Anda di halaman 1dari 27

PERMA SM FEB UNDIP NO.

1 TAHUN 2021

TATA TERTI B SENAT MAHASISWA FEB UNDIP


PERATURAN SENAT MAHASISWA
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO
NOMOR 1 TAHUN 2021

TENTANG
TATA TERTIB SENAT MAHASISWA
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


SENAT MAHASISWA FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO,

Menimbang : a. Bahwa untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa, melakukan


pengawasan terhadap lembaga eksekutif, membuat
peraturan dalam kerangka kegiatan kemahasiswaan dan
melakukan advokasi maka diperlukan sebuah Senat
Mahasiswa;
b. Bahwa diperlukan pengaturan teknis bagi Senat
Mahasiswa untuk melakukan tugas dan fungsinya demi
tercapainya tujuan organisasi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b maka perlu
dibentuk peraturan mahasiswa tentang tata tertib senat
mahasiswa Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Mengingat : 1. Undang-Undang Nonor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi;
3. Surat Keputusan Rektor Universitas Diponegoro Nomor
04 Tahun 2014 tentang Organisasi Kemahasiswaan
Universitas Diponegoro;
4. Pedoman Pokok Organisasi Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro Tahun 2019

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN SENAT MAHASISWA


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS
DIPONEGORO TENTANG TATA TERTIB SENAT
MAHASISWA FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam produk hukum ini yang dimaksud dengan:
1. SENAT MAHASISWA FEB UNDIP yang selanjutnya disingkat SM FEB
Undip adalah lembaga tinggi pemegang kekuasaan legislatif yang merupakan
perwakilan dari seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
2. Senator SM FEB Undip adalah wakil mahasiswa yang terdiri atas perwakilan
UKM-F, HMD/PS, dan LPM.
3. Anggota SM FEB Undip terdiri dari Senator dan Staf Ahli SM FEB Undip.
4. Pergantian Antar Waktu yang selanjutnya disebut PAW adalah mekanisme
penggantian senator yang dilakukan oleh ormawa asal anggota yang
bersangkutan dan disetujui oleh Ketua dan Wakil Ketua SM FEB Undip.
5. Alat kelengkapan SM FEB Undip adalah satuan fungsi yang disusun menurut
pengelompokan kerja dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi SM FEB
Undip.
6. Pimpinan SM FEB Undip adalah komponen struktural tertinggi yang terdiri
dari Ketua, Wakil Ketua 1, dan Wakil Ketua 2
7. Komisi adalah satuan kerja yang menangani urusan tertentu.
8. Kepanitiaan khusus yang selanjutnya disebut Pansus adalah kepanitiaan yang
bersifat sementara untuk menangani permasalahan tertentu.
9. Sidang umum adalah forum pengambilan keputusan tertinggi dalam lingkup
Fakultas.
10. Sidang paripurna adalah forum pengambilan keputusan tertinggi dalam SM
FEB Undip.
11. Sidang pleno adalah forum pengambilan keputusan dalam SM FEB Undip.
12. Sidang istimewa adalah forum untuk membahas permasalahan yang bersifat
darurat dan insidental yang tidak dapat diselesaikan melalui sidang pleno.
13. Peserta sidang adalah anggota SM FEB Undip dan/atau peserta tambahan yang
diundang oleh SM FEB Undip.
14. Rapat koordinasi adalah forum pengambilan keputusan untuk menunjang
kinerja operasional SM FEB Undip.
15. Rapat komisi adalah forum evaluasi dan pengambilan keputusan terkait
program kerja komisi.
16. Produk hukum adalah produk pengaturan atau penetapan yang dikeluarkan
oleh SM FEB Undip yang berupa Ketetapan, Peraturan Mahasiswa, Surat
Keputusan, dan SOP.
17. Ketetapan yang disingkat dengan Tap adalah produk hukum yang dikeluarkan
oleh SM FEB Undip dengan keterlibatan SM FEB Undip dan organisasi
mahasiswa FEB Undip melalui mekanisme sidang umum.
18. Peraturan Mahasiswa yang disingkat dengan Perma adalah produk hukum
yang dikeluarkan oleh SM FEB Undip.
19. Surat Keputusan yang disingkat dengan SK adalah produk hukum yang
dikeluarkan oleh Pimpinan SM FEB Undip.
20. Standar Operasional Prosedur atau yang disingkat dengan SOP adalah
pedoman baku yang menjadi turunan dari peraturan mahasiswa dan memuat
hal-hal yang belum diatur dalam peraturan mahasiswa.

BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN WEWENANG
Pasal 2
SM FEB Undip adalah kelengkapan organisasi FEB Undip yang berkedudukan di
tingkat fakultas.

