Anda di halaman 1dari 30

KOMISI PEMILIHAN

UMUM ​
​KEPRESMA MM-USAKTI
2017-2018
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol,Jakarta Barat, 11440, Gedung C Lantai 1, Kampus A, Universitas Trisakti

KETETAPAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM MM-USAKTI


2017/2018

NO. : 001/TAP/KPU-MMUT/XVI/03/2018

TENTANG

JUKLAK-JUKNIS PEMILIHAN UMUM MM-


USAKTI

DENGAN RAHMAT ALLAH SWT YANG MAHA ESA

KOMISI PEMILIHAN UMUM MM-USAKTI

JUKLAK-JUKNIS

BAB I

KETENTUAN UMUM

1. PENGERTIAN

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:


1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana peIaksanaan
kedaulatan Mahasiswa dalam Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Masyarakat Mahasiswa
Universitas Trisakti.
2. Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa yang selanjutnya disebut
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan Mahasiswa dalam Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga untuk memilih Presiden
dan Wakil Presiden Mahasiswa.
3. Kongres Mahasiswa, Kepresidenan Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Fakultas, Parlemen Fakultas, Badan Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan yaitu
sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Masyarakat Mahasiswa
Universitas Trisakti.
4. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa selanjutnya disebut calon
kandidat adalah peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa yang
mendapatkan rekomendasi dari Parlemen Fakultas dan telah memenuhi persyaratan.
5. Komisi Pemilihan Umum selanjutnya disebut KPU adalah penyelenggara Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa yang dibentuk oleh Kongres.
6. KPPS adalah Kelompok Panitia Pemungutan Suara yang dibentuk oleh KPU sesuai
dengan wilayah kerja.
7. Panitia Pengawas Pemilu adalah Panitia Pengawas terhadap seluruh tahapan dalam
pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.

8. Pemilih adalah anggota Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti yang terdaftar


sebagai pemilih dalam Pemilu.
9. Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa yang selanjutnya disebut
Kampanye adalah kegiatan dalam rangka meyakinkan para pemilih dengan
menawarkan visi, misi dan program pasangan calon.
10. Tim Pelaksana Kampanye yang selanjutnya disebut Tim Kampanye adalah tim yang
dibentuk oleh Pasangan Calon Kandidat yang bertugas dan berkewenangan
membantu penyelenggaraan kampanye serta bertanggung jawab atas pelaksanaan
teknis penyelenggaraan kampanye pasangan calon tersebut.
11. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat pemilih
memberikan suara pada hari pemungutan suara yang dibagi berdasarkan wilayah
kerja/Fakultas.

2. ASAS

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa


dilaksanakan berdasarkan asas Iangsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil.

3. SIFAT

1. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden MM-USAKTI bersifat kekeluargaan dan


demokratis
2. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan di seluruh Universitas Trisakti
sebagai daerah pemilihan.
3. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali pada
waktu yang telah ditentukan oleh KPU.
4. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa harus sudah menghasilkan. Presiden
dan Wakil Presiden Mahasiswa terpilih setelah Pemilu berlangsung.
BAB II

PESERTA PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL


PRESIDEN

1. MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILU

a. Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah calon kandidat yang diusulkan oleh
tim kandidat yang bersangkutan.

b. Pendaftaran Pasangan calon kandidat oleh Tim kandidat dilakukan setelah memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh ketetapan Juklak-Juknis ini kepada KPU.
c. Pasangan calon kandidat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diusulkan
oleh Tim kandidat setelah mendapatkan rekomendasi dari Parlemen Fakultas dan
masing-masing fakultas pasangan calon tersebut.

2. MEKANISME PENCALONAN ANGGOTA

a. Calon Presiden dan Wakil Presiden harus memenuhi syarat:

1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif dalam Masyarakat Mahasiswa Universitas


Trisakti.
3. Tidak pernah melanggar kode etik Universitas Trisakti dan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti.
4. Mampu secara Rohani dan Jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagai Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.
5. Terdaftar sebagai pemilih.

6. Tidak sedang menjabat dalam struktural organisasi Internal MM-USAKTI.

7. Tidak terdaftar dalam Organisasi Eksternal (Partai Politik).

8. Calon kandidat Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa MM-USAKTI dengan


syarat dan ketentuan memiliki standar IPK minimal 2.85.

9. Calon kandidat Presiden dan Wakil Presiden MM-USAKTI adalah mahasiswa aktif
dengan jumlah SKS yang telah diselesaikan minimal 100 SKS.

10. Memiliki daftar riwayat hidup.

11. Calon Presiden dan Wakil Presiden tidak diperbolehkan menjabat lebih dari 2 kali
berturut-turut.
12. Setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, serta Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti.

13. Berkelakuan baik di lingkup Universitas Trisakti dan di lingkup Masyarakat.

14. Calon kandidat presiden dan wakil presiden mahasiswa MM-USAKTI sudah
memiliki pengalaman berorganisasi dan sudah pernah menjabat di dalam
struktural organisasi Mahasiswa Universitas Trisakti selama 2 periode yang
berbeda.

15. Calon kandidat presiden dan wakil presiden mahasiswa MM-USAKTI telah
mengikuti LKMM-TD, LKMM-TM dan LKMM-TL, kecuali untuk
jurusan/fakultas yang tidak menyelenggarakan LKMM-TD di periode pasangan
calon.

b. Calon presiden dan wakil presiden harus melengkapi:

1. Calon Presiden dan Wakil Presiden harus melakukan pendaftaran dan mengisi
Formulir Pendaftaran yang telah ditentukan oleh KPU dengan selengkap-
lengkapnya.

2. Lampiran yang wajib dipenuhi oleh calon Presiden dan calon Wakil Presiden
adalah sebagai berikut:

• Fotocopy Kartu Tanda Penduduk Negara Republik Indonesia.

• Curriculum Vitae (CV) dengan menyertakan nilai IPK.

• Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) atau Surat Keterangan Mahasiswa Aktif.

• Surat Kelakuan Baik dari pihak Fakultas atau Jurusan.

• Surat Keterangan Kesehatan dan Bebas Narkoba dari Pusat Medis Trisakti
(PMT).
• Surat Keterangan Kelakuan Baik dari pihak Kepolisian.

• 5 lembar pas photo terbaru, ukuran 4x6.

• Surat Rekomendasi dari Parlemen Fakultas yang menyatakan status


keanggotaan Calon Presiden atau Calon Wakil Presiden sebagai mahasiswa
tetap MM-USAKTI.

• Transkrip nilai asli masing-masing pasangan calon yang sudah dilegalisasi oleh
pihak Fakultas (IPK ≥ 2.85 dan calon adalah mahasiswa aktif dengan jumlah
SKS yang telah diselesaikan minimal 100 SKS).
• Fotocopy sertifikat/surat keterangan resmi telah mengikuti LKMM-TD,
LKMM-TM dan LKMM-TL, kecuali untuk jurusan/fakultas yang tidak
menyelenggarakan LKMM-TD di periode pasangan calon.

• Surat Pernyataan tidak sedang menjabat dalam Organisasi Internal MM-


USAKTI, ditanda tangani diatas materai 6000.

