Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PERENCANAAN PRODUK BARU


Disusun Guna Memenuhi Ujian Akhir Semester Ganjil
Manajemen Operasi I

Dosen Pengampu:
Dr. Susilo Toto Rahardjo, SE., MT

DISUSUN OLEH:

Nama : Chynthia Noura Elysha


NIM : 12010120120062
Kelas : Manajemen Operasi (A)

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Ganjil 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas seizin-Nya
Makalah Perencanaan Produk Baru dapat diselesaikan. Makalah ini saya
selesaikan sebagai pedoman bagi pelaksanaan pembelajaran yang berkaitan
dengan ilmu Manajemen Operasi khususnya bagi mahasiswa Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Harapan saya semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat membantu
bagi kelancaran pelaksanaan pembelajaran, menambah pemahaman, pengetahuan,
serta wawasan baik secara teoritis. Adapun pengguna makalah ini adalah untuk
lebih memperdalam materi Manajemen Operasi mengenai Perencanaan Produk
Baru, sehingga mahasiswa disamping memahami secara konseptual, tetapi bisa
memahami secara praktis kasus-kasus yang terkait dengan Manajemen Operasi
dalam kehidupan nyata.
Semoga upaya untuk memperkaya pembelajaran bagi Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro akan
memberikan bekal yang lebih bagi mahasiswa. Besar harapan saya adalah saran
dan kritik yang bersifat membangun bagi perbaikan atas kekurangan yang ada
pada makalah ini. Semoga bermanfaat.

Semarang, 14 Desember 2021

Chynthia Noura Elysha

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
I. Latar Belakang..............................................................................................4
II. Rumusan Masalah.....................................................................................4
III. Tujuan Makalah.........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
A. Product Life Cycle (Siklus Hidup Produk)...................................................6
1. Pengertian Siklus Hidup Produk...............................................................6
2. Tahapan-tahapan Siklus Produk................................................................6
3. Strategi Perpanjangan Hidup Produk........................................................9
B. Peluang Produk Baru..................................................................................10
C. Pentingnya Produk Baru.............................................................................11
D. Sistem Pengembangan Produk....................................................................11
1. Quality Function Deployment (QFD).....................................................12
E. Isu Desain Produk.......................................................................................18
1. Desain yang tangguh (Robust desain).....................................................19
2. Desain modular (Modular Design)..........................................................19
3. Computer-aided design(CAD) & Computer-aided manufacturing
(CAM).............................................................................................................19
4. Teknologi Realitas Virtual (Virtual Reality Technology).......................21
5. Analisis Nilai (Value Analysis)...............................................................21
6. Sustainability and Life Cycle Assessment (LCA)...................................22
F. Desain Layanan/Jasa...................................................................................22
1. Analisis Proses–Rantai–Jaringan (PCN).................................................22
2. Menambah Efisiensi Layanan.................................................................24
3. Dokumen untuk Layanan........................................................................26
G. Reliabilitas Produk..................................................................................27
BAB III PENUTUP...............................................................................................29
A. Kesimpulan.................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Manajemen operasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan


dalam menunjang aktivitasnya. Manajemen operasi adalah salah satu aspek
penting dalam menentukan proses pembuatan produk atau perakitan
sebuah barang. Dalam manajemen operasi terdapat salah satu tahapan
didalamnya yaitu perencanaan produk baru. Pada makalah ini akan
berfokus pada pembahasan perencanaan produk baru dalam manajemen
operasi. Perencanaan produk baru sendiri berarti merancang sebuah
produk, membuat tahapan-tahapan untuk menciptakan produk baru, dan
pada tahap akhir barulah melakukan realisasi produk baru dari perusahaan.

Di masa sekarang teknologi sangat berkembang dengan pesat,


bahkan tiap tahunnya banyak perusahaan-perusahaan teknologi telah
mengembangkan sebuah produk maupun teknologi baru. Perusahaan perlu
melakukan perencanaan produk baru karena produk akan selalu berganti,
mengikuti zaman, atau produk yang gagal perlu diganti dengan produk
baru. Selain itu perusahaan juga berusaha memenuhi dan meningkatkan
kepuasan kepada konsumen atas produk yang yang dijualnya, karena
kepuasan konsumen menjadi standar dari keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan produk yang berkualitas dan yang diinginkan oleh
konsumen.

II. Rumusan Masalah

1. Bagaimana terjadinya siklus hidup produk dalam perencanaan produk


baru?
2. Apa saja peluang-peluang yang ada untuk produk baru?
3. Mengapa perusahaan perlu merencanakan dan membuat produk baru?
4. Bagaimana sistem pengembangan produk dilakukan?
5. Komponen apa saja yang diperlukan dalam desain layanan/jasa?

