Anda di halaman 1dari 14

UNDANG-UNDANG

KELUARGA BESAR MAHASISWA


UNIVERSITAS TANJUNGPURA NOMOR 02 TAHUN 2022

TENTANG

PENGAWASAN EKSEKUTIF MAHASISWA


KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS TANJUNGPURA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS TANJUNGPURA,
Menimbang:
a. bahwa Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Tanjungpura terdiri dari 2 lembaga
eksekutif dan legislatif;
b. bahwa Dewan Perwakilan Mahasiswa adalah lembaga legislatif pada KBM UNTAN;
c. bahwa Badan Eksekutif Mahasiswa adalah lembaga Eksekutif pada KBM UNTAN;
d. bahwa Dewan Perwakilan Mahasiswa memiliki fungsi pengawasan kerja terhadap
lembaga eksekutif di lingkungan KBM UNTAN;
e. bahwa untuk menjalankan fungsi pengawasan, DPM KBM UNTAN perlu membuat
ketetapan berkenaan dengan penilaian kinerja BEM KBM UNTAN;
f. bahwa mengingat poin a dan b, maka DPM KBM UNTA membentuk ketetapan berkenaan
dengan penilaian kinerja ekesutif BEM KBM UNTAN 2022.

Mengingat :
1. Anggaran Dasar Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Tanjungpura;
2. Anggaran Rumah Tangga Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Tanjungpura;
3. Pasal 28 dan Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Memperhatikan :
Keputusan Sidang Pleno Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Tanjungpura.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
UNDANG-UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS
TANJUNGPURA TENTANG PENGAWASAN EKSEKUTIF MAHASISWA
KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS TANJUNGPURA TAHUN 2022.

KESATU :
Menetapkan UU Pengawasan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa Universitas
Tanjungpura Tahun 2022 sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini,

KEDUA :
Undang-Undang Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Tanjungpura berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada:


1. Presiden Mahasiswa Universitas Tanjungpura
2. Pimpinan Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Tanjungpura
3. Ketua Badan dan Komisi Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas
Tanjungpura
4. Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Tanjungpura
Disahkan di : Pontianak
Pada tanggal : 31 Juli 2022
Pukul : 14.56 WIB

KETUA UMUM KETUA KOMISI PENGAWASAN


DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA
UNIVERSITAS TANJUNGPURA, UNIVERSITAS TANJUNGPURA,

MUHAMMAD IQBAL JOSEPHINE JESSICA HERMAN


NIM. B1021181163 NIM. E1101181013

Salinan:
SEKRETARIS JENDERAL
DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA
UNIVERSITAS TANJUNGPURA,

