Anda di halaman 1dari 16

GARIS GARIS BESAR PEDOMAN KEMAHASISWAAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (IAINU) TUBAN


Tahun 2020/2021

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA TUBAN


Jl. Manunggal No 10-12 Tuban Telp 0356-331572 Fax. 0356-331572
http://www.iainutuban.ac.id, Email : info@stitmatuban.ac.id
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
PENGERTIAN
1. Rektor adalah pemimpin dan penanggung jawab tertinggi di Institut Agama Islam
Nahdlatul Ulama (IAINU)Tuban.
2. Wakil Rektor III adalah Wakil Rektor dalam Bidang Kemahasiswaan, Kemitraan dan
Alumni yang dalam hal ini melekat menjadi penanggung jawab organisasi
kemahasiswaan (Ormawa).
3. Dekan adalah pemimpin dan penanggung jawab tertinggi tingkat Fakultas di Institut
Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban.
4. Ketua Program Studi adalah pemimpin dan penanggung jawab tertinggi tingkat
Program Studi di Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU)Tuban.
5. Badan Legislatif Mahasiswa Perguruan Tinggi selanjutnya disingkat BLM-PT adalah
badan non struktural unsur kelengkapan lembaga kemahasiswaan tertinggi di bidang
legislatif di Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban yang dipimpin oleh
seorang ketua BLM-PT.
6. Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi selanjutnya disingkat BEM-PT adalah
badan non-struktural unsur kelengkapan lembaga kemahasiswaan tertinggi di
bidang eksekutif di Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban di pimpin
oleh seorang Presiden BEM-PT.
7. Dewan Mahasiswa Fakultas selanjutnya disingkat (DM-F) adalah badan non
struktural unsur kelengkapan lembaga kemahasiswaan tertinggi bidang legislatif di
tingkat Fakultas yang dipimpin oleh seorang ketua DM-F.
8. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas selanjutnya disingkat (BEM-F) adalah badan
non-struktural unsur kelengkapan lembaga kemahasiswaan tertinggi di bidang
eksekutif di tingkat Fakultas di pimpin oleh seorang Presiden BEM-F.
9. Unit Kegiatan Mahasiswa selanjutnya disingkat UKM adalah unit-unit organisasi
kemahasiswaan (Ormawa) yang mewadahi kegiatan mahasiswa di bidang minat,
bakat dan kegemaran di Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban.
10. Himpunan Mahasiswa Program Studi selanjutnya disingkat HIMAPRODI adalah
wadah pengembangan profesi dibidang keilmuan dan keorganisasian mahasiswa
ditingkat Program Studi.
11. Pembina Satuan adalah pembina di tiap ormawa/UKM yang terdiri atas para dosen
dan atau professional yang bertugas membina dan mengarahkan kegiatan
kemahasiswaan secara kesatuan organisasional dan diangkat dan diberhentikan
melalui SK oleh Rektor.
12. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada program studi dan aktif dalam
tahun yang sedang berjalan di Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban.

Pasal 2
SYARAT-SYARAT UMUM MENJADI PENGURUS
ORGANISASI KEMAHASISWAAN

Pengurus organisasi kemahasiswaan di lingkungan Institut Agama Islam Nahdlatul


Ulama (IAINU) Tuban harus memenuhi syarat-syarat umum sebagai berikut:
1. Terdaftar aktif sebagai mahasiswa Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU)
Tuban dalam tahun yang sedang berjalan.
2. Jujur, terpercaya, cakap dan mampu memimpin.
3. Tidak sedang dikenai sanksi akademik dan atau sanksi kemahasiswaan.
4. Berprestasi akademik baik, sekurang-kurangnya mempunyai IPK 3,00.
5. Pada saat pengusulan berlangsung calon ketua sekurang-kurangnya berada pada
semester III (tiga) sampai maksimal berada pada semester V (Lima).
6. Telah mengikuti dan lulus kegiatan OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan
Kampus).

