Anda di halaman 1dari 50

PERATURAN SENAT MAHASISWA

UNIVERSITAS DIPONEGORO
NOMOR 04 TAHUN 2020
TENTANG
PEMILIHAN UMUM RAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Menimbang: a. bahwa untuk menjamin tercapainya visi Universitas


Diponegoro sebagaimana termaktub dalam Pedoman Pokok
Organisasi Kemahasiswaan Universitas Diponegoro perlu
diselenggarakan Pemilihan Umum Raya Universitas
Diponegoro untuk memilih anggota Senat Mahasiswa, Ketua
dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa dan Majelis
Wali Amanat Unsur Mahasiswa, sebagai sarana perwujudan
kedaulatan mahasiswa;
b. bahwa Pemilihan Umum Raya Mahasiswa Universitas
Diponegoro diselenggarakan secara demokratis dan beradab
melalui partisipasi mahasiswa seluas-luasnya berdasarkan
asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil untuk
memilih anggota Senat Mahasiswa, Ketua dan Wakil Ketua
Badan Eksekutif Mahasiswa dan Majelis Wali Amanat Unsur
Mahasiswa;
c. bahwa Peraturan Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pemilihan Umum Raya
Mahasiswa Universitas Diponegoro sudah tidak sesuai
dengan perkembangan demokrasi dan dinamika kehidupan
mahasiswa Universitas Diponegoro sehingga Peraturan
tersebut perlu diganti.
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c; maka perlu membentuk
Peraturan tentang Pemilihan Raya Mahasiswa
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi;
3. Peraturan Rektor Universitas Diponegoro Nomor 4 Tahun 2014
tentang Organisasi Kemahasiswaan;
4. Pedoman Pokok Organisasi Kemahasiswaan Universitas
Diponegoro Tahun 2017;
5. Garis-Garis Besar Haluan Kegiatan Mahasiswa Universitas
Diponegoro Tahun 2016.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO


TENTANG PEMILIHAN UMUM RAYA MAHASISWA UNIVERSITAS
DIPONEGORO

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Pemilihan Umum Raya Mahasiswa Universitas Diponegoro yang
selanjutnya disebut Pemira adalah rangkaian proses kegiatan pemilihan
calon Anggota Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro, Ketua dan
Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Diponegoro, dan
Majelis Wali Amanat Universitas Diponegoro Unsur Mahasiswa.
2. Penyelenggaraan Pemira adalah pelaksanaan tahapan Pemira yang
dilaksanakan oleh Penyelenggara Pemira.
3. Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro yang selanjutnya disebut SM
Undip adalah organisasi kemahasiswaan Universitas Diponegoro
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Pokok Organisasi
Kemahasiwaan Universitas Diponegoro.
4. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Diponegoro yang selanjutnya
disebut BEM Undip adalah organisasi kemahasiswaan Universitas
Diponegoro sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Pokok Organisasi
Kemahasiswaan Universitas Diponegoro.
5. Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro yang selanjutnya
disebut UKM Undip adalah organisasi kemahasiswaan Universitas
Diponegoro sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Pokok Organisasi
Kemahasiswaan Universitas Diponegoro.
6. Majelis Wali Amanat Universitas Diponegoro Unsur Mahasiswa yang
selanjutnya disebut MWA Undip UM adalah perwakilan mahasiswa yang
menjalankan tugas sebagai anggota Majelis Wali Amanat Universitas
Diponegoro sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Pokok Organisasi
Kemahasiswaan Universitas Diponegoro.
7. Konstituen adalah perwakilan mahasiswa dari setiap Fakultas, Sekolah
Vokasi dan UKM Undip yang menjalankan tugas sebagai anggota SM
Undip.
8. Calon Anggota SM Undip, Ketua dan Wakil Ketua BEM Undip dan MWA
Undip UM yang selanjutnya disebut Peserta Pemira adalah calon yang
dinyatakan lolos dalam verifikasi berkas.
9. Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM Undip yang selanjutnya
disebut Pasangan Calon adalah peserta pemilihan umum raya yang
telah memenuhi persyaratan.
10. Penyelenggara Pemira adalah Badan yang menyelenggarakan Pemira
yang terdiri atas Panitia Pemilihan Pemira, Panitia Pengawas Pemira,
Badan Pemilih Pemira, Tim Audit Keuangan dan Tim Yudisial sebagai
satu kesatuan fungsi Penyelenggara Pemira.
11. Panitia Seleksi yang selanjutnya disebut Pansel adalah panitia yang
dibentuk oleh SM Undip yang bertugas untuk memilih Panitia
Pemilihan Raya Inti Universitas Diponegoro, Panitia Pengawasan
Universitas Diponegoro dan Tim Audit Keuangan yang selanjutnya
ditetapkan oleh Surat Keputusan SM Undip.
12. Panitia Pemilihan Umum Raya Universitas Diponegoro yang selanjutnya
disebut Panlih adalah badan Penyelenggara Pemira yang dipilih oleh
Panitia Seleksi Universitas Diponegoro yang bertugas dan bertanggung
jawab atas terselenggaranya Pemira.
13. Panitia Pemungutan Suara Universitas Diponegoro yang selanjutnya
disebut PPSU yang dibentuk oleh Panlih untuk melaksanakan
Penyelenggaraan Pemira di Universitas Diponegoro.
14. Panitia Pengawas Pemira yang selanjutnya disebut Panwas adalah
badan Penyelenggaraan Pemira yang mengawasi Penyelenggaraan
Pemira di Universitas Diponegoro.
15. Badan Pemilihan yang selanjutnya disebut Banlih adalah badan
Penyelenggara Pemira yang bertugas dalam pemilihan MWA Undip UM.
16. Tim Audit Keuangan yang selanjutnya disebut TAK adalah tim yang
dibentuk untuk melakukan mekanisme audit keuangan terhadap
Peserta Pemira.
17. Pemilih adalah mahasiswa Universitas Diponegoro yang masih aktif
kuliah dengan jenjang maksimal Strata 1 (S1) yang selanjutnya terdaftar
dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
18. Daftar Pemilih Tetap (DPT) merupakan daftar nama dan identitas
mahasiswa Strata 1 (S1) dan sekolah vokasi Universitas Diponegoro
yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih tetap dan berhak
menggunakan haknya untuk memberikan suaranya dalam Pemira.
19. Tim Yudisial yang selanjutnya disebut TY adalah tim yang dibentuk oleh
SM Undip yang ditetapkan oleh Direktur Kemahasiswaan Universitas
Diponegoro dan diketahui oleh Wakil Rektor bidang Akademik dan
Kemahasiswaan Universitas Diponegoro yang bertugas untuk
menyelesaikan sengketa dan memberikan sanksi atas pelanggaran yang
dilakukan oleh Panlih, Panwas, PPSU, Peserta Pemira dan/atau Pemilih.
20. Kampanye Pemira adalah kegiatan Peserta Pemira atau pihak lain yang
ditunjuk oleh Peserta Pemira untuk menyakinkan Pemilih dengan
menawarkan visi, misi, program dan/atau citra diri Peserta Pemira.
21. Masa Kampanye adalah masa berlakunya kampanye yang ditetapkan
oleh Panlih.
22. Masa Tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan untuk
melakukan aktivitas Kampanye Pemira.
23. Tim Sukses yang selanjutnya disebut Timses adalah pihak yang terdiri
dari sekelompok mahasiswa yang mendaftarkan diri kepada Panlih
untuk membantu pemenangan Pasangan Calon.
24. Dana Kampanye Pasangan Calon yang selanjutnya disebut Dana
Kampanye adalah sejumlah biaya berupa uang, barang, dan jasa yang
digunakan Peserta Pemira untuk kegiatan Kampanye.
25. Verifikasi adalah tahap pemeriksaan, penelitian, dan penetapan yang
dilakukan Panlih untuk menyeleksi Bakal Calon berdasarkan syarat-
syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Mahasiswa Pemilihan Umum
Raya Mahasiswa.
26. Sidang Istimewa adalah forum untuk membahas permasalahan yang
bersifat darurat dan insidental serta dilaksanakan oleh SM Undip.
27. Sidang Raya Pemira adalah forum unutk memutuskan dan menetapkan
hasil pemilihan umum.
28. Saksi pemungutan dan penghitungan suara Pemira Undip yang
selanjutnya disebut Saksi Pemira adalah pihak yang ditunjuk oleh
Peserta Pemira untuk mengawasi pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara.

