bahasa Latin yang artinya kurang lebih adalah
"perubahan yang penting telah dilakukan". Istilah ini digunakan pada saat
membandingkan dua situasi berbeda.
Pasal 46
Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN IKATAN KELUARGA MAHASISWA


UNIVERSITAS JEMBER
- 24 -

LAMPIRAN I
UNDANG–UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA
UNIVERSITAS JEMBER
NOMOR 2 TAHUN 2018
TENTANG
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG–UNDANGAN

TEKNIK PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK


RANCANGAN UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA
UNIVERSITAS JEMBER

1. Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian atau pengkajian filosofis,


sosiologis dan yuridis terhadap suatu masalah tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut
dalam suatu Rancangan Undang-Undang Ikatan Keluarga Mahasiswa, sebagai
solusi terhadap permasalahan dan kebutuhan hukum mahasiswa.
2. Sistematika Naskah Akademik adalah sebagai berikut:
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TERKAIT
BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS
BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP
PENGATURAN
BAB VI PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN: RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
- 25 -

LAMPIRAN II
UNDANG–UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA
UNIVERSITAS JEMBER
NOMOR 2 TAHUN 2018
TENTANG
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

SISTEMATIKA PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

A. LOGO UNIVERSITAS JEMBER

B. JUDUL

C. PEMBUKAAN
1. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
2. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-undangan
3. Konsiderans
4. Dasar Hukum
5. Diktum

D. BATANG TUBUH
1. Ketentuan Umum
2. Materi Pokok yang Diatur
3. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)
4. Ketentuan Penutup

E. PENUTUP
1. Pengesahan, untuk format :
(menjorok ke kanan)
Disahkan di Jember
Pada tanggal ... (bulan) (tahun)
KETUA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

Ttd

NAMA KETUA BEM


NIM.
- 26 -

2. Pengundangan, untuk format :


(menjorok ke kiri)
Diundangkan di Jember
Pada tanggal ... (bulan) (tahun)
KETUA BADAN PERWAKILAN MAHASISWA

Ttd

NAMA KETUA BPM


NIM.

F. PENJELASAN (Jika diperlukan)

G. LAMPIRAN
1. DAFTAR NAMA PANITIA KERJA RANCANGAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN.
2. DLL
- 27 -

LAMPIRAN III
UNDANG–UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA
UNIVERSITAS JEMBER
NOMOR 2 TAHUN 2018
TENTANG
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG–UNDANGAN

PANITI KERJA RANCANGAN UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA


MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER
TENTANG
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
No. Jabatan Panja Nama dan NIM Fakultas Komisi/Biro
1. Ketua Enha Sorandri Tahir Hukum Komisi Legislasi
(150710101021)
2. Wakil Keke Rizky Rahayu Pertiwi Kesejahteraan Komisi Legislasi
(152110101020) Masyarakat
3. Anggota Ricky Yulius Kristian KIP Komisi Aspirasi
(160210204129)
4. Anggota Nancy Amelia Rosa Kedokteran Pimpinan
(161610101082) Gigi
5. Anggota

6. Anggota

7. Anggota

8. Anggota

9. Anggota

10. Anggota

11. Anggota

12. Anggota

13. Anggota
- 28 -

14. Anggota

15. Anggota

Panitia ini dibentuk berdasarkan ................

Anda mungkin juga menyukai