Anda di halaman 1dari 25

PERATURAN

KBM FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


SEMENTARA
UNIVERSITAS LAMPUNG
NOMOR: 001 Tahun 2023

TENTANG

PEMILIHAN RAYA FAKULTAS ILMU


SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KELUARGA BESAR MAHASISWA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG

Menimbang :

a. Bahwa pemilihan raya merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan


mahasiswa dalam sistem pemerintahan mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung;
b. Partisipasi Mahasiswa yang dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil;
c. Bahwa untuk mewujudkan asas pemilihan raya maka penyelenggara Pemilihan
Raya harus mempunyai integritas, profesionalitas, akuntabilitas;
d. Bahwa pemilihan raya harus mampu menjamin prinsip keterwakilan dan
legitimasi;
e. Bahwa untuk menjamin kepastian hukum, menghindari keragaman penafsiran
hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak sosial dan politik
mahasiswa serta perlakuan secara adil mengacu terhadap Kondisi internal
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lam pung dalam
Pemilihan Raya anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Serta Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik . Mengingat kondisi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik pada periode 2022 terjadinya kekosongan legislative sehingga perlu
pembuatan peraturan sebagai payung H dalam penyelenggaraan Pemira
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung sesuai prosedur yang
mengacu pada Peraturan Rektor (Pertor) dan Peraturan KBM Unila, yang Dalam
Kondisi Khusus Sesuai Peraturan Rektor (Pertor) Nomor 11 Tahun 2023
tentang Perubahan Atas Peraturan Rektor Nomor 18 Tahun 2021 tentang
Organisasi Kemahasiswaan Pasal 48 A bahwa dalam penyelenggaraan pemira
pertama / (Kondisi Khusus) terkait mekanisme penyelenggaraan Pemira FISIP
Unila pertama kali dilakukan oleh Dekan Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung melalui Wakil Dekan 3 Bidang Alumni dan
kemahasiswaan.
Mengingat :

1. SK Mendikbud 155/U/1998 tentang pedoman umum Organisasi


KemahasiswaanPerguruan Tinggi.
2. Permendikti No. 6 Pasal 104 Tahun 2015 tentang Statuta Unila
3. Peraturan Rektor (Pertor) Nomor 11 Tahun 2023 tentang Perubahan
Atas Peraturan Rektor Nomor 18 Tahun 2021 tentang Organisasi
Kemahasiswaan.
4. Peraturan KBM Unila Tahun 2023 No. 1 tentang Pemilihan Raya Mahasiswa
5. Peraturan KBM Unila Tahun 2023 No. 2 tentang Penyelenggara Pemilihan
Raya Mahasiswa.

DENGAN PERSETUJUAN
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
KELUARGA BESAR MAHASISWA
UNIVERSITAS LAMPUNG

MEMUTUSKAN:

MENETAPKAN:
PERATURAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
SEMENTARA TENTANG PEMILIHAN RAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :


1. Pemilihan Raya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang selanjutnya disebut
PEMIRA FISIP Unila adalah sarana pelaksanaan kedaulatan mahasiswa dalam
lingkup Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung;
2. Pemilihan Raya anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas adalah
Pemilihan Raya untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas
dalam lingkup KBM FISIP Unila;
3. Pemilihan Raya Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
adalah Pemilihan Raya untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas dalam lingkup KBM FISIP Unila;
4. Tim Seleksi penyelenggara Pemilihan Raya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Selanjutnya disebut Timsel penyelenggara Pemira Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik adalah lembaga penyelenggara pemira yang bertugas menyeleksi
Panitia Pemilihan Raya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik;
5. Panitia Pemilihan Raya Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
adalah lembaga penyelenggara Pemilihan Raya ditingkat Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik yang bersifat Universal, ad hoc, dan mandiri serta bekerja secara
independen yang disebut Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik;
6. Badan Arbitrase Pemilihan Raya Mahasiswa adalah badan penyelenggara Pemira
yang bertugas menangani pelanggaran dan/atau sengketa Pemira di tingkat
pertama yang bersifat ad hoc dan mandiri dalam memutus pelanggaran dan/atau
sengketa Pemira;
7. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang
selanjutnya disebut KBM FISIP Unila adalah mahasiswa yang terdaftar secara
akademik dan aktif di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
8. Pemilih adalah mahasiswa FISIP Unila yang terdaftar di akademik dan sedang
menempuh jenjang Diploma dan/atau Strata 1 (Satu) yang dibuktikan dengan
kartu Tanda Mahasiswa.
9. Peraturan Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Sementara yang selanjutnya disebut Peraturan KBM FISIP Sementara adalah
peraturan di bawah Peraturan Rektor (Pertor) dan Peraturan KBM Unila, yang
Dalam Kondisi Khusus Sesuai Peraturan Rektor (Pertor) Nomor 11 Tahun 2023
tentang Perubahan Atas Peraturan Rektor Nomor 18 Tahun 2021 tentang
Organisasi Kemahasiswaan Pasal 48 A bahwa dalam penyelenggaraan pemira
pertama / (Kondisi Khusus) terkait mekanisme penyelenggaraan Pemira FISIP
Unila pertama kali dilakukan oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung melalui Wakil Dekan 3 karena hal tersebut PKBM-FISIP
Sementara dibentuk oleh Wakil Dekan 3 melalui koordinasi dengan Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
10. Kartu identitas mahasiswa Unila adalah KTM.
11. KTM adalah Kartu Tanda Mahasiswa yang secara resmi dikeluarkan oleh
Universitas Lampung.
12. Kandidat adalah mahasiswa FISIP Unila yang mencalonkan diri dalam Pemilihan
Raya FISIP Unila.
13. Kuota adalah jumlah kursi yang ditentukan.
14. Kertas suara adalah kertas yang digunakan untuk memilih kandidat.
15. Kotak suara adalah kotak yang digunakan untuk menampung kertas suara pada
saat pelaksanaan pemungutan suara.
16. Kampanye Pemilihan Raya adalah kegiatan peserta Pemilihan Raya dan/atau tim
suksesnya untuk menyampaikan visi, misi, dan program-programnya
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
17. Tempat pemungutan suara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat dimana
pemilih dapat menggunakan hak suaranya sesuai asas Pemilihan Raya.
18. Pemilihan Raya dilaksanakan 1 (satu) kali dalam Setahun.
19. Masa reses adalah masa penghentian kampanye, masa pencabutan dan
pembersihan seluruh atribut kampanye.

BAB II
ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

Pemilihan Raya diselenggarakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia,


jujur dan adil.

Pasal 3

Pemilihan Raya FISIP Unila diselenggarakan untuk memilih anggota DPM FISIP Unila
serta Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP Unila.

BAB III
PELAKSANAAN PEMILIHAN
RAYA

Pasal 4
Tahapan penyelenggaraan Pemilihan Raya adalah rangkaian kegiatan yang dimulai
dari pendataan pemilih, penetapan kuota, pendaftaran peserta Pemilihan Raya,
kampanye, masa reses, pemungutan dan perhitungan suara, penetapan hasil
Pemilihan Raya, sampai dengan pengucapan sumpah dan pelantikan anggota DPM
FISIP Unila, serta Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP Unila.

BAB IV
PESERTA PEMILIHAN RAYA

Pasal 5

Peserta Pemilihan Raya FISIP Unila terdiri dari kandidat dan pemilih.

