Anda di halaman 1dari 10

UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM RAYA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

BAB I
ISTILAH-ISTILAH
Pasal 1
1. Pemilihan Umum Raya yang selanjutnya disebut PEMIRA adalah sarana pelaksanaan
salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi serta bentuk aktualisasi mahasiswa Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang dalam menyalurkan aspirasinya untuk memilih Presiden
Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang.

2. Komisi Pemilihan Umum Raya yang selanjutnya disebut dengan KPR adalah
penyelenggara Pemira Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang.

3. Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis PEMIRA yang selanjutnya disebut dengan
Juklak dan Juknis PEMIRA adalah suatu petunjuk tentang pelaksanaan dan teknis dari
serangkaian acara pemilihan yang dibuat oleh KPR dan berdasarkan sidang Kongres
Mahasiswa.

4. Kandidat Pemira adalah pasangan calon Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden
Mahasiswa selanjutnya disebut pasangan calon, yang diusulkan oleh perseorangan,
jurusan dan/atau gabungan dari jurusan yang telah memenuhi persyaratan serta tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.

5. Pemilih adalah seluruh mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang


masih terdaftar.

6. Kampanye pasangan calon yang selanjutnya disebut kampanye adalah kegiatan dalam
rangka meyakinkan para pemilih dengan menyampaikan visi, misi, dan program kerja
pasangan calon sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh KPR dan berdasarkan
Kongres Mahasiswa.

7. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat pemilih
memberikan suara pada hari pemungutan suara.

8. Perhitungan Suara adalah proses perhitungan hasil pencontrengan atas pasangan calon
yang dilaksanakan di TPS sesuai dengan waktu yang telah ditentukan serta dihadiri
saksi dari masing-masing perwakilan BPM, BEM, HMJ, dan perwakilan kelas.

BAB II
AZAS, PRINSIP DAN LANDASAN
Pasal 2
Azas
PEMIRA dilaksanakan berdasarkan azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Pasal 3

Prinsip

Prinsip PEMIRA adalah untuk memilih Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa
yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan memiliki integritas tinggi
terhadap organisasi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, bangsa dan negara.

Pasal 4

Landasan

Landasan PEMIRA adalah Pancasila, Tri Dharma Perguruan Tinggi, Demokratisasi Kampus,
Anggaran Dasar dan Garis-garis Besar Haluan Organisasi Mahasiswa.

BAB III
PELAKSANAAN DAN TEKNIS

Pasal 5

Pelaksanaan

1. PEMIRA dilaksanakan di seluruh wilayah


kampus Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

2. Pemira Presiden Mahasiswa dan Wakil


Presiden Mahasiswa dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali.

Pasal 6

Teknis

1. Teknis pelaksanaan PEMIRA merupakan tanggung jawab dari KPR dan BPM
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang periode sebelumnya.
BAB IV
KANDIDAT PEMIRA
Pasal 7

Kandidat

1. Kandidat PEMIRA adalah pasangan calon Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden
Mahasiswa yang mencalonkan diri dan atau dicalonkan secara berpasangan oleh
perseorangan, jurusan atau gabungan jurusan .
2. Pendaftaran pasangan calon oleh perseorangan, jurusan atau gabungan jurusan
dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan.

Pasal 8

Syarat Calon Pasangan

Calon pasangan Presiden Mahasiswa dan calon Wakil Presiden Mahasiswa harus memenuhi
syarat:

1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Masih tercatat secara sah sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

3. Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa.

4. Terbukti tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan melanggar hukum karena
tindak pidana dengan menunjukkan Surat Keterangan Catatan Kepolisian dari
Kepolisian setempat dan atau Surat Keterangan Kelakuan Baik dari Program
Studi/jurusan.

5. Cakap dalam berorganisasi.

6. Memiliki wawasan yang luas tentang almamater dan umum.

7. Menyerahkan Curiculum Vitae.

8. Bagi Tingkat II dan Tingkat III Memilki IPK minimal 3,30 dan LULUS Latihan
Dasar Kepemimpinan Ormawa bagi anggota ORMAWA, sedangkan untuk Tingkat I
dan non ORMAWA yang telah dinyatakan LULUS OSPEK.

9. Jika tidak memenuhi syarat IPK minimal 3,30 maka akan diturunkan menjadi 3,00

10. Calon Presiden Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang adalah


mahasiswa tingkat II untuk Prodi D III dan DIV serta maksimal tingkat III untuk
Prodi DIV yang berasal dari kampus pusat Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

11. Calon Wakil Presiden Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang adalah
mahasiswa tingkat I yang terdaftar sebagai mahasiswa di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang.