BAB II
ASAS

Pasal 2
Penyelenggaraan Pemira dilaksanakan berdasarkan asas-asas sebagai
berikut:

a. langsung, yaitu mahasiswa mempunyai hak untuk memberikan


suaranya secara langsung sesuai kehendak hati nuraninya tanpa
perantara.
b. umum, yaitu semua mahasiswa yang memenuhi persyaratan berhak
mengikuti Pemira.
c. bebas, yaitu setiap mahasiswa berhak memilih, bebas menentukan
pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapa pun.
d. rahasia, berarti dalam memberikan suaranya, Pemilih dijamin bahwa
pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak mana pun dengan jalan apa
pun.
e. jujur, berarti setiap Penyelenggara Pemira, Pemilih, Peserta Pemira,
serta semua pihak yang terkait harus bersikap dan bertindak jujur
sesuai dengan peraturan ini.
f. adil, berarti setiap Pemilih dan Peserta Pemira mendapat perlakuan
yang sama serta bebas dari kecurangan pihak mana pun.

BAB III
PENYELENGGARA PEMIRA
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 3
Penyelenggara Pemira terdiri atas:
a. Panlih
b. PPSU
c. Panwas
d. TAK
e. Banlih
f. TY

Pasal 4
(1) Wilayah kerja Penyelenggara Pemira meliputi seluruh wilayah fakultas
dan sekolah vokasi pelaksanaan Pemira.
(2) Penyelenggara Pemira menjalankan tugasnya secara
berkesinambungan.
(3) Dalam menyelenggarakan Pemira, Penyelenggaraan Pemira bebas dari
pengaruh pihak mana pun berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan
wewenangnya.

Pasal 5
SM Undip bertanggungjawab untuk :
a. memberikan arahan konsep dan muatan kepada Panlih;
b. mengawasi kesesuaian kinerja Penyelenggara Pemira terhadap
peraturan ini;
c. mengawasi kesesuaian kegiatan Pemira terhadap peraturan ini dari
awal hingga akhir.
Bagian Kedua
Pembentukan Penyelenggara Pemira Inti
Paragraf 1
Persyaratan

Pasal 6
Penyelenggara Pemira Inti adalah Panlih Inti, Panwas dan TAK.
Pasal 7
Syarat untuk menjadi Penyelenggara Pemira Inti adalah:
a. merupakan mahasiswa aktif Universitas Diponegoro yang telah
menyelesaikan minimal 2 (dua) semester;
b. memiliki pengetahuan dan keahlian yang berkaitan dengan
Penyelenggaraan Pemira;
c. bukan merupakan ketua/wakil ketua organisasi mahasiswa
Universitas Diponegoro;
d. seleksi penerimaan Penyelenggara Pemira dilaksanakan secara terbuka
dengan memperhatikan kompetensi, kapasitas, integritas, dan
kemandirian calon Penyelenggara Pemira Inti;
e. tidak pernah mendapatkan sanksi akademik;
f. tidak mencalonkan diri sebagai Peserta Pemira.

Paragraf 2
Tata Cara

Pasal 8
(1) Rekrutmen Penyelenggara Pemira Inti dipilih oleh Pansel melalui proses
rekruitmen terbuka.
(2) Rekruitmen Pansel dilaksanakan oleh SM Undip.
(3) Penyelenggara Pemira Inti terpilih ditetapkan oleh SM Undip dengan
keputusan SM Undip.

Paragraf 3
Pansel

Pasal 9
(1) Anggota Pansel adalah mahasiswa aktif semester 7.
(2) Pansel terdiri dari 1 (satu) orang Ketua Pansel dan 4 (empat) orang anggota
Pansel.
(3) Anggota Pansel merupakan mahasiswa yang tergabung dalam SM Undip.
(4) Pansel dipilih melalui musyawarah SM Undip dan ditetapkan melalui Surat
Keputusan SM Undip.
(5) Pansel bertugas untuk memilih Penyelengara Pemira Inti.

Bagian Ketiga
Panlih
Paragraf 1
Susunan dan Keanggotaan

Pasal 10
(1) Keanggotaan Panlih terdiri atas individu yang memiliki tugas pelaksanaan
Penyelenggaraan Pemira.
(2) Panlih Inti terdiri dari 3 (tiga) orang.
(3) Panlih Inti merupakan pimpinan Panlih.
(4) Susunan Panlih Inti terdiri atas seorang ketua, sekretaris dan bendahara.
(5) Ketua Panlih dipilih dari dan oleh anggota Panlih Inti.
(6) Keanggotaan Panlih dibentuk oleh 3 (tiga) orang Panlih Inti melalui
mekanisme rekrutmen terbuka.
(7) Keanggotaan Panlih terdiri dari 24 orang mahasiswa Undip yang dibentuk
oleh Panlih Inti dengan surat keputusan Panlih.

Paragraf 2
Tugas dan Wewenang

Pasal 11
Panlih bertugas:
a. merencanakan program dan anggaran serta menetapkan jadwal
tahapan Pemira;
b. membentuk dan melakukan rekrutmen terbuka anggota PPSU;
c. menyusun tata kerja anggota Panlih dan PPSU;
d. menyusun pedoman teknis untuk setiap tahapan Pemira;
e. mengokoordinasikan, menyelenggarakan, mengendalikan, dan
memantau semua tahapan Pemira;
f. mendata dan pemutakhiran daftar Pemilih;
g. membuat berita acara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan
suara serta wajib menyerahkannya kepada Saksi Peserta Pemira dan
Panwas;
h. mengumumkan calon anggota SM Undip, calon anggota MWA Undip
UM, dan pasangan Calon terpilih serta membuat berita acaranya;
i. menindaklanjuti dengan segera putusan Panwas atas temuan dan
laporan adanya dugaan pelanggaran atau sengketa Pemira;
j. menyosialisasikan Penyelenggaraan Pemira dan/atau yang berkaitan
dengan tugas dan wewenang Panlih kepada mahasiswa;
k. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan
Penyelenggaran Pemira; dan
l. melaksanakan tugas lain dalam Penyelenggaraan Pemira sesuai dengan
ketentuan peraturan ini.

Pasal 12
Panlih Inti berwenang:
a. menetapkan tata kerja anggota Panlih dan PPSU;
b. menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan Pemira;
c. menetapkan Peserta Pemira;
d. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara
Pemira berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara;
e. menerbitkan keputusan Panlih untuk mengesahkan hasil Pemira dan
mengumumkannya;
f. melaksanakan wewenang lain dalam Penyelenggaraan Pemira sesuai
dengan ketentuan peraturan ini.

Bagian Keempat
Panwas
Paragraf 1
Susunan dan Keanggotaan

Pasal 13
(1) Keanggotaan Panwas terdiri atas individu yang memiliki tugas
pengawasan Penyelenggaraan Pemira.
(2) Panwas terdiri dari 12 (dua belas) orang yang diwakilkan oleh setiap
fakultas dan sekolah vokasi.
(3) Susunan Panwas terdiri atas seorang ketua, sekretaris dan bendahara
serta anggota.
(4) Ketua Panwas dipilih dari dan oleh anggota Panwas.

Paragraf 2
Tugas dan Wewenang

Pasal 14
Panwas bertugas:
a. menyusun standar tata laksana dan teknis pengawasan
Penyelenggaraan Panwas untuk pengawas Pemira di setiap tingkatan;
b. melakukan pencegahan dan penindakan terhadap:
1. pelanggaran Pemira
2. sengketa proses Pemira;
c. mengawasi persiapan Penyelenggaraan Pemira;
d. mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemira;
e. mengawasi pelaksanaan putusan keputusan Penyelenggara Pemira;
f. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan pengawasan
Penyelenggaraan Pemira; dan
g. melaksanakan tugas lain dalam Penyelenggaraan Pemira sesuai dengan
ketentuan peraturan mahasiswa ini.

Pasal 15
Panwas berwenang:
a. menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan
adanya pelanggaran terhadap Penyelenggaraan Pemira;
b. memeriksa, mengkaji, dan memediasi atau mengadjudikasi pelanggaran
atau sengketa proses Pemira serta melaporkan kepada SM Undip dan
Tim Yudisial.
c. meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait
dalam rangka pencegahan dan penindakan, dugaan Pemira dan
sengketa proses Pemira;
d. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
mahasiswa ini.

