TENTANG
Menimbang
Mengingat:
1. Pasal 34, 35, 36, 40, 41, 42, 43 Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa
Universitas Negeri Semarang;
2. UU Kemaste (Kongres Mahasiswa Teknik) Tahun 2018;
3. UU FT UNNES Nomor 1 Tahun 2016 tentang Tata Pembentukan
Undang- Undang
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:
(1) Pemilihan Umum Raya Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
yang selanjutnya disingkat Pemira FT Unnes adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan mahasiswa Unnes berdasarkan Konstitusi Dasar Keluarga
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
(2) Pemira FT Unnes diselenggarakan untuk memilih Ketua dan Wakil
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik, Dewan Perwakilan
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, dan Ketua
Himpunan Mahasiswa Jurusan Fakultas Teknik Unnes.
(3) Penanggung Jawab Pemira FT adalah Ketua Dewan Perwakilan
Mahasiswa Fakultas Teknik dan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
(4) Panitia Khusus Pemilihan Umum Raya, selanjutnya yang disebut
Pansus Pemira adalah Panitia persiapan Penyelenggara Pemilihan
Umum Raya yang bertugas sampai terbentuknya KPU dan Banwasra.
(5) Komisi Pemilihan Umum FT Unnes yang selanjutnya disingkat KPU
FT adalah lembaga yang bersifat independen untuk menyelenggarakan
Pemira. KPU FT adalah pelaksana Pemira FT.
(6) Badan Pengawas Pemira yang selanjutnya disingkat Banwasra adalah
lembaga yang melakukan pengawasan terhadap seluruh proses
penyelenggaraan Pemira FT Unnes.
(7) Panitia Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat PPU adalah tim
yang menyelenggarakan pemungutan suara.
(8) Panitia Pengawas Pemira yang selanjutnya disingkat Panwasra adalah
panitia pengawas pemira yang melakukan pengawasan pada saat
Pemira FT berlangsung.
(9) Tim Informasi dan Teknologi Pemira Electronic Vote yang selanjutnya
disingkat Tim ITPE-Vote adalah tim yang membantu KPU dalam
mengoperasikan sistem kerja Pemira FT Unnes secara electronic vote,
mulai dari persiapan awal sampai perhitungan akhir suara.
(10) Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Raya selanjutnya
disebut DKPPR adalah lembaga yang bertugas menangani pelanggaran
kode etik dalam penyelenggaraan Pemira
(11) Bakal calon adalah mahasiswa FT Unnes yang mendaftarkan diri atau
didaftarkan sebagai calon peserta.
(12) Calon adalah bakal calon yang telah memenuhi syarat dan lolos
verifikasi peserta Pemira FT.
(13) Kampanye adalah kegiatan calon Ketua dan calon Wakil Ketua BEM
FT, DPM FT, Ketua Himpunan Jurusan untuk memperkenalkan,
mengajak, dan meyakinkan calon pemilih, baik secara langsung
dan/atau melalui tim sukses masing-masing.
(14) Tim sukses adalah mahasiswa FT Unnes yang mengelola segala bentuk
aktivitas kampanye dari peserta Pemira FT.
(15) Partisipan adalah mahasiswa FT Unnes yang membantu proses
kampanye diluar dari nama-nama tim sukses.
(16) Pemilih adalah setiap mahasiswa FT Unnes yang mempunyai hak untuk
memilih.
(17) Daerah Pemilihan adalah satu kesatuan wilayah pemungutan suara.
(18) Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat TPS adalah
tempat pemilih memberikan suara pada hari pemungutan suara.
BAB II
ASAS, SISTEM, DAN PELAKSANAAN PEMIRA
Pasal 2
Pemira FT Unnes dilaksanakan secara demokratis, berdasarkan asas-asas
sebagai berikut:
(1) Langsung yaitu mahasiswa FT Unnes yang memiliki hak pilih secara
langsung dapat memberikan suaranya pada saat pelaksanaan Pemira FT
Unnes;
(2) Umum yaitu penyelenggaraan Pemira FT Unnes memberi kesempatan
kepada mahasiswa untuk terlibat di dalamnya;
(3) Bebas yaitu setiap mahasiswa Unnes mempunyai kebebasan dalam
meggunakan hak memilih dan dipilih sesuai dengan aspirasinya dalam
Pemira FT Unnes;
(4) Rahasia yaitu setiap mahasiswa FT Unnes yang mempunyai hak memilih
dijamin kerahasiaannya dalam menyalurkan aspirasinya dalam Pemira FT
Unnes;
(5) Jujur yaitu penyelenggaraan Pemira FT Unnes yang dilandasi semangat
kejujuran dengan menjunjung tinggi prinsip akuntabilitas; dan
(6) Adil yaitu penyelenggaraan Pemira FT Unnes dilandasi oleh semangat
keadilan untuk memberi kesempatan yang sama dan proporsional terhadap
semua komponen mahasiswa.
Pasal 3
(1) Pelaksanaan Pemira FT Unnes menggunakan sistem E-vote dan serentak
yang ketentuan selanjutnya diatur oleh KPU FT Unnes.
(2) Sistem kerja Pemira KM Unnes secara E-vote dioperasikan oleh Tim
ITPE-vote
(3) Pelaksanaan Pemira Fakultas dan Jurusan disesuaikan dengan kebijakan
Keluarga Mahasiswa Fakultas dan Jurusan masing-masing
Pasal 4
(1) Sistem pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM FT, dan Ketua
Himpunan Jurusan adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM FT, dan Ketua Himpunan
Jurusan menggunakan sistem satu orang mempunyai satu hak suara
tanpa diwakilkan;
b. Bakal calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FT harus ada calon
anggota dewan di tiap jurusannya;
c. Ketua dan Wakil Ketua BEM FT Unnes terpilih ditetapkan oleh
KPU FT Unnes;
d. Pemilih Ketua dan Wakil Ketua BEM FT Unnes adalah seluruh
anggota Mahasiswa FT Universitas Negeri Semarang;
e. Ketua Himpunan Jurusan terpilih ditetapkan oleh KPU Jurusan;
f. Pemilih Ketua Himpunan jurusan adalah seluruh anggota mahasiswa
masing – masing di tiap jurusannya.
Pasal 5
PELAKSANAAN PEMIRA
(1) Pemira FT Unnes dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) periode yang
lamanya satu tahun
(2) Tahapan penyelenggaraan Pemira FT Unnes meliputi:
a. pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih;
b. pendaftaran calon peserta Pemira;
b. verifikasi berkas calon
c. penetapan calon peserta Pemira;
d. masa kampanye;
e. masa tenang;
f. pemungutan dan penghitungan suara; dan
g. penetapan hasil Pemira.
Pasal 6
(1) Penyelenggaraan pemungutan suara dilaksanakan di TPS.
(2) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah TPS diam, yang
berlokasi tetap di lingkungan FT Unnes .
(3) Jumlah dan lokasi TPS selanjutnya ditetapkan oleh KPU FT.
BAB III
PENANGGUNG JAWAB PEMIRA
Pasal 7
(1) Penanggung Jawab Pemira adalah Penanggung Jawab atas
penyelenggara dan penyelenggaraan Pemira.
Pasal 8
(1) Penanggung Jawab Pemira FT Unnes adalah Ketua BEM FT dan
Ketua DPM FT Unnes.
(2) Jika Penanggung Jawab Pemira FT tidak dapat memenuhi
kewajibannya maka, dapat diwakilkan oleh orang lain dengan
menyertakan surat kuasa bermaterai.
(3) Penanggung Jawab Pemira Jurusan FT Unnes adalah Ketua Himpunan
Jurusan masing-masing.
