Anda di halaman 1dari 29

UNDANG-UNDANG MAHASISWA

UIN WALISONGO SEMARANG


NOMOR 01 TAHUN 2019
TENTANG
PEMILIHAN MAHASISWA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


Menimbang :
a. bahwa dalam rangka mewujudkan kedaulatan mahasiswa dalam pemerintahan
mahasiswa.
b. bahwa dalam melaksanakan Pemilihan Mahasiswa untuk Anggota Senat Mahasiswa
Universitas (SEMA), Ketua dan Wakil Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas
(DEMA), Anggota Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA-F), Ketua Dewan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas (DEMA-F), serta Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).
c. bahwa untuk dapat melaksanakan Pemilihan Mahasiswa lebih berkualitas dengan
partisipasi mahasiswa seluas-luasnya dan dilaksanakan berdasarkan asas langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
d. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a,b dan c diatas perlu ditetapkan Undang-undang
tentang Pemilihan Umum Mahasiswa.
Mengingat :
a. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 57/2015 tentang Statuta UIN Walisongo Semarang;
b. Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Nomor 4961
Tahun 2016 perubahan atas Keputusan Direktorat Pendidkan Islam Nomor 1741 Tahun
2013 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Agama
Islam;
c. Keputusa Rektor UIN Walisongo Semarang Nomor 109 Tahun 2019 tentang Pedoman
Organisasi Kemahasiswaan.
Memperhatikan :
Hasil Kajian dan Rekomendasi Perubahan oleh Komisi Legislasi Senat Mahasiswa (SEMA)
UIN Walisongo dengan sudah disetujui oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN
Walisongo.

1
DENGAN PERSETUJUAN BERSAMA
SENAT MAHASISWA UIN WALISONGO SEMARANG
DENGAN
DEWAN EKSEKUTIF MAHASISWA UIN WALISONGO SEMARANG
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
UNDANG-UNDANG MAHASISWA
TENTANG
PEMILIHAN MAHASISWA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian Umum
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1. Pemilihan Mahasiswa yang selanjutnya disebut Pemilwa adalah sarana pelaksanaan
reorganisasi lembaga kemahasiswaan berdasarkan kedaulatan mahasiswa yang
diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
2. Anggota Senat Mahasiswa Universitas, Ketua dan Wakil Ketua Dewan Eksekutif
Mahasiswa Universitas, Anggota Senat Mahasiswa Fakultas, Ketua Dewan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas, serta Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan selanjutnya secara
berturut-turut disebut Anggota SEMA, Ketua dan Wakil Ketua DEMA, Anggota SEMA-
F, Ketua DEMA-F, serta Ketua HMJ.
3. Pelaksanaan Pemilwa menggunakan dua metode : Langsung; dan Perwakilan.
4. Pemilwa secara langsung dilaksanakan untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua DEMA,
Ketua DEMA-F dan Ketua HMJ.
5. Pemilwa secara perwakilan dilaksanakan untuk memilih Anggota SEMA dan Anggota
SEMA-F.
6. Komisi Pemilihan Mahasiswa yang selanjutnya disebut KPM adalah lembaga yang
bersifat institusional, independen, tetap dan mandiri untuk menyelengarakan Pemilwa.

2
7. Panitia Pemungutan Suara Mahasiswa yang selanjutnya disebut PPSM adalah panitia
pelaksana Pemilwa yang merupakan bagian dari KPM.
8. Badan Pengawas Pemilwa yang selanjutnya disebut BAWASWA adalah lembaga yang
bersifat institusional, independen, tetap dan mandiri dalam mengawasi dan
menyelesaikan persoalan yang terjadi dalam penyelenggaraan Pemilwa.
9. Mahasiswa adalah mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif di UIN Walisongo
Semarang.
10. Peserta Pemilwa adalah Partai Mahasiswa dan perseorangan sebagai calon Anggota Senat
Mahasiswa Universitas, Ketua dan Wakil Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa
Universitas, Anggota Senat Mahasiswa Fakultas, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas, serta Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan yang diusung oleh Partai
Mahasiswa.
11. Partai Mahasiswa adalah partai yang dibentuk oleh sekelompok mahasiswa yang telah
terdaftar dalam Bagian Dalam Negeri Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas.
12. Pemilih sistem langsung adalah mahasiswa aktif UIN Walisongo Semarang yang
terhitung dari semester satu hingga delapan.
13. Pemilih sistem langsung yang melebihi semester delapan melakukan pendaftaran kepada
KPM.
14. Daftar Pemilih Tetap selanjutnya disingkat DPT adalah pemilih dalam metode
perwakilan.
15. DPT adalah utusan dari tiap jurusan sejumlah 1 (satu) mahasiswa untuk SEMA dan 5
(lima) mahasiswa untuk SEMA-F.
16. Kampanye Pemilwa adalah kegiatan peserta pemilwa dan/atau calon Anggota Senat
Mahasiswa Universitas, Ketua dan Wakil Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa
Universitas, Anggota Senat Mahasiswa Fakultas, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas, serta Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan untuk menyakinkan para pemilih
dengan menawarkan program-programnya.
17. Bilangan Pembagi Pemilih yang selanjutnya disingkat dengan BPP adalah bilangan yang
diperoleh dari hasil pembagian jumlah suara sah dengan jumlah kursi di daerah pemilwa
untuk menentukan jumlah perolehan kursi partai mahasiswa perserta Pemilwa dan
terpilihnya Anggota SEMA dan Anggota SEMA-F.

3
18. Tempat Pemungutan Suara selanjutnya disebut sebagai TPS.
19. Tahapan penyelenggaraan pemilwa adalah rangkaian kegiatan Pemilwa yang dimulai dari
pendaftaran peserta pemilwa, penetapan peserta pemilwa, penetapan jumlah kursi,
pencalonan Anggota Senat Mahasiswa Universitas, Ketua dan Wakil Ketua Dewan
Eksekutif Mahasiswa Universitas, Anggota Senat Mahasiswa Fakultas, Ketua Dewan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas, serta Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan, kampanye,
pemilihan perwakilan, pemungutan dan penghitungan suara, penetapan hasil pemilwa.

BAB II
PEMILWA
Pasal 2
Asas, Prinsip, dan Tujuan
Pemilwa dilaksanakan berdasarkan atas asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Pasal 3
Dalam penyelenggaraan Pemilwa, penyelenggara Pemilwa harus melaksanakan Pemilwa
berdasarkan asas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan penyelenggara harus memenuhi
prinsip :
a. Jujur;
b. Mandiri;
c. Tertib
d. Professional;
e. Efektif; dan
f. Efisien.
Pasal 4
Pemilwa dilaksanakan bertujuan untuk memilih Anggota Senat Mahasiswa Universitas, Ketua
Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas, Anggota Senat Mahasiswa Fakultas, Ketua dan Wakil
Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, serta Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan.
Pasal 5
Pelaksanaan
1. Pemilwa dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali paling akhir pada bulan desember
dengan dilaksanakan dalam dua tahap.

