Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Pentingnya Sholat Berjamaah dan Strategi Menggiatkan Sholat


Berjamaah Bagi Kalangan Milenial.”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Aswaja 2”

Dosen Pengampu :

Muhammad Arisy Karomy, S.T., M.Pd.I

Disusun Oleh :

Elysia Hilda Maghfiroh (22422048)

PROGRAM SARJANA

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat


limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah hasil penelitian ini tepat pada waktunya. Maksud dan tujuan dari
pembuatan makalah ini tidaklah lain untuk melengkapi tugas yang
diberikan oleh Dosen pembimbing kami.

Tak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus


kepada Dosen pengampu kami Muhammad Arisy Karomy, S.T., M.Pd.I
atas petunjuk dan bantuannya dalam menyelesaikan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan sebagai pengantar. Besar


harapan kami untuk bisa memperoleh masukan, saran, dan kritik yang
sifatnya membangun dari siapapun yang membaca makalah ini demi
kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya. Sekian dan terima kasih.

Sidoarjo, 06 Januari 2024

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................2
C. Tujuan.................................................................................2
D. Manfaat...............................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat................................................................3
B. Hakikat Shalat....................................................................3
C. Pentingnya Shalat Berjamaah.............................................7
D. Tantangan Shalat Berjamaah di Kalangan Milenial.........7
E. Strategi Menggiatkan Shalat Berjamaah di Kalangan
Milenial .............................................................................8

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................9
B. Saran.................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban


kita sebagai mahluk yang paling sempurna yaitu sholat, atau terkadang
tau tentang kewajiban tapi tidak mengerti terhadap apa yang
dilakukaan.

Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang


sudah mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun
dalam perjalanan.

Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam


didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga
barang siapa mendirikan shalat, maka ia mendirikan agama (Islam),
dan barang siapa meninggalkan shalat, maka ia meruntuhkan agama
(Islam).

Dalam istilah lain, sholat adalah satu macam atau bentuk ibadah
yang di wujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu di
sertai ucapan-ucapan tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu pula.
Istilah sholat ini tidak jauh berbeda dari arti yang digunakan oleh
bahasa di atas, karena di dalamnya mengandung do’a-do’a, baik yang
berupa permohonan, rahmat, ampunan dan lain sebagainya.

Dalam era modern ini, khususnya di kalangan milenial, tantangan


untuk menjaga keberlanjutan ibadah, termasuk sholat berjamaah,
semakin kompleks. Makalah ini akan membahas pentingnya sholat
berjamaah dan menyajikan strategi untuk menggiatkan praktik ini di
kalangan milenial.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Shalat ?
2. Apa Hakikat Shalat ?
3. Apa Saja Pentingnya Shalat Berjamaah ?
4. Apa Saja Tantangan Shalat Berjamaah di Kalangan Milenial ?
5. Apa Saja Strategi Menggiatkan Shalat Berjamaah di Kalangan
Milenial ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dan Hakikat Shalat.
2. Menjelaskan apa saja Pentingnya Shalat Berjamaah.
3. Mengetahi Tantangan Shalat Berjamaah di Kalangan Milenial.
4. Mengetahui Strategi dalam Menggiatkan Shalat Berjamaah di
Kalangan Milenial.

D. Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat dalam :

1. Memahami tentang pengertian serta hakikat shalat.


2. Lebih sempurna dalam mengerjakan shalat terutama pada
kalangan milenial.
3. Lebih utama untuk meningkatkan keimanan sehingga menjadi
insan yang bertaqwa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat

Shalat secara etimologi berarti do’a dan secara terminolgi / istilah,


para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki, secara lahiriah
shalat diartikan beberapa ucapan dan gerakan yang dimulai dengan
takbir dan di akhiri dengan salam.1 Secara hakiki shalat ialah
“berhadapan jiwa kepada allah, secara yang mendatangkan takut
kepadanya serta menumbuhkan jiwa rasa kebesaranya dan
kesempurnaan kekuasaanya”.2

B. Hakikat Sholat

Salat (bahasa Arab: ‫الة‬DD‫ ;ص‬transliterasi: Shalat) merujuk kepada


ritual ibadah pemeluk agama Islam. Menurut syariat Islam, praktik
sholat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad
sebagai figur pengejawantah perintah Allah.

