Anda di halaman 1dari 69

PERATURAN SENAT MAHASISWA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

NOMOR 02 TAHUN 2024 TENTANG

TATA TERTIB

SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Menimbang: a. bahwa dalam rangka melaksanakan

kehidupan organisasi kemahasiswaan yang demokratis


berdasarkan Pancasila, Pedoman Pokok Organisasi
Kemahasiswaan Universitas Diponegoro tahun 2017
Perubahan Kedua, serta Garis-Garis Besar Haluan
Kegiatan Organisasi
Kemahasiswaan Universitas Diponegoro tahun 2016,
Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro memandang
perlu memiliki Peraturan Mahasiswa Universitas
Diponegoro tentang Tata Tertib yang mengatur
susunan dan kedudukan, hak dan kewajiban,
serta pelaksanaan fungsi, wewenang, dan tugas Senat
Mahasiswa Universitas Diponegoro beserta alat
kelengkapannya;

b. bahwa…
b. bahwa Anggota Senat Mahasiswa Universitas
Diponegoro mempunyai kedudukan sebagai
perwakilan dari Senat Mahasiswa Fakultas
dan/atau Sekolah Vokasi dan UKM Universitas,
sehingga harus bertanggungjawab kepada Tuhan
Yang Maha Esa, mahasiswa, dan konstituennya
dalam melaksanakan tugasnya;
c. bahwa Anggota Senat Mahasiswa Universitas
Diponegoro dalam menjalankan tugasnya memiliki
kode etik yang bersifat mengikat dan wajib
dipatuhi demi menjaga harkat, martabat,
kehormatan, citra, dan kredibilitas Senat
Mahasiswa Universitas Diponegoro;
d. bahwa demi menjaga kesinambungan dan
kelancaran roda organisasi Senat Mahasiswa
sebagai lembaga kemahasiswaan di Universitas
Diponegoro;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu
membentuk peraturan Senat Mahasiswa
Universitas Diponegoro tentang tata tertib;
Mengingat: 1. Pedoman Pokok Organisasi Universitas

Diponegoro Tahun 2017 Perubahan Kedua;

2. Garis-Garis Besar Haluan Kegiatan


Universitas Diponegoro Tahun 2016;

Memutuskan…
MEMUTUSKAN

Menetapkan: PERATURAN SENAT MAHASISWA


UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG TATA TERTIB
SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2024

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Majelis Wali Amanat Universitas Diponegoro Unsur Mahasiswa
adalah yang selanjutnya disebut MWA Undip UM adalah
perwakilan mahasiswa yang menjalankan tugas sebagai
anggota Majelis Wali Amanat Universitas Diponegoro
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Pokok Organisasi dan
Garis-garis Besar Haluan Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan
Universitas Diponegoro.

2. Badan Kelengkapan Majelis Wali Amanat Universitas


Diponegoro Unsur Mahasiswa

3. Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro yang selanjutnya


disebut SM Undip adalah Senat Mahasiswa Universitas
Diponegoro sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Pokok
Organisasi dan Garis-Garis Besar Haluan Kegiatan Organisasi
Kemahasiswaan Universitas Diponegoro.

4. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Diponegoro yang


selanjutnya disebut BEM Undip adalah Badan Eksekutif
Mahasiswa Universitas Diponegoro sebagaimana dimaksud
dalam Pedoman Pokok Organisasi dan Garis-Garis Besar Haluan
Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Universitas Diponegoro.

5. Unit…
4. Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro yang
selanjutnya disebut UKM Undip adalah Unit Kegiatan
Mahasiswa Universitas Diponegoro sebagaimana dimaksud
dalam Pedoman Pokok Organisasi dan Garis- Garis Besar
Haluan Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Universitas
Diponegoro.

5. Badan Semi Otonom Universitas Diponegoro yang selanjutnya


disebut BSO Undip adalah

6. Senat Mahasiswa Fakultas Universitas Diponegoro yang


selanjutnya disebut SM F adalah Senat Mahasiswa Fakultas
Universitas Diponegoro sebagaimana dimaksud dalam
Pedoman Pokok Organisasi dan Garis- Garis Besar Haluan
Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Universitas Diponegoro.

7. Senat Mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro yang


selanjutnya disebut SM SV adalah Senat Mahasiswa Sekolah
Vokasi Universitas Diponegoro sebagaimana dimaksud dalam
Pedoman Pokok Organisasi dan Garis- garis Besar Haluan
Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Universitas Diponegoro.

8. Anggota SM Undip adalah perwakilan mahasiswa yang berasal


dari SM F, SM SV, dan UKM Undip.

9. Program Legislasi yang selanjutnya disebut Proleg, adalah


instrumen perencanaan program pembentukan produk- produk
hukum SM Undip yang disusun secara terencana, terpadu, dan
sistematis.

10. Pimpinan SM Undip adalah komponen struktural tertinggi dan


bersifat kolektif kolegial.

11. Mahkamah…
10. Mahkamah Kehormatan SM Undip yang selanjutnya disebut
MKS adalah alat kelengkapan yang dibentuk oleh SM Undip
yang bersifat tetap serta memiliki tugas untuk menegakkan Tata
Tertib SM Undip, Tata Beracara SM Undip, dan Kode Etik SM
Undip.
11. Sekretariat Jenderal SM Undip yang selanjutnya disebut Setjen
adalah alat kelengkapan yang dibentuk oleh SM Undip yang
bersifat tetap serta memiliki tugas dalam kesekretariatan.

12. Badan Legislasi yang selanjutnya disebut Baleg adalah badan


yang dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat kelengkapan
SM Undip yang bersifat tetap serta memiliki tugas dalam
penyusunan atau perumusan produk hukum.

13. Badan Anggaran yang selanjutnya disebut Banggar adalah


badan yang dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat
kelengkapan SM Undip yang bersifat tetap serta memiliki tugas
dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
rancangan anggaran organisasi kemahasiswaan di tingkat
universitas.

14. Badan Keahlian yang selanjutnya disebut BK adalah badan yang


dibentuk SM Undip dan merupakan alat kelengkapan SM Undip
yang bersifat tetap serta memiliki tugas dalam melakukan
pembinaan dan pengembangan Staf Ahli.

15. Badan Kerjasama Antar Parlemen yang selanjutnya disebut


BKSAP adalah badan yang dibentuk SM Undip dan merupakan
alat kelengkapan SM Undip yang bersifat tetap serta memiliki
tugas dalam melakukan meningkat hubungan kerjasama antara
organisasi kemahasiswaan baik di universitas maupun di luar
universitas

16. Komisi adalah alat kelengkapan yang dibentuk oleh SM Undip


yang bersifat tetap.

17. Biro…
16. Biro adalah satuan kerja yang membantu Sekretaris Jenderal,
Badan Anggaran, dan BKSAP.

17. Fungsionaris SM Undip terdiri dari staf ahli.

18. Staf Ahli SM Undip adalah satuan fungsionaris SM Undip yang


bertanggung jawab kepada Badan Keahlian..

19. Penggantian Antarwaktu yang selanjutnya disebut PAW adalah


mekanisme penggantian Anggota SM Undip.

20. Rapat adalah forum yang bertujuan untuk melakukan


perencanaan, evaluasi, dan pengambilan keputusan.

21. Sidang adalah forum formal tertinggi yang bertujuan untuk


melakukan evaluasi, pembahasan, pengambilan keputusan dan/atau
pengesahan.

BAB II

SUSUNAN DAN KEDUDUKAN SERTA TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG

Bagian Kesatu

Susunan dan Kedudukan

Pasal 2

Anggota SM Undip terdiri dari mahasiswa delegasi SM F, SM SV, dan UKM


Undip yang dinyatakan lolos menjadi lolos, terpilih, dan telah dilantik dalam
Pemilihan Umum Raya Universitas Diponegoro.

Pasal 3

SM Undip adalah badan kelengkapan organisasi mahasiswa non struktural


yang berkedudukan sebagai lembaga tertinggi di tingkat kemahasiswaan
Universitas Diponegoro dalam ranah legislatif.

Bagian Kedua
Fungsi
Pasal 4
(1) SM…
(1) SM Undip mempunyai fungsi:
a. advokasi;
b. legislasi;
c. pengawasan; dan
d. anggaran.

(2) Keempat fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijalankan


dalam rangka representasi mahasiswa dan juga untuk mendukung
upaya organisasi kemahasiswaan dalam mencapai tujuan sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

Pasal 5

(1) Fungsi advokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)

huruf a dilaksanakan untuk menampung, menyalurkan, dan

memperjuangkan aspirasi mahasiswa Undip.


(1) Fungsi legislasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1)
huruf b dilaksanakan sebagai perwujudan SM Undip selaku
pemegang kekuasaan untuk membentuk produk hukum.

(2) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1)


huruf c dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan
peraturan mahasiswa dan anggaran program kerja organisasi
kemahasiswaan di tingkat universitas.

(3) Fungsi anggaran sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat

(1) huruf d dilaksanakan untuk membahas, mengawasi, memeriksa,


dan memberi persetujuan terhadap rancangan anggaran organisasi
kemahasiswaan ditingkat universitas.

Bagian…
Bagian Ketiga

Tugas

Pasal 6

SM Undip Bertugas:
a. merencanakan, menyusun, membahas, mengesahkan dan
menyebarluaskan proleg SM Undip;
b. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan produk
hukum;
c. melakukan pengawasan, pemeriksaan anggaran, dan pemberian
persetujuan program kerja organisasi kemahasiswaan di tingkat
Universitas Diponegoro baik internal SM Undip dan seluruh mitra
kerja;
d. membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan organisasi kemahasiswaan di tingkat
universitas;
e. menyerap, menghimpun, menampung, serta
menindaklanjuti dan mengawal aspirasi mahasiswa; dan
f. melaksanakan tugas lain yang diatur dalam produk
hukum.

Bagian Keempat

Wewenang
Pasal 7

SM Undip Berwenang:

a. membentuk dan/atau merubah suatu produk hukum yang dibahas


dengan seluruh Anggota SM Undip untuk memperoleh
persetujuan bersama;
b. mengawasi pelaksanaan Pedoman Pokok organisasi
Kemahasiswaan Universitas Diponegoro Tahun 2017, Garis-Garis
Besar Haluan Kegiatan Universitas Diponegoro tahun 2016, dan
Produk Hukum dalam lingkup Organisasi Kemahasiswaan
ditingkat universitas;
c. membentuk…
c. membentuk perangkat Pemilihan Umum Raya Universitas
Diponegoro di tingkat universitas yang selanjutnya diatur di
dalam Peraturan Mahasiswa Tentang Pemilihan Umum Raya.