• Surat Pernyataan tidak terdaftar dalam Organisasi Eksternal, Partai


Politik/Parpol maupun Organisasi Masyarakat/Ormas. (Masing-masing calon)

• Sertifikat/surat keterangan bahwa pernah menjabat dalam kepengurusan


organisasi mahasiswa dari ketua organisasi mahasiswa periode menjabat dan
ketua organisasi mahasiswa periode sedang berjalan. (Masing-masing calon),
ditanda tangani diatas materai 6000.
• Surat pernyataan tidak akan menarik pencalonan atas pasangan yang dicalonkan,
yang ditandatangani oleh pimpinan/koordinator/ketua Parlemen Mahasiswa
Fakultas, ditanda tangani diatas materai 6000.

• Surat pernyataan kesediaan yang bersangkutan sebagai Calon Presiden dan


Calon Wakil Presiden secara berpasangan (Masing-masing calon), ditanda
tangani diatas materai 6000.

• Surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri sebagai Pasangan Calon, dan
ditanda tangani oleh Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang
bersangkutan.
• Surat pernyataan pengunduran diri bagi calon yang masih menjabat dalam
struktural Organisasi Mahasiswa MM-USAKTI, ditanda tangani diatas
materai 6000.

3. Pendaftar calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus memenuhi persyaratan
kelengkapan administrasi kepada KPU sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

4. Seluruh berkas, formulir pendaftaran dan lampiran-lampiran dimasukkan ke dalam


map berwarna merah untuk calon Presiden dan biru untuk calon Wakil Presiden.

BAB III

HAK MEMILIH
Seluruh mahasiswa aktif dalam Masyarakat Mahasiswa
Universitas Trisakti sebagai pemilih mempunyai hak untuk
memilih yang mengacu pada Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Masyarakat Mahasiswa
Universitas Trisakti, kecuali untuk hal lain yang ditentukan
Undang-Undang ataupun Juklak Juknis.

1. Untuk dapat menggunakan hak memilih, Mahasiswa Universitas Trisakti harus


terdaftar sebagai pemilih.
2. Untuk dapat didaftar sebagai pemilih, Mahasiswa Universitas Trisakti sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat:
• Terdaftar sebagai mahasiswa aktif.

• Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.

• Tidak sedang menjabat sebagai anggota KPU, Panwaslu, KPPS.

3. Seorang Mahasiswa Universitas Trisakti yang telah terdaftar dalam daftar pemilih
ternyata tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat
menggunakan hak memilihnya.

BAB IV

PELAKSANA PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL


PRESIDEN MAHASISWA

A. Bagian Pertama

KETENTUAN UMUM
a. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa dilaksanakan oleh KPU.

b. KPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Panitia peIaksana Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden Mahasiswa yang dibentuk oleh Kongres Mahasiswa.

c. KPPS adalah Kelompok Panitia Pemungutan Suara dibentuk oleh KPU sesuai dengan
fakultas masing-masing.

B. Bagian Kedua

KOMISI PEMILIHAN UMUM

a. Keanggotaan

1. Keanggotaan KPU terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, dibantu seorang
wakil ketua merangkap anggota, dan para anggota.
2. Ketua dan Wakil Ketua KPU dipilih oleh anggota.

3. Setiap anggota KPU mempunyai hak suara yang sama.

b. Perangkat Pelaksanaan

1. Dalam menjalankan tugasnya, KPU mempunyai sekretariat.

2. Dalam melaksanakan pemungutan suara di TPS, KPU membentuk KPPS.

c. Syarat Keanggotaan

1. Mahasiswa aktif.

2. Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 serta Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti.

3. Mempunyai integritas pribadi yang kuat, jujur, dan adil.

4. Mempunyai komitmen dan dedikasi terhadap suksesnya Pemilu, tegaknya


demokrasi dan keadilan.
5. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang sistem dan proses pelaksanaan
Pemilu, sistem Organisasi Mahasiswa, serta memiliki kemampuan kepemimpinan.
6. Bersedia bekerja sepenuh waktu.

d. Mekanisme Pencalonan Anggota KPU

1. CaIon anggota KPU diusulkan atau direkomendasikan oleh koordinator atau ketua
Parlemen Mahasiswa tingkat Fakultas untuk mendapat persetujuan Kongres
Mahasiswa untuk disahkan sebagai anggota KPU.
2. Calon anggota KPU yang diusulkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
sebanyak 4 (empat) orang dan setiap Fakultas masing-masing.
3. Penetapan keanggotaan KPU dilakukan oleh:

a. Kongres Mahasiswa setelah dilakukan screening terhadap seluruh calon


anggota KPU yang diusulkan oleh Parlemen Mahasiswa tingkat Fakultas.
b. KPU untuk KPPS berdasarkan rekomendasi dan usulan dari Parlemen
Mahasiswa sesuai dengan wilayah kerja.
4. Masa keanggotaan KPU, KPPS berakhir setelah pengucapan sumpah atau janji
Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.

e. Tugas dan Wewenang Komisi Pemilihan Umum

Tugas dan Wewenang KPU dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa
adalah:
1. Merencanakan pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.

2. Menetapkan Tata Cara pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden


Mahasiswasesuai dengan tahapan yang diatur dalam Undang-Undang Pemilu
Raya.
3. Mengkoordinasikan, menyeIanggarakan, dan mempertanggung jawabkan semua
tahapan pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.
4. Menetapkan Waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye, dan pemungutan
suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.
5. Melakukan pemeriksaan persyaratan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden
Mahasiswa yang diusulkan oleh Tim Kandidat.
6. Menetapkan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa yang telah
memenuhi persyaratan.
7. Menerima pendaftaran dan mengumumkan Koordinator Tim Kampanye.

8. Menetapkan hasil rekapitulasi perhitungan suara dan mengumumkan Hasil Pemilu


Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.

9. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil


Presiden Mahasiswa.

10. Melaksanakan Tugas dan Wewenang lain yang diatur oleh Undang - Undang
Pemilu Raya.

f. Kewajiban Anggota

KPU berkewajiban:

1. Memperlakukan pasangan calon secara adil dan setara guna menyukseskan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.

2. Menetapkan Standarisasi serta kebutuhan barang dan jasa yang berkaitan dengan
pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
3. Memelihara arsip dan dokumen Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa
serta mengelola barang inventaris KPU berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
4. Menyampailkan informasi kegiatan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Mahasiswa kepada Masyarakat Mahasiswa.
5. Melaporkan penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa
kepada Kongres Mahasiswa selambat-lambatnya I (satu) minggu sesudah
pengucapan sumpah atau janji Presiden dan Wakil Presiden.

6. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Dana


Kegiatan Mahasiswa (DKM) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

7. Melaksanakan semua tahapan pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden


Mahasiswa secara tepat waktu.

g. Pemberhentian Anggota

1. Anggota KPU berhenti antar waktu karena:

• Meninggal dunia;

• Mengundurkan diri;

• Melanggar sumpah/janji;

• Melanggar kode etik; atau

• Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana terdapat pada pasal 10.