Pasal 9
Tugas dan Wewenang
Tugas dan wewenang Penanggung Jawab Pemira sebagai berikut:
(1) Penanggung Jawab Pemira FT Unnes bertugas dan berwenang
membentuk Panitia Seleksi, KPU FT Unnes, Banwasra FT Unnes;
(2) Penanggung Jawab Pemira Jurusan bertugas dan berwenang
membentuk KPU Jurusan;
(3) Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan Pemira FT Unnes;
(4) Jika terjadi hal luar biasa maka penanggung jawab pemira dapat
mengeluarkan keputusan yang bersifat final atas dinamika yang
terjadi di pemira;
(5) Dalam Pasal 9 (4) hal luar biasa yang dimaksud yaitu ketika jumlah
anggota aktif KPU dan Banwasra kurang dari minimal jumlah
anggota yang telah ditetapkan karena mengundurkan diri dan/atau
tidak sanggup melanjutkan tugas sebagai penyelenggara pemira FT
maka penyelenggaraan pemira FT diambil alih oleh penanggung
jawab pemira
Pasal 10
Panitia Seleksi
(1) Dalam hal Pasal 9 (1) Penanggung Jawab Pemira FT Unnes
membentuk Panitia Seleksi yang beranggotakan 2 (dua) orang anggota
BEM FT Unnes dan 2 (dua) orang anggota DPM FT Unnes.
BAB IV
DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU RAYA
Bagian Kesatu
Keanggotaan
Pasal 11
(1) Anggota DKPPR berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri dari beberapa
unsur yaitu: 1 (satu) orang dari DPM KM Unnes, 1 (satu) orang dari BEM
KM Unnes, 1 (satu) orang dari DPM Fakultas, 1 (satu) orang dari BEM
Fakultas, dan 1 (satu) orang dari Hima jurusan yang telah lolos melalui
seleksi yang dilakukan oleh Panitia seleksi.
(2) DKPPR dibentuk oleh Panitia Seleksi dan dilantik oleh Penanggung jawab
Pemira KM.
(3) DKPPR dapat membentuk staf administrasi untuk membantu
melaksanakan tugasnya.
(4) Staf administrasi DKPPR bertanggung jawab kepada ketua DKPPR.
(5) DKPPR bertanggungjawab kepada Penanggung jawab Pemira
Universitas, Fakultas, dan Jurusan.
Pasal 12
(1) Keanggotaan DKPPR terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, dan
para anggota.
(2) Setiap anggota DKPPR memiliki hak yang sama.
(3) Ketua DKPPR dipilih dari dan oleh anggota DKPPR melalui musyawarah
mufakat.
(3) Masa keanggotaan DKPPR adalah sejak ditetapkan hingga Sidang Umum.
Bagian Kedua
Tugas dan wewenang
Pasal 13
(1) Sebagai fungsi komite etik, DKPPR bertugas mengawasi KPUR dan/atau
Banwasra serta berwenang untuk memeriksa dan memutuskan pengaduan
dan/atau laporan adanya dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan
oleh Komisioner KPUR dan/atau komisioner Banwasra.
(2) Sebagaimana dimaksud ayat (1), DKPPR menyusun dan menetapkan
peraturan tentang kode etik penyelenggaraan Pemira untuk menjaga
kemandirian, integritas, dan kredibilitas komisioner KPUR dan komisioner
Banwasra serta menjadi dasar pedoman dalam pembuatan dan pelaksanaan
Kode Etik pada KPUR dan Banwasra KM hingga Jurusan.
(3) DKPPR melakukan sidang untuk melakukan pemeriksaan dugaan adanya
pelanggaran kode etik yang dilakukan komisioner KPUR dan/atau
komisioner Banwasra yang mekanismenya diatur oleh DKPPR.
(4) Dalam menjalankan tugasnya, DKPPR menyampaikan laporan tahapan
yang dilakukan DKPPR kepada Penanggung jawab Pemira KM Unnes.
Pasal 14
(1) Tugas DKPPR meliputi:
a. Membentuk kode etik untuk komisioner KPUR dan Banwasra;
b. DKPPR membentuk kode etik anggota DKPPR untuk menjaga
kemandirian, integritas, dan kredibilitas komisioner DKPPR;
c. DKPPR bertanggungjawab kepada Penanggung jawab Pemira
terhadap kode etik yang telah dibentuk;
d. Memberikan rancangan kode etik yang telah dibuat DKPPR untuk
kemudian ditetapkan oleh Penanggung jawab Pemira;
e. Menerima pengaduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran
kode etik oleh komisioner KPUR dan/atau anggota Banwasra;
f. Melakukan penyelidikan dan verifikasi atas pengaduan dan/atau
laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik oleh Komisioner KPUR
dan/atau anggota Banwasra;
g. Menetapkan hasil sidang pelanggaran kode etik KPUR dan/atau
Banwasra;
h. Menyampaikan hasil sidang kepada Penanggung jawab pemira untuk
kemudian diputuskan; dan
i. Menyampaikan putusan kepada pihak-pihak terkait.
Pasal 15
Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme dan tata cara pelaksanaan tugas
DKPPR diatur dalam peraturan DKPPR.
BAB V
PENYELENGGARA
Bagian Kesatu
KOMISI PEMILIHAN UMUM FAKULTAS TEKNIK
Pasal 16
(1) Pemira FT Unnes diselenggarakan oleh Komisioner KPU FT Unnes
bersifat mandiri, independen, dan sementara.
(2) Komisioner KPU FT dibentuk oleh Panitia Seleksi dan dilantik oleh PJ
Pemira FT.
(3) Komisioner KPU FT bertanggung jawab atas penyelenggaraan Pemira
FT Unnes.
(4) KPU FT berkedudukan di tingkat FT Unnes.
Pasal 17
Keanggotaan
(1) Mekanisme pembentukan KPU FT dilakukan melalui pendaftaran
terbuka bagi mahasiswa Fakultas Teknik Unnes dilanjutkan seleksi
administrasi dan uji kelayakan serta kepatutan yang dilakukan oleh
Panitia Seleksi
(2) Komisioner KPU FT Unnes sekurang-kurangnya 9 (sembilan) orang
dan berjumlah ganjil yang terdiri atas seorang ketua merangkap
Komisioner, seorang sekretaris merangkap Komisioner, seorang
bendahara merangkap Komisioner, dan 6 (enam) Komisioner.
(3) Ketua Komisioner KPU FT dipilih dari dan oleh Komisioner KPU FT
berdasarkan musyawarah mufakat.
(4) Ketua Komisioner KPU FT Unnes mempunyai tugas:
a. memimpin rapat pleno KPU FT dan seluruh kegiatan KPU FT;
b. bertindak untuk dan atas nama KPU FT;
c. memberikan keterangan resmi tentang kebijakan KPU FT; dan
d. menandatangani seluruh peraturan dan keputusan KPU FT.
(5) Dalam hal yang bersifat eksternal, Komisioner KPU FT
direpresentasikan oleh ketua Komisioner KPU FT.
(6) Ketua Komisioner KPU FT bertanggung jawab pada rapat pleno.
(7) KPU FT Unnes diangkat dan diberhentikan berdasarkan Keputusan
Penanggung Jawab Pemira FT.
(8) Masa kerja Komisioner KPU FT dimulai sejak dikeluarkannya Surat
Keputusan PJ Pemira sampai dilantiknya Ketua dan Wakil Ketua BEM
FT Unnes dan Anggota DPM FT Unnes terpilih.
(9) Setiap Komisioner KPU FT wajib mengundurkan diri sementara dari
jabatan stuktural organisasi kemahasiswaan intra kampus.
(10) Keputusan Komisioner KPU FT adalah berdasarkan rapat pleno
Komisioner KPU FT.
