Anda di halaman 1dari 20

SURAT KEPUTUSAN REKTOR

Nomor : 510/I.1/N/VIII/2014

Ten t ang

POLA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

Bismillahirrahmanirrahim

Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Menimbang : 1. Bahwa Universitas Muhammadiyah Ponorogo sebagai


Perguruan Tinggi Islam mengemban amanat
menyelenggarakan pendidikan untuk membentuk
manusia yang berakhlak mulia dan berjiwa amar
makruf nahi munkar;
2. Bahwa dalam rangka membentuk kepribadian muslim,
perlu dilakukan sistem pembinaan yang
memperhatikan aspek-aspek keimanan dan
keintelektualan dengan memadukan kekuatan fikir dan
dzikir;
3. Bahwa untuk mewujudkan tujuan sebagaimana
tersebut dalam butir 1 dan 2, dibutuhkan pokok-pokok
ketentuan pembinaan organisasi kemahasiswaan dan
kedisiplinan mahasiswa;
4. Bahwa untuk keperluan sebagaimana tersebut dalam
butir 1, 2, dan 3 perlu dikeluarkan Surat Keputusan
Rektor Tentang Pola Pembinaan dan Pengembangan
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Mengingat : 1. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional.
2. Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
3. Surat Keputusan Mendikbud No.155/U/1998, Tentang
Pedoman Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan
Tinggi.
4. Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.
02/PED/I.0/B/2012 Tentang Perguruan Tinggi
Muhammadiyah.
5. Statuta Universitas Muhammadiyah Ponorogo Tahun
2012.
6. Surat Keputusan Rektor No. 10 Tahun 2004 tentang
Peraturan Disiplin Mahasiswa.
7. Surat Keputusan Rektor No. 415 Tahun 2014 tentang
Pokok-Pokok Ketentuan Pembinaan Lembaga
Kemahasiswaaan Universitas Muhammadiyah
Ponorogo

Memperhatikan : Hasil Rapat Tim Polbangmawa pada tanggal 5 Mei 2014

MEMUTUSKAN

Menetapkan : POKOK-POKOK KETENTUAN PEMBINAAN DAN


PENGEMBANGAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO.

BAB 1
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
PENGERTIAN

1. Rektor adalah pemimpin dan penanggung jawab tertinggi tingkat


Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
2. Wakil Rektor III adalah Wakil Rektor yang bertanggung jawab di bidang
kemahasiswaan.
3. Dekan adalah pemimpin dan penanggung jawab tertinggi tingkat
Fakultas di lingkungan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
4. Ketua Jurusan/Ketua Program Studi adalah pemimpin dan penanggung
jawab tertinggi tingkat Jurusan/Program Studi di fakultas yang ada di
lingkungan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
5. Pembina adalah Dosen/Karyawan yang diangkat dan diberhentikan oleh
Rektor, bertugas untuk membimbing dan mengarahkan kegiatan
kemahasiswaan baik tingkat Universitas/Fakultas/Jurusan/Program Study.
6. Mahasiswa adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo
yang terdaftar aktif dalam tahun yang sedang berjalan.
7. Organisasi Kemahasiswaan adalah organisasi non struktural di Universitas
Muhammadiyah Ponorogo yang merupakan wadah organisasi
kemahasiswaan dalam pengembangan implementasi Catur Darma
Perguruan Tinggi yang dibentuk dan atau dibina sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Organisasi kemahasiswaa tersebut meliputi Dewan
Perwakilan Mahasiswa (DPM), Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-
U), Badan Eksekutif mahasiswa Fakultas (BEM-F), Himpunan Mahasiswa
Jurusan/Himpunan Mahasiswa Program Study (HMJ/HMPS), Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Organisasi
Pers Mahasiswa (LPM), dan Koperasi Mahasiswa (Kopma).
8. Dewan Perwakilan Mahasiswa selanjutnya disingkat DPM adalah badan
koordinasi sebagai unsur kelengkapan organisasi kemahasiswaan di
tingkat Universitas. DPM dipimpin oleh seorang ketua.
9. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas selanjutnya disingkat BEM-U adalah
organisasi kemahasiswaan tertinggi bidang eksekutif di tingkat Universitas.
BEM-U dipimpin oleh seorang ketua.
10. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas selanjutnya disingkat BEM-F adalah
organisasi kemahasiswaan tertinggi bidang eksekutif di tingkat Fakultas.
BEM-F dipimpin oleh seorang ketua.
11. Himpunan Mahasiswa Jurusan/Himpunan Mahasiswa Program Study
selanjutnya disingkat HMJ/HMPS adalah organisasi kemahasiswaan
tertinggi bidang eksekutif di tingkat Jurusan/Program Study. HMJ/HMPS
dipimpin oleh seorang ketua.
12. Unit Kegiatan Mahasiswa selanjutnya disingkat UKM adalah unit-unit yang
menghimpun mahasiswa untuk pengembangan bakat dan minat
dalam satu bidang tertentu ditingkat Universitas. UKM dipimpin oleh seorang
ketua.
13. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah selanjutnya disebut IMM adalah
organisasi kemahasiswaan yang merupakan organsasi otonom dari
Persyarikatan Muhammadiyah. Pembentukan dan pembinaannya diatur
tersendiri sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMM. IMM
dipimpin oleh seorang ketua.
14. Lembaga Pers Mahasiswa yang selanjutnya disebut LPM adalah organisasi
kemahasiswaan yang begerak dibidang jurnalistik yang pembinaan dan
pendanaannya di atur tersendiri sesuai dengan aturan Universitas
Muhammadiyah Ponorogo. LPM dipimpin oleh seorang Pimpinan Umum
15. Koperasi Mahasiswa yang selanjutnya disebut Kopma adalah organisasi
kemahasiswaan yang bergerak dibidang kewirausahaan yang pembinaan dan
pendanaannya di atur tersendiri sesuai dengan aturan Universitas
Muhammadiyah Ponorogo. Kopma dipimpin oleh seorang ketua