1
III. Tujuan Makalah

Dari rumusan masalah diatas, dapat diketahui bahwa tujuan dari


penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana siklus hidup dalam perencanaan
produk baru
2. Untuk mengetahui peluang dalam produk baru
3. Untuk mengetahui pentingnya produk baru dalam produk baru
4. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengembangan produk
dilakukan
5. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam desain layanan/jas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Product Life Cycle (Siklus Hidup Produk)


1. Pengertian Siklus Hidup Produk
Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle merupakan suatu hal yang penting
bagi setiap produsen untuk memproduksi dan memasarkan produknya. Pada
dasarnya, Siklus Hidup Produk adalah tahapan-tahapan proses perjalanan hidup
suatu produk mulai dari diperkenalkannya kepada pasar (market) hingga pada
akhirnya hilang dari pasaran. Untuk memperpanjang umur hidup suatu produk,
produsen harus bekerja keras melakukan berbagai strategi agar produknya dapat
bertahan lebih lama lagi di pasar (market).
2. Tahapan-tahapan Siklus Produk
a) Tahap Perkenalan (Introduction)

Tahapan Perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup


produk dimana produsen memperkenalkan produk barunya kepada pasar
atau masyarakat umum. Beberapa ciri-ciri pada Tahap Perkenalan ini
diantaranya adalah :
 Produk baru diluncurkan ke Pasar (Market)

3
 Omset penjualan yang masih rendah
 Kapasitas produksi masih rendah
 Biaya per unit yang masih tinggi
 Cash Flow Negatif
 Distributor berkemungkinan enggan untuk mengambil produk
yang masih belum terbukti kualitasnya.
 Diperlukannya promosi secara besar-besaran dalam rangka
memperkenalkan produknya (biaya promosi yang tinggi)

Strategi yang sering digunakan dalam Tahap Perkenalan


(Introduction):
 Mendorong Adopsi pelanggan
 Mengeluarkan Biaya yang besar dalam promosi untuk
menciptakan kesadaran pada produk dan juga untuk
memberitahukan produk barunya kepada masyarakat
 Menggunakan strategi Harga Peluncuran (skimming) atau Harga
Penetrasi (Penetration)
 Distribusi yang terfokus (pada wilayah yang terbatas)

b) Tahap Perkembangan (Growth)


Tahap Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang
diperkenalkan tersebut sudah dikenal dan diterima oleh konsumen.
Beberapa ciri-ciri pada tahap Perkembangan ini adalah :
 Memperluas pasar
 Omset penjualan yang naik signifikan
 Meningkatnya kapasitas produksi
 Produk mulai diterima oleh pasar
 Cash Flow mulai berubah menjadi Positif
 Pasar semakin berkembang, laba juga akan meningkat, namun
pesaing-pesaing baru akan mulai bermunculan
 Biaya per unit akan turun ke skala yang ekonomis
Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap Perkembangan

4
 Membuat iklan yang menciptakan kesadaran akan pemilihan
produk dan memperkuat merek (branding)
 Memperbanyak saluran distribusi dan memperluas cakupan
distribusi.
 Meningkatkan kualitas produk, menambahkan fitur-fitur baru
dan gaya serta memperbanyak model atau varian.
 Menurunkan harga produk untuk menarik pembeli dan
memperluas segmen pasar
 Masih mengeluarkan biaya yang besar dalam mempromosikan
produk dan mereknya.

c) Tahap Kedewasaan (Maturity)


Peningkatan omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan
ketat dan berjuang dalam merebut pangsa pasar dengan pesaing-
pesaingnya.
 Kapasitas produksi yang tinggi
 Memiliki laba yang besar bagi mereka yang dapat memimpin
pasar
 Cash flow akan berada dalam kondisi Positif yang kuat
 Pesaing yang lemah dan kalah bersaing akan mulai keluar dari
pasar
 Harga produk mulai turun

Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap Kedewasaan


 Memperbaiki dan memodifikasi produk dan memperbanyak
pilihan (model, warna, bau, rasa, estetika)
 Meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar.
 Kapasitas produksi pada kondisi yang rasional
 Menerapkan harga yang lebih bersaing
 Menggunakan iklan yang persuasif, mempengaruhi konsumen
untuk menggunakan produknya.
 Menarik pengguna-pengguna baru

5
 Distribusi yang intensif
 Repositioning

d) Tahap Penurunan (Decline)


Pada tahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin
menurun dan jika tidak melakukan strategi yang tepat, produk yang
ditawarkan mungkin akan hilang dari pasar (market).
Ciri-ciri Tahap Penurunan adalah sebagai berikut :
 Laba menurun secara signifikan dan cash flow akan melemah
 Pasar menjadi jenuh
 Akan banyak pesaing-pesaing yang keluar dari pasar
 Kapasitas produksi akan menurun

Strategi yang sering digunakan pada tahap penurunan adalah


sebagai berikut:
 Melakukan promosi untuk mempertahankan Pelanggan yang
setia
 Mempersempit saluran distribusi
 Menurunkan harga uang menjaga daya saingnya

3. Strategi Perpanjangan Hidup Produk


Untuk memperpanjang umur produk, strategi-strategi yang sering
dilakukan oleh produsen agar memperlambat produknya memasuki
tahap penurunan diantaranya sebagai berikut :
 Periklanan, mencoba untuk menambah pengguna baru dan berusaha
 Menurun Harga, berusaha untuk menarik pelanggan baru.
 Penambahan Nilai (Adding Value), menambahkan fitur baru pada
produk saat ini (contohnya menambahkan fitur wifi pada kamera).
 Menjelajahi pasar-pasar baru, mencoba menjual produk keluar
negeri.
 Memperbarui kemasan, menggantikan kemasan pada produk dengan
warna yang lebih cerah dan segar

6
B. Peluang Produk Baru

Pengembangan produk baru yang agresif mengharuskan organisasi


membangun struktur internal yang memiliki komunikasi terbuka dengan
pelanggan, budaya organisasi yang inovatif, penelitian dan pengembangannya
yang agresif, kepemimpinan yang kuat, insentif formal, dan pelatihan. Dengan
begitu perusahaan dapat menghasilkan keuntungan dan memusatkan
perhatiannya dengan bersemangat pada peluang tertentu sebagaimana
dituliskan di bawah ini.

