Anda di halaman 1dari 10

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO


NOMOR 1 TAHUN 2023
TENTANG PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM RAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan Republik Mahasiswa IAIN
Ponorogo sebagaimana yang termaktub dalam AD, ART, dan GBHO perlu
diselenggarakan pemilihan umum untuk memilih anggota Senat
Mahasiswa, Ketua dan Wakil Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa, anggota
Senat Mahasiswa Fakultas, Ketua dan Wakil Ketua Dewan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas, Ketua dan Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa
Jurusan, sebagai sarana perwujudan kedaulatan mahasiswa untuk
menghasilkan wakil mahasiswa dan kepengurusan yang demokratis
berdasarkan Pancasila dan AD, ART, dan GBHO Republik Mahasiswa
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.
b. Bahwa untuk memenuhi kebutuhan seluruh lembaga Republik Mahasiswa
IAIN Ponorogo atas peraturan organisasi yang baik, perlu di buat mengenai
peraturan organisasi yang dilaksanakan dengan cara yang pasti, baku dan
standart guna mengikat semua lembaga dalam lingkup Republik Mahasiswa
IAIN Ponorogo.
c. Bahwa untuk mewujudkan sinergitas antar Penyelenggara Pemira Republik
Mahasiswa IAIN Ponorogo sesuai tatanan hukum yang berlaku.
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, huruf b,
dan huruf c perlu membentuk Peraturan KPUM.
Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
2. Surat Keputusan Dirjend No 4961 tahun 2016 tentang pedoman umum
organisasi kemahasiswaan pada perguruan tinggi keagamaan islam.
3. Keputusan Rektor Institut Agama Islam Negeri Ponorogo Nomor:
1693/In.32.1/11/2022 tentang Tata Kelola Organisasi Kemahasiswaan.
4. Anggaran Dasar Republik Mahasiswa IAIN Ponorogo.
5. Anggaran Rumah Tangga Republik Mahasiswa IAIN Ponorogo.
6. Garis Besar Halauan Organisasi Republik Mahasiswa IAIN Ponorogo.
7. Undang-Undang RM IAIN Ponorogo No. 1 Tahun 2023 Tentang Pemilihan
Umum Raya
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA TENTANG
PEMILIHAN UMUM RAYA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
(1) Pemilihan Umum Raya yang selanjutnya disebut Pemira adalah sarana kedaulatan
mahasiswa untuk memilih anggota SEMA-I, Ketua dan Wakil Ketua DEMA-I, anggota
SEMA-F, Ketua dan Wakil Ketua DEMA-F, Ketua dan Wakil Ketua HMJ yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil berdasarkan produk
hukum RM IAIN Ponorogo.
(2) Kongres adalah sistematika pencalonan dan pemilihan pimpinan serta anggota organisasi
mahasiswa di lingkungan IAIN Ponorogo.
(3) Penyelenggaraan Pemira adalah pelaksanaan tahapan pemira yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pemira.
(4) Organisasi Mahasiswa selanjutnya disingkat ORMAWA adalah lembaga non struktural
sebagai wahana pengembangan kepribadian dan peningkatan wawasan serta intelektual
yang berlandaskan Tri Darma Perguruan Tinggi di IAIN ponorogo.