Bagian Kelima
PPSU
Paragraf 1
Susunan dan Keanggotaan

Pasal 16
(1) Anggota PPSU berasal dari mahasiswa yang memenuhi syarat
berdasarkan Peraturan Mahasiswa ini.
(2) Seleksi penerimaan anggota PPSU dilaksanakan secara terbuka dengan
memperhatikan kompetensi, kapasitas, integritas dan kemandirian
calon anggota PPSU.
(3) Anggota PPSU diangkat dan diberhentikan oleh Panlih Inti.
(4) Jumlah anggota PPSU ditetapkan dengan keputusan Panlih.

Paragraf 2
Tugas dan Wewenang

Pasal 17
PPSU bertugas:
a. melaksanakan semua tahapan Penyelenggaraan Pemira di setiap
fakultas dan sekolah vokasi yang telah ditetapkan oleh Panlih Inti;
b. membantu Panlih Inti dalam melakukan pemutakhiran data Pemilih;
c. mengumumkan daftar Pemilih;
d. membuat berita acara pemungutan suara dan wajib menyerahkannya
kepada saksi Peserta Pemira, Panlih dan Panwas;
e. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan
oleh Panwas;
f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Panlih Inti sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku.

Pasal 18
PPSU berwenang melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh Panlih
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Bagian Keenam
Tim Audit Keuangan
Paragraf 1
Susunan dan Keanggotaaan

Pasal 19
(1) Keanggotaan TAK terdiri atas individu yang memiliki tugas pelaksanaan
Penyelenggaraan Pemira.
(2) TAK terdiri dari 3 (tiga) orang.
(3) TAK dipimpin oleh seorang ketua.
(4) Ketua TAK dipilih dari dan oleh anggota TAK.

Paragraf 2
Tugas dan Wewenang

Pasal 20
TAK bertugas dan berwenang:
a. memeriksa pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan yang
dilakukan oleh Panlih dan Peserta Pemira;
b. menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta
menyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan;
c. meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh
Panlih dan Peserta Pemira;
d. melakukan pemeriksaan terhadap penghitungan, surat, bukti,
pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan Panlih dan Peserta Pemira;
e. menetapkan standar pemeriksaan keuangan Peserta Pemira dalam
pemeriksaan, pengelolaan, dan tanggungjawab keuangan Peserta
Pemira;
f. menetapkan kode etik pemeriksaan, pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan Peserta Pemira;
g. menerima laporan keuangan dari Peserta Pemira;
h. memberikan peringatan bila ditemukan adanya penyelewengan oleh
Peserta Pemira yang diauditnya;
i. melakukan penyelidikan dalam proses audit yang dilakukan; dan
j. mengumumkan kepada publik mengenai hasil audit terhadap Peserta
Pemira.

Bagian Ketujuh
Badan Pemilih
Paragraf 1
Keanggotaan

Pasal 21

(1) Anggota Banlih terdiri dari :


a. satu orang yang mewakili SM Undip;
b. satu orang yang mewakili BEM Undip;
c. dua orang yang mewakili seluruh UKM Undip;
d. satu orang yang mewakili setiap fakultas dan sekolah vokasi;
e. satu orang yang mewakili Himpunan Pascasarjana Undip.
(2) Perwakilan dari fakultas atau sekolah vokasi ditentukan pada
musyawarah masing-masing fakultas dan sekolah vokasi;
(3) Perwakilan dari seluruh UKM Undip ditentukan pada musyawarah
seluruh UKM Undip;
(4) Perwakilan dari SM Undip, BEM Undip, dan BEM Pascasarjana Undip
ditentukan dari Musyawarah masing-masing lembaga tersebut.
(5) Keanggotaan Banlih ditetapkan dalam Surat Keputusan SM Undip.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 22
Tugas Badan Pemilih
(1) Membentuk struktur keanggotaan Banlih.
(2) Melakukan mekanisme musyawarah dalam setiap pengambilan
keputusan.
(3) Melakukan kelayakan dan kepatutan Calon MWA Undip UM.
(4) Melakukan musyawarah pemilihan MWA Undip UM.
(5) Menetapkan hasil pemilihan MWA Undip UM.
(6) Memberikan mandat secara simbolis pada MWA Undip UM terpilih
dalam sidang raya Pemira.
(7) Melaporkan hasil pemilihan MWA Undip UM kepada pejabat MWA
yang berwenang.
(8) Melakukan pendampingan terhadap MWA Undip UM terpilih, hingga
MWA Undip UM terpilih tersebut dilantik sebagai MWA Undip UM.
(9) Menjalin kerjasama dengan Panlih dalam pelaksanaan Pemilihan MWA
Undip UM.
Bagian Kedelapan
Tim Yudisial

Pasal 23
Tim Yudisial adalah badan yang dibentuk oleh SM Undip, ditetapkan oleh
Direktur Mahasiswa Undip dan diketahui oleh Wakil Rektor Bidang Akademik
dan Kemahasiswaan Universitas Diponegoro yang bertugas untuk
menyelesaikan sengketa Pemira.
Pasal 24
(1) Tim Yudisial maksimal berjumlah 15 orang yang dipimpin oleh 3 (tiga)
orang pimpinan yang dipilih berdasarkan kesepakatan anggota Tim
Yudisial.
(2) Anggota Tim Yudisial terdiri dari:
a. satu orang yang mewakili SM Undip;
b. satu orang yang mewakili BEM Undip;
c. satu orang yang mewakili setiap fakultas dan sekolah;
d. MWA Undip UM.
(3) Perwakilan dari fakultas atau sekolah vokasi ditentukan pada
musyawarah masing-masing fakultas dan sekolah vokasi;
(4) Perwakilan dari SM Undip dan BEM Undip ditentukan dari musyawarah
masing-masing lembaga tersebut.
(5) Tugas dan Wewenang Tim Yudisial adalah:
a. menyelenggarakan sidang yang berkaitan dengan perselisihan
hasil Pemira dan/atau sengketa proses Pemira yang dilaporkan
oleh Panwas selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah pengaduan;
b. menyelesaikan perselisihan hasil Pemira dan/atau sengketa
proses Pemira melalui keputusan Tim Yudisial.

Bagian Kesembilan
Masa Kerja

Pasal 25
(1) Masa kerja Panlih dimulai sejak ditetapkan sampai dengan
penyampaian laporan hasil pelaksanaan Pemira kepada SM Undip.
(2) Masa kerja PPSU dimulai sejak ditetapkan sampai dengan dibubarkan
oleh Panlih.
(3) Masa kerja Panwas dimulai sejak ditetapkan sampai dengan
penyampaian laporan hasil pelaksanaan Pemira kepada SM Undip.
(4) Masa kerja TAK dimulai sejak ditetapkan sampai dengan penyampaian
laporan hasil pelaksanaan Pemira kepada SM Undip.
(5) Masa kerja Banlih dimulai sejak ditetapkan sampai dengan
penyampaian laporan hasil penetapan calon MWA Undip UM kepada
SM Undip.
(6) Masa kerja Tim Yudisial dimulai sejak ditetapkan sampai dengan
penyampaian laporan hasil persidangan kepada SM Undip.

BAB IV
PELAKSANAAN PEMIRA
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 26
(1) Pemira dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali.
(2) Hari, tanggal, dan waktu pemungutan suara Pemira ditetapkan dengan
keputusan Panlih.
(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara bertahap di seluruh fakultas
dan sekolah vokasi.
(4) Tahapan Penyelenggaraan Pemira meliputi :
a. perencanaan program dan anggaran serta penyusunan peraturan
pelaksanaan Penyelenggaraan Pemira;
b. pendataan daftar Pemilih;
c. sosialisasi Pemira;
d. pendaftaran dan verifikasi Peserta Pemira;
e. penetapan Peserta Pemira;
f. Masa Kampanye;
g. pemutakhiran data dan penyusunan daftar Pemilih;
h. Masa Tenang;
i. pemungutan dan penghitungan suara;
j. masa banding;
k. penetapan hasil Pemira;
l. pengucapan sumpah janji Ketua dan Wakil Ketua BEM Undip serta
anggota SM Undip, dan MWA Undip UM.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian tahapan Penyelenggaraan
Pemira sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan pemungutan suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan keputusan Panlih.