4
2. Pemilwa tahap pertama dilaksanakan secara perwakilan untuk memilih Anggota SEMA
dan Anggota SEMA-F.
3. Pemilwa tahap kedua dilaksanakan secara langsung untuk memilih Ketua dan Wakil
Ketua DEMA, Ketua DEMA-F dan Ketua HMJ.
Pasal 6
1. Peserta Pemilwa untuk pemilihan Anggota SEMA, Anggota SEMA-F adalah sejumlah
nama calon sesuai jumlah kursi yang tersedia dengan diusung oleh partai mahasiswa.
2. Peserta Pemilwa untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua DEMA, Ketua DEMA-F, serta
Ketua HMJ adalah perseorangan yang diusung oleh partai mahasiswa.
Pasal 7
1. Pemilwa untuk memilih Anggota SEMA dan Anggota SEMA-F dilaksanakan dengan
sistem perwakilan.
2. Pemilwa untuk memilih Anggota dan Anggota SEMA-F dilaksanakan dengan sistem
pemilihan langsung dengan daftar calon terbuka.
3. Pemilwa untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua DEMA, Ketua DEMA-F dan Ketua
HMJ dilaksanakan dengan sistem pemilihan langsung.

BAB III
PELAKSANA PEMILWA
Pasal 8
Komisi Pemilihan Mahasiswa
KPM terdiri atas :
a. KPM; dan
b. PPSM
Pasal 9
Kedudukan dan Keanggotaan
1. KPM berkedudukan di tingkat Universitas.
2. PPSM berkedudukan di tingkat Fakultas.
Pasal 10
Anggota KPM
1. Jumlah anggota :

5
a. KPM sebanyak 16 (enam belas) mahasiswa yang berasal dari 2 (dua) utusan
mahasiswa tiap fakultas.
b. PPSM sebanyak 5 (lima) mahasiswa bagi setiap fakultas.
2. Penetapan jumlah KPM dan PPSM berdasarkan asas keadilan bagi tiap fakultas.
3. Ketua KPM dipilih dari dan oleh anggota.
4. Ketua PPSM dipilih dari dan oleh anggota.
5. Komposisi anggota KPM dan PPSM memperhatikan keterwakilan perempuan paling
sedikit 30% (tiga pulu persen)
Pasal 11
1. Ketua KPM bertugas :
a. Memimpin rapat pleno dan seluruh kegiatan KPM.
b. Memberikan keterangan resmi tentang kebijakan dan kegiatan KPM.
c. Menandatangani seluruh peraturan dan keputusan KPM.
Pasal 12
Seleski Anggota KPM
1. Ketua DEMA membentuk panitia seleksi yang berjumlah 5 mahasiswa dengan
memperhatikan keterwakilan perempuan untuk menyeleksi dan memilih anggota KPM.
2. Unsur panitia seleksi adalah pengurus aktif DEMA.
3. Untuk memilih calon anggota KPM, tim seleksi melakukan tahapan kegiatan :
a. Mengumumkan pendaftaran bakal calon anggota KPM;
b. Menerima pendaftaran bakal calon anggota KPM;
c. Melakukan verfikasi dan seleksi administratif bakal calon anggota KPM;
d. Mengumumkan hasil seleksi administratif bakal calon anggota KPM;
e. Melakukan seleksi wawancara bakal calon anggota KPM;
f. Menetapkan paling banyak 32 (tiga puluh dua) nama calon anggota KPM; dan
g. Menyampaikan 32 (tiga puluh dua) nama calon anggota KPM kepada Ketua DEMA.
4. Ketua mengajukan 32 (tiga puluh dua) nama calon anggota KPM kepada SEMA.
5. SEMA memilih dan menetapkan 16 (enam belas) nama calon anggota KPM berdasarkan
kelayakan dan kepatutan.
6. SEMA menyampaikan nama calon anggota KPM terpilih kepada Ketua DEMA.

6
7. Anggota KPM disahkan oleh Ketua DEMA dan juga tertandatangani oleh Rektor UIN
Walisongo.
Pasal 13
Syarat Anggota KPM
1. Syarat untuk menjadi anggota KPM adalah :
a. Tercatat sebagai mahasiswa UIN Walisongo dibuktikan foto copy KTM atau
sejenisnya;
b. Minimal duduk di semester 5 (lima);
c. Mendapatkan surat rekomendasi dari Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan;
d. Mempunyai integritas, pribadi yang kuat jujur dan adil;
e. Mempunyai komitmen dalam dedikasi terhadap suksesnya Pemilwa, tegaknya
demokrasi dan keadilan.
f. Bersedia bekerja sepenuh waktu;
g. Bukan dari unsur Partai Mahasiswa; dan
h. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh Panitia Seleksi.
Pasal 14
Anggota KPM dan PPSM berhenti antar waktu karena :
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri;
c. Melanggar sumpah atau janji.
Pasal 15
Tugas KPM
KPM bertugas :
a. Merencanakan program dan anggaran serta menetapkan jadwal.
b. Menyusun peraturan untuk setiap tahapan Pemilwa.
c. Menetapkan mekanisme seleksi anggota PPSM.
d. Membentuk, menyeleksi dan menetapkan anggota PPSM bagi setiap fakultas.
e. KPM menyampaikan perencanaan dan laporan tahapan penyelenggaraan serta
rencana dan penggunaan anggaran Pemilwa kepada pimpinan UIN Walisongo,
SEMA dan DEMA.
f. Memperlakukan peserta pemilwa secara adil dan setara guna mensukseskan Pemilwa.