ISYATHUR RADHIYA
NIM. B1021181163
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Universitas dalam hal ini adalah Universitas Tanjungpura yang selanjutnya disebut UNTAN.
2. Mahasiswa Universitas Tanjungpura yang berstatus aktif dalam satuan pendidikan S1 dan D3,
selanjutnya disebut Mahasiswa UNTAN.
3. Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Tanjungpura yang selanjutnya disebut KBM UNTAN,
merupakan organisasi yang mewadahi aktivitas kemahasiswaan yang bersifat formal dan legal
di lingkungan Universitas Tanjungpura.
5. Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Tanjungpura yang selanjutnya disebut dengan DPM
UNTAN, merupakan lembaga legislatif tertinggi di UNTAN yang menjalankan fungsi
pengawasan terhadap lembaga eksekutif, dalam hal ini adalah Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas Tanjungpura.
6. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Tanjungpura, yang selanjutnya disebut dengan BEM
UNTAN, merupakan lembaga eksekutif tingkat UNTAN yang menyelenggarakan organisasi
kemahasiswaan meliputi berbagai kegiatan kemahasiswaan pada tingkat UNTAN.
7. Program Kerja Terencana merupakan landasan bergerak suatu organisasi berupa kegiatan yang
dibuat di awal kepengurusan.
8. Program Kerja Insidental merupakan kegiatan di luar program kerja terencana atau kegiatan
yang dilakukan pada waktu tertentu saja.
9. Hak Interpelasi adalah hak DPM UNTAN untuk meminta keterangan kepada BEM UNTAN
mengenai kebijakan penting dan strategis dalam kehidupan mahasiswa UNTAN.
10. Hak Angket adalah hak DPM UNTAN untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan
kebijakan BEM UNTAN yang berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada
kehidupan mahasiswa UNTAN yang diduga melanggar AD/ART KBM UNTAN ataupun
ketetapan-ketetapan lainnya.
11. Hak Petisi adalah hak DPM UNTAN untuk mengajukan usul atau anjuran serta pernyataan
mengenai suatu permasalahan.
12. Hak inisiatif adalah hak DPM UNTAN untuk memberikan ruang/kebebasan kepada BEM
UNTAN dalam mengajukan usulan rancangan undang-undang atau peraturan disertai naskah
akademik.
13. Pengawasan lapangan adalah bentuk pengawasan terhadap kegiatan BEM UNTAN dengan
cara berinteraksi langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan/atau ikut serta dalam kegiatan
BEM UNTAN.
14. Rapat Dengar Pendapat adalah rapat yang dilakukan antara DPM UNTAN dengan pihak- pihak
terkait untuk mengkoordinasikan serta memberikan kejelasan rencana program dan/atau serta
kesepakatan dan kebijakan lainnya.
15. Evaluasi kegiatan adalah bentuk pengawasan terhadap program kerja BEM UNTAN dengan
cara mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan BEM UNTAN.
16. Aspirasi mahasiswa adalah setiap informasi yang disampaikan Mahasiswa aktif S1 dan D3
Universitas Tanjungpura secara tertulis atau tidak tertulis, serta dapat dipertanggungjawabkan
keabsahannya.
17. Memorandum adalah peringatan yang diberikan DPM UNTAN kepada BEM UNTAN jika
terbukti tidak melaksanakan tugas atau menyimpang dari AD/ART KBM UNTAN dan produk
hukum DPM UNTAN yang bersangkutan dengan BEM UNTAN.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Maksud dibuatnya undang-undang ini adalah memberi arahan dan landasan kerja serta
mekanisme pengawasan antara DPM UNTAN kepada BEM UNTAN.
(2) Tujuan undang-undang ini adalah:
a. Menjamin berjalannya peran pengawasan DPM UNTAN kepada BEM UNTAN; dan
b. Menjamin agar BEM UNTAN menjalankan tugasnya sesuai dengan AD/ART KBM
UNTAN dan peraturan lainnya yang ditetapkan DPM UNTAN.
c. Terlaksananya proses pemerintahan mahasiswa yang baik sesuai dengan pedoman KBM
UNTAN serta peraturan-peraturan lainnya.
BAB III
HUBUNGAN DPM UNTAN DAN BEM UNTAN
Bagian Pertama
Wewenang DPM UNTAN
Pasal 3
(1) DPM UNTAN berwenang untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja BEM UNTAN.
(2) DPM UNTAN berwenang untuk meminta rancangan anggaran dan proposal agenda/kegiatan
BEM UNTAN.
(3) DPM UNTAN berwenang untuk melakukan penilaian laporan pertanggung jawaban BEM
UNTAN sebagai:
a. Bahan pertimbangan kepada DPM UNTAN;
b. Bahan evaluasi DPM UNTAN dan BEM UNTAN periode selanjutnya; dan
c. Bentuk transparansi DPM UNTAN dalam melaksanakan fungsi pengawasan kepada
seluruh mahasiswa UNTAN.
(4) DPM UNTAN berhak menggunakan hak interpelasi, hak angket, hak inisiatif, serta hak petisi.
(5) DPM UNTAN berwenang untuk memberikan memorandum kepada BEM UNTAN.
(6) DPM UNTAN berwenang memberi sanksi atas pelanggaran BEM UNTAN yang selanjutnya
diatur pada bab berikutnya.