Bagian Pertama
Kandidat

Pasal 6
Kandidat anggota DPM FISIP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Mahasiswa FISIP Unila yang dibuktikan dengan KTM Serta Surat
Keterangan mahasiswa aktif yang telah dilegalisir.
3. Untuk kandidat anggota DPM FISIP Unila minimal sedang menempuh
perkuliahan di semester 3 (tiga).
4. Sanggup menjaga integritas kepribadian, budi pekerti yang luhur, dan
loyalitas yang tinggi terhadap tugas dan kewajiban yang dibuktikan dengan
surat pernyataan yang ditandatangani.
5. Tidak menjadi pengurus partai politik.
6. Bersedia tidak menyelesaikan studi selama menjadi anggota DPM FISIP
Unila.
7. Pernah mengikuti Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Tingkat
Dasar atau Pelatihan sejenisnya yang dilaksanakan oleh organisasi
kemahasiswaan dibuktikan dengan sertifikat.
8. Telah mengikuti Pengenalan Kehidupan kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di
buktikan dengan sertifikat.
9. Tidak sedang menjalani sanksi akademik yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama.
10. Memiliki IPK minimal 2,75 dari skala 4,00 yang dibuktikan dengan transkrip
yang ditandatangani oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama.
11. Aktif/Pernah Menjabat Sebagai Pengurus di Organisasi Kemahasiswaan di
lingkungan KBM FISIP Unila yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
Organisasi Kemahasiswaan yang bersangkutan.
12. Kandidat anggota DPM FISIP Unila harus mendapat surat rekomendasi yang
dikeluarkan oleh Himpunan Mahasiswa Bagian masing-masing. Namun, pada
kondisi abnormal kandidat anggota DPM FISIP Unila harus mendapat surat
pengantar yang dikeluarkan dari Ketua Bagian.
13. Untuk kandidat anggota DPM FISIP Unila memperoleh dukungan sekurang-
kurangnya 40 (Empat puluh) orang mahasiswa dari fakultas yang sama dengan
kandidat tersebut yang dibuktikan dengan KTM mahasiswa pendukung.
14. Bakal calon anggota DPM FISIP Unila Memiliki Tim Sukses.
15. Bakal calon anggota DPM FISIP membuat surat pernyataan bermaterai 10.000.
16. Kriteria pada ayat 4,5,dan 6 dibuktikan dengan surat pernyataan bermaterai
10.000.
17. Bentuk berkas dan tata cara pelaksanaan calon anggota DPM FISIP Unila diatur
lebih lanjut dalam aturan Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unila.

Pasal 7

Kandidat Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Mahasiswa FISIP Unila yang dibuktikan dengan KTM Serta Surat
Keterangan mahasiswa aktif yang telah dilegalisir.
3. Untuk kandidat Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP Unila minimal sedang
menempuh perkuliahan di semester 3 (tiga)
4. Sanggup menjaga integritas kepribadian, budi pekerti yang luhur, dan
loyalitas yang tinggi terhadap tugas dan kewajiban yang dibuktikan dengan surat
pernyataan yang ditandatangani.
5. Tidak menjadi pengurus partai politik.
6. Bersedia tidak menyelesaikan studi selama menjadi dan Wakil Ketua BEM
FISIP Unila.
7. Pernah mengikuti Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Tingkat
Dasar atau Pelatihan sejenisnya yang dilaksanakan oleh organisasi
kemahasiswaan dibuktikan dengan sertifikat.
8. Telah mengikuti Pengenalan Kehidupan kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di
buktikan dengan sertifikat.
9. Tidak sedang menjalani sanksi akademik yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama.
10. Memiliki IPK minimal 2,75 dari skala 4,00 yang dibuktikan dengan transkrip
yang ditandatangani oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama.
11. Aktif/Pernah Menjabat Sebagai Pengurus di Organisasi Kemahasiswaan di
lingkungan KBM FISIP Unila yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
Organisasi Kemahasiswaan yang bersangkutan.
12. Kandidat Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP Unila harus mendapat surat
pengantar yang dikeluarkan oleh Ormawa masing-masing yang bersangkutan
dengan calon.
13. Untuk kandidat Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP Unila memperoleh dukungan
sekurang- kurangnya 100 (Seratus) orang mahasiswa dari fakultas yang sama
dengan kandidat tersebut yang dibuktikan dengan KTM mahasiswa pendukung.
14. Untuk kandidat Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP Unila memperoleh dukungan
sekurang-kurangnya 2 (Dua) Himpunan Mahasiswa Bagian yang dibuktikan
dengan surat rekomendasi dari HIMA tersebut. Pada kondisi abnormal surat
rekomendasi dapat dikeluarkan dari Ketua Bagian.
15. Surat rekomendasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat 14, untuk
dukungan pasangan bakal calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP tidak
diperbolehkan diberikan kepada lebih dari satu calon dengan posisi yang sama.
16. Pasangan bakal calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP Memiliki Tim Sukses.
17. Pasangan bakal calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP membuat surat
pernyataan bermaterai 10.000.
18. Kriteria pada ayat 4,5,dan 6 dibuktikan dengan surat pernyataan bermaterai
10.000.
19. Bentuk berkas dan tata cara pelaksanaan calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP
Unila diatur lebih lanjut dalam aturan Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Unila

Bagian Kedua
Pemilih
Pasal 8

1. Yang berhak memilih dan dipilih adalah mahasiswa Unila yang terdaftar secara
akademik dan aktif program Strata 1(satu) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Unila.
2. Pemilih harus dapat menunjukkan kartu Tanda Mahasiswa (KTM) FISIP
UNILA atau Slip UKT terakhir pada saat Pemilihan Raya FISIP Unila. Apabila
tidak memiliki salah satu dari persyaratan tersebut, pemilih dapat menunjukkan
surat keterangan sebagai mahasiswa aktif, yang dikeluarkan oleh pihak
kemahasiswaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unila
3. Setiap pemilih memiliki 1(satu) hak suara untuk calon dengan posisi yang sama.
BAB V
TIM SELEKSI PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA
FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 9

1. Tim Seleksi penyelenggara Pemira Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di sahkan
oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni;
2. Wilayah kerja Timsel penyelenggara meliputi wilayah Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik;
3. Dalam menjalankan tugasnya, Timsel penyelenggara Pemira bebas dari
pengaruh pihak mana pun berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan
wewenangnya;

Bagian Kedua
Kedudukan, Susunan, dan Keanggotaan

Pasal 10
1. Timsel penyelenggara Pemira berkedudukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik;
2. Timsel penyelenggara Pemira Fakultas bersifat ad hoc;
3. Timsel penyelenggara Pemira Fakultas dipimpin oleh Ketua Timsel
Penyelenggara Pemira Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Pasal 11

1. Jumlah Timsel Penyelenggara Pemira terdiri atas:


a. 3 (tiga) orang mahasiswa perwakilan dari DPM Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik.
b. 2 (dua) orang mahasiswa perwakilan dari BEM Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik
c. Dalam kondisi khusus Timsel dibentuk Oleh Dekan melalui Wakil Dekan 3
mengacu kepada kondisi yang paling memungkinkan selaras dengan yang
dijelaskan di ayat a & b.
2. Yang hasil pembentukannya dilaporkan kepada Dekan melalui Wakil Dekan
3 untuk ditetapkan dengan Keputusan Dekan;
3. Timsel penyelenggara Pemira sebagaimana ayat 1 huruf a berasal dari anggota
DPM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang dipilih melalui rapat internal
lembaga terkait;
4. Timsel penyelenggara Pemira sebagaimana ayat 1 huruf b berasal dari pimpinan
BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang dipilih melalui rapat internal
lembaga terkait;
5. Ketua dan sekretaris Timsel penyelenggara Pemira Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik dipilih dari anggota Timsel penyelenggara Pemira dan dicatat
dalam Berita Acara Rapat yang ditandatangani oleh semua anggota Timsel
Pemira yang hadir.