Bagian Kedua
Tahapan Pemilihan Anggota Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro

Pasal 27
Tahapan pemilihan Anggota Senat Mahasiswa Undip meliputi :
a. menyampaikan visi, misi, surat motivasi dan rencana agenda kerja
kepada konstituen;
b. pendaftaran bakal calon anggota SM Undip dari fakultas atau sekolah
vokasi dan UKM ke Panlih;
c. verifikasi persyaratan bakal calon anggota SM Undip oleh Panlih
secara terbuka dan tertutup;
d. pengumuman hasil verifikasi dan penetapan calon anggota SM Undip
oleh Panlih;
e. pengumuman hasil Pemira yang dilaksanakan secara terbuka;
f. pengaduan dan penyelesaian sengketa hasil Pemira;
g. penetapan hasil Pemira oleh Panlih dilaksanakan paling lambat 14
hari sejak pengumuman hasil Pemira;
h. Sidang Raya Pemira;
i. pengucapan sumpah/janji anggota SM Undip;
j. pelantikan anggota SM Undip terpilih paling lambat 14 hari setelah
penetapan hasil Pemira.

Bagian Ketiga
Tahapan Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas Diponegoro

Pasal 28
Tahapan pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM Undip meliputi:
a. pendaftaran bakal Pasangan Calon;
b. apabila hanya terdapat satu Pasangan Calon yang mendaftar , maka
akan dilakukan pemilihan menggunakan sistem kotak kosong yaitu
disediakan 2 kotak. Kota pertama bertuliskan nama dan foto Pasangan
Calon sedangkan kota kedua adalah kotak kosong;
c. apabila tidak ada calon yang mendaftar menjadi Pasangan Calon,
maka akan dilakukan Sidang Istimewa yang diselenggerakan oleh SM
Undip tahun terselenggaranya Pemira;
d. verifikasi persyaratan bakal Pasangan Calon oleh Panlih secara
terbuka dam tertutup;
e. pengumuman hasil verifikasi dan penetapan Pasangan Calon yang
dilaksanakan secara terbuka oleh Panlih;
f. penetapan nomor urut Pasangan Calon oleh Panlih;
g. Masa Kampanye;
h. Masa Tenang;
i. pemungutan dan penghitungan suara;
j. pengumuman hasil Pemira yang dilaksanakan secara terbuka;
k. pengaduan dan penyelesaian sengketa hasil Pemira;
l. penetapan hasil Pemira oleh Panlih dilaksanakan paling lambat 14
hari sejak pengumuman hasil Pemira;
m. Sidang Raya Pemira;
n. pengucapan sumpah/janji Pasangan Calon terpilih;
o. pelantikan Pasangan Calon terpilih paling lambat 14 hari setelah
penetapan hasil Pemira.

Bagian Keempat
Tahapan Pemilihan Majelis Wali Amanat Universitas Diponegoro Unsur
Mahasiswa

Pasal 29
(1) Tahapan pemilihan MWA Undip UM meliputi:
a. pembentukan dan penetapan Badan Pemilih oleh SM Undip;
b. pendaftaran bakal Calon MWA Undip UM ke Panlih;
c. verifikasi berkas pendaftaran bakal Calon MWA Undip UM oleh
Panlih yang dilaksanakan secara terbuka dan tertutup;
d. penetapan Calon MWA Undip UM oleh Panlih;
e. uji kelayakan dan kepatuhan oleh Banlih;
f. pemilihan MWA Undip UM;
g. penetapan hasil pemilihan oleh Banlih;
h. pengaduan dan penyelesaian sengketa hasil pemilihan MWA Undip
UM;
i. penyerahan hasil pemilihan MWA Undip UM pada ketua MWA Undip
untuk ditindaklanjuti;
j. pendampingan MWA Undip UM terpilih oleh Banlih hingga dilantik
sebagai MWA Undip UM.
(2) Penetapan Calon MWA Undip UM oleh Panlih sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d, meliputi:
a. penyerahan berkas persyaratan yang telah ditetapkan;
b. verifikasi berkas percalonan dan penetapan Calon MWA Undip UM
dilakukan oleh Panlih yang dilaksanakan secara terbuka;
c. penolakan secara wajib oleh Panlih jika terbukti ada pemalsuan
persyaratan pencalonan;
d. tata cara dan waktu pencalonan MWA Undip UM diatur oleh Panlih;
e. perpanjangan waktu pendaftaran akan diberikan apabila tidak ada
bakal calon atau hanya terdapat satu bakal calon hingga tenggang
waktu yang telah ditentukan;
f. ketentuan lain yang belum diatur secara rinci akan diatur lebih
lanjut dalam keputusan Banlih.
(3) Uji kelayakan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
e, meliputi:
a. uji kelayakan dan kepatutan Calon MWA Undip UM dilakukan oleh
Banlih;
b. uji kelayakan dan kepatutan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
dilakukan di ruang publik sehingga mahasiswa mempunyai
kesempatan dan kebebasan untuk menghadirinya;
c. pelaksanaan uji kelayakan dan kepatutan Calon MWA Undip UM
dilakukan sejak selesainya pengumuman daftar Calon MWA Undip
UM sesuai dengan keputusan Panlih;
d. tema uji kelayakan dan kepatutan yang ditentukan oleh Banlih;
e. tata cara dan waktu uji kelayakan dan kepatuan oleh Banlih;
f. ketentuan larangan dalam uji kelayakan dan kepatutan.

(4) Ketentuan larangan dalam uji kelayakan dan kepatutan Calon MWA
Undip UM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, meliputi:
a. melakukan uji kelayakan dan kepatutan negatif dengan menghina
seseorang, agama, suku, ras, ideologi dan golongan tertentu;
b. menghasut dan mengadu domba mahasiswa;
c. mengganggu ketertiban umum dan merugikan mahasiswa;
d. mengancam atau mengajurkan penggunaan kekerasan seseorang
atau Calon MWA Undip UM.
(5) Pelanggaran atas ketentuan larangan dalam uji kelayakan dan kepatutan
Calon MWA Undip UM sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) akan
mengakibatkan pemberian sanksi.
(6) Pemilihan MWA Undip UM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f
diatur sebagai berikut, yaitu:
a. pemilihan MWA Undip UM dilakukan secara musyawarah mufakat
oleh Banlih;
b. jika dalam musyawarah tidak tercapai kemufakatan, maka akan
dilaksanaan lobby;
c. jika dalam lobi tidak tercapai kesepakatan, maka dilaksanakan
pemungutan suara oleh tiap-tiap unsur perwakilan Banlih;
d. ketentuan lain yang belum diatur secara rinci, akan diatur lebih
lanjut dalam keputusan Banlih.
(7) Penetapan hasil pemilihan oleh Banlih sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf g, meliputi:
a. penetapan hasil Pemilihan MWA Undip UM dilakukan oleh Banlih;
b. mekanisme pengesahan hasil Pemilihan MWA Undip UM akan diatur
lebih lanjut dalam keputusan Banlih.

BAB V
PERSYARATAN PESERTA PEMIRA
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 30
Persyaratan umum Peserta Pemira adalah:
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban serta bebas dari penyalahgunaan narkotika;
c. terdaftar sebagai Pemilih;
d. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Bhinneka Tunggal Ika;
e. merupakan pribadi yang aktif organisasi kemahasiswaan di lingkungan
Universitas Diponegoro yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Aktif
dari organisasi yang bersangkutan;
f. tidak pernah mengkonsumsi narkoba dalam bentuk apapun dibuktikan
dengan menyertakan surat keterangan bebas narkoba;
g. tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum yang dibuktikan dengan surat
keterangan berkelakukan baik dari fakultas atau sekolah vokasi;
h. membuat riwayat hidup yang diatur oleh Panlih.
Bagian Kedua
Persyaratan Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM Undip