Pasal 3
SM FEB Undip bertugas:
a. Menyerap seluruh aspirasi mahasiswa FEB Undip yang berkaitan dengan
Pengembangan Kemahasiswaan di Fakultas sebagai bahan dalam
penyusunan Renstra, PPO, dan GBHK.
b. Memberikan masukan dalam penyusunan Rencana Strategi (Renstra)
Pengembangan Kemahasiswaan Fakultas kepada Dekan.
c. Menetapkan Pedoman Pokok Organisasi Kemahasiswaan Fakultas.
d. Menetapkan Garis Besar Haluan Kegiatan Kemahasiswaan Fakultas.
e. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan PPO.
f. Monitoring dan Evaluasi kesesuaian program kerja BEM - F, BAK,
HMD/PS, UKM – F dan LPM dengan acuan GBHK.
g. Mengelola dan mengalokasikan dana kemahasiswaan yang diberikan oleh
universitas dan fakultas untuk organisasi kemawahasiswaan FEB Undip
h. Memperjuangkan aspirasi mahasiswa di tingkat Fakultas.
i. Memberikan usulan, pendapat dan saran kepada Pimpinan Fakultas
terutama berkaitan dengan fungsi pencapaian tujuan pendidikan nasional.
j. Melakukan koordinasi dengan Pimpinan Fakultas, BEM - F, BAK,
HMD/PS, UKM – F dan LPM serta SM Universitas.
k. Membentuk Panitia Pemilihan (Panlih) Tingkat Fakultas dalam rangka
Pemilihan Umum Raya Ketua dan Wakil Ketua BEM – F.
l. Melakukan pertanggungjawaban kepada mahasiswa FEB Undip.
m. Memberikan laporan perkembangan dan pelaksanaan program kerja ke
Pimpinan Fakultas pada awal dan akhir periode kepengurusan.
n. Membuat Laporan Akhir Masa Jabatan Periode Kepengurusan SM FEB
Undip ke Pimpinan Fakultas.

Pasal 4
SM FEB Undip mempunyai kewajiban untuk:
a. Membuat dan menetapkan produk hukum perundangan di bawah Pedoman
Pokok Organisasi (PPO) dan Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) FEB Undip.
b. Memperjuangkan aspirasi mahasiswa di tingkat fakultas.
c. Mengatur sistem kelembagaan di FEB Undip dengan melibatkan komponen
lembaga kemahasiswaan yang ada.

Pasal 5
SM FEB Undip berhak dan berwenang untuk:
a. Ikut serta dalam pengambilan keputusan dalam penyusunan Renstra, PPO dan
GBHK Kemahasiswaan dalam Musyawarah Mahasiswa Fakultas.
b. Mengajukan dan berhak mendapatkan tanggapan, jawaban serta tindak lanjut
atas usul, saran dan rancangan kebijakan kepada Pimpinan Fakultas yang
berkaitan dengan kepentingan mahasiswa.
c. Memberikan teguran kepada BEM - F, BAK, HMD/PS, UKM - F yang tidak
melaksanakan PPO dan program kerja sesuai GBHK.
d. Membekukan kepengurusan BEM - F, BAK, HMD/PS, UKM - F dengan
persetujuan Pimpinan Fakultas apabila setelah menerima teguran sebanyak
tiga kali, tetap melakukan pelanggaran terhadap PPO.
e. SM FEB Undip mempunyai hak anggaran yang berkaitan dengan mengetahui
dan menetapkan alokasi pendanaan serta memonitoring kesesuaian dan
kelayakan program kerja BEM - F, BAK, HMD/PS, UKM – F, dan LPM
dengan anggaran yang diusulkan.
f. Mempunyai hak inisiatif, hak angket, hak interplasi dan hak mosi tidak
percaya terhadap kepengurusan BEM - F, BSO dan UKM - F apabila terjadi
ketidaksesuaian program kerja dengan GBHK.
g. SM FEB Undip berwenang untuk mengangkat dan menurunkan BSO menjadi
UKM-F dan UKM-F menjadi BSO berdasarkan peraturan yang berlaku.

BAB III
KEANGGOTAAN SM FEB UNDIP
Pasal 6
(1) Masa jabatan anggota SM FEB Undip adalah 1 (satu) tahun periode
kepengurusan dan setelahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) tahun
periode kepengurusan selanjutnya.
(2) Senator SM FEB Undip tidak diperkenankan untuk merangkap jabatan
kepengurusan di:
a. BEM Universitas
b. SM Universitas
c. BEM FEB
d. HMD/PS
e. UKM – F
f. Pengurus Inti UKM - U
(3) Senator SM FEB Undip diperkenankan merangkap sebagai staf atau anggota
dalam UKM Universitas apabila :
a. Senator SM FEB Undip tersebut dapat mempertanggungjawabkan
kinerjanya dalam SM FEB Undip.
b. Membuat surat pernyataan bahwa Senator SM FEB Undip tersebut siap
untuk menerima konsekuensi yang diberikan oleh pimpinan SM FEB
Undip.
(4) Keanggotaan SM FEB Undip akan hilang apabila:
a. Hilang status kemahasiswaannya.
b. Mengajukan surat pengunduran diri dan disetujui oleh Ketua SM FEB
Undip.
c. Dicabut status keanggotaannya sebagai anggota SM FEB Undip.
d. Meninggal dunia.