BAB III
KEANGGOTAAN
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 8

Masa jabatan anggota SM Undip adalah 1 (satu) tahun periode


kepengurusan dan setelahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) tahun
periode kepengurusan selanjutnya

Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Anggota

Pasal 9

Anggota SM Undip berhak:


a. mengajukan rancangan peraturan;
b. Mengajukan pertanyaan;
c. menyampaikan pendapat;
d. memilih;
e. dipilih;
f. membela diri;
g. mendapatkan imunitas;
h. melakukan pengawasan;
i. memberi penilaian mitra kerja; dan
j. melakukan sosialisasi produk hukum.

Pasal 10…
Pasal 10

Anggota SM Undip berkewajiban:


a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila;
b. melaksanakan dan menaati Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
c. melaksanakan dan menaati Pedoman Pokok Organisasi
Kemahasiswaan Universitas Diponegoro Tahun 2017
Perubahan Kedua dan Garis-garis Besar Haluan Kegiatan
Universitas Diponegoro Tahun 2016 serta produk hukum lain
yang berlaku;
d. mempertahankan dan memelihara kerukunan dan keutuhan
Organisasi Kemahasiswaan Universitas Diponegoro;
e. mendahulukan kepentingan Organisasi
Kemahasiswaan diatas kepentingan pribadi, kelompok, dan
golongan;
f. memperjuangkan peningkatan kesejahteraan
mahasiswa;
g. menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan mahasiswa;
h. menaati tata tertib SM Undip dan kode etik SM Undip;
i. menjaga etika dan norma dalam hubugan kerja dengan lembaga
lain;
j. menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui
kunjungan kerja secara berkala;
k. menampung dan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa; dan
l. memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis
kepada konstituen di fakultas, sekolah vokasi, dan UKM Undip.
m. mematuhi anggaran SM Undip.

Bagian…
Bagian Ketiga

Pemberhentian Antarwaktu
Pasal 11
(1) Anggota berhenti antarwaktu karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri;
c. diberhentikan; atau
d. hilangnya status kemahasiswaan.
(2) Anggota diberhentikan antarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c, apabila:

a. tidak dapat melaksanakan tugasnya secara berkelanjutan atau


berhalangan tetap sebagai Anggota SM Undip selama 1 (satu)
bulan berturut- turut tanpa keterangan apa pun;

b. melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik SM Undip;

c. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan MKS yang telah


memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pelanggaran;

d. diusulkan oleh SM F, SM SV, dan UKM Undip sesuai dengan


peraturan yang berlaku;

e. hilang hak dan kewajibannya sebagai mahasiswa Universitas


Diponegoro; dan

f. melanggar ketentuan larangan sebagaimana diatur dalam


peraturan yang mengatur tentang SM Undip.

Bagian Keempat
Penggantian Antarwaktu

Pasal 12…
Pasal 12
(1) Anggota SM Undip yang berhenti antarwaktu sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 11 digantikan oleh calon anggota yang telah
memenuhi persyaratan pemilihan umum raya Universitas Diponegoro
yang ditunjuk oleh konstituen.

(2) Masa jabatan Anggota SM Undip pengganti antarwaktu melanjutkan


sisa masa jabatan anggota yang digantikan.

Bagian Kelima
Tata Cara Penggantian Antarwaktu

Pasal 13
(1) Pimpinan SM Undip menyampaikan nama Anggota SM Undip yang
diberhentikan antarwaktu dan meminta nama calon pengganti
antarwaktu kepada konstituen.

(2) Konstituen menyampaikan nama calon pengganti antarwaktu


berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
kepada pimpinan SM Undip paling lambat
30 (tiga puluh) hari sejak surat pimpinan SM Undip diterima.

(3) Pimpinan SM Undip menyampaikan nama anggota yang


diberhentikan dan nama calon pengganti antarwaktu palinglambat
7 (tujuh) hari sejak menerima nama calon pengganti antarwaktu
dari konstituen sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Sebelum memangku jabatannya, anggota pengganti antar waktu


sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mengucapkan sumpah/janji
yang dipandu oleh Pimpinan SM Undip.

(5) Penggantian antarwaktu tidak dilaksanakan apabila sisa masa


jabatan Anggota yang digantikan kurang dari 1 (satu) bulan
terhitung mundur dari tanggal pelantikan Anggota yang baru.

(6) Penggantian…
(6) Penggantian antarwaktu hanya dilaksanakan bagi Anggota Delegasi
SM F/SM SV dan UKM Universitas.

BAB IV
ALAT KELENGKAPAN
Bagian Kesatu

Umum

Pasal 14
Alat kelengkapan SM Undip terdiri atas:
a. pimpinan;
b. mahkamah kehormatan senat;
c. sekretariat jenderal;
d. badan legislasi;
e. badan anggaran;
f. badan keahlian;
g. badan kerjasama antar parlemen;
h. komisi;
i. panitia khusus;
j. alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk dalam sidang
paripurna SM Undip.

Pasal 15

(1) Dalam melaksanakan tugas, alat kelengkapan SM Undip wajib


menyusun rencana dan tata kerjanya.

(2) Alat kelengkapan SM Undip menyusun rencana kerja dan anggaran


dengan berkonsultasi kepada badan anggaran yang selanjutnya
disampaikan kepada Sekretaris Jenderal.

(3) Dalam menyusun rencana dan tata kerja sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), pimpinan alat kelengkaan SM Undip mengadakan
konsultasi dengan Pimpinan SM Undip.

(4) Hasil…
(4) Hasil konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diputuskan
dalam sidang paripurna SM Undip dan ditetapkan dengan keputusan SM
Undip.

Pasal 16
(1) Setiap alat kelengkapan SM Undip dapat dibantu oleh unit
pendukung yang terdiri dari staf ahli, terkecuali MKS dan BK.
(2) Staf Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan
satuan fungsionaris SM Undip yang bertanggung jawab kepada
Badan Keahlian, memiliki tugas membantu senator dalam
menjalankan fungsinya di Komisi, Badan Legislasi, Badan Anggaran,
Badan Kerjasama Antar Parlemen, dan Sekretaris Jenderal.

(3) Staf Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan tugas
secara profesional dalam mendukung pelaksanaan fungsi,
wewenang, dan tugas SM Undip.

(4) Jumlah Staf Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan Kesepakatan Anggota SM Undip.

Bagian Kedua Pimpinan

Paragraf 1
Tata Cara Pemilihan Pimpinan
Pasal 17
(1) Pimpinan SM Undip terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang
wakil ketua yang dipilih oleh Anggota SM Undip berdasarkan
kesepakatan bersama.

(2) Pimpinan SM Undip merupakan alat kelengkapan SM Undip dan


merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial.

(3) Masa jabatan pimpinan SM Undip sama dengan masa keanggotaan SM


Undip.

Pasal 18…
Pasal 18

Pimpinan SM Undip bertugas:


a. memimpin sidang SM Undip dan menyimpulkan hasil sidang
untuk diambil keputusan;
b. menyusun rencana kerja Pimpinan SM Undip.
c. melakukan koordinasi dalam upaya menyinergikan
pelaksanaan agenda dan materi kegiatan dari alat kelengkapan
SM Undip;
d. menjadi juru bicara SM Undip;
e. melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan SM Undip;
f. mewakili SM Undip dalam berhubungan dengan organisasi
dan pihak lain;
g. menyusun rencana kerja dan anggaran SM Undip bersama
Badan Anggaran yang pengesahannya dilakukan dalam sidang
paripurna SM Undip;
h. menyampaikan laporan kinerja dalam Sidang Paripurna SM
Undip;
i. menindaklanjuti usulan Mahkamah Kehormatan Senat untuk
membentuk panel sidang dalam hal pelanggaran kode etik
yang bersifat berat dan berdampak pada sanksi
pemberhentian; dan
j. menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan oleh anggota
dalam sidang paripurna SM Undip.

Pasal 19
Pimpinan SM Undip berwenang untuk:
a. mengetahui dan menerima laporan kegiatan Alat Kelengkapan
SM Undip; dan

b. mengambil keputusan dalam hal darurat, mendesak, dan


penting dengan terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Anggota SM Undip dan wajib menyampaikan hasilnya melalui
sidang pleno.

menetapkan…..
c. menetapkan sanksi dan/atau memberhentikan anggota dalam
hal darurat apabila tidak dapat dicapai oleh internal MKS.

Bagian Ketiga

Mahkamah Kehormatan Senat


Paragraf 1
Tata Cara Penetapan Anggota
Pasal 20
(1) Mahkamah Kehormatan Senat dibentuk oleh SM Undip dan merupakan
alat kelengkapan SM Undip yang bersifat tetap.

(2) Mahkamah Kehormatan Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


bertujuan menjaga serta menegakkan kehormatan dan keluhuran
martabat SM Undip sebagai lembaga perwakilan mahasiswa.

Pasal 21

(1) Mahkamah Kehormatan Senat terdiri atas perwakilan tiap komisi


dan badan dengan jumlah yang disesuaikan.

(2) Mahkamah Kehormatan Senat berjumlah ganjil yang terdiri dari 1


(satu) orang sebagai ketua dan yang lainnya sebagai anggota.

Paragraf 2
Tata Cara Pelaksanaan Tugas Pasal
22
Tata pelaksanaan tugas Mahkamah Kehormatan Senat diatur lebih lanjut
dengan peraturan SM Undip tentang Tata Beracara SM Undip dan peraturan
SM Undip tentang Kode Etik SM Undip.

Bagian Keempat
Sekretariat Jenderal
Paragraf 1
Tata Cara Penetapan Anggota

Pasal 23
Sekretariat Jenderal dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat kelengkapan SM
Undip yang bersifat tetap.
Pasal 24 …
Pasal 24

Sekretariat Jenderal SM Undip terdiri atas 1 (satu) orang sekretaris jenderal


yang merupakan Anggota SM Undip.

Paragraf 2
Tata Cara Pelaksanaan Tugas

Pasal 25
a. Sekretaris Jenderal SM Undip sebagaimana dimaksud pada Pasal 24
memiliki tugas untuk mendukung kelancaran pelaksanaan wewenang
dan fungsi SM Undip.
b. Sekretaris Jenderal SM Undip sebagaimana yang dimaksud pada Pasal
25 ayat (1) dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Biro urusan
Rumah Tangga.
c. Sekretaris Jenderal SM Undip dalam menjalankan tugas
bertanggungjawab pada Pimpinan SM Undip.