Pasal 31
Persyaratan khusus menjadi Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM
Undip adalah:
a. tidak sedang mencalonkan diri sebagai anggota SM Undip, SM Fakultas,
SM Sekolah Vokasi dan MWA Undip UM;
b. merupakan mahasiswa aktif yang sedang menempuh studi 5 semester
yang dibuktikan dengan kartu tanda mahasiswa (KTM), surat
keterangan aktif kuliah, kartu rencana studi (KRS) semester pada saat
mencalonkan dan kartu hasil studi (KHS) semester terakhir;
c. mempunyai Indeks Prestasi Kumulatif minimal 2.75;
d. berpengalaman sebagai pengurus salah satu atau lebih organisasi
kemahasiswaan baik di BEM Undip, SM Undip, BEM F/SV, SM F/SV,
UKM, HMJ/PS dan UKM-F/SV dibuktikan dengan surat keterangan
aktif dari organisasi yang bersangkutan;
e. telah dinyatakan lulus atau sedang mengikuti Latihan Keterampilan
Manajemen Mahasiswa Tingkat Madya di lingkup Universitas
Diponegoro yang dibuktikan dengan sertifikat atau surat keterangan
telah melaksanakannya atau sedang mengikuti dari pelaksana yang
bersangkutan;
f. mendapat dukungan paling sedikit dari 400 (empat ratus) dari 7 (tujuh)
fakultas atau sekolah vokasi dengan masing-masing minimal 30
mahasiswa yang dibuktikan dengan fotokopi tanda tangan dan Kartu
Tanda Mahasiswa;
g. menyertakan surat pernyataan kesediaan menjadi Pasangan Calon yang
diatur oleh Panlih;
h. membuat makalah penjabaran visi-misi dan program 100 (seratus) hari
kerja dengan ketentuan yang telah diatur oleh Panlih.

Bagian Ketiga
Persyaratan Calon Anggota SM Undip
Pasal 32
Persyaratan khusus menjadi Calon Anggota SM Undip adalah:
a. merupakan mahasiswa aktif yang sedang menempuh studi minimal
semester 3 atau maksimal semester 5 dengan kartu tanda mahasiswa
(KTM), surat keterangan aktif kuliah, kartu rencana studi (KRS) dan
kartu hasil studi (KHS) semester pada saat mencalonkan;
b. mempunyai Indeks Prestasi Kumulatif minimal 2.75;
c. berpengalaman sebagai pengurus salah satu atau lebih organisasi
kemahasiswaan baik di BEM Undip, SM Undip, BEM F/SV, SM F/SV,
UKM, HMJ/PS dan UKM-F/SV dibuktikan dengan surat keterangan
aktif dari organisasi yang bersangkutan;
d. merupakan perwakilan dari setiap SM fakultas atau SM sekolah vokasi
yang dibuktikan dengan surat keterangan delegasi yang ditandatangani
Pimpinan SM Fakultas atau Sekolah Vokasi;
e. dalam hal calon anggota SM Undip merupakan perwakilan dari UKM
Undip dibuktikan dengan surat keterangan delegasi yang
ditandatangani Pimpinan UKM Undip;
f. tidak sedang mencalonkan diri sebagai fungsionaris SM Fakultas, SM
Sekolah Vokasi, MWA Undip UM dan Pasangan Calon;
g. telah dinyatakan lulus Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa
(LKMM) Tingkat Dasar dan/atau Training Legislatif Universitas (TL-U)
yang dibuktikan dengan sertifikat atau surat keterangan dari pelaksana
yang bersangkutan;
h. menyertakan esai berupa visi, misi, surat motivasi dan rencana agenda
kerja yang disetujui oleh Pimpinan SM Fakultas atau Sekolah Vokasi
atau UKM Undip.

Bagian Keempat
Persyaratan Calon Anggota MWA Undip UM

Pasal 33
Persyaratan mahasiswa menjadi calon anggota MWA Undip UM adalah:
a. untuk Strata 1 atau Diploma:
(1) merupakan mahasiswa aktif yang sudah menempuh studi minimal 5
semester dan maksimal semester 7 yang dibuktikan dengan kartu tanda
mahasiswa (KTM), surat keterangan aktif kuliah, dan kartu hasil studi
(KHS) semester terakhir;
(2) telah dinyatakan lulus Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa
Tingkat Madya di lingkungan Universitas Diponegoro yang dibuktikan
dengan sertifikat atau surat keterangan dari pelaksanan yang
bersangkutan;
(3) memiliki indeks prestasi kumulatif minimal 3,00;
(4) pernah menjadi pengurus lembaga intra minimal di tingkat fakultas
atau sekolah vokasi;
(5) surat pernyataan kesediaan menjadi Calon MWA Undip UM;
(6) membuat makalah yang berupa penjabaran esai dengan ketentuan
topik yang diatur oleh Banlih;
(7) membuat visi, misi dan rencana kerja dengan kententuan yang telah
diatur oleh Banlih
b. untuk strata 2:
(1) merupakan mahasiswa aktif yang dibuktikan dengan kartu tanda
mahasiswa (KTM), surat keterangan aktif kuliah, dan kartu hasil studi
(KHS) semester terakhir;
(2) pernah menjadi pengurus lembaga intra minimal di tingkat strata 2;
(3) memiliki indeks prestasi kumulatif minimal 3,25;
(4) surat pernyataan kesediaan menjadi Calon MWA Undip UM;
(5) membuat makalah yang berupa penjabaran esai dengan ketentuan topik
yang diatur oleh Banlih;
(6) membuat visi, misi dan rencana kerja dengan kententuan yang telah
diatur oleh Banlih.

BAB VI
SISTEM PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI
Bagian Kesatu
Sistem Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM Undip

Pasal 34
Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM Undip dilakukan secara langsung dan
terbuka di tiap-tiap fakultas atau sekolah vokasi.
Pasal 35

Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM Undip dilakukan dengan sistem
proporsional (satu orang satu suara) yang ditetapkan berdasarkan hasil
akumulasi keseluruhan suara pemilih pada tiap-tiap fakultas atau sekolah
vokasi.

Bagian Kedua
Sistem Pemilihan dan Jumlah Kursi Anggota SM Undip

Pasal 36
(1) Pemilihan anggota SM Undip yang merupakan perwakilan dari
fakultas atau sekolah vokasi dipilih melalui musyawarah atau
pemilihan umum yang kemudian ditetapkan oleh SM Fakultas atau
Sekolah Vokasi.
(2) Pemilihan anggota SM Undip yang merupakan perwakilan dari UKM
Undip melalui musyawarah yang kemudian ditetapkan oleh UKM
Undip.
Pasal 37
(1) Jumlah kursi anggota SM Undip untuk setiap fakultas dan sekolah
vokasi ditetapkan 3 (tiga).
(2) Jumlah kursi anggota SM Undip untuk setiap UKM Undip ditetapkan 1
(satu).

BAB VII
PEMILIH
Bagian Kesatu
Hak Memilih

Pasal 38
Pemilih adalah mahasiswa Universitas Diponegoro yang masih aktif kuliah
dengan jenjang maksimal Strata 1 (S1) yang selanjutnya terdaftar dalam
Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Pasal 39
Setiap mahasiswa hanya dapat menggunakan surat elektronik (email) yang
terdaftar di pihak Universitas Diponegoro dalam memberikan hak memilih.

Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Pemilih

Pasal 40
Pemilih berhak:
a. mendapatkan layanan informasi seputar Pemira dari Panlih;
b. memberikan suara secara bebas tanpa adanya tekanan dari pihak
manapun;
c. mengawasi jalannya proses Pemira;
d. mengajukan keberatan apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan
peraturan ini.

Pasal 41
Pemilih berkewajiban:
a. untuk menggunakan surat elektronik (email) yang terdaftar di pihak
Universitas Diponegoro dalam memberikan hak memilihnya.
b. menjaga ketertiban selama berjalannya proses Pemira;
c. menegakan asas Pemira;
d. menjunjung tinggi kebebasan memilih dengan tidak melakukan
intervensi terhadap pemilih lain saat pencoblosan.

BAB VIII
Kampanye Pemira
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 42
(1) Kampanye Pemira merupakan bagian dari pendidikan politik
mahasiswa dan dilaksanakan secara bertanggung jawab.
(2) Kampanye Pemira dilaksanakan secara serentak antara Kampanye
Pemira Pasangan Calon dan Calon MWA Undip UM.

Pasal 43
(1) Kampanye Pemira dilaksanakan oleh pelaksana kampanye.
(2) Kampanye Pemira diikuti oleh peserta kampanye.

Pasal 44
(1) Pelaksana Kampanye Pasangan Calon atau orang-seorang dan Tim
Sukses yang ditunjuk oleh Pasangan Calon.
(2) Dalam melaksanakan Kampanye, Pasangan Calon berhak membentuk
Tim Sukses.