Sesungguhnya shalat yang lima waktu itu adalah merupakan lima


rangkaian perjalanan kehadirat allah yang telah diwajibkan oleh allah
kepada hambanya didalam waktu yang berlainan setiap hari. Dimana
seorang mukmin selama shalat itu melepaskan dirinya dari persoalan
duniawinya dan menumpahkan pengabdian untuk tuhanyan dengan
mengingat kebesaran allah , memohonkan pertolongan dan petunjuk .
dan didalam shalat itu pula dia menyerahkan diri sepenuhnya kedalam
lingkungan allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Dan
sesunguhnya perjalanan yang demikian itu dapatlah melepaskan duka
luarnya dan dapat pula meringankan kesengsaraaan serta mewujudkan
keinginan-keinginan yang baik3
1
Sidi Gazalba, Asas Agama Islam, (Jakarta:Bulan Bintang, 1975), 67
2
Hasbi Asy Syidiqi, Pedoman Shalat, (Jakarta:Bulan Bintang, 1976), 56
3
Mahmud Sailut, Islam Sebagai Aqidah Dan Syari’ah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1968),
7

12
Dalam Alquran disebutkan adanya perintah Allah untuk
melaksanakan shalat bagi umat-umat sebelum Nabi Muhammad.
Sholat dalam Islam pun telah dilakukan sejak awal diutusnya Nabi
Muhammad, dan baru diwajibkan Shalat lima waktu setelah terjadinya
peristiwa Isra dan mikraj. Dalam Isra' mi'raj tersebut disebutkan
bahwa Nabi Muhammad sholat terlebih dahulu di Al-Aqsha sebelum
naik ke langit dan berjumpa para nabi. Nabi Muhammad juga bertemu
Nabi Musa dan dia menceritakan bahwa umat-nya (bani Israil) tidak
mampu melakukan shalat lima puluh waktu dalam sehari.

Di dalam Alquran juga disiratkan akan shalat yang dilakukan nabi-


nabi sebelum Islam, misalnya Ishaq dan Ya'kub: "dan Kami telah
memberikan kepada-nya (Ibrahim) lshaq dan Ya'qub, sebagai suatu
anugerah (daripada Kami), dan masing-masingnya Kami jadikan
orang-orang yang soleh. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai
pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami
dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah
mereka selalu menyembah." (Al-Anbiya' 21:72-73).

Juga disebutkan pula di dalam Alquran perintah salat kepada umat


lainnya sebelum Nabi Muhammad, pada Nabi Ismail, pada Nabi Isa,
pada Bani Israil, dan seluruh Ahlul Kitab.

Pada awal mulanya salat umat muslim berkiblat ke Al-Aqsha di


Yerusalem sebelum akhirnya diperintah Allah untuk berpindah kiblat
ke bangunan yang didirikan Nabi Ibrahim dan Ismail yaitu Masjid Al-
Haram Kakbah.4

Shalat memiliki keutamaan yang sangat besar di dalam Alquran


maupun As-Sunnah. Oleh karena itu, shalat adalah sebuah kebutuhan
yang sangat mendasar bagi seorang hamba dan sama sekali bukan
sebagai beban yang memberatkannya, bahkan shalat hakikatnya
sebuah aktifitas yang sangat menyenangkan hati seorang hamba.
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Salat.