1. Memahami pelanggan adalah isu utama dalam pengembangan produk


baru. Banyak produk komersial yang penting pada awalnya dipikirkan
dan bahkan dibentuk oleh pengguna daripada produsen. Produk
semacam itu cenderung dikembangkan oleh "lead users"-perusahaan,
organisasi, atau individu yang jauh di depan tren pasar dan memiliki
kebutuhan yang jauh melampaui pengguna rata-rata. Manajer operasi
harus "menyesuaikan diri" dengan pasar dan khususnya dengan lead
users yang inovatif ini.
2. Perubahan ekonomi membawa peningkatan tingkat kemakmuran
dalam jangka panjang tetapi siklus ekonomi dan perubahan harga
dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, misalnya, semakin
banyak orang yang mampu membeli mobil, tetapi dalam jangka
pendek, resesi dapat melemahkan permintaan mobil.
3. Perubahan sosiologis dan demografis dapat muncul dalam faktor-
faktor seperti berkurangnya ukuran keluarga. Tren ini mengubah
preferensi ukuran untuk rumah, apartemen, dan mobil.
4. Perubahan teknologi memungkinkan segala sesuatu mulai dari ponsel,
iPod, hingga jantung buatan.
5. Perubahan politik/hukum membawa perjanjian perdagangan baru,
tarif, dan persyaratan pemerintah.
6. Perubahan lain dapat terjadi melalui praktik pasar, standar profesional,
pemasok, dan distributor.

7
Manajer operasi harus mewaspadai dinamika tersebut dan mampu
mengantisipasi perubahan peluang produk, produk itu sendiri, volume
produk, dan bauran produk.

C. Pentingnya Produk Baru

Seperti yang bisa dilihat, pemilihan produk, definisi, dan desain sering
terjadi, mungkin ratusan kali untuk setiap produk yang sukses secara finansial.
Manajer operasi dan organisasinya harus dapat menerima risiko dan mentolerir
kegagalan. Mereka 'harus mengakomodasi volume tinggi baru' ide produk
sambil mempertahankan aktivitas yang telah mereka lakukan.

D. Sistem Pengembangan Produk

Sistem Pengembangan Produk merupakan sebuah strategi


pengembangan produk yang efektif menghubungkan keputusan produk dengan
arus uang, dinamika pasar, siklus hidup produk, dan kemampuan organisasi.
Sebuah perusahaan harus mempunyai dana untuk mengembangkan produk,
memahami perubahan yang terus terjadi di pasar,mempunyai potensi yang

8
diperlukan, dan juga sumber daya. Sistem pengembangan produk tidak hanya
menentukan keberhasilan produk, tetapi juga masa depan perusahaan.

Proses penyaringan diperluas pada fungsi operasi. Pengembangan


produk yang optimal bergantung pada dukungan bagian lain dalam
perusahaan,dan juga gabungan kesepuluh keputusan MO yang berhasil, mulai
dari desain produk hingga pemeliharaan. Mengenali produk yang terlihat akan
meraih pangsa pasar, berbiaya efektif, dan menguntungkan, tetapi pada
kenyataannya sulit untuk diproduksi, dapat menyebabkan kegagalan dan
bukan keberhasilan.

1. Quality Function Deployment (QFD)

QFD adalah proses menetapkan permintaan pelanggan dan


menerjemahkan keinginan pelanggan ke dalam atribut yang dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh setiap bagian fungsional. Suatu
perangkat QFD adalah Rumah Kualitas, yaitu bagian dari proses
penyebaran fungsi kualitas yang menggunakan matriks perencanaan
untuk menghubungkan keinginan pelanggan dengan bagaimana
perusahaan akan memenuhi keinginan tersebut.

1.1 Membuat Organisasi untuk Pengembangan Produk


Tim pengembangan produk bertanggung jawab untuk mengubah
permintaan pasar menjadi sebuah produk yang dapat mencapai
keberhasilan produk. Tim ini terdiri dari perwakilan dari
pemasaran,produksi, pembelian dan penjaminan kualitas, dan
karyawan pelayanan lapangan. Pengguanaan tim seperti ini disebut
sebagai rekayasa menyeluruh (concurrent engineering) dan
menunjukan sebuah tim yang mewakili semua bidang yang
terpengaruh (dikenal sebagai tim lintas fungsi).

Satu alat QFD adalah rumah kualitas (house of quality). Rumah


kualitas merupakan bagian dari proses quality function
deployment yang menggunakan sebuah matriks perencanaan untuk

9
menghubungkan “keinginan” pelanggan dengan “bagaimana” perusaha
an melakukansesuatu untuk memenuhi “keinginan” tersebut.
1. Kenali keinginan pelanggan.
2. Kenali bagaimana produk akan memuaskan keinginan
pelanggan.
3. Hubungkan keinginan pelanggan dengan bagaimana
produk akan dibuat untuk memenuhi keinginan pelanggan
tersebut.
4. Kenali hubungan antar sejumlah bagaimana pada perusahaan.
5. Buat tingkat kepentingan.
6. Evaluasi produk pesaing

1.2 Tim Pengembangan Produk


Tim pengembangan produk bertanggung jawab mengubah
permintaan pasar menjadi sebuah produk yang dapat mencapai
tahap keberhasilan. Tim ini terdiri atas perwakilan dari pemasaran,
produksi, pembelian, penjaminan kualitas dan pelayanan lapangan.
Banyak juga tim yang memasukkan perwakilan dari para penyedia
barang atau jasa.