Pasal 3
POLA HUBUNGAN INTERNAL
ORGANISASI KEMAHASISWAAN

1. Pimpinan Perguruan Tinggi (Rektor), Dekan Fakultas dan Ketua Program Studi
(Kaprodi) dengan lembaga kemahasiswaan mempunyai pola hubungan yang bersifat
instruktif, koordinatif dan konsultatif dengan Penanggung Jawab (Wakil Rektor III)
dan di bantu oleh Pembina Satuan yang diangkat oleh Rektor.
2. Kewenangan instruktif dari Pimpinan Perguruan Tinggi (Rektor) sebagaimana
tercantum pada ayat 1 (satu) meliputi:
a. Pengangkatan, pemberhentian dan pembekuan organisasi mahasiswa.
b. Pengangkatan dan pemberhentian Pimpinan ORMAWA
c. Pembinaan, pendampingan dan penilaian terhadap ORMAWA.
3. Antarorganisasi kemahasiswaan pada tingkat Perguruan Tinggi, Fakultas dan
Program Studi dapat mempunyai hubungan koordinatif dan konsultatif.
4. Organisasi kemahasiswaan pada tingkat Perguruan Tinggi, Fakultas dan Program
Studi wajib melaporkan kegiatannya kepada penanggung jawab (Warek III).
5. Kegiatan organisasi kemahasiswaan wajib mendapat persetujuan dan atau izin dari
pembina satuan dan disampaikan kepada penanggung jawab (Warek III).
6. Hubungan instruktif adalah hubungan yang dilakukan oleh satu pihak yang bertugas
sebagai penangung jawab dan ORMAWA sebagai binaan, misalnya hubungan
antara Wakil Rektor III dengan BLM atau BEM, Kaprodi dengan HIMAPRODI.
7. Hubungan koordinatif adalah hubungan antara Pembina dan atau antara organisasi
kemahasiswaan dengan organisasi kemahasiswaan yang memiliki derajat hirarki
yang sama maupun tidak sama dimaksudkan untuk saling memberikan saran,
pandangan, pendapat dan menjalin kerjasama untuk pembinaan mahasiswa,
misalnya hubungan antara Kaprodi dengan BLM, BEM atau UKM dan atau antar BLM
dengan BEM dan lain-lain, di lingkungan Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama
(IAINU) Tuban.
8. Hubungan konsultatif adalah hubungan antara organisasi kemahasiswaan dengan
pembina dan jaringan hierarkhi strukural di tingkat atas dalam rangka mendapatkan
pembinaan, pembimbingan, pendampingan, saran, pendapat dan pandangan
mengenai fungsi dan peran baik berupa kebijaksanaan maupun operasionalisasi
kerja, misalnya hubungan Rektor dengan BLM, BEM atau UKM.
Pasal 4
POLA HUBUNGAN EKSTERNAL
ORGANISASI KEMAHASISWAAN

1. Kegiatan organisasi kemahasiswaan pada tingkat Perguruan Tinggi, Fakultas dan


Prodi di luar kampus atau kegiatan bersama dengan pihak luar kampus, wajib
mendapat persetujuan dari Pembina Satuan dan mendapat izin tertulis dari Wakil
Rektor III.
2. Organisasi kemahasiswaan pada tingkat Perguruan Tinggi, Fakultas dan Program
Studi yang melakukan kegiatan sebagaimana dalam pasal 4 dan ayat (1) ini, wajib
melaporkan kegiatannya kepada Wakil Rektor III.
Pasal 5
KEWAJIBAN PENGURUS ORGANISASI
KEMAHASISWAAN

Pengurus Organisasi kemahasiswaan di Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU)


Tuban mempunyai kewajiban sebagai berikut:
1. Memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban dan keamanan di
lingkungan Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban.
2. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan kearifan lokal.
3. Menjaga nama baik, martabat, dan kewibawaan Perguruan Tinggi sebagai
almamater.
4. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional, nilai moral dan kebenaran ilmiah.
5. Menjaga integritas pribadi dan kejujuran intelektual.
6. Membantu dan tidak menghalang-halangi terselenggaranya kegiatan Institut Agama
Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban baik kegiatan akademik maupun non
akademik
7. Disiplin, jujur, kreatif, inovatif, bertanggung jawab dan menghindari perbuatan yang
tercela.
8. Berbudi pekerti luhur dan berpakaian sopan.
9. Menghormati dan menghargai berbagai pihak demi terbinanya suasana
kekeluargaan.
10. Memelihara dan meningkatkan mutu lingkungan hidup kampus Institut Agama Islam
Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban.
11. Menaati peraturan yang berlaku di Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU)
Tuban.

Pasal 6
HAK PENGURUS ORGANISASI KEMAHASISWAAN
1. Mendapat pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan pengarahan dari
pembina.
2. Mendapat penghargaan yang disesuaikan dengan prestasi dan dedikasinya.

Pasal 7
SANKSI
1. Setiap pengurus organisasi kemahasiswaan yang melanggar ketentuan pembinaan
lembaga kemahasiswaan dikenai sanksi.
2. Sanksi yang dikenakan pada pengurus organisasi kemahasiswaan disesuaikan
dengan tingkat pelanggaran. Adapun sanksi tersebut berupa:
a. Peringatan lisan
b. Peringatan tertulis
c. Diberhentikan.
3. Pelaksanaan ketentuan dalam ayat 1 dan 2 pasal 7 ini di tingkat perguruang tinggi
dibuat dengan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Rektor atas usulan Wakil
Rektor III sedang di tingkat fakultas dibuat dengan SK yang dikeluarkan oleh dekan
atas usulan kaprodi.

Pasal 8
ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) YANG DIBENTUK
DAN ATAU YANG DIBINA
1. Badan Legislatif Mahasiswa Perguruan Tinggi (BLM-PT).
2. Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi (BEM-PT).
3. Dewan Mahasiswa Fakultas (DM-F).
4. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM-F)
5. Himpunan Mahasiswa Program Studi (HIMAPRODI).
6. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

Pasal 9
BADAN LEGISLATIF MAHASISWA PERGURUAN TINGGI (BLM-PT)

1. BLM-PT berkedudukan ditingkat Perguruan Tinggi.


2. BLM-PT merupakan perwakilan mahasiswa ditingkat Perguruan Tinggi.

Pasal 10
TUGAS DAN FUNGSI
1. BLM-PT mempunyai tugas :
a. Menyampaikan pendapat dan usulan dalam hal kegiatan kemahasiswaan
kepada BEM-PT.
b. Bersama BEM-PT Merencanakan dan menetapkan Garis-garis Besar Program
Kegiatan (GBPK) bagi BEM-PT.
c. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja BEM-PT
2. BLM-PT mempunyai fungsi :
a. Aspirasi
b. Legislasi
c. Kontroling