Pasal 26

Biro Urusan Rumah Tangga, yang selanjutnya disebut BURT, merupakan


satuan kerja Sekretariat Jenderal SM Undip yang bersifat tetap dan
beranggotakan Staf Ahli.

Pasal 27
(1) BURT bertugas:
a. menetapkan kebijakan kerumahtanggaan SM
Undip;

b. melakukan…
b. melakukan koordinasi dengan komisi dan badan yang
berhubungan dengan masalah
kerumahtanggaan SM Undip yang ditugaskan oleh
pimpinan SM Undip berdasarkan sidang pleno;

c. menyampaikan hasil keputusan dan kebijakan BURT


kepada setiap anggota; dan

d. menyampaikan laporan kinerja dalam sidang paripurna SM


Undip.

(2) BURT dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab kepada


Sekretaris Jenderal.

Bagian Kelima
Badan Legislasi
Paragraf 1
Tata Cara Penetapan Anggota Pasal
28
Badan Legislasi dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat
kelengkapan SM Undip yang bersifat tetap.

Pasal 29
Badan Legislasi terdiri atas perwakilan tiap komisi dengan jumlah yang
disesuaikan dan terdiri dari 1 (satu) orang sebagai ketua dan yang lainnya
sebagai anggota.

Paragraf 2
Tata Cara Pelaksanaan Tugas

Pasal 30
Badan Legislasi bertugas:

a. menyebarluaskan survey kebutuhan proleg kepada mahasiswa


umum untuk selanjutnya ditindaklanjuti melalui sidang penetapan
proleg;

b. menyusun…
b. menyusun rancangan proleg yang memuat daftar urutan
rancangan peraturan beserta alasannya untuk 1 (satu) tahun
kepengurusan sebagai prioritas di lingkungan SM Undip;

c. mengkoordinasikan penyusunan proleg yang memuat daftar


urutan rancangan peraturan beserta alasannya untuk 1 (satu)
tahun kepengurusan sebagai prioritas di lingkungan SM Undip;

d. melakukan pengharmonisan, pembulatan, dan pemantapan


konsep rancangan peraturan yang diajukan anggota, komisi, atau
gabungan komisi sebelum rancangan peraturan tersebut
disampaikan kepada Pimpinan SM Undip;

e. memberikan pertimbangan terhadap rancangan peraturan yang


diajukan oleh anggota, komisi, atau gabungan komisi diluar
prioritas rancangan peraturan atau diluar rancangan peraturan
yang terdaftar dalam proleg;

f. melakukan pembahasan, pengubahan, dan/atau penyempurnaan


rancangan peraturan yang secara khusus ditugasi oleh Pimpinan
SM Undip;

g. melakukan pemantauan dan peninjauan terhadap peraturan-


peraturan mahasiswa;

h. menyusun, melakukan evaluasi, dan menyempurnakan proleg SM


Undip;

i. mengikuti perkembangan dan melakukan evaluasi terhadap


pembahasan materi muatan rancangan peraturan melalui
koordinasi dengan komisi, gabungan komisi dan/atau panitia
khusus;

j. melakukan sosialisasi produk hukum;


k. membuat jadwal sidang secara teratur untuk tersusunnya
penjadwalan yang berfungsi untuk masa sidang; dan

l. membuat
l. membuat laporan kinerja dan inventarisasi masalah di bidang
legislasi pada akhir masa keangggotaan SM Undip untuk dapat
digunakan oleh Badan Legislasi pada masa keanggotaan
berikutnya.

Pasal 31

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30


huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf g berlaku
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan mengenai tata
cara pembentukan peraturan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30


huruf f, Badan Legislasi melakukan kunjungan kerja pada masa reses
dengan persetujuan Pimpinan SM Undip.

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30


huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf h, dan huruf i, Badan
Legislasi mengadakan rapat koordinasi dengan komisi dan/atau
panitia khusus yang mendapat penugasan pembahasan rancangan
peraturan mahasiswa.

(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30


huruf j, Badan Legislasi melakukan inventarisasi dan evaluasi dengan
mempertimbangkan pelaksanaan Proleg satu masa keanggotaan,
prioritas tahunan, penyusunan dan pembahasan rancangan peraturan
mahasiswa.

(5) Badan Legislasi menyusun rencana kerja dan anggaran untuk


pelaksanaan tugas sesuai dengan kebutuhan yang selanjutnya
disampaikan saat rapat kerja internal SM Undip.

(6) Badan Legislasi menyusun penjadwalan sidang secara teratur yang


dimana akan diatur dalam masa sidang.

Bagian…
Bagian Keenam
Badan Anggaran
Paragraf 1
Tata Cara Penetapan Anggota
Pasal 32
Badan Anggaran dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat kelengkapan SM
Undip yang bersifat tetap.

Pasal 33
Badan Anggaran terdiri atas perwakilan tiap komisi dengan jumlah yang
disesuaikan dan terdiri dari 1 (satu) orang sebagai ketua dan yang lainnya
sebagai anggota.

Paragraf 2
Tata Cara Pelaksanaan Tugas
Pasal 34
(1) Badan Anggaran bertugas:
a. membahas bersama BEM Undip yang diwakili oleh Ketua
Bidang dan/atau ditunjuk langsung oleh Ketua Badan
Anggaran untuk mendelegasikan Ketua Bidang untuk
menemukan pokok-pokok rancangan anggaran dan
program kerja untuk 1 (satu) tahun kepengurusan;
b. membahas bersama UKM Undip yang diwakili oleh Ketua
UKM dan/atau ditunjuk langsung oleh Ketua Badan
Anggaran untuk mendelegasikan Ketua UKM untuk
menemukan pokok-pokok rancangan anggaran dan
program kerja untuk 1 (satu) tahun kepengurusan;
c. menetapkan dan memberikan persetujuan atau tidak
memberikan persetujuan mengenai rencana anggaran
program kerja organisasi mahasiswa di tingkat universitas
dengan mengacu pada usulan komisi yang berkaitan;
d. melakukan sinkronisasi hasil pembahasan di komisi dan
alat kelengkapan SM Undip mengenai rencana kerja dan
anggaran organisasi mahasiswa ditingkat universitas;
e. membahas laporan realisasi penyerapan anggaran yang
terdiri dari dana universitas dan dana riil untuk
pelaksanaan program kerja organisasi mahasiswa di tingkat
universitas;

f. membahas…
f. membahas pokok-pokok laporan pertanggungjawaban
tengah tahun dan akhir tahun organisasi mahasiswa di
tingkat universitas.
g. menindak tegas terhadap penyelewengan anggaran yang
dilakukan oleh BEM Undip maupun UKM Undip di tingkat
universitas.

(2) Badan Anggaran hanya membahas alokasi anggaran yang sudah


diputuskan oleh komisi.

Pasal 35
(1) Biro Internal bertanggungjawab sebagai biro yang mengatur dan
mengawasi secara tegas keuangan Internal SM Undip.
(2) Biro Eksternal bertanggungjawab sebagai biro yang mengatur,
mengawasi, menilai, dan menyetujui keuangan mitra kerja SM Undip.

Bagian Ketujuh

Badan Keahlian

Paragraf 1

Tata Cara Penetapan Anggota

Pasal 36
Badan Keahlian dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat kelengkapan SM
Undip yang bersifat tetap.

Pasal 36
Badan Keahlian terdiri atas perwakilan tiap komisi dengan jumlah yang
disesuaikan dan terdiri dari 1 (satu) orang sebagai ketua dan yang lainnya
sebagai anggota.

Paragraf 2

Tata Cara Pelaksanaan Tugas

Pasal 37
(1) Badan Keahlian bertugas:
a. melaksanakan open recruitment Staf Ahli SM Undip;
b. melakukan pembinaan dan koordinasi kepada seluruh Staf Ahli SM Undip;
c. melakukan pengawasan dan penilaian Staf Ahli berdasarkan SOP Staf Ahli dan PB
Penilaian Staf Ahli;
d. meningkatkan kedekatan personal dan profesional antar sesama Staf Ahli;
e. meningkatkan kompetensi Staf Ahli dengan melakukan Upgrading Internal,
penyebarluasan informasi, pendataan, dan pengiriman Staf Ahli dalam
jenjang kaderisasi di lingkup Universitas Diponegoro dan/atau diluar
Universitas Diponegoro sebagai bentuk upaya peningkatan kompetensi dan
pengembangan diri;
f. menjatuhkan sanksi kepada Staf Ahli jika terbukti sah dan meyakinkan tidak
menaati, tidak menjalankan kewajiban, dan melakukan tindak pidana sebagai
mana telah diatur dalam peraturan yang berlaku.

Bagian Kedelapan

Badan Kerjasama Antar Parlemen

Paragraf 1

Tata Cara Penetapan Anggota

Pasal 36
Badan Kerjasama Antar Parlemen dibentuk oleh SM Undip dan merupakan
alat kelengkapan SM Undip yang bersifat tetap.

Pasal 36
Badan Kerjasama Antar Parlemen terdiri atas perwakilan tiap komisi dengan
jumlah yang disesuaikan dan terdiri dari 1 (satu) orang sebagai ketua dan
yang lainnya sebagai anggota.

Paragraf 2

Tata Cara Pelaksanaan Tugas

Pasal 37

Badan Kerjasama Antar Parlemen bertugas:


g. membina, mengembangkan, dan meningkatkan hubungan kerja sama antara
SM Undip dengan pihak lain, baik secara bilateral maupun multilateral;
h. menerima kunjungan delegasi yang menjadi tamu SM Undip;

h. mengoordinasikan…

i. mengoordinasikan studi banding SM Undip ke luar;


j. memberikan saran atau usul kepada pimpinan SM Undip tentang masalah
kerja sama antar parlemen; dan
k. mengelola media SM Undip sebagai sarana informasi segala macam kegiatan
SM Undip;

Bagian Kesembilan

Komisi
Paragraf 1
Tata Cara Penetapan Anggota

Pasal 38

Komisi dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat kelengkapan SM Undip


yang bersifat tetap.

Pasal 39

(1) Komisi dipimpin oleh 1 (satu) orang ketua komisi.

(2) Jumlah anggota komisi ditetapkan berdasarkan


kesepakatan Anggota SM Undip.