1.3 Kemampuan untuk Diproduksi dan Rekayasa Nilai


Kemampuan untuk diproduksi dan rekayasa nilai berkenaan
dengan peningkatan dalam hal desain dan spesifikasi pada tahap
pengembangan produk, mulai dari penelitian, pengembangan,
desain, dan produksi. Selain pengurangan biaya yang nyata dan
langsung terlihat, desain sedemikian hingga barang layak
diproduksi dan rekayasa nilai juga menghasilkan keuntungan lain,
antara lain :
1. Mengurangi kerumitan
2. Standarisasi tambahan dari berbagai komponen
3. Perbaikan aspek-aspek fungsional dari produk
4. Peningkatan desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan
5. Memudahkan produk untuk dirawat
6. Desain yang tangguh

10
1.4 Menentukan Karakteristik
Penentuan karakteristik ini bertujuan untuk mengetahui
selera konsumen terhadap produk. Hal ini dapat dilakukan dengan
metode QFD (Quality Function Deployment), yaitu
menterjemahkan selera konsumen ke dalam bentuk atribut-atribut
produk yang disesuaikan dengan karakteristik teknis. QFD adalah
suatu matriks yang sistematis, menggambarkan pendekatan yang
dilakukan untuk merancang produk yang berkualitas.
Dalam QFD menggunakan suatu matriks yang disebut
sebagai House of Quality, di mana matriks ini dapat
menterjemahkan keinginan konsumen ke dalam karakteristik
desain. Bantuk dan keterangan dari setiap bagian matriks House of
Quality dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini :

Gambar 1
Dalam menggunakan matriks House of Quality harus melalui
prosedur sebagai berikut:
a. Mengidentifikasikan keinginan konsumen ke dalam atribut-
atribut produk.

11
Pada tahap ini akan diuji sampai sejauh mana tingkat kepuasan
konsumen terhadap suatu produk. Umumnya konsumen
menyatakan pendapatnya mengenai suatu produk ke dalam atribut –
atribut yang sangat umum, sehingga yang terpenting dalam
tahap ini adalah mengidentifikasi pernyataan konsumen dengan
baik untuk menghindari kesalahan interpretasi.
b. Menentukan tingkat kepentingan relatif dari atribut-atribut.
Penentuan peringkat atribut ini dapat dilakukan dengan
memberikan bobot persentase pada masing-masing atribut dengan
menggunakan skala prioritas.
c. Mengevaluasi atribut-atribut dari produk pesaing Performansi
dari pesaing dianalisis, keterangan mengenai atribut yang
diprioritaskan pesaing dikaji.
d. Membuat matriks perlawanan antara atribut produk dengan
karakteristik. Atribut – atribut yang telah diterjemahkan ke dalam
karakteristik teknis pada tahap di atas dimasukkan ke dalam suatu
matriks, di mana atribut diletakkan vertikal pada tepi sebelah kiri,
sedangkan karakteristik teknis diletakkan horizontal pada tepi atas.
Karakteristik teknis yang dipilih harus nyata dan dapat diukur.
e. Mengidentifikasi hubungan antara karakteristik teknis dan atribut
produk.
Untuk menyatakan hubungan yang terjadi antara karakteristik
teknis dan atribut, biasanya menggunakan skor, di mana skor yang
tertinggi menggambarkan tingkat kemudahan yang tinggi bagi tim
perancang untuk mengidentifikasi karakteristik teknis yang paling
berpengaruh pada kepuasan konsumen, dan sebaliknya.
f. Mengidentifikasi interaksi yang relevan di antara karakteristik
teknis. Dalam House of Quality, besaran diletakkan pada bagian
roof. Bekerja dengan matriks roof seperti ini dapat memudahkan
dalam memeriksa interaksi yang terjadi pada setiap pasangan
karakteristik teknis.

12
g. Menentukan gambaran target yang ingin dicapai untuk
karakteristik teknis.
Pada tahap ini tim perancang menentukan target yang ingin dicapai
untuk pengukuran parameter karakteristik teknis dalam memuaskan
keinginan konsumen dan meningkatkan produknya melebihi
produk pesaing.

1.5 Menentukan Alternatif.


Yaitu suatu proses perancangan yang berguna untuk
membangkitkan ide – ide pemikiran serta menciptakan alternatif –
alternatif yang dapat mencapai solusi terhadap permasalahan
perancangan. Metode yang dipakai adalah Morphological Chart.

Morphological Chart adalah suatu daftar atau ringkasan dari


analisis perubahan bentuk secara sistematis untuk mengetahui
bagaimana bentuk suatu produk dibuat. Didalam chart ini dibuat
kombinasi daari berbagai kemungkinan solusi untuk membentuk
produk – produk yang berbeda atau bervariasi. Kombinasi yang
berbeda atau bervariasi. Kombinasi yang berbeda dari sub solusi
dapat dipilih dari chart, mungkin dapat menuju solusi baru yang
belum teridentifikasi sebelumnya. Morphological Chart berisi
elemen – elemen , komponen – komponen atau sub – sub solusi
yang lengkap yang dapat dikombinasikan.

Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Mendaftar / membuat daftar yang penting bagi sebuah produk.


Daftar tersebut haruslah meliputi seluruh fungsi pada tingkat
generalisasi yang tepat
b. Daftar setiap fungsi yang dapat dicapai yang menentukan
komponen apa saja untuk mencapai fungsi. Daftar tersebut meliputi
gagasan baru sebagaimana komponen – komponen yang ada dari
bagian solusi.

13
c. Menggambar dan membuat sebuah chart untuk mencamtumkan
semua kemungkinan – kemungkinan hubungan solusi.
d. Identifikasi kelayakan gabungan / kombinasi sub – sub solusi.
Jumlah total dari kombinasi tersebut mungkin sangat banyak,
sehingga pencarian strategi mungkin harus berpedoman pada
konstrain atau criteria.

1.6 Evaluasi Alternatif.


Evaluasi alternatif merupakan suatu proses penentuan
alternatif terbaik dari berbagai macam alternatif yang muncul,
sehingga diperoleh suatu rancangan yang baik dan dapat memenuhi
keinginan konsumen. langkah – langkah yang akan dilakukan
adalah:

a. Membuat sebuah daftar tujuan perancangan. Daftar ini


merupakan modifikasi dari daftar awal. Pohon tujuan juga
dapat digunakan untuk maksud ini.
b. Menyusun sebuah daftar tujuan dan sub tujuan dari
tingkatan yang tinggi ke tingkatan yang rendah . Metode
yang digunakan adalah Weighted Objecticves.
c. Membuat bobot relatif dari setiap tujuan. Pemberian bobot
juga bisa menggunakan perbedaan nilai dari setiap pohon
tujuan sehingga jumlah total bobot bernilai 1.
d. Menciptakan parameter pelaksanaan /nilai kegunaan untuk
masing – masing tujuan. Baik tujuan kualitatif maupun
kuantitatif sebaiknya dibuat dalam skala yang lebih
sederhana.
e. Menghitung dan membandingkan nilai relatif dari setiap
alternative perancangan. Perkalian setiap skor parameter
dengan bobot nilainya. Alternaif terbaik memiliki jumlah
nilai terbesar. Perbandingan dan analisis profil nilai
mungkin akan lebih baik dalam perancangan daripada
hanya sekedar memilih nilai terbesar.

14
1.7 Komunikasi
Merupakan tahapan akhir dalam proses perancangan.
Prosedur yang dilakukan adalah:

a. Membuat daftar komponen – komponen produk dan


mengidentifikasi fungsi masing – masing komponen. Jika
memungkinkan, produk yang telah dirakit kedalam
komponennya. Pembentukan diagram dan grafik fungsi
akan lebih baik.
b. Menentukan nilai fungsi yang teridentifikasi. Nilai yang
diidentifikasi merupakan nilai yang telah diterima
konsumen.
c. Menentukan biaya dari setiap komponen.
d. Mencari cara untuk mengurangi biaya tanpa mengurangi
nilai. Dalam hal ini diperlukan kreativitas yang ditujukan
untuk meningkatkan rasio nilai terhadap biaya.
e. Evaluasi alternatif dan menyeleksi perubahan. Solusi yang
telah didapat kemudian dikomunikasikan kepada konsumen
melalui produk dengan segala keunggulan atribut dibanding
produk pesaing. Hal ini tentunya dilakukan dengan
menggunakan rekayasa nilai (value engineering).

E. Isu Desain Produk

Selain mengembangkan sistem dan struktur organisasi yang efektif


untuk pengembangan produk, beberapa teknik penting untuk desain produk.
Enam di antaranya adalah: (1) desain yang kuat, (2) desain modular, (3) desain
berbantuan komputer (CAD) & manufaktur berbantuan komputer (CAM), (4)
teknologi realitas virtual, (5) analisis nilai, dan (6) Penilaian Keberlanjutan dan
Siklus Hidup (LCA).

15
1. Desain yang tangguh (Robust desain)
Desain yang tangguh berarti bahwa produk dirancang
sedemikian rupa sehingga variasi kecil dalam produksi atau
perakitan tidak berdampak buruk pada produk. Sebuah desain yang
dapat diproduksi sesuai persyaratan, bahkan dengan kondisi yang
tidak memadai dalam proses produksi.

2. Desain modular (Modular Design)

Produk yang dirancang dalam komponen yang mudah


tersegmentasi dikenal sebagai desain modular. Desain modular
menawarkan fleksibilitas untuk produksi dan pemasaran Manajer
operasi menemukan modularitas sangat membantu karena membuat
pengembangan produk, produksi, dan perubahan selanjutnya
menjadi lebih mudah. Selain itu, pemasaran mungkin menyukai
modularitas karena menambahkan fleksibilitas pada cara pelanggan
dapat dipuaskan. Desain modular berarti sebuah desain di mana
bagian atau komponen produk dibagi menjadi modul yang mudah
dipertukarkan atau diganti.