(11) Setiap Komisioner KPU FT mempunyai hak suara yang sama.
(12) Untuk menjaga kemandirian, integritas dan kredibilitas, DKPPR
menyusun kode etik yang bersifat mengikat serta wajib dipatuhi oleh
seluruh Komisioner KPU FT.
(13) Dalam melaksanakan tugasnya, KPU FT membuat peraturan lebih
lanjut.
(14) Dalam melaksanakan tugasnya, KPU FT menyampaikan laporan
tahapan penyelenggaraan Pemira FT Unnes kepada Penanggung Jawab
Pemira FT Unnes
(15) Dalam hal keadaan tertentu Komisioner KPU FT tidak mampu
menjalankan tugasnya karena mengundurkan diri atau sebab lain, maka
proses penyelenggaraan Pemira tetap berjalan tanpa mengganggu hasil-
hasil kerja dan ketetapan-ketetapan KPU FT.
(16) Penyelenggaraan pemira tetap berjalan tanpa mengganggu hasil kerja
dan ketetapan – ketetapan KPU FT sekurang – sekurangnya tersisa 5
(lima) komisioner KPU FT yang masih aktif.
(17) Apabila dalam hal ayat (15) di atas yang dimaksud adalah ketua
Komisioner dan/atau Sekretaris Komisioner dan/atau Bendahara
Komisioner KPU FT, maka posisi yang kosong tersebut diisi oleh
Komisioner KPU FT yang masih aktif.
(18) Apabila dalam hal keadaan luar biasa Komisioner KPU FT berjumlah
kurang dari 5, maka penyelenggaraan Pemira FT Unnes diambil alih
oleh Penanggung Jawab Pemira FT Unnes.
(19) KPU FT bertanggung jawab kepada Penanggung Jawab Pemira FT
Unnes.
Pasal 18
Tugas dan Wewenang
Untuk melaksanakan Pemira FT Unnes, KPU FT Unnes mempunyai tugas
dan wewenang sebagai berikut:
(1) Merencanakan penyelenggaraan Pemira FT Unnes;
(2) Merencanakan, menetapkan dan mensosialisasikan struktur organisasi
dan tata cara pelaksanaan Pemira FT Unnes;
(3) Mengorganisasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua
tahapan Pemira FT Unnes;
(4) Mendata dan menetapkan daftar pemilih Pemira FT Unnes;
(5) Meminta laporan sumber dan penggunaan dana kampanye kepada semua
calon;
(6) Membentuk dan menetapkan PPU FT Unnes;
(7) Menetapkan calon peserta Pemira FT Unnes;
(8) Menindaklanjuti dengan segera keputusan Banwasra atas sanksi
pelanggaran peserta Pemira FT Unnes; dan
(9) Menetapkan dan mempublikasikan hasil Pemira FT Unnes.
Pasal 19
Kewajiban
KPU FT Unnes berkewajiban:
(1) Memperlakukan bakal calon dan calon secara adil;
(2) Memelihara arsip dan dokumen Pemira FT Unnes serta barang-barang
inventaris KPU FT;
(3) Menyampaikan informasi kegiatan kepada seluruh Mahasiswa FT
Unnes secara terbuka;
(4) Melakukan evaluasi dan pelaporan tahapan penyelenggaraan Pemira FT
kepada Penanggung Jawab Pemira FT Unnes;
(5) Membuat dan melaporkan laporan pertanggungjawaban
penyelenggaraan Pemira kepada Penanggung Jawab Pemira FT Unnes;
dan
(6) Mengamankan hasil Pemira FT Unnes sampai pelantikan Ketua dan
Wakil Ketua BEM FT Unnes dan Anggota DPM FT Unnes terpilih.
(7) Wajib mengikuti keputusan DKPPR.
Pasal 20
Mekanisme Pembentukan
(1) Komisioner KPU FT dipilih melalui mekanisme Uji Kelayakan dan
Kepatutan oleh Panitia Seleksi.
(2) Bakal calon Komisioner KPU FT dijaring melalui pendaftaran terbuka.
(3) Dalam hal terdapat kurang dari 9 (sembilan) orang yang mendaftar
sebagai bakal calon Komisioner KPU FT, pendaftaran diperpanjang
paling lama 7 ( tujuh ) hari.
(4) Dalam hal setelah perpanjangan masa pendaftaran tetap terdapat kurang
dari 9 (sembilan) orang yang mendaftar, maka Komisioner KPU FT
dipilih dengan mekanisme Penanggung Jawab Pemira FT Unnes paling
lama 3 hari setelah masa perpanjangan
Pasal 21
(1) Mekanisme Uji Kelayakan dan Kepatutan Komisioner KPU FT
mencakup proses sebagai berikut:
a. Verifikasi Berkas;
b. Ujian Lisan.
c. Tes psikologi
(2) Proses sebagaimana disebutkan dalam ayat (1) dilakukan oleh Panitia
Seleksi dengan bantuan pihak terkait apabila diperlukan.
Pasal 22
Verifikasi Berkas
(1) Verifikasi berkas adalah pemeriksaan kelengkapan semua prasyarat
untuk menjadi Komisioner KPU FT yang dibuktikan dengan berkas-
berkas administratif.
(2) Bakal calon Komisioner KPU FT yang tidak memenuhi kelengkapan
berkas dalam proses verifikasi dinyatakan gugur dan tidak dapat
mengikuti proses selanjutnya.
(3) Bakal calon Komisioner KPU FT yang telah memenuhi kelengkapan
berkas dalam proses verifikasi dinyatakan lulus sebagai calon
Komisioner KPU FT dan dapat mengikuti proses selanjutnya.
Pasal 23
(1) Persyaratan umum:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Memiliki integritas moral yang baik;
c. Bersedia cuti dari semua jabatan struktural di lembaga
kemahasiswaan tingkat FT dan Universitas jika dinyatakan terpilih;
d. Patuh terhadap Konstitusi dan Undang-Undang FT;
e. Sehat jasmani dan rohani;
f. Minimal sedang menempuh semester 3 (tiga) sampai dengan 7
(tujuh);
g. Memiliki IPK minimal 3,00 (tiga koma nol);
h. Tidak sedang cuti kuliah dan terancam drop out;
i. Bersedia untuk menjadi Komisioner KPU FT Pemira FT Unnes
hingga penyerahan laporan pertanggungjawaban kepada
Penanggung Jawab Pemira FT Unnes; dan
j. Bersedia untuk tidak lulus studi hingga penyerahan laporan
pertanggungjawaban.
Pasal 24
Uji Kelayakan dan Kepatutan
Uji Kelayakan dan Kepatutan calon Komisioner KPU FT adalah proses
pemilihan Komisioner KPU FT dengan cara melakukan penilaian terhadap
pemahaman dan kompetensi yang dimiliki oleh calon Komisioner KPU FT
terkait tugas dan kewajiban sebagai Komisioner KPU FT.
Pasal 25
Aspek penilaian dalam Uji Kelayakan dan Kepatutan calon Komisioner
KPU FT sebagai berikut:
(1) Dimensi Penilaian Umum:
a. Pemahaman Konstitusi Dasar dan Undang Undang Pemira FT Unnes;
b. Pemahaman tentang Pemira FT Unnes;
c. Pemahaman tentang Tugas & Wewenang Komisioner KPU FT;
d. Kualitas Personal.
(2) Kompetensi:
a. Bidang Politik;
b. Bidang Hukum;
c. Bidang Psikologi;
d. Bidang Manajemen.
Pasal 26
Ketentuan Penilaian
(1) Calon Komisioner KPU FT yang dinyatakan lolos sebagai Komisioner
KPU FT adalah calon yang mencapai nilai 3 (tiga) dengan skala 1-5
(satu sampai lima).
