Anda di halaman 1dari 2

STUDI KASUS PENGURUSAN UANG OLEH BENDAHARA

PENGELUARAN

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh Tim Pemeriksa BPK dari Sistem
Akuntansi Instansi (SAI) Tingkat Eselon I Direktorat Jenderal (Dirjen) Permainan
Departemen Store diketahui bahwa saldo Kas Di Bendahara Pengeluaran Tingkat
Satuan Kerja Dana Dekonsentrasi (Satker Dekon) Dinas Pertokoan Provinsi Ruko-
ruko per 31 Desember 2007 dan 31 Desember 2008 adalah nihil. Saldo nihil
tersebut dinyatakan setelah bendahara pengeluaran menyetor sisa uang
persediaan yang dikelola ke Kas Negara. Terkait dengan masalah tersebut,
Bendahara Pengeluaran DIPA BA BLA-BLA Dinas Pertokoan Provinsi Ruko-ruko telah
menyetor sisa uang persediaan sebesar Rp328.911.850,00 ke Kas Negara, sesuai
Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) tanggal 8 Januari 2008.

Akan tetapi, berdasarkan dokumen yang diadministrasikan oleh pemeriksa BPK di kantornya diketahui
terdapat surat peringatan yang diberikan oleh salah satu KPPN yang berada di Provinsi Ruko-ruko yang
menyatakan bahwa Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Bendahara Pengeluaran Dinas
Pertokoan Provinsi Ruko-ruko telah mendapat beberapa kali peringatan, terakhir
melalui surat pemberitahuan ketiga dari Pihak KPPN Ruko-ruko tanggal 26 Februari
2009 terkait sisa uang persediaan sebesar Rp328.911.850,00 yang belum
disetor/dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya Tim Pemeriksa BPK menganalisa data-data yang terkait dengan kondisi
tersebut dan meminta kelengkapan bukti setor SSPB tersebut. Atas permintaan Tim
BPK, Dirjen Permainan Departemen Store memberikan copy SSPB dimaksud kepada
Tim Pemeriksa BPK.

Data dan informas tambahan :


1. Nama Bendahara Pengeluaran dari Satker Dekon Dinas Pertokoan Provinsi
Ruko-ruko adalah Mr. X.
2. Pada Tahun 2007 dan 2008 Mr. X juga menjabat sebagai Bendahara
Pengeluaran pada 3 satker Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan pada 2 eselon satu
Departemen Store.
3. Satker Dekon Dinas Pertokoan tersebut selama Tahun 2008 mash
memperoleh pencairan dana Uang Persediaan secara lancar, sedangkan pada
tahun 2009 pihak KPPN tidak bersedia mencairkan uang persediaan yang
diminta oleh satker Dekon tersebut dengan alasan sisa uang persediaan Tahun
2007 sebesar Rp328.911.850,00 belum dipertanggungjawabkan.
4. Pada awal tahun 2009 di KPPN terjadi mutasi besar-besaran terkait dengan
restrukturisasi dan reorganisasi KPPN Modern (KPPN Percoontohan).
5. Data anggaran dan realisasi Tahun 2007 – 2008 dari satker Bendahara
Pengeluarannya dijabat oleh Mr. X adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1: Rincian Anggaran dan Realisasi Tahun 2007-2008

No. Sumber Dana Anggaran Rrealisasi Sisa

1 TA 2007
No. Sumber Dana Anggaran Rrealisasi Sisa

a. Dekon Ditjen Permainan 2.934.233.000 1.492.391.170 1.441.841.830

b. Dekon Ditjen Perlombaan 437.000.000 359.369.400 77.630.600

c. TP Ditjen Perlombaan 1.900.000.000 1.758.505.000 141.495.000

d. Dekon Ditjen Pertandingan 400.000.000 69.130.000 330.870.000

Jumlah 5.671.233.000 3.679.395.570 1.991.837.430

2 TA 2008

a. Dekon Ditjen Permainan 1.869.840.000 1.288.375.450 581.464.550

b. TP Ditjen Permainan 685.410.000 269.157.800 416.252.200

c. Dekon Ditjen Perlombaan 505.750.000 465.693.000 40.057.000

d. Dekon Ditjen Pertandingan 300.000.000 298.847.500 1.152.500

Jumlah 3.361.000.000 2.322.073.750 1.038.926.250

Sumber: Data Laporan Keuangan per Satuan Kerja pada Departemen Store TA 2007 dan 2008

Pertanyaan :

1. Apa yang akan Anda lakukan seandainya Anda menjadi salah satu dari Tim
Pemeriksa LK tersebut? Uraikan langkah-langkah/prosedur pemeriksaan yang
akan Anda lakukan, seandainya dalam Program Pemeriksaan (P2) tidak dijumpai
prosedur pemeriksaan yang lebih rinci.

2. Seandainya Anda ditugaskan untuk melaksanakan pemeriksaan lanjutan


yang lebih mendalam, langkah-langkah apa yang akan Anda lakukan?

3. Dari data dan informasi yang diuraikan dalam studi kasus, apakah terdapat
indikasi kerugian Negara? Jika ada, bagaimana langkah yang harus diambil oleh
Anda selaku Tim Pemeriksa BPK? Bagaimana metode penghitungannya?

Anda mungkin juga menyukai