Pasal 7
(1) PAW dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal dalam pasal 6 ayat (4).
(2) Mekanisme PAW diserahkan sepenuhnya kepada ormawa yang
mendelegasikan asal anggota yang bersangkutan dan keputusannya disahkan
oleh Ketua SM FEB Undip.
Pasal 8
Anggota SM FEB Undip berkewajiban:
a. Mematuhi seluruh produk hukum SM FEB Undip dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Mengikuti seluruh sidang kecuali telah terlebih dahulu mendapat izin dari
Ketua Komisi dan diketahui oleh pimpinan SM FEB Undip
c. Menyelenggarakan dan melaksanakan segala keputusan yang dihasilkan SM
FEB Undip.
d. Menampung dan menindaklanjuti segala aspirasi mahasiswa FEB Undip.

Pasal 9
Senator SM FEB Undip berhak untuk:
a. Mewakili SM FEB Undip dalam kegiatan yang mengatasnamakan SM FEB
Undip dengan terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari Ketua SM FEB
Undip sesuai mekanisme yang berlaku.
b. Mengajukan usulan kepada Ketua SM FEB Undip untuk menyelenggarakan
rapat khusus mengenai hal yang istimewa sesuai mekanisme yang berlaku.
c. Menghadiri, menilai, mengawasi, mengontrol, dan mengevaluasi kegiatan
BEM - F, UKM - F dan HMD/PS FEB Undip.
d. Senator SM FEB Undip berhak mengajukan program-program yang sesuai
dengan fungsi dan tugas SM FEB Undip.

BAB IV
ALAT KELENGKAPAN SM FEB UNDIP

Pasal 10 SM
FEB Undip memiliki alat kelengkapan yaitu:
a. Pimpinan.
b. Sekretariat Jendral
c. Badan kehormatan
d. Badan legislasi
e. Badan Anggaran
f. Komisi
g. Pansus

Bagian Pertama Pimpinan

Pasal 11
Pimpinan SM FEB Undip terdiri atas 1 (satu) orang Ketua, 2 (dua) orang Wakil
Ketua, dan 1 (satu) orang Sekretariat Jendral.(dihapus)

Pasal 12
(1) Pimpinan SM FEB Undip bertugas:
a. Memimpin rapat koordinasi dalam SM FEB Undip.
b. Menyatakan putusan sidang pada pihak yang berkepentingan.
c. Mengoordinasikan kegiatan komisi.
d. Mengawasi jalannya organisasi.
(2) Pimpinan SM FEB Undip berwenang untuk:
a. Mengetahui dan menerima laporan pansus.
b. Mengambil keputusan dalam hal darurat, mendesak, dan penting dengan
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan anggota SM FEB Undip dan
wajib menyampaikan hasilnya melalui sidang pleno.

Pasal 13
Mekanisme kontrol pimpinan SM FEB Undip melalui tahapan sebagai berikut:
a. Pimpinan SM FEB Undip dalam menjalankan fungsinya harus sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
b. Dalam mengambil keputusan harus melalui mekanisme pengambilan
keputusan SM FEB Undip kecuali untuk hal-hal darurat, mendesak, dan
penting.
c. Apabila Ketua SM FEB Undip berhalangan hadir maka tugas dialihkan kepada
Wakil Ketua SM FEB Undip.
d. Apabila Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretariat Jendral SM FEB Undip
berhalangan hadir maka pelimpahan wewenang pimpinan diserahkan kepada
Ketua Komisi SM FEB Undip yang disepakati forum.
e. Apabila Ketua SM FEB Undip berhalangan tetap maka diadakan sidang
istimewa untuk memilih Ketua SM FEB Undip yang baru.
f. Pengontrolan Ketua SM FEB Undip dilakukan oleh semua anggota SM FEB
Undip melalui mekanisme yang berlaku.
g. Apabila salah satu Pimpinan SM FEB Undip melakukan pelanggaran
Pedoman Pokok Organisasi, Garis Besar Haluan Kerja Ormawa FEB Undip,
dan/atau Tata Tertib SM FEB Undip maka anggota SM FEB Undip berhak

1
mengajukan sidang istimewa dan disetujui oleh n+1 anggota di dalam SM
2
FEB Undip.
h. Jika ayat 7 tidak terbukti maka anggota SM FEB Undip yang bersangkutan
wajib melakukan rehabilitasi nama Pimpinan SM FEB Undip yang
bersangkutan.
i. Jika ayat 7 terbukti maka Pimpinan SM FEB Undip yang bersangkutan
diberhentikan dari jabatannya.

Pasal 14
Pimpinan SM FEB Undip diberhentikan dari jabatannya karena:
a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri atas kemauan sendiri secara tertulis.
c. Dinyatakan bersalah dalam sidang istimewa.
d. Hilang status kemahasiswaannya.