Bagian Kedua
Kewajiban BEM UNTAN
Pasal 4
(1) BEM UNTAN berkewajiban untuk memaparkan program kerja kepada DPM UNTAN di awal
periode kepengurusan.
(2) BEM UNTAN berkewajiban untuk meminta pengesahan program kerja BEM UNTAN kepada
DPM UNTAN melalui mekanisme sidang rapat kerja.
(3) BEM UNTAN berkewajiban untuk memberitahu kepada DPM UNTAN apabila terjadi
perubahan program kerja yang akan dilakukan.
(4) BEM UNTAN berkewajiban untuk memberikan laporan pertanggung jawaban kepada DPM
UNTAN.
(5) BEM UNTAN berkewajiban memberikan tanggapan atas penggunaan hak interpelasi, hak
angket, serta hak petisi yang disampaikan kepada DPM UNTAN.
(6) BEM UNTAN berkewajiban untuk menghadiri rapat dengar pendapat yang diselenggarakan
DPM UNTAN yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
(7) BEM UNTAN berkewajiban untuk menyerahkan proposal kegiatan untuk setiap program kerja
kepada DPM UNTAN sebelum melakukan penyebaran atau pengedaran proposal kepada pihak
eksternal.
(8) BEM UNTAN berkewajiban untuk berkoordinasi kepada DPM UNTAN jika ingin melakukan
suatu kunjungan keluar dan atau tergabung dalam sebuah aliansi di lingkup regional maupun
nasional.
(9) BEM UNTAN berkewajiban berkoordinasi dengan DPM UNTAN jika ingin melakukan
gerakan atau/dan aksi yang membawa nama KBM UNTAN.

BAB IV
PEMBERITAHUAN PROGRAM KERJA BEM UNTAN
Bagian Pertama
Jenis Program Kerja BEM UNTAN
Pasal 5
Program kerja BEM UNTAN terdiri dari:
a. Program kerja terencana adalah program kerja yang disusun di awal periode kepengurusan BEM
UNTAN.
b. Mekanisme pengesahan program kerja terencana adalah sebagai berikut:
a) Rancangan program kerja dibahas di dalam rapat kerja BEM UNTAN;
b) Rancangan program kerja BEM UNTAN disosialisasikan dan diserahkan kepada DPM
UNTAN; dan
c) BEM UNTAN menyerahkan salinan proposal kegiatan untuk setiap program kerja
terencana kepada DPM UNTAN selambat-lambatnya 7x24 jam sebelum kegiatan
dilaksanakan.
c. Program kerja insidental adalah program kerja di luar agenda program kerja terencana.
d. Mekanisme pelaporan program kerja insidental:
a) BEM UNTAN memberitahukan kepada DPM UNTAN selambat-lambatnya 2x24 jam
sebelum pelaksanaan program kerja insidental; dan
b) DPM UNTAN dapat melakukan rapat dengar pendapat dengan BEM UNTAN terkait
program kerja insidental dengan waktu yang telah disepakati kedua belah pihak.
c) Apabila terjadi perubahan terhadap program kerja yang telah direncanakan, BEM
UNTAN wajib memberitahukan kepada DPM UNTAN selambat-lambatnya 5x24 jam
sebelum kegiatan dilaksanakan.
e. Rancangan program kerja BEM UNTAN harus memuat hal-hal berikut:
a) Nama Kegiatan;
b) Tujuan Kegiatan;
c) Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan;
d) Deskripsi kegiatan;
e) Sasaran kegiatan;
f) Penanggung Jawab Kegiatan;
g) Rancangan Anggaran Biaya; dan
h) Parameter Keberhasilan Kegiatan.

BAB V
PENGAWASAN BEM UNTAN
Bagian Pertama
Bentuk Pengawasan

Pasal 6
Bentuk pengawasan DPM UNTAN terhadap BEM UNTAN terdiri dari:
a. Rapat dengar pendapat berkala;
b. Rapat dengar pendapat insidental;
c. Pengawasan lapangan;
d. Evaluasi kegiatan; dan
e. Aspirasi Mahasiswa.

