Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PERAN DAN FUNGSI MASJID KAMPUS DALAM

PENGEMBANGAN BUDAYA ISLAM

DOSEN PENGAMPU : AHMAD MUHAIMIN S.S M.AG

KELOMPOK 2 :

AZDKA ZAKIA MALSI (BP.2120014)

BULAN DARMA (BP.2120015)

BUNGA AFRILIZIANA PUTRI (BP.2120016)

CHAIRIL IHSAN ISMAEL (BP.2120017)

CINDY MEDIANA SYAHPUTRI (BP.2120018)

DEA FADHILA (BP.2120019)

DEFSON FAUZAN (BP.2120020)

DHEA MARSHANDA (BP.2120021)

DHELIA PUTRI AURORA (BP.2120022)

DIMAS APRIZALLULHAQ (BP.2120023)

DWIKE HASRI ARMAYANI (BP.2120024)

ELSA MARDIANTI (BP.2120025)

PROGRAM STUDI ANALISIS KIMIA

POLITEKNIK ATI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Peran dan Fungsi Masjid Kampus dalam
Pengembangan Budaya Islam.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Peran dan
Fungsi Masjid Kampus dalam Pengembangan Budaya Islam dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Padang, 22 Desember 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................5
2.1 Pengertian Masjid.........................................................................................................5
2.2 Kebudayaan Dalam Islam................................................................................................6
2.3 Peran Masjid Kampus Bagi Mahasiswa..........................................................................8
2.4 Lembaga Dalam Kepengurusan Masjid Kampus.............................................................8
2.5 Masjid Sebagai Pembinaan..............................................................................................10
2.6 Strategi Dalam Pembinaan Generasi Muda.....................................................................11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang Masalah


Masjidbukansekedartempatsujudsebagaimanamaknaharfiahnya, tetapimemilikiberagamfungsi.
Menurut pakar kebudayaan Islam asal Palestina itu, sejak zaman Nabi Muhammad Saw. masjid tidak
hanya berfungsi hanya sebagai tempat ritual murni (ibadah mahdah seperti shalat dan itikaf). Masjid
Nabawi juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan, sentra pendidikan, markas militer dan bahkan
lahan sekitarmasjidpernahdijadikansebagaipusatperdagangan.
Rasulullah menjadikan masjid sebagai sentral utama seluruh aktivitas keumatan. Baik untuk
kegiatan pendidikan yakni tempat pembinaan dan pembentukan karakter sahabat maupun aspek-aspek
lainnya termasukpolitik, strategi peranghingga padabidangekonomi, hukum, sosial danbudaya.
Pendek kata, masjid difungsikan selain sebagai pusat kegiatan ibadah rilual juga dijadikan tempat
untuk melaksanakanibadahmuamalahyangbersifatsosial.
Masjid itu merupakan sebuah dilihat dari segi harfiyah masjid adalah tempat shalat. Perkataan
mesjid berasal dari bahasa arab. Kata pokoknya Sujudan, Fiil Madinya sajada (iasudah sujud). Fi’il
madinya sajada diberi awalan Ma, sehingga terjadilah isim makan. Isim makan ini menyebabkan
berubahan bentuk sajada menjadi masjid, masjid dari ejaan aslinyanya adalah Masjid (dengan a)
pengambilan alih kata Masjid oleh bahasa Indonesia umumnya membawa proses perubahan bunyi a
menjadie sehinggaterjadilahbunyi Mesjid.
Sedangkan kampus merupakan salah satu lembaga dalam menuntut ilmu yang mana sangat
dibutuhkanareatempatberibadahdisekitarnya. Masjidmerupakansalahsatutempatibadahumatmuslim
di dunia, dimana disana ada masjid disana juga ada umat muslim beribadah. Dengan di sediakannya
masjid di area kampus merupakan salah satu hal yang wajib ada jika berada di area pemukiman
umat muslim, hal ini dikarenakan ibadah umat muslim itu dalam sehari ada 5 waktu wajib
dilakukan. Oleh karenaitu, masjiddiareakampusmerupakanfasilitaswajibada.
Tetapi dengan adanya masjid di dalam kampus, wajib adanya menjaga kebersihan. Hal ini
dikarenakan, tempat beribadah di butuhkan area yang bersih dan rapi agar ibadah yang dijalankan
berjalandenganbaik.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan fungsi masjid dalam membangun budaya islam ?
2. Apa itu sumber historis, sosiologis, dan teologis tentang konsep masjid dan fungsi
masjid kampus dalam membangun budaya islam ?
3. Bagaimana Membangun argument tentang konsep masjid dan fungsi masjid kampus
dalam membangun budaya islam ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep dan fungsi masjid dalam membangun budaya islam
2. Mengetahui sumber sumber historis, sosiologis, dan teologis tentang konsep masjid
dan fungsi masjid kampus dalam membangun budaya islam
3. Mengetahui cara Membangun argument tentang konsep masjid dan fungsi masjid
kampus dalam membangun budaya islam.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Masjid

Dilihat dari segi harfiyah mesjid adalah tempat sembah-Yang. Perkataan mesjid
berasal dari bahasa arab. Kata pokoknya Sujudan, Fiil Madinya sajada (iasudah sujud).
Fi’il madinya sajada diberi awalan Ma, sehingga terjadilah isim makan. Isim makan ini
menyebabkan berubahan bentuk sajada menjadi masjidu, masjid dari ejaan aslinyanya
adalah Masjid (dengan a) pengambilan alih kataMasjid oleh bahasa Indonesia umumnya
membawa proses perubahan bunyi amenjadi e sehingga terjadilah bunyi Mesjid.
Perubahan bunyi ma menjadi me, disebabkan tanggapan awalan me dalam bahasa
Indonesia. Bahwa hal ini salah,sudah tentu kesalahan umum seperti ini dalam
Indonesianisasi kata-kata asing sudah biasa. Dalam ilmu bahasa sudah menjadi kaidah,
kalau suatu penyimpangan atau kesalahan dilakukan secara umum, ia dianggap benar.
Menjadilah ia kekecualian.
Setiap muslim boleh melakukan shalat di wilayah manapun di bumi ini terkecuali dia
atas kuburan, di tempat yang bernajis, dan di tempat-tempat yang menurut ukuran syariat
Islam tidak sesuai untuk dijadikan tempat shalat.
Rasullullah bersabda :
“Setiap bagian dari bumi Allah adalah tempat sujud (masjid).” (HR Muslim)
Pada hadist yang lain Rasulullah besabda pula:
“telah dijadikan bagi kita bumi ini sebagai tempat sujud dan keadaan nyabersih.” (HR
Muslim)1
Sedangkan secara umum Mesjid adalah tempat suci umat islam yang berfungsi
sebagai tempat ibadah, pusat kegiatan keagamaan, dan kemasyarakatan yang harus dibina,
dipelihara dan dikembangkan secara teratur dan terencana.untuk menyemarakan siar
islam, meningkatkan semarak keagamaan danmenyemarakan kualitas umat islam dalam
mengabdi kepada allah, sehingga partisipasi dan tanggung jawab umat islam terhadap
pembangunan bangsa akanlebih besar. Singkatnya Mesjid adalah tempat dimana
diajarkan, dibentuk,ditumbuhkan dan dikembangkan dunia pikiran dan dunia rasa
islam.Masjid tidak bisa dilepaskan dari masalah shalat. Berdasarkan sabda NabiSAW.

1
Moh. Hady Hamaly. 2016. PERAN DAN FUNGSI MASJID DI KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA
ISLAM. UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG. Hal.3
5
Diatas, setiap orang bisa melakukan Shalat dimana saja-di rumah, di kebun,di jalan, di
kendaraan dan di tempat lainnya. Selain itu, masjid merupakan tempatorang berkumpul
dan melakukan shalat secara berjamaah, dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan
silahturrahmi di kalangan kaum muslimin. Dimasjid pulalah tempat terbaik untuk
melangsungkan shalat jum’at. Dimasa Nabi SAW. Ataupun dimasa sesudahnya, masjid
menjadi pusatatau sentral kegiatan kaum muslimin. Kegiatan di bidang pemerintahan
punmencakup, ideology, politik, ekonomi, social, peradilan, dan kemiliteran dibahasdan
di pecahkan di lembaga Masjid. Masjid juga berfungsi sebagai pusat pengembangan
kebudayaan Islam terutama saat gedung-gedung khusus untuk itu belum didirikan. Masjid
juga merupakan ajang halaqah atau diskusi, tempatmengaji, dan memperdalam ilmu-ilmu
pengetahuan agama ataupun umum.Pertumbuhan remaja masjid dewasa ini juga termasuk
upaya memaksimalkanfungsi kebudayaan yang diemban masjid.Kalau saja tidak ada
kewajiban Shalat, tentu tidak ada yang namanyaMasjid di dalam Islam. Memang, shalat
sudah di syariatkan pada awal kelahiranislam sebanyak empat rakaat, dua di pagi hari dan
dua di sore hari. PenetapanShalat menjadi lima waktu seperti sekarang ini baru
disyariatkan menjelang NabiHijrah ke Madinah. Sampai saat itu, ibadah shalat dilakukan
dirumah-rumah.Tiadanya usaha mendirikan masjid karena lemahnya kedudukan umat
Islam yangsangat lemah, sedangkan tantangan dari penduduk Makkah begitu
ganasnya.Penduduk Makkah tampak belum siap menerima ajaran Nabi SAW. Walau
telah13 tahun dakwah dilancarkan.2

2.2 Kebudayaan Dalam Islam


Islam tidak bisa dianggap kebudayaan karena Islam bukan hasil dari pemikiran dan
ciptaan manusia. Agama Islam adalah sesuatu yang diwahyukanoleh Allah SWT kepada
Rasulullah SAW yang mengandung peraturan-peraturanuntuk jadi panduan hidup
manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Tetapiagama-agama (yang telah banyak
mengalami perubahan) selain Islam memangkebudayaan, sebab agama-agama tersebut
adalah hasil ciptaan dan daya pemikiranmanusia. Walaupun bukan kebudayaan tetapi
agama islam sangat mendorong, bahkan turut mengatur penganutnya untuk
berkebudayaan. Agama Islammendorong umatnya berkebudayaan dalam semua aspek
2
Moh. Hady Hamaly. 2016. PERAN DAN FUNGSI MASJID DI KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN
BUDAYA ISLAM. UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG. Hal.4

6
kehidupan termasuk dalam bidang ibadah. Contohnya dalam ibadah shalat, dalam Al-
Qur'an ada perintah “Dirikanlah shalat” (Al-Baqarah : 43)
Perintah itu bukan kebudayaan karena ia adalah wahyu daripada Allah SWT. Tetapi
apabila kita hendak melaksanakan perintah "dirikanlah sembahyang"maka timbullah daya
pemikiran kita, bagaimana hendak bersembahyang, dimanatempat untuk
melaksanakannya dan lain-lain. Dan dari pemikiran tersebut terwujudlah usaha atau
tindakan yang akhirnya menghasilkan sebuah kebudayaan.
Seperti keterangan sebelumnya yang mengatakan bahwa kebudayaan bisamelahirkan
kemajuan, maka jika kita bisa melaksanakan arahan/perintah laindalam agama Islam ini,
niscaya lahirlah kebudayaan dan kemajuan dalamkehidupan kita. Kemajuan yang
dicetuskan karena dorongan agama Islam itulahyang dikatakan kebudayaan dalam Islam.
Dan suatu budaya yang dicetuskan suatu bangsa tanpa meniru bangsa lain itulah yang
dinamakan kebuadayaan bangsa itu.Berbeda, jika suatu bangsa meniru kebudayaan
bangsa lain, maka bangsa tersebutdikatakan bangsa yang yang berkebudayaan bangsa lain.
Sama halnya jika orangIslam melakukan atau meniru kebudayaan di luar kebudayaan
Islam, maka diadikatakan orang Islam yang berkebudayaan bangsa lain.
Perbuatan seperti ini terjadi juga dalam urusan membuat masjid.Contohnya dapat
dilihat pada mesjid Cordova Spanyol yang tempatsembahyangnya dibuat dengan tidak
mengikut cara Islam karena disalut dengan emas. Ini tidak dibenarkan sama sekali oleh
ajaran Islam. Maka ini bukankebudayaan Islam tetapi kebudayaan orang Islam.
Jadi apa sebenarnya kebudayaan Islam? Umumnya suatu yang dicetuskanitu bersih
dengan ajaran Islam baik dalam bentuk pemikiran ataupun sudah berupa bentuk, sikap
atau perbuatan, dan ia didorong oleh perintah wahyu. Itulah yang benar-benar dinamakan
kebudayaan (tamadun) Islam. Jika ajaran agama Islam inidiamalkan seungguh-sungguh,
umat Islam akan jadi maju. Dan dengan kemajuanyang dihasilkan itu, lahirlah
kebudayaan atau tamadun. Semakin banyak umatIslam mengamalkan hukum Islam,
semakin banyak kemajuan dihasilkan dansemakin banyak pula kebudayaan atau tamadun
Islam yang lahir.3

3
Moh. Hady Hamaly. 2016. PERAN DAN FUNGSI MASJID DI KAMPUS DALAM
BUDAYA ISLAM. UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG.

7
2.3 Peran Masjid Kampus Bagi Mahasiswa
Pada zaman sekarang, masjid kampus memang hanya sebuah bagian kecil dari
sebuah kampus. Meskipun begitu, peran masjid kampus dalam membentuk mahasiswa
berintegritas sangat besar. Masjid kampus tidak saja menjadi tempatshalat, saat ini masjid
menjelma menjadi pusat kegiatan mahasiswa yang memilikisegudang lembaga dan
kegiatan. Lembaga-lembaga dan kegiatan yang berada di bawah naungan masjid akan
lebih maksimal jika dioptimalkan untuk membentuk mahasiswa yang berintegritas.
Dalam perannya membentuk mahasiswa berintegritas, masjid kampus sekurang-
kurangnya bisa memanfaatkan dua halyaitu fungsi spiritual masjid dan lembaga-lembaga
yang berada di dalamnya.
Secara spiritual, fungsi utama masjid adalah sebagai tempat bersujud. Bersujud
dalam arti melaksanakan penghambaan kepada Allah. Didalamnya orang-orang muslim
melaksanakan shalat dan ibadah-ibadah lainnya. Oleh sebabitu masjid kampus tidak
pernah sepi. Mahasiswa yang datang ke masjid adalahmereka yang berupaya untuk
menjaga integritas terhadap agamanya. Salah-satunya untuk melaksanakan shalat (baik
shalat berjamaah maupun munfarid). Orang yang senantiasa menjaga shalatnya berarti ia
menjaga integritas terhadapTuhannya. Shalat adalah tiang agama. Barang siapa
mendirikan shalat berartimendirikan agamanya, barang siapa meninggalkan shalat berarti
meruntuhkanagamanya. Demikian sabda Sang Nabi Saw. Shalat juga menjadi parameter
bagi amal seseorang. Jika shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, dansebaliknya.
Dapat dikatakan bahwa peran utama masjid dalam membentuk mahasiswa adalah melalui
aktivitas ibadah, terutama shalat.4

2.4 Lembaga dalam Kepengurusan Masjid Kampus


Masjid kampus memiliki banyak lembaga yang bergerak di bidang sosial dan
keagamaan. Masjid Kampus UNS misalnya, Masjid Nurul Huda UNS (disingkat:NH)
memiliki lembaga dakwah kampus dan beberapa lembaga social seperti lembaga Amil
zakat Infak dan Shadaqah (LAZIS), dan Perpustakaan Masjid Nurul Huda. Lemabaga-
lembaga inilah yang berperan dalam pembentukan mahasiswa yang berintegritas.
4
Moh. Hady Hamaly. 2016. PERAN DAN FUNGSI MASJID DI KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN
BUDAYA ISLAM. UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG. Hal.7

8
Lembaga dakwah kampus (LDK) merupakan salah-satu pilar paling penting dalam
membentuk mahasiswa yang berintegritas. Sebagai lembagadakwah yang berbasis di
masjid, LDK bisa memanfaatkan posisi strategis masjidsebagai tempat berkumpulnya
mahasiswa. LDK bisa menawarkan kajian-kajian, halaqah-halaqah, atau kegiatan
kegiatan lain yang bisa meningkatkan integritas dan spiritualitas mahasiswa. Model
Halaqah (forum berbentuk lingkaran) adalah model kajian/diskusi yang cukup popular
dikalangan aktivis islam kampus. Modelini sudah terkenal sejak masa kejayaan Islam.
Saat itu halaqah merupakan model kajian yang begitu terkenal dan efektif di masjid-
masjid di seluruh duania Islam.
Peran LDK dalam membentuk mahasiswa berintergritas selanjutnya melalui
organasasinya. Biasanya, sebagian besar mahasiswa yang bergabung dengan LDK
bertujuan untuk memperbaiki diri dan spiritualitas mereka. Maka lingkungan LDK yang
berisi komunitas orang-orang yang konsisten menjaga spiritualitasnya harus mampu
memberikan jawaban dari permasalahan-permasalahan mereka, dan pada akhirnya
mampu mencetak mahasiswa-mahasiswa yang berintegritas.
Lazis juga memiliki potensi strategis dalam membentuk mahasiswa yang
berintegritas. Lazis yang merupakan penghimpun, pengelola, dan penyalur dana umat
Islam memiliki sejumlah program yang berperan dalam pembentukan mahasiswa
berintergritas. Misalnya melalui beasiswa pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa
yang membutuhkan. Dengan program itu Lazis bisa melakukan pengkadearan terhadap
mahasiswa-mahasiwa penerima dengan berbagai kegiatan yang bisa meningkatkan
hardskill, softskill dan integritas mereka. Demikian pula melalui program beasiswa adik
asuh Lazis bisa melakukan pembimbingan-pembimbingan terhadap para adik asuh,
sehingga ketika merekatumbuh menjadi dewasa dan menjadi mahasiswa mereka akan
menjadi mahasiswa yang berkepribadian luhur dan berintegritas.5

5
Moh. Hady Hamaly. 2016. PERAN DAN FUNGSI MASJID DI KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN
BUDAYA ISLAM. UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG. Hal.8

9
2.5 Masjid sebagai Pembinaan
Perpustakaan merupakan salas satu bagian penting dari sebuah masjid kampus.
Koleksi koleksi seperti buku, majalah, maupun koleksi lainya akan berpengaruh terhadap
karakter pembaca. Ada pepatah yang mengatakan “You arewhat you read”, kamu adalah
apa yang kamu baca. Koleksi-koleksi keagamaanakan berpengaruh terhadap spiritualitas
pembaca. Dengan demikian perlu adanya penambahan koleksi-koleksi keagamaan yang
relevan dengan mahasiswa.Sosialisasi yang gencar, pelayanan yang ramah, dan penataan
ruangan yangnyaman juga akan menambah angka kunjungan ke perpustakaan, yang
padaakhirnya semakin banyak mahasiswa yang bisa memetik manfaat dari perpustakaan
masjid itu.“Masjid sebagai pusat pembinaan potensi umat”adalah warisan tak ternilai
yang diterima umat Islam dari Rasulullah SAW. Masjid bukan semata-mata tempat shalat.
Masjid adalah untuk menegakkan ibadah dan menyusun umat. Islam tidak dapat tegak
tanpa jamaah.
Ajaran-ajaran Islam adalah jalinan ibadah dan muamalah. Yang satu“mu’amalah
dengan Khaliq (hablum min Allah)”, yang lainnya “mu’amalahdengan makhluk (hablum
min an-naas)”. Ini kaji, yang sudah terang perintah wajibnya. Masyarakat Islam memikul
kewajiban membina masyarakat (jamaah)karena beban langsung dari agamanya.
Masjid warisan Risalah Islam berfungsi sebagai pangkalan Umat tempat membina
jamaah, menambah pengertian dan wawasan, mempertinggi kecerdasan,menanamkan
akhlaq, memelihara budi pekerti, mendinamika jiwa, memberikan pegangan hidup bagi
para anggota masyarakat (jamaahnya), guna menghadapimasalah pokok dalam persoalan
hidup.
Masjid dan Langgar (surau) yang hidup dan dinamis, berperan sebagai pusat
bimbingan untuk menaikkan jiwa umat (mendinamisirnya) untuk mencapaitaraf
kemakmuran hidup lebih baik.Masjid yang hidup sebagai pusat pembinaanumat, akan
meng- hidupkan jiwa jamaahnya supaya terpelihara “ Izzah”,kepribadian umat yang
sedang berkecimpung dalam masyarakat ramai dari berbagai corak,, ibarat ikan ditengah
air laut yang hidup, tetap dapat memelihara dagingnya tetap segar dan tawar walaupun
terus menerus berendam dalam air asin.
Jamaah umat Islam dapat saling berlomba dengan masyarakat lainnya dalam
menegakkan kebenaran dan keadilan secara bersama-sama guna menyuburkan kebajikan
untuk masyarakat umum. Begitulah fungsi Masjid secarahakiki. Kewajiban Umat

1
“ Membina Jamaah melalui Masjid” ini tidak boleh dilalaikan (di kucawaikan) dalam
keadaan bagaimanapun. Hidupkan Masjid kembali. Darimasjid yang hidup akan
terpancar jiwa yang memancarkan cahaya hidup kepada umat disekelilingnya. Inilah
program umatisasi
Masjid adalah sumber kekuatan umat Islam masa lalu, sekarang dan di masa depan.
Alangkah meruginya Umat Islam, bila mereka tidak kunjung mengenal dan
mempergunakan modal kekayaan tak ternilai jumlahnya yang dapat di jadikan sumber
kekuatannya ini. Kepada Umat Muhammad SAW, di amanatkan, Masjid yang hidup
berfungsi untuk “mencetak” manusia yang hidup yang tidak kenal gentar selain hanya
kepada Allah. Apakah kita sudah lupa bahwa,hanya yang akan memakmurkan masjid-
masjid Allah “orang-orang yang beriman kepada Allah, dan kepada hari kemudian, serta
menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat, dan tidak takut melainkan (hanya) kepada
Allah, maka mudah-mudahan, mereka termasuk orang yang terpimpin” (QS.9 at-
Taubah:18). Ini tuntutan yang mesti di terima Umat Islam dari Syariat Islam yang tidak
dapat disangkal wajib berlakunya atas pemeluknya di negeri ini. Kembali ke Masjid.6

2.6 Strategi dalam Pembinaan Generasi Muda


Menurut Larry Poston, Nabi tidak pernah bersikeras untuk menentukan satu strategi
khusus dalam melaksanakan dakwahnya. Nabi melakukan berbagai macam strategi
dakwah yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi para mad’unya. Ketika dakwah
pertama kali diturunkan kepada Nabi, Beliau melakukan strategi dakwah secara
sembunyi-sembunyi. Selanjutnya, pada saat dakwah Nabi Muhammad mendapatkan
tekanan dan ancaman dari kaum Quraisy, Nabi menerapkan strategi hijrah ke Madinah.
Bahkan, Nabi juga melakukan strategi melalui jalur pernikahan untuk mendapatkan
dukungan dan pengikut. Intinya, strategi dakwah Nabi Muhammad disesuaikan dengan
kemampuan, situasi dan kondisi mad’u.Dengan tidak ditetapkan satu strategi yang khusus
oleh Nabi dalam melakukan dakwah, maka pengikutnya dapat berkreasi untuk
menciptakan dan menerapkan berbagai strategi yang sesuai dengan mad’u.
Pertimbangan dasar yang perlu diperhatikan dalam menentukan dan menerapkan
strategi dakwah, yaitu: tujuan dakwah, kemampuan dan keahlian da’i atau pelaksana
6
Moh. Hady Hamaly. 2016. PERAN DAN FUNGSI MASJID DI KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN
BUDAYA ISLAM. UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG. Hal.11