Pasal 11
KEPENGURUSAN
Kepengurusan BLM-PT sekurang-kurangnya terdiri atas
1. Ketua dan Wakil
2. Sekretaris dan Wakil
3. Bendahara dan Wakil
4. Ketua-ketua Bidang sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 12
PROSEDUR PEMBENTUKAN BLM-PT

1. Penyelenggara Pemilihan BLM-PT dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)


2. KPU dibentuk bersifat independen, akuntabel, dan proporsional
3. Prosedur pembentukan KPU ditentukan berdasarkan:
a. KPU yang dibentuk oleh BEM-PT
b. Anggota KPU terdiri dari Perwakilan HIMAPRODI dan UKM (dibuktikan dengan
surat mandat) ditentukan oleh Ketua KPU terpilih.
c. Pemilihan bersifat langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil
d. Penetapan oleh BEM-PT
e. Pengesahan berdasarkan Surat Keputusan Rektor
4. Prosedur pembentukan BLM-PT dilakukan melalui tahapan-tahapan:
a. Seleksi Perwakilan Tiap angkatan
b. Seleksi Perwakilan tiap prodi dan Perwakilan tiap UKM 1 orang dan tidak
merangkap jabatan pengurus harian
c. Pemilihan langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil
d. Pengesahan berdasarkan Surat Keputusan Rektor
5. BLM-PT yang terpilih wajib mengadakan Sidang Umum.
6. Agenda Sidang Umum sekurang-kurangnya:
a. Memilih Ketua BLM-PT.
b. Menyusun Kepengurusan BLM-PT berdasarkan komisi-komisi.
c. Membuat Garis-Garis Besar Program Kerja (GBPK).
7. Sidang Umum dimaksud sudah harus selesai dalam waktu selambat-lambatnya 7 X
24 Jam, sejak tanggal penetapan delegasi BLM-PT.
8. Mekanisme penyusunan pengurus BLM-PT diatur oleh Ketua BLM-PT bersama-
sama dengan anggota BLM-PT.

Pasal 13
PENGESAHAN BLM-PT
1. Ketua BLM-PT mengajukan susunan pengurus BLM-PT kepada Rektor melalui Wakil
Rektor III Bidang Kemahasiswaan paling lambat 7 X 24 jam setelah Sidang Umum
Selesai untuk mendapatkan pengesahan.
2. Rektor mengesahkan pengurus BLM-PT dengan Surat Keputusan.
3. Rektor dapat melantik pengurus BLM-PT

Pasal 14
HAK DAN TANGGUNG JAWAB BLM-PT
1. BLM-PT mempunyai hak untuk menyampaikan pendapat dalam hal kegiatan
kemahasiswaan kepada BEM-PT.
2. BLM-PT bertanggung jawab secara kelembagaan kepada Rektor melalui Warek III.
3. BLM-PT bertanggung jawab secara fungsional kepada mahasiswa IAINU Tuban
yang mekanismenya diatur oleh BLM-PT.

Pasal 15
SIDANG-SIDANG BLM-PT
1. BLM-PT dapat mengadakan sidang yang terdiri atas:
a. Sidang Pleno.
b. Sidang Komisi.
c. Sidang Khusus.
d. Sidang Raya.
2. Mengenai sistem, fungsi dan mekanisme sidang-sidang tersebut, akan diatur
tersendiri oleh BLM-PT.
3. Bila dipandang perlu sidang dapat mengundang Rektor, Warek III dan Presiden BEM-
PT.
4. Sidang Raya merupakan media mekanisme pertanggung jawaban BLM-PT kepada
mahasiswa IAINU Tuban.
5. Sidang Raya dapat dilaksanakan minimal setahun sekali

Pasal 16
MASA BAKTI, PEMBERHENTIAN DAN PERGANTIAN BLM-PT
1. Masa bakti BLM-PT adalah 1 (satu) tahun, khusus jabatan ketua tidak dapat dipilih
lagi untuk periode berikutnya.
2. Pengurus BLM-PT diberhentikan karena:
a. Berakhir masa baktinya;
b. Berhalangan tetap;
c. Mengundurkan diri;
d. Melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku;
e. Tidak melaksanakan tugas sebagai pengurus;
f. Tidak memenuhi persyaratan lagi sebagai pengurus.
3. Ketua BLM-PT memberhentikan anggota BLM-PT antar waktu dengan Surat
Keputusan.
4. Dalam keadaan tertentu untuk kepentingan lembaga kemahasiswaan, Ketua BLM-
PT dapat melakukan penggantian pengurus antar waktu.
5. Ketua BLM-PT menetapkan penggantian anggota BLM-PT antar waktu dengan Surat
Keputusan.

Pasal 17
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA PERGURUAN TINGGI (BEM-PT)
1. BEM-PT berkedudukan di tingkat Perguruan Tinggi
2. BEM-PT merupakan wadah kegiatan mahasiswa dalam bidang eksekutif dan
manajerial.