Pasal 2
POLA HUBUNGAN INTERNAL ORGANISASI KEMAHASISWAAN

1. Organisasi kemahasiswaan di tingkat Universitas, Fakultas, Jurusan/


Program Studi mempunyai hubungan yang bersifat Instruktif, konsultatif
dan koordinatif dari penanggung jawab atau pembinanya.
2. Antar organisasi kemahasiswaan ditingkat Universitas, Fakultas,
Jurusan/Program Studi dapat mempunyai hubungan konsultatif dan
koordinatif.
3. Kegiatan organisasi kemahasiswaan baik tingkat Universitas, Fakultas,
Jurusan/Program Studi, wajib mendapat persetujuan dan melaporkan
kegiatannya kepada penanggung jawab maupun pembinanya
4. Hubungan instruktif adalah hubungan yang dikarenakan satu pihak
bertugas sebagai penanggung jawab dan atau pembina dan pihak yang
lain sebagai binaan.
5. Hubungan konsultatif adalah hubungan antara organisasi
kemahasiswaan dengan penanggung jawab dan atau pembina dalam
jaringan hirarki strukural untuk mendapatkan pembinaan,
pembimbingan, pendampingan, saran, pendapat dan pandangan
mengenai fungsi dan peranannya baik berupa kebijaksanaan maupun
operasionalisasi kerja
6. Hubungan koordinatif adalah hubungan antara organisasi
kemahasiswaan dengan penanggung jawab dan atau pembina maupun
organisasi kemahasiswaan lain yang memiliki derajat atau hirarki yang
sama maupun tidak sama dengan maksud untuk saling memberikan
saran, pandangan, pendapat dan menjalin kerjasama.

Pasal 3
POLA HUBUNGAN EKSTERNAL ORGANISASI KEMAHASISWAAN

1. Kegiatan organisasi kemahasiswaan tingkat Universitas di luar kampus atau


kegiatan bersama dengan pihak luar kampus wajib mendapat persetujuan
dan atau izin dari Rektor.
2. Kegiatan organisasi kemahasiswaan yang dilakukan di luar kampus wajib
mendapatkan persetujuan dan atau izin dari pembina dan penanggung
jawab.
3. Lembaga-organisasi kemahasiswaan di tingkat Universitas, Fakultas,
Jurusan/Program Studi yang melakukan kegiatan sebagaimana dalam
ayat (1) dan (2) pasal 3 ini, wajib melaporkan kegiatannya kepada Rektor
melalui Wakil Rektor III dan atau, Dekan dan atau Pembina.

BAB II
ORGANISASI KEMAHASISWAAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

Pasal 4
JENIS DAN STRUKTUR ORGANISASI KEMAHASISWAAN

1. Struktur organisasi kemahasiswaan di tingkat


Univesitas terdiri atas:
a. Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM).
b. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-U)
c. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
d. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
e. Koperasi Mahasiswa (Kopma)
f. Lembaga Pers Mahasiswa (LPM)
2. Struktur organisasi kemahasiswaan di tingkat
Fakultas terdiri atas :
a. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM-F).
b. Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
3. Struktur organisasi kemahasiswaan ditingkat
Jurusan/Program Studi
terdiri atas:
a. Himpunan Mahasiswa Jurusan/Himpunan Mahasiswa Program Studi
(HMJ/HMPS).