(5) Republik Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Ponorogo selanjutnya disingkat RM
IAIN Ponorogo merupakan sistem tata kelola ORMAWA di IAIN Ponorogo.
(6) Senat Mahasiswa Institut selanjutnya disingkat SEMA-I adalah lembaga legislatif tertinggi
ditataran RM IAIN Ponorogo.
(7) Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut selanjutnya disingkat DEMA-I adalah lembaga
eksekutif tertinggi ditataran RM IAIN Ponorogo.
(8) Senat Mahasiswa Fakultas selanjutnya disingkat SEMA-F adalah lembaga legislatif
ditingkat fakultas IAIN Ponorogo.
(9) Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas selanjutnya disingkat DEMA-F adalah lembaga
ekseskutif ditingkat fakultas IAIN Ponorogo.
(10) Himpunan Mahasiswa Jurusan selanjutnya disingkat HMJ adalah lembaga eksekutif
ditingkat jurusan.
(11) Penyelenggara Pemira adalah lembaga yang menyelenggarakan Pemira yang terdiri atas
Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa dan Badan Pengawas Pemira sebagai satu kesatuan
fungsi Penyelenggaraan Pemira untuk memilih anggota SEMA-I, anggota SEMA-F, Ketua
dan Wakil Ketua DEMA-I, Ketua dan Wakil Ketua DEMA-F, dan untuk memilih Ketua
dan Wakil Ketua HMJ secara langsung oleh mahasiswa.
(12) Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa yang selanjutnya disingkat KPUM adalah lembaga
Penyelenggara Pemira yang bersifat independen dalam melaksanakan pemira.
(13) Komisi Pemilihan Umum Fakultas yang selanjutnya disingkat KPUM-F adalah
Penyelenggara Pemira di fakultas.
(14) Panitia Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat PPS merupakan panitita yang
dibentuk untuk melaksanakan Pemira di bawah naungan KPUM-F.
(15) Badan Pengawas Pemilihan Umum Raya yang selanjutnya disebut Bawasra adalah
lembaga Penyelenggara Pemira yang mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di seluruh
wilayah Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.
(16) Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat dilaksanakannya
pemungutan suara.
(17) Peserta Pemira adalah mahasiswa yang mencalonkan sebagai anggota SEMA-I, anggota
SEMA-F, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua DEMA-I, Pasangan Calon Ketua dan
Wakil Ketua DEMA-F, dan Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua HMJ.
(18) Pemilih adalah mahasiswa aktif S-1 di IAIN Ponorogo.
(19) Kampanye Pemira adalah kegiatan Peserta Pemira atau pihak lain yang ditunjuk oleh
Peserta Pemira untuk meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, program
dan/atau citra diri Peserta Pemira.
(20) Masa Tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan untuk melaksanakan aktivitas
Kampanye Pemira.
(21) Batas Ambang Suara adalah batas minimum suara yang harus diperoleh oleh calon anggota
SEMA-I dan SEMA-F dalam pemungutan suara.
(22) Katrol Suara adalah mekanisme penambahan suara kepada calon anggota SEMA-I dan
SEMA-F dalam satu dapil yang sama.
(23) Mutasi merupakan mekanisme pemindahan calon anggota SEMA-I dan SEMA-F dari satu
dapil ke dapil lainnya.