Pasal 18
TUGAS DAN FUNGSI BEM-PT
1. BEM-PT bertugas :
a. Melaksanakan program BEM-PT yang telah ditentukan di dalam Garis-Garis
Besar Program Kerja (GBPK) yang dibuat bersama BLM-PT.
b. Merencanakan dan mengorganisasikan program kegiatan kemahasiswaan
dalam bidang eksekutif dan manajerial di tingkat Perguruan Tinggi.
c. BEM-PT bertanggung jawab kepada BLM-PT dan Rektor IAINU Tuban.
d. Melakukan pembinaan dan pendampingan kepada Himaprodi
e. Melakukan koordinasi dengan UKM.
2. BEM-PT mempunyai fungsi:
a. Wadah perjuangan mahasiswa IAINU Tuban
b. Wadah bersatunya seluruh mahasiswa yang memiliki persamaan dan persepsi
dalam menyikapi kebijakan yang menyangkut masa depan lembaga/kampus
IAINU Tuban
c. Wadah penyaluran aspirasi mahasiswa IAINU Tuban
d. Wadah peningkatan kesadaran bersifat kritis objektif yang berorientasi kedepan
untuk mempersiapkan kader bangsa yang berahlakul karimah, berwawasan
kebangsaan berdasarkan Ahlussunnah Wal Al Jama’ah Al Nahdliyah.

Pasal 19
KEPENGURUSAN BEM-PT
Kepengurusan BEM-PT sekurang-kurangnya terdiri atas;
a. Presiden BEM-PT.
b. Wakil Presiden BEM-PT.
c. Sekretaris dan Wakil Sekretaris BEM-PT.
d. Bendahara dan Wakil Bendahara BEM-PT.
e. Menteri- Menteri sesuai dengan kebutuhan

Pasal 20
PROSEDUR PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN BEM-PT
1. Pemilihan Presiden dan wakil Presiden BEM-PT dilakukan oleh Komisi Pemilihan
Umum (KPU) dan diawasi oleh Bawaslu (yang dibentuk oleh BEM-PT)
2. Tata cara dan prosedur pengangkatan KPU berdasarkan pasal 12 ayat 2 dan 3
3. Prosedur pemilihan Presiden dan wakil Presiden BEM dilakukan tahapan-tahapan:
a. Pencalonan
b. Pemilihan langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil
c. Penetapan berdasarkan sistem demokrasi dan suara terbanyak dari mahasiswa
IAINU Tuban.
d. Penyusunan Menteri-Menteri
e. Pengesahan.
4. Presiden dan Wakil Presiden BEM-PT dipilih langsung melalui Pemilu Raya
Mahasiswa, sedangkan pembentukan Kabinet BEM-PT dilakukan oleh Presiden
BEM-PT terpilih bersama tim formatur.
5. Pembentukan Kabinet sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, 2 dan 3 pasal 20 ini
sudah harus selesai paling lambat dalam waktu 7 X 24 jam sejak tanggal Pemilu
Raya berakhir
6. Pengurus BEM-PT terpilih disahkan dan dilantik oleh Rektor.

Pasal 21
HAK DAN TANGGUNG JAWAB BEM-PT
BEM-PT memiliki hak:
1. Menyampaikan pendapat, usul dan saran dalam hal kegiatan kemahasiswaan
kepada Rektor melaui Warek III.
2. BEM-PT bertanggung jawab secara kelembagaan kepada Rektor melalui Warek III.
3. BEM-PT bertanggung jawab secara fungsional langsung kepada BLM-PT.
4. BEM-PT berhak memberikan pendampingan kepada BEM FHimaprodi sesuai
dengan ketentuan.

Pasal 22
MASA BAKTI, PEMBERHENTIAN DAN PERGANTIAN BEM-PT
1. Masa bakti BEM-PT berlaku satu tahun, khusus jabatan ketua tidak dapat dipilih lagi
periode berikutnya.
2. Pengurus BEM-PT diberhentikan karena:
a. Berakhir Masa bakti
b. Mengundurkan diri
c. Berhalangan tetap
d. Melakukan pelanggaran peraturan yang berlaku di IAINU tuban.
e. Tidak memenuhi persyaratan lagi sebagai pengurus.
3. Rektor memberhentikan pengurus BEM-PT berdasarkan pasal 22 ayat 2 dengan
Surat Keputusan .
4. Dalam keadaan tertentu untuk kepentingan organisasi kemahasiswaan, Presiden
BEM-PT dapat melakukan pergantian pengurus antarwaktu.
5. Hasil pergantian pengurus antarwaktu ditetapkan oleh Rektor IAINU Tuban dengan
Surat Keputusan.

Pasal 23
PROSEDUR PEMBENTUKAN DEWAN MAHASISWA FAKULTAS

1. Penyelenggara Pemilihan DEMA-F dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Fakultas


(KPU-F)
2. KPU-F dibentuk bersifat independen, akuntabel, dan proporsional
3. Prosedur pembentukan KPU-F ditentukan berdasarkan:
4. KPU-F yang dibentuk oleh BEM-F
5. Anggota KPU-F terdiri dari Perwakilan HIMAPRODI (dibuktikan dengan surat
mandat) ditentukan oleh Ketua KPU-F terpilih.
6. Pemilihan bersifat langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil
7. Penetapan KPU-F oleh BEM-F
8. Pengesahan berdasarkan Surat Keputusan Dekan
9. Prosedur pembentukan DEMA-F dilakukan melalui tahapan-tahapan:
a. Seleksi Perwakilan Tiap angkatan dan tiap prodi 1 orang
b. Pemilihan langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil
c. Pengesahan berdasarkan Surat Keputusan Dekan
10. DEMA-F terpilih wajib mengadakan Sidang Umum.
11. Agenda Sidang Umum sekurang-kurangnya:
a. Memilih Ketua DEMA-F.
b. Menyusun Kepengurusan DEMA-F berdasarkan komisi-komisi.
c. Membuat Garis-Garis Besar Program Kerja (GBPK).
12. Sidang Umum dimaksud sudah harus selesai dalam waktu selambat-lambatnya 7
X 24 Jam, sejak tanggal penetapan DEMA-F.
13. Mekanisme penyusunan pengurus DEMA-F diatur oleh Ketua DEMA-F.