Pasal 12
Timsel penyelenggara Pemira Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dibubarkan
setelah dilantiknya Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Bagian Ketiga
Tugas, Hak dan Kewajiban

Pasal 13

1. Timsel penyelenggara Pemira Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik bertugas:
a. Merancang dan menetapkan Alur Waktu (Timeline) & tahapan seleksi Calon
Panitia Pemilihan Raya (Panra) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik;
b. Menginformasikan tahapan penyeleksian Panra Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik kepada seluruh masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pembukaan masa pendaftaran;
c. Menyeleksi Calon Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik;
d. Mendata dan menetapkan daftar Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik;
e. Memberikan arsip dan dokumen hasil seleksi Panra Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik kepada Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Alumni;
f. Menetapkan dan memberikan hasil ketetapan seleksi Panra Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik kepada Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni dan Kemudian diinformasikan kepada masyarakat Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik melalui media resmi Timsel penyelenggara
Pemira Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Pasal 14

1. Timsel penyelenggara Pemira Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berhak:
a. Mendapatkan fasilitas dari kemahasiswaan guna mendukung pelaksanaan
proses seleksi Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik;
b. Bertindak untuk dan atas nama Timsel penyelenggara Pemira Fakultas dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya;
c. Menyatakan suara dan berpendapat.
d. Mendapatkan keringanan akademis / dispensasi terhadap mata kuliah saat
hal tersebut bertumburan dengan jam kerja Timsel.

Pasal 15

1. Timsel penyelenggara Pemira Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berkewajiban:
a. Memahami dan melaksanakan Peraturan Keluarga Besar Mahasiswa
Universitas dan Peraturan Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik;
b. Menjaga harkat dan martabat Timsel penyelenggara Pemira sebagai
penyelenggara Pemira yang merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan
mahasiswa yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil;
c. Menginformasikan kepada seluruh mahasiswa Fakultas melalui media
resmi Timsel penyelenggara Pemira segala bentuk aturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan penyeleksian bakal calon Panra Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pendaftaran dibuka;
d. Melakukan transparansi terkait persyaratan, tahapan, jadwal, dan hasil
seleksi Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik kepada mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik;
e. Menerima setiap mahasiswa yang ingin mendaftar sebagai Panra Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

BAB VI
BADAN ARBITRASE PEMILIHAN RAYA

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 16

1. Bapra dibentuk oleh Timsel penyelenggara Pemira dan ditetapkan dalam Sidang
Paripurna;
2. Bapra wajib dibentuk sebelum terbentuknya Panra;
3. Bapra dibentuk untuk menerima, memeriksa, dan memutuskan terkait
sengketa penyelenggaraan Pemira serta seleksi Panra;
4. Bapra berkedudukan di tingkat universitas;
5. Bapra bertanggung jawab kepada Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan
Alumni serta seluruh mahasiswa Unila;
6. Bapra dalam menjalankan tugas dan wewenangnya bersifat mandiri,
independen, dan ad hoc;
7. Pembentukan Majelis Arbiter ditentukan oleh internal Bapra;
8. Majelis Arbiter mengadakan sidang tertutup dalam hal menyelesaikan sengketa
Pemira.
Bagian Kedua
Susunan dan Keanggotaan

Pasal 17

1. Anggota Bapra merupakan mahasiswa Universitas Lampung;


2. Bapra berjumlah 16 orang yang terdiri atas 2 (dua) orang perwakilan setiap
fakultas dan dipilih melalui tahap rekrutmen terbuka oleh Timsel penyelenggara
Pemira;
3. Masa kerja anggota Bapra dimulai sejak dikeluarkannya surat keputusan sampai
dengan dilantiknya anggota DPM U KBM Unila dan DPM F KBM Unila, Ketua dan
Wakil Ketua BEM U KBM Unila dan BEM F KBM Unila.

Pasal 18

1. Bapra terdiri atas satu orang ketua, sekretaris, dan bendahara, yang merangkap
sebagai Anggota Bapra;
2. Ketua Bapra dipilih berdasarkan sidang internal Badan Arbitrase Pemira;
3. Dalam memutuskan perkara, Bapra membentuk Majelis Arbiter yang terdiri dari
3 (tiga) orang Anggota Bapra untuk menindaklanjuti laporan;
4. Dalam hal menyelesaikan sengketa penyelenggaraan Pemira dan Seleksi Panra,
Majelis Arbiter dipilih melalui sidang pleno yang dipimpin oleh Ketua Bapra;
5. Dalam hal menyelesaikan sengketa penyelenggaraan Pemira Fakultas dan seleksi
Panra Fakultas, Majelis Arbiter terdiri dari Anggota Bapra yang berasal dari
fakultas tersebut ditambah satu anggota Bapra dari fakultas lain yang dipilih
melalui sidang pleno Bapra.

Pasal 19

1. Ketua badan Arbitrase Pemira bertugas:


a. Memimpin rapat pleno dan seluruh kegiatan Badan Arbitrase Pemira tingkat
universitas dan fakultas;
b. Bertindak untuk dan atas nama Badan Arbitrase di tingkat universitas dan
fakultas ke luar dan dalam;
c. Memberikan keterangan resmi tentang kebijakan dan kegiatan Badan
Arbitrase Pemira di tingkat universitas dan fakultas;
d. Menandatangani seluruh peraturan dan ketetapan yang dihasilkan dari
keputusan penyelesaian sengketa Majelis Arbiter di tingkat universitas dan
fakultas.
2. Sekretaris Badan Arbitrase Pemira bertugas:
a. Mencatat dan mendokumentasikan seluruh hasil rapat pleno dan seluruh
kegiatan Badan Arbitrase Pemira di tingkat universitas dan fakultas;
b. Memberikan dukungan teknis dan administratif dalam rapat pleno;
c. Membuat laporan pertanggung jawaban terkait kegiatan dan dilaporkan
kepada Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni;
d. Mengarsipkan seluruh berkas proses sengketa penyelenggaraan Pemilihan
Raya dan seleksi Panra di tingkat universitas dan fakultas.
3. Bendahara Badan Arbitrase Pemira bertugas:
a. Membuat anggaran pendapatan dan pengeluaran Badan Arbitrase Pemira
yang disepakati oleh Ketua Bapra;
b. Mencatat dan mendokumentasikan seluruh pengeluaran dan pendapatan
dana badan Arbitrase Pemira ke dalam pembukuan keuangan Badan
Arbitrase Pemira.
4. Majelis Arbiter bertugas:
a. Menggelar rapat permusyawaratan untuk menilai pemenuhan unsur laporan;
b. Rapat permusyawaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dilaksanakan paling lambat 1 (satu) hari setelah laporan diterima;
c. Melakukan gelar pemeriksaan laporan dugaan pelanggaran dan/atau sengketa
melalui suatu sidang pleno;
d. Memutuskan pelanggaran sengketa penyelenggaraan seleksi Pemira dan
seleksi Panra universitas maupun fakultas.

Bagian Ketiga
Tugas dan Wewenang

Pasal 20

1. Tugas Bapra:
a. Mengawasi semua tahapan penyelenggaraan Pemira dan seleksi Panra
universitas maupun fakultas;
b. Menerima dugaan pelanggaran tentang Peraturan Pemira, Peraturan
Penyelenggara Pemira universitas maupun fakultas dan/atau
Penyelenggaraan seleksi Panra universitas dan fakultas;
c. Membentuk Majelis Arbiter untuk menindaklanjuti laporan sengketa
penyelenggaraan Pemira dan penyelenggaraan seleksi Panra universitas dan
fakultas;
d. Menindaklanjuti temuan dan/atau laporan atas pelanggaran yang diterima; e.
Memutuskan hasil penanganan temuan atau dugaan pelanggaran yang
terjadi selama penyelenggaraan Pemira di tingkat universitas maupun
fakultas melalui sidang pleno.