Bagian Kedua Badan


Pasal 15
Jenis-jenis meliputi:
a. Badan Kehormatan
b. Badan Anggaran
c. Badan Legislatif
(1) Wewenang komisi meliputi:
a. Badan Kehormatan
(1) BK bertugas melakukan penyelidikan dan verifikasi atas pengaduan terhadap
anggota SM FEB karena:
a. Tidak melaksanakan kewajiban.
b. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan
tetap sebagai anggota SM FEB selama 1 (satu) bulan berturut-turut tanpa
keterangan apapun.
c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggota senat FEB sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) BK berhak untuk memberikan Surat Peringatan (SP) terhadap anggota SM
FEB yang dianggap tidak aktif sesuai standar operasional yang berlaku dan
diketahui oleh ketua SM FEB Universitas Diponegoro.
(3) BK berhak mengaakan sidang istimewa untuk pemberhentian anggota SM
FEB Undip.
(4) BK berwenang memanggil pihak terkait dan melakukan kerjasama dengan alat
kelengkapan SM FEB.
(5) BK membuat laporan kinerja pada akhir masa keanggotaan.
(6) Anggota BK adalah terdiri dari perwakilan dari tiap komisi SM FEB
Universitas Diponegoro masing-masing 1(satu) orang. Dan diketuai oleh 1
orang dari anggota tersebut yang dipilih secara musyawarah.

b. Badan Anggaran
1) Memfasilitasi pengalokasian dana kemahasiswaan organisasi mahasiswa
FEB Undip.
2) Menginformasikan akun dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi
setiap ormawa dalam menyusun usulan anggaran yang meliputi fungsi,
program, dan kegiatan ormawa.
3) Melakukan monitoring dan evaluasi penyerapan dana anggaran ormawa.
4) Menetapkan anggaran ormawa melalui Sidang Umum Pembagian Dana
dengan mengacu pada pedoman pembagian anggaran.
5) Membuat laporan analisis keuangan sebagai evaluasi dan rekomendasi
penganggaran di periode berikutnya.

c. Badan Legislasi
1) Melakukan penyusunan, evaluasi, dan penyempurnaan produk legislasi SM
FEB Undip
2) Menentukan timeline pelaksanaan sidang
3) Menyusun rancangan program legislasi dan prioritas tahunan di lingkungan
SM FEB Undip
4) Mengoordinasikan penyusunan daftar inventarisasi masalah dan rancangan
peraturan yang diajukan oleh anggota SM FEB Undip, komisi, dan
gabungan komisi
5) Mengoordinasikan penyusunan proleg antara SM FEB Undip dan Ormawa
FEB Undip
6) Memberikan pertimbangan terhadap rancangan peraturan yang diajukan
oleh anggota SM FEB Undip, komisi, atau gabungan komisi
7) Membuat laporan kinerja dan inventarisasi masalah di bidang perundang-
undangan pada akhir masa keanggotaan SM FEB Undip untuk dapat
digunakan oleh Badan Legislasi pada masa keanggotaan berikutnya.
8) Melakukan Rapat Dengar Pendapat dan Uji Publik

Bagian Ketiga
Sekretariat Jendral

Pasal 16
(1) Sekretariat Jendral SM FEB Undip terdiri atas 1 (satu) orang Sekretariat
Jendral yang merupakan senator SM FEB Undip dan dibantu oleh staf ahli SM
FEB Undip yang masuk dalam dua badan kerja yaitu:
(2) a. Biro Urusan Rumah Tangga (BURT).
b. Biro Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP).
(3) Sekretariat Jendral SM FEB Undip bertanggungjawab kepada Ketua SM FEB
Undip.
(4) Staf ahli SM FEB Undip memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak suara.

Pasal 17
(1) Biro Urusan Rumah Tangga, yang selanjutnya disingkat BURT merupakan
badan kerja Sekretariat Jendral SM FEB Undip yang bersifat tetap.
(2) Ketua BURT merupakan staf ahli yang dipilih langsung oleh sekjen SM FEB
Undip dan diketahui oleh ketua SM FEB Undip.
(3) Staf ahli BURT membantu Sekretariat Jendral dalam melaksanakan tugas:
a. menetapkan kebijakan kerumahtanggaan SM FEB Undip;
b. melakukan koordinasi dengan komisi dan badan lain yang berhubungan
dengan masalah kerumahtanggaan SM FEB Undip yang ditugaskan oleh
pimpinan SM FEB Undip berdasarkan sidang pleno;
c. menyampaikan hasil keputusan dan kebijakan badan Urusan Rumah
Tangga kepada setiap anggota;
d. menyampaikan laporan kinerja dalam sidang paripurna senat yang khusus.
(4) Staf ahli BURT bertanggungjawab kepada Sekretariat Jendral.