Pasal 5
SYARAT-SYARAT UMUM MENJADI PENGURUS
HARIAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN

Semua Pengurus harian Organisasi kemahasiswaan di lingkungan Universitas


Muhammadiyah Ponorogo harus memenuhi syarat-syarat umum sebagai
berikut :
1. Beragama Islam.
2. Jujur, terpercaya, cakap dan mampu memimpin.
3. Terdaftar aktif sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Ponorogo dalam tahun yang sedang berjalan.
4. Tidak sedang dikenai sangsi akademik dan atau sangsi kemahasiswaan.
5. Mempunyai prestasi akademik, dengan Indeks Prestasi Kumulatif sekurang-
kurangnya 2,75.
6. Tidak menjabat sebagai Pengurus Harian dari organisasi kemahasiswaan
lain di dalam kampus,
7. Pada saat pengusulan berlangsung, calon sekurang-kurangnya berada
pada semester II (dua) sampai maksimal berada pada semester VII
(Tujuh).
8. Telah mengikuti dan lulus kegiatan Masa Taaruf Mahasiswa Baru
(Mastamaru), LKMM, Sertifikasi Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK).

Pasal 6
HAK PENGURUS ORGANISASI KEMAHASISWAAN
1. Mendapat pembinaan,
pembimbingan, pendampingan, dan pengarahan dari
pimpinan/pembina/pembimbing/pendamping.

2. Mendapat penghargaan
disesuaikan dengan prestasi dan dedikasinya sesuai dengan aturan yang
berlaku.

Pasal 7
KEWAJIBAN PENGURUS ORGANISASI KEMAHASISWAAN

Setiap pengurus organisasi kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah


Ponorogo wajib :
1. Mentaati semua peraturan yang berlaku di
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
2. Menjaga nama baik dan kewibawaan Universitas
Muhammadiyah Ponorogo sebagai almamater.
3. Disiplin, ju ju r, kreatif, inovatif, bertanggung
jawab dan menghindari perbuatan yang tercela.
4. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional, nilai
moral dan kebenaran ilmiah.
5. Memelihara sarana dan prasarana, kebersihan,
ketertiban dan keamanan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
6. Membantu dan tidak menghalang-halangi
terselenggaranya kegiatan Universitas baik akademik maupun non akademik.
7. Menghormati semua pihak demi terbinanya
suasana hidup kekeluargaan.
8. Memelihara dan meningkatkan mutu lingkungan
hidup kampus Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Pasal 8
PELANGGARAN DAN SANKSI
1. Setiap pengurus organisasi kemahasiswaan yang melanggar ketentuan
dan aturan yang terdapat dalam buku pedoman pola pembinaan dan
pengembangan mahasiswa ini akan dikenai sanksi.
2. Sanksi yang dikenakan pada pengurus organisasi kemahasiswaan dapat
berupa:
a. Peringatan lisan, dan atau
b. Peringatan tertulis, dan atau
c. Diberhentikan sebagai pengurus organisasi kemahasiswaan
3. Pelaksanaan ketentuan dalam ayat 1 dan 2 pasal 8 ini dibuat dengan
surat keputusan oleh yang berwenang.
BAB III
DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA (DPM)

Pasal 9
KEDUDUKAN
1. DPM berkedudukan ditingkat Universitas.
2. DPM merupakan representasi mahasiswa ditingkat Universitas secara
internal.

Pasal 10
TUGAS DAN FUNGSI

1. DPM mempunyai tugas :


a. Memberikan pendapat, usul dan saran kepada pimpinan Universitas
berdasarkan aspirasi dari mahasiswa
b. Mengawasi pelaksanaan program kerja seluruh organisasi
kemahasiswaan.
2. DPM mempunyai fungsi :
a. Aspirasi
b. Kontrol

Pasal 11
STRUKTUR

Kepengurusan DPM sekurang-kurangnya terdiri atas


1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Ketua komisi sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 12
PROSEDUR PEMBENTUKAN

1. Kepengurusan DPM dipilih dalam Sidang Umum melalui delegasi dari


organisasi kemahasiswaan tingkat universitas dan fakultas atas dasar
mandat dari organisasi masing-masing 2 orang.
2. Menyelenggarakan Sidang Umum dengan agenda :
a. Meminta laporan pertanggungjawaban DPM periode sebelumnya
b. Membuat AD/ART, GBHO, GBHK
c. Memilih Ketua DPM
d. Menyusun Kepengurusan DPM

3. Sidang Umum dimaksud sudah harus selesai dalam waktu selambat-


lambatnya 7 X 24 jam sejak tanggal penetapan delegasi dari masing-
masing organisasi.
4. Mekanisme penyusunan pengurus DPM diatur oleh Ketua DPM
terpilih bersama tim formatur yang telah terbentuk dengan
berlandaskan norma agama, etika dan organisasi serta tidak bertentangan
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
5. Ketua DPM domisioner mengajukan susunan pengurus DPM kepada
Rektor paling lambat 7 X 24 jam setelah Sidang Umum selesai untuk
mendapatkan pengesahan.
6. Rektor mengesahkan dan melantik pengurus DPM dengan Surat
Keputusan.