2. Pemberhentian anggota sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) dilakukan dengan


ketentuan sebagai berikut:
• Anggota KPU dan KPPS oleh Kongres Mahasiswa atas usul Parlemen Mahasiswa
dan/atau anggota KPU yang mengusulkan.

h. Kode Etik

Untuk menjaga kemandirian, integnitas, dan kredibilitas, KPU menyusun kode etik
yang bersifat mengikat serta wajib dipatuhi oleh KPU.
1. Untuk memeriksa pengaduan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh
anggota KPU, dibentuk Dewan Kehormatan KPU yang bersifat ad-hoc.
2. Keanggotaan Dewan Kehormatan KPU sebanyak 3 (tiga) orang terdiri atas seorang
ketua dan anggota-anggota yang dipilih oleh anggota KPU.
3. Dewan Kehormatan KPU merekomendasikan tindak lanjut hasil pemeriksaannya
kepada KPU.
4. Mekanisme kerja Dewan Kehormatan KPU ditetapkan oleh KPU.

i. Sumber Dana

Keuangan KPU bersumber dan Anggaran Dana Kegiatan Mahasiswa serta Bantuan
Universitas Trisakti.

j. Sumpah Anggota

Sebelum menjalankan tugas, anggota KPU mengucapkan sumpah/janji. Sumpah/


Janji anggota KPU, adalah sebagai berikut:

“Demi, Allah saya bersumpah sebagai anggota KPU


dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya; Bahwa saya
akan menyelenggarakan Pemilihan Umum sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dengan berpedoman pada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia.

Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan kewajiban


tidak akan tunduk pada tekanan dan pengaruh apa pun
dan pihak mana pun yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan;

Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan kewenangan,


akan bekerja dengan sungguh-sungguh, jujur, adil, dan
cermat demi suksesnya Pemilihan Umum, tegaknya
demokrasi dan keadilan, serta mengutamakan
kepentingan Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti
daripada kepentingan pribadi atau golongan.”

C. Bagian Ketiga

KELOMPOK PANITIA PEMUNGUTAN SUARA

a. Tugas dan Kewajiban KPPS

1. KPPS bertugas melaksanakan pemungutan suara dan perhitungan suara Pemilu di


TPS.
2. Mekanisme kerja dan uraian tugas Iebih lanjut ditetapkan oleh KPU.

3. Jumlah anggota disesuaikan dengan kebutuhan dan ditetapkan oleh KPU.

4. Anggota KPPS diusulkan atau direkomendasikan oleh koordinator atau Ketua


Parlemen Tingkat Fakultas.

5. KPPS berkewajiban membuat berita acara pemungutan dan perhitungan suara serta
membuat sertifikat hasil perhitungan suara untuk disampaikan kepada KPU.
D. Bagian Keempat
a. Pengadaan dan Distribusi Pelengkapan Pelaksanaan Pemilihan Umum

1. Pengadaan dan pendistribusian surat suara beserta perlengkapan pelaksanaan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan secara cepat, tepat, dan akurat
dengan mengutamakan aspek kualitas, keamanan, dan hemat anggaran.
2. Pengadaan surat suara mengutamakan kapasitas cetak yang sesuai dengan
kebutuhan surat suara dan hasil cetak yang berkualitas.
3. Jumlah surat suara yang dicetak ditetapkan oleh KPU.

4. Pengadaan surat suara beserta perlengkapan pelaksanaan Pemilu Presiden dan


Wakil Presiden Mahasiswa dilaksanakan oleh KPU.

b. Surat Suara

1. Selama proses pencetakan surat suara berlangsung, perusahaan yang bersangkutan


hanya dibenarkan mencetak surat suara sejumlah yang ditetapkan oleh KPU dan
harus menjaga kerahasiaan, keamanan, dan keselamatan surat suara.
2. KPU dapat meminta bantuan keamanan untuk mengadakan pengamanan terhadap
surat-surat selama proses pencetakan berlangsung, penyimpanan, dan
pendistribusian ke tempat tujuan.

3. Secara periodik surat suara yang telah selesai dicetak dan diverifikasi, yang sudah
dikirim dan atau yang masih tersimpan, dibuatkan berita acara yang ditanda
tangani oleh pihak percetakan dan petugas KPU serta pihak keamanan.
4. KPU menempatkan petugas KPU di lokasi pencetakan surat suara untuk menjadi
saksi dalam setiap pembuatan berita acara verifikasi dan pengiriman surat-surat
pada perusahaan pencetakan.
5. KPU mengawasi dan mengamankan desain, film separasi, dan plat cetak yang
digunakan untuk membuat surat suara, sebelum dan sesudah digunakan serta
menyegel dan menyimpannya.

6. Tata cara pelaksanaan pengamanan terhadap pencetakan, perhitungan,


penyimpanan, pengepakan, dan pendistribusian surat suara ke tempat tujuan
ditetapkan dengan keputusan KPU.

c. Distribusi Surat Suara

1. KPU menetapkan jumlah surat suara yang akan didistribusikan.

2. Pendistribusian surat suara dilakukan oleh KPU.

3. Surat suara beserta perlengkapan pelaksanaan Pemilu harus sudah diterima KPU
selambat-lambatnya 2 hari sebelum pemungutan suara.

4. Tata cara dan teknis pendistribusian surat suara sampai di KPPS ditetapkan dengan
keputusan KPU.
BAB V

PENDAFTARAN PEMILIH

A. Peserta Pemilu

Daftar pemilih merupakan daftar mahasiswa aktif semester berjalan.


B. Keabsahan Pemilih

Pemilih yang terdaftar sebagaimana dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Rencana


Studi semester berjalan, KTM, dan KTP, serta tanda pengenal lain yang dapat
membuktikan bahwa pemilih merupakan mahasiswa aktif.

C. Hak Memilih

1. Seorang pemilih hanya didaftar 1(satu) kali dalam pemilih.

2. Pemilih yang telah terdaftar dalam daftar pemilih hanya dapat menggunakan hak
pilihnya pada TPS yang sudah ditetapkan.

D. Daftar Pemilih

1. Daftar pemilih ditetapkan sebagai daftar pemilih tetap.

2. Daftar pemilih tetap disahkan oleh KPU.

3. Tata cara pelaksanaan pendaftaran pemilih ditetapkan oleh KPU.

BAB VI

TATA CARA PENCALONAN

A. Mekanisme Pencalonan
Calon Presiden dan Wakil Presiden mahasiswa diusulkan
oleh tim kandidat setelah mendapatkan rekomendasi dan
Parlemen Fakultas masing-masing.
1. Calon Presiden dan/atau Calon Wakil Presiden Mahasiswa yang telah diusulkan
dalam satu pasangan oleh Tim Kandidat tidak boleh dicalonkan lagi oleh Tim
Iainnya.
2. Tim mendaftarkan Pasangan Calon yang memenuhi ketentuan sebagaimana dalam
Pasal 25 ayat 3 dan 4.