Pasal 18
(1) Biro Kerjasama Antar Parlemen yang selanjutnya disingkat BKSAP
merupakan biro kerja Sekretariat Jendral SM FEB Undip yang bersifat tetap.
(2) Ketua BKSAP merupakan staf ahli yang dipilih langsung oleh sekjen SM FEB
Undip dan diketahui oleh Ketua SM FEB Undip
(3) Staf ahli BKSAP membantu Sekretariat Jendral dalam melaksanakan tugas:
a. membina, mengembangkan, dan meningkatkan hubungan harmonis dan
kerja sama antara SM FEB Undip dan pihak lain, baik secara bilateral
maupun multilateral
b. menerima kunjungan delegasi yang menjadi tamu SM FEB Undip;
c. mengkoordianasikan studi banding SM FEB Undip;
d. memberikan saran atau usul kepada pimpinan SM FEB Undip tentang
masalah kerja sama antar parlemen;
e. mengelola media SM FEB Undip sebagai sarana informasi segala macam
kegiatan SM FEB Undip;
f. menyampaikan laporan kinerja dalam sidang paripurna senat yang khusus.
(4) Staf ahli BKSAP bertanggungjawab kepada Sekretariat Jendral.

Bagian Keempat
Komisi
Pasal 19
Jenis-jenis komisi meliputi:
d. Hubungan Publik
e. Pengambangan Mahasiswa
f. Ekonomi Sosial Politik
g. Kaderisasi dan Rohani

Pasal 20
(2) Tugas komisi meliputi:
a. Menyusun program kerja sesuai dengan masa kerjanya.
b. Melaksanakan program dengan public hearing.
c. Melakukan koordinasi ke BEM, UKM - F, HMD/PS terkait mitra kerja
masing- masing komisi.
d. Menyampaikan hasil kerja komisi melalui sidang pleno.
e. Membuat dokumentasi permasalahan yang sudah dan yang belum
terselesaikan untuk dijadikan bahan masukan SM FEB Undip periode
mendatang.
(3) Wewenang komisi meliputi:
a. Komisi 1 Hubungan Publik.
1) Menaungi bidang Humas, Sosmas dan Kesma.
2) Menyerap, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa sebagai
masukan mengenai kebijakan dekanat yang berhubunga dengan bidang
Humas, Sosmas, dan Kesma
3) Membentukan produk legislasi dengan mengadakan persiapan,
penyusunan, pembahasan, dan penyempurnaan rancangan peraturan bidang
terkait.
4) Membahas dan membantu penyerapan anggaran program kerja
bidang dan ormawa yang menjadi mitra kerja komisi
5) Memberi masukan mitra kerja dalam hal rencana kerja tahunan, hambatan,
serta penyajian dan kualitas laporan berkaitan dengan ruang lingkup
tugasnya
6) Melakukan pengawasan terhadap kelembagaan dan program kerja dari
mitra kerja komisi 1, yakni Himpunan, Bidang Humas, Sosmas, dan
Kesma.
7) Membuat laporan dan evaluasi kinerja pada tengah dan akhir masa
keanggotaan SM FEB Undip.

b. Komisi 2 Pengembangan Mahasiswa.


1) Menaungi bidang Mikat, Riskel dan Ekobis.
2) Menyerap, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa sebagai
masukan mengenai kebijakan dekanat yang berhubungan dengan bidang
Mikat, Riskel dan Ekobis
3) Membentukan produk legislasi dengan mengadakan persiapan,
penyusunan, pembahasan, dan penyempurnaan rancangan peraturan bidang
terkait.
4) Membahas dan membantu penyerapan anggaran program kerja
bidang dan ormawa yang menjadi mitra kerja komisi
5) Memberi masukan mitra kerja dalam hal rencana kerja tahunan, hambatan,
serta penyajian dan kualitas laporan berkaitan dengan ruang lingkup
tugasnya
6) Melakukan pengawasan terhadap kelembagaan dan program kerja dari
mitra kerja komisi 1, UKM Kluster Mikat, Bidang Mikat, Riskel dan
Ekobis
7) Membuat laporan dan evaluasi kinerja pada tengah dan akhir masa
keanggotaan SM FEB Undip.
c. Komisi 3 Ekonomi Sosial Politik
1) Menaungi bidang Ekonomi Sosial Politik.
2) Menyerap, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa sebagai
masukan mengenai kebijakan dekanat yang berhubungan dengan bidang
Ekonomi, Sosial dan Politik
3) Membentukan produk legislasi dengan mengadakan persiapan,
penyusunan, pembahasan, dan penyempurnaan rancangan peraturan bidang
terkait.
4) Membahas dan membantu penyerapan anggaran program kerja
bidang dan ormawa yang menjadi mitra kerja komisi
5) Memberi masukan mitra kerja dalam hal rencana kerja tahunan, hambatan,
serta penyajian dan kualitas laporan berkaitan dengan ruang lingkup
tugasnya
6) Menaungi perihal Musyawarah Mahasiswa dan Kepemiraan FEB Undip
7) Melakukan pengawasan terhadap kelembagaan dan program kerja dari
mitra kerja komisi 3, UKM kluster Kelompok Studi, BAK, Bidang
Kebijakan Publik dan Bidang Harkam
8) Membuat laporan dan evaluasi kinerja pada tengah dan akhir masa
keanggotaan SM FEB Undip.