Pasal 24
PENGESAHAN DEMA-F
1. Ketua DEMA-F mengajukan susunan pengurus DEMA-F kepada Dekan paling
lambat 7 X 24 jam setelah Sidang Umum Selesai untuk mendapatkan pengesahan.
2. Dekan mengesahkan pengurus DEMA-F dengan Surat Keputusan.
3. Dekan melantik pengurus DEMA-F

Pasal 25
HAK DAN TANGGUNG JAWAB DEMA-F
1. DEMA-F mempunyai hak untuk menyampaikan pendapat dalam hal kegiatan
kemahasiswaan kepada BEM-F.
2. DEMA-F bertanggung jawab secara kelembagaan kepada Dekan
3. DEMA-F bertanggung jawab secara fungsional kepada mahasiswa IAINU Tuban di
tingkat fakultas yang mekanismenya diatur olehDEMA-F.

Pasal 26
SIDANG-SIDANG DEMA-F
1. DEMA-F dapat mengadakan sidang yang terdiri atas:
a. Sidang Pleno.
b. Sidang Komisi.
c. Sidang Khusus.
d. Sidang Raya.
2. Mengenai sistem, fungsi dan mekanisme sidang-sidang tersebut, akan diatur
tersendiri oleh DEMA-F.
3. Bila dipandang perlu sidang dapat mengundang Dekan, Kaprodi dan BEM-F.
4. Sidang Raya merupakan media mekanisme pertanggung jawaban DEMA-F kepada
mahasiswa di tingkat Fakultas.
5. Sidang Raya dapat dilaksanakan minimal setahun sekali

Pasal 27
MASA BAKTI, PEMBERHENTIAN DAN PERGANTIAN DEMA-F
1. Masa bakti DEMA-F adalah 1 (satu) tahun, khusus jabatan ketua tidak dapat dipilih
lagi untuk periode berikutnya.
2. Pengurus DEMA-F diberhentikan karena:
a. Berakhir masa baktinya;
b. Berhalangan tetap;
c. Mengundurkan diri;
d. Melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku;
e. Tidak melaksanakan tugas sebagai pengurus;
f. Tidak memenuhi persyaratan lagi sebagai pengurus.
3. Ketua DEMA-F memberhentikan anggota DEMA-F antar waktu dengan Surat
Keputusan.
4. Dalam keadaan tertentu untuk kepentingan lembaga kemahasiswaan, Ketua DEMA-
F dapat melakukan penggantian pengurus antar waktu.
5. Ketua DEMA-F menetapkan penggantian anggota DEMA-F antar waktu dengan Surat
Keputusan.
Pasal 28
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS (BEM-F)
1. BEM-F berkedudukan di tingkat Fakultas
2. BEM-F merupakan wadah kegiatan mahasiswa dalam bidang eksekutif dan
manajerial.

Pasal 29
TUGAS DAN FUNGSI BEM-F
1. BEM-F bertugas :
f. Melaksanakan program BEM-F yang telah ditentukan di dalam Garis-Garis Besar
Program Kerja (GBPK) yang dibuat bersama DEMA-F.
g. Merencanakan dan mengorganisasikan program kegiatan kemahasiswaan
dalam bidang eksekutif dan manajerial di tingkat Fakultas.
h. BEM-F bertanggung jawab kepada DEMA-F dan Dekan.
i. Melakukan pembinaan dan pendampingan kepada Himaprodi
j. Melakukan koordinasi dengan BEM-PT.
2. BEM-F mempunyai fungsi:
e. Wadah perjuangan mahasiswa ditingkat Fakultas
f. Wadah bersatunya seluruh mahasiswa yang memiliki persamaan dan kehendak
dalam melawan segala bentuk penindasan dan diskriminasi didalam birokrasi
ditigkat Fakultas
g. Wadah penyaluran aspirasi mahasiswa ditingkat fakultas
h. Wadah peningkatan kesadaran bersifat kritis objektif yang berorientasi kedepan
untuk mempersiapkan kader bangsa yang berahlakul karimah, berwawasan
kebangsaan berdasarkan Ahlussunnah Wal Al Jama’ah Al Nahdliyah.