B. Kelengkapan

Tim Kandidat dalam mendaftarkan Pasangan Calon ke KPU wajib menyerahkan


berkas-berkas pendukung verifikasi:
1. Surat rekomendasi dan Parlemen Fakultas Mahasiswa yang bersangkutan mengenai
pencalonan yang ditandatangani oleh pimpinan/koordinator/ketua Parlemen
Mahasiswa Fakultas;
2. Surat pernyataan tidak akan menarik pencalonan atas pasangan yang dicalonkan
yang ditanda tangani oleh pimpinan/koordinator/ketua Parlemen Mahasiswa
Fakultas;
3. Surat pemyataan kesediaan yang bersangkutan sebagai calon Presiden dan calon
Wakil Presiden secara berpasangan;
4. Surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri sebagai Pasangan Calon;

5. Surat pernyataan mengundurkan diri bagi calon yang masih menjabat dalam
struktural organisasi mahasiswa MM-USAKTI maupun luar;
6. Naskah visi, misi, dan program dan Pasangan Calon secara tertulis.

C. Kewajiban Tim Kandidat

1. Kewajiban tim kandidat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 disampaikan


kepada KPU selama masa pendaftaran.

2. Masa pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh KPU.

3. KPU melakukan pemeriksaan surat pencalonan beserta surat-surat kelengkapan


persyaratan Pasangan Calon.
4. KPU memberitahukan secara tertulis hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) kepada koordinator tim kampanye dan Pasangan Calon.
5. Apabila Pasangan Calon belum memenuhi syarat atau ditolak karena tidak
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6, tim
kampanye yang mengajukan calon diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau
memperbaiki surat pencalonan beserta persyaratan Pasangan Calon atau
mengajukan calon baru dengan batas waktu 1 x 24 jam.
6. KPU melakukan pemeriksaan ulang kelengkapan dan/atau perbaikan persyaratan
Pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan sekaligus
pemberitahuan hasil pemeriksaan berkas.
7. Apabila hasil pemeriksaan berkas Pasangan Calon sebagaimana yang dimaksud
ayat (6) tidak memenuhi syarat dan ditolak oleh KPU, tim kampanye tidak dapat
lagi mengajukan calon.

D. Pengumuman Calon Lolos Verifikasi


1. KPU mengumumkan secara luas nama-nama Pasangan Calon yang telah
memenuhisyarat sebagai peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden mahasiswa
1 (satu) harisetelah penutupan pendaftaran berakhir.
2. Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat final dan mengikat.

3. Tim Kandidat dilarang menarik calonnya dan/atau Pasangan Calon, atau salah
seorang dan Pasangan Calon dilarang mengundurkan dan terhitung sejak
ditetapkan sebagai Pasangan Calon oleh KPU kecuali dengan alasan yang dapat
diterima oleh KPU.
4. Apabila Tim Kandidat menarik calonnya dan/atau Pasangan Calon dan/atau salah
seorang dan Pasangan Calon mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Tim Kampanye yang mencalonkan tidak dapat mengusulkan calon pengganti.

5. Apabila calon dan/atau Pasangan calon berhalangan tetap, sejak penetapan calon
sampai pada saat dimulainya hari kampanye maupun tahapan-tahapan
pelaksanaan Pemilu lainnya, Pasangan calon yang berhalangan tetap tidak dapat
diganti dan dinyatakan gugur oleh KPU.
6. Dalam hal Pasangan Calon yang berhalangan tetap dan telah dinyatakan gugur dan
masih terdapat dua Pasangan Calon atau lebih, tahapan pelaksanaan Pemilu
dilanjutkan dan Pasangan Calon yang berhalangan tetap tidak dapat diganti serta
telah dinyatakan gugur sebagaimana pada ayat 1 (satu) dan tidak dapat diikut
sertakan dalam tahapan pelaksanaan Pemilu selanjutnya.
7. Apabila calon hanya ada 1 pasangan calon maka akan dilakukan musyawarah besar
yang diajukan kepada Kongres sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan
selanjutnya keputusan akan diambil oleh KPU setelah mempertimbangkan hasil
musyawarah besar

BAB VII

KAMPANYE

A. Bagian Pertama

a. Mekanisme Pelaksanaan

1. Kampanye dilaksanakan sebagai bagian dan penyelenggaraan Pemilu Presiden


dan Wakil Presiden.
2. Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan waktu
yang ditentukan KPU dan berakhir maksimal 3 (tiga) hari sebelum hari
pemungutan suara.
3. Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Tim
Kandidat yang dibentuk oleh Pasangan Calon yang mengusulkan Pasangan
Calon.
4. Tim kandidat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didaftarkan ke KPU
bersamaan dengan pendaftaran Pasangan Calon.

5. Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bersama-


sama atau secara terpisah oleh Pasangan Calon dan/atau oleh Tim Kandidat.
6. Penanggung jawab kampanye adalah Pasangan Calon, yang pelaksanaannya
dipertanggung jawabkan oleh Tim Kandidat.

7. Dalam kampanye, mahasiswa mempunyai kebebasan untuk menghadiri


kampanye.
8. Pedoman dan jadwal pelaksanaan kampanye ditetapkan oleh KPU
b. Metode Pelaksanaan

Kampanye dapat dilaksanakan melalui:


1. Pertemuan terbatas; sesuai dengan tanggal kampanye yang telah ditentukan
KPU.
2. Tatap muka dan dialog;

3. Penyebaran melalui media cetak dan media elektronik;

4. Penyebaran bahan kampanye kepada umum;

5. Pemasangan alat peraga di tempat umum;

6. Rapat Umum;

7. Debat publik/debat terbuka antar calon yang difasilitasi oleh KPU; dan

8. Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan Pemilu


Raya.
9. Pasangan calon wajib menyampaikan visi, misi, dan program secara lisan
maupun tertulis kepada masyarakat.
10. Calon Presiden dan calon Wakil Presiden Mahasiswa berhak untuk
mendapatkan informasi atau data dan penyelenggara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan Pemilu Raya.
11. Penyampaian metode kampanye dilakukan dengan cara yang sopan, tertib, dan
bersifat edukatif.

12. Penyelenggaraan kampanye dilakukan di seluruh wilayah Universitas Trisakti.

13. Ketentuan lebih lanjut tentang kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh KPU.

c. Media Pelaksanaan

1. Media cetak dan media elektronik memberikan kesempatan yang sama kepada
Pasangan Calon untuk menyampaikan tema dan metode kampanye.
2. Media elektronik dan media cetak wajib memberikan kesempatan yang sama
kepada Pasangan Calon untuk memasang iklan Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden dalam rangka kampanye.
3. Penggunaan fasilitas umum dalam Iingkup Universitas Trisakti ditetapkan oleh
KPU setelah berkoordinasi dengan pihak Universitas Trisakti bidang terkait.
4. Sebagaimana pada ayat 3 (tiga) KPU memberikan kesempatan yang sama
kepada semua pasangan calon.
5. Semua yang hadir dalam pertemuan terbatas atau rapat umum yang diadakan
oleh Pasangan Calon hanya dibenarkan membawa atau menggunakan tanda
gambar dan/atau atribut Pasangan Calon yang bersangkutan.
6. KPU berkoordinasi dengan pihak Universitas Trisakti bidang terkait untuk
menetapkan lokasi pemasangan alat peraga untuk keperluan kampanye.