Pasal 13
HAK DAN TANGGUNG JAWAB

1. DPM mempunyai hak untuk menyampaikan pendapat, saran kepada


Pimpinan Universitas untuk Pengembangan Universitas Muhammadiyah
Ponorogo.
2. DPM bertanggung jawab secara kelembagaan kepada Rektor dan
bertanggung jawab secara fungsional kepada mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Ponorogo. dengan mekanisme yang diatur berdasarkan
ketentuan yang berlaku

Pasal 14
SIDANG-SIDANG

1. DPM dapat mengadakan sidang yang terdiri atas:


a. Sidang Umum
Adalah sidang yang diadakan dengan agenda pembahasan laporan
kinerja selama satu periode dan pembentukan pengurus baru.
b. Sidang Istimewa
Adalah sidang yang diadakan jika terjadi situasi yang mendesak
berkaitan dengan keberadaan dan eksistensi DPM.
2. Mengenai sistem, fungsi dan mekanisme sidang-sidang tersebut, akan diatur
tersendiri oleh DPM.
3. Sidang dihadiri oleh pimpinan universitas.
Pasal 15
MASA BAKTI, PEMBERHENTIAN DAN PENGGANTIAN

1. Masa bakti DPM adalah 1 (satu) tahun, khusus jabatan ketua tidak dapat
diperpanjang dan dipilih lagi untuk periode berikutnya.
2. Pengurus DPM diberhentikan karena :
a. Masa baktinya sudah habis
b. Meninggal dunia
c. Melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
d. Telah lulus atau non aktif selama 3 bulan kepengurusan
e. Tidak memenuhi persyaratan lagi sebagai pengurus organisasi
kemahasiswaan.
3. Rektor memberhentikan pengurus DPM dengan Surat Keputusan.
4. Dalam keadaan tertentu untuk kepentingan organisasi kemahasiswaan,
Ketua DPM dapat melakukan penggantian pengurus antar waktu
berdasarkan hasil musyawarah.
5. Rektor dapat menetapkan penggantian pengurus DPM antar waktu dengan
Surat Keputusan berdasarkan surat dari DPM.

BAB IV
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS (BEM-U)
Pasal 16
KEDUDUKAN

1. BEM-U berkedudukan di tingkat Universitas.


2. BEM-U merupakan organisasi kemahasiswaan yang bergerak dibidang
managerial dan leadership di tingkat Universitas

Pasal 17
TUGAS DAN FUNGSI
2. BEM-U bertugas :
a. Melaksanakan semua program yang telah ditentukan di dalam Garis-
garis Besar Program Kegiatan (GBPK) yang dibuat oleh BEM-U.
b. Merencanakan dan mengorganisasi seluruh program kegiatan
kemahasiswaan dalam bidang manajerial dan leadership di tingkat
Universitas
3. BEM-U mempunyai fungsi :
a. Eksekusi/pelaksana aspirasi mahasiswa (student aspiration service)
b. Manajerial/Leadership kemahasiswaan di tingkat universitas.
c. Mempunyai fungsi koordinasi dengan BEM-F.
Pasal 18
STRUKTUR

Struktur Kepengurusan BEM-U sekurang-kurangnya terdiri atas:


a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Ketua-ketua Bidang sesuai dengan kebutuhan

Pasal 19
PROSEDUR PEMBENTUKAN

1. Prosedur pembentukan BEM-U dapat dilakukan tahapan-tahapan :


a. Pencalonan
b. Pemilihan
c. Penyusunan
d. Penetapan
e. Pengesahan.
2. Mekanisme dan prosedur sebagaimana dalam ketentuan (1) di atas
diatur dalam sidang umum.
3. Ketua BEM-U yang dipilih dalam Sidang Umum melalui delegasi organisasi
kemahasiswaan tingkat fakultas atas dasar mandat dari organisasi masing-
masing 5 orang.
4. Pembentukan pengurus BEM-U dilakukan Ketua BEM-U terpilih dan tim
formatur harus selesai paling lambat dalam waktu 7 X 24 jam sejak
tanggal terpilih.
5. Ketua BEM-U domisioner mengajukan susunan pengurus BEM-U kepada
Rektor paling lambat 7 X 24 jam setelah Sidang Umum selesai untuk
mendapatkan pengesahan
6. Rektor mengesahkan dan melantik pengurus BEM-U dengan Surat
Keputusan.