3. Computer-aided design(CAD) & Computer-aided


manufacturing (CAM)

a) Computer-aided design/Desain Berbantuan Komputer


(CAD)

Computer-aided design (CAD) adalah penggunaan


komputer untuk merancang produk secara interaktif dan
mempersiapkan dokumentasi teknik (Penggunaan komputer
secara interaktif untuk mengembangkan dan
mendokumentasikan suatu produk). Penggunaan dan variasi
perangkat lunak CAD sangat luas dan berkembang pesat.
Perangkat lunak CAD memungkinkan desainer menggunakan
gambar tiga dimensi untuk menghemat waktu dan uang dengan

16
memperpendek siklus pengembangan untuk hampir semua
produk.
Contoh dari perluasan CAD adalah perangkat lunak
desain untuk pembuatan dan perakitan (DFMA), yang berfokus
pada efek desain pada perakitan dan memungkinkan desainer
untuk melihat efek desain pada pembuatan produk. Ekstensi
CAD kedua adalah pemodelan objek 3-D. Teknologi ini sangat
berguna untuk pengembangan prototipe kecil.

Sumber: Heizer, Jay and Barry Render. Operations


Management. 10th Edition

b) Computer-aided manufacturing/Manufaktur Berbantuan


Komputer (CAM)

Computer-aided manufacturing (CAM) mengacu pada


penggunaan program komputer khusus untuk mengarahkan dan
mengendalikan peralatan manufaktur (penggunaan teknologi
informasi untuk mengendalikan mesin).

Ketika informasi desain berbantuan komputer (CAD)


diterjemahkan ke dalam instruksi untuk manufaktur berbantuan
komputer (CAM), hasil dari dua teknologinya adalah CAD/CAM.
Manfaat CAD dan CAM antara lain:

17
1) Kualitas produk: CAD memungkinkan perancang untuk
menyelidiki lebih banyak alternatif, potensi masalah, dan
bahaya
2) Waktu desain yang lebih pendek: Fase desain yang lebih
pendek menurunkan biaya dan memungkinkan rapune yang
lebih cepat ke pasar.
3) Pengurangan biaya produksi: Pengurangan persediaan,
penggunaan personel yang lebih efisien melalui penjadwalan
yang lebih baik, dan implementasi desain yang lebih cepat
mengubah biaya yang lebih rendah.
4) Ketersediaan basis data Menyediakan informasi untuk
perangkat lunak manufaktur lain dan produk yang akurat
menghasilkan data sehingga setiap orang beroperasi dari
informasi yang sama, menghasilkan pengurangan biaya yang
sangat besar.
5) Berbagai kemampuan baru. Misalnya, kemampuan untuk
memutar dan menggambarkan objek dalam bentuk tiga
dimensi, untuk memeriksa jarak bebas, untuk
menghubungkan bagian dan lampiran, dan untuk
meningkatkan penggunaan peralatan mesin yang dikontrol
secara numerik.

4. Teknologi Realitas Virtual (Virtual Reality Technology)


Realitas virtual adalah bentuk komunikasi visual di mana
citra-citra digunakan sebagai pengganti dari benda aslinya, tetapi
masih memungkinkan pengguna untuk merespons secara interaktif.
Akar dari teknologi realitas virtual dalam operasi adalah dalam
desain berbantuan komputer (CAD).

5. Analisis Nilai (Value Analysis)

Meskipun rekayasa nilai berfokus pada peningkatan desain


praproduksi, analisis nilai, teknik terkait, berlangsung selama
proses produksi. Ketika jelas bahwa produk baru berhasil, Analisis

18
nilai mencari perbaikan yang mengarah pada produk yang lebih
baik, atau

19
produk yang dibuat lebih ekonomis, atau produk dengan dampak
lingkungan yang lebih kecil. Dengan kata lain analisis nilai
merupakan kajian dari produk sukses yang dilakukan selama proses
produksi.

6. Sustainability and Life Cycle Assessment (LCA)

Desain produk mengharuskan manajer mengevaluasi pilihan


produk. Mengatasi keberlanjutan dan penilaian siklus hidup (LCA)
adalah dua cara untuk melakukan ini. Keberlanjutan berarti
memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan
generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Life
Cycle Assessment (LCA) adalah evaluasi formal dari dampak
lingkungan dari suatu produk.

F. Desain Layanan/Jasa

Sebagian besar diskusi kita sejauh ini berfokus pada apa yang dapat kita
sebut produk berwujud, yaitu barang. Di sisi lain dari koin produk, tentu saja,
adalah layanan. Industri jasa meliputi perbankan, keuangan, asuransi,
transportasi, dan komunikasi. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan jasa
mulai dari prosedur medis yang hanya meninggalkan bekas luka terkecil
setelah operasi usus buntu, hingga keramas dan potong rambut di salon,
hingga film yang bagus.

1. Analisis Proses–Rantai–Jaringan (PCN)

Analisis proses-rantai-jaringan (PCN), yang dikembangkan


oleh Profesor Scott Sampson, berfokus pada cara-cara di manaproses
dapat dirancang untuk mengoptimalkan interaksi antara perusahaan
dan pelanggan mereka. Rantai proses adalah urutan langkah yang
menyelesaikan suatu aktivitas, seperti: membangun rumah,
menyelesaikan pengembalian pajak, atau menyiapkan sandwich.
Seorang peserta proses dapat menjadi produsen, penyedia layanan,
atau pelanggan. Jaringan adalah sekumpulan peserta.