2. Wewenang Bapra:
a. Membuat keputusan mengenai hasil tindak lanjut temuan dan/atau
laporan yang diterima;
b. Mengadakan hubungan dengan pihak-pihak yang dibutuhkan untuk
pengawasan Pemira selama tidak bertentangan dengan Peraturan KBM Unila
dan Peraturan lainnya yang ada di Unila.

Bagian Keempat
Persyaratan

Pasal 20

1. Syarat untuk menjadi calon anggota Bapra adalah:


a. Mahasiswa unila minimal duduk di semester 5 (lima);
b. IPK minimal 2,75;
c. Tidak sedang menjalani sanksi akademik;
d. Memahami, menaati, dan sanggup melaksanakan Peraturan KBM Unila dan
Peraturan perundang-undangan lainnya;
e. Mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur, dan adil;
f. Memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemira;
g. Tidak menggunakan narkoba;
h. Tidak menjadi anggota partai politik;
i. Tidak mendaftarkan diri sebagai Panra;
j. Bersedia untuk mundur dalam kepengurusan lembaga kemahasiswaan
legislatif dan/atau eksekutif apabila telah ditetapkan menjadi anggota Bapra
terpilih;
k. Bersedia bekerja dengan sungguh-sungguh serta penuh tanggung jawab.
2. Kelengkapan administrasi calon anggota Bapra sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 (satu) dibuktikan dengan:
a. Fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa;
b. Pas Foto berwarna 3x4 sebanyak 2 lembar;
c. Transkrip akademik semester terakhir yang ditandatangani oleh Wakil
Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama dan dicap;
d. Surat tidak sedang menerima sanksi akademik terbaru yang ditandatangani
oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama dan dicap;
e. Menyerahkan sertifikat asli dan fotokopi sertifikat pelatihan kepemimpinan
tingkat dasar/sejenisnya yang diselenggarakan oleh Organisasi
Kemahasiswaan KBM Unila;
f. Pada ayat 1 (satu) poin: c, d, e, f, g, h, i, j, dan k dibuktikan dalam satu
surat pernyataan bermaterai 10.000.

Bagian Kelima
Pengangkatan dan Pemberhentian Bapra
Pasal 22
1. Tahap penyeleksian calon anggota Bapra meliputi:
a. Timsel penyelenggara Pemira mensosialisasikan kepada seluruh mahasiswa
fakultas masing-masing terkait pendaftaran calon anggota Bapra sekurang-
kurangnya 3 (tiga) hari sebelum pendaftaran;
b. Pendaftaran dan pengumpulan persyaratan calon anggota Bapra dilakukan
selama 3 (tiga) hari pada jam kerja Timsel penyelenggara Pemira;
c. Jika persyaratan calon anggota Bapra belum terpenuhi maka pemenuhan
berkas diperpanjang dalam waktu paling lambat 1 (satu) hari pada jam kerja
Timsel penyelenggara Pemira;
d. Verifikasi akhir dan pengumuman hasil verifikasi akhir dilaksanakan dalam
waktu paling lambat 1 (satu) hari pada jam kerja Timsel penyelenggara
Pemira;
e. Seleksi tertulis yang dilaksanakan secara serentak paling lambat 1 (satu)
hari terhitung sejak hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf d;
f. Timsel penyelenggara Pemira menyampaikan nama anggota Bapra kepada
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni paling lambat 1 (satu) hari
terhitung sejak Timsel penyelenggara Pemira memutuskan nama anggota
berdasarkan pengumuman hasil seleksi tertulis;
g. Timsel penyelenggara Pemira menyampaikan nama calon yang sudah
ditetapkan sebagaimana pada huruf f disusun berdasarkan abjad disertai
salinan berkas administrasi tiap-tiap bakal calon anggota Bapra.

Pasal 23

Timsel penyelenggara Pemira memutuskan sidang paripurna nama anggota Bapra


terpilih.
Pasal 24
Pelantikan Bapra dilakukan oleh Rektor Unila melalui Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni.

Pasal 25

1. Ketua dan anggota Bapra berhenti karena:


a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri;
c. Diberhentikan.
2. Diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c apabila:
a. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota Bapra;
b. Melanggar sumpah/janji jabatan dan/atau kode etik;
c. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan secara berturut- turut
selama 7 (tujuh) hari atau berhalangan tetap;
d. Tidak menghadiri rapat pleno yang menjadi tugas dan kewajibannya selam
3 (tiga) kali berturut-turut tanpa alasan yang jelas;
e. Melakukan perbuatan yang terbukti menghambat Bapra dalam mengambil
keputusan dan penetapan sebagaimana ketentuan Peraturan KBM
Universitas dan/atau Peraturan KBM Fakultas;
f. Melakukan kekerasan atau tindak pidana.
3. Pemberhentian anggota Bapra yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dan 2 ditetapkan oleh Rektor Unila melalui Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan dan Alumni setelah adanya laporan dari Bapra yang
disetujui oleh ½ dari anggota Bapra;
4. Pergantian Ketua Bapra yang berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat 1
digantikan oleh anggota Bapra yang dipilih dalam Rapat Paripurna internal
Bapra;
5. Hasil Rapat Paripurna sebagaimana dimaksud ayat 4 wajib dibuat dalam
bentuk tertulis dan dilaporkan kepada Rektor Unila melalui Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan dan Alumni.

Bagian Keenam
Sumpah/Janji
Pasal 26

1. Sebelum menjalankan tugas, anggota Bapra mengucapkan sumpah/janji saat


Pelantikan Bapra;
2. Sumpah/janji anggota Bapra sebagai berikut:
“Demi Allah(Tuhan), saya bersumpah/berjanji: bahwa saya akan memenuhi
tugas dan kewajiban saya sebagai anggota Bapra dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan Peraturan KBM Unila Nomor 2 dan Peraturan perundang-undangan
yang ada dalam lingkup Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Lampung.
Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan wewenang akan bekerja dengan
sungguh-sungguh, jujur, adil, dan cermat demi suksesnya Pemira, tegaknya
demokrasi dan keadilan, serta mengutamakan kepentingan Keluarga Besar
Mahasiswa Unila dari pada kepentingan pribadi atau golongan”.

Bagian Ketujuh
Pengambilan Keputusan

Pasal 27

1. Pengambilan keputusan mengenai aturan dan tata tertib Bapra dilakukan dalam
rapat pleno internal Bapra secara tertutup;
2. Pengambilan keputusan mengenai laporan pelanggaran dan/atau sengketa
penyelenggara Pemira serta pelanggaran seleksi Panra dilakukan oleh Majelis
Arbiter dalam permusyawaratan putusan Majelis Arbiter.

Pasal 28

1. Rapat pleno Bapra dibuka apabila dihadiri sekurang-kurangnya 1/2n+1 anggota


Bapra;
2. Apabila ayat (1) tidak terpenuhi, makan sidang ditunda selama 2x15 menit lalu
dinyatakan sah untuk dimulai;
3. Dalam hal tidak mencampuri mufakat, keputusan rapat pleno Bapra diambil
berdasarkan suara terbanyak;
4. Keputusan rapat pleno Bapra sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya
2/3n anggota Bapra yang hadir.