7
g. Membuat berita acara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara.
h. Mengumumkan calon Anggota SEMA, Ketua dan Wakil Ketua DEMA, Anggota
SEMA-F, Ketua DEMA-F serta Ketua HMJ.
i. Mensosialisasikan Penyelenggaraan Pemilwa oleh KPM.
j. Memelihara arsip dan dokumen Pemilwa.
k. Menyampaikan informasi kegiatan pemilwa kepada mahasiswa.
l. Melaksanakan pemilihan perwakilan bekerjasama dengan SEMA-F.
m. Melaksanakan semua tahapan pelaksanaan Pemilwa secara tepat waktu.
Pasal 16
Syarat PPSM
Syarat untuk menjadi anggota PPSM adalah :
a. Tercatat sebagai mahasiswa UIN Walisongo dibuktikan foto copy KTM atau
sejenisnya;
b. Minimal duduk di semester 1 (satu) dan/atau 3 (tiga);
c. Mendapatkan surat rekomendasi dari Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan;
d. Mempunyai integritas, pribadi yang kuat jujur dan adil;
e. Mempunyai komitmen dalam dedikasi terhadap suksesnya Pemilwa, tegaknya
demokrasi dan keadilan.
f. Bersedia bekerja sepenuh waktu;
g. Bukan dari unsur Partai Mahasiswa; dan
h. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh KPM.
Pasal 17
Tugas PPSM
Tugas dan Wewenang PPSM adalah :
a. Menyiapkan segala hal yang merupakan kebutuhan teknis;
b. Membantu tugas penyelenggaraan pemilihan perwakilan dan pemungutan dan
penghitungan suara; dan
c. Melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara.

BAB IV
PESERTA PEMILWA

8
Pasal 18
1. Partai mahasiswa dapat menjadi peserta Pemilwa apabila memenuhi syarat :
a. Terdaftar sebagai partai mahasiswa oleh Bagian Dalam Negeri DEMA.
b. Mendaftarkan sebagai peserta kepada KPM.
2. Peserta Pemilwa perseorangan adalah calon Ketua dan Wakil Ketua DEMA, Ketua
DEMA-F, serta Ketua HMJ yang diusung partai mahasiswa.
Pasal 19
Calon Anggota SEMA dan SEMA-F
1. Partai Mahasiswa yang dinyatakan sebagai peserta adalah yang memenuhi syarat
sebagaimana dalam Pasal 18 ayat 1 poin (a).
2. Calon Anggota SEMA berasal dari fakultas dengan memiliki IPK minimal 3.25.
3. Calon Anggota SEMA-F berasal dari fakultas yang bersangkutan dan harus
mengakomodir setiap jurusan yang ada dengan memiliki IPK minimal 3.25.
4. Calon Anggota SEMA diusung oleh Pengurus Partai Mahasiswa di tingkat
Universitas dan melalui rekomendasi Pengurus Partai Mahasiswa di tingkat Fakultas
yang sama.
5. Jumlah kursi SEMA adalah 27 (dua puluh tujuh) kursi dengan sistem dibagi dan
representasi tiap fakultas.
6. Jumlah kursi SEMA adalah dihitung di tiap fakultas berdasarkan ketentuan 1 (satu)
kursi adalah representasi 650 mahasiswa aktif.
7. Partai Mahasiwa mengusung calon Anggota SEMA untuk memenuhi kursi tiap
fakultas.
8. Partai Mahasiswa hanya boleh mengusung calon Anggota SEMA sesuai dengan
jumlah kursi dari tiap fakultas.
9. Jumlah kursi SEMA untuk tiap fakultas ditetapkan dalam penjelasan.
10. Jumlah kursi SEMA-F adalah dihitung berdasarkan jumlah Himpunan Mahasiswa
Jurusan.
11. Fakultas yang terdiri dari 2 (dua) HMJ berjumlah 13 (tiga belas) kursi
12. Fakultas yang terdiri dari 3-4 (tiga sampai 4) HMJ berjumlah 15 (belas belas) kursi.
13. Fakultas yang terdiri 5 (lima) HMJ atau lebih berjumlah 17 (tujuh belas) kursi.
14. Jumlah kursi SEMA-F di tiap Fakultas ditetapkan dalam penjelasan.

9
15. Calon Anggota SEMA-F diusung oleh Pengurus Partai Mahasiswa di tingkat Fakultas
yang bersangkutan.
16. Partai Mahasiswa boleh mengusung calon Anggota SEMA-F sedikitnya 50% (lima
puluh persen) lebih satu dari jumlah kursi yang telah ditentukan dan berasal dari
semua jurusan yang ada di tiap fakultas.
Pasal 20
Perorangan
1. Calon Ketua dan Wakil Ketua DEMA harus memenuhi syarat :
a. Bertaqwa kepada Allah SWT .
b. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif UIN Walisongo Semarang.
c. Sedang dalam semester V (lima) dan/atau VII (tujuh).
d. Mendapatkan rekomendasi secara tertulis oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
e. Mampu secara jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya.
f. Memiliki IPK minimal 3.25.
g. Tidak sedang menjadi Ketua/Wakil Ketua di lembaga kemahasiswaan di UIN
Walisongo Semarang yang dibuktikan dengan surat keterangan.
h. Terdaftar sebagai pemilih.
i. Membuat daftar riwayat hidup.
j. Bersedia membuat tulisan tentang Visi, Misi dan Rencana strategis selama
pemerintahannya mendatang.
k. Setia kepada UIN Walisongo Semarang.
2. Calon Ketua DEMA-F harus memenuhi syarat :
a. Bertaqwa kepada Allah SWT .
b. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif UIN Walisongo Semarang.
c. Sedang dalam semester V (lima).
d. Mendapatkan rekomendasi secara tertulis oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
e. Memiliki IPK minimal 3.25.
f. Mampu secara jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya.
g. Tidak sedang menjadi Ketua/Wakil Ketua di lembaga kemahasiswaan di UIN
Walisongo Semarang yang dibuktikan dengan surat keterangan.
h. Terdaftar sebagai pemilih.

10
i. Membuat daftar riwayat hidup.
j. Bersedia membuat tulisan tentang Visi, Misi dan Rencana strategis selama
pemerintahannya mendatang.
k. Setia kepada UIN Walisongo Semarang.
3. Calon Ketua HMJ harus memenuhi syarat :
a. Bertaqwa kepada Allah SWT .
b. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif UIN Walisongo Semarang.
c. Sedang dalam semester III (tiga) dan/atau V (lima).
d. Mendapatkan rekomendasi secara tertulis oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
e. Mampu secara jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya.
f. Memiliki IPK minimal 3.25.
g. Tidak sedang menjadi Ketua/Wakil Ketua di lembaga kemahasiswaan di UIN
Walisongo Semarang yang dibuktikan dengan surat keterangan.
h. Terdaftar sebagai pemilih.
i. Membuat daftar riwayat hidup.
j. Bersedia membuat tulisan tentang Visi, Misi dan Rencana strategis selama
pemerintahannya mendatang.
k. Setia kepada UIN Walisongo Semarang.