20
Setiap peserta memiliki domain proses yang mencakup
serangkaian aktivitas yang dimilikinya kontrol. Domain dan interaksi
antara dua peserta untuk persiapan sandwich adalah ditunjukkan pada
diagram PCN ( Gambar 5.12 ). Kegiatan diatur ke dalam tiga wilayah
proses untuk setiap peserta:
1. Wilayah interaksi langsung meliputi langkah-langkah proses
yang melibatkan interaksi antar partisipan. Misalnya, pembeli
sandwich berinteraksi langsung dengan karyawan sandwich
store (mis., Subway, di tengah Gambar 5.12 ).
2. Wilayah interaksi pengganti (pengganti) mencakup langkah-
langkah proses di mana satu peserta bertindak atas sumber daya
peserta lain, seperti informasi, materi, atau teknologi. Ini terjadi
ketika pemasok sandwich membuat sandwich di restoran dapur
(sisi kiri Gambar 5.12 ) atau, secara bergantian, ketika
pelanggan memiliki akses ke bahan prasmanan dan merakit
sendiri sandwich (sisi kanan gambar). Dibawah interaksi
pengganti, interaksi langsung terbatas.
3. Wilayah pemrosesan independen mencakup langkah-langkah di
mana pemasok sandwich dan/atau pelanggan sandwich
bertindak berdasarkan sumber daya di mana masing-masing
memiliki kontrol maksimum. Paling produksi make-to-stock
cocok di wilayah ini (sisi kiri Gambar 5.12; pikirkan
perusahaan yang merakit semua sandwich kemasan yang
tersedia di mesin penjual otomatis dan kenyamanan toko).
Demikian pula, sandwich yang dibuat di rumah berada di
sebelah kanan, di bagian pelanggan domain pemrosesan
independen

Ketiga wilayah proses memiliki masalah pengoperasian yang


serupa—kontrol kualitas, lokasi fasilitas, dan tata letak, desain
pekerjaan, inventaris, dan sebagainya—tetapi cara yang tepat untuk
menangani masalah itu berbeda lintas wilayah. Operasi layanan
hanya ada dalam area interaksi langsung dan pengganti.

21
Dari perspektif manajer operasi, aspek berharga dari analisis
PCN adalah wawasan untuk membantu dalam memposisikan dan
merancang proses yang dapat mencapai tujuan strategis. Sebuah
perusahaan operasi bersifat strategis karena mereka dapat
menentukan jenis bisnis apa perusahaan itu dan apa yang proposisi
nilai yang ingin diberikannya kepada pelanggan. Sebagai contoh,
sebuah perusahaan dapat mengasumsikan biaya rendah strategi,
beroperasi di sebelah kiri Gambar 5.12 sebagai produsen sandwich
siap pakai. Lainnya perusahaan (misalnya, Subway) mengadopsi
strategi diferensiasi dengan interaksi pelanggan yang tinggi. Setiap
wilayah proses menggambarkan strategi operasional yang unik.
Perusahaan yang ingin mencapai skala ekonomi yang tinggi atau
kontrol yang lebih besar dalam operasi mereka mungkin harus
memposisikan ke arah wilayah pemrosesan independen dari domain
proses mereka. Perusahaan yang bermaksud memberikan penawaran
nilai yang berfokus pada penyesuaian harus diposisikan lebih ke arah
domain proses konsumen. Analisis PCN dapat diterapkan dalam
berbagai pengaturan bisnis.

2. Menambah Efisiensi Layanan

Produktivitas layanan sangat rendah, sebagian karena


keterlibatan pelanggan dalam desain atau pengiriman layanan, atau
keduanya. Ini memperumit tantangan desain produk. Kami akan
melakukannya sekarang membahas sejumlah cara untuk
meningkatkan efisiensi layanan dan, di antaranya, beberapa cara
untuk membatasi interaksi ini.
1. Batasi Pilihan Karena pelanggan dapat berpartisipasi dalam
desain layanan (misalnya, untuk pemakaman atau gayarambut),
spesifikasi desain dapat berupa segala sesuatu dari menu (dalam
restoran), ke daftar pilihan (untuk pemakaman), ke deskripsi
verbal (gaya rambut). Namun, dengan memberikan daftar opsi
(dalam kasus pemakaman) atau serangkaian foto (dalam kasus