Pasal 40

Jumlah, ruang lingkup tugas, dan mitra kerja komisi ditetapkan


berdasarkan kesepakatan Anggota SM Undip.
Pasal 41
Komisi SM Undip terdiri dari:
a. Komisi I Akademik, Kesejahteraan Mahasiswa, Sarana
Prasarana dan Advokasi;

b. Komisi II Keilmuan, Hubungan dan Pengabdian


Masyarakat, dan Kaderisasi;
c. Komisi III Minat Bakat dan Kewirausahaan;

d. Komisi IV Kebijakan Organisasi Mahasiswa dan Sosial Politik;


dan

e. Komisi V Unit Kegiatan Mahasiswa.


Paragraf 2
Tata Cara Pelaksanaan Tugas Pasal
42

(1) Tugas komisi dalam bidang advokasi adalah:


a. mengadakan serap aspirasi baik secara luring maupun daring
untuk membuka ruang partisipasi publik dengan
menghimpun semua aspirasi sebagai wujud representasi
mahasiswa yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya;

b. melakukan penyusunan, pembahasan dan penyempurnaan


draf kajian rekomendasi kebijakan hasil dari serap aspirasi;
dan

c. melakukan advokasi sebagai tindak lanjut dari proses serap


aspirasi dan pengkajian.
(2) Tugas komisi dalam bidang legislasi adalah mengadakan
perencanaan, penyusunan, dan pembahasan
rancangan peraturan.

(3) Tugas komisi dalam bidang pengawasan adalah:


a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan
mahasiswa serta peraturan dibawahnya yang termasuk dalam
ruang lingkup tugasnya;

b. melakukan pengawasan anggaran organisasi kemahasiswaan


ditingkat universitas; dan

c. melakukan pengawasan terhadap kebijakan organisasi


kemahasiswaan di tingkat universitas.

(4) Tugas komisi dalam bidang anggaran adalah:


a. mengadakan pembicaraan pendahuluan rancangan anggaran
organisasi mahasiswa ditingkat universitas yang meliputi
rencana anggaran program kerja BEM Undip dan UKM Undip;

b. mengadakan pembahasan dan mengajukan usul


penyempurnaan rancangan anggaran organisasi mahasiswa
ditingkat universitas serta mengusulkan perubahan

rencana…
rencana anggaran program kerja BEM Undip dan UKM Undip
yang termasuk dalam ruang lingkup tugas komisi;

c. menyampaikan hasil pembicaraan pendahuluan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan menyampaikan hasil
pembahasan sebagaimana dimaksud dalam huruf b kepada
Badan Anggaran untuk disinkronisasi;

d. membahas, memberikan persetujuan atau tidak memberikan


persetujuan, dan menetapkan alokasi anggaran program kerja
BEM Undip dan UKM Undip dengan Badan Anggaran;

e. membahas laporan penyerapan anggaran dan pelaksanaan


program kerja BEM Undip dan UKM Undip; dan

f. membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan Badan


Anggaran yang berkaitan dengan ruang lingkup tugas komisi.

(5) Komisi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat


(1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dapat mengadakan:

a. rapat kerja dengan BEM Undip, UKM Undip, dan MWA Undip
UM;

b. rapat dengar pendapat dengan SM F/SV, BEM F/SV;


c. rapat dengar pendapat umum, baik atas permintaan komisi
maupun atas permintaan pihak lain; dan
d. kunjungan kerja.

(6) Komisi menentukan tindak lanjut hasil pelaksanaan tugas komisi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (5).

(7) Komisi membuat laporan kinerja pada akhir masa keanggotan SM


Undip, baik yang sudah maupun belum terselesaikan untuk digunakan
sebagai bahan oleh komisi pada masa keanggotaan berikutnya.

(8) Komisi menyusun rencana kerja dan anggaran untuk pelaksanaan


tugas sesuai dengan kebutuhan yang selanjutnya disampaikan saat
rapat kerja internal SM Undip.

Pasal 43…
Pasal 43

(1) Komisi dalam melaksanakan wewenang dan tugasnya berhak


memberikan rekomendasi kepada organisasi kemahasiswaan
ditingkat universitas melalui rapat kerja, rapat dengar pendapat,
rapat dengar pendapat umum, rapat panitia khusus, rapat panitia
kerja, dan rapat komisi.

(2) Setiap organisasi kemahasiswaan ditingkat universitas wajib


menindaklanjuti rekomendasi komisi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).

(3) Setiap organisasi kemahasiswaan ditingkat universitas yang


mengabaikan rekomendasi komisi, komisi dapat menggunakan
hak interpelasi, hak angket, hak menyatakan pendapat atau hak
anggota mengajukan pertanyaan.

(4) Dalam hal pejabat organisasi kemahasiswaan yang mengabaikan


dan tidak melaksanakan rekomendasi komisi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), komisi dapat menggunakan hak
interpelasi, hak angkat, hak menyatakan pendapat atau hak
anggota mengajukan pertanyaan.

(5) Komisi dapat memberikan sanksi administratif kepada pejabat


organisasi mahasiswa yang tidak melaksanakan atau mengabaikan
rekomendasi komisi.
Bagian Kesepuluh

Panitia Khusus
Paragraf 1
Tata Cara Penetapan Anggota

Pasal 44
Panitia khusus dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat kelengkapan SM
Undip yang bersifat sementara.

Pasal 45

(1) SM Undip menetapkan susunan dan keanggotaan panitia khusus


berdasarkan kesepakatan alat kelengkapan SM Undip.

(2) Jumlah anggota panitia khusus ditetapkan oleh sidang paripurna SM


Undip dengan jumlah yang disesuaikan dan berjumlah ganjil.

(3) Pimpinan SM Undip mengadakan pembahasan dengan pimpinan alat


kelengkapan SM Undip untuk menentukan komposisi keanggotaan
panitia khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan
prinsip musyawarah untuk mufakat.

(4) Alat kelengkapan SM Undip mengusulkan nama anggota panitia


khusus kepada Pimpinan SM Undip untuk selanjutnya ditetapkan
dalam sidang paripurna SM Undip.

(5) Penggantian anggota panitia khusus dapat dilakukan oleh alat


kelengkapan SM Undip apabila anggota panitia khusus yang
bersangkutan berhalangan tetap atau ada pertimbangan lain.

Paragraf 2
Tata Cara Pelaksanaan Tugas

Pasal 46…
Pasal 46
(1) Panitia khusus bertugas melaksanakan tugas tertentu dalam jangka
waktu tertentu yang ditetapkan oleh sidang paripurna SM Undip.

(2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat


diperpanjang oleh Pimpinan SM Undip apabila panitia khusus belum
dapat menyelesaikan tugasnya.

(3) Panitia khusus bertanggungjawab di dalam sidang paripurna SM


Undip.

(4) Panitia khusus dibubarkan oleh SM Undip setelah jangka waktu


penugasannya berakhir atau karena tugasnya dinyatakan selesai.

Pasal 47

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45


ayat (1), panitia khusus dapat melakukan:

a. rapat kerja;

b. rapat panitia kerja;

(2) Dalam melaksanakan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dapat dilakukan mekanisme lain sepanjang disepakati oleh pimpinan
dan anggota rapat.

Bagian Kesebelas
Panitia Kerja dan Tim
Paragraf 1
Panitia Kerja

Pasal 48
Alat kelengkapan SM Undip selain pimpinan SM Undip dapat membentuk
panitia kerja.

Pasal 49…
Pasal 49

(1) Susunan dan keanggotaan panitia kerja ditetapkan oleh alat


kelengkapan SM Undip.

(2) SM Undip yang membentuknya dengan sedapat mungkin


didasarkan pada perimbangan jumlah Anggota SM Undip.

(3) Panitia kerja dipimpin oleh salah seorang pimpinan alat


kelengkapan SM Undip.

Pasal 50
(1) Panitia kerja bertugas melaksanakan tugas tertentu dalam jangka
waktu tertentu yang ditetapkan oleh alat kelengkapan SM Undip yang
membentuknya.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
panitia kerja dapat mengadakan rapat dengar pendapat dan rapat
dengar pendapat umum.
(3) Tata cara kerja panitia kerja ditetapkan oleh alat kelengkapan SM
Undip yang membentuknya.
(4) Panitia kerja bertanggung jawab kepada alat kelengkapan SM Undip
yang membentuknya.
(5) Panitia kerja dibubarkan oleh alat kelengkapan SM Undip yang
membentuknya setelah jangka waktu penugasannya berakhir atau
karena tugasnya dinyatakan selesai.
(6) Tindak lanjut hasil kerja panitia kerja ditetapkan oleh alat
kelengkapan SM Undip yang membentuknya.

Paragraf 2
Tim
Pasal 51

(1) Pimpinan SM Undip dapat membentuk tim.

(2) Jumlah…
(2) Jumlah anggota tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan perimbangan jumlah
Anggota SM Undip.

(3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan dalam sidang
paripurna SM Undip.

(4) Tim dipimpin oleh salah seorang Pimpinan SM Undip.

Pasal 52

(1) Tim bertugas melaksanakan tugas tertentu dalam jangka waktu


tertentu yang ditetapkan oleh Pimpinan SM Undip yang
membentuknya.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tim
dapat mengadakan rapat dengar pendapat dan rapat dengar pendapat
umum.

(3) Tata cara kerja tim ditetapkan oleh Pimpinan SM Undip.


(4) Tim bertanggung jawab kepada Pimpinan SM Undip dan selanjutnya
melaporkan hasil kerjanya dalam sidang paripurna SM Undip.

(5) Tim dibubarkan oleh Pimpinan SM Undip yang membentuknya setelah


jangka waktu penugasannya berakhir atau karena tugasnya
dinyatakan selesai.

(6) Tindak lanjut hasil kerja tim ditetapkan oleh Pimpinan SM Undip.

Bagian Kesepuluh
Panitia Kegiatan
Paragraf 1
Tata Cara Penetapan Anggota
Pasal 53
(1) Panitia kegiatan dibentuk oleh Sekretaris Jenderal melalui arahan
Pimpinan SM Undip dan bersifat sementara.
(2) Panitia…
(2) Panitia kegiatan terdiri dari ketua pelaksana dan dibantu oleh
anggota secara kolektif.

(3) Panitia kegiatan beranggotakan Fungsionaris SM Undip.

Paragraf 2
Tata Cara Pelaksanaan Tugas

Pasal 54
(1) Melaksanakan seluruh kegiatan SM Undip yang bersifat teknis
sesuai arahan Pimpinan SM Undip.
(2) Melaporkan hasil kerja kepada Sekretaris Jenderal SM Undip.
(3) Mekanisme kerja maupun laporan pertanggungjawaban atau
pembubarannya ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal SM Undip.