7. Pemasangan alat peraga kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat 5 (lima)


oleh Pasangan Calon dilaksanakan dengan mempertimbangkan etika, estetika,
kebersihan, dan keindahan lingkungan Universitas Trisakti atau kawasan
setempat.
8. Pemasangan alat peraga kampanye pada tempat-tempat yang menjadi milik
perseorangan atau badan swasta harus seizin pemilik tempat tersebut.
9. Alat peraga kampanye harus sudah dibersihkan paling lambat 2 (dua) hari
sebelum hari pemungutan suara oleh masing-masing calon.

10. Ketentuan Iebih lanjut tentang pelaksanaan ketentuan pasal ini ditetapkan oleh
KPU.
d. Batasan Pelaksanaan

1. Dalam kampanye dilarang:

• Mempersoalkan dasar negara Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

• Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan/atau Pasangan


Calon yang lain;
• Menghasut atau mengadu domba antar perseorangan maupun antar
kelompok masyarakat;
• Mengganggu ketertiban umum;

• Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan


kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau
Pasangan calon yang lain;

• Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye Pasangan Calon


lain dan;
• Menggunakan fasilitas pemerintah dan tempat ibadah.

2. Dalam kampanye, dilarang melibatkan;

• Pihak rektorat, pihak dekanat serta pihak yang tidak terdaftar sebagai
pemilih.
• Ketua/Ketua Komisi dan anggota Kongres Mahasiswa MM-USAKTI
periode berjalan.
• Presiden/Wakil Presiden Mahasiswa MM-USAKTI beserta jajaran
departemen Kabinet periode berjalan.
• Ketua/Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas periode
berjalan.
• Ketua/Wakil Ketua dan anggota Parlemen periode berjalan.

• Ketua/Wakil Ketua, KPU dan anggota KPU dan Panwaslu periode berjalan.

3. Fungsionaris ORMAWA MM-USAKTI tingkat Universitas, Fakultas maupun


Jurusan, dilarang membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan saah satu pasangan calon selama masa waktu kampanye.

e. Sanksi Pelaksanaan

1. Pelanggaran atas ketentuan mengenai larangan pelaksanaan kampanye


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 merupakan tindak pelanggaran dan
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Pemilu
Raya.
2. Pelanggaran atas ketentuan mengenai larangan pelaksanaan kampanye yang
merupakan pelanggaran tata cara kampanye akan dikenai sanksi:
• Peringatan tertulis apabila penyelenggara kampanye meIanggar larangan
walaupun belum terjadi gangguan;
• Penghentian kegiatan kampanye di tempat terjadinya pelanggaran atau di
seluruh daerah pemilihan yang bersangkutan apabila terjadi gangguan
terhadap keamanan yang berpotensi menyebar ke daerah pemilihan
lain.
3. Tata cara pengenaan sanksi terhadap pelanggaran ketentuan kampanye
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh KPU.
4. Pelanggaran atas ketentuan larangan pelaksanaan kampanye sebagaimana,
dimaksud dalam Pasal 31 dikenai sanksi penghentian kampanye selama masa
kampanye oleh KPU.

B. Bagian Kedua

a. Dana Kampanye

Dana kampanye dapat diperoleh dari:


1. Pasangan Calon.

2. Sumbangan pihak-pihak lain yang tidak mengikat yang meliput Sumbangan


perseorangan.
3. Dana kampanye digunakan oleh pasangan Calon, yang teknis pelaksanaannya
dilakukan oleh Tim Kandidat.

BAB VIII

PEMUNGUTAN DAN PERHITUNGAN SUARA

A. Bagian Pertama

PEMUNGUTAN SUARA
a. Jadwal

Hari, tanggal dan waktu pemungutan suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Mahasiswa ditetapkan oleh KPU.
b. Mekanisme

1. Pemungutan surat dilakukan dengan memberikan suara melalui surat suara


yang berisi nomor, foto, dan nama Pasangan Calon.
2. Nomor urut Pasangan Calon ditetapkan oleh KPU berdasarkan undian.

3. Jumlah, bentuk, ukuran dan warna surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan oleh KPU.

c. Jumlah Surat Suara

1. Jumlah surat suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) dicetak sama
dengan jumlah pemilih dan ditambah 2,5% (dua setengah persen) dan jumlah
pemilih.
2. Tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai
cadangan di setiap TPS untuk mengganti surat suara yang rusak.
3. Penggunaan tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dibuatkan berita acaranya.
4. Format berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh KPU.

d. Tata Cara Pemberian Suara

Pemberian suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilakukan dengan
mencoblos salah satu Pasangan Calon dalam surat suara.

e. Pemungutan Suara

1. Untuk keperluan pemungutan suara dalam Pemilu Presiden dan wakil Presiden
disediakan kotak suara sebagai tempat surat suara yang digunakan oleh
pemilih.
2. Jumlah, bahan, bentuk, ukuran, dan warna kotak suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh KPU.

f. Pemberian Suara

Pemberian suara di TPS yang telah ditentukan pada hari pemungutan suara.

g. Tugas KPPS

1. Sebelum melakasanakan pemungutan suara, KPPS melakukan:

• Pembukaan kotak suara;

• Pengeluaran seluruh isi kotak suara;

• Pengidentifikasian jenis dokumen dan peralatan; serta

• Penghitungan jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan

2. Kegiatan KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat Pasangan Calon,
Pengawas Pemilu dan Mahasiswa.

h. Tata Cara Pemungutan Suara

1. Setelah melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal (41), KPPS


memberikan penjelasan mengenai tata cara pemungutan suara.
2. Dalam memberikan suara, pemilih diberi kesempatan oleh KPPS berdasarkan
prinsip urutan kehadiran pemilih.
3. Apabila menerima surat suara yang ternyata rusak, pemilih dapat meminta surat
suara pengganti kepada KPPS, kemudian KPPS memberikan surat suara
pengganti hanya satu kali.

i. Teknis Pelaksanaan Setelah Pemungutan Suara

1. Pemilih yang telah memberikan suara di TPS diberi tanda khusus oleh KPPS.

2. Tanda khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh KPU.

j. Surat Suara Sah

1. Suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dinyatakan sah apabila:

2. Surat suara diberikan cap KPU.

3. Tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat yang memuat satu
Pasangan Calon atau
4. Tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak segi empat yang memuat nomor,
foto dan nama Pasangan Calon yang ditentukan, atau
5. Tanda coblos Iebih dan satu, tetapi masih di dalam salah satu kotak segi empat
yang memuat nomor, foto dan nama Pasangan Calon; atau
6. Tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang memuat
nomor,foto dan nama Pasangan Calon.
7. Teknis pelaksanaan tentang ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diaturIebih lanjut oleh KPU.

k. Surat Suara Tidak Sah

Suara dianggap tidak sah apabila:


1. Dicobloskan lebih dan satu nama peserta kandidat yang ada.

2. Tidak menunjukkan adanya tanda pernah dicoblos.

3. Tanda coblos diluar garis kotak tanda peserta kandidat.

4. Tidak terdapat Cap KPU.

5. Kertas suara rusak.

6. Dan sebagaimana yang dimaksud dengan pasal (35) tidak dijalankan.

B. Bagian Kedua

PERHITUNGAN SUARA

a. Mekanisme

1. Perhitungan suara di TPS dilakukan oleh KPPS setelah pemungutan suara


berakhir.
2. Sebelum penghitungan suara dimulai, KPPS menghitung:

• Jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih


tetap untuk TPS; tiap-tiap TPS dalam waktu bersamaan.
• Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru
dicoblos.
3. Penggunaan surat suara tambahan dibuatkan berita acara yang ditandatangani
oleh koordinator KPPS atau sekurang-kurangnya 2 (dua) anggota KPPS.
4. Penghitungan suara dilakukan dan selesai di TPS oleh anggota KPU dibantu
KPPS dan harus diawasi pengawas pemilu dan dapat dihadiri oleh saksi
Pasangan Calon,dan Mahasiswa.
5. Saksi Pasangan Calon harus membawa surat mandat dan Tim kandidat dan
yang bersangkutan dan menyerahkannya kepada Perwakilan KPPS disetiap
TPS.
6. Penghitungan suara dilakukan dengan cara yang memungkinkan saksi pasangan
Calon, Pengawas Pemilu, dan mahasiswa yang hadir dapat menyaksikan
secara jelas proses penghitungan suara.

7. Pasangan Calon dan Mahasiswa melalui saksi Pasangan Calon yang hadir dapat
mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara oleh KPPS atau
apabila ternyata terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan Pemilu Raya.
8. Dalam hal keberatan yang diajukan oleh saksi Pasangan Calon atau mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dapat diterima, KPPS seketika itu juga
mengadakan pembetulan.
9. Segera setelah selesai penghitungan suara di TPS, KPPS membuat berita acara
dan berita acara hasil penghitungan suara yang ditandatangani oleh
koordinator KPPS atau sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota KPPS serta
dapat ditandatangani oleh saksi Pasangan Calon.
10. KPPS memberikan 1 (satu) eksemplar salinan berita acara dan sertifikat hasil
penghitungan suara kepada saksi Pasangan Calon yang hadir.
11. KPPS menyerahkan berita acara, hasil perhitungan suara, surat suara, dan alat
kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara kepada KPU
segera setelah selesai penghitungan suara.
12. Jika kondisi yang tidak kondusif maka perhitungan suara akan dilakukan
dalam ruangan yang dilaksanakan oleh anggota KPU dibantu oleh KPPS dan
dapat dihadiri oleh saksi paslon, dan panwaslu.

b. Rekapitulasi

1. Pelaksanaan seluruh rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu Presiden dan


Wakil Presiden Mahasiswa dilakukan oleh KPU berdasarkan berita acara hasil
penghitungan suara yang dilakukan oleh KPPS Fakultas.

2. Pelaksanaan rekapitulasi seluruh hasil penghitungan suara sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilakukan dan ditetapkan dalam rapat pleno KPU.
3. Pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Mahasiswa dilakukan di tempat yang ditetapkan oleh KPU.

4. KPU membuat berita acara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa yang ditandatangani oleh anggota
KPU.
5. KPU menyampaikan salinan berita acara dan rekapitulasi cash penghitungan
suara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
setelah ditandatanganinya berita acara dan rekapitulasi hasil penghitungan
suara kepada:
• Kongres Mahasiswa MM-USAKTI;

• Presiden mahasiswa MM-USAKTI;

• Tim kampanye yang mengusulkan Pasangan Calon; dan

• Pasangan Calon.

6. Keberatan yang diajukan oleh atau melalui Pasangan Calon terhadap proses
rekapitulasi hasil perhitungan suara, tidak menghalangi proses pelaksanaan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.

C. Bagian Ketiga

SISTEM PERHITUNGAN SUARA


1. Sistem perhitungan suara yang digunakan adalah sistem distrik Proporsional: Pada
masing-masing distrik diambil jumlah presentase, dengan rumusan
2. Presentase suara di masing-masing distrik di jumlah dan diambil presentase sebagai
pemenang Pemilu.

D. Bagian Keempat

HASIL PERHITUNGAN SUARA

1. Perhitungan suara dianggap sah dalam distrik apabila; Jumlah hasil perhitungan
suara lebih kecil atau sama dengan jumlah peserta pemilih tercatat.
2. Apabila jumlah hasil perhitungan suara memiliki lebih dari 5 % margin kesalahan
dari jumlah peserta pemilih yang tercatat sesuai dengan tempat pemilihan akan
diadakan rapat luar biasa KPU Pemilu Raya dan laporan hasil rapat dilampirkan
dalam laporan pertanggung jawaban.

3. Sebagaimana pada ayat 2 (dua) rekapitulasi jumlah perhitungan suara yang


dianggap tidak sah tersebut, tidak dapat diikut sertakan dalam rekapitulasi
perhitungan jumlah suara tingkat KPU.
4. Hasil perhitungan suara di suatu Fakultas atau distrik dianggap sah apabila dikuti
oleh sepersepuluh dan jumlah pemilih yang terdaftar sebagai pemilih di Fakultas
atau distrik Fakultas tersebut.

BAB IX

PENETAPAN CALON TERPILIH DAN


PELANTIKAN

A. Mekanisme Penetapan

1. Penetapan hasil rekapitulasi perhitungan suara dan pengumuman hasil Pemilu


Presiden dan Wakil Presiden dilakukan oleh KPU setelah dilaksanakan
pemungutan dan perhitungan suara.

2. Pasangan Calon yang mendapatkan jumlah persentase terbesar dari jumlah


persentase suara yang telah direkapitulasi dari seluruh hasil perhitungan KPPS
dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa diumumkan sebagai
Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa terpilih dan dibuatkan Berita Acara hasil
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.
3. Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada hari yang sama oleh KPU
kepada:

a. Kongres Mahasiswa.

b. Tim kandidat yang mengusulkan pasangan calon terpilih.

c. Presiden dan Wakil Presiden terpilih.

B. Perhitungan dan Pemungutan Suara Ulang

Apabila dalam hasil perhitungan suara terdapat lebih dan satu orang yang memiliki
jumlah persentase suara akhir sama, maka akan diadakan Pemilu lanjutan yang akan
dimusyawarahkan Iebih lanjut oleh KPU.
1. Terhadap penetapan hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dapat diajukan
keberatan hanya oleh Pasangan Calon kepada Kongres Mahasiswa dalam waktu
paling lambat 3(tiga) hari setelah penetapan hasil Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden oleh KPU.
2. Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya terhadap hasil penghitungan
suara yang mempengaruhi terpilihnya Pasangan Calon.

3. Kongres mahasiswa memutus perselisihan yang timbul akibat keberatan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) paling lambat 3 (tiga) hari sejak
diterimanya permohonan keberatan oleh Kongres Mahasiswa.