BAB II
TATA KERJA PANITIA PEMUNGUTAN SUARA
Pasal 2
(1) PPS bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan tahapan Pemira kepada KPUM-F.
(2) PPS wajib melaporkan kinerja penyelenggaraan tahapan Pemira secara berkala kepada
KPUM-F paling lambat 2 (dua) hari setelah pelaksanaan program dan/atau tahapan Pemira.
(3) Dalam menyelenggarakan Pemira PPS bertugas:
a. Menyelenggarakan pemungutan suara di masing-masing TPS;
b. Mempersiapkan kebutuhan Pemira;
c. Berkoordinasi dengan KPUM Fakultas; dan
d. Melaksanakan tugas yang diberikan KPUM Fakultas dan tugas lain sesuai dengan produk
hukum RM IAIN Ponorogo.
(4) Tugas PPS sebagaimana dimaksud ayat (3) dilaksanakan dengan:
a. Menyerahkan daftar pemilih kepada KPUM-F;
b. Memastikan ketersediaan perlengkapan pemungutan suara dan perlengkapan lainnya di
TPS;
c. Membantu KPUM-F dalam proses rekapitulasi hasil perhitungan suara; dan
d. Membuat berita acara setiap tahapan Pemira yang telah dilakukan.

BAB III
TAHAPAN PEMILIHAN UMUM RAYA
Bagian Kesatu
Pendaftaran Bakal Calon dan Pasangan Calon Peserta Pemira

Paragraf 1
Anggota SEMA Institut dan Ketua dan Wakil Ketua DEMA Institut

Pasal 3
(1) Pendaftaran bakal calon anggota SEMA Institut dilakukan dengan menyerahkan berkas
pendaftaran dalam bentuk hardfile secara langsung kepada KPUM.
(2) Pendaftaran bakal pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua DEMA Institut dilakukan dengan
menyerahkan berkas pendaftaran dalam bentuk hardfile secara langsung kepada KPUM.
Paragraf 2
Anggota SEMA Fakultas, Ketua dan Wakil Ketua DEMA Fakultas, dan Ketua dan Wakil Ketua
HMJ

Pasal 4
Pendaftaran bakal calon anggota SEMA Fakultas, bakal pasangan calon ketua dan wakil ketua
DEMA Fakultas, bakal pasangan calon ketua dan wakil ketua HMJ dilakukan dengan
menyerahkan berkas pendaftaran dalam bentuk hardfile secara langsung kepada KPUM
Fakultas.

Bagian Kedua
Verifikasi dan Seleksi Berkas Administratif Bakal Calon dan Pasangan Calon Peserta Pemira

Pasal 5
(1) Verifikasi berkas pendaftaran bakal calon anggota SEMA Institut dan bakal pasangan calon
Ketua dan Wakil Ketua DEMA Institut dilakukan oleh KPUM.
(2) Verifikasi berkas pendaftaran bakal calon anggota SEMA Fakultas, bakal pasangan calon
Ketua dan Wakil Ketua DEMA Fakultas, dan bakal pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua
HMJ dilakukan oleh KPUM Fakultas.
(3) Verifikasi berkas pendaftaran sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) bersifat tertutup.

Bagian Ketiga
Penetapan Bakal Calon Terpilih

Pasal 6
(1) KPUM dan KPUM-F menetapkan dalam sidang pleno tertutup dan mengumumkan nama
calon dan pasangan calon peserta Pemira yang telah memenuhi syarat sebagai peserta Pemira
paling lambat 2 (dua) hari setelah selesai verifikasi.
(2) Penetapan nomor urut calon dan pasangan calon Pemira dilakukan secara undi dalam sidang
pleno terbuka oleh KPUM dan KPUM-F dengan dihadiri oleh seluruh peserta Pemira yang
telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Penetapan nomor urut calon anggota SEMA Institut dan SEMA Fakultas berdasarkan setiap
daerah pemilihan.
(4) KPUM dan KPUM-F mengumumkan secara luas nama dan nomor urut peserta Pemira
setelah sidang pleno KPUM dan KPUM-F sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melalui
media masa.

Bagian Keempat
Kampanye

Paragraf 1
Umum

Pasal 7
(1) Waktu kampanye ditentukan oleh ketetapan KPUM.
(2) Kampanye dilakukan oleh tim kampanye yang dibentuk oleh peserta Pemira.

Paragraf 2
Larangan dan sanksi kampanye

Pasal 8
(1) Peserta Pemira dan tim kampanye dilarang:
a. Melakukan kampanye diluar waktu yang ditentukan oleh KPUM;
b. Mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. Melakukan hal yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
d. Mempersoalkan AD/ART dan peraturan perundang-undangan RM IAIN Ponorogo;
e. Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan IAIN Ponorogo;
f. Menghina seseorang, agama, ras, suku, golongan, dan peserta Pemira;
g. Menghasut dan mengadu domba perseorangan maupun mahasiswa;
h. Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan baik
fisik maupun verbal kepada seseorang, mahasiswa, masyarakat, dan/atau calon yang lain;
i. Merusak dan/atau mensabotase media kampanye peserta Pemira lain; dan
j. Menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta kampanye
Pemira.
(2) Dalam kegiatan kampanye dilarang mengikutsertakan:
a. Rektor dan wakil rektor di jajaran kelembagaan IAIN Ponorogo; dan
b. Dosen IAIN Ponorogo dan karyawan IAIN Ponorogo.