Bagian Kedelapan
Pertanggungjawaban

Pasal 29

1. Dalam menjalankan tugasnya, mengenai anggaran dan penyelenggaraan seluruh


tahapan Bapra hingga selesai, Bapra bertanggungjawab kepada Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan dan Alumni;
2. Laporan Pertanggungjawaban Bapra diselenggarakan oleh Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni, yang dihadiri sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
anggota DPM U KBM Unila dan kemudian diinformasikan kepada masyarakat
kampus melalui media resmi Bapra.
BAB VII PENYELENGGARA
PEMILIHAN RAYA

Pasal 30
Panitia Pemilihan Raya

1. Pemilihan Raya FISIP Unila diselenggarakan oleh Panra Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik yang bersifat independen;
2. Dalam melaksanakan tugasnya, Panra FISIP Unila menyampaikan
laporan dalamtahap penyelenggaraan Pemilihan raya kepada Wakil
Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni;
3. Panra FISIP Unila bertanggung jawab atas penyelenggaraan Pemilihan raya
FISIP Unila;
4. Panra FISIP Unila dibentuk oleh Timsel penyelenggara Pemira Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik;
5. Panra FISIP Unila dibubarkan oleh DPM FISIP Unila.

Pasal 31
Masa Kerja Panra

Masa kerja Panra terhitung sejak tanggal ditetapkan hingga 14 (empat belas) hari
setelah Pemilihan Raya selesai.

Pasal 32
Kriteria Anggota Panra

Anggota Panra harus memenuhi kriteria sebagai berikut:


1. Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Tidak menjadi pengurus partai politik maupun afiliasinya;
3. Tidak menjadi kandidat dan/atau tim sukses kandidat;
4. Mampu menjaga integritas kepribadian, budi pekerti yang luhur, jujur dan
adil;
5. Memiliki loyalitas yang tinggi terhadap tugas dan wewenang;
6. Berkomitmen terhadap suksesnya penyelenggaraan Pemilihan Raya;
7. Bersedia tidak menyelesaikan studi selama menjadi anggota Panra;
8. Tidak sedang menjalani sanksi akademik yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama;
9. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unila dibuktikan dengan
KTM;
10. Menempuh perkuliahan minimal semester 3 (tiga) yang dibuktikan dengan
transkrip akademik yang sudah dilegalisir;
11. Mendapatkan surat rekomendasi dari Organisasi kemahasiswaan
masing-masing;
12. Kriteria 2 s.d. 7 dibuktikan dalam satu surat pernyataan bermaterai 10.000.
13. IPK minimal 2,75;
14. Panra berjumlah 15 orang yang dipilih melalui tahap rekrutmen terbuka
oleh Timsel penyelenggara Pemira Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
15.Mekanisme tahap rekrutmen terbuka Panra diatur lebih lanjut oleh Timsel
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Pasal 33
Struktur Panra

1. Struktur anggota Panra terdiri dari pimpinan dan anggota;


2. Pimpinan terdiri atas ketua, sekretaris, dan bendahara yang dipilih
langsung dari dan oleh anggota Panra melalui pelaksanaan sidang pleno
Panra;
3. Pimpinan Panra memiliki hak prerogatif untuk menentukan tim acara,
tim kestari, tim humas, tim Publikasi Dekorasi Dokumentasi (PDD), dan
tim perlengkapan melalui sidang pleno Panra.

Pasal 34
Sumpah dan Janji Panra

1. Sebelum menjalankan tugas, anggota Panra mengucapkan sumpah dan janji


2. Sumpah dan janji anggota Panra sebagai berikut:

SUMPAH DAN JANJI ANGGOTA PANITIA PEMILIHAN RAYA

"Dengan nama Tuhan Yang Maha Esa saya bersumpah dan berjanji: Saya akan
menyelenggarakan tugas dan kewajiban saya sebagai anggota Panra dengan
sebaik- baiknya dan seadil-adilnya dan menyelenggarakan Pemilihan Raya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Saya tidak akan tunduk pada tekanan
dan pengaruh dari pihak manapun yang bertentangan dengan ketentuan yang
berlaku. Dalam menjalankan tugas dan kewenangan, Saya akan bekerja dengan
sungguh- sungguh, jujur, adil, dan cermat demi suksesnya Pemilihan Raya,
tegaknya demokrasi dan keadilan, serta mengutamakan kepentingan Keluarga
Besar Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
dari pada kepentingan pribadi atau golongan".

Pasal 35
Tugas dan Wewenang Panra

Tugas dan wewenang Panra adalah :


1. Merencanakan penyelenggaraan Pemilihan Raya;
2. Menyelenggarakan Pemilihan Raya;
3. Menetapkan bentuk berkas dan tata cara pelaksanaan Pemilihan Raya;
4. Mengkoordinasikan dan mengendalikan semua tahapan Pemilihan Raya;
5. Membuka pendaftaran dan melakukan verifikasi terhadap keabsahan
syarat-syarat kandidat;
6. Menetapkan kandidat Pemilihan Raya;
7. Menetapkan nomor urut kandidat;
8. Menetapkan waktu dan tanggal/hari tempat dan tata cara pelaksanaan
Pemira;
9. Menentukan masa reses;
10. Menentukan hari pemungutan suara;
11. Mendata pemilih,Melakukan Validasi pemilih
12. Menentukan Lokasi & Jumlah TPS
13. Menentukan Mekanisme Pemilihan
14. Merekrut dan Menunjuk Saksi Panra
12. Menetapkan hasil rekapitulasi perhitungan suara;
13. Menetapkan dan mengumumkan hasil Pemilihan Raya;
14. Melakukan evaluasi penyelenggaraan Pemilihan Raya;
15. Memberi sanksi kepada peserta Pemilihan Raya yang melakukan
pelanggaran berdasarkan ketentuan yang ada melalui rapat pleno;
16. Memelihara dokumen Pemilihan Raya dan mengelola barang inventaris
Pemilihan Raya selama Pemilihan Rayaberlangsung berdasarkan ketentuan
yang berlaku;
17. Panra bekerja secara independen tanpa intervensi dari pihak manapun.
18.Hal-hal yang berkaitan dengan teknis panra yang belum diatur didalam
PKBM-FISIP Unila diatur lebih lanjut dalam aturan Panra Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik.

Pasal 36
Hak Dan Kewajiban Anggota Panra

1. Setiap anggota Panra memiliki hak:


a. Berbicara dan hak suara yang sama;
b. Dipilih dan memilih dalam penentuan struktur Panra;
c. Mendapatkan advokasi dari DPM FISIP Unila;
2. Setiap anggota Panra memiliki kewajiban:
a. Melaksanakan Sumpah dan Janji Panra
b. Melaporkan pertanggungjawaban kepada Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
c. Politik;
Menyampaikan informasi kegiatan kepada Civitas Akademika;
d. Memperlakukan peserta Pemilihan Raya secara adil.

Pasal 37
Tata Tertib Panra

Untuk menjaga integritas, profesionalitas dan akuntabilitas, Panra menyusun


tata tertib yang bersifat mengikat serta wajib dipatuhi oleh setiap anggota Panra.