Pasal 20
HAK DAN TANGGUNG JAWAB

BEM-U memiliki hak :


1. Menyampaikan pendapat, usul dan saran kepada DPM atau kepada
Pimpinan Universitas.
2. BEM-U bertanggung jawab secara kelembagaan kepada Rektor dan
bertanggung jawab secara fungsional kepada anggota dalam sidang
umum.

Pasal 21
SIDANG-SIDANG

1. Sidang BEM-U dapat terdiri atas:


a. Sidang Umum
Adalah sidang yang diadakan dengan agenda pembahasan laporan
kinerja selama satu periode dan pembentukan pengurus baru.
b. Sidang Istimewa
Adalah sidang yang diadakan jika terjadi situasi yang mendesak
berkaitan dengan keberadaan dan eksistensi BEM-U.
2. Mengenai sistem,fungsi dan mekanisme sidang akan diatur oleh BEM-U.
3. Sidang dihadiri oleh pimpinan universitas.

Pasal 22
MASA BAKTI, PEMBERHENTIAN DAN PENGGANTIAN

1. Masa bakti BEM-U satu tahun dan untuk jabatan ketua tidak dapat
diperpanjang dan dipilih lagi untuk periode berikutnya.
2. Pengurus BEM-U diberhentikan karena :
a. Masa baktinya sudah habis
b. Meninggal dunia
c. Melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
d. Telah lulus atau non aktif selama 3 bulan kepengurusan
e. Tidak memenuhi persyaratan lagi sebagai pengurus organisasi
kemahasiswaan
3. Rektor memberhentikan pengurus BEM-U dengan Surat Keputusan.
4. Dalam keadaan tertentu untuk kepentingan organisasi, Ketua BEM-U
dapat melakukan penggantian pengurus antar waktu berdasarkan hasil
musyawarah.
5. Hasil penggantian pengurus antar waktu dapat ditetapkan oleh Rektor.

BAB V
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS (BEM-F)

Pasal 23
KEDUDUKAN
1. BEM-F berkedudukan di tingkat Fakultas
2. BEM-F merupakan organisasi kemahasiswaan yang bergerak dibidang
managerial dan leadership tingkat Fakultas

Pasal 24
STRUKTUR

Kepengurusan BEM-F sekurang-kurangnya terdiri atas:


1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Ketua-Ketua Bagian sesuai dengan kebutuhan

Pasal 25
TUGAS DAN FUNGSI
1. BEM-F bertugas :
a. Melaksanakan Semua program kerja yang telah ditetapkan
berdasarkan Garis-garis Besar Program Kegiatan (GBPK) yang dibuat
oleh BEM-F
b. Merencanakan dan mengkoordinasikan program kegiatan
kemahasiswaan di tingkat Fakultas
2. BEM-F mempunyai fungsi :
a. Eksekusi/pelaksana aspirasi mahasiswa di tingkat fakultas
b. Manajerial/leadership kemahasiswaan di tingkat fakultas

Pasal 26
PROSEDUR PEMBENTUKAN

1. Prosedur pembentukan BEM-F dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan


:
a. Pencalonan
b. Pemilihan
c. Penyusunan
d. Penetapan
e. Pengesahan
2. Mekanisme dan prosedur sebagaimana dalam ketentuan (1) diatas diatur
dalam Anggaran dasar dan Anggran Rumah Tangga BEM-F dan atau pada
saat sidang umum BEM-F.
3. Ketua BEM-U yang dipilih dalam Sidang Umum melalui delegasi organisasi
kemahasiswaan tingkat fakultas atas dasar mandat dari organisasi masing-
masing.
4. Pembentukan pengurus BEM-F dilakukan paling lambat 7 X 24 jam.
5. Prosedur Pembentukan pengurus BEM-F dilakukan paling lambat 7 X 24
jam sejak tanggal terpilih.
6. Ketua BEM-F dominsioner mengajukan susunan pengurus kepada Dekan
untuk mendapatkan pengesahan.

7. Dekan mengesahkan dan melantik pengurus BEM-F dengan Surat


Keputusan.