Bagian Kedua
Mekanisme Pengawasan
Pasal 7
(1) Rapat dengar pendapat berkala bertujuan untuk mengetahui perkembangan kegiatan dari
program kerja BEM UNTAN.
(2) Rapat dengar pendapat berkala dilaksanakan satu kali setiap akhir triwulan satu, triwulan dua,
triwulan tiga, dan triwulan empat dalam satu periode kepengurusan BEM UNTAN.
(3) Rapat dengar pendapat diinisiasi oleh komisi pengawasan yang bersangkutan dan dapat
dihadiri oleh anggota DPM UNTAN lainnya dengan kementerian yang diawasi.
(4) Rapat dengar pendapat berkala bersifat tertutup kecuali disepakati pada konteks tertentu.
(5) Hasil dari rapat dengar pendapat berkala dapat dipublikasikan kepada seluruh mahasiswa
UNTAN.
(6) Rapat dengar pendapat insidental bertujuan untuk meminta keterangan dan laporan terkait
kegiatan di luar agenda terencana BEM UNTAN dan mengadakan penyelidikan terhadap
pihak-pihak terkait.
(7) Rapat dengar pendapat insidental bersifat tertutup kecuali disepakati pada konteks tertentu.
(8) Pengawasan lapangan adalah bentuk pengawasan terhadap kegiatan BEM UNTAN dengan
cara berinteraksi langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan/atau ikut serta dalam kegiatan
BEM UNTAN.
(9) Agenda pengawasan lapangan kepada kegiatan BEM UNTAN ditentukan kemudian oleh DPM
UNTAN.
(10) Pengawasan lapangan dilakukan untuk melakukan penyesuaian program kerja yang diajukan
pelaksanaannya.
(11) Pengawasan lapangan terhadap kegiatan BEM UNTAN dilaksanakan setelah berkoordinasi
dengan komisi yang mengawasi kementerian yang dinaungi.
(12) Pengawasan lapangan digunakan untuk menjadi salah satu fungsi pengawasan DPM UNTAN
terhadap kinerja BEM UNTAN.
(13) Evaluasi kegiatan adalah bentuk pengawasan terhadap program kerja BEM UNTAN dengan
cara mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan BEM UNTAN.
(14) Evaluasi kegiatan diadakan oleh komisi DPM UNTAN kepada kementrian BEM UNTAN
sesuai dengan bidang yang diawasi.
(15) Agenda evaluasi kegiatan dilaksanakan maksimal 7x24 jam setelah program terlaksana.
(16) Indikator evaluasi kegiatan dijelaskan lebih lanjut pada pasal berikutnya.
(17) DPM UNTAN dapat menggunakan setiap informasi yang disampaikan Mahasiswa Aktif S1
dan D3 Universitas Tanjungpura secara tertulis atau tidak tertulis sebagai rujukan dalam
fungsi pengawasan.

Bagian Ketiga
Indikator Pengawasan
Pasal 8
Indikator pengawasan terhadap program kerja BEM UNTAN terdiri dari:
a. Pelaksanaan:
a) Efisiensi dan efektifitas media;
b) Kesesuaian dan ketepatan acara dengan rundown yang sudah ditetapkan; dan
c) Partisipasi dan keaktifan peserta kegiatan.
b. Evaluasi kegiatan:
a) Evaluasi program kerja;
b) Ketercapaian indikator keberhasilan program kerja yang telah disepakati pada rapat
dengar pendapat.
c) Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) kegiatan/agenda kegiatan;
d) Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) harus memuat hal-hal berikut:
1. Nama Kegiatan;
2. Realisasi Tujuan Kegiatan
3. Realisasi Waktu Pelaksanaan
4. Deskripsi Kegiatan
5. Realisasi Sasaran Kegiatan
6. Sumber pendanaan kegiatan
7. Realisasi alokasi anggaran kegiatan
8. Realisasi Keberhasilan kegiatan
9. Penanggungjawab

BAB VI
SANKSI
Pasal 9
(1) Peringatan terhadap BEM UNTAN berbentuk tertulis melalui pemberian memorandum.
(2) Memorandum diberikan jika BEM UNTAN melanggar AD/ART KBM UNTAN serta
peraturan perundang-undangan lainnya yang dibuat oleh DPM UNTAN.
(3) Memorandum diberikan jika BEM UNTAN tidak kooperatif sehingga mengganggu kinerja
DPM UNTAN dalam melakukan fungsi pengawasan.
(4) Pengajuan usul pemberian sanksi memorandum dapat dilakukan oleh seluruh anggota DPM
UNTAN.
(5) Pembahasan usul pemberian sanksi memorandum dilakukan melalui rapat pleno anggota DPM
UNTAN setelah diajukan oleh sekurang-kurangnya tiga anggota DPM UNTAN.
(6) Keputusan akhir pemberian sanksi memorandum kepada BEM UNTAN disepakati sekurang-
kurangnya 50%+1 keseluruhan anggota DPM UNTAN melalui rapat pleno DPM UNTAN.
(7) Pemberian memorandum dipublikasikan kepada mahasiswa Universitas Tanjungpura oleh
DPM UNTAN.
(8) Tata cara pemublikasian memorandum sebagaimana ayat (7) dapat dilakukan melalui seluruh
media komunikasi yang dimiliki oleh DPM UNTAN.
(9) Bila setelah tiga puluh hari pemberian memorandum I BEM UNTAN tetap melakukan
penyimpangan, DPM UNTAN berhak memberikan memorandum ke-II dengan batas waktu
lima belas hari.
(10) Jika setelah batas waktu yang telah disebutkan pada ayat (9) tidak ada perbaikan maka akan
dilaksanakan Rapat Pengawasan oleh DPM UNTAN.
(11) Pemberian sanksi kepada BEM UNTAN akan diputuskan pada Rapat Pengawasan DPM
UNTAN.