Pasal 38
Hilangnya Keanggotaan Panra

1. Anggota Panra FISIP kehilangan keanggotaan antar waktu karena:


a. Meninggal dunia;
b. Melanggar peraturan yang berlaku;
c. Melanggar sumpah dan/atau Janji Panra;
d. Mengundurkan diri;
2. Pemberhentian anggota Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tersebut dinyatakan dalam berita
acara yang merupakan hasil rapat pleno Panra Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Unila kemudian disampaikan pada DPM FISIP Unila untuk
ditetapkan; (Dalam kondisi khusus disampaikan oleh Wakil dekan 3 bidang
kemahasiswaan dan alumni FISIP Unila.)
3. Pemberhentian anggota Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unila
sebagaimana dimaksud dalamayat 1 tersebut apabila dilakukan oleh
keseluruhan anggota Panra FISIP Unila maka dinyatakan dalam berita acara
sidang paripurna DPM FISIP Unila untuk ditetapkan.( Dalam kondisi khusus
disampaikan dan ditetapkan keputusan oleh Wakil dekan 3 bidang
kemahasiswaan dan alumni FISIP Unila.)
Pasal 39
Pergantian Keanggotaan Panra

1. Pergantian antar waktu anggota Panra dapat dilakukan apabila terdapat


anggota Panra FISIP Unila yang kehilangan keanggotaannya;
2. Pergantian antar waktu anggota Panra diajukan ke DPM FISIP Unila dengan
surat permohonan dari pihak terkait untuk mengganti anggota Panra
pengganti; (Dalam kondisi khusus disampaikan dan ditetapkan keputusan
oleh Wakil dekan 3 bidang kemahasiswaan dan alumni FISIP Unila.)
3. Anggota Panra yang menggantikan adalah calon anggota Panra yang masuk
daftar seleksi dan akan dipilih melalui rapat internal Panra.

BAB VIII
TIM SUKSES

Pasal 40

1. Tim sukses pasangan bakal calon anggota DPM FISIP Unila Serta Ketua
dan Wakil Ketua BEM FISIP Unila adalah mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Unila yang secara tertulis menyatakan
kesediaannya untuk menjadi tim sukses satu kandidat;
2. Tim Sukses yang dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya terdiri dari 7
(tujuh) orang yang di dalamnya terdapat 1 (satu) koordinator;
3. Tim Sukses satu kandidat tidak diperbolehkan menjadi Tim Sukses kandidat
Lain dalam tingkat yang sama;
4. Merging atau penggabungan antara beberapa tim sukses Calon Anggota DPM
FISIP Unila dengan tim sukses Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP Unila
5. Pendataan Tim Sukses FISIP Unila diatur dan dilaksanakan oleh Panra FISIP
Unila.

BAB IX
DAERAH PEMILIHAN

Pasal 41

Daerah pemilihan untuk memilih anggota DPM FISIP Unila serta Ketua dan Wakil
Ketua
BEM FISIP Unila adalah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.Dengan Lokasi TPS
yang diatur lebih lanjut oleh aturan Panra Pemira Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Unila.

BAB X
Keanggotaan DPM FISIP Unila

Pasal 42
Kuota Anggota DPM
FISIP

Jumlah Kuota anggota DPM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Anggota DPM FISIP berjumlah 11 (Sebelas) orang Mahasiswa dari masing-
masing HIMA bagian dengan komposisi:
a.HIMA Bagian yang memiliki 2-50 Anggota yang terdaftar mendapatkan
kuota 1 Kursi.
b.HIMA Bagian yang memiliki 50-100 Anggota yang terdaftar
mendapatkan kuota 2 Kursi.
c. HIMA Bagian yang memiliki 100-150 Anggota yang terdaftar
mendapatkan kuota 3 Kursi.
d. HIMA Bagian yang memiliki 150-200 Anggota yang terdaftar
mendapatkan kuota 4 Kursi.

2. Pengisian keanggotaan DPM FISIP sebagaimana dimaksud pada ayat 1


dilakukan melalui suatu pemilihan raya secara demokratis dengan
sistem ranking suara terbanyak dari kuota yang telah ditetapkan.

3. Struktur DPM FISIP Unila Terdiri dari Pimpinan DPM FISIP Unila &
Komisi - Komisi

4. Pimpinan DPM FISIP Unila meliputi :a.Ketua, b.Sekertaris, c.bendahara

5. Komisi DPM FISIP Meliputi 4 Komisi :

a.Komisi 1 (Legislasi)
b.Komisi 2 (Pengawasan & Aspirasi)
c.Komisi 3 (Budgeting)
d.Komisi 4 (Personalia)

6. Pemilihan Pimpinan DPM FISIP Unila serta pembagian komisi Dilakukan saat
sidang paripurna oleh anggota DPM FISIP Unila.

Pasal 43
Kuota Staff DPM FISIP

Dalam melaksanakan fungsi legislative DPM FISIP Unila dibantu oleh Staff DPM FISIP
Jumlah Kuota Staff DPM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Staff DPM FISIP berjumlah minimal 15 (Lima Belas) orang Mahasiswa dari
masing-masing UKM-F dengan komposisi:
a.UKM-F yang memiliki 30 – 85 Anggota yang terdaftar mendapatkan
kuota 1 Staff.
b.UKM-F yang memiliki 85 - 140 Anggota yang terdaftar mendapatkan
kuota 2 Staff.
c.UKM-F yang memiliki 140 – 240 Anggota yang terdaftar mendapatkan
kuota 3 Staff.
d.UKM-F yang memiliki Lebih Dari 240 Anggota yang terdaftar
mendapatkan kuota 4 Staff.
2. Pengisian keanggotaan Staff DPM FISIP sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 dilakukan melalui rekomendasi yang diusulkan oleh UKM-F
Lingkup FISIP Unila kepada Komisi 4 DPM FISIP Unila sesuai dengan
kuota yang disebutkan di ayat 1.
3. Struktur Staff DPM FISIP Unila Terdiri dari Staff Pimpinan DPM FISIP
Unila & Staff Komisi - Komisi
4. Staff Pimpinan DPM FISIP Unila meliputi :
a.Staff Ketua,
b.Staff Sekertaris,
c.Staff bendahara
5. Staff Komisi DPM FISIP Meliputi 4 Komisi :
a.Komisi 1 (Legislasi)
b.Komisi 2 (Pengawasan & Aspirasi)
c.Komisi 3 (Budgeting)
d.Komisi 4 (Personalia)
6. Pemilihan Staff Pimpinan DPM FISIP Unila serta pembagian staff komisi
direkomendasikan oleh komisi 4 DPM FISIP Unila dan dibahas secara terbuka
saat sidang DPM FISIP Unila.
BAB XI
DANA PEMILIHAN RAYA

Pasal 44

Dana yang digunakan untuk Pemilihan Raya berasal dari dana kemahasiswaan

BAB XII
KAMPANYE

Pasal 45
Larangan Kampanye

Kandidat dan/atau tim sukses tidak diperbolehkan:


1. Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, dari peserta Pemilihan Raya
lain
2. Menghasut dan mengadu domba antar perseorangan maupun antar
kelompok mahasiswa
3. Memasang media kampanye yang mengganggu fasilitas umum
4. Menggangu ketertiban umum
5. Mengancam seseorang, sekelompok orang dan kandidat lain
6. Merusak atau menghilangkan atribut kampanye kandidat lain
7. Melibatkan karyawan dan dosen
8. Menjanjikan dan/atau memberikan uang dan/atau barang.
9. Melaksanakan kampanye dalam bentuk apapun selama masa reses.