(2) Jika terdapat lebih dari 9 (sembilan) calon yang telah melampaui batas
penilaian sebagaimana diatur pada ayat (1) dan tidak berjumlah ganjil,
maka, calon Komisioner KPU FT yang dinyatakan lolos adalah
sejumlah ganjil calon dengan nilai tertinggi.
(3) Jika Komisioner KPU FT terpilih belum mencapai 9 (sembilan) orang,
maka Penanggung Jawab Pemira wajib melengkapinya dengan
mekanisme yang disepakati kemudian.
(4) Presentase penilaian 70% (tujuh puluh persen) untuk uji kelayakan
dan kepatutan.
(5) Presentase penilaian 30% (tiga puluh persen) untuk Tes Psikologis.
Bagian Kedua
Komisi Pemilihan Umum Raya Jurusan
Pasal 27
(1) Pemira Jurusan diselenggarakan oleh Komisioner KPUR Jurusan yang
bersifat mandiri, independen, dan sementara.
(2) Komisioner KPUR Jurusan dibentuk dan dilantik oleh Penanggung
jawab Jurusan.
(3) Komisioner KPUR Jurusan bertanggung jawab atas penyelenggaraan
Pemira Jurusan.
(4) KPUR Jurusan berkedudukan ditingkat Jurusan.
(5) Dalam hal Penanggung jawab Jurusan yang tidak melakukan
pembentukan KPUR Jurusan, penyelenggaraan pemira
diselenggarakan oleh KPUR Fakultas bersangkutan.
Pasal 28
Keanggotaan
(1) Mekanisme pembentukan KPU Jurusan dilakukan melalui pendaftaran
terbuka bagi mahasiswa Jurusan bersangkutan dengan mekanisme
yang diatur Penanggung jawab Pemira Jurusan dan/atau melalui
Peraturan Jurusan.
Pasal 29
Tugas dan Wewenang
Untuk melaksanakan Pemira Jurusan, KPUR Jurusan mempunyai tugas
dan wewenang sebagai berikut.
(1) Merencanakan penyelenggaraan Pemira Jurusan;
(2) Menetapkan dan mensosialisasikan struktur organisasi dan tata cara
pelaksanaan Pemira Jurusan;
(3) Mengorganisasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua
tahapan Pemira Jurusan;
(4) Mendata dan menetapkan daftar pemilih Pemira Jurusan;
(5) Meminta laporan sumber dan penggunaan dana kampanye kepada
semua calon;
(6) Membentuk dan menetapkan PPUR Jurusan;
(7) Menetapkan calon peserta Pemira Jurusan;
(8) Menindaklanjuti dengan segera keputusan Banwasra atas sanksi
pelanggaran peserta Pemira Jurusan;
(9) Menetapkan dan mempublikasikan hasil Pemira Jurusan; dan
(10) Membentuk sistem pendukung tambahan jika diperlukan.
Pasal 30
Kewajiban
KPUR Jurusan berkewajiban sebagai berikut.
(1) Memperlakukan bakal calon dan calon secara adil.
(2) Melaksanakan seluruh hasil keputusan DKPPR.
(3) Memelihara arsip dan dokumen Pemira Jurusan serta barang-barang
inventaris KPUR Jurusan.
(4) Menyampaikan informasi kegiatan kepada seluruh mahasiswa
Jurusan secara terbuka.
(5) Melakukan evaluasi dan pelaporan tahapan penyelenggaraan Pemira
Jurusan kepada Penanggung jawab Pemira Jurusan.
(6) Membuat dan melaporkan laporan pertanggungjawaban
penyelenggaraan Pemira kepada Penanggung jawab Pemira Jurusan;
dan
(7) Mengamankan hasil Pemira Jurusan sampai pelantikan Ketua Hima
Jurusan.
(8) Wajib mengikuti keputusan DKPPR.
Bagian Ketiga
PANITIA PEMILIHAN UMUM FAKULTAS TEKNIK
Pasal 31
Keanggotaan
(1) Mekanisme pembentukan PPU FT dilakukan melalui pendaftaran
terbuka bagi Mahasiswa FT Unnes dilanjutkan seleksi administrasi dan
uji kelayakan serta kepatutan yang dilakukan oleh KPU FT.
(2) Jumlah anggota PPU FT ditentukan oleh KPU FT sesuai kebutuhan.
(3) PPU FT diangkat dan diberhentikan berdasarkan Keputusan KPU FT.
(4) Masa kerja anggota PPU FT dimulai sejak dikeluarkannya Surat
Keputusan KPU FT sampai ditetapkannya Ketua dan Wakil Ketua
BEM FT Unnes dan Anggota DPM FT U Unnes terpilih.
(5) PPU FT bertanggung jawab kepada KPU FT.
(6) PPU FT berkedudukan di tingkat FT.
Pasal 32
Tugas dan Wewenang
Dalam melaksanakan Pemira FT Unnes, PPU FT mempunyai tugas dan
wewenang sebagai berikut:
a. Mempersiapkan perangkat-perangkat yang dibutuhkan dalam Pemira
FT Unnes;
b. Melaksanakan pemungutan suara Pemira FT Unnes; dan
c. Menghitung hasil suara Pemira Fakultas.
Bagian Keempat
Tim Informasi dan Teknologi Pemira Electronic Vote
Pasal 33
(1) Tim ITPE-vote terdiri dari perwakilan tim IT Unnes dan perwakilan dari
KPUR Universitas.
(2) Perwakilan tim IT Unnes terdiri dari sebelas orang, 1 (satu) orang dari
universitas, 1 (satu) orang dari masing-masing Fakultas, 1 (satu) orang dari
PGSD Ngaliyan, dan 1 (satu) orang dari PGSD Tegal.
(3) Jumlah perwakilan tim IT KPUR Universitas ditentukan oleh KPUR
Universitas berdasarkan keputusan rapat pleno.
Pasal 34
Tugas dan Wewenang
Dalam melaksanakan Pemira Universitas, Tim ITPE-vote mempunyai tugas
dan wewenang sebagai berikut.
(1) Membangun dan mensosialisasikan sistem Pemira E-vote;
(2) Membuat dan mengkomunikasikan daftar elemen alat kelengkapan
yang dibutuhkan dalam sistem Pemira E-vote, dan
(3) Memberi pelatihan kepada PPU FT dalam mengoperasikan sistem
Pemira E-vote.
BAB VI
PENGAWASAN
Bagian Kesatu
BADAN PENGAWAS PEMIRA FT
Pasal 35
(1) Pengawasan Pemira FT dilaksanakan oleh Komisioner Banwasra FT
yang bersifat mandiri, independen, dan sementara.
(2) Komisioner Banwasra FT Unnes dibentuk oleh Pansel dan dilantik oleh
Penanggung Jawab Pemira FT Unnes.
(3) Komisioner Banwasra FT bertanggung jawab atas seluruh pengawasan
penyelenggaraan Pemira FT Unnes.
(4) Komisioner Banwasra FT bertanggung jawab kepada Penanggung
Jawab Pemira FT Unnes.
(5) Banwasra FT berkedudukan di tingkat Fakultas.
Pasal 36
Keanggotaan
(1) Mekanisme pembentukan Banwasra FT dilakukan melalui pendaftaran
terbuka bagi mahasiswa Fakultas Teknik bersangkutan dengan
mekanisme yang diatur Penanggung Jawab Pemira FT dan/atau melalui
Peraturan FT.
(2) Keanggotaan Komisioner Banwasra FT berjumlah ganjil dan sekurang-
kurangnya 5 orang.