Pasal 27
HAK DAN TANGGUNG JAWAB

1. Pengurus BEM-F mempunyai hak :


a. Menyampaikan pendapat usul dan saran kepada Pimpinan Fakultas
dan atau kepada BEM-U
b. Mendapat pembinaan, pembimbingan dan pendampingan dari
pimpinan dan atau pembina BEM-F
2. BEM-F bertanggung jawab secara kelembagaan kepada Dekan dan
secara fungsional kepada mahasiswa

Pasal 28
SIDANG-SIDANG

1. Sidang BEM-F dapat terdiri atas:


a. Sidang Umum
Adalah sidang yang diadakan dengan agenda pembahasan laporan
kinerja selama satu periode dan pembentukan pengurus baru.
b. Sidang Istimewa
Adalah sidang yang diadakan jika terjadi situasi yang mendesak
berkaitan dengan keberadaan dan eksistensi BEM-F.
2. Mengenai sistem,fungsi dan mekanime sidang-sidang diatur oleh BEM-F.
3. Sidang dihadiri oleh pimpinan fakultas.

Pasal 29
MASA BAKTI, PEMBERHENTIAN DAN PENGGANTIAN

1. Masa bakti BEM-F adalah satu tahun dan khusus jabatan tidak dapat
diperpanjang dan dipilih lagi untuk periode berikutnya.
2. Pengurus BEM-F diberhentikan karena :
a. Masa baktinya sudah habis
b. Meninggal dunia
c. Melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
d. Telah lulus atau non aktif selama 3 bulan kepengurusan
e. Tidak memenuhi persyaratan lagi sebagai pengurus organisasi
kemahasiswaan
3. Dekan memberhentikan pengurus BEM-F dengan Surat Keputusan.
4. Dalam keadaan tertentu untuk kepentingan organisasi kemahasiswaan,
Ketua BEM-F dapat melakukan penggantian pengurus antar waktu.
5. Dekan dapat menetapkan penggantian pengurus BEM-F antar waktu
dengan Surat Ketetapan.

BAB VI
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN / PROGRAM STUDI (HMJ/HMPS)

Pasal 30
KEDUDUKAN

1. HMJ/HMPS berkedudukan di tingkat Jurusan/Program Studi.


2. HMJ/HMPS mengembangkan profesi dan bidang keilmuan mahasiswa
sesuai dengan Jurusan/Program Studinya.

Pasal 31
TUGAS DAN FUNGSI

1. HMJ/HMPS bertugas melaksanakan kegiatan pengembangan dalam


bidang keilmuan, profesi dalam lingkungan Jurusan/ Program Studi.
2. HMJ/HMPS mempunyai fungsi penunjang eksekusi/pelaksanaan aspirasi
mahasiswa dalam lingkungan Jurusan/ Program Studi.

Pasal 32
HAK DAN TANGGUNG JAWAB

1. Pengurus HMJ/HMPS mempunyai hak :


a. Menyampaikan pendapat, usul kepada Pimpinan Jurusan/Program
Studi, dan atau BEM-F
b. Mendapat pembinaan, pembimbingan dan pendampingan dari
Pimpinan, pembina, pembimbing dan pendamping
2. HMJ/HMPS bertanggung jawab secara kelembagaan kepada Dekan
melalui Ketua Jurusan/Ketua Program dan bertanggung jawab secara
fungsional kepada mahasiswa.

Pasal 33
STRUKTUR
Kepengurusan HMJ/HMPS sekurang-kurangnya terdiri atas
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Ketua-ketua bagian sesuai kebutuhan

Pasal 34
PROSEDUR PEMBENTUKAN

1. Pembentukan HMJ/HMPS dapat dilakukan melaiui tahapan -tahapan :


a. Pencalonan
b. Pemilihan
c. Penyusunan
d. Penetapan
e. Pengesahan
2. Mekanisme pembentukan sebagaimana dalam ayat (1) diatas diatur
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMJ/HMPS dan
atau pada saat sidang umum HMJ/HMPS.
3. Ketua BEM-F yang dipilih dalam Sidang Umum melalui delegasi organisasi
kemahasiswaan tingkat jurusan atau program studi atas dasar mandat
dari organisasi masing-masing.
4. Ketua HMJ/HMPS mengajukan susunan pengurus HMJ/HMPS kepada
Dekan untuk mendapatkan pengesahan.
5. Ketua Jurusan/Ketua Program Studi melantik pengurus HMJ/HMPS
berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas

Pasal 35
MASA BAKTI, PEMBERHENTIAN DAN PENGGANTIAN

1. Masa bakti HMJ/HMPS adalah satu tahun, khusus jabatan ketua tidak
dapat diperpanjang dan dipilih lagi untuk periode berikutnya.
2. Pengurus HMJ/HMPS diberhentikan karena :
a. Masa baktinya sudah habis
b. Meninggal dunia
c. Melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
d. Telah lulus atau non aktif selama 3 bulan kepengurusan
e. Tidak memenuhi persyaratan lagi sebagai pengurus organisasi
kemahasiswaan
3. Dekan memberhentikan pengurus HMJ/ HMPS berdasarkan
rekomendasi dari Ketua Jurusan/Ketua Program Studi
4. Dalam keadaan tertentu untuk kepentingan organisasi kemahasiswaan,
Ketua HMJ/HMPS dapat melalui penggantian pengurus antar waktu.
5. Dekan dapat menetapkan penggantian pengurus HMJ/HMPS antar
waktu dengan Surat Ketetapan.