BAB V
PENCALONAN
Pasal 21
Persyaratan
Pendaftaran Calon Anggota SEMA, Ketua dan Wakil Ketua DEMA, Anggota SEMA-F, Ketua
DEMA-F serta Ketua HMJ diusulkan oleh partai mahasiswa sebagai peserta pemilwa kepada
KPM dengan menyertakan :
a. Surat pencalonan yang ditanda tangani oleh pimpinan partai mahasiswa sesuai
dengan tingkatannya.
b. Surat pernyataan kesediaan menjadi Anggota SEMA, Ketua dan Wakil Ketua
DEMA, Anggota SEMA-F, Ketua DEMA-F dan Ketua HMJ.
c. Menyertakan visi, misi, rencana strategis dan daftar riwayat hidup.

11
d. Foto copy KTM yang masih berlaku.
e. Karya tulis tentang Good Student Government untuk calon Ketua dan Wakil Ketua
DEMA.
f. Karya tulis tentang Student Goverment untuk calon Ketua DEMA-F dan Ketua HMJ.
g. Karya tulis tentang Lembaga Legislatif untuk calon Anggota SEMA dan Anggota
SEMA-F sesuai dengan tingkatannya.
Pasal 22
Calon Ketua dan Wakil Ketua DEMA dan Ketua DEMA-F sedikitnya diusung oleh satu
partai mahasiswa dan/atau boleh koalisi beberapa partai mahasiswa.
Pasal 23
Mekanisme
1. KPM meneliti kelengkapan persyaratan Calon Ketua dan Wakil Ketua DEMA, Anggota
SEMA, Ketua DEMA-F, Anggota SEMA-F, serta Ketua HMJ.
2. KPM memberitahukan secara tertulis hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada pimpinan partai mahasiswa selambat-lambatnya 2x24 jam sejak diterimannya berkas
pencalonan.
3. Apabila calon belum memenuhi syarat atau ditolak karena tidak memenuhi syarat, partai
mahasiswa yang mengajukan calon diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau
memperbaiki kelengkapan calon atau mengajukan calon baru paling lambat 3 (tiga) hari
sejak pemberitahuan hasil penelitian persyaratan oleh KPM.
4. KPM melakukan penelitian ulang persyaratan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan
sekaligus pemberitahuan hasil penelitian paling lambat 1x24 jam.
5. Apabila hasil penelitian berkas calon sebagaiman dimaksud dalam ayat (4) tidak memenuhi
syarat dan ditolak oleh KPM, partai mahasiswa tidak dapat lagi memenuhi syarat berkas
ataupun mengusung calon pengganti.
6. KPM mengumumkan secara luas nama calon yang telah memenuhi syarat sebagai peserta
pemilwa.
Pasal 24
1. Partai mahasiswa tidak diperbolehkan menarik calonnya, atau salah satu dari calon
mengundukan diri terhitung sejak ditetapkan sebagai calon Anggota SEMA dan Anggota
SEMA-F oleh KPM.

12
2. Apabila partai mahasiswa menarik calon atau salah satu calon mengundurkan diri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), partai mahasiswa yang mencalonkan tidak dapat
mengusulkan calon pengganti.
3. Apabila terjadi calon tunggal pada pemilihan DEMA disemua tingkat, maka KPM harus
menyediakan kotak foto kosong dalam kertas suara.
4. Apabila hasil perhitungan suara kotak foto kosong dalam kertas suara lebih banyak dari
jumlah perolehan suara calon tunggal, maka calon tunggal harus memperoleh 40% suara dari
total suara sah.
5. Apabila sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat 4 tidak terpenuhi, KPM harus melakukan
pemilihan ulang ditingkatan yang bersangkutan sesuai peraturan perudang-undangan.

BAB VI
PENGAWAS PEMILWA
Pasal 25
Badan Pengawas Pemilwa
Badan Pengawas Pemilwa selanjutnya disebut sebagai BAWASWA.
Pasal 26
Kedudukan dan Keanggotaan
1. Bawaswa berkedudukan dan bertanggungjawab atas kelancaran pelaksanaan Pemilwa di
tingkat Universitas maupun Fakultas.
Pasal 27
Anggota
1. Jumlah anggota Bawaswa sebanyak 16 (enam belas) mahasiswa yang berasal dari 2 (dua)
utusan mahasiswa tiap fakultas.
2. Penetapan jumlah Bawaswa berdasarkan asas keadilan bagi tiap fakultas.
3. Ketua Bawaswa dipilih dari dan oleh anggota.
4. Komposisi anggota Bawaswa memperhatikan keterwakilan perempuan paling sedikit
30% (tiga pulu persen).
Pasal 28
Ketua Bawaswa bertugas :
a. Memimpin rapat pleno dan seluruh kegiatan Bawaswa.

13
b. Memberikan keterangan resmi tentang kebijakan dan kegiatan Bawaswa.
c. Menandatangani seluruh peraturan dan keputusan Bawaswa.
Pasal 29
1. Ketua SEMA membentuk panitia seleksi yang berjumlah 5 mahasiswa dengan
memperhatikan keterwakilan perempuan untuk menyeleksi dan memilih anggota
Bawaswa.
2. Unsur panitia seleksi adalah anggota aktif SEMA.
3. Untuk memilih calon anggota Bawaswa, tim seleksi melakukan tahapan kegiatan :
a. Mengumumkan pendaftaran calon anggota Bawaswa;
b. Menerima pendaftaran calon anggota Bawaswa;
c. Melakukan verfikasi dan seleksi administratif calon anggota Bawaswa;
d. Mengumumkan hasil seleksi administratif calon anggota Bawaswa;
e. Melakukan seleksi wawancara calon anggota Bawaswa;
f. Menetapkan paling banyak 16 (enam belas) nama calon anggota Bawaswa; dan
g. Menyampaikan 16 (enam belas) nama calon anggota Bawaswa kepada Ketua SEMA.
h. Anggota Bawaswa disahkan oleh Ketua SEMA dan juga tertandatangani oleh Rektor
UIN Walisongo.
Pasal 30
Anggota Bawaswa berhenti antar waktu karena :
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri;
c. Melanggar sumpah atau janji.
Pasal 31
Syarat Anggota Bawaswa
1. Syarat untuk menjadi anggota Bawaswa adalah :
a. Tercatat sebagai mahasiswa UIN Walisongo dibuktikan foto copy KTM atau
sejenisnya;
b. Minimal duduk di semester 3 (tiga) dan/atau 5 (lima);
c. Mendapatkan surat rekomendasi dari Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan;
d. Mempunyai integritas, pribadi yang kuat jujur dan adil;

