Anda di halaman 1dari 5

UNDANG-UNDANG IKATAN SENAT MAHASISWA FARMASI SELURUH INDONESIA (ISMAFARSI) NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN SEKRETARIS JENDRAL

DAN BADAN PENGAWAS BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Pemilihan Sekretaris Jendral dan Badan Pengawas adalah sarana pelaksanaan pemilihan sekjen dan BP ISMAFARSI periode 2012-2014 diselenggarakan di Musyawarah Nasional ISMAFARSI berdasarkan AD / ART. 2. Musyawarah Nasional ISMAFARSI yang selanjutnya disebut MUNAS ISMAFARSI merupakan forum tertinggi ISMAFARSI 3. Badan Pengawas Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia untuk selanjutnya disebut dengan BP ISMAFARSI 4. Panitia Pemilihan Sekjen dan Badan Pengawas ISMAFARSI yang untuk selanjutnya disebut PPSBPI adalah lembaga yang bersifat mandiri dan netral untuk menyelenggarakan Pemilihan. 5. Pemilih adalah Anggota ISMAFARSI yang hadir dalam MUNAS diatur dalam AD /ART Pasal 2 Pemilihan dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, demokratis, jujur dan adil. Pasal 3 Pemilihan dilaksanakan untuk memilih Badan Pengawas dan Sekretaris Jendral ISMAFARSI. Pasal 4 Pemilihan Sekjen dan BP dilaksanakan 1 (satu) kali setiap 1 (satu) periode kepengurusan. Pasal 5 Peserta pemilih untuk memilih Sekjen dan BP adalah Istitusi yang terdaftar sebagai anggota ISMAFARSI yang mengikuti agenda Munas sesuai dengan AD/ART. Pasal 6 Pemilihan Sekjen dan BP dipilih secara langsung menggunakan sistem tertutup dengan suara terbanyak.

BAB II Persyaratan Calon Sekjen dan Badan Pengawas Pasal 7 Syarat-syarat Sebagai calon sekjen: 1) Harus mendapat dukungan dari Ketua Lembaga Eksekutif atau Komisaris di institusi tempat calon berada dibuktikan dengan surat rekomendasi dari ketua lembaga eksekutif atau komisaris. 2) Melampirkan Transkrip nilai 3) Menyerahkan Curiculum Vitae (CV) 4) Surat pernyataan tidak dalam status sebagai ketua pada organisasi lain. 5) Lulus LK Nasional yang ditandai dengan sertifikat kelulusan 6) Surat pernyataan tidak menjadi anggota di partai politik. 7) Membuat tulisan mengenai dunia kefarmasian Indonesia 8) Membuat plat form/arah pergerakan ISMAFARSI beserta Visi, misi, dan program-program unggulan. Pasal 8 Syarat-syarat sebagai calon Badan Pengawas: 1) Harus mendapat dukungan dari Ketua Lembaga Eksekutif atau Komisaris di institusi tempat calon berada dibuktikan dengan surat rekomendasi dari ketua lembaga eksekutif atau komisaris. 2) Melampirkan Transkrip nilai 3) Menyerahkan Curiculum Vitae (CV) 4) Surat pernyataan tidak dalam status sebagai ketua pada organisasi lain 5) Surat pernyataan tidak menjadi anggota di partai politik 6) membuat gagasan tentang sistem pengawasan BP 7) Telah mengikuti 2 kali event nasional dan di buktikan dengan menyertakan sertifikat. Pasal 9 1) Perseorangan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 atau pasal 8 tidak dapat menjadi calon sekjen atau badan pengawas 2) PPSBPI melaksanakan penelitian keabsahan syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 atau pasal 8

BAB III HAK MEMILIH Pasal 10 Seluruh anggota ISMAFARSI yang terdaftar dan mengikuti MUNAS memiliki hak dalam memilih calon sekjen dan Badan Pengawas Pasal 11 Pemilih menggunakan hak pilihnya pada Tempat Pemungutan Suara [TPS] yang ditetapkan pada waktu pelaksanaan Pemilihan di Munas

1) 2)

3) 4) 5)

BAB IV PENYELENGGARAAN PEMILIHAN Bagian Pertama Umum Pasal 12 PPSBPI dibentuk oleh Badan pengawas dengan mekanisme tertentu yang kemudian diSK-kan oleh sekjen dalam menjalankan tugasnya Anggota PPSBPI adalah mahasiswa S1 dalam keanggotaan ISMAFARSI yang bukan merupakan elemen dari Badan Pengurus Harian Pusat, Wilayah, maupun Badan Pengawas. PPSBPI terbentuk dan di-SK-an maksimal 1 (bulan) bulan setelah Pramunas. Kinerja PPSBPI diawasi langsung oleh Badan Pengawas. Masa Keanggotaan PPSBPI adalah sejak ditetapkan sampai dengan ditetapkan Sekjen dan Badan Pengawas terpilih.

Pasal 13 1) Pemilihan Sekjen dan Badan Pengawas diselenggarakan oleh PPSBPI secara menyeluruh, independen, mandiri, dan bertanggung jawab. 2) PPSBPI bertanggung jawab atas penyelenggaraan Pemilihan. 3) Dalam menyelenggarakan tugasnya, PPSBPI menyampaikan laporan dalam penyelenggaraan Pemilihan kepada Sekjen

1) 2) 3) 4)

Pasal 14 Jumlah anggota PPSBPI berjumlah 5 (lima) orang. Keanggotan PPSBPI terdiri atas seorang ketua merangkap anggota dan para anggota. Ketua PPSBPI dipilih dari dan oleh anggota. Setiap angota PPSBPI mempunyai hak suara yang sama.