Pasal 9
Tim dan peserta kampanye yang melakukan larangan kampanye sebagaimana dimaksud pada
Pasal 78 dapat dikenai sanksi berupa:
a. Peringatan tertulis;
b. Penghentian kegiatan kampanye di tempat terjadinya pelanggaran atau disuatu tempat yang
dapat mengakibatkan gangguan terhadap keamanan yang berpotensi menyebar ke tempat
lain;
c. Dilarang melakukan kampanye.

Bagian Kelima
Debat Kandidat

Pasal 10
(1) Debat kandidat dilakukan secara terbuka.
(2) Peserta debat kandidat adalah pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua DEMA Institut,
DEMA Fakultas, dan HMJ.
(3) Penetapan dan sosialisasi jadwal debat kandidat dilakukan selambat lambatnya 7 (tujuh) hari
sebelum waktu pelaksanaan.

Bagian Keenam
Pemungutan Suara

Paragraf 1
Umum

Pasal 11
(1) Waktu pemungutan suara dilaksanakan secara serentak.
(2) Waktu pemungutan suara sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dan disosialisasikan
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum waktu pelaksanaan.
(3) Pemungutan suara dilakukan secara langsung oleh pemilih.
(4) Pemilih merupakan mahasiswa aktif S-1 IAIN Ponorogo, dibuktikan dengan Kartu Tanda
Mahasiswa, surat keterangan aktif kuliah, atau Kartu Rencana Studi.

Paragraf 2
Teknis pemungutan suara

Pasal 12
(1) Pelaksanaan pemungutan suara dipimpin oleh PPS.
(2) Pemberian suara dilakukan oleh pemilih melalui kertas suara yang sudah di stempel oleh
KPUM.
(3) Pelaksanaan pemungutan suara disaksikan oleh saksi Pemira.
(4) Penanganan ketentraman, ketertiban, dan keamanan di setiap TPS dilaksanakan oleh 2
orang petugas yang ditetapkan oleh PPS.
(5) Saksi sebagaimana dimaksud ayat (3) harus menyerahkan mandat tertulis dari peserta
Pemira.
(6) PPS melakukan penjelasan kepada pemilih tentang tata cara pemungutan suara dan
pelaksanaan pemberian suara.
(7) Sebelum pemungutan suara dimulai oleh KPUM pada hari yang telah ditentukan, PPS
terlebih dahulu melakukan:
a. Pembukaan kotak suara yang disertai dengan mengeluarkan segala sesuatu di dalam
kotak suara tersebut sehingga dapat dipastikan bahwa kotak suara telah kosong.
b. Mendata setiap kelengkapan Pemira.
(8) Kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (7) disaksikan oleh pengawas yang sudah ditugaskan
oleh Bawasra.
(9) Apabila kertas suara rusak, pemilih dapat meminta kertas suara baru kepada PPS sebagai
pengganti kertas suara yang rusak.
(10) Kertas suara rusak sebagaimana dimaksud ayat (9) apabila:
a. Sobek seperempat bagian atau lebih;
b. Tidak ada gambar, nomor urut, atau nama peserta Pemira; dan
c. Terdapat bekas lubang pada gambar, nomor urut, atau nama peserta Pemira.

Bagian Ketujuh
Perhitungan Suara

Pasal 13
(1) Perhitungan suara dilakukan serentak dengan tempat yang telah ditentukan oleh KPUM dan
disaksikan oleh saksi, peserta Pemira, dan Bawasra.
(2) Sebelum perhitungan suara dimulai KPUM menghitung jumlah pemilih yang memilih.
(3) Saksi peserta Pemira harus membawa surat mandat dari peserta Pemira.
(4) Apabila saksi sebagaimana dimaksud ayat (3) tidak membawa surat mandat, ketua KPUM
melarang saksi.
(5) Saksi peserta Pemira yang hadir dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya perhitungan
suara oleh KPUM apabila tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan.
(6) KPUM wajib segera menindaklanjuti keberatan sebagaimana dimaksud ayat (5).