Pasal 45
(1) Pelaksana Kampanye Pemira dan Tim Sukses harus didaftarkan pada
Panlih.
(2) Pendaftaran pelaksana Kampanye Pemira dan Tim Sukses sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memberikan surat pemberitahuan kepada
Panwas.

Pasal 46
Pelaksana Kampanye Pemira terdiri atas mahasiswa aktif Universitas
Diponegoro.

Bagian Kedua
Materi Kampanye

Pasal 47
Materi kampanye meliputi visi, misi, dan program Peserta Pemira untuk
Kampanye Pemira Calon Pasangan dan Calon MWA Undip UM.

Bagian Ketiga
Metode Kampanye
Pasal 48
Kampanye Pemira sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dapat dilakukan
melalui:
a. pertemuan terbatas;
b. pertemuan tatap muka;
c. penyebaran bahan Kampanye Pemira kepada umum;
d. pemasangan alat peraga di tempat umum;
e. media sosial;
f. iklan media massa cetak, media massa elektronik, dan internet;
g. rapat umum;
h. debat Pasangan Calon tentang materi Kampanye Pasangan Calon; dan
i. kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye Pemira.

Pasal 49
Kampanye Pemira dilaksanakan sejak ditentukan oleh Panlih setelah
ditetapkan daftar calon tetap Pasangan Calon untuk Pemira Calon Ketua dan
Wakil Ketua BEM sampai dengan dimulainya Masa Tenang.

Pasal 50
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan debat Pasangan Calon dan
Calon MWA Undip UM diatur oleh Panlih.

Pasal 51
(1) Masa Tenang berlangsung selama 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan
suara.
(2) Selama Masa Tenang, Peserta Pemira, dan/atau Tim Sukses Peserta
Pemira dilarang menjanjikan atau memberikan imbalan kepada Pemilih
untuk:
a. tidak menggunakan hak pilihnya;
b. memilih Pasangan Calon:
(3) Peserta Pemira diwajibkan berhenti melakukan kampanye selama Masa
Tenang baik secara lisan maupun tertulis.

Pasal 52
(1) Waktu, tanggal, dan tempat pelaksanaan Kampanye Pemira diatur
sebagaimana ditetapkan oleh Panlih;
(2) Ketentuan mengenai pedoman pelaksanaan Kampanye Pemira diatur lebih
lanjut oleh keputusan Panlih.

Bagian Keempat
Larangan Dalam Kampanye

Pasal 53
(1) Pelaksana, peserta dan Tim Sukses Pemira dilarang:
a. mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
c. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau
Peserta Pemira yang lain;
d. menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun kelompok;
e. mengganggu ketertiban umum dan merugikan mahasiswa;
f. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan
penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota
dan/atau Peserta Pemira yang lain;
g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye Peserta
Pemira;
h. menggunakan fasilitas pemerintah dan tempat ibadah;
i. melakukan kampanye dalam agenda kaderisasi;
j. membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut selain
dari tanda gambar dan/atau atribut Peserta Pemira yang bersangkutan;
dan
k. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya dari peserta
Kampanye Pemira.

(2) Pelanggaran atas ketentuan mengenai kampanye Pemira sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) akan mengakibatkan pemberian sanksi oleh
Panwas.
Bagian Kelima
Pengawasan Atas Pelaksanaan Kampanye Pemira

Pasal 54
Panwas melakukan pengawasan atas pelaksanaan Kampanye Pemira.

Bagian Keenam
Dana Kampanye Pemira Pasangan Calon

Pasal 55
(1) Dana Kampanye Pemira menjadi tanggung jawab Peserta Pemira.
(2) Dana Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperoleh dari
Peserta Pemira yang bersangkutan.
(3) Selain didanai oleh Peserta Pemira sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
kampanye Pemira dapat didanai dari sumbangan yang sah dari pihak lain
menurut peraturan ini.
(4) Dana Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa uang,
barang, dan jasa.

Pasal 56
Sumbangan tidak dapat berasal dari:
a. partai politik;
b. perusahaan minuman keras;
c. perusahaan senjata;
d. perusahaan rokok.

Pasal 57
(1) Sumbangan yang sah berasal dari pihak lain sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 55 ayat (3) berupa sumbangan yang sah menurut peraturan ini
bersifat tidak mengikat.
(2) Pihak lain yang memberikan sumbangan dana sebagaimana dimaksud
pada Pasal 55 ayat (3), harus melaporkan sumbangan tersebut kepada
Panlih.
Pasal 58
Dana Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 tidak boleh melebihi
Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

Pasal 59
Peserta Pemira wajib melaporkan Dana Kampanye secara rinci dengan
disertai bukti kepada Panlih yang kemudian diserahkan kepada TAK.
BAB IX
Pemungutan dan Penghitungan Suara

Pasal 60
(1) Pemungutan dan penghitungan suara dilaksanakan oleh Panlih dan
dibantu oleh PPSU.
(2) Pemungutan suara Pemira diselenggarakan secara bertahap.
(3) Hari, tanggal, dan waktu pemungutan suara Pemira ditetapkan dengan
keputusan Panlih.
(4) Pemungutan dan penghitungan suara Peserta Pemira disaksikan oleh
Saksi Peserta Pemira.

Pasal 61
(1) Pemungutan dan penghitungan suara dilakukan menggunakan sistem
secara daring yang telah disiapkan oleh Panlih.
(2) Pemungutan dan penghitungan suara yang sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) wajib dapat digunakan oleh Pemilih untuk
menggunakan hak pilihnya.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemungutan dan penghitungan
suara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam keputusan
Panlih.

Pasal 62
(1) Dalam pelaksanaan pemungutan suara menggunakan sistem secara
daring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) wajib memiliki
muatan sekurang-kurang berisikan foto terbaru, nama dan nomor
urut Pasangan Calon.
(2) Ketentuan lebih lanjut terkait muatan dalam sistem secara daring
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam keputusan
Panlih.

BAB X
PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA ULANG

Pasal 63
(1) Pemungutan suara ulang dilaksanakan apabila:
a. pada waktu yang telah ditetapkan keadaan tidak memungkinkan
untuk diselenggarakannya pemungutan suara;
b. penyelenggaraan pemungutan suara tidak dapat dilanjutkan karena
keadaan yang tidak memungkinkan dan mengakibatkan hasil
pemungutan suara tidak dapat digunakan;
c. hasil pemungutan suara antar Pasangan Calon berjumlah imbang;
d. suara kotak kosong lebih atau sama dengan Pasangan Calon;
e. hasil sidang Tim Yudisial memutuskan pemungutan suara diulang
maka Panlih wajib melaksanakan keputusan Tim Yudisial.
(2) Pemungutan suara ulang sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan
selambat-lambatnya 3 hari sejak pemungutan Pemira Undip atau
setelah dipublikasikan keputusan Tim Yudisial.

BAB XI
PENETAPAN HASIL PEMIRA
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 64
Peserta Pemira terpilih ditetapkan oleh Panlih dan dituangkan ke dalam berita
acara hasil Pemira.
Bagian Kedua
Penetapan Perolehan Suara Ketua dan Wakil Ketua BEM Undip

Pasal 65
(1) Pasangan Calon terpilih adalah Pasangan Calon yang memperoleh
suara lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara dalam
Pemira Ketua dan Wakil Ketua BEM Undip.
(2) Hasil Pemira dapat dianggap sah apabila jumlah Pemilih tidak kurang
dari 20% dari jumlah total Daftar Pemilih Tetap.
(3) Dalam hal tidak ada Pasangan Calon terpilih sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 (satu), 2 (dua) Pasangan Calon yang memperoleh suara
terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali oleh Pemilih secara
langsung dalam Pemira Ketua dan Wakil Ketua BEM Undip.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat diberlakukan
apabila terdapat lebih dari dua Pasangan Calon.
(5) Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama
diperoleh oleh 2 (dua) Pasangan Calon, kedua Pasangan Calon tersebut
dipilih kembali oleh Pemilih secara langsung dalam Pemira Ketua dan
Wakil Ketua BEM Undip.
(6) Dalam hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya terdapat satu
Peserta Pemira Pasangan Calon maka untuk menjadi Ketua dan Wakil
Ketua BEM terpilih harus memperoleh suara lebih dari lima puluh
persen suara dari jumlah mahasiswa yang menggunakan hak pilihnya.