d. Komisi 4 Kaderisasi dan Rohani


1) Menaungi bidang Kaderisasi.
2) Menyerap, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa sebagai
masukan mengenai kebijakan dekanat yang berhubungan dengan bidang
Kaderisasi.
3) Membentukan produk legislasi dengan mengadakan persiapan, penyusunan,
pembahasan, dan penyempurnaan rancangan peraturan bidang terkait.
4) Membahas dan membantu penyerapan anggaran program kerja bidang dan
ormawa yang menjadi mitra kerja komisi
5) Memberi masukan mitra kerja dalam hal rencana kerja tahunan, hambatan,
serta penyajian dan kualitas laporan berkaitan dengan ruang lingkup
tugasnya
6) Melakukan pengawasan terhadap kelembagaan dan program kerja dari mitra
kerja komisi 4. UKM Kerohanian, Bidang PSDM dan seluruh kaderisasi di
FEB
7) Membuat laporan dan evaluasi kinerja pada tengah dan akhir masa
keanggotaan SM FEB Undip.

Pasal 21 (1)
Komisi terdiri dari ketua dan anggota komisi.
(2) Kewajiban Ketua komisi:
a. Mengkoordinasi anggota komisi dan menyampaikan hasil kerja komisi
kepada senat.
b. Mengontrol kinerja anggota komisi.
(3) Kewajiban Anggota Komisi:
a. Membantu tugas yang diberikan ketua komisi sesuai yang diatur pasal 20
dan disesuaikan kembali dengan kebutuhan yang ada.
b. Mengikuti sidang komisi
(4) Wewenang Ketua Komisi:
a. Memimpin sidang komisi
b. Memberikan pendapat, usulan, dan kritik yang berkaitan dengan
perkembangan komisi.
c. Mengambil langkah kritis dan analitis terhadap segala permasalahan
komisi.
(5) Wewenang Anggota Komisi
a. Memberikan pendapat, usulan, dan kritik yang berkaitan dengan
perkembangan komisi.
b. Mengambil langkah kritis dan analitis terhadap segala permasalahan
komisi.

Bagian Kelima Pansus

Pasal 22
(1) Pansus bersifat sementara dan dibentuk melalui sidang pleno.
(2) Pimpinan pansus terdiri dari 1 (satu) orang ketua dan dibantu wakil ketua yang
bersifat kolektif.
(3) Pansus beranggotakan dari lintas komisi dan apabila dibutuhkan dapat di
ambil dari ormawa.

Pasal 23 Tugas
pansus meliputi:
1. Membahas dan menyelesaikan masalah yang bersifat sementara.
2. Melaporkan hasil kerja secara tertulis melalui sidang pleno.
3. Mekanisme kerja, pengisian anggota, masa kerja, laporan
pertanggungjawaban, dan pembubaran pansus ditetapkan melalui sidang
pleno.

Pasal 24
(1) Apabila pansus tidak dapat memenuhi tenggang waktu dalam melaksanakan
tugasnya, maka dapat meminta perpanjangan masa kerja melalui sidang pleno.
(2) Dalam hal pansus tidak dapat memenuhi ketentuan sebagaimana diatur pada
ayat (1), maka pansus dapat membawa permasalahan tersebut ke sidang pleno.

BAB V
SIDANG DAN RAPAT SM FEB UNDIP

Bagian Pertama
Sidang SM FEB Undip

Pasal 25 Jenis
sidang SM FEB Undip meliputi:
1. Sidang Umum.
2. Sidang Paripurna.
3. Sidang Pleno.
4. Sidang Komisi.
5. Sidang Istimewa.
Pasal 26
(1) Sidang umum diselenggarakan sedikitnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) periode
kepengurusan SM FEB Undip.
(2) Sidang umum dihadiri oleh anggota SM FEB Undip dan/atau undangan.
(3) Sidang umum adalah forum untuk:
a. Laporan pertanggungjawaban ormawa FEB Undip;
b. Melantik ketua ormawa FEB Undip terpilih;
c. Membahas rancangan ketetapan SM FEB Undip;
d. Membahas Rancangan Pedoman Pokok Organisasi (PPO) FEB Undip dan
Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) FEB Undip;
e. Membahas rancangan dan pembagian dana kemahasiswaan dari
universitas dan fakultas untuk organisasi mahasiswa FEB Undip;
f. Mengangkat BSO menjadi UKM-F; atau
g. Menurunkan UKM-F menjadi BSO

Pasal 27
(1) Sidang paripurna adalah sidang yang dihadiri oleh seluruh anggota SM FEB
Undip.
(2) Sidang paripurna adalah forum untuk:
a. Mengesahkan produk hukum SM FEB Undip yang telah dibuat oleh SM
FEB Undip dalam bentuk produk hukum.
b. Meminta laporan kinerja pimpinan SM FEB Undip.
c. Meminta laporan kinerja ketua komisi.
(3) Pengambilan keputusan sidang paripurna dikatakan sah apabila disetujui oleh
1/2 n+1 jumlah senator SM FEB Undip yang hadir di dalam sidang.