14
e. Mempunyai komitmen dalam dedikasi terhadap suksesnya Pemilwa, tegaknya
demokrasi dan keadilan.
f. Bukan dari unsur Partai Mahasiswa.
g. Bersedia bekerja sepenuh waktu; dan
h. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh Panitia Seleksi.
Pasal 32
Tugas Bawaswa
Bawaswa bertugas :
a. Mengetahui jadwal dan mekanisme Pemilwa yang dilaksanakan oleh KPM.
b. Meminta progress report setiap agenda dari Pemilwa.
c. Membuat aturan terkait penyelesaian dan sanksi bagi setiap kecurangan dalam
Pemilwa.
d. Membuat aturan terkait penyelesaian sengketa dalam Pemilwa.
e. Melakukan pengawasan, penelusuran dan penyelesaian kecurangan atau sengketa
dalam Pemilwa.
f. Memberikan sanksi kepada setiap kecurangan dalam Pemilwa.
g. Bawaswa menyampaikan laporan setiap kecurangan atau sengketa yang terjadi dan
penggunaan anggaran Pemilwa kepada pimpinan UIN Walisongo, SEMA.
h. Memastikan Pemilwa berjalan sesuai dengan asas, prinsip dan tujuan.
i. Membuat berita acara dari setiap penyelesaian kecurangan atau sengketa dalam
Pemilwa.
BAB VII
Daftar Pemilih Tetap
Pasal 33
1. Daftar Pemilih Tetap adalah daftar pemilih yang berasal dari utusan jurusan untuk
memilih Anggota SEMA dan Anggota SEMA-F.
2. Jumlah DPT adalah :
a. 1 mahasiswa/jurusan untuk SEMA; dan
b. 5 mahasiswa/jurusan untuk SEMA-F
3. DPT untuk SEMA sedang duduk di semester 5 (lima).
4. DPT untuk SEMA-F sedang duduk di semester 3 (tiga).

15
Pasal 34
Mekanisme
1. DPT adalah mahasiswa utusan tiap jurusan yang direkomendasikan oleh HMJ.
2. Bagi jurusan yang belum memiliki HMJ memalui HMJ yang sedang bertanggungjawab
atas jurusan baru bersangkutan.
3. DPT harus didaftarkan kepada KPM selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
pelaksananaan pemilihan perwakilan.
BAB VIII
KAMPANYE
Pasal 35
1. Dalam penyelenggaraan pemilwa dapat diadakan kampanye yang dilakukan oleh peserta
pemilwa.
2. Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakhir selambat-lambatnya 1 (satu) hari
sebelum hari pemungutan suara.
3. Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh tim kampanye yang
dibentuk oleh partai mahasiswa yang mengusulkan calon.
4. Tim kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didaftarkan ke KPM bersamaan dengan
pendaftaran calon.
5. Kampaye sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bersama-sama atau secara
terpisah oleh calon dan atau oleh tim kampanye.
6. Dalam kampanye, mahasiswa mempunyai kebebasan untuk menghadiri kampanye.
7. Pedoman dan ketetapan kampanye ditetapkan oleh KPM.
Pasal 36
Dalam kampanye dilarang :
1. Mempersoalkan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pembukaan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan atau calon lainnya.
3. Menghasut dan mengadu domba antar perseorangan atau antar kelompok mahasiswa.
4. Mengganggu ketertiban umum.
5. Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menggunakan kekerasan kepada seseorang
atau kelompok mahasiswa/atau calon yang lain.

16
6. Merusak dan atau menghilangkan alat peraga kampanye.
7. Calon dari satu tim kampanye dilarang menjanjikan dan atau memberikan uang atau materi
lainnya untuk mempengaruhi memilih.

BAB IX
PEMILIHAN PERWAKILAN, PEMUNGUTAN SUARA, PERHITUNGAN SUARA
DAN PENETAPAN HASIL PEMILWA
Pasal 37
Pemilihan Perwakilan Pemungutan Suara
1. Hari, tanggal, waktu dan tempat ditetapkan oleh KPM.
2. Pemilihan perwakilan dilaksanakan dengan memberikan suara melalui surat suara yang
berisi Nama dan gambar Partai Mahasiswa dan daftar nama calon Anggota SEMA dan
SEMA-F.
3. Pemungutan suara dilaksanakan dengan memberikan suara melalui surat suara yang berisi
gambar partai mahasiswa dan/atau calon.
4. Nomor urut untuk calon Ketua dan Wakil Ketua DEMA, Ketua DEMA-F, serta Ketua HMJ
ditetapkan oleh KPM berdasarkan undian.
5. Jumlah, bentuk, ukuran, dan warna surat suara ditetapkan oleh KPM.
6. Surat suara Pemilwa secara langsung yang disediakan sedikitnya 65% (enam puluh persen)
dari mahasiswa aktif di tiap jurusan.
7. Surat suara Pemilwa secara perwakilan yang disediakan sedikitnya sejumlah DPT yang
terdaftar oleh KPM dengan dilebihkan 10% (sepuluh persen) dari jumlah DPT.
8. Pemberian suara untuk Anggota SEMA dan Anggota SEMA-F dapat dilakukan dengan cara
mencoblos gambar partai mahasiswa dan/atau nama calon peserta pemilwa.
9. Mekanisme pemilihan perwakilan adalah setiap DPT memilih satu partai mahasiswa beserta
daftar nama calon Anggota SEMA dan SEMA-F secara bergantian berdasarkan nomor utur.
10. Mekanisme Pemilwa perwakilan lebih detail akan diatur lebih lanjut oleh KPM.
11. Pemberian suara untuk Ketua dan Wakil Ketua DEMA, Ketua DEMA-F, serta Ketua HMJ
dilakukan dengan cara mencoblos salah satu calon dalam surat suara.
Pasal 38

17
1. Pemilih tuna netra, tuna daksa atau yang mempunyai halangan fisik pada saat memberikan
suarannya di TPS dapat dibantu oleh PPSM atau orang lain atas permintaan sendiri.
2. PPSM atau orang yang membantu memilih sebagaimana di maksud pada ayat (1) wajib
merahasiakan pilihan pemilih yang dibantunya.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian bantuan kepada pemilih sebagaiman dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh KPM.
Pasal 39
1. TPS ditentukan lokasinya ditempat yang mudah dijangkau, termasuk oleh penyandang cacat,
serta menjamin setiap pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung, bebas dan
rahasia.
2. Jumlah lokasi, bentuk dan letak TPS ditetapkan oleh KPM.
Pasal 40
1. Sebelum melaksanakan pemungutan suara PPSM melakukan :
a. Pembukaan kotak suara.
b. Pengeluaran seluruh isi kotak suara.
c. Mengidentifikasi jenis dokumen dan peralatan.
d. Perhitungan jumlah setiap jenis dokumen.
2. Kegiatan PPSM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dihadiri oleh saksi dari partai
mahasiswa, Bawaswa dan mahasiswa secara umum.
3. Kegiatan PPSSM sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat berita acara yang ditanda
tangani oleh ketua PPSM dan sekurang-kurangnya 2 (dua) anggota PPSM dan dapat ditanda
tangani oleh saksi dari partai mahasiswa.
Pasal 41
1. Setelah melakukan kegiatan sebagaiman dimaksud dalam pasal 37, PPSM memberikan
penjelasan mengenai tata cara pemungutan suara.
2. Dalam memberikan suara, pemilih diberi kesempatan oleh PPSM berdasarkan prinsip urutan
kehadiran pemilih.
3. Apabila menerima surat suara yang ternyata rusak, pemilih dapat meminta surat suara
pengganti kepada PPSM, kemudian PPSM memberikan surat suara pengganti hanya 1(satu)
kali.