C. Mekanisme Pelantikan

1. Presiden dan Wakil Presiden terpilih bersumpah menurut agama, atau berjanji
dengan sungguh-sungguh dan dilantik oleh Kongres dalam sidang Kongres
sebelum berakhir masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden.

2. Pengucapan sumpah atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
merupakan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
3. Sumpah atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
sebagai berikut:

Sumpah Presiden Mahasiswa (Wakil Presiden


mahasiswa)
“Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi
kewajiban Presiden mahasiswa Presiden (Wakil
Presiden Mahasiswa) dengan sebaik-baiknya dan
seadil-adilnya, memegang teguh Anggaran Dasar
Anggaran Rumah Tangga MM-USAKTI, Garis-Garis
Besar Haluan Program, Garis-Garis Besar Haluan
Organisasi serta menjalankan segala Produk-Produk
Hukum dan peraturan dalam MM-USAKTI selurus-
lurusnya serta berbakti kepada Masyarakat Mahasiswa
Universitas Trisakti.”

Janji Presiden Mahasiswa (Wakil Presiden)


“Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan
memenuhi kewajiban Presiden Mahasiswa (Wakil
Presiden Mahasiswa) dengan sebaik baiknya dan
seadil adilnya memegang teguh Anggaran Dasar
Anggaran Rumah Tangga MM-USAKTI Garis-Garis
Besar Haluan Program, Garis-Garis Besar Haluan
Organisasi serta menjalankan segala Produk-Produk
Hukum dan peraturan dalam MM-USAKTI selurus-
lurusnya serta berbakti kepada Masyarakat Mahasiswa
Universitas Trisakti.”

BAB X

PERHITUNGAN DAN PEMUNGUTAN SUARA


ULANG

PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN MAHASISWA

A. Perhitungan Suara Ulang

1. Penghitungan ulang surat suara di TPS dilakukan apabila dari hasil penelitian dan
pemeriksaan terbukti terdapat satu atau lebih penyimpangan sebagai berikut:
• penghitungan suara dilakukan secara tertutup;

• Penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang penerangan cahaya;

• Saksi pasangan calon, pengawas Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,


Pemantau Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, dan warga masyarakat
tidak dapat menyaksikan proses penghitungan suara secara jelas;

• Penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat dan waktu yang
telah ditentukan; dan/atau
• Terjadi ketidak konsistenan dalam menentukan surat suara yang sah dan
surat suara yang tidak sah.

2. Penghitungan ulang surat suara dilakukan pada KPU apabila terjadi perbedaan data
jumlah suara dari seluruh TPS.

3. Penghitungan ulang surat suara dilakukan pada KPPS apabila terjadi perbedaan
data jumlah suara pada TPS.

B. Pemungutan Suara Ulang

1. Pemungutan suara di TPS dapat diulang apabila terjadi digunakan atau


penghitungan suara tidak dapat dilakukan.

2. Pemungutan suara di TPS dapat diulang apabila dan hasil penelitian dan
pemeriksaan PANWASLU terbukti terdapat satu atau Iebih dan keadaan sebagai
berikut:

• Pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan suara


tidak dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan;
• Lebih dari seorang pemilih menggunakan hak pilih lebih dari satu kali pada TPS
yang sama atau TPS yang berbeda petugas KPPS merusak Iebih dan satu surat
suara yang sudah digunakan oleh pemilih sehingga surat suara tersebut
menjadi tidak sah; dan/atau
• Lebih dan seorang pemilih yang tidak terdaftar sebagai pemilih mendapat
kesempatan memberikan suara pada TPS.

BAB XI

PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM

PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN


MAHASISWA

A. Bagian Pertama

PENGAWASAN

a. Pengawas

Kongres mahasiswa sebagai lembaga tertinggi Organisasi Mahasiswa MM-


USAKTI membentuk suatu tim independen yang berfungsi sebagai pengawas
Pemilihan Umum Raya dan diberi wewenang penuh dalam menjalankan
pengawasannya termasuk dalam hal memberikan sanksi.
b. Anggota Panitia Pengawas Pemilu

1. Jumlah anggota pengawas Pemilu berjumlah 2 orang tiap Fakultas.

2. Syarat untuk dapat menjadi anggota Panwaslu:

a. Mahasiswa aktif dan lolos terhadap verifikasi oleh Kongres MM-USAKTI.

b. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945
serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga MM-USAKTI.
c. Mempunyai integritas pribadi yang kuat, jujur, dan adil;

d. Mempunyai komitmen dan dedikasi terhadap suksesnya Pemilu, tegaknya


demokrasi dan keadilan.

e. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang sistem dan proses


pelaksanaan Pemilu, sistem organisasi mahasiswa, serta memiliki
kemampuan kepemimpinan;

f. Sebagai mahasiswa Universitas Trisakti.

g. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan


menyeluruh dan rumah sakit maupun pusat kesehatan lainnya.

h. Tidak pernah dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah


mempunyal kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau Iebih;

i. Bersedia bekerja sepenuh waktu.

c. Pengawas Pemilu Mempunyai Tugas Dan Wewenang

1. Mengawasi semua tahapan penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil


Presiden Mahasiswa;

2. Menerima laporan pelanggaran peraturan perundang-undangan Pemilu Presiden


dan Wakil Presiden Mahasiswa;
3. Menyelesaikan sengketa yang timbul dalam penyelenggaraan Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden Mahasiswa; dan
4. Meneruskan temuan dan laporan yang tidak dapat diselesaikan kepada instansi
yang berwenang

5. Guna menunjang pelaksanaan pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden


Mahasiswa, penyelenggara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa
dan pihak terkait lainnya harus memberikan kemudahan kepada Pengawas
Pemilu untuk memperoleh informasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

d. Masa Berakhir Panitia Pengawas Pemilu

Masa tugas Panitia Pengawas Pemilu berakhir setelah pengucapan sumpah dan
janji Presiden dan Wakil Presiden mahasiswa terpilih.

B. Bagian Kedua

PENEGAKAN HUKUM
a. Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Pemilu Presiden dan
WakilPresiden Mahasiswa
1. Pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa pada setiap
tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa dilaporkan kepada
Pengawas Pemilu.
2. Laporan pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa dapat
diajukan oleh:
a. Mahasiswa yang terdaftar sebagai pemilih;

b. Pasangan Calon dan/atau Tim kandidat.

3. Laporan disampaikan secara lisan/tertulis yang berisi:

a. Nama dan alamat pelapor,

b. Waktu dan tempat kejadian perkara,

c. Nama dan alamat pelanggar,

d. Nama dan alamat saksi-saksi,

e. uraian kejadian, dan

f. barang bukti

4. Laporan sebagai dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Pengawas Pemilu
selambat-lambatnya 1 (satu) hari sejak terjadinya pelanggaran Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.

5. Tata cara pelaporan lebih lanjut diatur oleh Panitia Pengawas Pemilu.

b. Tugas Pengawas Pemilu

1. Pengawas Pemilu mengkaji setiap laporan pelanggaran yang diterima.

2. Pengawas Pemilu memutuskan untuk menindak lanjuti atau tidak menindak


lanjuti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari setelah laporan diterima.