(3) Ketua Komisioner Banwasra FT dipilih dari dan oleh Komisioner
Banwasra FT berdasarkan musyawarah mufakat.
(4) Banwasra FT diangkat dan diberhentikan berdasarkan Keputusan
Penanggung Jawab Pemira FT.
(5) Masa kerja anggota Banwasra FT dimulai sejak dikeluarkannya Surat
Keputusan Penanggung jawab Pemira sampai dilantiknya Ketua
dan/atau Wakil Ketua BEM FT dan Anggota DPM FT terpilih.
(6) Setiap Komisioner Banwasra FT mempunyai hak suara yang sama.
(7) Keputusan Komisioner Banwasra FT adalah berdasarkan rapat pleno
Komisioner Banwasra FT.
(8) Untuk menjaga kemandirian, integritas, dan kredibilitas, DKPPR
menyusun kode etik yang bersifat mengikat serta wajib dipatuhi oleh
seluruh Komisoner Banwasra FT.
(9) Dalam melaksanakan tugasnya, Banwasra FT membuat peraturan lebih
lanjut.
(10) Dalam melaksanakan tugasnya, Banwasra FT dapat membentuk sistem
pendukung jika diperlukan.
(11) Dalam melaksanakan tugasnya, Banwasra FT menyampaikan laporan
pelanggaran tahapan penyelenggaraan Pemira FT kepada Penanggung
Jawab Pemira FT.
(12) Dalam hal keadaan tertentu komisoner Banwasra FT tidak mampu
menjalankan tugasnya karena mengundurkan diri atau sebab lain, maka
proses pengawasan penyelenggaraan Pemira FT tetap berjalan tanpa
mengganggu hasil-hasil kerja dan ketetapan-ketetapan
Banwasra FT.
(13) Penyelenggaraan pemira tetap berjalan tanpa mengganggu hasil kerja
dan ketetapan – ketetapan Banwasra FT sekurang – kurangnya 3 (tiga)
komisioner Banwasra FT yang masih aktif.
(14) Apabila dalam hal ayat (12) di atas yang dimaksud adalah ketua
Komisioner dan/atau sekretaris komisoner dan/atau bendahara
Komisioner Banwasra FT, maka posisi yang kosong tersebut diisi oleh
Komisioner Banwasra FT yang masih aktif.
(15) Apabila dalam hal keadaan luar biasa seluruh anggota Banwasra FT
berjumlah kurang dari 3, maka pengawasan penyelenggaraan Pemira
FT diambil alih oleh Penanggung Jawab Pemira FT.
Pasal 37
Tugas dan Wewenang
Untuk melakukan pengawasan Pemira FT, Banwasra FT memiliki tugas
dan wewenang sebagai berikut:
(1) Menyusun standar tata laksana kerja pengawasan tahapan
penyelenggaraan Pemira Fakultas dan Jurusan sebagai pedoman kerja
bagi Banwasra;
(2) Mensosialisasikan peraturan Banwasra;
(3) Mengawasi seluruh proses penyelenggaraan Pemira FT.
(4) Bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemira FT dalam rangka
pencegahan dan penindakan pelanggaran demi terwujudnya Pemira
yang demokratis;
(5) Menerima laporan pelanggaran peraturan penyelenggara Pemira FT;
(6) Meneruskan temuan dan laporan yang diterima untuk ditindaklanjuti;
(7) Mengusahakan penyelesaian laporan pelanggaran yang muncul dan
yang terjadi dalam peyelenggaraan Pemira FT; dan
(8) Memutuskan sanksi kepada peserta Pemira FT atas pelanggaran yang
terjadi selama penyelenggaraan Pemira FT melalui mekanisme rapat
pleno.
Pasal 38
Mekanisme Pembentukan Banwasra
(1) Komisioner Banwasra FT dipilih melalui mekanisme Uji Kelayakan dan
Kepatutan oleh Panitia Seleksi.
(2) Bakal calon Komisioner Banwasra FT dijaring melalui pendaftaran
terbuka.
(3) Dalam hal terdapat kurang dari 5 (lima) orang yang mendaftar sebagai
bakal calon Komisioner Banwasra FT, pendaftaran diperpanjang paling
lama 7 (tujuh) hari.
(4) Dalam hal setelah perpanjangan masa pendaftaran tetap terdapat kurang
dari 5 (lima) orang yang mendaftar, maka Komisioner Banwasra FT
dipilih dengan mekanisme Penanggung jawab Pemira FT paling lama 3
hari setelah masa perpanjangan.
Pasal 39
(1) Mekanisme Uji Kelayakan dan Kepatutan Komisioner Banwasra FT
mencakup proses sebagai berikut.
a. Verifikasi Berkas;
b. Ujian Lisan; dan
c. Tes Psikologi
(2) Proses sebagaimana disebutkan dalam ayat (1) dilakukan oleh Penanggung
jawab Pemira FT dengan bantuan pihak terkait apabila diperlukan.
Pasal 40
Verifikasi Berkas
(1) Verifikasi berkas adalah pemeriksaan kelengkapan semua prasyarat untuk
menjadi komisioner Banwasra FT yang dibuktikan dengan berkas-berkas
administratif.
Pasal 41
(1) Persyaratan umum:
Pasal 42
Uji Kelayakan dan Kepatutan
Uji Kelayakan dan Kepatutan calon komisioner Banwasra Fakultas adalah proses
pemilihan komisioner Banwasra Fakultas dengan cara melakukan penilaian
terhadap pemahaman dan kompetensi yang dimiliki oleh calon komisioner
Banwasra Fakultas terkait tugas dan kewajiban sebagai komisioner Banwasra
Fakultas.
Pasal 43
Aspek penilaian dalam Uji Kelayakan dan Kepatutan calon komisioner Banwasra
Universitas sebagai berikut.
(1) Dimensi Penilaian Umum
a. Pemahaman Konstitusi Dasar dan Undang Undang Pemira
Universitas;
b. Pemahaman tentang Pemira Universitas;
c. Pemahaman tentang Tugas dan Wewenang komisioner Banwasra
Universitas;
d. Pemahaman Bidang Politik; dan
e. Pemahaman Bidang Hukum.
(2) Tes Psikologi
Pasal 44
Ketentuan Penilaian
(1) Calon komisioner Banwasra FT yang dinyatakan lolos sebagai komisioner
Banwasra FT adalah calon yang mencapai nilai 3 (tujuh) dengan skala 1-5
(satu sampai lima).
(2) Jika terdapat lebih dari 5 (lima) calon yang telah melampaui batas
penilaian sebagaimana diatur pada ayat (1) dan tidak berjumlah ganjil,
maka, calon komisioner Banwasra FT yang dinyatakan lolos adalah
sejumlah ganjil calon dengan nilai tertinggi.
(3) Jika komisioner Banwasra FT terpilih belum mencapai 5 (lima) orang,
maka Penanggung jawab Pemira FT wajib melengkapinya dengan
mekanisme yang disepakati kemudian.
(4) Presentase penilaian 70% (tujuh puluh persen) untuk dimensi penilaian
umum.
(5) Presentase penilaian 30% (tiga puluh persen) untuk Tes Psikologis.
Bagian Kedua
PANWASRA PEMIRA FT
Pasal 45
Keanggotaan
(1) Mekanisme pembentukan Panwasra Pemira FT dilakukan melalui
pendaftaran terbuka bagi mahasiswa Fakultas Teknik
Unnesdilanjutkan seleksi administrasi dan uji kelayakan serta
kepatutan yang dilakukan oleh Banwasra FT.
(2) Jumlah anggota Panwasra Pemira FT disesuaikan dengan kebutuhan
berdasarkan musyawarah mufakat oleh Banwasra FT.