BAB V
TATA CARA PELAKSANAAN HAK SM UNDIP
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 55
(1) SM Undip mempunyai hak:
a. interpelasi;
b. angket; dan
c. menyatakan pendapat
(2) Hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah
hak SM Undip untuk meminta keterangan kepada organisasi
kemahasiswaan di tingkat universitas mengenai kebijakan yang
penting dan strategis serta berdampak luas pada keberlangsungan
kegiatan civitas akademika Universitas Diponegoro.

(3) Hak...
(3) Hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah hak
SM Undip untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan
suatu peraturan dan/atau kebijakan organisasi kemahasiswaan yang
berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada
keberlangsungan kegiatan sivitas akademika Universitas Diponegoro
yang diduga bertentangan dengan Pedoman Pokok Organisasi
Kemahasiswaan Universitas Diponegoro Tahun 2017 dan Garis-garis
Besar Haluan Kegiatan Organisasi Kemahaiswaan Universitas
Diponegeoro Tahun 2016.

(4) Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf c adalah hak SM Undip untuk menyatakan pendapat atas:

a. kebijakan organisasi kemahasiswaan atau mengenai kejadian


luar biasa yang terjadi di tingkat universitas;

b. tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) dan hak angket sebagaimana
dimaksud pada ayat (3); atau

c. dugaan bahwa Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM


Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM, melakukan
pelanggaran terhadap Pedoman Pokok Organisasi
Kemahasiswaan Universitas Diponegoro Tahun 2017 dan
Garis-garis Besar Haluan Kegiatan Organisasi Kemahaiswaan
Universitas Diponegeoro Tahun 2016, baik berupa
pengkhianatan terhadap mahasiswa, korupsi, penyuapan,
maupun perbuatan tercela, dan/atau Ketua BEM Undip
dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip MWA
Undip UM tidak lagi memenuhi syarat sebagai Ketua BEM
Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip,
MWA Undip UM.

Bagian…
Bagian Kedua

Tata Cara Pelaksanaan Hak Interpelasi


Pasal 56
(1) Hak interpelasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1)
huruf a diusulkan oleh paling sedikit 6 (enam) Anggota SM Undip
atau minimal 1 (satu) komisi.

(2) Pengusulan hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


disertai dengan dokumen yang memuat sekurang- kurangnya;

a. materi kebijakan dan/atau pelaksanaan program kerja


organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas; dan

b. alasan permintaan keterangan.

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hak interpelasi
SM Undip apabila mendapat persetujuan dari sidang pleno SM
Undip yang dihadiri lebih dari ½ (setengah) jumlah Anggota SM
Undip dan keputusan diambil dengan persetujuan lebih dari 1/2
(setengah) jumlah Anggota SM Undip yang hadir.

Pasal 57

(1) Usul hak interpelasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1)
huruf a disampaikan oleh pengusul kepada Pimpinan SM Undip.
(2) Usul hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan
oleh Pimpinan SM Undip dalam sidang paripurna SM Undip dan
dibagikan kepada seluruh Anggota SM Undip.
(3) Selama usul hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
belum disetujui oleh sidang paripurna SM Undip, pengusul berhak
mengadakan perubahan dan menarik usulnya Kembali.

(4) Perubahan…
(4) Perubahan atau penarikan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
harus ditandatangani oleh semua pengusul dan disampaikan kepada
Pimpinan SM Undip secara tertulis dan pimpinan membagikan kepada
semua Anggota SM Undip.

Pasal 58

(1) Dalam hal sidang paripurna SM Undip sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 57 ayat (2) menyetujui usul interpelasi
sebagai hak interpelasi SM Undip, Ketua BEM Undip
dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip
UM dapat hadir untuk memberikan penjelasan tertulis terhadap
materi interpelasi dalam sidang paripurna SM Undip berikutnya.
Apabila Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM
Undip, MWA Undip UM tidak dapat hadir untuk memberikan penjelasan
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka yang bersangkutan
dapat menugasi jajaran terkait untuk mewakilinya.
Terhadap keterangan Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM
Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan kesempatan kepada pengusul dan Anggota SM Undip
yang lain untuk mengemukakan pendapatnya.
Atas pendapat pengusul dan/atau Anggota SM Undip yang lain
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Ketua BEM Undip

dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM
memberikan jawabannya.

Pasal 59

(1) SM Undip dapat memutuskan menerima atau menolak penjelasan


Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM
Undip, MWA Undip UM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat
(1) dan ayat (4).

(2) Dalam…
(2) Dalam hal SM Undip menerima Ketua BEM Undip dan/atau Wakil
Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), usul hak interpelasi dinyatakan selesai dan
materi interpelasi tersebut tidak dapat diusulkan Kembali.
(3) Dalam hal SM Undip menolak penjelasan Ketua BEM Undip, Ketua
UKM Undip, MWA Undip UM sebagaimana dimaksud pada ayat (1), SM
Undip dapat menggunakan hak SM Undip yang lain.
(4) Keputusan untuk menerima atau menolak penjelasan Ketua BEM
Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus mendapat persetujuan dari sidang paripurna SM
Undip yang dihadiri dari 1/2 (setengah) jumlah Anggota SM undip dan
keputusan di ambil dengan persetujuan lebih dari 1/2 (setengah)
jumlah anggota yang hadir.
(5) Dalam hal SM Undip menerima keterangan dan jawaban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) dan ayat (4), usul hak interpelasi
dinyatakan selesai dan materi interpelasi tersebut tidak dapat
diusulkan Kembali.
(6) Apabila sampai waktu penutupan masa sidang yang bersangkutan
ternyata tidak ada usul pernyataan pendapat yang diajukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka pembicaraan mengenai
permintaan keterangan kepada Ketua BEM Undip dan/atau Wakil
Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM tersebut
dinyatakan selesai dalam sidang paripurna SM Undip.
Bagian Ketiga
Tata Cara Pelaksanaan Hak Angket

Pasal 60

(1) Hak angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) huruf b
diusulkan oleh paling sedikit 6 (enam) Anggota SM Undip dan minimal
1 (satu) komisi.

(2) Pengusulan…
(2) Pengusulan hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai
dengan dokumen yang memuat paling sedikit:
a. Materi kebijakan dan/atau pelaksanaan program kerja
organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas; dan
b. Alasan penyelidikan.

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hak angket SM
Undip apabila mendapat persetujuan dari sidang paripurna SM Undip
yang dihadiri lebih dari 1/2 (setengah) jumlah anggota dan keputusan
diambil dengan persetujuan lebih dari 1/2 (setengah) jumlah Anggota
SM Undip yang hadir.

Pasal 61

(1) Usul hak angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 disampaikan


oleh pengusul kepada Pimpinan SM Undip.
(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan oleh Pimpinan
SM Undip dalam sidang paripurna SM Undip dan dibagikan kepada
seluruh Anggota SM Undip.
(3) Selama usul hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum
disetujui oleh sidang paripurna SM Undip, pengusul berhak untuk
mengadakan perubahan dan menarik usulnya Kembali.
(4) Perubahan atau penarikan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) harus ditandatangani oleh semua pengusul dan disampaikan
kepada Pimpinan SM Undip secara tertulis dan pimpinan membagikan
kepada semua Anggota SM Undip.

Pasal 62

(1) SM Undip memutuskan untuk menerima atau menolak usul hak


angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1).

(2) Dalam…
(2) Dalam hal SM Undip menerima usul hak angket sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), SM Undip membentuk panitia khusus yang
dinamakan panitia angket yang keanggotaannya terdiri atas Anggota
SM Undip yang jumlahnya disesuaikan dengan kesepakatan forum.
(3) Dalam hal SM Undip menolak usul hak angket sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), usul tersebut tidak dapat diajukan Kembali.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan mengenai panitia
khusus berlaku bagi panitia angket sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).

Pasal 63

(1) Panitia angket ditetapkan dengan keputusan SM Undip.

(2) Keputusan SM Undip sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


disampaikan kepada Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA
Undip UM.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan mengenai panitia
khusus berlaku bagi panitia angket sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).

Pasal 64

(1) Panitia angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat

(2) dalam melakukan penyelidikan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 55 ayat (3), selain meminta keterangan dari BEM Undip, UKM
Undip, MWA Undip UM, dapat meminta keterangan dari saksi, pakar,
dan/atau pihak terkait lainnya.
(2) Dalam melaksanakan tugas, panitia angket dapat memanggil
perseorangan dalam lingkungan sivitas akademika Universitas
Diponegoro untuk dimintai keterangan.
(3) Perseorangan dalam lingkungan sivitas akademika Universitas
Diponegoro sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memenuhi
panggilan panitia angket.
Pasal 65…
Pasal 65

(1) Panitia angket melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada sidang


paripurna SM Undip paling lama 21 (dua puluh satu) hari sejak
dibentuknya panitia angket.
(2) Setelah menyelesaikan tugasnya, panitia angket menyampaikan
laporan dalam sidang paripurna SM Undip dan selanjutnya laporan
tersebut dibagikan kepada semua Anggota SM Undip.
(3) Sidang paripurna SM Undip mengambil keputusan terhadap laporan
panita angket.
(4) Pengambilan keputusan tentang laporan panitia angket sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) didahului dengan laporan hasil panitia angket
dan pendapat akhir Anggota SM Undip.
Pasal 66

(1) Apabila sidang paripurna SM Undip sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 65 ayat (2) memutuskan bahwa pelaksanaan suatu peraturan
dan/atau kebijakan BEM Undip, UKM Undip, MWA Undip UM, yang
berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bertentangan
dengan ketentuan Proleg, SM Undip dapat menggunakan hak
menyatakan pendapat.
(2) Apabila sidang paripurna SM Undip sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 65 ayat (2) memutuskan bahwa pelaksanaan suatu peraturan
dan/atau kebijakan BEM Undip, UKM Undip, MWA Undip UM yang
berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada
sivitas akademika Universitas Diponegoro, tidak bertentangan dengan
ketentuan Proleg, usul hak angket dinyatakan selesai dan materi
angket tersebut tidak dapat diajukan kembali.

(3) Keputusan…
(3) Keputusan SM Undip sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (2) harus mendapatkan persetujuan dari sidang


paripurna SM Undip yang dihadiri lebih dari 1/2 (setengah) jumlah
Anggota SM Undip dan keputusan diambil dengan persetujuan lebih
dari 1/2 (setengah) jumlah Anggota SM Undip yang hadir
(4) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan oleh
Pimpinan SM Undip kepada Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip,
MWA Undip UM paling lama 7 (tujuh) Hari sejak keputusan diambil
dalam sidang paripurna SM Undip.
(5) SM Undip dapat menindaklanjuti keputusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) sesuai dengan kewenangan SM Undip menurut
peraturan yang berlaku.

Bagian Keempat

Tata Cara Pelaksanaan Hak Menyatakan Pendapat

Pasal 67

(1) Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55


ayat (1) huruf c diusulkan oleh paling sedikit 6 (enam) orang Anggota
SM Undip.
(2) Pengusulan hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disertai dengan dokumen yang memuat paling sedikit:
a. materi dan alasan pengajuan usul pernyataan pendapat;
b. materi hasil pelaksanaan hak interpelasi atau hak angket; atau
c. materi dan bukti yang sah atas dugaan adanya tindakan atau
materi dan bukti yang sah atas dugaan tidak dipenuhinya
syarat sebagai Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM
Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM.

(3) Usul…
(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hak menyatakan
pendapat SM Undip apabila mendapatkan persetujuan dari sidang
paripurna SM Undip yang dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga)
dari jumlah Anggota SM Undip dan keputusan diambil dengan
persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota
yang hadir.

Pasal 68

(1) Usul hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal


67 disampaikan oleh pengusul kepada Pimpinan SM Undip.
(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan oleh Pimpinan
SM Undip dalam sidang paripurna SM Undip dan dibagikan kepada
semua Anggota SM Undip.
(3) Sekretaris Jenderal dapat membahas dan menjadwalkan sidang
paripurna SM Undip atas usul menyatakan pendapat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan dapat memberikan kesempatan kepada
pengusul untuk memberikan penjelasan atas usul menyatakan
pendapatnya secara ringkas.
(4) Selama usul hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) belum disetujui oleh sidang paripurna SM Undip, pengusul
dapat mengadakan perubahan dan menarik usulnya Kembali.
(5) Perubahan atau penarikan usul kembali sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) harus ditandatangani oleh semua pengusul dan disampaikan
kepada Pimpinan SM Undip secara tertulis dan pimpinan membagikan
kepada semua Anggota SM Undip.
Pasal 69

(1) SM Undip memutuskan untuk menerima atau menolak usul hak


menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat
(1).

(2) Dalam…
(2) Dalam hal SM Undip menerima usul hak menyatakan pendapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), SM Undip membentuk panitia
khusus yang terdiri atas Anggota SM Undip dengan keputusan SM
Undip.
(3) Dalam hal SM Undip menolak usul hak menyatakan pendapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), usul tersebut tidak dapat
diajukan Kembali.
(4) Panitia khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan
pembahasan dengan Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA
Undip UM.
(5) Dalam melakukan pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dapat
menugaskan jajaran terkait untuk mewakilinya.

(6) Dalam pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), panitia


khusus dapat mengadakan rapat kerja, rapat dengar pendapat,
dan/atau rapat dengar pendapat umum dengan pihak yang dipandang
perlu, termasuk pengusul.
Pasal 70

(1) Panitia khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat

(2) melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada sidang paripurna SM


Undip paling lama 21 (dua puluh satu) hari sejak dibentuknya panitia
khusus.
(2) Sidang paripurna SM Undip mengambil keputusan terhadap laporan
panitia khusus.

Pasal 71

(1) Dalam hal sidang paripurna SM Undip sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 70 ayat (2) memutuskan menerima laporan panitia khusus
terhadap materi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (4) huruf
a dan huruf b, SM Undip menyatakan pendapatnya kepada Ketua BEM
Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA
Undip UM.

(2) Dalam…
(2) Dalam hal sidang paripurna SM Undip sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 70 ayat (2) memutuskan menerima laporan panitia khusus yang
menyatakan bahwa Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM
Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM melakukan pelanggaran
terhadap Pedoman Pokok Organisasi Kemahasiswaan Universitas
Diponegoro Tahun 2017 dan Garis-Garis Besar Haluan Kegiatan
Organisasi Kemahasiswaan Universitas Diponegoro Tahun 2016 serta
tidak lagi memenuhi syarat sebagai Ketua BEM Undip dan/atau Wakil
Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM, SM Undip
menyampaikan keputusan tentang hak menyatakan pendapat kepada
seluruh Anggota SM Undip.
(3) Dalam hal sidang paripurna SM Undip menolak laporan panitia khusus
terhadap materi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (4), hak
menyatakan pendapat tersebut dinyatakan selesai dan tidak dapat
diajukan Kembali.
(4) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus mendapat
persetujuan dari sidang paripurna SM Undip yang dihadiri paling
sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota SM Undip dan
keputusan diambil dengan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per
tiga) dari jumlah Anggota SM Undip yang hadir.
(5) Keputusan SM Undip mengenai usul menyatakan pendapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Ketua BEM
Undip.
(6) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mendapat
persetujuan dari sidang paripurna SM Undip yang dihadiri paling
sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota SM Undip dan
keputusan diambil dengan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per
tiga) dari jumlah Anggota SM Undip yang hadir.

BAB VI…
BAB VI

TATA CARA PELAKSANAAN HAK ANGGOTA SM UNDIP

Bagian Kesatu
Hak Mengajukan Rancangan Peraturan Pasal
72
(1) Anggota SM Undip mempunyai hak mengajukan rancangan peraturan.
(2) Anggota SM Undip mengajukan rancangan peraturan melalui Komisi
untuk disampaikan kepada Badan Legislasi.

(3) Dalam mempersiapkan rancangan peraturan, Anggota SM Undip dapat


meminta dukungan dari staf ahli SM Undip.
(4) Ketentuan mengenai tata cara mengajukan rancangan peraturan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Pasal 73

(1) Rancangan peraturan yang telah disusun oleh Anggota SM Undip


disampaikan kepada Badan Legislasi untuk dilakukan
pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi
rancangan peraturan.
(2) Rancangan peraturan yang telah dilakukan
pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi
rancangan peraturan dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan
ketentuan pengajuan rancangan peraturan atas usul komisi dan/atau
gabungan komisi.
Bagian Kedua
Hak Mengajukan Pertanyaan

Pasal 74

(1) Anggota SM Undip mempunyai hak mengajukan pertanyaan kepada


Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus
organisasi kemahasiswaan terkait program kerja dan pelaksanaan
ketentuan yang berlaku.
(2) Hak…
(2) Hak mengajukan pertanyaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat disampaikan Anggota SM Undip secara lisan atau tertulis dalam
rapat SM Undip sesuai dengan ketentuan Peraturan SM Undip tentang
tata tertib.
(3) Hak mengajukan pertanyaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan secara langsung dan dijawab secara langsung oleh Ketua
BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus
organisasi kemahasiswaan, kepada Anggota SM Undip yang
bersangkutan secara interaktif.
(4) Anggota SM Undip dapat menggunakan hak bertanya secara tertulis
kepada Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan
pengurus organisasi kemahasiswaan serta menjawab langsung kepada
Anggota SM Undip yang bersangkutan secara tertulis.
(5) Dalam hal pertanyaan secara lisan disampaikan oleh Anggota SM
Undip secara langsung kepada Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip,
MWA Undip UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan, melalui
rapat kerja dengan Anggota SM Undip, dan menjawab secara langsung
kepada Anggota SM Undip.
(6) Dalam hal terdapat masalah mendesak yang perlu penanganan segera,
anggota dapat melakukan pemanggilan kepada Ketua BEM Undip,
Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus organisasi
kemahasiswaan dalam rangka melaksanakan hak mengajukan
pertanyaan.
(7) Pemanggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diusulkan kepada
Pimpinan SM Undip.

Pasal 75…
Pasal 75

(1) Dalam hal Pimpinan SM Undip menerima surat jawaban pertanyaan


dari Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan
pengurus organisasi kemahasiswaan, Pimpinan SM Undip
mengumumkan dan membagikan surat jawaban Ketua BEM Undip,
Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus organisasi
kemahasiswaan kepada Anggota SM Undip dalam sidang paripurna
SM Undip.
(2) Apabila jawaban pertanyaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
disampaikan oleh Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip
UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan secara tertulis, tidak
diadakan pembicaraan secara lisan.
(3) Penyampaian jawaban Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA
Undip UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat diwakilkan kepada anggota BEM Undip
dan UKM Undip.
(4) Dalam hal Anggota SM Undip tidak dapat menerima jawaban yang
disampaikan Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM
dan pengurus organisasi kemahasiswaan, Anggota SM Undip yang
mengajukan pertanyaan dapat menindaklanjuti pertanyaannya dalam
rapat koordinasi.
(5) Dalam hal jawaban Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip
UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan, menyampaikan
kebijakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan
pertanyaan Anggota SM Undip, anggota dapat menindaklanjutinya
melalui rapat kerja.
(6) Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat
mengambil kesimpulan atas jawaban Ketua BEM Undip, Ketua UKM
Undip, MWA Undip UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan, SM
Undip dapat menerima atau tidak menerima yang kemudian dapat
dilanjutkan menjadi pelaksanaan hak SM Undip.

Bagian…
Bagian Ketiga
Hak Menyampaikan Usul dan Pendapat
Pasal 76
(1) Anggota SM Undip berhak menyampaikan usul dan pendapat
mengenai suatu hal, baik yang sedang dibicarakan maupun yang tidak
dibicarakan dalam rapat.
(2) Hak menyampaikan usul dan pendapat dalam rapat

diberikan terlebih dahulu kepada Anggota SM Undip yang datang lebih


awal.
(3) Terhadap Anggota SM Undip yang datang terlambat lebih dari 15
(lima belas) menit setelah acara rapat dibuka oleh ketua rapat, hak
menyampaikan usul dan pendapat dalam rapat tidak dapat digunakan.
(4) Anggota SM Undip yang telah memberikan keterangan berdasarkan
bukti yang jelas sebelum masa perizinan habis maka haknya masih
tetap berlaku.
(5) Ketua rapat mempunyai hak untuk menghentikan usul dan pendapat
Anggota SM Undip yang melebihi waktu yang telah ditetapkan.
(6) Dalam hal Anggota SM Undip ingin menambah waktu menyampaikan
usul dan pendapat dalam rapat harus mendapat izin dari ketua rapat.
(7) Usul dan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diajukan secara lisan dan/atau tertulis, singkat, dan jelas kepada ketua
rapat.
(8) Apabila diperlukan, ketua rapat dapat meminta Anggota SM Undip
yang menyampaikan usul dan pendapat untuk memperjelas usul dan
pendapatnya.

(9) Anggota…
(9) Anggota SM Undip yang meninggalkan ruang rapat setelah
menyampaikan usul dan pendapat diberikan tanggapan atas usul dan
pendapat setelah Anggota SM Undip yang bersangkutan berada dalam
ruang rapat atau tidak diberikan tanggapan apabila Anggota SM Undip
yang bersangkutan tidak kembali ke dalam ruang rapat sampai waktu
rapat ditutup oleh ketua rapat.

Bagian Keempat
Hak Memilih Pasal
77
(1) Anggota mempunyai hak memilih untuk menduduki jabatan tertentu
pada alat kelengkapan SM Undip.
(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan hak memilih sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mengacu pada ketentuan dalam Peraturan SM
Undip.
Bagian Kelima
Hak Dipilih
Pasal 78
(1) Anggota mempunyai hak dipilih untuk menduduki jabatan tertentu
pada alat kelengkapan SM Undip.
(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan hak dipilih sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mengacu pada ketentuan dalam Peraturan SM
Undip.
Bagian Keenam Hak
Membela Diri Pasal
79
(1) Anggota SM Undip yang diduga melakukan pelanggaran sumpah/janji,
kode etik, dan/atau tidak melaksanakan kewajiban sebagai Anggota
SM Undip diberi kesempatan untuk membela diri dan/atau
memberikan keterangan kepada Mahkamah Kehormatan Senat.
(2) Pembelaan disampaikan sendiri dan tidak dapat dikuasakan kepada
pihak lain.

(3) Teradu…
(3) Teradu berhak memperoleh informasi dan dokumen yang berkaitan
dengan hal yang diadukan.
(4) Teradu berhak menghadirkan saksi dan/atau saksi ahli yang
meringankan.

(5) Teradu berhak menghadirkan bukti untuk membela diri.

(6) Teradu berhak untuk diberi waktu menyiapkan pembelaan diri.


Bagian Ketujuh
Hak Imunitas Pasal
80
(1) Anggota tidak dapat dituntut di depan forum sidang SM Undip karena
pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yang dikemukakannya,
baik secara lisan maupun tertulis di dalam rapat SM Undip ataupun di
luar rapat SM Undip yang berkaitan dengan fungsi serta wewenang
dan tugas SM Undip
(2) Anggota tidak dapat dituntut di depan forum sidang SM Undip karena
sikap, tindakan, kegiatan di dalam forum sidang SM Undip ataupun di
luar forum sidang SM Undip yang semata- mata karena hak dan
kewenangan konstitusional SM Undip dan/atau Anggota.
(3) Anggota tidak dapat diganti antarwaktu karena pernyataan,
pertanyaan, dan/atau pendapat yang dikemukakannya, baik di dalam
sidang SM Undip maupun di luar forum sidang SM Undip yang
berkaitan dengan fungsi serta wewenang dan tugas SM Undip.
(4) Pemanggilan dan permintaan keterangan kepada Anggota SM Undip
yang diduga melakukan tindakan pelanggaran kode etik sehubungan
dengan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3), harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Mahkamah
Kehormatan Senat.

(5) Mahkamah…
(5) Mahkamah Kehormatan Senat harus memproses dan memberikan
putusan atas surat pemohonan tersebut dalam jangka waktu paling
lama 14 (empat belas) hari setelah permohonan persetujuan
pemanggilan keterangan tersebut diterima.

(6) Dalam hal Mahkamah Kehormatan Senat memutuskan tidak


memberikan persetujuan atas pemanggilan Anggota, surat
pemanggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidak memiliki
kekuatan hukum/batal demi hukum.

Bagian Kedelapan
Hak Pengawasan
Pasal 81
(1) Setiap Anggota SM Undip berhak mengawasi pelaksanaan produk
hukum, pelaksanaan anggaran program kerja, dan kebijakan
organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas, serta
memperjuangkan kepentingan mahasiswa.
(2) Untuk melaksanakan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Anggota berhak:
a. meminta data dan informasi mengenai pelaksanaan produk
hukum, anggaran program kerja dan kebijakan organisasi
kemahasiswaan di tingkat universitas;
b. melakukan kunjungan kerja; dan

c. menyampaikan hasil pengawasan kepada mahasiswa


Universitas Diponegoro.
(3) BEM Undip, UKM Undip, MWA UNDIP UM wajib menyerahkan berkas
administratif melalui Sekertaris Jendral SM Undip mengenai
rancangan program kerja dan anggaran paling lambat 21 (dua puluh
satu) hari setelah pemberitahuan dan/atau undangan dari SM Undip.

(4) Rancangan…
(4) Rancangan program kerja dan anggaran yang telah diserahkan dari
Sekertaris Jendral SM Undip harus segera di distribusikan ke komisi
masing-masing untuk proses lebih lanjut.

(5) Hasil pengawasan Anggota SM Undip sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) menjadi bahan di dalam rapat kerja dengan mitra kerja.
(6) Pihak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (5) wajib
menindaklanjutinya dan menyampaikan hasil tindak lanjut tersebut
kepada Anggota SM Undip.
(7) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), termasuk
aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa, diserahkan kepada komisi
terkait.
Bagian Kesembilan

Hak Melakukan Sosialisasi Produk Hukum


Pasal 82
(1) Anggota SM Undip berhak melakukan sosialisasi produk hukum.
(2) Sosialisasi produk hukum dilakukan pada masa reses, terutama di
konstituen masing-masing Anggota SM Undip.
(3) Sosialisasi produk hukum adalah kegiatan menjelaskan produk
hukum, pembentukan produk hukum baru beserta implementasinya,
dan menerima tanggapan mahasiswa.
(4) Pelaksanaan sosialisasi produk hukum difasilitasi oleh Sekretariat
Jenderal SM Undip.

BAB VII
RAPAT
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 83…
Pasal 83
Jenis rapat SM Undip meliputi:

1. Rapat Pimpinan;
2. Rapat Pimpinan Alat Kelengkapan;
3. Rapat Mahkamah Kehormatan Senat;

4. Rapat Sekretariat Jenderal;


5. Rapat Badan Legislasi;

Rapat Badan Kerjasama Antar Parlemen;

Rapat Komisi;

Rapat Kerja;

Rapat Koordinasi;

Rapat Dengar Pendapat;

Rapat Dengar Pendapat Umum;

Rapat Panitia Khusus;

Rapat Panitia Kerja;

Rapat Panitia Kegiatan; dan

Rapat Tim;

agian Kedua

Rapat

Pimpinan
6. Rapat Badan Anggaran;
7. Raoat Badan Keahlian;

a. rapat pimpinan internal adalah rapat antara ketua SM Undip


dan wakil ketua SM Undip; dan
b. rapat pimpinan eksternal adalah rapat antara pimpinan SM
Undip dengan pimpinan ormawa Undip dan/atau undangan.

(2) Rapat…
(2) Rapat pimpinan dapat dijadikan sebagai forum untuk membahas
koordinasi atau kebutuhan tertentu yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas dan wewenang Pimpinan SM Undip
(3) Rapat pimpinan diselenggarakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam 1
(satu) bulan.

Bagian Ketiga

Rapat Mahkamah Kehormatan Senat

Pasal 85
(1) Rapat Mahkamah Kehormatan Senat adalah rapat anggota Mahkamah
Kehormatan Senat yang dipimpin oleh ketua Mahkamah Kehormatan
Senat.
(2) Rapat Mahkamah Kehormatan Senat dihadiri oleh struktur Mahkamah
Kehormatan Senat yang bersangkutan dan/atau undangan.
(3) Rapat Mahkamah Kehormatan Senat dapat dijadikan sebagai forum
untuk membahas koordinasi atau kebutuhan tertentu yang berkaitan
dengan tugas Mahkamah Kehormatan Senat.
(4) Rapat Mahkamah Kehormatan Senat diselenggarakan sedikitnya 1
(satu) kali dalam 1 (satu) bulan.
Bagian Keempat Rapat
Sekretariat Jenderal
Pasal 86

(1) Rapat sekretariat jenderal adalah rapat anggota sekretariat jenderal


yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.
(2) Rapat sekretariat jenderal dihadiri oleh struktur sekretariat jenderal
yang bersangkutan dan/atau undangan.
(3) Rapat sekretariat jenderal dapat dijadikan sebagai forum untuk
membahas koordinasi atau kebutuhan tertentu yang berkaitan dengan
tugas Sekretariat Jenderal.
(4) Rapat sekretariat jenderal diselenggarakan sedikitnya 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) bulan.
Bagian…
Bagian Kelima
Rapat Badan Legislasi
Pasal 87

(1) Rapat badan legislasi adalah rapat anggota badan legislasi yang
dipimpin oleh ketua Badan Legislasi.

(2) Rapat badan legislasi dihadiri oleh struktur badan legislasi yang
bersangkutan dan/atau undangan.

(3) Rapat badan legislasi dapat dijadikan sebagai forum untuk membahas
koordinasi atau kebutuhan tertentu yang berkaitan dengan tugas
Badan Legislasi.
(4) Rapat badan legislasi diselenggarakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam 1
(satu) bulan.
Bagian Keenam
Rapat Badan Anggaran
Pasal 88

(1) Rapat badan anggaran adalah rapat anggota badan anggaran yang
dipimpin oleh ketua Badan Anggaran.
(2) Rapat badan anggaran dihadiri oleh struktur badan anggaran yang
bersangkutan dan/atau undangan.
(3) Rapat badan anggaran dapat dijadikan sebagai forum untuk
membahas koordinasi atau kebutuhan tertentu yang berkaitan dengan
tugas Badan Anggaran.
(4) Rapat badan anggaran diselenggarakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam
1 (satu) bulan.
Bagian Ketujuh
Rapat Badan Kerjasama Antar Parlemen
Pasal 89
(1) Rapat Badan Kerjasama Antar Parlemen adalah Rapat anggota Badan
Kerjasama Antar Parlemen yang dipimpin oleh ketua Badan Kerjasama
Antar Parlemen
(2) Rapat Badan Kerjasama Antar Parlemen dihadiri oleh struktur Badan
Kerjasama Antar Parlemen yang bersangkutan dan/atau undangan.
(3) Rapat…
(3) Rapat Badan Kerjasama Antar Parlemen dapat dijadikan sebagai forum
untuk membahas koordinasi atau kebutuhan tertentu yang berkaitan
denngan tugas Badan kerjasama antar parlemen.
(4) Rapat Badan Kerjasama Antar Parlemen diselenggarakan sedikitnya 1
(satu) kali dalam 1 (satu) bulan.
Bagian Kedelapan
Rapat Komisi Pasal
90
(1) Rapat komisi adalah rapat anggota komisi yang dipimpin oleh ketua
komisi.
(2) Rapat komisi dihadiri oleh struktur komisi yang bersangkutan
dan/atau undangan.
(3) Rapat komisi dapat dijadikan sebagai forum untuk membahas
koordinasi atau kebutuhan tertentu yang berkaitan dengan tugas
komisi.
(4) Rapat komisi diselenggarakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam 1
(satu) bulan.