BAB VII
PENGAWASAN KEMENTERIAN DAN BIRO BEM UNTAN
Pasal 10

(1) Pelaporan agenda kegiatan di laporkan melalui Kemenkoan yang membawahi kegiatan
kementrian dan dilaporkan secara terpusat kepada Ketua Komisi Pengawasan DPM UNTAN
(2) Pengawasan umum dan teknis setiap kementerian BEM UNTAN dapat dilakukan oleh komisi
DPM UNTAN yang bersangkutan.
(2) Komisi & Bidang DPM UNTAN terdiri dari:
a. Komisi Legislasi mengawasi kementerian koordinator bidang kekaryaan ;
b. Komisi Pengawasan mengawasi kementerian koordinator bidang internal & eksternal;
c. Komisi Advokasi mengawasi kementerian koordinator bidang pergerakan & sosial dan
lingkungan;
d. Bidang PSDM mengawasi kinerja aparatur organisasi BEM KBM UNTAN;
e. Bidang KOMINFO mengawasi kinerja komunikasi dan informasi BEM KBM UNTAN;
f. Komisi Pengawasan berhak melakukan pengawasan kepada BEM UNTAN secara
keseluruhan.
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkaitan dengan seluruh program kerja
yang dinaungi kementerian dan/atau biro BEM UNTAN.
(4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara langsung dalam seluruh
kegiatan program kerja yang dinaungi oleh kementerian dan/atau biro BEM UNTAN.
(5) Pengawasan seluruh program kerja yang dinaungi kementerian dan/atau biro BEM UNTAN
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan berdasarkan prinsip:
a. Profesional;
b. Kritis;
c. Rasional;
d. Objektif; dan
e. Berorientasi pada perbaikan dan peringatan dini.
(6) Pengawasan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Pembagian program kerja;
b. Kelembagaan kementerian/biro BEM UNTAN;
c. Anggaran program kerja; dan
d. Bentuk pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(7) Pengawasan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap teknis pelaksanaan
program kerja yang meliputi:
a. Capaian parameter keberhasilan kegiatan;
b. Ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Kebermanfaatan program kerja; dan
d. Akuntabilitas pengelolaan anggaran.
(8) Pengawasan umum dan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (7)
dilakukan dalam bentuk yang meliputi:
a. Review terhadap dokumen laporan secara berkala atau sewaktu-waktu di kementerian
dan/atau biro BEM UNTAN yang dinaungi;
b. Monitoring dan evaluasi terhadap program yang dinaungi kementerian dan/atau biro; dan
c. Pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi terjadinya penyimpangan
program kerja yang dinaungi kementerian dan/atau biro.
(9) Hasil dari Pengawasan umum dan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan
ayat (7) merupakan laporan untuk selanjutnya diberikan baik sebelum, dan/atau sesudah
dilaksanakannya setiap program kerja yang dinaungi kementerian dan/atau biro BEM UNTAN.
(10) Segala hal yang berkaitan dengan informasi program kerja maupun kegiatan kementerian
dan/atau biro BEM UNTAN yang dinaungi wajib diketahui oleh komisi DPM UNTAN yang
bersangkutan demi menciptakan sinergisitas antara DPM dan BEM UNTAN.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 11
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan Undang-Undang ini akan dibahas lebih lanjut
dalam Rapat Pleno DPM UNTAN.
(2) Dengan berlakunya Undang-Undang ini maka peraturan sebelumnya yang mengatur tentang
pengawasan Badan Eksekutif Mahasiswa dinyatakan tidak berlaku lagi.
(3) Undang-undang ini berlaku sejak tanggal disahkannya peraturan.

Anda mungkin juga menyukai