Pasal 46
Metode Kampanye
1. Metode kampanye terdiri dari:
a. Pertemuan terbatas;
b. Kampanye terbuka;
c. Debat kandidat;
d. Media cetak dan media elektronik;
e. Penyebaran bahan kampanye kepada umum;
f. Pemasangan atribut di tempat umum;
g. Pawai; dan
h. Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan kampanye dan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku di KBM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.
2. Ketentuan mengenai mekanisme pelaksanaan kampanye diatur dalam
Peraturan Panra dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Pasal 47

1. Kampanye dilaksanakan oleh kandidat dan/atau tim suksesnya;


2. Kampanye dilaksanakan pada tanggal, waktu, tempat dan tata cara yang telah
ditetapkan oleh Panra;
3. Materi kampanye Pemilihan Raya berisi visi, misi, dan program kandidat
Pemilihan Raya;
4. Penyampaian kampanye dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku;
5. Kandidat bertanggung jawab terhadap kampanye yang dilakukan olehnya sendiri
dan/atau tim suksesnya yang bersangkutan.
6. Kegiatan kampanye dilaksanakan secara bebas dengan metode kampanye
sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 (empat puluh enam) dengan tidak
melanggar larangan kampanye sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 (empat
puluh lima).

BAB XIII
SOSIALISASI VISI MISI

Pasal 48

Sosialisasi visi misi dan debat kandidat untuk Pemilihan Raya anggota DPM FISIP
Unila serta Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP Unila dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang diputuskan oleh Panra FISIP Unila.

BAB XIV
MASA RESES

Pasal 49

1. Masa reses Pemilihan Raya DPM FISIP Unila serta Ketua dan Wakil Ketua BEM
FISIP Unila dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Panra
FISIP Unila.
2. Pemberhentian kampanye melalui media lisan, pencabutan dan pembersihan
seluruh atribut kampanye dilakukan oleh kandidat dan/atau tim suksesnya.

BAB XV
KELENGKAPAN PEMILIHAN RAYA

Bagian Pertama
Kertas Suara

Pasal 50
Pengadaan Kertas Suara

1. Pengadaan kertas suara untuk Pemilihan Raya anggota DPM FISIP Unila serta
Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP Unila dilaksanakan dan diatur oleh Panra
FISIP Unila;
2. Kertas suara untuk Pemilihan Raya DPM FISIP Unila serta Ketua dan Wakil
Ketua BEM FISIP Unila dibubuhi stempel Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Unila.

Pasal 51
Jumlah Kertas Suara

Jumlah kertas suara untuk Pemilihan Raya DPM FISIP Unila serta Ketua dan
Wakil Ketua BEM FISIP Unila ditetapkan oleh Panra FISIP Unila.

Pasal 52
Kertas Suara Rusak atau Tidak Sah

Kertas suara dinyatakan rusak atau tidak sah apabila:


1. Robek setengah bagian atau lebih;
2. Tidak terdapat cap Panra FISIP Unila;
3. Tidak sesuai dengan tata cara sebagaimana yang ditetapkan oleh Panra
FISIP Unila.

Bagian Kedua
Kotak Suara

Pasal 53
Pengadaan Kotak Suara

Pengadaan kotak suara untuk Pemilihan Raya anggota DPM FISIP Unila serta
Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP Unila dilaksanakan oleh Panra FISIP Unila.

Pasal 54
Jumlah Kotak Suara

Jumlah kotak suara untuk Pemilihan Raya DPM FISIP serta Ketua dan Wakil
Ketua BEM FISIP ditetapkan oleh Panra FISIP.

Bagian Ketiga
Tempat Pemungutan Suara (TPS)

Pasal 55

1. TPS disediakan pada hari pemungutan suara;


2. TPS berupa bilik yang memenuhi kriteria asas Pemilihan Raya;
3. TPS merupakan tempat yang bebas dari segala bentuk intervensi, dan/atau
kampanye baik lisan maupun tulisan para kandidat, kecuali berkas yang
disediakan oleh Panra;

BAB XVI
PEMUNGUTAN SUARA

Pasal 56

1. Pemungutan suara dilakukan dengan memberikan suara melalui kertas suara;


2. Pemberian suara untuk DPM FISIP Unila serta Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP
Unila dengan cara yang telah ditentukan sesuai dengan tata cara pemilihan yang
ditentukan Panra FISIP Unila;
3. Pemungutan suara untuk DPM FISIP Unila serta Ketua dan Wakil Ketua BEM
FISIP Unila. Pemilihan Raya dilaksanakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik sesuai dengan hari dan tanggal yang telah ditetapkan oleh Panra FISIP
Unila dengan merujuk timeline Pemira serentak berdasarkan ketentuan PKBM-
Unila;
4. Apabila terdapat kondisi abnormal, situasi dapat dilakukan kondisional yang
tidak menyalahi peraturan yang ada.

Pasal 57
Pemungutan suara dilaksanakan sejak pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul
16.00 WIB pada hari yang ditentukan oleh Panra FISIP Unila.

Pasal 58

1. Setelah waktu pemungutan suara berakhir Panra merapikan dan menyegel kotak
suara;
2. Panra membuat berita acara perhitungan suara dengan mencantumkan:
a. Jumlah surat suara yang disediakan Panra;
b. Jumlah surat suara terpakai;
c. Jumlah surat suara yang tersisa;
d. Jumlah pemilih dan daftar pemilih; dan
e. Berita kejadian atau peristiwa yang menjadi keberatan Panra, Bapra ataupun
saksi.
3. Berita acara pemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditandatangani
oleh ketua Panra dan Saksi Peserta Pemilihan Raya yang hadir.

BAB XVII
PERHITUNGAN SUARA

Pasal 59

1. Perhitungan suara dimulai 30 (Tiga Puluh) menit setelah waktu


pemungutan suara berakhir;
2. Perhitungan suara dilakukan secara terbuka di TPS Masing-Masing,Dan Di
Rekapitulasi Secara Terpusat Oleh Panra
3. Perhitungan suara hanya dihadiri oleh para saksi Panra;
4. Apabila terjadi selisih antara jumlah suara dengan jumlah pemilih atau
kejanggalan lainnya maka saksi dapat meminta diadakan
penghitungan ulang pada saat itu juga;
5. Pemilihan dianggap sah apabila selisih antara jumlah kertas suara yang
Digunakan dan jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya
tidak lebih dari standar eror 10%;
6. Hasil Pemilihan Raya selambat-lambatnya diumumkan 1x24 jam
sejak perhitungan suara.

Pasal 60
Saksi Perhitungan Suara

Saksi perhitungan suara terdiri dari:


1. 1 (satu) orang dari Panra FISIP Unila;
2. 1 (satu) orang dari semua kandidat dan/atau tim suksesnya.

BAB XVIII
PENETAPAN HASIL PEMILIHAN RAYA

Pasal 61

Perolehan suara Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP Unila dan anggota DPM FISIP
Unila ditetapkan oleh Panra FISIP Unila dalam sidang pleno terbuka yang dihadiri
oleh para saksi peserta Pemilihan Raya.
BAB XIX
SISTEM PEMILIHAN RAYA

Pasal 62

Sistem pemilihan raya menggunakan sistem proporsional terbuka dengan perolehan


suara terbanyak.
BAB XX
KANDIDAT TERPILIH
Bagian Pertama
DPM
FISIP

Pasal 63
1. Jika jumlah kandidat sama dengan kuota maka kandidat tersebut
secara aklamasi menjadi kandidat terpilih;
2. Jika jumlah kandidat lebih kecil dari kuota maka dibuka pendaftaran kedua;
3. Apabila pada sampai pendaftaran kedua ditutup jumlah kandidat lebih
kecil atau samadengan kuota maka kandidat tersebut secara aklamasi
menjadi kandidat terpilih;
4. Jika jumlah kandidat lebih besar dari kuota per bagian maka
dilakukan pemungutan suara dan pemeringkatan mengacu
pada hasil Pemilihan.