Pasal 30
KEPENGURUSAN BEM-F
Kepengurusan BEM-F sekurang-kurangnya terdiri atas;
f. Presiden BEM-F.
g. Wakil Presiden BEM-F.
h. Sekretaris dan Wakil Sekretaris BEM-F.
i. Bendahara dan Wakil Bendahara BEM-F.
j. Menteri- Menteri sesuai dengan kebutuhan

Pasal 31
PROSEDUR PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN BEM-F
7. Pemilihan Presiden dan wakil Presiden BEM-F dilakukan oleh Komisi Pemilihan
Umum Fakultas (KPU-F) dan diawasi oleh Bawaslu (yang dibentuk oleh BEM-F)
8. Tata cara dan prosedur pengangkatan KPU-F berdasarkan pasal 23 ayat 2 dan 3
9. Prosedur pemilihan Presiden dan wakil Presiden BEM-F dilakukan tahapan-tahapan:
f. Pencalonan
g. Pemilihan langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil
h. Penetapan berdasarkan sistem demokrasi dan suara terbanyak dari mahasiswa
ditingkat Fakultas.
i. Penyusunan Menteri-Menteri
j. Pengesahan.
10. Presiden dan Wakil Presiden BEM-F dipilih langsung melalui Pemilu Raya
Mahasiswa ditingkat fakultas, sedangkan pembentukan Kabinet BEM-F dilakukan
oleh Presiden BEM-F terpilih bersama tim formatur.
11. Pembentukan Kabinet sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat 1, 2 dan 3 ini
sudah harus selesai paling lambat dalam waktu 7 X 24 jam sejak tanggal Pemilu
Raya berakhir
12. Pengurus BEM-F terpilih disahkan dan dilantik oleh Dekan.
Pasal 32
HAK DAN TANGGUNG JAWAB BEM-F
BEM-F memiliki hak:
5. Menyampaikan pendapat, usul dan saran dalam hal kegiatan kemahasiswaan
kepada Dekan.
6. BEM-F bertanggung jawab secara kelembagaan kepada Dekan.
7. BEM-F bertanggung jawab secara fungsional langsung kepada DEMA-F.
8. BEM-F berhak memberikan pendampingan kepada Himaprodi sesuai dengan
ketentuan.

Pasal 33
MASA BAKTI, PEMBERHENTIAN DAN PERGANTIAN BEM-F
6. Masa bakti BEM-F berlaku satu tahun, khusus jabatan ketua tidak dapat dipilih lagi
periode berikutnya.
7. Pengurus BEM-F diberhentikan karena:
a. Berakhir Masa bakti
f. Mengundurkan diri
g. Berhalangan tetap
h. Melakukan pelanggaran peraturan yang berlaku di Fakultas dan IAINU tuban.
i. Tidak memenuhi persyaratan lagi sebagai pengurus.
8. Dekan memberhentikan pengurus BEM-F berdasarkan pasal 33 ayat 2 dengan Surat
Keputusan .
9. Dalam keadaan tertentu untuk kepentingan organisasi kemahasiswaan, Presiden
BEM-F dapat melakukan pergantian pengurus antarwaktu.
10. Hasil pergantian pengurus antarwaktu ditetapkan oleh Dekan dengan Surat
Keputusan.

Pasal 34
HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI (HIMAPRODI)
1. HIMAPRODI berkedudukan di tingkat Program Studi.
2. HIMAPRODI membina dan mengembangkan profesi dan bidang keilmuan
mahasiswa sesuai dengan program studinya.

Pasal 35
TUGAS DAN FUNGSI HIMAPRODI
1. HIMAPRODI bertugas melaksanakan kegiatan pengembangan dalam bidang
keilmuan, profesi dalam lingkungan Program Studi
2. HIMAPRODI mempunyai fungsi penunjang pelaksanaan aspirasi
3. Merencanakan dan mengkoordinasikan program kegiatan kemahasiswaan di
Program Studi
4. Melakukan pola hubungan dengan BEM-F/BEM-PT secara koordinatif

Pasal 36
HAK DAN TANGGUNG JAWAB HIMAPRODI
1. Pengurus HIMAPRODI mempunyai hak:
a. Menyampaikan pendapat, usul dalam hal kegiatan kemahasiswaan kepada
Pimpinan Program Studi masing-masing, dan atau BEM
b. Mendapat pembinaan, bimbingan dan pendampingan dari pembina,
2. HIMAPRODI bertanggung jawab secara kelembagaan kepada Ketua Program Studi
3. HIMAPRODI bertanggung jawab secara fungsional kepada mahasiswa.
Pasal 37
KEPENGURUSAN HIMAPRODI
Kepengurusan HIMAPRODI sekurang-kurangnya terdiri atas
1. Ketua dan Wakil Ketua HIMAPRODI
2. Sekretaris dan Wakil Sekretaris HIMAPRODI
3. Bendahara dan Wakil Bendahara HIMAPRODI
4. Ketua-ketua Departemen sesuai kebutuhan

Pasal 38
PROSEDUR PEMBENTUKAN HIMAPRODI
1. Penyelenggara Pemilihan HIMAPRODI dilakukan oleh Panitia Pemilihan
HIMAPRODI
2. Panitia Pemilihan dibentuk oleh pengurus masa bakti sebelumya yang bersifat
independen, akuntabel, dan berkeadilan
3. Prosedur pembentukan Panitia Pemilihan HIMAPRODI ditentukan berdasarkan
a. Pemilihan langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil
b. Penetapan berdasarkan Surat Keputusan Kaprodi
c. Penetapan dan pengesahan
4. Pembentukan HIMAPRODI dilakukan melalui tahapan-tahapan:
a. Pencalonan ketua dan wakil ketua
b. Pemilihan langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil
c. Penetapan berdasarkan sistem demokrasi dan suara terbanyak mahasiswa
masing-masing program studi
d. Pengesahan oleh Dekan dengan Surat Keputusan

Pasal 39
PENGESAHAN HIMAPRODI
1. Ketua HIMAPRODI mengajukan susunan pengurus HIMAPRODI kepada Ketua
Program Studi untuk mendapatkan pengesahan dari dekan.
2. Dekan mengesahkan atau memberhentikan susunan pengurus HIMAPRODI dengan
Surat Keputusan
3. Dekan melantik pengurus HIMAPRODI