3. Dalam hal terkait pengawas Pemilu memerlukan keterangan tambahan dan


pelapor untuk melengkapi laporannya, putusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah laporan
diterima.

4. Laporan yang bersifat sengketa dan tidak mengandung unsur pidana


diselesaikan oleh Pengawas Pemilu.

c. Penyelesaian Sengketa

1. Pengawas Pemilu menyelesaikan sengketa, melalui tahapan sebagai berikut:

a. Mempertemukan pihak-pihak yang bersengketa untuk musyawarah dan


mufakat;

b. Apabila tidak tercapai kesepakatan, Pengawas Pemilu menawari alternatif


penyelesaian kepada pihak-pihak yang bersengketa.
c. Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf b tidak diterima oleh
pihak-pihak yang bersengketa, dengan mempertimbangkan keberatan yang
diajukan oleh pihak yang bersengketa, Pengawas Pemilu membuat
keputusan final dan mengikat.
2. Dalam hal terjadi perselisihan tentang hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 diperiksa dan diputuskan untuk tingkat
pertama dan terakhir oleh Kongres Mahasiswa.
BAB XlI

JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI

A. Bagian Pertama

JENIS PELANGGARAN

a. Pelanggaran I

1. Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar
mengenai diri sendiri atau diri orang lain tentang suatu hal yang diperlukan
untuk pengisian daftar pemilih.
2. Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan hak
pilihnya dan orang yang kehilangan hak pilihnya tersebut berkeberatan.
3. Setiap orang yang dengan sengaja memalsukan surat yang menurut suatu aturan
dalam undang-undang ini diperlukan untuk menjalankan suatu perbuatan
dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, dengan maksud untuk digunakan
sendiri atau orang lain sebagai seolah-olah surat sah atau tidak dipalsukan.
4. Setiap orang yang dengan sengaja dan mengetahui bahwa suatu surat
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah tidak sah atau dipalsukan,
menggunakannya, atau menyuruh orang lain menggunakannya sebagai surat
sah.
5. Setiap orang yang dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan atau
dengan menggunakan kekuasaan yang ada padanya pada saat pendaftaran
pemilih menghalang-halangi seseorang untuk terdaftar sebagai pemilih dalam
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden menurut undang-undang ini.
6. Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar
atau menggunakan surat palsu seolah-olah sebagai surat yang sah tentang
suatu hal yang diperlukan bagi persyaratan untuk menjadi Pasangan Calon.

b. Pelanggaran II

1. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kampanye di luar jadwal waktu
yang telah ditetapkan oleh KPU untuk masing-masing Pasangan Calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2).
2. Setiap orang yang dengan sengaja melanggar ketentuan mengenai larangan
pelaksanaan kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31.

3. Setiap pihak yang dimaksud dalam Pasal 31 yang dengan sengaja melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31.

4. Setiap orang yang dengan sengaja mengacaukan, menghalangi, atau


mengganggu jalannya kampanye.

c. Pelanggaran III

1. Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman


kekerasan dan menghalang-halangi seseorang yang akan melakukan haknya
untuk memilih.

2. Setiap orang yang dengan sengaja memberi atau menjanjikan uang, materi dan
atau dengan metode lainnya kepada seseorang supaya tidak menggunakan hak
pilihnya, atau memihh Pasangan Calon tertentu, atau menggunakan hak
pilihnya dengan cara tertentu sehingga surat suaranya menjadi tidak sah.

3. Setiap orang yang pada waktu pemungutan suara dengan sengaja mengaku
dirinya sebagai orang lain.

4. Setiap orang yang pada waktu pemungutan Suara dengan sengaja memberikan
suaranya lebih dari satu kali di satu atau lebih TPS.

5. Setiap orang yang dengan sengaja menggagalkan pemungutan suara.

d. Pelanggaran IV

1. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang menyebabkan


suara seorang pemilih menjadi tidak berharga atau menyebabkan Pasangan
Calon tertentu mendapat tambahan suara atau perolehan suaranya berkurang.

2. Setiap orang yang dengan sengaja merusak atau menghilangkan hasil


pemungutan suara yang sudah disegel.
3. Setiap orang yang karena kelalaiannya menyebabkan rusak atau hilangnya hasil
pemungutan suara yang sudah disegel.
4. Setiap orang yang dengan sengaja mengubah hasil penghitungan suara dan/atau
berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara.

B. Bagian kedua

SANKSI

1. Bagi pasangan calon yang melakukan pelanggaran seperti yang diatur dalam pasal
45, 46, 47, dan 48 akan dijatuhkan sanksi berupa teguran yang berbentuk surat
peringatan sebanyak 3 (tiga) kali untuk mengkarifikasikan pelanggaran yang telah
dilakukan yang mana masing-masing surat peringatan tersebut diberikan dalam
jangka waktu 1 x 24 jam dan apabila terbukti pasangan calon yang bersangkutan
melakukan pelanggaran maka dapat dijatuhi sanksi berupa pendiskualifikasian
pasangan calon tersebut dari Pemilu Raya MM-USAKTI.

2. Mekanisme pemberian surat peringatan dengan tahapan:

• Surat peringatan pertama 1 x 24 jam.

• Surat peringatan kedua 1 x 24 jam setelah surat peringatan pertama.

• Apabila dalam waktu 1 x 24 jam setelah pemberian surat peringatan kedua maka
akan dikeluarkan surat peringatan ketiga yang berisikan pendiskualifikasian.

3. Untuk segala macam jenis pelanggaran yang terjadi di tempat pemungutan suara,
yang berwenang melakukan penindakan lebih lanjut adalah Panwaslu yang dapat
dibantu KPPS yang berada Iangsung di tempat pemungutan suara tersebut.

4. Untuk segala macam jenis pelanggaran yang belum diatur, akan dijatuhkan sanksi
sesuai dengan keputusan KPU.

5. Apabila pasangan calon yang melanggar surat perjanjian yang telah diserahkan dan
ditanda tangani diatas materai maka Fakultas pasangan calon yang melanggar
tidak diperbolehkan untuk mengeluarkan calon presiden mahasiswa dan wakil
presiden mahasiswa untuk dua periode kedepan.

6. Apabila pasangan calon yang melanggar surat perjanjian yang telah diserahkan dan
ditanda tangani diatas materai maka pasangan calon beserta tim sukses tidak
diperbolehkan untuk menjabat dalam struktural organisasi mahasiswa tingkat
universitas pada periode pelanggaran tersebut dilakukan.
BAB XIII

KETENTUAN

Segala macam bentuk Juklak-Juknis Pemilu Presiden dan


Wakil Presiden Mahasiswa tidak berlaku lagi sejak Juklak-
Juknis Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa ini
ditetapkan.

Ditetapkan,
Tempat ​: Ruang Rapat Lt. 1 Kepresma MM-USAKTI,
Gedung C, Kampus A, Universitas Trisakti
Hari/ tanggal ​: Senin, 22 Januari 2018
Pukul ​ ​: 23.15 WIB

Mengesahkan
Ketua KPU Periode 2017-2018

Raka Bisono

35

Anda mungkin juga menyukai