BAB XII
LAPORAN PELANGGARAN DAN PENJATUHAN SANKSI
Bagian Kesatu
Laporan Pelanggaran

Pasal 66
(1) Panwas dapat menerima laporan pelanggaran Pemira pada setiap
tahapan penyelenggaraan Pemira.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan oleh:
a. Pemilih;
b. Peserta Pemira/tim Kampanye; atau
c. Penyelenggara Pemira.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disampaikan secara
tertulis kepada Panwas dengan paling sedikit memuat:
a. nama dan alamat pelapor;
b. pihak terlapor;
c. waktu dan tempat kejadian perkara;
d. uraian kejadian;dan
e. alat-alat bukti.
(4) Panwas wajib mengkaji setiap laporan pelanggaran yang diterima.
(5) Laporan pelanggaran Pemira wajib diteruskan kepada Peserta Pemira.
(6) Laporan pelanggaran Pemira wajib diteruskan kepada SM Undip.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaporan pelanggaran
Pemira wajib diatur dalam keputusan Panwas.

Bagian Kedua
Penjatuhan Sanksi

Pasal 67
(1) Pemilih diluar Penyelenggara Pemira dan Peserta Pemira, serta Tim
Sukses akan diberi sanksi apabila:
a. melakukan intervensi kepada Pemilih lain pada saat pencoblosan
yang dibuktikan dengan adanya bukti-bukti, temuan dan bukti-
bukti pendukung;
b. melakukan pelanggaran asas pemira yang dibuktikan, dengan
adanya bukti-bukti, temuan dan bukti-bukti pendukung;
c. membawa isu menghina seseorang, agama, suku, ras, ideologi,
golongan atau calon lainnya yang dibuktikan dengan adanya bukti-
bukti, temuan dan bukti-bukti pendukung;
(2) Sanksi diberikan melalui keputusan Tim Yudisial dan dipublikasikan.

Pasal 68
(1) Jenis-jenis pelanggaran ringan yang dilakukan Peserta Pemira dan Tim
Sukses adalah :
a. melakukan kampanye lisan dan/atau tertulis atau berkelompok
selama Masa Tenang dan selama tenggang waktu antara pendaftaran
dan pengumuman verifikasi peserta di lingkungan Undip yang
dibuktikan dengan adanya tindakan persuasif, brosur, pamflet, dan
barang bukti lainnya;
b. melakukan kampanye dengan memojokkan atau menghina Peserta
Pemira lain yang dibuktikan dengan adanya bukti-bukti dan temuan
Panwas Pemira.
c. tidak melaporkan sumber dan alokasi penggunaan dana kampanye
kepada TAK.
(2) Sanksi yang dijatuhkan untuk pelanggaran ringan adalah dilakukan
peringatan oleh Panwas sebanyak satu kali dengan lisan dan/atau
tertulis dan dipublikasikan kepada mahasiswa.
(3) Apabila peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak ditaati
maka akan dikenakan pemotongan suara sebanyak 10% dari total
perolehan suara.

Pasal 69
(1) Jenis-jenis pelanggaran sedang yang dilakukan Peserta Pemira dan Tim
Sukses adalah:
a. melakukan pemaksaan kepada Pemilih untuk memilih salah satu
Peserta Pemira yang dibuktikan dengan adanya bukti-bukti
pendukung dan temuan Panwas;
b. melakukan kampanye dengan isu menghina seseorang, agama,
suku, ras, ideologi, golongan atau calon lainnya yang dibuktikan
dengan adanya bukti-bukti dan temuan Panwas;
(2) Sanksi yang dijatuhkan untuk pelanggaran sedang adalah pemotongan
suara sebanyak 50% dari total perolehan suara.

Pasal 70
(1) Jenis-jenis pelanggaran berat yang dilakukan Peserta Pemira dan Tim
Sukses adalah:
a. melakukan praktek politik uang kepada Penyelenggara Pemira
maupun kepada Pemilih yang dibuktikan dengan adanya bukti-
bukti dan temuan Panwas;
b. melakukan tindak kekerasan baik fisik maupun psikis terhadap
Pemilih, Penyelenggara Pemira, Peserta Pemira, serta Tim Sukses
yang dibuktikan dengan adanya bukti-bukti dan temuan Panwas.
c. melakukan kecurangan-kecurangan dan manipulasi hasil Pemira
yang dibuktikan dengan adanya bukti-bukti dan temuan Panwas.
(2) Sanksi yang diberlakukan untuk pelanggaran berat adalah
penghapusan total perolehan suara.

Pasal 71
(1) Panlih akan diberikan sanksi secara kelembagaan apabila:
a. tidak menyelenggarakan Pemira sesuai peraturan yang berlaku
dengan adanya bukti-bukti, temuan dan bukti-bukti pendukung ;
b. melakukan kesalahan administratif yang menyebabkan kerugian
bagi Peserta Pemira dengan adanya bukti-bukti, temuan dan bukti-
bukti pendukung; dan/atau
c. berafiliasi atau memihak kepada salah satu peserta pemira yang
dibuktikan dengan adanya bukti bukti, temuan dan bukti bukti
pendukung.
(2) Penjatuhan sanksi kepada Panlih secara kelembagaan dilakukan
melalui keputusan Tim Yudisial.
(3) Anggota Panlih akan diberikan sanksi secara personal melalui
keputusan Tim Yudisial apabila terbukti tidak melaksanakan tugasnya
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(4) Penjatuhan sanksi kepada anggota Panlih sebagaimana dimaksud ayat
(3) dapat diberhentikan dari keanggotaan Panlih jika terbukti melanggar
melalui keputusan Tim Yudisial.

Pasal 72
(1) Panwas akan diberikan sanksi secara kelembagaan apabila:
a. tidak melakukan pengawasan terhadap setiap tahapan Pemira
sesuai peraturan yang berlaku dengan adanya bukti-bukti, temuan
dan bukti-bukti pendukung ;
b. melakukan kesalahan administartif yang menyebabkan kerugian
bagi Peserta Pemira dengan adanya bukti-bukti, temuan dan bukti-
bukti pendukung; dan/atau
c. berafiliasi atau memihak kepada salah satu peserta pemira yang
dibuktikan dengan adanya bukti bukti, temuan dan bukti bukti
pendukung.
(2) Penjatuhan sanksi kepada Panwas secara kelembagaan dilakukan
melalui keputusan Tim Yudisial.
(3) Anggota Panwas akan diberikan sanksi secara personal melalui
keputusan Tim Yudisial apabila terbukti tidak melaksanakan tugasnya
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(4) Penjatuhan sanksi kepada anggota Panwas sebagaimana dimaksud ayat
(3) dapat diberhentikan dari keanggotaan Panwas jika terbukti
melanggar melalui keputusan Tim Yudisial.

Pasal 73
(1) PPSU akan diberikan sanksi secara kelembagaan apabila:
a. tidak menyelenggarakan Pemira sesuai peraturan yang berlaku
dengan adanya bukti-bukti, temuan dan bukti-bukti pendukung;
b. melakukan kesalahan administratif yang menyebabkan kerugian
bagi Peserta Pemira dengan adanya bukti-bukti, temuan dan
bukti-bukti pendukung; dan/atau
c. berafiliasi atau memihak kepada salah satu peserta pemira yang
dibuktikan dengan adanya bukti bukti, temuan dan bukti bukti
pendukung.
(2) Penjatuhan sanksi kepada PPSU secara kelembagaan dilakukan melalui
keputusan Tim Yudisial.
(3) Anggota PPSU akan diberikan sanksi secara personal melalui
keputusan Tim Yudisial apabila terbukti tidak melaksanakan tugasnya
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(4) Penjatuhan sanksi kepada anggota PPSU sebagaimana dimaksud ayat
(3) dapat diberhentikan dari keanggotaan PPSU jika terbukti melanggar
melalui keputusan Tim Yudisial.