Pasal 28
(1) Sidang pleno diselenggarakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan.
(2) Sidang pleno dihadiri oleh anggota SM FEB Undip.
(3) Sidang pleno merupakan forum untuk:
a. Membahas hasil rapat komisi;
b. Membahas PAW;
c. Mengajukan usul untuk diadakan sidang istimewa;
d. Memutuskan permasalahan yang terkait dengan Pansus sebagaimana
diatur dalam pasal 22, 23 dan 24;
e. Memutuskan proses pendakwaan terhadap Ketua dan Wakil Ketua BEM,
UKM - F, LPM dan HMD/PS FEB Undip terpilih;
f. Membahas dan menetapkan struktur kepengurusan SM FEB Undip;
g. Memilih dan menetapkan pimpinan SM FEB Undip;
h. Membahas dan menetapkan tata tertib SM FEB Undip; atau
i. Memilih dan menetapkan alat kelembagaan SM FEB Undip.

Pasal 29
(1) Sidang komisi dihadiri oleh ketua komisi, anggota komisi, perwakilan
pimpinan SM FEB Undip, dan tamu undangan apabila dibutuhkan.
(2) Sidang komisi membahas dan membuat produk hukum segala yang menjadi
tugas dan wewenang komisi.

Pasal 30
(1) Sidang istimewa diajukan oleh senator SM FEB Undip yang membahas hal-
hal yang bersifat krusial atau mendesak dalam organisasi.
(2) Sidang istimewa diajukan oleh senator SM FEB Undip dalam sidang pleno
sesuai dengan mekanisme sidang pleno.
(3) Pengambilan keputusan sidang istimewa dikatakan sah apabila disetujui oleh
1/2 n+1 jumlah senator SM FEB Undip.

Pasal 31
(1) Kewajiban peserta sidang adalah:
a. Peserta sidang wajib berpakaian rapi dan sopan.
b. Peserta sidang wajib mengikuti jalannya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
c. Peserta sidang hanya boleh masuk apabila dizinkan oleh pimpinan sidang.
d. Peserta sidang wajib menjaga ketertiban saat sidang berlangsung.
e. Peserta sidang wajib meminta izin kepada pimpinan sidang jika akan
meninggalkan sidang.
(2) Hak peserta sidang adalah:
a. Peserta sidang tetap, yaitu senator SM FEB Undip, mempunyai hak yang
sama dalam hak bicara dan hak suara.
b. Peserta sidang tidak tetap hanya memiliki hak bicara jika diminta oleh
forum dan disetujui oleh pimpinan sidang.

Pasal 32
(1) Sidang dipimpin oleh senator yang dipilih menjadi pimpinan sidang sesuai
dengan kesepakatan forum.
(2) Hasil dari sidang akan disahkan oleh pimpinan SM FEB Undip.

Pasal 33
(1) Kewajiban pimpinan sidang adalah:
a. Pimpinan sidang wajib memimpin jalannya sidang dari awal hingga akhir
kecuali mendapat persetujuan dari forum.
b. Pimpinan sidang wajib menggunakan mekanisme kuorum sidang.
c. Dalam mengambil keputusan pimpinan sidang harus melalui persetujuan
peserta sidang.
(2) Hak pimpinan sidang adalah:
a. berhak mengingatkan dan memberi sanksi bagi peserta sidang yang
melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat (1).
b. berhak mengambil kesimpulan atas pertanyaan dan pendapat peserta
sidang.
c. berhak mengeluarkan peserta sidang setelah peringatan sebanyak 2 (dua)
kali dan ketiga disertai dengan peringatan.

Pasal 34
(1) Sidang dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ n + 1 dari peserta
sidang yang kemudian disebut kuorum.
(2) Apabila kuorum tidak terpenuhi maka sidang ditunda selama 2 x 10 (sepuluh)
menit. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan peserta siding masih tidak
kuorum, maka akan ditambahkan waktu selama 1 x 15 (lima belas) menit.
(3) Apabila ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (2) tidak terpenuhi maka
sidang dianggap sah dan dapat dilanjutkan dengan persetujuan peserta sidang
yang hadir.

Pasal 35
(1) Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah mufakat.
(2) Apabila ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (1) tidak tercapai maka
dilakukan lobi selama 2 x 15 menit.
(3) Apabila ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (2) tidak tercapai maka
keputusan diambil dengan mekanisme suara terbanyak (voting) terbuka.
(4) Apabila terjadi jumlah yang sama, maka dilakukan lobbying selama 1x10
menit lalu dilakukan pengambilan suara (voting terbuka) kembali sampai
dengan didapatkan suara terbanyak.