Bagian Kedua Panitia Pemilihan Sekjen dan Badan Pengawas ISMAFARSI Pasal 15 Tugas dan wewenang PPSBPI adalah : 1. Melaksanakan dan menyelenggarakan pelaksanaan Pemilihan Sekjen dan Badan Pengawas 2. Menetapkan tatacara semua tahapan pelaksanaan Pemilihan Sekjen dan Badan Pengawas. 3. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan Pemilihan Sekjen dan Badan Pengawas. 4. Menetapkan dan memngumumkan Calon Sekjen dan Badan Pengawas yang telah memenuhi persyaratan. 5. Menetapkan Waktu, tanggal, tatacara pelaksanaan kampanye dan pemungutan suara. 6. Menetapkan jenis pelanggaran dan sanksi bagi calon. 7. Menetapkan hasil Perhitungan suara dan mengumumkan kepada khayalak.

Pasal 16 PPSBPI berkewajiban untuk : 1. Memperlakukan calon sekjen dan Badan pengawas secara adil dan setara guna menyukseskan Pemilihan Sekjen dan Badan Pengawas. 2. Bersikap netral dan transparan dalam melaksanakan seluruh mekanisme pemilihan Sekjen dan Badan Pengawas. 3. Melaporkan seluruh pelaksanaan Pemilihan Sekjen dan BP secara tertulis kepada Sekjen.

1) 2) 3) 4)

BAB V KAMPANYE Pasal 17 Kampanye dilakukan sebagai bagian dari penyelenggaraan pemilihan Sekjen dan BP ISMAFARSI. Dalam kampanye, dilarang menghina, menghasut, mengadu domba perseorangan maupun antar kelompok tertentu dan menyinggung SARA. Dilarang melakukan tindak kekerasan dan atau melakukan perusakan. Jadwal dan tatacara pelaksanaan kampanye selanjutnya ditetapkan oleh PPSBPI.

BAB VI PEMUNGUTAN, PENGHITUNGAN SUARA, DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN SEKJEN DAN BADAN PENGAWAS Pasal 18 Pemungutan suara pemilihan Sekjen dan BP ISMAFARSI diselenggarakan secara serentak pada saat MUNAS dilaksanakan. Pasal 19 1) Pemungutan suara dilakukan dengan memberikan suara melalui surat suara yang berisikan nomor,nama calon dan foto calon Sekjen dan BP ISMAFARSI. 2) Surat suara sah apabila terdapat stempel PPSBPI. 3) Sebelum melaksanakan pemungutan suara, PPSBP melakukan a. Pembukaan kotak suara b. Pengeluaran seluruh isi kotak suara c. Pengidentifikasiann jenis dokumen dan peralatan d. Perhitungan jumlah setiap surat suara 4) Pemungutan suara dilaksanakan oleh PPSBPI 5) Apabila menerima surat suara yang ternyata rusak, pemilih dapat meminta surat suara pengganti kepada PPSBP dengan hanya satu kali pergantian 6) Penetapan waktu dimulai dan berakhirnya pemungutan suara ditetapkan oleh PPSBPI

Pasal 20 1) Penghitungan suara dilakukan setelah pemungutan suara berakhir pada hari yang sama yaitu pada hari pemungutan suara. 2) Penghitungan suara dilakukan dengan cara memungkinkan saksi dari calon dan peserta Munas dapat menyaksikan secara jelas proses penghitungan suara. 3) Suara dinyatakan sah apabila pemilih mencoblos foto dan/atau nama calon.

4) Jumlah suara dihitung berdasarkan jumlah komisariat pemilih yang tercantum pada daftar hadir pemilih. 5) Calon sekjen dengan jumlah suara 1/2 n + 1 dari jumlah total suara adalah sekjen terpilih. 6) Jika tidak mencapai jumlah suara 1/2 n +1 maka akan diadakan pemungutan suara kembali dengan mereduksi calon menjadi 2 (dua) calon dengan jumlah suara terbanyak, calon sekjen dengan suara terbanyak adalah sekjen terpilih. 7) 3 (tiga) BP dengan jumlah suara terbanyak adalah BP tepilih 8) Segera setelah selesai perhitungan suara maka PPSBPI membuat berita acara dan rekapitulasi hasil perhitungan suara yang ditandatangani oleh ketua PPSBPI dan disaksikan oleh seluruh peserta MUNAS. 9) PPSBPI menyerahkan berita acara hasil perhitungan suara yang dimaksud pada ayat (6) kepada Badan Pengawas. BAB VII PELANGGARAN Pasal 21 1) Sanksi akan diberikan kepada calon yang melakukan pelanggaran dalam proses Pemilihan Sekjen dan BP yang diatur dalam Undang-undang. 2) Besarnya sanksi ditetapkan oleh rapat koordinasi yang dihadiri oleh PPSBPI dan Badan Pengawas.

BAB VIII ATURAN TAMBAHAN Pasal 22 Untuk hal-hal yang belum diatur dalam Undang-Undang Pemilihan Sekjen dan BP ini selanjutnya dapat ditetapkan lebih terperinci oleh PPSBPI jika diperlukan dengan tidak melanggar Undang-Undang Pemilihan Sekjen dan BP ISMAFARSI.

BAB IX PENUTUP Pasal 23 Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Ditetapkan di : Depok Tanggal : 9 April 2012 Pukul : 19:00 WIB Atas Keputusan Bersama Sekretaris Jendral ISMAFARSI dengan Badan Pengawas ISMAFARSI Sekretaris Jendral ISMAFARSI Ketua Badan Pengawas ISMAFARSI

Redho Meisudi

Ahmad Syafii

Anda mungkin juga menyukai