BAB VII
UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM)

Pasal 36
KEDUDUKAN,TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB

1. UKM berkedudukan di tingkat Universitas.


2. UKM adalah unit kegiatan yang dikelola mahasiswa atas dasar bakat,
minat dan kegemaran khusus mahasiswa.
3. UKM membantu mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam
bidang tertentu.
4. UKM bertanggung jawab kepada Rektor.

Pasal 37
PEMBENTUKAN, PENGESAHAN DAN MASA BAKTI

1. UKM dapat berdiri apabila sudah terdaftar minimal 30 anggota yang


berasal dari semua fakultas dengn bukti pernyataan dari masing-masing
anggota dengan melampirkan foto copy KTM Mahasiswa UMP yang
masih berlaku.
2. Rektor bersama DPM melakukan verifikasi faktual terhadap kebenaran
data pendirian UKM.
3. Mempunyai Prestasi di Tingkat Regional dan atau Nasional.
4. Untuk disahkan menjadi UKM, sekurang-kurangnya harus menjalani
masa uji coba selama satu tahun dan telah dinyatakan berdasarkan hasil
evaluasi yang dilakukan oleh Rektor.
5. Pembentukan UKM disahkan dengan Surat Keputusan Rektor.
6. Pengurus UKM diangkat dan diberhentikan dengan Surat Keputusan
Rektor.
7. Penyelenggaraan UKM didasarkan pada AD/ART UKM yang
bersangkutan.
8. AD/ART sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 37 ayat (7) di
atas, tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang berlaku di
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
9. Masa bakti pengurus UKM adalah satu tahun.

Pasal 38
EVALUASI

1. Setiap kegiatan UKM harus dilaporkan kepada Rektor dengan


mengetahui pembina selambat-lambatnya 7 X 24 jam setelah kegiatan
selesai.
2. Setiap UKM tidak diperkenankan mengadakan kegiatan baru sebelum
melaporkan kegiatan yang terdahulu.
3. UKM yang tidak melakukan kegiatan sekurang-kurangnya 6 bulan
berturut turut selama masa kepengurusannya diberi surat peringatan
oleh Rektor.
4. Jika ketentuan dalam ayat (3) di atas berlangsung dalam waktu
selambat-lambatnya 2 bulan sejak dikeluarkannya surat peringatan tidak
mengadakan kegiatan, UKM yang bersangkutan akan dibekukan dengan
Surat Keputusan Rektor.

BAB VIII
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH (IMM)

Pasal 39
STATUS, FUNGSI, DAN TANGGUNG JAWAB

IMM adalah organisasi mahasiswa yang otonom dalam persyarikatan


Muhammadiyah dan keberadaannya di Universitas Muhammadiyah
Ponorogo memiliki hubungan fungsional, aspiratif dalam bidang kaderisasi
ke-Islaman dan Ke-muhammadiyah-an yang bersinergi dengan Badan
Pengkajian Pembinaan dan Pengembangan Dakwah Islam (BP3DI).

Pasal 40
PEMBINAAN DAN PENYELENGGARAAN

1. Pembinaan IMM Universitas Muhammadiyah Ponorogo secara langsung


oleh Badan Pengkajian Pembinaan dan Pengembangan Dakwah Islam
(BP3DI)
2. Hal lain yang menyangkut penyelenggaraan organisasi IMM di
lingkungan Universitas Muhammadiyah Ponorogo berpedoman pada
AD/ART IMM yang berlaku serta tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB IX
KOPMA (KOPERASI MAHASISWA)
Pasal 41
KEDUDUKAN,TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB

1. KOPMA berkedudukan di tingkat Universitas.


2. KOPMA adalah unit kegiatan yang dikelola mahasiswa atas dasar bakat,
minat dan kegemaran khusus mahasiswa.
3. KOPMA membantu mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam
bidang tertentu.
4. KOPMA bertanggung jawab kepada Rektor.