Bagian Kedua
Rapat SM FEB Undip

Pasal 36 Jenis
rapat SM FEB Undip meliputi:
1. Rapat koordinasi.
2. Rapat komisi.
3. Rapat pimpinan
4. Rapat badan
5. Rapat sekretariat jendral

Pasal 37
(1) Rapat koordinasi merupakan forum untuk melakukan evaluasi bulanan
terhadap kinerja SM FEB Undip.
(2) Rapat koordinasi dihadiri oleh anggota SM FEB Undip dan/atau undangan
dipimpin oleh ketua SM FEB Undip atau wakil ketua SM FEB Undip atau
yang ditunjuk oleh ketua SM FEB Undip.
(3) Rapat koordinasi antara SM FEB Undip dengan BEM, HMD/PS, dan UKM -
F FEB Undip dilaksanakan minimal 2 (dua) bulan sekali.

Pasal 38
(1) Rapat komisi dihadiri oleh struktur komisi yang bersangkutan dan/atau
undangan.
(2) Rapat komisi diselenggarakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam sebulan.
(3) Rapat komisi dapat dijadikan sebagai forum untuk merancang produk hukum
terkait dengan tugas dan wewenang komisi.

Pasal 39
(1) Rapat pimpinan dihadiri oleh pimpinan Ormawa FEB Undip dan komisi yang
bersangkutan.
(2) Rapat pimpinan diselenggarakan sesuai kebutuhan.
(3) Rapat pimpinan dapat dijadikan sebagai forum untuk membahas koordinasi
kebutuhan tertentu.

Pasal 40
(1) Rapat badan dihadiri oleh struktur badan yang bersangkutan dan/atau
undangan.
(2) Rapat badan diselenggarakan sesuai kebutuhan.
(3) Rapat badan dapat dijadikan sebagai forum untuk merancang terkait dengan
tugas badan.

Pasal 41
(1) Rapat biro dihadiri oleh BURT, BKSAP, dan perwakilan pimpinan SM FEB
Undip
(2) Rapat biro diselenggarakan sesuai kebutuhan.
(3) Rapat biro dapat dijadikan sebagai forum untuk merancang tugas-tugas yang
terkait biro.

BAB VI
PELANGGARAN DAN SANKSI
PELANGGARAN

Pasal 42
Pengenaan sanksi kepada anggota SM FEB Undip didasarkan pada pelanggaran
terhadap salah satu atau sebagian atau seluruhnya, dari:
a. Melanggar Tata Tertib SM FEB Undip.
b. Melanggar peraturan fakultas dan/atau universitas.
c. Melakukan tindak kekerasan baik fisik maupun non fisik yang berakibat pada
kerugian fisik dan mental.
d. Tidak melaksanakan kewajiban sebagai anggota SM FEB Undip.
e. Tidak melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap sebagai
anggota SM FEB Undip selama 1 (satu) bulan berturut-turut tanpa keterangan
apapun.

Pasal 43
Sanksi dijatuhkan oleh Badan Kehormatan SM FEB Undip Atas persetujuan
Pimpinan SM FEB Undip.

Pasal 44
Jenis sanksi untuk senator meliputi:
a. Sanksi ringan, yakni sanksi yang bersifat non administratif dengan pengenaan
sanksi lisan.
b. Sanksi sedang, yakni sanksi yang bersifat administratif dengan pengenaan
sanksi berupa surat peringatan dan pemberitahuan kepada ormawa asal
senator yang bersangkutan.
c. Sanksi berat, yakni sanksi berupa pengajuan PAW ke ormawa asal senator
yang bersangkutan yang disosialisasikan di dalam lingkungan FEB Undip.

Pasal 45
Jenis sanksi untuk staf ahli meliputi:
a. Sanksi ringan, yakni sanksi yang bersifat non administratif dengan pengenaan
sanksi lisan.
b. Sanksi sedang, yakni sanksi yang bersifat administratif dengan pengenaan
sanksi berupa surat peringatan.
c. Sanksi berat, yakni sanksi berupa pemberhentian staf ahli dari tugasnya serta
dipublikasikan melalui media SM FEB UNDIP

BAB VII

STRUKTUR SM FEB UNDIP

Pasal 46
BAB VIII

PENUTUP

Pasal 47
(1) Tata Tertib SM FEB Undip merupakan acuan bagi seluruh anggota SM FEB
Undip dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya selama menjabat sebagai
senator dan staf ahli SM FEB Undip.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib SM FEB Undip akan diatur
dalam produk hukum SM FEB Undip selanjutnya.

Pasal 48
Dengan berlakunya produk hukum ini maka Ketetapan Senat Mahasiswa Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro no. 1 tahun 2018 tentang Tata
Tertib Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 49
Peraturan Senat Mahasiswa FEB Undip ini berlaku sejak tanggal disahkan.

Disahkan di
Semarang, 21 Maret 2019
KETUA SENAT MAHASISWA
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

HANDOKO DWI WIBISONO


NIM. 12010116120066
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019

Anda mungkin juga menyukai