18
4. Apabila terdapat kekeliruan dalam cara memberikan suarannya, pemilih dapat meminta surat
suara pengganti kepada PPSM, kemudian PPSM memberikan surat suara pengganti hanya 1
(satu) kali.
5. Penentuan waktu dimulai dan berakhirnya pemungutan suara ditetapkan oleh KPM.
6. Pemilih yang telah memberikan suara di TPS diberi tanda khusus oleh PPSM.
7. Tanda khusus sebagaiman dimaksud pada ayat (6) ditetapkan oleh KPUM.
Pasal 42
1. Suara untuk Ketua dan Wakil Ketua DEMA, Anggota SEMA, Ketua DEMA-F, Anggota
SEMA-F, serta Ketua HMJ dinyatakan sah apabila :
a. Suara ditandatangani atau distempel atau tanda lain oleh PPSM.
b. Tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat memuat gambar partai
mahasiswa atau calon yang telah ditentukan.
c. Tanda coblos lebih dari satu tetapi masih didalam salah satu kotak segi empat yang
memuat gambar partai mahasiswa dan calon.
d. Tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang memuat gambar partai
mahasiswa atau calon.
2. Teknis pelaksanaan tentang ketentuan sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih
lanjut oleh KPM.
Pasal 43
Perhitungan Suara
1. Perhitungan suara di TPS dilakukan oleh PPSM setelah pemungutan suara berakhir.
2. Sebelum penghitungan suara dimuali, PPSM menghitung :
a. Jumlah surat suara yang tidak terpakai.
b. Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak dan/atau keliru
mencoblos.
3. Pengguna surat suara tambahan dibuatkan berita acara yang ditanda tangani oleh ketua
PPSM dan sekurang-kurangnya 2 (dua) anggota PPSM.
4. Penghitungan suara dilakukan dan harus selesai di TPS oleh PPSM dan dapat dihadiri oleh
saksi dari partai mahasiswa, Panwaswa dan mahasiswa umum.
5. Saksi partai mahasiswa harus membawa surat mandat dari partai mahasiswa yang
bersangkutan dan menyerahkan kepada ketua PPSM.

19
6. Penghitungan suara dilakukan dengan cara yang memungkinkan saksi partai mahasiswa,
Panwaswa dan mahasiswa umum yang hadir dapat menyaksikan secara jelas proses
penghitungan suara.
7. Partai mahasiswa, calon Ketua dan Wakil Ketua DEMA, Anggota SEMA, Ketua DEMA-F,
Anggota SEMA-F, serta Ketua HMJ melalui saksi mata yang diutus hadir dapat mengajukan
keberatan terhadap jalannya perhitungan suara oleh PPSM apabila ternyata terdapat hal-hal
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
8. Apabila keberatan yang diajukan oleh saksi partai atau mahasiswa sebagaimana dimaksud
ayat (7) dapat diterima, PPSM ketika itu juga mengadakan pembetulan.
9. Setelah selesai penghitungan suara di TPS, PPSM membuat berita acara hasil penghitungan
suara yang ditandatangani oleh Ketua dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota PPSM
serta dapat ditanda tangani oleh saksi partai mahasiswa.
10. PPSM menyerahkan berita acara hasil perhitungan suara, surat suara, dan alat kelengkapan
administrasi pemungutan dan penghitungan suara diserahkan kepada KPUM segera setelah
penghitungan suara.
11. Setelah menerima berita acara hasil penghitungan suara, KPUM membuat berita acara
penerimaan dan melakukan rekapitulasi jumlah suara dan dapat dihadiri oleh saksi partai
mahasiswa, panwas dan mahasiswa umum.
12. KPUM wajib memberikan 1 (satu) ekslemper selain berita acara rekapitulasi hasil
perhitungan suara selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah ditandatangani berita acara dan
rekapitulasi penghitungan suara kepada :
a. Pimpinan UIN Walisongo.
b. SEMA Universitas.
c. DEMA Universitas.
d. Partai Mahasiswa.
Pasal 44
Penetapan Calon Terpilih
1. Penetapan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan pengumuman hasil pemilwa dilakukan
oleh KPM selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sejak pemungutan suara.
2. Penetapan jumlah kursi SEMA dan SEMA-F ditetapkan berdasarkan sebagaimana yang
dimuat dalam Pasal 19.

20
3. Kuota kursi SEMA dan SEMA-F yang diperoleh masing-masing partai ditetapkan oleh
KPM.
4. Berita acara penetapan pada hari yang sama disampaikan oleh KPM kepada :
a. Pimpinan UIN Walisongo.
b. SEMA Universitas.
c. DEMA Universitas.
d. Partai Mahasiswa.

BAB X
PARTAI MAHASISWA
Pasal 45
Ketentuan Umum
Dalam undang-undang ini yang dimaksudkan dengan :
1. Partai Mahasiswa adalah organisasi yang dibentuk oleh sekelompok mahasiswa secara
sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan
kepentingan anggota dari mahasiswa melalui Pemilihan Mahasiswa.

2. Anggaran Dasar Partai Mahasiswa, selanjutnya disebut AD adalah peraturan dasar Partai
Mahasiswa.

3. Anggaran Rumah Tangga Partai Mahasiswa, selanjutnya disebut ART adalah peraturan
yang dibentuk sebagai penjabaran dari Anggaran Dasar.

4. Struktur Kepengurusan Partai Mahasiswa adalah struktur yang sudah terbentuk dalam
kepengurusan Partai Mahasiswa.

5. Dewan Pengurus Pusat adalah struktural Partai Mahasiswa di tingkat universitas.

6. Dewan Pengurus Wilayah adalah struktural Partai Mahasiswa di tingkat fakultas.

7. Partai Mahasiswa Baru adalah partai mahasiswa yang baru didirikan di UIN Walisongo
Semarang atau tidak mengikuti Pemilwa satu tahun sebelumnya atau lebih.

