Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FUNGSI MASJID DIZAMAN RASULULLAH


(Makalah ini Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Masjid dan Majelis Taklim)

Dosen Pengampu : H.Rodiyah,S.Ag.,Mm

Disusun Oleh :

1. Yuliyanti : 1941030168
2. Hafiz naufal rusman : 1941030195
3. Tobi saputra : 1941030162
4. Aripah rodiyatus : 1941030183

MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022 M / 1443 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
limpah rahmat serta hidayahnya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah dari mata kuliah Manajemen Masjid dan Majelis Taklim yang insyaAllah telah
diselesaikan dengan sebaik mungkin.
Kemudian sholawat beriring salam semoga selalu tercurahkan pada baginda Nabi
Muhammad SAW. Yang kita nantikan syafaatnya di yaumil akhir. Atas tersusunnya makalah
ini saya ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu ibu H.Rodiyah,S.Ag.,Mm.
Saya pribadi menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan oleh karena itu, saya harap kritik dan saran yang membangun supaya dalam
pembuatan makalah selanjutnya bisa menjadi lebih baik lagi dan semoga makalah ini
bermanfaat

BANDAR LAMPUNG , 03 MARET 2022

PENYUSUN

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Pengertian Masjid......................................................................................................................3
B. Fungsi Masjid............................................................................................................................3
C. Fungsi Masjid Masa Rasulullah SAW.......................................................................................4
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................8
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................8
B. SARAN.....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam itu ada dan tersebar di muka bumi tentunya seiring dengan adanya
pergerakan dakwah. Hal itu karena Islam adalah agama dakwah dan dakwah pun telah
dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan risalahnya serta diteruskan
oleh para sahabat, tabi’in dan sampailah kepada kita selaku umatnya yang diberi tugas
untuk mendakwahkan ajaran Islam. Keberhasilan dakwah Rasulullah dan para
sahabatnya tentu saja tidak terlepas dari manajemen dakwah maupun manajemen
lembaga dakwahnya yang efktif. Oleh karenanya, ada banyak teladan yang dapat
dipelajari dan dipraktikan untuk konteks sekarang dalam manajemen dakwah yang
dijalankan oleh Rasulullah dan para sahabatnya (Munir, et al., 2015: 47).

Untuk konteks saat ini, perkembangan dakwah Islam terus mengalami


perkembangan. Secara kuantitas dapat dilihat di lingkungan sekitar, da’i dan lembaga-
lembaga dakwah Islam terus mengalami peningkatan. Namun, seringkali dakwah dan
lembaga-lembaga dakwah di lingkungan kita belum memiliki efek (atsar) perubahan
yang berkelanjutan. Hal itu dikarenakan dakwah dan lembaga dakwah berjalan tanpa
dengan pengelolaan yang baik. Padahal, ketika dakwah dan lembaga-lembaga dakwah
Islam dijalankan dengan prinsip-prinsip manajemen, maka “citra profesional” akan
terbangun di masyarakat (Munir, et al., 2015: 36). Dengan demikian dakwah pun akan
berjalan dengan baik dan memiliki efek yang berkelanjutan.

Majelis taklim merupakan wadah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka


sendiri. Keberadaan majelis taklim tidak begitu mengikat dan tidak selalu mengambil
tempat seperti masjid, mushola, tetapi juga rumah, balai pertemuan, instansi atau
kantor, pelaksanaannya banyak bervariasi tergantung pada pimpinan jama’ah. Dalam
perkembangannya, hampir setiap kelompok masyarakat memiliki majelis taklim baik di
kota-kota maupun di pelosok-pelosok desa.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud masjid?


2. Bagaimana fungsi masjid?
3. Bagaimana peran masjid?
4. Bagaimana fungsi masjid pada zaman Rasulullah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan masjid


2. Untuk mengetahui dari fungsi masjid
3. Untuk mengetahui peran masjid
4. Untuk mengetahui fungsi masjid pada zaman Rasulullah

2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Masjid

Masjid seringkali disebut masyarakat sebagai rumah Allah SWT yang berfungsi
untuk menunaikan ibadah salat bagi umat muslim. Tempat ibadah umat muslim ini,
juga sering dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar pendidikan Alquran atau Ngaji.
Dalam sejarah perkembangan umat muslim, masjid dinilai memiliki peranan yang
begitu penting dalam penegakan agama Islam.
Secara bahasa, masjid dapat diartikan sebagai tempat yang digunakan untuk
bersujud. Sementara dalam makna yang lebih luas, masjid merupakan bangunan yang
dikhususkan sebagai tempat berkumpul untuk menunaikan salat berjemaah. Adapun
istilah masjid menurut syara' ialah tempat yang disediakan untuk salat dan bersifat
tetap, atau bukan untuk sementara.

B. Fungsi Masjid

Masjid sebagai Baitullah atau rumah Allah, memiliki fungsi dan peranan penting
bagi umat muslim di dunia. Fungsi masjid yang paling utama ialah sebagai tempat
bersujud atau beribadah kepada Allah. Hal ini sebagaimana dalam salah satu surah
Alquran, Allah SWT berfirman yang artinya:

ِۙ ‫ص‬
‫ال‬ ۡ ‫ت اَ ِذنَ هّٰللا ُ اَ ۡن تُ ۡرفَ َع َوي ُۡذ َك َر فِ ۡيهَا‬
َ ٰ ‫اس ُمهٗۙ يُ َسبِّ ُح لَهٗ فِ ۡيهَا بِ ۡال ُغ ُد ِّو َوااۡل‬ ٍ ‫فِ ۡى بُي ُۡو‬

(Cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana telah diperintahkan Allah untuk


memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada
waktu pagi dan petang,( QS. An-Nur Ayat 36)1

Selain fungsi utamanya tersebut, masjid memiliki fungsi lainnya yang berperan
penting dalam perkembangan umat muslim. Adapun beberapa fungsi masjid di
antaranya sebagai berikut:

1. Sebagai Tempat Ibadah


Fungsi masjid yang paling utama ialah sebagai tempat ibadah, khususnya shalat.
1
https://kalam.sindonews.com/ayat/36/24/an-nur-ayat-36

3
Masjid difungsikan sebagai sarana bagi umat muslim untuk melaksanakan shalat, baik
shalat fardhu maupun shalat sunnah.

2. Sebagai Pusat Pendidikan


Selain sebagai tempat untuk shalat, masjid juga berfungsi sebagai tempat kegiatan
proses belajar mengajar dalam memperdalam ilmu agama Islam. Di mana setiap
muslim berhak untuk memberikan atau mendapatkan ilmu melalui kajian-kajian agama
yang diadakan di masjid.

3. Tempat Akad Nikah


Selain sebagai pusat musyawarah, fungsi masjid yang kerap digunakan oleh umat
muslim berikutnya ialah sebagai tempat nikah.

4. Tempat Perlidungan
Fungsi masjid lainnya yaitu sebagai tempat berlindung. Ketika terjadi bencana atau
musibah, masjid menjadi salah satu tempat yang paling banyak digunakan sebagai
tempat perlindungan. Pasalnya, setiap muslim akan merasa aman dan tentram ketika
berada di dalam masjid.

C. Fungsi Masjid Masa Rasulullah SAW


Fungsi Masjid Masa Rasulullah SAW Masjid secara etimologis merupakan
isim makan dari kata "sajada" - "yasjudu" - "sujudan", yang artinya tempat
sujud, dalam rangka beribadah kepada Allah SWT atau tempat untuk
mengerjakan shalat. Sesungguhnya untuk sujud atau mengerjakan shalat, boleh
dilakukan di mana saja asal tidak ada larangan, sebagaimana dinyatakan sabda
Nabi SAW:

‫ْج ٌد ِإالَّ ْال َم ْقب َُرةَ َو ْال َح َّما َم‬


ِ ‫اَألرْ ضُ ُكلُّهَا َمس‬
“Seluruh bumi adalah masjid, kecuali kuburan dan tempat pemandian” (HR.
Tirmidzi).2

Kenyataan itu memberikan suatu pemahaman, bahwa tempat untuk bersujud


atau mengerjakan shalat tidak terikat pada tempat tertentu, akan tetapi boleh
dilakukan di mana saja di alam semesta ini bahkan boleh dilakukan di kandang
ternak sekalipun, asal memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
2
no. 317, Ibnu Majah no. 745, Ad Darimi no. 1390, dan Ahmad 3: 83. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
shahih).

4
Pengertian masjid secara sosiologis, yang berkembang pada masyarakat Islam
Indonesia, dipahami sebagai suatu tempat atau bangunan tertentu yang
diperuntukkan bagi orang-orang muslim untuk mengerjakan shalat, yang terdiri
dari shalat wajib dan shalat sunnah, baik secara perseorangan ataupun jama'ah.

la diperuntukkan juga untuk melaksanakan ibadah-ibadah lain dan


melaksanakan shalat Jum'at. Dalam perkembangan selanjutnya, masjid dipahami
sebagai tempat yang dipakai untuk shalat rawatib dan ibadah shalat Jum'at, yang
sering disebut jami' atau masjid jami'. Sedangkan bangunan yang serupa masjid
yang dipakai untuk mengerjakan shalat wajib dan sunnah, yang tidak dipakai
untuk shalat Jum'at disebut "mushalla". Kata ini menunjukkan isim makan dari
"shalla" - "yushalli" - "shalatan" yang artinya tempat shalat. Dari pengertian di
atas dapat dipahami bahwa setiap masjid berarti juga mushalla, tetapi tidaklah
setiap mushalla adalah masjid.

Mushalla sering disebut dengan nama tajug, langgar, surau, tneunasah dan
sebagainya. Pada awal perkembangan da'wah Islam periode Madinah, ketika
Nabi SAW berhijrah, tempat yang pertama kali dibangun adalah masjid Quba,
Manajemen Pengelolaan Masjid (Aziz Muslim) 107 dengan dasar taqwa kepada
Allah SWT, dikerjakan secara gotong royong oleh masyarakat di tempat itu. la
didirikan oleh masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat dalam rangka
pengamalan ajaran Islam.

ُّ ‫ِّس َعلَى التَّ ْق ٰوى ِم ْن اَ َّو ِل يَوْ ٍم اَ َح‬


‫ق اَ ْن تَقُوْ َم فِ ْي ۗ ِه فِ ْي ِه ِر َجا ٌل ي ُِّحبُّوْ نَ اَ ْن‬ َ ‫اَل تَقُ ْم فِ ْي ِه اَبَد ًۗا لَ َم ْس ِج ٌد اُس‬
َ‫ا َوهّٰللا ُ ي ُِحبُّ ْال ُمطَّه ِِّر ْين‬Žۗ ْ‫يَّتَطَهَّرُو‬
Artinya : "Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid
Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di
dalamnya ada orang-orang yang ingin mensucikan diri. Dan Allah menyukai
orang-orang yang suci" (Q.S. al-Taubah: 108).

Setelah pembangunan masjid Quba, Rasul SAW melanjutkan perjalanan ke


Madinah, di sanapun yang pertama beliau lakukan ialah membangun masjid raya
yang kemudian disebut masjid Nabawi. Dalam masjid inilah Rasul SAW
membina masyarakat Islam, yang diawali dengan membina masyarakat yang
terdiri dari multi ras, multi etnis, dan multi agama.

Masyarakat Islam yang dibina Rasulullah SAW berhasil dengan baik,


sehingga menjadi suatu umat yang dikagumi oleh kawan maupun lawan dan
menjadi pemimpin dunia pada masanya. Fungsi masjid Nabawi pada masa
Rasulullah SAW, dapat diuraikan antara lain, sebagai berikut:

(1) Untuk melaksanakan ibadah mahdhah

5
seperti shalat wajib, shalat sunnah, sujud, i'tikaf, dan shalat-shalat sunnah
yang bersifat insidental seperti shalat Id, shalat gerhana dan sebagainya.
Seminggu sekali setiap hari Jum'at dilaksanakan shalat Jum'at dengan
didahului dua khutbah untuk membina keimanan dan ketakwaan kaum
muslimin.
(2) Sebagai pusat pendidikan dan pengajaran Islam.

Nabi SAW sering menerima wahyu dalam masjid Madinah, dan


mengajarkannya pada para sahabat dalam berbagai hal seperti hukum,
kemasyarakatan, perundang-undangan dan berbagai ajaran lainnya. Para sahabat
nabi melakukan berbagai kegiatan ilmiah di masjid, termasuk mempelajari dan
membahas sumber-sumber ajaran Islam. Di masjid Madinah juga disediakan
tempat khusus bagi mereka yang mengkhususkan kegiatannya untuk mendalami
ilmu agama yang disebut Ahl al-Shuffah.

(3) sebagai pusat informasi Islam.

Rasulullah SAW menyampaikan berbagai macam informasi di masjid


termasuk menjadikannya sebagai tempat bertanya bagi para sahabat.

(4) Tempat menyelesaikan perkara dan pertikaian

menyelesaikan masalah hukum dan peradilan serta menjadi pusat


penyelesaian berbagai problem yang terjadi pada masyarakat.

(5) masjid sebagai pusat kegiatan ekonomi.

Yang dimaksud kegiatan ekonomi, tidak berarti sebagai pusat perdagangan


atau industri, tetapi sebagai pusat untuk melahirkanide-ide dan sistem ekonomi
yang islami, yang melahirkan kemakmuran dan pemerataan pendapatan bagi
umat manusia secara adil dan berimbang.

(6) sebagai pusat kegiatan sosial dan politik.

Kegiatan sosial, tidak bisa dipisahkan dengan masjid sebagai tempat


berkumpulnya para jama'ah dalam berbagai lapisan masyarakat. Dari suasana itu
terjadi interaksi sosial yang saling menguntungkan dan saling mengasihi.

(7) Tempat perlindungan

Masjid juga menjadi tempat paling baik untuk berlindung, baik dari bencana
maupun serangan. Ketika musibah datang, masjid yang bangunannya lebih kokoh

6
dibandingkan bangunan lain menjadi tempat perlindungan yang paling aman. Masjid
juga akan selalu dilindungi oleh Allah SWT.

(8) Tempat pembelaan agama

Masjid adalah wadah umat Islam dimana di dalamnya berisikan orang-orang


yang akan selalu membela agama Allah. Masjid menjadi tempat pusat penyebaran
agama Islam yang tidak akan pernah sepi.

(9) Sebagai tempat musyawarah

Masjid merupakan tempat yang penuh dengan ketenangan sehingga sangat


cocok dijadikan sebagai tempat musyawarah. Umat Islam bisa melakukan musyawarah
di masjid tentang berbagai perkara dengan lebih tenang karena masjid jauh dari setan
yang dapat menimbulkan gangguan saat bermusyawarah.

Peran keberhasilan Masjid ini telah di contohkan oleh Rosulullah dalam


mendorong kebangkitan perekonomian umat, menjadikan masjid sebagai pusat
kegiatan ekonomi. Di zaman Rosulullah masjid telah dijadikan sebaga pusat
pemberdayaan ekonomi umat , meningkatkan kualitas syariat dalam beribadah
(mahdoh) maupun ibadah yang besifat sosial kemasyarakatan (muamalah).

dengan demikian , pada zaman Rasulullah masjid merupakan pusat


peradaban Islam.3 Masjid menjadi salah satu pusat pengembangan ekonomi umat
dan kemaslahatan ummat, untuk mengejar keduniaan dan akherat. Namun pada
masa kini, fungsi masjid terlalu menitikberatkan pada hal keduniawian, sehingga
peran-peran masjid pada masa kini jauh berbeda dengan masa Rasulullah SAW.

Saat ini sering kita lihat banyak masjid yang bangunannya megah dan mewah,
namun umat ataupun jamaahnya yang berada disekitarnya hidup dalam
kemiskianan. Ibnu Khaldun pernah berkata “Ekonomi adalah tiang dan pilar
paling penting untuk membangun peradaban Islam. Tanpa kemapanan ekonomi,
kejayaan Islam sulit dicapai bahkan tak mungkin diwujudkan. Ekonomi penting
untuk membangun negara dan menciptakan kesejahteraan umat”.4

3
Anggraeni, D. (2019, May). Freedom of parties to determine the form and content of the agreement in a contract of
construction services. In Business Innovation and Development in Emerging Economies: Proceedings of the 5th Sebelas
Maret International Conference on Business, Economics and Social Sciences (SMICBES 2018), July 17-19, 2018, Bali,
Indonesia (p. 485). CRC Press.
4
Jurnal Abdi Masyarakat Humanis Vol.1, No.1 , Desember 2019

7
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN

Secara bahasa, masjid dapat diartikan sebagai tempat yang digunakan untuk
bersujud. Sementara dalam makna yang lebih luas, masjid merupakan bangunan yang
dikhususkan sebagai tempat berkumpul untuk menunaikan salat berjemaah. Adapun
istilah masjid menurut syara' ialah tempat yang disediakan untuk salat dan bersifat
tetap, atau bukan untuk sementara.
Masjid sebagai Baitullah atau rumah Allah, memiliki fungsi dan peranan penting
bagi umat muslim di dunia. Fungsi masjid yang paling utama ialah sebagai tempat
bersujud atau beribadah kepada Allah.
Fungsi Masjid Masa Rasulullah SAW Masjid secara etimologis merupakan isim
makan dari kata "sajada" - "yasjudu" - "sujudan", yang artinya tempat sujud, dalam
rangka beribadah kepada Allah SWT atau tempat untuk mengerjakan shalat.
Sesungguhnya untuk sujud atau mengerjakan shalat, boleh dilakukan di mana saja asal
tidak ada larangan

B. SARAN

Demikian pembahasan makalah kami mengenai perjanjian jual beli. Penulis


menyadari dalam penyusunan makalah masih ada kesalahan dalam penulisan. Oleh
karena itu,kritik dan saran sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

8
DISKUSI KELOMPOK

Pertanyaan 1
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Nama: Saepi Rahayu
Npm: 1941030199
Pertanyaan : Bagaimana fungsi masjid dalam konteks kehidupan umat Islam
terkini ?
Waalaikumusalam warahmatullah wabarakatu.
Nama : Aripah rodiyatus
Npm : 1941030183
Jawabaan pertanyaan saudari saepi :
Bagi umat Islam fungsi masjid menduduki posisi sentral dalam kehidupan kaum
muslimin, tidak hanya dalam ibadah (ritual) tetapi juga dalam berbagai aspek
kehidupan. Masjid sebagai bangunan khusus rumah ibadah, tetap diperlukan. Lebih dari
itu, masjid bukan hanya sekadar tempat kegiatan ritual sosial, tetapi juga merupakan
salah satu simbol terjelas dari eksistensi peradaban Islam.

Pertanyaan 2
Assalamualaikum wr wb
Nama : Anggi Sabella
Npm : 1941030186
Pertanyaan : bagaimana fungsi masjid sebagai pusat peradaban Islam jelaskan?
Waalaikumusalam warahmatullah wabarakatu.
Nama : yuliyanti
Npm : 1941030168
Jawaban pertanyaan saudari anggi:
Masjid tidak terbatas sebagai tempat ibadah atau ritual keagamaan, akan tetapi menjadi
pusat peradaban dan pemberdayaan umat Islam. “Masjid berfungsi tidak
saja sebagai institusi spiritual tetapi jauh lebih daripada itu. Masjid juga merupakan
institusi pendidikan, sosial, pemerintahan, dan bahkan administrasi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, D. (2019, May). Freedom of parties to determine the form and content of
the agreement in a contract of construction services. In Business Innovation
and Development in Emerging Economies: Proceedings of the 5th Sebelas
Maret International Conference on Business, Economics and Social Sciences
(SMICBES 2018), July 17-19, 2018, Bali, Indonesia (p. 485). CRC Press.
https://kalam.sindonews.com/ayat/36/24/an-nur-ayat-36
Jurnal Abdi Masyarakat Humanis Vol.1, No.1 , Desember 2019
no. 317, Ibnu Majah no. 745, Ad Darimi no. 1390, dan Ahmad 3: 83. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Sucipto, H., (2014). Memakmurkan Masjid Bersama JK. p.10, pp. 105-107. Jakarta
Selatan: Grafindo Books Media dan Didukung oleh PP DMI.

10

Anda mungkin juga menyukai