Pasal 64

1. Kandidat diurutkan berdasarkan jumlah suara terbanyak hasil perhitungan


suara, dan yang memperoleh jumlah suara terbanyak sampai dengan kuota
terpenuhi, ditetapkansebagai kandidat terpilih.
2. Apabila setelah diurutkan berdasarkan jumlah suara terdapat sisa kursi
dimana terdapat kandidat yang memiliki jumlah suara yang sama, maka
dilakukan pemungutan suara ulang terhadap kandidat yang bersangkutan.

Bagian Kedua
Ketua dan Wakil Ketua BEM
FISIP

Pasal 65

1. Pemilihan Raya Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP Unila


sekurang- kurangnya diikuti oleh 2 (dua) paket.
2. Jika jumlah kandidat Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP Unila kurang
dari 2 (dua) paket, maka kandidat tersebut akan melawan kotak kosong;
3. Apabila kandidat tersebut menang dengan jumlah persentase lebih dari 50%
suara sah yang masuk, maka kandidat tersebut dinyatakan sah sebagai
kandidat terpilih;
4. Apabila kotak kosong menang dengan jumlah persentase lebih dari 50%
suara sah, maka akan dibuka pendaftaran peserta Pemira putaran kedua;
5. Apabila sampai pendaftaran kedua ditutup jumlah kandidat Ketua dan Wakil
Ketua BEM FISIP Unila hanya terdapat 1 (satu) paket, maka paket tersebut
terpilih secara aklamasi menjadi kandidat terpilih.
6. Apabila jumlah kandidat Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP UNILA lebih dari
1 (satu) paket maka diadakan Pemilihan Raya dengan sistem proporsional
terbuka dengan perolehan suara terbanyak.

Pasal 66
Apabila hasil perhitungan jumlah suara kandidat berdasarkan sistem proporsional
terbuka sama atau seri maka dilakukan pemilihan ulang.

Pasal 67

Kandidat yang mendapat suara terbanyak berdasarkan sistem proporsional terbuka


menjadi kandidat terpilih.

BAB XXI
PELANTIKAN

Pasal 68

1. Kandidat yang terpilih sebagai anggota DPM FISIP Unila dilantik oleh Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unila.
2. Kandidat yang terpilih sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP
Unila dilantikoleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unila.
Pasal 69
Sumpah dan Janji Anggota
DPM FISIP UNILA

Sebelum memangku jabatannya, anggota DPM FISIP bersumpah menurut agama dan
berjanji dengan sungguh-sungguh sebagai berikut:

Sumpah dan Janji Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik

"Demi Tuhan Yang Maha Esa Saya bersumpah akan memenuhi kewajiban sebagai
anggota DPM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan sebaik-baiknya
berdasarkan ketentuan yang ada dalam Konstitusi Keluarga Besar Mahasiswa
Universitas Lampung dan menjalankan ketetapan Majelis Permusyawaratan
Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Lampung, Peraturan Keluarga
Besar Mahasiswa Universitas Lampung, dan peraturan perundang-undangan
lainnya.
Pasal 70
Sumpah dan Janji
Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP UNILA

Sebelum memangku jabatannya, Ketua dan Wakil Ketua FISIP bersumpah menurut
agama dan berjanji dengan sungguh-sungguh sebagai berikut:

Sumpah dan Janji Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

"Demi Tuhan Yang Maha Esa Saya bersumpah akan memenuhi kewajiban sebagai
Ketua (Wakil Ketua) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik dengan sebaik- baiknya berdasarkan ketentuan yang ada dalam Konstitusi
Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Lampung dan menjalankan ketetapan
Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa Universitas
Lampung, Undang-Undang Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Lampung,
Ketetapan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan
peraturan perundang- undangan lainnya.

BAB XXII SANKSI


Bagian Pertama
Sanksi Panra

Pasal 71

1. Ketua dan anggota Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu


Politik berhenti karena:
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri; atau
c. Diberhentikan.
2. Diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c apabila:
a. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota Panra Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik;
b. Melanggar sumpah/janji jabatan dan /atau kode etik;
c. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan secara berturut-
turut selama tujuh hari atau berhalangan tetap;
d. Tidak menghadiri rapat pleno yang menjadi tugas dan kewajibannya
selama tiga kali berturut-turut tanpa alasan yang jelas; atau
e. Melakukan perbuatan yang terbukti menghambat Panra Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam mengambil keputusan dan
penetapan sebagaimana ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
3. Pemberhentian anggota Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang
telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat
2 ditetapkan oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik melalui
Wakil Dekan 3 setelah adanya laporan dari Panra Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik yang disetujui oleh 1/2 dari anggota;
4. Pergantian ketua Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang berhenti
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 digantikan oleh anggota Panra yang
disetujui oleh 1/2 dari anggota yang dipilih dalam sidang paripurna internal
Panra;
5. Hasil sidang paripurna sebagaimana ayat 4 wajib dibuat dalam bentuk tertulis
dan dilaporkan kepada Dekan melalui Wakil dekan 3 Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik;
6. Bagi anggota Panra FISIP Unila yang diberhentikan sebagaimana ayat 1
huruf b dan c, maka diberhentikan dari keanggotaan Panra dan tidak
diperbolehkan mendaftar Panra FISIP pada pelaksanaan Pemira berikutnya.

Bagian Kedua
Sanksi Kandidat

Pasal 72

1. Apabila kandidat dan/atau tim sukses melanggar ketentuan mengenai


kampanye dan masa reses maka kandidat yang bersangkutan diberi sanksi
berupa Surat Peringatan I (SP I) dari Panra dan akan dikurangi suara yang
diperoleh sebesar 10 (sepuluh) suara dari total suara.
2. Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) hari Surat Peringatan I (SP I) tidak
diindahkan makakandidat yang bersangkutan akan diberi Surat Peringatan II
(SP II) dan akan dikurangi suara yang diperoleh sebesar 20 (dua puluh) suara
dari total suara
3. Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) hari Surat Peringatan II (SP II) tidak
diindahkanmaka kandidat tersebut dinyatakan gugur atau terdiskualifikasi
oleh Panra FISIP.
Bagian Ketiga
Sanksi Kampanye
Pasal 73

1. Apabila peserta kampanye melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud


dalam pasal 45, maka peserta kampanye tersebut dikenakan sanksi berupa
pencabutan hak suara dalam Pemilihan Raya;
2. Apabila terdapat 2 bukti atas adanya pelanggaran larangan oleh pelaksana
kampanye sebagaimana dimaksud dalam pasal 45, maka Panra Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik menjatuhkan sanksi berupa:
a. Jika melakukan pelanggaran pertama mendapatkan sanksi teguran tertulis;
b. Jika selanjutnya masih melakukan pelanggaran, maka suara yang diperoleh
dikurangi sebanyak 10 (sepuluh) suara dalam setiap pelanggaran yang
dilakukan.
Pasal 74

Bagi pemilih yang tidak memenuhi ketentuan pasal 8 dan/atau mengganggu,


membuat kekacauan/kerusakan pada hari pemungutan suara dan penghitungan
suara maka akan kehilangan hak suaranya.

BAB XXIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 75

Dengan berlakunya Peraturan KBM Panra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Sementara ini, maka PKBM-F Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sebelumnya tentang
Pemilihan Raya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 76

Apabila terdapat kekeliruan dan dipandang perlu dilakukan perbaikan di kemudian


hari maka akan diperbaiki seperlunya.

Pasal 77

Peraturan KBM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sementara ini berlaku
sejak tanggal Disahkan.

Ditetapkan di Fakultas Ilmu Sosial dan


Ilmu Politik Unila Pada, November 2023
Wakil Dekan Bidang 3 Alumni Dan
Kemahasiswaan

Dr. Dedy Hermawan, S.Sos.


NIP. 19750702003121002P

Anda mungkin juga menyukai