Pasal 46
Pembentukan Partai Mahasiswa

21
1. Partai Mahasiswa didirikan dan dibentuk oleh mahasiswa dengan dukungan sekurang-
kurangnya 500 Mahasiswa UIN Walisongo Semarang dengan menunjukkan KTM/Kartu
Perpustakaan/FRS/HSS/Slip Pembayaran UKT yang masih berlaku.
2. Partai Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didaftarkan pada Bagian
Dalam Negeri DEMA UIN Walisongo Semarang, dengan syarat :
a. Memiliki AD/ART Partai.
b. Mempunyai struktur kepengurusan tetap di tingkat universitas dan fakultas
sekurang-kurangnya 2/3 dari seluruh jumlah fakultas yang ada serta menyetarkan
daftar nama pengurus pada masing-masing tingkatan.
c. Memiliki nama, lambang dan tanda gambar yang tidak mempunyai persamaan
pada pokoknya atau keseluruhan dengan nama, lambang, dan tanda gambar partai
mahasiswa lain dilingkungan UIN Walisongo Semarang dan NKRI.
d. Memiliki kantor atau kesekretariatan tetap serta jalur kontak yang jelas.
Pasal 47
1. Bagian Dalam Negeri DEMA UIN Walisongo Semarang menerima pendaftaran partai
mahasiswa yang telah memenuhi syarat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal (2).
2. Pengesahan Partai Mahasiswa dilakukan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah
penerimaan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3. Pengesahan Partai Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diumumkan dalam
berita acara Bagian Dalam Negeri DEMA UIN Walisongo Semarang.
Pasal 48
Apabila terjadi perubahan nama lambang dan tanda gambar, partai mahasiswa wajib mendaftar
ulang ke Bagian Dalam Negeri DEMA UIN Walisongo Semarang.
Pasal 49
Kepesertaan Pemilwa
1. Pendaftaran Partai Mahasiswa sebagai peserta Pemilwa dilakukan oleh pengurus Partai
Mahasiswa yang bersangkutan kepada KPUM yang telah disahkan oleh Bagian Dalam
Negeri DEMA UIN Walisongo Semarang.

2. Pendaftaran dapat dilakukan pada waktu yang ditentukan oleh KPUM.

Pasal 50

22
1. Pendaftaran Partai Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada Pasal 49 ayat 1, harus
menyerahkan kelengkapan administratif.

2. Kelengkapan administratif yang dimaksud adalah :

a. Nama partai mahasiswa.

b. Lambang gambar partai mahasiswa.

c. Daftar nama seluruh pengurus partai tiap tingakatn yang masing-masing disertai
fotokopi KTM.

d. Alamat sekretariat serta jalur kontak yang jelas.

e. Surat pernyataan kesanggupan menjadi partai yang aktif sepanjang tahun.

f. Berita acara pengesahan sebagai partai mahasiswa oleh Bagian Dalam Negeri
DEMA UIN Walisongo Semarang.

Pasal 51

Verifikasi dan Penetapan Peserta Pemilwa

1. KPUM berkewajiban menerima dan melakukan penelitian dan/atau verifikasi pendaftaran


Partai Mahasiswa yang telah memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50.

2. Penelitian dan atau verifikasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan paling lama 1
(satu) hari sejak ditutupnya masa pendaftaran.

3. Pengesahan Partai Mahasiswa sebagai peserta Pemilwa oleh KPUM selambat-lambatnya


1 (satu) hari setelah berakhirnya proses penelitian dan/atau verifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).

4. Apabila kelengkapan administratif belum memenuhi syarat, maka Partai Mahasiswa


berhak melengkapi kelengkapan dalam 1 (satu) hari setelah selesai masa verifikasi.

5. Pengesahan Partai Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diumumkan di


kesekretariatan KPUM.

Pasal 52

Asas dan Ciri Partai Mahasiswa

1. Asas Partai Mahasiswa tidak boleh bertentangan dengan statuta UIN Walisongo
Semarang.

23
2. Setiap Partai Mahasiswa dapat mencantumkan ciri tertentu sesuai dengan kehendak dan
cita-citanya yang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

Pasal 53
Tujuan Partai Mahasiswa
Tujuan umum partai mahasiswa adalah :

1. Mewujudkan cita-cita bersama dibentuknya Student Government yang demokratis.

2. Mengembangkan kehidupan demokrasi di lingkungan kampus UIN Walisongo Semarang


dengan menjunjung tinggi kedaulatan mahasiswa.

3. Tujuan khusus partai mahasiswa adalah memperjuangkan cita-cita mahasiswa dalam


kehidupan bermasyarakat di kampus UIN Walisongo Semarang.

4. Tujuan partai mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diwujudkan
secara konstitusional.

Pasal 54
Fungsi, Hak dan Kewajiban
Partai mahasiswa berfungsi sebagai sarana :
1. Pendidikan politik bagi anggotanya dan mahasiswa UIN Walisongo Semarang secara luas
agar menjadi warga kampus yang sadar akan hak dan tanggungjawabnya.
2. Penciptaan atmosfir demokrasi yang kondusif serta sebagai perekat persatuan dan
kesatuan antar mahasiswa.
3. Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi mahasiswa secara konstitusional.
4. Rekrutmen dan distribusi kader dalam proses pengisian jabatan strategis melalui
mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.
Pasal 55
Partai mahasiswa berhak :
1. Memperoleh perlakuan yang sama, sederajat dan adil sebagai peserta Pemilwa.

2. Mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri.

3. Memperoleh hak cipta atas nama, lambang, dan tanda gambar partainya dari sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.

4. Ikut serta sebagai peserta dalam Pemilihan Umum Mahasiswa.

24
5. Mengusung calon untuk mengisi keanggotaan di Lembaga Eksekutif Mahasiswa dan
Lembaga Legislatif Mahasiswa.

6. Mengusulkan penggantian antar waktu anggotanya di Lembaga Legislatif Mahasiswa


sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

7. Mengusulkan pemberhentian anggotanya di Lembaga Legislatif Mahasiswa sesuai


dengan peraturan perundang-undangan.

8. Mengusung calon Ketua dan Wakil Ketua DEMA, Anggota SEMA, Ketua DEMA-F,
Anggota SEMA-F, serta calon Ketua HMJ.

Pasal 56

Partai Mahasiswa berkewajiban :


1. Menjunjung tinggi statute UIN Walisongo Semarang.

2. Memelihara dan mempertahankan kampus UIN Walisongo Semarang sebagai kampus


ilmiah, diniah, ukhuwah dan demokratis.