1
dakwah, kondisi dan situasi dakwah dan mad’u, sarana dan prasarana pendukung.
Dengan memperhatikan pertimbangan dasar tersebut tentunya strategi dakwah untuk
anak-anak akan berbeda dengan strategi yang digunakan kepada para pemuda. Begitu
juga, strategi yang diterapkan kepada pemuda berbeda dengan strategi yang diterapkan
kepada orang dewasa.
Secara umum ada dua strategi besar yang dapat diterapkan dalam pembinaan kepada
pemuda yaitu : strategi internal-personal dan strategi external-institutional.
1. Strategi internal-personal berorientasi pada upaya peningkatkan pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan ajaran Islam yang bersumber dari dalam diri pemuda
itu sendiri. Dalam mengaplikasikan strategi internal-personal, pengurus masjid tidak
hanya memberikan tempat dan pendanaan untuk berkembangnya organisasi pemuda
masjid. Pengurus masjid hendaknya memberikan bimbingan, arahan dan
kontrolterhadap pelaksanaan ajaran Islam pada generasi muda. Apakah dalam
kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan tidak menyimpang dari ajaran Islam,
bagaima nashalat berjama’ah mereka, tadarus al-Qur’an mereka dan bagaimana
kepeduliaan serta keterlibatan pemuda dengan persoalan kemasyarakatan. Semua itu
tentunya dilakukan dengan cara-cara yang bijak dan demokratis. Tidak bisa pengurus
masjidmemaksakan paham, ideologi dan kepentingan masjid kepada pemuda. Intinya,
penerapan strategi ini lebih pada pembinaan kepribadian pemuda tersebut atau dalam
bahasa sekarang dikenal dengan pembangunan karakter (character building) pemuda.
hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Zakiah Daradjat “Pembinaan
kehidupan beragama tidak dapat dilepaskan dari pembinaan kepribadian secara
keseluruhan. Karena kehidupan beragama adalah bahagian dari kehidupan itu
sendiri”.
2. Sedangkan aplikasi strategi external-institutional, pengurus masjid harus
memberikan kesempatan kepada pemuda untuk mengembangkan diri dalam
organisasi remaja (pemuda) masjid dan setiap masjid harus mengupayakan
terbentuknya organisasi pemuda masjid.
Dalam praktek di lapangan, kedua strategi besar di atas jangan dipisahkan atau
dipertentangkan. Kita tidak bisa hanya mengandalkan strategi internal-personal saja atau
sebaliknya hanya menerapkan strategi external-institutional saja. Hindari juga anggapan
yang menyatakan bahwa membina mental remaja hanya menjadi tugas dari orang tua

1
saja,sedangkan masyarakat hanya berpangku tangan atau sebaliknya. Organisasi dapat
melakukan pembinaan mental sekaligus dapat melatih mereka dalam berorganisasi.
Demikian juga,orang tua melatih mental remaja sekaligus mendukung remaja untuk aktif
di organisasi.7

7
Moh. Hady Hamaly. 2016. PERAN DAN FUNGSI MASJID DI KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN
BUDAYA ISLAM. UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG. Hal.12

1
BAB III

3.1 Kesimpulan
Dari sekian banyak uraian yang kami kemukakan, maka kami dapat menyimpulkan
bahwa:
a) Masjid mempunyai dua arti, yaitu arti umum dan arti khusus. Dalam arti
umum,masjid adalah semua tempat yang digunakan untuk sujud, sedangkan dalam
arti khusus masjid adalah tempat yang dibangun khusus untuk menjalankan
ibadah,terutama shalat berjamaah;
b) Masjid mempunyai banyak fungsi diantaranya yaitu sebagai tempat menjalankan
ibadah shalat, sebagai tempat musyawarah, dan sebagai tempat pengaduan
masyarakat dalam menuntut keadilan.

3.2 SARAN
Alhamdullilah kelompok kami telah menyelesaikan tugas tempat pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami, khususnya bagi pembaca.
Di dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan maka
dari itu kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun kami kedepannya agar
lebih baik lagi.

1
DAFTAR PUSTAKA

Fauzan, Abdur Rahman Ibrahim. 2003.al-Arabiya Baina Yadaik 2. Riyadh:Yayasan


Wakaf Islam Arab Saudi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Software
Yunus, Mahmud. TT. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: Mahmud Yunus Waddurriyah.
H.r.i, Peran Masjid dalam Peradaban
Islam:http://www.republika.co.id/.Diakses pada:08-11-2015.
Yuliani, Sri. 2015. Arti Penting Integritas:http://sriyuliani.staff.fisip.uns.ac.id/.Diakses
pada:08-11-2015
Zuhairini, 2008. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi AksaraAbdul Mujib
Jusuf Mudzakkir, 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Kencana
Ramayulis, 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia Beni Ahmad Saebani
dan Hendra Akhdiyat, 2009. Ilmu Pendidikan Islam 1.Bandung: Pustaka
Setia

15

Anda mungkin juga menyukai