22
gaya rambut), ambiguitas dapat dikurangi. Resolusi awal
definisi produk dapat membantu efisiensi serta membantu
dalam memenuhi harapan pelanggan.
2. Penundaan Kustomisasi Rancang produk sehingga kustomisasi
tertunda hingga akhir proses mungkin. Ini adalah cara salon
rambut beroperasi. Meskipun sampo dan kondisioner dilakukan
dengan cara standar dengan tenaga kerja berbiaya lebih rendah,
warna dan gaya (menyesuaikan) selesai terakhir. Ini juga cara
sebagian besar restoran beroperasi: Bagaimana Anda ingin itu
dimasak? Saus yang mana yang Anda inginkan dengan salad
Anda?
3. Modularisasi layanan sehingga kustomisasi berbentuk
perubahan modul. Strategi ini memungkinkan layanan
"kustom" dirancang sebagai standar modular entitas. Sama
seperti desain modular yang memungkinkan Anda membeli
sistem suara berkualitas tinggi hanya dengan fitur yang Anda
inginkan, fleksibilitas modular juga memungkinkan Anda
membeli makanan, pakaian, dan asuransi pada campuran dan-
dasar pencocokan (modular). Investasi (portofolio saham dan
obligasi) dan pendidikan (perguruan tinggi kurikulum) adalah
contoh bagaimana pendekatan modular dapat digunakan untuk
menyesuaikan layanan.
4. Otomatisasi Membagi layanan menjadi bagian-bagian kecil,
dan mengidentifikasi bagian-bagian yang cocok untuk
otomatisasi. Misalnya, dengan mengisolasi aktivitas pencairan
cek melalui ATM, bank memiliki sangat efektif dalam
merancang produk yang meningkatkan layanan pelanggan dan
mengurangi biaya. Demikian pula, maskapai telah pindah ke
layanan tanpa tiket melalui kios. Teknik seperti kios
mengurangi biaya dan jalur di bandara—sehingga
meningkatkan kepuasan pelanggan—dan menyediakan desain
"produk" win-win.

23
5. Moment of Truth Interaksi pelanggan yang tinggi berarti dalam
industri jasa ada momen kebenaran ketika hubungan antara
penyedia dan pelanggan sangat penting. Pada saat itu, kepuasan
pelanggan dengan layanan didefinisikan. Momen kebenaran
adalah momen yang menunjukkan, meningkatkan, atau
mengurangi harapan pelanggan. Itu momen mungkin
sesederhana senyuman dari barista Starbucks atau memiliki
petugas kasir fokus pada Anda daripada berbicara di atas
bahunya kepada petugas di konter berikutnya. Momen
kebenaran dapat terjadi ketika Anda memesan di McDonald's,
potong rambut, atau mendaftar untuk kursus perguruan tinggi.
Tugas manajer operasi adalah mengidentifikasi momen
kebenaran dan merancang operasi yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan.

3. Dokumen untuk Layanan


Karena interaksi pelanggan yang tinggi dari sebagian besar
layanan, dokumen untuk memindahkan produk ke produksi sering
kali berbentuk instruksi atau skrip pekerjaan yang eksplisit.
Contohnya, terlepas dari seberapa bagus produk bank dalam hal giro,
tabungan, perwalian, pinjaman, hipotek, dan sebagainya, jika
interaksi antar peserta tidak dilakukan dengan baik, produk mungkin
diterima dengan buruk. Contoh 2 menunjukkan jenis dokumentasi
yang dapat digunakan bank untuk pindah produk (drive-up window
banking) ke "produksi." Demikian pula, layanan telemarketing
memiliki desain produk dikomunikasikan kepada personel produksi
dalam bentuk naskah telepon, sementara naskah digunakan untuk
buku, dan papan cerita digunakan untuk produksi film dan TV.

24
Sumber: Heizer, Jay and Barry Render. Operations Management. 12th
Edition
G. Reliabilitas Produk

Reliabilitas merupakan probabilitas bahwa bagian mesin atau produk akan


berfungsi dengan baik untuk waktu tertentu dalam kondisi yang ditentukan.

Sistem terdiri dari serangkaian komponen individu yang saling terkait, masing-
masing melakukan pekerjaan tertentu. Jika salah satu komponen gagal berfungsi,
untuk alasan apa pun, sistem keseluruhan (misalnya, pesawat terbang atau mesin) bisa
gagal. Karena kegagalan memang terjadi di dunia nyata, memahami kejadiannya
merupakan konsep reliabilitas yang penting.

Unit dasar ukuran untuk reabilitas adalah tingkat kegagalan produk/Failure


Rate (FR). Perusahaan yang memproduksi peralatan berteknologi tinggi sering
memberikan data tingkat kegagalan pada produk mereka. Untuk menghitung FR
menggunakan rumus berikut:

25
FR (%) = Menghitung persentase kegagalan di antara jumlah total produk yang diuji
FR (N) = Menghitung sejumlah kegagalan selama periode waktu tertentu

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dengan adanya perencanaan produk baru perusahaan dapat melakukan


produksi dan merealisasikan produk baru dengan matang. Dalam tahapan
perencanaan produk baru perlu mengenal siklus hidup produk dimana terkait
dengan urutan produk dari perkenalan produk di pasar hingga produk tersebut
hilang dari pasar. Begitu juga dengan komponen lainnya yaitu peluang,
pentingnya produk baru, sistem pengembangan, isu-isu perencanaan produk,
desain layanan/jasa, dan reliabilitas produk.
Perusahaan perlu melakukan perencanaan produk baru karena pada era
yang terus berkembang ini produk yang dihasilkan harus sesuai dengan era
saat ini. Perencanaan produk baru juga penting dilakukan demi keberlanjutan
perusahaan di masa mendatang.

26
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Dorothea Wahyu. (Tanpa Tahun). Modul 1 Manajemen Operasi Jasa.


Diakses pada 26 Agustus 2021, dari https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/EKMA4369-M1.pdf
Heizer, J., & Render, B. (2011). Manajemen Operasi. (D. E. Irawan, Ed.) (10th
ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Heizer, J., & Render, B. (2017). Manajemen Operasi. (D. E. Irawan, Ed.) (12th
ed.). Jakarta: Salemba Empat.

27

Anda mungkin juga menyukai