3. Menjunjung tinggi supremasi hukum, demokrasi dan hak asasi manusia.

4. Melakukan pendidikan politik dan menyalurkan aspirasi politik anggotanya dan


mahasiswa UIN Walisongo Semarang.

5. Mensukseskan penyelenggaraan Pemilihan Umum Mahasiswa.

6. Melakukan pendaftaran dan memelihara ketertiban data anggota.

Pasal 57
Keanggotaan
Keanggotaan partai mahasiswa bersifat sukarela, terbuka dan tidak diskriminatif bagi setiap
mahasiswa yang menyetujui anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai yang
bersangkutan.
Pasal 58
1. Kedaulatan partai berada ditangan anggota yang dilaksanakan menurut anggaran dasar
dan anggran rumah tangga (AD/ART) partai yang bersangkutan;
2. Anggota partai mempunyai hak dalam menentukan kebijakan, hak memilih dan dipilih;
3. Anggota partai wajib mematuhi anggaran dasar dan anggran rumah tangga (AD/ART)
serta berkewajiban untuk berpartisipasi dalam kegiatan partai.

25
Pasal 59
Kepengurusan
1. Partai mahasiswa mempunyai struktur kepengurusan ditingkat universitas, fakultas dan
dapat mempunyai kepengurusan di jurusan dan/atau program studi.
2. Struktur kepengurusan partai mahasiswa disetiap tingkatan dipilih secara demokratis
melalui forum musyawarah partai sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga (AD/ART).
Pasal 60
Pengurus dan/atau anggota partai yang berhenti atau diberhentikan dari kepengurusan dan/atau
keanggotaan partai yang sah, tidak dapat membentuk kepengurusan atas partai yang sama
dan/atau membentuk partai yang sama.
Pasal 61
1. Apabila terjadi perselisihan antar-partai mahasiswa, atau lembaga di lingkungan kampus
UIN Walisongo Semarang, proses penyelesaiannya melalui sidang terbuka SEMA
Universitas.
2. Apabila terjadi perselisihan antara partai mahasiswa dengan pelaksana Pemilwa proses
penyelesainnya melalui pleno BAWASWA.
3. Apabila terjadi sengketa politik di internal partai mahasiswa mengenai keabsahan
kepengurusan, maka proses penyelesaian sengketa diselesaikan melalui sidang SEMA
Universitas.
Pasal 62
Dana Partai Mahasiswa
1. Pendanaan Partai Mahasiswa bersumber dari :

a. Iuran anggota.

b. Sumbangan yang sah menurut hukum.

2. Sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat berupa uang, barang,
fasilitas, peralatan, dan/atau jasa.
Pasal 63
Larangan Partai Mahasiswa

26
1. Partai Mahasiswa dilarang menggunakan nama, lambang atau tanda gambar yang sama
dengan :
a. Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia dan lambang Pemerintah.
b. Nama, Bendera, atau Lambang Negara lain dan lembaga/badan internasional.
c. Lambang UIN Walisongo Semarang.
d. Nama dan Gambar seseorang.
e. Memiliki nama, lambang dan tanda gambar yang mempunyai persamaan pada
pokoknya atau keseluruhannya dengan partai lain di lingkungan kampus UIN
Walisongo Semarang.
2. Partai Mahasiswa dilarang :
a. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan konstitusi AD/ART Institusi dan
GBHK/GBHO UIN Walisongo Semarang.

b. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kebijakan DEMA dan SEMA UIN
Walisongo Semarang.

BAB XI
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 64
1. Untuk Fakultas yang baru di bentuk maka akan di bentuk BPKM-F.
2. BPKM-F adalah Badan Pelaksana Khusus Mahasiswa Fakultas yang memiliki tugas sama
dengan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMA-F).
3. BPKM-F di bentuk langsung oleh Dekan, Melalui Musyawarah Dekan, Wakil Dekan III
Serta Mahasiswa dari perwakilan Jurusan di Fakultas baru.
4. BPKM-F terpilih di sahkan serta dilantik oleh Dekan.
5. Ketentuan ini berlaku sampai adanya pemilihan DEMA-F melalui Pemilwa.
Pasal 65
1. Untuk Jurusan yang baru di bentuk maka akan di bentuk BPKM-J.
2. BPKM-J adalah Badan Pelaksana Khusus Mahasiswa Jurusan yang memiliki tugas sama
dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).
3. Pembentukan BPKM-J hingga menjadi HMJ secara sah menganut aturan dalam Keputusan
Rektor tentang Pedoman Organisasi Kemahasiswaan.

27
BAB XII
KETETUAN LAIN-LAIN
Pasal 66
1. Anggota KPUM dan PPSM serta anggota Bawaswa dan Panwaswa dilarang menerima
bantuan diluar dana DIPA UIN Walisongo Semarang untuk kegiatan yang berhubungan
dengan tahapan pelaksanaan Pemilwa.
2. Hal-hal yang belum diatur akan di atur di kemudian hari.

BAB XIII
PENUTUP
Pasal 67
1. Dengan ditetapkannya Undang-Undang ini, maka aturan yang sama dan dibuat sebelumnya
dan/atau aturan dibawahnya dinyatakan tidak berlaku.
2. Undang-Undang ini diberlakukan sejak ditetapkan dan apabila ada kekeliruan akan ditinjau
kembali pada masa mendatang.
3. Agar setiap mahasiswa mengetahuinya, pengesahan undang-undang ini akan ditempatkan
dalam lembar keputusan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Walisogngo Semarang,
kemudian untuk disosialisasikan.

Ditetapkan : di Semarang
Pada tanggal : 5 Desember 2019

Ditetapkan oleh :
Ketua Umum Ketua
SEMA UIN Walisongo Semarang DEMA Walisongo Semarang

AGHISNA BIDIKRIKAL HASAN PRIYO IHSAN AJI

28
PENJELASAN :
1. Jumlah kursi SEMA adalah 27 dan dibagi di tiap Fakultas dengan rincian :
- FISIP : 2 kursi
- FPK : 2 kursi
- FUHUM : 3 kursi
- FEBI : 4 kursi
- FST : 4 kursi
- FDK : 4 kursi
- FSH : 4 kursi
- FITK : 4 kursi
2. Jumlah kursi SEMA-F di tiap Fakultas adalah sebagai berikut :
- FISIP : 13 kursi
- FPK : 13 kursi
- FUHUM : 15 kursi
- FEBI : 15 kursi
- FST : 15 kursi
- FDK : 17 kursi
- FSH : 17 kursi
- FITK : 17 kursi

29

Anda mungkin juga menyukai