Bagian Kedelapan
Penetapan dan Pengumuman Hasil Pemira

Pasal 14
(1) Penetapan hasil Pemira dilaksanakan oleh KPUM Institut dan KPUM Fakultas selambat-
lambatnya 1 (satu) hari setelah perhitungan surat suara.
(2) Dalam pelaksanaan penetapan hasil perhitungan suara dihadiri oleh saksi, peserta Pemira,
Bawasra.
(3) KPUM Institut dan KPUM Fakultas mengumumkan ketetapan hasil perhitungan suara
selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah penetapan hasil perhitungan suara.

BAB IV
Kotak Kosong

Pasal 15
(1) Pemilihan dengan kotak kosong dilakukan apabila terdapat 1 (satu) pasangan calon ketua dan
wakil ketua DEMA-I, DEMA-F, atau HMJ yang terdaftar menjadi peserta Pemira.
(2) Jika hasil perhitungan suara HMJ dimenangkan oleh kotak kosong maka lembaga tersebut
dibekukan dan diambil alih oleh DEMA-F.
(3) Jika hasil perhitungan suara DEMA-F dimenangkan oleh kotak kosong maka lembaga
tersebut dibekukan dan diambil alih oleh DEMA-I.
(4) Jika hasil perhitungan suara DEMA-I dimenangkan oleh kotak kosong maka lembaga
tersebut dibekukan dan diambil alih oleh Wakil Rektor III.

BAB V
BATAS AMBANG SUARA

Pasal 16
(1) Batas ambang suara pada SEMA Institut adalah 3% (tiga persen) dari total pemilih pada
setiap dapil.
(2) Batas ambang suara pada SEMA Fakultas adalah 5% (lima persen) dari total pemilih pada
setiap dapil.
(3) Apabila batas ambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) tidak terpenuhi maka
dapat dilakukan katrol suara.
(4) Apabila telah dilakukan katrol suara sebagaimana dimaksud ayat (3) dan tetap tidak
memenuhi ambang batas suara sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) maka calon anggota
tersebut dinyatakan gugur.
BAB VI
KATROL SUARA

Pasal 17
(1) Calon anggota SEMA Institut dan SEMA Fakultas dengan jumlah suara yang melampaui
batas ambang suara sebagaimana dimaksud pasal 16 ayat (1) dan (2) dapat mengalokasikan
sebagian suaranya kepada calon anggota yang jumlah suaranya tidak memenuhi ambang
batas.
(2) Katrol suara sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dengan mendahulukan calon anggota
yang paling dekat dengan batas ambang suara.
(3) Katrol suara calon anggota SEMA Institut dan SEMA Fakultas sebagaimana dimaksud ayat
(1) dilakukan dengan tidak mengurangi suara calon anggota tersebut sampai dibawah
ambang batas serta mendapat persetujuan dari calon anggota yang bersangkutan.

BAB VII
MUTASI

Pasal 18
(1) Mutasi dilakukan setelah rekapitulasi suara hasil Pemira.
(2) Mutasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dilakukan apabila terdapat kursi kosong dalam
suatu dapil dan calon anggota yang dimutasikan menyatakan bersedia.
(3) Mutasi sebagaimana dimaksud ayat (2) harus melalui mekanisme katrol suara sebagaimana
dimaksud Pasal 17 terlebih dahulu.

Pasal 19
(1) Hal-hal yang belum diatur di dalam ketetapan ini, akan di atur kemudian didalam produk
hukum organisasi lainnya.
(2) Ketetapan ini diputuskan oleh Senat Mahasiswa IAIN Ponorogo.
(3) Ketetapan ini berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkan.

Wallahul Muwafieq Ilaa Aqwamith Tharieq

Ditetapkan di : Ponorogo

Pada tanggal :

Waktu :

Anda mungkin juga menyukai