Pasal 74
(1) Banlih akan diberikan sanksi secara kelembagaan apabila:
a. tidak menyelenggarakan Pemira sesuai peraturan yang berlaku
dengan adanya bukti-bukti, temuan dan bukti-bukti pendukung;
b. melakukan kesalahan administratif yang menyebabkan kerugian
bagi Peserta Pemira dengan adanya bukti-bukti, temuan dan
bukti-bukti pendukung; dan/atau
c. berafiliasi atau memihak kepada salah satu peserta pemira yang
dibuktikan dengan adanya bukti bukti, temuan dan bukti bukti
pendukung.
(2) Penjatuhan sanksi kepada Banlih secara kelembagaan dilakukan
melalui keputusan Tim Yudisial.
(3) Anggota Banlih akan diberikan sanksi secara personal melalui
keputusan Tim Yudisial apabila terbukti tidak melaksanakan tugasnya
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(4) Penjatuhan sanksi kepada anggota Banlih sebagaimana dimaksud ayat
(3) dapat diberhentikan dari keanggotaan Banlih jika terbukti melanggar
melalui keputusan Tim Yudisial.

Pasal 75
(1) TAK akan diberikan sanksi secara kelembagaan apabila:
a. tidak menyelenggarakan Pemira sesuai peraturan yang berlaku
dengan adanya bukti-bukti, temuan dan bukti-bukti pendukung;
dan/atau
b. melakukan kesalahan administratif yang menyebabkan kerugian
bagi Peserta Pemira dengan adanya bukti-bukti, temuan dan bukti-
bukti pendukung; dan/atau
c. berafiliasi atau memihak kepada salah satu peserta pemira yang
dibuktikan dengan adanya bukti bukti, temuan dan bukti bukti
pendukung.
(2) Penjatuhan sanksi kepada TAK secara kelembagaan dilakukan melalui
keputusan Tim Yudisial.
(3) Anggota TAK akan diberikan sanksi secara personal melalui keputusan
Tim Yudisial apabila terbukti tidak melaksanakan tugasnya sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
(4) Penjatuhan sanksi kepada anggota TAK sebagaimana dimaksud ayat (3)
dapat diberhentikan dari keanggotaan TAK jika terbukti melanggar
melalui keputusan Tim Yudisial.

BAB XIII
PENYELESAIAN SENGKETA PEMIRA

Pasal 76
Tim Yudisial adalah pihak yang berwenang menyelesaikan sengketa Pemira
Undip antara Penyelenggara Pemira dan Peserta Pemira yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.

Pasal 77
Prosedur dan tata cara pengajuan gugatan sengketa ditetapkan melalui
keputusan Tim Yudisial.

Pasal 78
(1) Laporan maupun aduan terhadap sengketa Pemira Undip paling lambat
diajukan 3 x 24 jam setelah penghitungan suara kepada Panwas.
(2) Panwas wajib menerima dan mengkaji permohonan penyelesaian
sengketa Pemira serta diteruskan kepada Tim Yudisial paling lambat 1
x 24 jam setelah menerima laporan maupun aduan.
(3) Dalam penyelesaian sengketa Pemira, Tim Yudisial melaksanakan
sidang maksimal 2 x 24 jam setelah menerima permohonan dari
Panwas.

BAB XIV
SIDANG RAYA PEMIRA

Pasal 79
(1) Sidang Raya Pemira dilaksanakan oleh SM Undip dan dihadiri oleh
Penyelenggara Pemira, Peserta Pemira dan mahasiswa umum.
(2) Agenda Sidang Raya Pemira terdiri atas:
a. memutuskan hasil Pemira yang ditetapkan oleh Panlih;
b. menetapkan status demisioner Ketua dan Wakil Ketua BEM
Universitas Diponegoro periode sebelumnya;
c. menetapkan status demisioner anggota SM Undip periode
sebelumnya;
d. mendengarkan pandangan-pandangan umum Peserta Pemira.

BAB XV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 80
Dengan berlakunya peraturan ini, maka Peraturan Senat Mahasiswa
Universitas Diponegoro Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pemilihan Umum Raya
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 81
Segala sesuatu yang belum diatur dalam peraturan ini, maka akan diatur
dalam peraturan lain.

BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 82
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal 2 November 2020
KETUA SENAT MAHASISWA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
EDY HARTANTO
NIM.14010117140043

PENJELASAN ATAS
PERATURAN SENAT MAHASISWA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
NOMOR 4 TAHUN 2020
TENTANG
PEMILIHAN UMUM RAYA

I. UMUM

Pemilihan Umum Raya merupakan perwujudan kedaulatan mahasiswa guna


menghasilkan pemerintahan mahasiswa yang demokratis. Penyelenggaraan
Pemira yang berasas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil hanya
dapat terwujud apabila Penyelenggara Pemira mempunyai integritas yang
tinggi serta memahami dan menghormati hak-hak politik dari mahasiswa.
Dalam keberjalan Pemira tentunya dibutuhkan Peraturan Senat Mahasiswa
untuk dijadikan landasan hukum serta menjadi sumber utama dalam
pelaksanaan Pemira. Maka Pemira perlu memiliki landasan hukum yang
harus mempertimbangkan dan memperhatikan koridor-koridor hukum dan
syarat-syarat dalam pembuatan peraturan. Dengan ada Peraturan Senat
Mahasiswa tentang Pemira yang tidak bertentangan dengan asas-asas
pembuatan peraturan, akan memudahkan Penyelenggara Pemira untuk
menjalakan tugas dan wewenang.

Sehubungan dengan Peraturan Senat Mahasiswa tentang Pemira Tahun 2019


masih banyak kesalahan secara tata penulisan hukum dan masih kurang
optimal dalam pembuatannya. Perbaikan tersebut mencakup perbaikan
dalam penulisan peraturan itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka
Peraturan Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro Tahun 2019 tentang
Pemilihan Umum Raya Mahasiswa perlu perbaikan.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Huruf a
Yang dimaksud dengan “konsep dan muatan” adalah ide atau
gambaran yang bersifat umum dan dasar untuk
menjalankannya.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “memediasi atau mengajudikasi” adalah
salah satu cara menyelesaiakan dengan berdamai terhadap
permasalahan dalam hal ini pelanggaran atau sengketa proses
Pemira.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “bertahap” adalah pelaksanaan
pemungutan suara dilaksanakan untuk beberapa hari dengan
mempertibangkan situasi dan kondisi.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 27
Huruf a
Yang dimaksud dengan “menyampaikan visi, misi, surat motivasi
dan rencana agenda kerja kepada konstituen” adalah tahapan
untuk menjadi Anggota Senat Mahasiswa Univeristas Diponegoro
dengan mekanisme yang menyesuaikan dengan konstituen.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “terbuka” adalah tahapan verifikasi yang
bisa akses secara daring maupun luring oleh Pemilih.Yang
dimaksud dengan “tertutup adalah tahapan verifikasi yang hanya
dihadiri Peserta Pemira yang bersangkutan dan Penyelenggara
Pemira.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Pasal 28
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Yang dimaksud dengan “terbuka” adalah tahapan verifikasi yang
bisa akses secara daring maupun luring oleh Pemilih.Yang
dimaksud dengan “tertutup adalah tahapan verifikasi yang hanya
dihadiri Peserta Pemira yang bersangkutan dan Penyelenggara
Pemira.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Huruf l
Cukup jelas.
Huruf m
Cukup jelas.
Huruf n
Cukup jelas.
Huruf o
Cukup jelas.

Pasal 29
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “terbuka” adalah tahapan verifikasi
yang bisa akses secara daring maupun luring oleh
Pemilih.Yang dimaksud dengan “tertutup adalah tahapan
verifikasi yang hanya dihadiri Peserta Pemira yang
bersangkutan dan Penyelenggara Pemira.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j.
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup kelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud “keadaan tidak memungkinkan” adalah bencana
alam, kerusahaan dan/atau gangguan jaringan yang
mengakibatkan tidak dapat terlaksananya pemungutan
suara secara daring.
Huruf b
Yang dimaksud “keadaan tidak memungkinkan” adalah
bencana alam, kerusahaan dan/atau gangguan jaringan
yang mengakibatkan tidak dapat terlaksananya
pemungutan suara secara daring.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
Pasal 70
Cukup jelas.
Pasal 71
Cukup jelas.
Pasal 72
Cukup jelas.
Pasal 73
Cukup jelas.
Pasal 74
Cukup jelas.
Pasal 75
Cukup jelas.
Pasal 76
Cukup jelas.
Pasal 77
Cukup jelas.
Pasal 78
Cukup jelas.
Pasal 79
Cukup jelas.
Pasal 80
Cukup jelas.
Pasal 81
Cukup jelas.
Pasal 82
Cukup jelas.

Anda mungkin juga menyukai