13
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperumpamakan
sholat dengan perumpamaan yang sangat indah, yang menunjukkan
bahwa ia adalah sebuah kebutuhan dan kegembiraan hati orang-orang
yang beriman, karena dengannya Allah menghapuskan dosa hamba-
Nya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َم ا َتُقوُل َذ ِلَك ُيْبِقى ِم ْن َد َرِنِه ؟‬، ‫ َيْغ َتِس ُل ِفيِه ُك َّل َيْو ٍم َخ ْم ًسا‬، ‫َأَر َأْيُتْم َلْو َأَّن َنَهًرا ِبَباِب َأَحِد ُك ْم‬

‫ َيْم ُحو ُهَّللا ِبَها اْلَخ َطاَيا‬، ‫ َفَذ ِلَك مثل الَّص َلَو اِت اْلَخ ْم ِس‬: ‫ َقاَل‬. ‫َال ُيْبِقى ِم ْن َد َرِنِه َشْيًئا‬: ‫َقاُلوا‬

“Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah


seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari
lima kali, menurut Anda, apakah itu akan menyisakan kotorannya ?
Para sahabat menjawab, ‘Tidak menyisakan sedikit pun kotorannya.’
Beliau bersabda, ‘Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu,
dengannya Allah menghapuskan dosa-dosa (hamba-Nya)’” (HR.
Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667).

Oleh karena itu, pantas jika shalat yang dilakukan dengan baik bisa
mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar.

Allah Ta’ala berfirman,

‫ِإَّن الَّص اَل َة َتْنَهٰى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر‬

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji


dan mungkar” (Al-‘Ankabuut:45).

Sholat memang membuahkan ketakwaan, karena mendorong


pelakunya untuk senantiasa ingat Allah dari waktu ke waktu, di
tengah-tengah kesibukannya dengan dunia dan di tengah-tengah
kelalaian serta kegersangan hatinya, Allah Ta’ala berfirman,

‫َو َأِقِم الَّص اَل َة ِلِذ ْك ِر ي‬

“Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” (Thaha:14).

14
Barangsiapa yang mampu memahami dan menghayati dengan baik
lautan mutiara hakikat ibadah sholat, maka sholat dipandangannya
menjadi suatu aktifitas yang sangat menyenangkan dan ini terjadi pada
diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

‫جعلت ُقَّرة َعْيني ِفي الَّص اَل ة‬

“Dijadikan sesuatu yang paling menyenangkan hatiku ada pada saat


mengerjakan shalat”. (HR. An-Nasaa`i dan Ahmad dan selain
keduanya. Hadits Shahih).

Marilah kita menyelami lautan mutiara hakikat ibadah shalat dan


perumpamaan yang mengagumkan yang menggambarkan
keindahannya. Sehingga kita terdorong untuk lebih mencintainya dan
melakukannya dengan sebaik-baiknya.5

C. Pentingnya Shalat Berjamaah

Berikut adalah poin – poin tentang pentingnya shalat berjamaah,


diantaranya :

1. Penguatan Persaudaraan Islam

5
Zainal Muttaqin, Fiqih, (Semarang:PT. Karya Toha Putra, 2005), 18

15
Sholat berjamaah menjadi wadah untuk memperkuat
persaudaraan antar-Muslim. Melalui kebersamaan dalam sholat,
hubungan sosial antar-individu dan komunitas Islam dapat
ditingkatkan.

2. Keutamaan Pahala
Dalam Islam, sholat berjamaah memiliki pahala yang lebih besar
dibandingkan sholat individual. Hal ini sejalan dengan hadis
Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa pahala sholat berjamaah
lebih tinggi daripada sholat sendirian.
3. Pendidikan dan Pembinaan Akhlaq
Sholat berjamaah juga memiliki dimensi pendidikan dan
pembinaan akhlak. Dalam sebuah kelompok sholat, umat Islam dapat
saling mengingatkan dan memotivasi untuk menjalani kehidupan
dengan moral yang baik.
4. Perkuatan Spiritual
Sholat berjamaah dapat meningkatkan tingkat kekhusyukan dan
kekhidmatan spiritual karena adanya kolaborasi dalam meresapi makna
ibadah.

D. Tantangan Sholat Berjamaah di Kalangan Milenial


Apa sajakah tantangan sholat berjamaah di kalangan milenial,
berikut penjelasannya.
1. Kesibukan dan Teknologi

Milenial cenderung memiliki jadwal yang padat dan terkadang


terlalu terpaku pada teknologi. Hal ini dapat menghambat partisipasi
dalam sholat berjamaah di masjid.