Pasal 42
PEMBENTUKAN, PENGESAHAN DAN MASA BAKTI

1. Kopma dapat berdiri apabila sudah terdaftar minimal 30 anggota yang


berasal dari semua fakultas dengn bukti pernyataan dari masing-masing
anggota dengan melampirkan foto copy KTM Mahasiswa UMP yang
masih berlaku.
2. Rektor bersama DPM melakukan verifikasi faktual terhadap kebenaran
data pendirian UKM.
3. Untuk disahkan keberadaannya, sekurang-kurangnya harus menjalani
masa uji coba selama satu tahun dan telah dinyatakan berdasarkan hasil
evaluasi yang dilakukan oleh Rektor.
4. Pembentukan Kopma disahkan dengan Surat Keputusan Rektor.
5. Pengurus Kopma diangkat dan diberhentikan dengan Surat Keputusan
Rektor.
6. Penyelenggaraan Kopma didasarkan pada AD/ART UKM yang
bersangkutan.
7. AD/ ART sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 42 ayat (6) di
atas, tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang berlaku di
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
8. Masa bakti pengurus Kopma adalah satu tahun.

Pasal 43
EVALUASI

1. Kegiatan Kopma harus dilaporkan kepada Rektor dengan mengetahui


pembina selambat-lambatnya 7 X 24 jam setelah kegiatan selesai.
2. Kopma tidak diperkenankan mengadakan kegiatan baru sebelum
melaporkan kegiatan yang terdahulu.
3. Jika tidak melakukan kegiatan sekurang-kurangnya 6 bulan berturut
turut selama masa kepengurusannya diberi surat peringatan oleh Rektor.
4. Jika ketentuan dalam ayat (3) di atas berlangsung dalam waktu
selambat-lambatnya 2 bulan sejak dikeluarkannya surat peringatan tidak
mengadakan kegiatan, maka KOPMA akan dibekukan dengan Surat
Keputusan Rektor.
BAB X
LEMBAGA PERS MAHASISWA

Pasal 44
KEDUDUKAN,TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB

1. LPM berkedudukan di tingkat Universitas.


2. LPM adalah unit kegiatan yang dikelola mahasiswa atas dasar bakat,
minat dan kegemaran khusus mahasiswa.
3. LPM membantu mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam bidang
jurnalistik dan pers.
4. LPM bertanggung jawab kepada Rektor.

Pasal 45
PEMBENTUKAN, PENGESAHAN DAN MASA BAKTI

1. LPM dapat berdiri apabila sudah terdaftar minimal 30 anggota yang


berasal dari semua fakultas dengn bukti pernyataan dari masing-masing
anggota dengan melampirkan foto copy KTM Mahasiswa UMP yang
masih berlaku.
2. Rektor bersama DPM melakukan verifikasi faktual terhadap kebenaran
data pendirian UKM.
3. Untuk disahkan keberadaannya, sekurang-kurangnya harus menjalani
masa uji coba selama satu tahun dan telah dinyatakan berdasarkan hasil
evaluasi yang dilakukan oleh Rektor.
4. Pembentukan LPM disahkan dengan Surat Keputusan Rektor.
5. Pengurus LPM diangkat dan diberhentikan dengan Surat Keputusan
Rektor.
6. Penyelenggaraan LPM didasarkan pada AD/ART yang bersangkutan.
7. AD/ ART sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 45 ayat (6) di
atas, tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang berlaku di
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
8. Masa bakti pengurus LPM adalah satu tahun.

Pasal 46
EVALUASI

1. Setiap kegiatan LPM harus dilaporkan kepada Rektor dengan


mengetahui pembina selambat-lambatnya 7 X 24 jam setelah kegiatan
selesai.
2. LPM tidak diperkenankan mengadakan kegiatan baru sebelum
melaporkan kegiatan yang terdahulu.
3. Jika LPM tidak melakukan kegiatan sekurang-kurangnya 6 bulan berturut
turut selama masa kepengurusannya diberi surat peringatan oleh Rektor.
4. Jika ketentuan dalam ayat (3) di atas berlangsung dalam waktu
selambat-lambatnya 2 bulan sejak dikeluarkannya surat peringatan tidak
mengadakan kegiatan, LPM akan dibekukan dengan Surat Keputusan
Rektor.

BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN

PASAL 47

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Surat Keputusan akan diatur dalam
peraturan tersendiri.
2. Segala peraturan kemahasiswaan yang telah ada dan tidak bertentangan
dengan Surat Keputusan ini masih tetap berlaku.
3. Keputusan ini akan ditinjau kembali jika terdapat kekeliruan dan mulai
berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Ponorogo
Pada tanggal : 26 Agustus 2014
a.n Rektor,

SUJIONO, SE., MM.


NIK 19560616 1989 05 12

Tindasan disampaikan kepada:


1. Yth. Rektorat di lingkungan UM Ponorogo
2. Yth. Dekan di lingkungan UM Ponorogo
3. Yth. Organisasi kemahasiswaan di lingkungan UM Ponorogo

Anda mungkin juga menyukai