Pasal 9

Pencalonan

1. Penentuan calon Presiden Mahasiswa dan/atau calon Wakil Presiden Mahasiswa


dilakukan secara demokratis dan terbuka.

2. Jurusan dapat melakukan kesepakatan dengan Jurusan lain untuk melakukan


penggabungan dalam mengusulkan pasangan calon.

Pasal 10

Pendaftaran

Perseorangan, jurusan dan atau gabungan jurusan dalam mendaftarkan pasangan calon ke
KPR wajib menyerahkan:

1. Surat pernyataan kesediaan dan mampu sebagai calon Presiden Mahasiswa dan calon
Wakil Presiden Mahasiswa secara berpasangan.

2. Surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri sebagai pasangan calon,yang berlaku
apabila pasangan calon sudah terdaftar.

3. Kelengkapan persyaratan calon Presiden Mahasiswa dan calon Wakil Presiden


Mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.

4. Naskah visi, misi, dan program kerja dari pasangan calon secara tertulis.

BAB V
KOMISI PEMILIHAN UMUM RAYA
Pasal 11

KPR

1. PEMIRA diselenggarakan oleh KPR.

2. KPR adalah lembaga yang dibentuk dan dibubarkan oleh pengurus BPM Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang periode sebelumnya.
3. Anggota KPR merupakan perwakilan mahasiswa yang dipilih di Jurusan dengan
peraturan yang ditetapkan oleh BPM Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

4. Dana KPR diperoleh dari anggaran dana BPM Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang dan sumber dana lain yang halal dan tidak mengikat.

Pasal 12

Tugas dan wewenang

Tugas dan wewenang dari KPR antara lain:

1. Merencanakan penyelenggaraan PEMIRA untuk memilih Presiden Mahasiswa dan


Wakil Presiden Mahasiswa.

2. Menetapkan tata cara pelaksanaan PEMIRA sesuai dengan tahapan dalam Juklak dan
Juknis PEMIRA yang diatur kemudian.

3. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan


pelaksanaan PEMIRA.

4. Menetapkan waktu, tanggal, tempat, tata cara pelaksanaan kampanye, dan pemungutan
suara PEMIRA.

5. Meneliti kelengkapan persyaratan calon Presiden Mahasiswa dan calon Wakil


Presiden Mahasiswa yang diusulkan dan menetapkan pasangan calon yang telah
memenuhi persyaratan.

6. Menyiapkan dan mengadakan perlengkapan dan keperluan selama proses PEMIRA


berlangsung.

7. Menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan hasil PEMIRA.

8. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan PEMIRA kepada BPM Politeknik


Kesehatan Kemenkes Malang periode sebelumnya paling lambat 2 minggu setelah
pengumuman hasil PEMIRA.

Pasal 13

Kewajiban

Kewajiban KPR antara lain:

1. Memperlakukan pasangan calon secara adil guna menyukseskan PEMIRA.

2. Menyampaikan informasi kegiatan PEMIRA kepada seluruh civitas akademika


Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang paling lambat 3 hari sebelum masa
kampanye.

3. Melaporkan penyelenggaraan PEMIRA kepada PUDIR III paling lambat 30 (tiga


puluh) hari sebelum diadakan PEMIRA dan melaporkan hasil PEMIRA paling lambat
3 hari setelah PEMIRA.

4. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima kepada BPM


Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang periode sebelumnya.

5. Melaksanakan semua tahapan pelaksanaan PEMIRA secara tepat waktu.

6. Pengadaan dan pendistribusian surat suara beserta perlengkapan pelaksanaan PEMIRA


dilaksanakan oleh KPR secara cepat, tepat, dan akurat dengan mengutamakan aspek
kualitas, keamanan, dan efisiensi anggaran.

7. Jumlah surat suara yang dicetak ditetapkan oleh KPR.

BAB VI
PEMILIH
Pasal 14

Pemilih PEMIRA

Pemilih adalah seluruh mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang tercatat
secara sah sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang dan bisa
menggunakan hak pilihnya secara tepat.

BAB VII
KAMPANYE
Pasal 15

Kampanye

1. Kampanye wajib dilaksanakan sebagai bagian dari penyelenggaraan PEMIRA.

2. Kampanye dilakukan sebelum hari pemungutan suara dan waktu pelaksanaannya


akan ditentukan kemudian oleh KPR.

3. Kampanye dilakukan secara bersama-sama atau secara terpisah oleh setiap pasangan
calon.

4. Penanggung jawab kampanye adalah pasangan calon dan Panitia KPR yang bertugas
di Program Studi masing-masing yang pelaksanaannya dipertanggungjawabkan oleh
tim kampanye.

5. Tim kampanye adalah tim yang turut membantu pelaksanaan kampanye calon
Presiden Mahasiswa dan calon Wakil Presiden Mahasiswa.