(3) Panwasra Pemira FT diangkat dan diberhentikan berdasarkan
Keputusan Banwasra FT.
(4) Masa kerja anggota Panwasra Pemira FT dimulai sejak
dikeluarkannya Surat Keputusan Banwasra FT sampai ditetapkannya
Ketua dan/atau Wakil Ketua BEM FT dan Anggota DPM FT terpilih.
(5) Panwasra Pemira FT bertanggung jawab kepada Banwasra FT.
Pasal 46
Tugas dan Wewenang
(1) Panwasra Pemira FT berhak memantau proses penyelenggaraan Pemira
FT Unnes.
(2) Panwasra Pemira FT berkewajiban melaporkan kepada Banwasra FT
apabila terjadi tindakan kecurangan dalam proses penyelenggaraan
Pemira FT Unnes.
(3) Berhak menertibkan partisipan yang ikut secara aktif dalam melakukan
kampanye calon.
BAB VII
PEMILIH
Pasal 47
(1) Pemilih adalah semua mahasiswa yang terdaftar aktif sebagai
Mahasiswa FT Unnes dibuktikan dengan KTM, KRS, atau kartu
identitas lain mahasiswa Unnes yang berlaku.
(2) Hak pilih digunakan pada waktu pemungutan suara Pemira FT Unnes.
(3) Untuk dapat terdaftar sebagai pemilih mahasiswa harus memenuhi
syarat– syarat sebagai berikut:
a. melakukan registrasi akademik;
b. terdaftar sebagai mahasiswa aktif FT Unnes; dan
c. tidak sedang menjalani hukuman pidana.
BAB VIII
MEKANISME PEMILIHAN
Bagian Kesatu
PENDAFTARAN DAN PENETAPAN CALON
Pasal 48
(1) Bahwa setiap mahasiswa berhak mencalonkan diri dengan syarat-syarat
yang telah ditetapkan.
(2) Mahasiswa yang mencalonkan diri hanya boleh mencalonkan diri
sebagai salah satu calon Ketua dan/atau Wakil Ketua BEM FT Unnes,
Anggota Dewan FT Unnes dan Ketua Himpunan Jurusan
FT Unnes.
(3) Calon Ketua dan/atau Wakil Ketua BEM FT Unnes adalah dengan
sistem calon berpasangan.
(4) Calon Ketua Hima Jurusan/Prodi adalah dengan sistem yang ditentukan
kebijakan Penanggung jawab Pemira Jurusan/Prodi.
Pasal 49
Syarat-syarat Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FT Unnes adalah
sebagai berikut:
(1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
(2) Sehat jasmani dibuktikan dengan keterangan sehat dari lembaga kesehatan
yang berwenang;
(3) Terdaftar sebagai mahasiswa aktif Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang dibuktikan dengan menunjukan KTM dan/atau KRS yang
berlaku dan/atau surat keterangan aktif dari Universitas serta melampirkan
fotokopinya;
(4) Mendaftarkan diri secara tertulis untuk menjadi Ketua dan Wakil Ketua
BEM FT Unnes kepada KPU FT;
(5) Patuh pada UU Kemaste (Kongres Mahasiswa Teknik) Unnes;
(6) Bakal calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FT Unnes harus ada calon
anggota Dewan di tiap jurusannya;
(7) Bakal calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FT Unnes harus
direkomendasikan dari LK/BSO/WA FT Unnes, dengan dibuktikan surat
rekomendasi;
(8) Memiliki basis dukungan massa dibuktikan dengan menyerahkan fotokopi
KTM atau KRS yang berlaku dan melampirkan daftar nama lengkap,
nomor hand phone mahasiswa FT yang ada di Unnes;
(9) Jumlah KTM atau KRS mahasiswa FT Unnes sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) lembar tiap jurusan.
(10) Mempunyai dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap perkembangan
lembaga kemahasiswaan yang berada di Universits Negeri Semarang,
dengan dibuktikan surat aktif organisasi dari pimpinanan organisasi;
(11) Bersedia non akif dari lembaga kemahasiswaan yang diikuti baik
internal kampus ataupun eksternal kampus yang dibuktikan dengan
surat keterangan non aktif organisasi;
(12) Pernah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa
Tingkat Dasar atau sederajat dari lembaga kemahasiswaan intrakampus
tingkat Fakultas, dengan dibuktikan sertifikat dan/atau surat keterangan
lulus pelatihan tersebut;
(13) Memiliki Indeks Prestasi Komulatif (IPK) minimal 3,00 (tiga koma nol)
yang dibuktikan dengan transkip nilai yang sah dikeluarkan oleh FT/
Jurusan;
(14) Tidak sedang merangkap sebagai KPU FT, Banwasra FT, PPU FT,
Panwasra FT,
(15) Tidak sedang menjalani hukuman pidana.
Pasal 50
Hak calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FT Unnes adalah sebagai berikut:
(1) Setiap calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FT Unnes berhak mengutus
saksi untuk mengikuti pelaksanaan, pemungutan dan perhitungan suara.
(2) Setiap saksi harus menunjukkan surat kuasa dari calon Ketua dan Wakil
Ketua BEM FT Unnes.
Pasal 51
(1) Apabila tidak ada peserta Pemira calon Ketua dan Wakil Ketua BEM
FT Unnes yang mendaftar sampai waktu yang ditentukan, maka
pendaftaran diperpanjang dalam jangka yang ditetapkan oleh KPU FT.
(2) Apabila hanya terdapat satu pasang peserta Pemira calon Ketua dan
Wakil Ketua BEM FT Unnes yang mendaftar sampai waktu yang
ditentukan, maka pendaftaran diperpanjang dalam jangka yang
ditetapkan oleh KPU FT.
(3) Apabila setelah dilakukan perpanjangan jangka waktu pendaftaran
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka penyelenggaraan pemira
dapat dilanjutkan ke tahapan selanjutnya.
Pasal 52
Syarat calon Anggota DPM FT Unnes adalah sebagai berikut:
(1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
(2) Sehat jasmani dibuktikan dengan keterangan sehat dari lembaga
kesehatan yang berwenang;
(3) Terdaftar sebagai mahasiswa aktif FT Unnes dibuktikan dengan
menunjukan KTM dan/atau KRS yang berlaku dan/atau surat
keterangan aktif dari Universitas serta melampirkan fotokopinya;
(4) Mendaftarkan diri secara tertulis untuk menjadi calon DPM FT Unnes
kepada KPU FT;
(5) Patuh pada Konstitusi Dasar FT Unnes;
(6) Mempunyai dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap perkembangan
lembaga kemahasiswaan, dengan dibuktikan surat rekomendasi
pimpinan organisasi;
(7) Bersedia non akif dari lembaga kemahasiswaan yang diikuti yang
dibuktikan dengan surat keterangan non aktif organisasi;
(8) Pernah mengikuti Training Legislatif Dasar dari lembaga kemahasiswaan
intrakampus tingkat Fakultas, dengan dibuktikan sertifikat dan/atau surat
keterangan lulus pelatihan tersebut;
(9) Memiliki Indeks Prestasi Komulatif (IPK) minimal 3,00 (tiga koma nol)
yang dibuktikan dengan transkip nilai yang sah dikeluarkan oleh
FT/Jurusan;
(10) Tidak sedang merangkap sebagai KPU FT, Banwasra FT, PPU FT,
Panwasra FT,
(11) Tidak sedang menjalani hukuman pidana.
Pasal 53
(1) Komposisi DPM FT Unnes terdiri atas perwakilan Jurusan.
(2) Perwakilan dari setiap jurusan sekurang-kurangnya berjumlah 3 (tiga)
dari masing- masing Jurusan yang diwakilinya.
(3) Kuota calon Anggota DPM FT Unnes sebanyak-banyaknya 3 (tiga)
kursi dari masing- masing Jurusan.
(4) Apabila jumlah bakal calon Anggota DPM FT Unnes di masing-masing
Jurusan kurang dari jatah kursi dan/atau tidak memenuhi kuota calon
yang ditetapkan, maka pendaftaran diperpanjang dalam jangka yang
ditetapkan oleh KPU FT.
(5) Apabila setelah dilakukan perpanjangan jangka waktu pendaftaran
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) terdapat kurang dari 3 (tiga)
bakal calon anggota DPM FT tiap jurusan, sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3), maka penyelenggaraan pemira dapat dilanjutkan ke
tahapan selanjutnya.
Pasal 54
(1) Ketentuan lain tentang proses administrasi pencalonan ditentukan oleh
KPU FT.
(2) Tata cara dan jadwal pencalonan ditentukan oleh KPU FT.
Bagian Kedua
VERIFIKASI CALON
Pasal 55
Pelaksanaan verifikasi dibagi menjadi dua tahap, yaitu:
(1) Pemeriksaan dan Penelitian Berkas; dan
(2) Penetapan.
Pasal 56
Pemeriksaan dan Penelitian
(1) Tahap Pemeriksaan dan Penelitian dilakukan dalam bentuk
pemeriksaan seluruh persyaratan pencalonan dari aspek kelengkapan
dan keabsahannya.
(2) Mekanisme pelaksanaan Pemeriksaan dan Penelitian diatur dengan
Peraturan KPU FT
Pasal 57
Penetapan
(1) Tahap penetapan dilakukan dalam bentuk sidang yang selanjutnya
disebut sidang verifikasi.
(2) Sidang verifikasi dilakukan secara terbuka untuk umum dan dihadiri
oleh masing- masing calon peserta Pemira.
(3) Calon peserta Pemira dapat tidak menghadiri sidang verifikasi dengan
memberikan kuasa kepada perwakilannya yang dibuktikan dengan surat
kuasa.
(4) Calon peserta Pemira atau perwakilannya yang tidak hadir dalam
sidang verifikasi dianggap mengundurkan diri dan tidak lolos
verifikasi.
(5) Ketidakhadiran salah satu dan/atau beberapa calon peserta Pemira atau
perwakilannya tidak mengurangi keabsahan hasil penetapan dalam
sidang verifikasi.
(6) Ketentuan mengenai sidang verifikasi dan ketentuan teknis lain yang
berkaitan diatur dengan Peraturan KPU FT.
Pasal 58
Pengawasan atas Verifikasi Calon
(1) Banwasra melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan verifikasi atas
calon Peserta Pemira FT Unnes.
(2) Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya sebagaimana dalam ayat
(1), Banwasra menemukan dan/atau menerima laporan unsur
kesengajaan atau kelalaian KPU FT yang dapat/telah merugikan calon
Peserta Pemira FT Unnes, Banwasra harus menyampaikan temuan
tersebut beserta rekomendasi tindak lanjut DKPPR.
(3) DKPPR menindaklanjuti temuan dan/atau laporan Banwasra
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Bagian Ketiga
KAMPANYE
Pasal 59
(1) Kampanye Pemira FT Unnes dilakukan dengan prinsip bertanggung
jawab dan merupakan bagian dari pendidikan politik masyarakat
kampus.
(2) Pelaksana kampanye Pemira FT Unnes adalah calon atau tim sukses
yang terdaftar.
(3) Materi kampanye Pemira FT Unnes yang dilaksanakan meliputi visi,
misi, biodata dan program yang bersangkutan.
Pasal 60
Kegiatan Kampanye
(1) Kegiatan kampanye dilakukan oleh peserta Pemira FT Unnes dan
berakhir sesuai jadwal yang ditentukan oleh KPU FT.
(2) Penyampaian materi kampanye Pemira FT Unnes dilakukan dengan
cara:
a. sopan, yaitu menggunakan bahasa atau kalimat yang santun dan
pantas ditampilkan kepada umum;
b. tertib, yaitu tidak mengganggu kepentingan umum;
c. mendidik, yaitu memberikan informasi yang bermanfaat dan
mencerahkan Pemilih;
d. bijak dan beradab, yaitu tidak menyerang pribadi, kelompok,
golongan, atau Pasangan Calon; dan
e. tidak bersifat provokatif.
(3) Pedoman dan jadwal pelaksanaan kampanye ditetapkan oleh KPU FT.
(4) Kegiatan kampanye tidak diperkenankan melibatkan:
a. Anggota DPM FT; dan/atau
b. Ketua dan Wakil Ketua BEM FT beserta jajaran Kepala Departemen,
Ketua Badan/Biro;
c. Ketua LK/BSO/WA FT Unnes.
Pasal 61
Tim Sukses
(1) Tim sukses wajib dimiliki oleh peserta Pemira FT sebagai syarat
melaksanakan kampanye.
(2) Tim sukses dari peserta Pemira FT sejumlah 10 orang.
(3) Tim sukses tidak diperkenankan mengandung unsur sebagai berikut:
a. Anggota DPM FT; dan/atau
b. Ketua dan Wakil Ketua BEM FT beserta jajaran Kepala
Departemen, Ketua Badan/Biro;
c. Ketua LK/BSO/WA FT Unnes.
(4) Unsur yang dimaksud pada ayat (3), dapat menjadi tim sukses dengan
menyertakan surat cuti jabatan oleh lembaga yang bersangkutan.
(5) Setiap anggota tim sukses harus dilaporkan kepada Komisioner KPU
FT dan Banwasra.
(6) Tim sukses wajib mengikuti seluruh peraturan dan mekanisme Pemira
FT di bawah tanggung jawab calonnya masing-masing
Pasal 62
Jenis Kampanye
(1) Kampanye oleh KPU FT Unnes:
a. Debat publik di Kampus FT Unnes.
b. Pemasangan alat peraga kampanye di lingkungan kampus.
(2) Kampanye oleh peserta Pemira:
a. Pertemuan tatap muka/ dialog;
b. penyebaran melalui media cetak dan elektronik;
c. penyebaran bahan kampanye kepada masyarakat kampus; dan
kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan yang berlaku.
Pasal 63
(1) Kampanye pemira sebagaiama dimaksud dalam pasal 55 ayat (1)
dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh KPU sampai
dengan dimulainya Masa Tenang.
(2) Masa Tenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlangsung
selama 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan suara.
Pasal 64
Dana Kampanye
(1) Dana kampanye dapat diperoleh dari:
a. dana pribadi;
b. sumbangan yang sah berdasarkan peraturan perundang-undangan;
dan
c. sumbangan perseorangan.
(2) Dana kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
uang, barang dan/atau jasa.
(3) Dana kampanye berupa uang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditempatkan pada rekening dana kampanye masing-masing calon.
(4) Dana kampanye berupa sumbangan barang dan/atau jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dicatat berdasarkan harga pasar yang wajar
pada saat sumbangan itu diterima.
(5) Dana kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dicatat dalam
pembukuan dana kampanye dengan standar pembukuan yang
ditetapkan KPU FT.
(5) Dana kampanye yang bersumber dari sumbangan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf b dan c maksimal 1.000.000,00 (satu
juta rupiah) untuk setiap donatur.
(6) Total dana kampanye berupa uang, barang, dan/atau jasa sebagaimana
pada ayat (2) sebesar-besarnya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
(7) Pembukuan dana kampanye sebagaimana pada ayat (5) dilaporkan
secara berkala kepada KPU FT.
Pasal 65
Peserta Pemira FT dilarang menerima sumbangan yang berasal dari:
(1) Partai politik;
(2) Penyumbang yang tidak benar atau tidak jelas identitasnya;
(3) Perusahaan rokok, minuman keras dan alat kontrasepsi;
(4) Pihak asing
(5) Pemerintah Republik Indonesia;
(6) Birokrat Unnes beserta jajarannya; dan
(7) Lembaga Kemahasiswaan tingkat Universitas sampai Jurusan.
LARANGAN KAMPANYE
Pasal 66
(1) Peserta dan pelaksana kampanye dilarang:
a. Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Universitas;
b. Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan/atau
peserta pemira lainnya;
c. Menghasut dan mengadu domba perseorangan atau sekelompok
mahasiswa;
d. Mengganggu ketertiban umum;
e. Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan
penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok mahasiswa,
dan/atau peserta Pemira;
f. Menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada
mahasiswa lainnya;
g. Segala bentuk tindakan kriminal;
h. Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye peserta
Pemira;
i. Berkampanye di tempat yang dilarang; dan
i. Memasang bahan kampanye diluar wilayah kampanye yang
ditetapkan oleh KPU FT.
(2) Pelaksana kampanye dilarang mengikutsertakan :
a. Anggota DPM FT;
b. Ketua dan Wakil Ketua Fakultas beserta jajaran Kepala Departemen,
dan Ketua Biro/Badan/Divisi ; dan/atau
c. Ketua Hima dan jajaran Kepala Departemen
d. Ketua BSO/WA FT Unnes dan jajarannya
(3) Ketentuan mengenai larangan dalam kampanye selanjutnya diatur oleh
Banwasra FT.
Bagian Keempat
PEMUNGUTAN DAN PERHITUNGAN SUARA
Pasal 67
(1) Pemungutan suara untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua BEM FT
Unnes, Anggota DPM FT Unnes dan Ketua Himpunan Jurusan FT
UNNES dilakukan secara serempak di lingkungan FT Unnes sesuai
dengan waktu yang ditentukan oleh KPU FT.
(2) Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM FT Unnes, Anggota DPM FT
Unnes, dan Ketua Himpunan Jurusan FT Unnes dilakukan Sistem e-
vote dengan cara menandai (meng-klik) gambar calon yang
bersangkutan.
(3) Ketentuan lain tentang pemungutan suara dan perhitungan suara
ditentukan oleh KPU FT.
Pasal 68
(1) KPU FT menentukan jumlah dan letak TPS sehingga pemungutan suara
dapat dilakukan dengan mudah.
(2) TPS sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditentukan di tempat-tempat
yang strategis sehingga menjamin tiap pemilih menggunakan hak
pilihnya.
Pasal 69
Pemilih yang telah menggunakan hak pilih, diberikan tanda khusus oleh
KPU FT.
Pasal 70
(1) Setelah pemungutan suara berakhir, PPU FT menghitung jumlah
pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih.
(2) PPU FT membuat berita acara pemungutan suara sebagaimana ayat (1)
di atas yang ditandatangani oleh Ketua PPU FT dan sekurang-
kurangnya 1 (satu) anggota serta dapat ditandatangani oleh saksi calon.
(3) PPU FT memberikan satu eksemplar salinan berita acara sebagaimana
ayat (2) di atas kepada saksi calon yang hadir.
(4) Saksi dapat mengajukan keberatan manakala terjadi hal-hal yang tidak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(5) Segera setelah perhitungan suara, PPU FT membuat berita acara hasil
perhitungan suara yang ditandatangani oleh Ketua PPU FT, Ketua
Banwasra, dan dapat ditandatangani oleh perwakilan saksi masing-
masing calon.
(6) PPU FT membuat hasil ketetapan Pemira FT Unnes dalam berita acara
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatas.
(7) Sosialisasi hasil Pemira FT dilaksanakan oleh KPU FT Unnes.
Bagian Lima
PENANGANAN PELANGGARAN
DAN
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 71
(1) Banwasra menerima laporan pelanggaran Pemira FT pada setiap
tahapan penyelenggaraan Pemira.
(2) Laporan pelanggaran Pemira FT Unnes diajukan oleh :
a. mahasiswa yang mempunyai hak pilih;
b. Panwasra pemira; dan/atau
c. tim sukses/calon.
(3) Laporan secara lisan dan tertulis yang berisi:
a. identitas diri pelapor;
b. waktu dan tempat kejadian perkara;
c. identitas pelanggar;
d. identitas saksi-saksi;
e. uraian kejadian; dan
(4) bukti kejadian dapat dilampirkan dalam bentuk foto.
(5) Laporan sebagaimana pada ayat (3) disampaikan kepada Banwasra.
(6) Tata cara pelaporan lebih lanjut diatur oleh Banwasra.
Pasal 72
Banwasra menyelesaikan sengketa melalui tahapan sebagai berikut:
(1) Mempertemukan pihak-pihak yang bersengketa untuk musyawarah
mufakat; dan
(2) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebut tidak
diterima oleh pihak-pihak yang bersengketa, dengan
mempertimbangkan keberatan yang diajukan oleh pihak-pihak yang
bersengketa, Banwasra sesuai dengan kewenangannya membuat
keputusan berdasarkan peraturan Banwasra yang telah ditetapkan;
(3) Banwasra meneruskan temuan yang mengandung unsur pidana kepada
pihak berwajib.
Pasal 73
(1) Jenis-jenis sanksi :
a. Sanksi berupa larangan pemasangan atau penyitaan alat peraga dan
pemotongan masa kampanye.
b. Sanksi berupa pengurangan suara.
c. Pembatalan calon.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a diberikan
terhadap pelanggaran pemira yang dilakukan sampai sehari sebelum
masa tenang pemira.
(3) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b diberikan
terhadap pelanggaran pemira yang dilakukan pada hari terakhir
kampanye atau masa tenang dan/atau hari pemungutan suara.
(4) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c diberikan
terhadap pelanggaran pemira yang dilakukan sejak penetapan calon
sampai dikeluarkan surat keputusan tentang penetapan calon terpilih.
(5) Peserta yang melanggar sanksi hari pengurangan kampanye dikenakan
pengurangan suara;
(6) Jumlah sanksi pengurangan suara sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) huruf b sebanyak-banyaknya 5 (lima) suara tiap jurusan tiap
pelanggaran untuk pemira Ketua dan Wakil Ketua BEM FT Unnes dan
sebanyak-banyaknya 5 (lima) suara tiap jurusan tiap pelanggaran untuk
pemira anggota DPM FT Unnes.
(7) Aturan lebih lanjut diatur kemudian oleh Banwasra FT.
BAB IX
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 75
(1) Pada saat berlakunya undang-undang ini, undang-undang pemilihan
umum raya FT yang menjadi acuan pemilihan Ketua dan Wakil Ketua
BEM FT Unnes dan anggota DPM FT Unnes dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku lagi.
(2) Undang-Undang ini disahkan dan disetujui oleh Ketua BEM FT Unnes
dan Ketua DPM FT Unnes.
(3) Apabila undang-undang ini dalam waktu 7 hari tidak di setujui oleh
Ketua BEM FT Unnes maka dinyatakan Sah atau melalui kebijakan
DPM FT Unnes untuk mengacu kepada undang-undang tahun
sebelumnya.
(4) Segala sesuatu yang terkait pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM FT
Unnes dan anggota DPM FT Unnes yang belum diatur dalam undang-
undang ini akan ditentukan kemudian oleh KPU FT Unnes yang
bersangkutan.
(5) Undang-undang ini berlaku pada tanggal disahkan.
(6) Agar mahasiswa FT mengetahuinya, maka perundangan-undangan ini
dengan ketentuan maksimal diundangkan H+3 setelah undang-undang
ini disahkan.