Bagian Kesembilan
Rapat Kerja
Pasal 91
Rapat kerja terdiri atas:

a. rapat kerja eksternal adalah rapat yang diselenggarakan oleh SM


Undip dengan pihak tertentu dalam melaksanakan tugas, fungsi
dan wewenang SM Undip; dan
b. rapat kerja internal adalah rapat yang diselenggarakan oleh SM
Undip untuk merancang dan membahas program kerja selama 1
(satu) tahun masa kepengurusan yang dihadiri oleh seluruh
Anggota SM Undip dan dipimpin oleh pimpinan SM Undip.
Bagian Kesepuluh
Rapat Koordinasi
Pasal 92…
Pasal 92
Rapat Koordinasi terdiri dari:

a. Rapat koordinasi alat kelengkapan adalah rapat antara


Pimpinan, Ketua Mahkamah Kehormatan, Sekretaris Jenderal,
Ketua Badan Legislasi, Ketua Badan Anggaran, Ketua Badan
Kerjasama Antar Parlemen, dan Ketua Komisi.
b. Rapat koordinasi senator adalah rapat antara pimpinan dan
seluruh Anggota SM Undip.
c. Rapat koordinasi eksternal adalah rapat antara Anggota SM
Undip dengan pihak tertentu.
(2) Rapat koordinasi diselenggarakan untuk melakukan pembahasan dan
evaluasi terhadap kinerja dan pelaksanaan program kerja serta hal-hal
lain yang menjadi tugas, fungsi dan wewenang SM Undip.

Bagian Kesebelas Rapat


Dengar Pendapat Pasal 93
(1) Rapat dengar pendapat adalah rapat antara komisi, gabungan komisi,
Badan Legislasi, Badan Anggaran, atau panitia khusus dan Ormawa
Undip baik di tingkat fakultas, sekolah vokasi, dan universitas atas
undangan pimpinan SM Undip maupun atas permintaan pimpinan
Ormawa yang bersangkutan yang dipimpin oleh ketua komisi, ketua
gabungan komisi, ketua Badan Legislasi, ketua Badan Anggaran, atau
ketua panitia khusus.
(2) Rapat dengar pendapat diselenggarakan oleh anggota SM Undip
dengan organisasi kemahasiswaan tertentu untuk menampung
aspirasi dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang SM Undip.
Bagian Kedua Belas Rapat

Dengar Pendapat Umum

Pasal 94…
Pasal 94
(1) Rapat dengar pendapat umum adalah rapat antara komisi, gabungan
komisi, Badan Legislasi, Badan Anggaran, atau panitia khusus dan
perseorangan, kelompok, atau organisasi, baik atas undangan
pimpinan SM Undip maupun atas permintaan yang bersangkutan yang
dipimpin oleh ketua komisi, ketua gabungan komisi, ketua Badan
Legislasi, ketua Badan Anggaran, atau ketua panitia khusus.
(2) Rapat dengar pendapat umum diselenggarakan oleh anggota SM
Undip dengan seluruh mahasiswa Universitas Diponegoro untuk
menampung aspirasi dalam pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang
SM Undip.

Bagian Ketiga Belas


Rapat Panitia Khusus
Pasal 95
(1) Rapat panitia khusus adalah rapat anggota panitia khusus yang
dipimpin oleh ketua panitia khusus.
(2) Rapat panitia khusus diselenggarakan untuk melaksanakan tugas
tertentu dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh sidang
paripurna SM Undip.

Bagian Keempat Belas


Rapat Panitia Kerja
Pasal 96
(1) Rapat panitia kerja atau tim adalah rapat anggota panitia kerja atau
tim yang dipimpin oleh ketua panitia kerja atau tim.
(2) Rapat panitia kerja atau tim diselenggarakan untuk melaksanakan
tugas tertentu dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh alat
kelengkapan SM Undip yang membentuknya.
Bagian Kelima Belas
Rapat Panitia Kegiatan
Pasal 97…
Pasal 97
(1) Rapat panitia kegiatan adalah rapat anggota panitia kegiatan yang
dipimpin oleh ketua kegiatan.
(2) Rapat panitia kegiatan diselenggarakan untuk melakukan
perencanaan, pembahasan, dan pelaksanaan serta evaluasi, terhadap
program kerja tertentu dari SM Undip.

BAB VIII
SIDANG
Bagian Kesatu

Umum
Pasal 98
Sidang adalah forum formal tertinggi yang bertujuan untuk melakukan
evaluasi dan/atau pengambilan keputusan.
Bagian Kedua
Jenis Sidang
Pasal 99
Jenis sidang SM Undip meliputi:

a. sidang pleno;

b. sidang paripurna;

c. sidang umum;

d. sidang etik; dan

e. sidang istimewa.

Bagian Ketiga
Sidang Umum
Pasal 100
Sidang Umum adalah forum formal tertinggi yang dihadiri oleh Anggota SM
Undip dan/atau undangan, yang dipimpin oleh Pimpinan SM
Undip untuk membahas laporan
pertanggungjawaban BEM Undip serta membahas Rancangan Pedoman
Pokok Organisasi dan Garis-garis Besar Haluan Kegiatan Organisasi
Kemahasiswaan.
Bagian…
Bagian Keempat
Sidang Paripurna
Pasal 101
Sidang Paripurna adalah forum formal tertinggi Anggota SM Undip yang
dipimpin oleh Pimpinan SM Undip dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan
wewenang SM Undip dalam upaya untuk menghasilkan keputusan atau
ketetapan, melantik Ketua dan/atau Wakil Ketua BEM Undip terpilih, serta
membahas agenda lain yang disepakati.

Bagian Kelima
Sidang Pleno

Pasal 102
Sidang Pleno adalah forum formal tertinggi yang dihadiri oleh Anggota SM
Undip yang dipimpin oleh pimpinan SM Undip untuk membahas dan/atau
memutuskan hal yang terkait dengan fungsi, tugas, dan wewenang SM Undip.
Bagian Keenam
Sidang Istimewa
Pasal 103
Sidang Istimewa adalah forum formal tertinggi yang diajukan oleh Anggota
SM Undip dalam Sidang Pleno untuk membahas hal-hal penting dan
mendesak yang dihadiri oleh Anggota SM Undip dalam Sidang Pleno sesuai
dengan mekanisme Sidang Pleno dan dipimpin oleh Pimpinan SM Undip.

BAB IX
LARANGAN DAN SANKSI
Bagian Kesatu
Larangan
Pasal 104
(1) Anggota SM Undip dilarang merangkap jabatan sebagai
pengurus di:
a. BEM Undip;

b. BEM…
b. BEM F; atau

c. BEM SV.

(2) Anggota SM Undip dilarang merangkap jabatan sebagai


pengurus inti di:
a. SM F;

b. SM SV;

c. UKM Undip; atau

d. HMD/PS.

(3) Anggota SM Undip dilarang melakukan korupsi, kolusi, nepotisme,


kekerasan seksual, dan/atau tindak pidana lainnya.

Bagian Kedua
Sanksi
Pasal 105

(1) Anggota SM Undip yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 10 dikenai sanksi berdasarkan keputusan
Mahkamah Kehormatan Senat.
(2) Anggota SM Undip yang terbukti melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 102 ayat (1) dan/atau ayat (2) dikenai sanksi
pemberhentian sebagai Anggota.
(3) Anggota SM Undip yang terbukti melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 102 ayat (3) berdasarkan putusan Mahkamah
Kehormatan Senat yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
dikenai sanksi pemberhentian sebagai Anggota.

Pasal 106

(1) Jenis sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (1) berupa:
a. sanksi ringan dengan pemberian sanksi berupa teguran lisan;
b. sanksi sedang dengan pemberian sanksi berupa surat
peringatan dan pemberitahuan kepada konstituen asal Anggota
SM Undip yang bersangkutan; dan
c. sanksi…
c. sanksi berat dengan pemberian sanksi pemberhentian terhadap
Anggota SM Undip yang dinyatakan bersalah dalam keputusan
MKS dan konstituen dapat melakukan penggantian antarwaktu
atau melakukan pencabutan terhadap anggota yang
bersangkutan.

(2) Ketentuan mengenai jenis pelanggaran dan penjatuhan sanksi diatur


dengan Peraturan SM Undip tentang Tata Beracara SM Undip.

Pasal 107

Setiap orang, kelompok, atau organisasi dapat mengajukan pengaduan


kepada MKS SM Undip dalam hal memiliki bukti yang cukup bahwa terdapat
Anggota SM Undip yang tidak melaksanakan salah satu kewajiban atau lebih
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan/atau melanggar ketentuan
larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102.

BAB X
KODE ETIK
Pasal 108

(1) SM Undip menyusun kode etik yang berisi norma dan wajib dipatuhi
oleh setiap Anggota SM Undip selama menjalankan tugasnya untuk
menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas SM Undip.
(2) Ketentuan mengenai kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan SM Undip tentang Kode Etik SM Undip.

BAB XI
KETENTUAN LAIN
Pasal 109

Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan tata tertib ini diatur lebih lanjut
dengan peraturan SM Undip secara tersendiri.

BAB XII…
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 110

Pada saat Peraturan Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro ini mulai


berlaku maka Peraturan Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro Nomor 02
Tahun 2023 tentang Tata Tertib SM Undip dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Pasal 111
Peraturan Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro tentang Tata Tertib
Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di : Platform Ms. Teams

(Ms. Teams Senator


SM Undip 2024)
Hari, Tanggal : Rabu, 17 Januari 2024
Waktu : 19.31 WIB

Ketua Senat Mahasiswa


Universitas Diponegoro

Muhammad Ariefka Anandito


NIM. 11000121140808
LAMPIRAN 1

PERATURAN SENAT MAHASISWA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

NO 2 TAHUN 2024

TENTANG

TATA TERTIB SENAT MAHASISWA


UNIVERSITAS DIPONEGORO

STRUKTUR SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Anda mungkin juga menyukai