Pasal 40
MASA BAKTI, PEMBERHENTIAN DAN PERGANTIAN HIMAPRODI
1. Masa bakti Pengurus HIMAPRODI adalah satu tahun, khusus jabatan ketua tidak
dapat diperpanjang dan dipilih lagi untuk periode berikutnya.
2. Pengurus HIMAPRODI diberhentikan karena:
a. Berakhir Masa baktinya
b. Mengundurkan diri,
c. Berhalangan tetap,
d. Melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di tingkat Fakultas
IAINU Tuban.
e. Tidak melaksanakan tugas sebagai pengurus,
f. Tidak memenuhi persyaratan lagi sebagai pengurus
3. Dekan memberhentikan pengurus HIMAPRODI sesuai pasal 40 ayat 2
4. Dalam keadaan tertentu untuk kepentingan lembaga kemahasiswaan, Ketua
HIMAPRODI dapat melakukan penggantian pengurus antarwaktu
5. Dekan dapat menetapkan penggantian pengurus HIMAPRODI antarwaktu dengan
Surat Ketetapan.
Pasal 41
UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM)

1. UKM berkedudukan di tingkat Perguruan Tinggi.


2. UKM adalah unit kegiatan yang dikelola mahasiswa atas dasar bakat, minat dan
kegemaran khusus mahasiswa.
3. UKM menjadi wadah dalam mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam bidang
tertentu.
4. UKM bertanggung jawab kepada warek III.

Pasal 42
PEMBENTUKAN, PENGESAHAN DAN MASA BAKTI UKM
1. Usulan pembentukan UKM dilakukan oleh sekurang-kurangnya sudah ada 15
mahasiswa calon anggota di lingkungan IAINU Tuban.
2. Untuk disahkan menjadi UKM, sedikit-dikitnya harus menjalani masa uji coba selama
satu tahun dan telah dinyatakan berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh
Warek III.
3. Pembentukan UKM disahkan dengan Keputusan Rektor IAINU Tuban.
4. Pengurus UKM diangkat dan diberhentikan dengan Surat Keputusan Rektor IAINU
Tuban.
5. Penyelenggaraan UKM didasarkan pada AD/ART UKM yang bersangkutan.
6. AD/ ART sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 32 ayat (5) di atas, tidak
boleh bertentangan dengan peraturan yang berlaku di IAINU Tuban.
7. Masa bakti pengurus UKM adalah satu tahun dan untuk Ketua UKM tidak dapat
diperpanjang