6. Mahasiswa mempunyai kebebasan untuk menghadiri kampanye.

Pasal 16

Pelaksanaan kampanye

1. Kampanye dapat dilaksanakan melalui :

a. tatap muka dan dialog;

b. penyebaran melalui media cetak dan media elektronik di lingkup wilayah


Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang;

c. debat publik/debat terbuka;

d. kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan.

2. Pasangan calon wajib menyampaikan visi, misi, dan program kerja secara lisan dan
atau tertulis kepada mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang dan KPR.

3. Penyampaian materi kampanye dilakukan dengan cara yang sopan, tertib, dan
bersifat edukatif serta promotif.

4. Penyelenggaraan kampanye dilakukan di seluruh wilayah Politeknik Kesehatan


Kemenkes Malang.

Pasal 17

Larangan

Larangan selama kampanye sebagai berikut:

1. Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan atau pasangan calon
yang lain.

2. Menghasut atau mengadu domba antar perseorangan maupun antar kelompok


mahasiswa.

3. Mengganggu ketertiban umum.

4. Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan


kepada seseorang, mahasiswa, masyarakat, dan atau pasangan calon yang lain.

5. Merusak dan atau menghilangkan media kampanye pasangan calon lain.


6. Melakukan kampanye diluar masa kampanye.

Pasal 18

Sanksi

Sanksi pelanggaran kampanye berupa :

1. Peringatan tertulis apabila penyelenggara kampanye melanggar larangan walaupun


belum terjadi gangguan.

2. Penghentian kegiatan kampanye di tempat terjadinya pelanggaran dan di seluruh


daerah pemilihan yang bersangkutan.

3. Sanksi berupa diskualifikasi bagi pasangan yang melanggar.

Pasal 19

Dana kampanye

1. Dana kampanye dapat diperoleh dari:

a. jurusan dan atau gabungan jurusan yang mencalonkan;

b. dana dari KPR sebesar Rp 150.000,00 setiap pasangan calon;

c. pasangan calon;

d. donatur.

2. Pasangan calon dapat menerima dan/atau menyetujui pembiayaan dalam bentuk uang,
barang dan jasa secara langsung untuk kegiatan kampanye.

3. Laporan sumbangan kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ayat (2)
disampaikan secara tertulis yang ditandatangani oleh pasangan calon kepada KPR satu
hari sebelum masa kampanye dimulai dan satu hari sesudah masa kampanye berakhir.

BAB VIII
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
Pasal 20
Pemungutan Suara
1. Pemungutan suara dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh KPR.

2. Pemungutan suara dilaksanakan di TPS yang sudah ditetapkan oleh KPR.

3. Dalam melakukan pemungutan suara, pemilih harus mengikuti petunjuk sesuai


dengan peraturan yang ditetapkan oleh KPR.
Pasal 21

Perhitungan Suara

1. Perhitungan suara dimulai setelah waktu yang ditentukan oleh KPR untuk
pemungutan suara berakhir.

2. Hasil akumulasi perhitungan suara diumumkan paling lambat 3 hari setelah


perhitungan suara melalui berita resmi oleh KPR ke seluruh wilayah Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang.

BAB IX
PELANGGARAN DAN SANKSI PEMIRA
Pasal 22
Pelanggaran
1. Pelanggaran yang dimaksud adalah jika melanggar Undang-Undang PEMIRA,
Juklak dan Juknis PEMIRA yang telah ditetapkan oleh KPR.
2. Pelanggaran selama PEMIRA dapat dilaporkan kepada KPR oleh pemilih (KPR, tim
kampanye dan atau pasangan calon).
3. Pelanggaran yang dilakukan oleh pasangan calon dan tim kampanye akan diberi
sanksi.
Pasal 23
Sanksi
1. Laporan mengenai pelanggaran PEMIRA dilaporkan secara tertulis dengan
mencantumkan nama pelapor, tempat dan waktu kejadian, nama terlapor dan bentuk
pelanggaran.
2. Laporan pelanggaran selama PEMIRA akan ditindak lanjuti oleh KPR paling lambat 3
hari setelah pelaporan dan pemberian sanksi sesuai dengan bentuk pelanggaran.
3. Pelanggaran selama PEMIRA dapat dikenakan sanksi:
a. peringatan tertulis dari KPR
b. dikenakan denda maksimal Rp 500.000,00
c. apabila dirasa perlu dapat dicabut keikutsertaannya dari PEMIRA.
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 24
Ketentuan dan peraturan lain yang belum diatur dan tercantum dalam Undang-Undang
PEMIRA ini, akan diatur kemudian dalam peraturan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai