ORGANISASI ISLAM
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Organisasi
Dosen Pengampu :
Kurniawan Muhammad Nur, S.H, S.Sos, M.Sos
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian Implikasi Metodologis..................................................3
B. Konsep Komunikasi Organisasi Islam............................................4
C. Implikasi Metodologis Kualitatif dan Kuantitatif...........................6
D. Komunikasi Bagi Organisasi Profit dan Non Profit.......................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................10
A. Kesimpulan.....................................................................................10
B. Saran...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu aktivitas manusia yang saling berinteraksi antara
satu oarang maupun lebih, di dalam pandangan agama islam komuikasi memiliki
etika, agar jika kita melakukan komunikasi dengan seseorang maka orang itu
dapat memahami apa yang kita sampaikan. Di dalam agama islam ada lima etika
dalama berkomunikasi yaitu, pertama- Qaullan Kariiman, kedua- Qaullan
Ma’Rufan, ketiga- Qaullan Syadidan, keempat- Qaullan Balighan, kelima-
Qaullan Layyinan.
Jika diantara kalian yang suka berdakwah harus dapat memenuhi kelima
etika dalam islam tersebut, karena jika seorang pendakwah tidak menguasai etika
komunikasi dalam islam tersebut maka dia akan berkomunikasi tidak baik.
Seperti, berkomunikasi dengan membentuk, menyinggung perasaan, hingga
oakan berdampak buruk, orang yang mendengar dakwahnya tidak akan percaya
bahkan dia akan dijauhi dan mungkin dibenci.
Perlu diketahui Allah SWT tidaklah suka yang berlebih-lebihan, maka jika
berkomunikasi atau berbicara, berbicaralah sewajar-wajarnya, yang mengandung
dan dorongan atau motivasi dan jangan berbicara bila hanya untuk menyinggung
perasaan seseorang. Karena apa yang kita bicarakan baik maupun buruk semua itu
akan kita pertanggung jawabkan di akhirat nanti.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksut dengan pengertian implikasi
metodologis
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep komunikasi organisasi islam
3. Untuk mengetahui bagaimana implikasi metodologis kualitatif dan kuantitatif
4. Untuk mengetahui implikasi metodologis kualitatif dan kuantitatif
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sebelum suatu teori dapat digunakan oleh peneliti lain, implikasi metodologisnya
harus dicari.
4
tidak diberikan kepada orang yang keras dan sesuatu yang tidak diberikan atas
lainnya" (Muslim, 1983: 22).
Perkataan Nabi menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melingkari
pendengar, dan sesuai dengan kemampuan intelektualitas pendengar. "Aku
berbicara dengan mereka (manusia) berdasarkan kadar kemampuan akal mereka"
(al-Ashbahi, 1991: 24).
Dalam berkomunikasi menurut ajaran islam lebih mengutamakan budi
luhur dan akhlak yang baik. Sehingga tidak ada pihak yang merasa tidak enak
atau berat hati dalam menerima apa yang telah disampaikan oleh kemunikator,
dan tersampaikanlah apa yang telah tipaparkan oleh komnikator kepada
komunikan. Sehingga menunjukkan bahwa adanya interaksi dua arah dalam ayat
di atas, yang mampu dimaknai sebagai kegiatan koordinasi yang berdasarkan
komunikasi antar orang-orang yang memiliki satu tujuan, baik kebaikan dan
ketaqwaan (yang dianjurkan) atau dosa dan permusuhan (yang terlarang). Dan
dalam ushul fiqih, kata perintah dalam Al Qur'an menunjukkan bahwa hukumnya
adalah wajib.
Begitu juga Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya
dengan terorganisir secara rapi, layaknya bangunan yang terbangun diatas pondasi
yang kuat dan batu-batu bata dan semen yang berpadu menjadi bangunan yang
menjulang tinggi dalam surat Ash Shaff ayat 4 :
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya
bershaf-shaf (bersusun, berbaris-baris) seolah mereka adalah bangunan yang
tersusun kokoh"
Di dalam kegiatan organisasi yang sesuai dengan kaidah Islam, terdapat
berbagai amalan shalih dan kebaikan. Seperti manajemen, musyawarah, saling
tolong-menolong dalam kebaikan dan saling menasehati.
Organisasi Islam adalah perantara untuk menyampaikan dakwah sehingga
menjadi lebih terkoordinir secara rapi dan efektif dalam dampaknya. Sehingga
para da'i tidak mengeluarkan sangat banyak tenaga dan waktu dalam
5
menyampaikan konten dakwah kepada masyarakat atau objek dakwah (mad'u).
Contoh perantara atau wasilah dalam berdakwah lainnya adalah : khutbah, kajian,
brosur dan majalah yang dibagi atau dijual, media informasi dan komunikasi. Jadi
dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi dalam islam adalah suatu
komunikasi yang mengedepankan perilaku luhur dan akhlak karimah demi
tercapainya kemashlahatan dalam sebuah organisasi itu sendiri atau bahkan untuk
kemashlahatan ummat.
Dalam kehidupan sehari-hari pun Rasulullah selalu menggunakan konsep
berkomunikasi dalam organisasi yang telah Allah SWt. anjurkan. Beliau selalu
menggunakan ini dalam rangka dakwah menyebarkan islam dan kebaikan demi
tercapainya kehidupan dunia yang falah.
6
Pada penelitian kualitatif ini, peneliti mengeksplorasi suatu kejadian,
program, proses, atau aktivitas.
5) Narrative Research
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti melakukan studi untuk
mendapatkan data sejarah yang selanjutnya disusun menjadi laporan
naratif yang kronologis.
2. Metode Penelitian Kuantitatif
Selain metode penelitian kualitatif, kita juga bisa memilih menggunakan
metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti
populasi atau sampel. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen atau
alat ukur, kemudian dianalisis dengan statistik atau secara kuantitatif. Hasil
metodologi penelitian kuantitatif berupa hipotesis. Instrumen, statistik, dan
hipotesis pada umumnya ditemukan pada:
6) Survei
Metode survei digunakan untuk mendapatkan data tentang karakteristik
sesuatu. Metode ini juga digunakan untuk menguji beberapa hipotesis atas
sampel yang diambil dari suatu populasi. Teknik pengumpulan data adalah
dengan kuisioner atau wawancara. Hasil dari metodologi penelitian ini
berupa generalisasi.
7) Eksperimen
Metode eksperimen digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen (perlakuan/treatment) terhadap variabel dependen (hasil)
dalam kondisi yang dikendalikan. Agar kondisi dapat dikendalikan, dalam
penelitian eksperimen dibutuhkan kelompok kontrol. Metodologi
penelitian ini sering dilakukan di laboratorium.
Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat digabungkan dalam
sebuah penelitian. Metode gabungan ini disebut sebagai metodologi penelitian
kombinasi. Apapun metode yang nantinya Sobat pilih, pada dasarnya metode
7
penelitian yang menggunakan kaidah ilmiah dalam prosesnya disebut sebagai
metode penelitian ilmiah.
8
mereka menyusun sebuah tujuan bersama yang selanjutnya menjadi fokus utama
mereka dalam membentuk sebuah organisasi. Setelah organisasi tersebut
terbentuk, komunikasi tidak terhenti begitu saja, namun terus berlanjut. Seperti
yang kita ketahui didalam sebuah organisasi, komunikasi yang terjadi bersifat
formal dan informal. Komunikasi yang bersifat formal adalah komunikasi yang
berdasarkan struktur organisasi, yaitu komunikasi secara vertikal dan komunikasi
yang bersifat informal adalah komunikasi secara horisontal.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
terbentuk, komunikasi tidak terhenti begitu saja, namun terus berlanjut. Seperti
yang kita ketahui didalam sebuah organisasi, komunikasi yang terjadi bersifat
formal dan informal. Komunikasi yang bersifat formal adalah komunikasi yang
berdasarkan struktur organisasi, yaitu komunikasi secara vertikal dan komunikasi
yang bersifat informal adalah komunikasi secara horisontal.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini banyak kesalahan dan kekurangan untuk itu kritik dan
saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini sangat kami harapkan.
Besar harapan kami, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca
umumnya dan pemakalah khususnya. Aamiin
11
DAFTAR PUSTAKA
12