Pasal 43
EVALUASI UKM
1. Setiap kegiatan UKM harus di bahas dengan Pembina satuan dan dilaporkan
(bentuk LPJ) kepada warek III selambat-lambatnya 7 X 24 jam.
2. Setiap UKM tidak diperkenankan mengadakan kegiatan baru sebelum melaporkan
kegiatan yang terdahulu.
3. Setiap UKM yang tidak melaporkan kegiatannya sebagaimana dalam ayat 1 dan 2 di
atas selambat-lambatnya 3 bulan sejak kegiatan tersebut selesai, UKM yang
bersangkutan dikenai sanksi.
4. UKM yang tidak melakukan kegiatan sekurang-kurangnya 6 bulan berturut turut
selama masa kepengurusannya dapat dibekukan oleh Rektor melalui Warek III.
5. Jika ketentuan dalam ayat 3 dan 4 di atas tidak dipenuhi dalam waktu selambat-
lambatnya 2 bulan sejak dinyatakan dibekukan, UKM yang bersangkutan dinyatakan
bubar dengan Surat Keputusan Rektor.
BAB IV
KODE ETIK MAHASISWA IANU TUBAN
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 1
1. Mahasiswa Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama mempunyai hak antara lain:
a. mendapatkan pelayanan akademik yang memadai;
b. menggunakan fasilitas yang tersedia secara bertanggung jawab;
c. mengajukan penambahan fasilitas sesuai kemampuan Lembaga;
d. aktif dalam kegiatan kemahasiswaan;
e. menyampaikan pendapat secara santun dan bertanggungjawab;
2. Mahasiswa Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban mempunyai kewajiban
antara lain:
a. beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, menjunjung tinggi hukum berdasarkan
Pancasila, dan Undang-Undang Dasar 1945;
b. menjunjung tinggi tata susila dengan penuh tanggung jawab;
c. menjunjung tinggi ilmu agama, pendidikan, pengetahuan dan teknologi, yang
bersifat universal, objektif, kritis, bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.
d. mentaati peraturan yang berlaku di Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban.
Pasal 2
Setiap mahasiswa wajib menjunjung tinggi kebebasan akademik, yaitu memelihara
dan memajukan ilmu agama, pendidikan, pengetahuan, teknologi dan seni melalui kajian,
penelitian, serta pembahasan atau penyebarluasan secara bertanggung jawab sesuai
aspirasi keilmuannya yang dilandasi kaidah agama dan keilmuan, yaitu:
1. kejujuran, berwawasan luas, kebersamaan, dan cara berpikir yang agamis dan
ilmiah;
2. menghargai penemuan dan pendapat orang lain;
3. tidak semata-mata untuk kepentingan pribadi atau golongan.
Pasal 3
Setiap mahasiswa dalam menyampaikan pendapat harus menghormati hak-hak
orang lain secara santun, sesuai norma agama, menaati hukum, serta memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa.
Pasal 4
ETIKA BERBUSANA
Setiap mahasiswa IAINU yang berada di lingkungan Kampus Institut Agama Islam
Nahdlatul Ulama Tuban pada saat mendapat layanan akademik wajib mematuhi etika
berbusana sebagai berikut:
1. Sopan dan rapi (menutup aurat);
2. Atasan berkerah;
3. Bawahan berbahan kain (bukan sarung/gamis, bukan celana ketat);
4. Bersepatu;
5. Tidak menggunakan atribut kampus lain;
6. Tidak menggunakan atribut organisasi terlarang;
7. Tidak menggunakan penutup wajah yang menyebabkan identitas tidak dikenali;
8. Tidak menggunakan riasan berlebihan;
9. Tidak menggunakan perhiasan berlebihan.
Pasal 5
HUBUNGAN MAHASISWA DENGAN PERGURUAN TINGGI
Setiap Mahasiswa wajib:
1. menjunjung tinggi nama baik dan martabat Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama
Tuban;
2. mematuhi segala peraturan yang ditetapkan Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama
Tuban baik yang berkaitan bidang akademik maupun nonakademik, termasuk di
dalamnya kegiatan berorganisasi;
3. memelihara fasilitas kampus, menjaga kebersihan, keamanan dan kerukunan antar
civitas akademika;
4. apabila melakukan atau melibatkan diri dalam suatu kegiatan yang
mengatasnamakan Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban atau Prodi harus
dengan persetujuan tertulis oleh Warek III, dekan dan Prodi.
Pasal 6
HUBUNGAN MAHASISWA DENGAN DOSEN
Setiap mahasiswa wajib menghormati dosen baik di dalam maupun di luar
perkuliahan yang diwujudkan dalam bentuk antara lain:
1. datang tepat waktu pada saat kuliah dan kegiatan akademik lainnya;
2. menghindarkan diri dari hal-hal dan perbuatan yang dapat merugikan nama baik
dosen;
3. menyampaikan pendapat kepada dosen dalam kegiatan perkuliahan secara santun.
Pasal 7
Setiap mahasiswa wajib melaksanakan tugas yang diberikan dosen dalam rangka
memperlancar penyelesaian studinya secara arif, jujur, dan bertanggung jawab.
Pasal 8
HUBUNGAN MAHASISWA DENGAN KARYAWAN
Setiap mahasiswa wajib menghormati karyawan yang diwujudkan dalam bentuk
antara lain:
1. meminta pelayanan dengan sopan dan santun;
2. berpakaian sesuai pasal 4 etika berbusana;
3. bersikap sabar saat menunggu layanan.
Pasal 9
HUBUNGAN ANTAR MAHASISWA
Setiap mahasiswa wajib menumbuhkembangkan suasana akademik di kalangan
mahasiswa dengan cara:
1. memegang teguh dan saling menghormati hak kebebasan akademik;
2. menjaga persaudaraan, persatuan dan kesatuan;
3. menjaga asas kekeluargaan dalam berkegiatan antar Organisasi Mahasiswa
(Ormawa) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) berdasarkan Anggaran Rumah
Tangga masing-masing.
Pasal 10
KEWAJIBAN MAHASISWA TERHADAP PELAKSANAAN KODE ETIK
1. Setiap mahasiswa wajib mematuhi Kode Etik Mahasiswa di Institut Agama Islam
Nahdlatul Ulama Tuban.
2. Pelanggaran terhadap Kode Etik Mahasiswa ini dikenakan sanksi akademik.
Pasal 11
PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN KODE ETIK MAHASISWA
1. Penilaian terhadap ketaatan pada Kode Etik Mahasiswa di Institut Agama Islam
Nahdlatul Ulama Tuban dilakukan oleh Kaprodi, dekan dan warek III.
2. Kaprodi, dekan dan warek III berwenang untuk menerima, memproses, dan
memutuskan pengaduan pelanggaran Kode Etik Mahasiswa.
Pasal 12
TAMBAHAN
Hal-hal yang belum diatur dalam Kode Etik Mahasiswa Institut Agama Islam
Nahdlatul Ulama secara kondisional akan dibahas dan dirumuskan oleh Kaprodi, dekan
dan warek III.

BAB V
PENUTUP

Tujuan utama layanan bidang kemahasiswaan dalam bentuk kurikuler maupun ko-
kurikuler adalah mengantarkan mahasiswa mencapai kompetensi dan harapan
perguruan tinggi. Selanjutnya pembinaan dan pengembangan mahasiswa dalam bentuk
intrakurikuler ditujukan untuk mematangkan kepribadian mahasiswa sesuai dengan
potensi yang dimiliki.
Agar pembinaan mahasiswa dapat berjalan secara baik, maka disusun buku
pedoman kemahasiswaan yang dijadikan acuan bagi penentuan kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan.
Demikian penyusunan buku pedoman kemahasiswaan di Institut Agama Islam
Nahdlatul Ulama Tuban ini dibuat, dengan segala keterbatasan. Selanjutnya hanya
dengan kesungguhan, komitmen dan koordinasi yang harmonis merupakan modal besar
bagi terwujudnya suatu pembinaan mahasiswa yang baik dan maksimal.

Anda mungkin juga menyukai