2. Kurangnya Kesadaran Spiritual


Fokus pada kehidupan dunia sering membuat milenial
mengabaikan aspek spiritual, termasuk keterlibatan dalam ibadah
bersama.

16
3. Kurangnya Pemahaman tentang Keutamaan Sholat
Berjamaah.

Beberapa milenial mungkin kurang memahami keutamaan dan


manfaat spiritual sholat berjamaah, sehingga kurang termotivasi untuk
melibatkan diri dalam praktik tersebut.

E. Strategi Menggiatkan Sholat Berjamaah di Kalangan Milenial


1. Pendidikan Keagamaan

Meningkatkan pemahaman tentang keutamaan sholat berjamaah


melalui kegiatan pendidikan keagamaan, seperti ceramah, seminar,
dan kelas Islam

2. Pemanfaatan Teknologi

Memanfaatkan teknologi untuk mengingatkan dan memotivasi


milenial untuk melibatkan diri dalam sholat berjamaah, misalnya
dengan membuat aplikasi pengingat sholat atau media sosial
keagamaan.

3. Program Komunitas

Membentuk komunitas keagamaan di lingkungan sekitar yang


dapat menjadi tempat dukungan dan motivasi untuk berpartisipasi
dalam sholat berjamaah.

4. Kampanye Kesadaran Spiritual

Melakukan kampanye kesadaran spiritual melalui media massa,


seperti poster, video, dan artikel, untuk meningkatkan pemahaman dan
motivasi milenial terkait pentingnya sholat berjam

BAB III

PENUTUP

17
A. Simpulan

Shalat menurut bahasa berarti berdoa. Sedangkan


pengertian shalat menurut syara’ adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-
perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri
dengan salam. Ucapan disini adalah bacaan-bacaan Al-Qur’an, takbir,
tasbih, dan do’a. Sedang yang dimaksud dengan perbuatan adalah
gerakan-gerakan dalam shalat misalnya berdiri, rukuk, sujud, dan
gerakan-gerakan lain dalam shalat.

Secara khusus dipakai untuk sholat lima waktu yang tuhan


perintahkan untuk dikerjakan pada lima waktu yang berbeda beda dan
mengandung syarat-syarat pendahuluan tertentu, seperti : 1. Penyucian
secara lahiriah dari najis atau kotoran dan secara batiniah dari hawa
nafsu; 2. Pakaian lahiriah supaya bersih dan pakaian batiniah supaya
tidak dicemari oleh sesuatu yang diharamkan; 3. Tempat bersuci diri
supaya secara lahiriah bebas dari kotoran dan secara batiniah bebas
dari kerusakan akhlak dan dosa; 4. Menghadap kiblat, kiblat lahiriah
berupa ka’bah dan kiblat batiniah berupa Arasy Ilahi, yang berarti
rahasia musyahadat; 5. Berdiri secara lahiriah dalam keadaan kukuh
(qudrat) dan secara batiniah dalam taman kedekatan dengan tuhan
(qurbat); 6. Niat yang tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah; 7
Mengucapkan “Allahu Akbar” dalam maqam penghormatan dan
pelenyapan (fana’), dan berdiri pada tempat persatuan, dan membaca
al-Qura’an secara hormat, dan menundukkan kepala (rukuk) dengan
kerendahan hati, dan merendahkan diri (sujud) dengan rasa kehinaan,
dan bersyahadat dengan khusuk, dan menyelami pelenyapan sifat-sifat
diri. Ketika Rasulullah saw. Shalat, terdengar di dalam diri beliau
terdengar suara air yang sangat mendidih didalam ketel. Dan ketika Ali
sedang shalat, bulu kuduknya berdiri, beliau gemeteran, dan berkata

18
“Inilah saatnya memenuhi amanah yang langit dan bumi tidak
sanggup menanggungnya”.6

Shalat memiliki keutamaan yang sangat besar di dalam


Alquran maupun As-Sunnah. Oleh karena itu, shalat adalah sebuah
kebutuhan yang sangat mendasar bagi seorang hamba dan sama sekali
bukan sebagai beban yang memberatkannya, bahkan shalat hakikatnya
sebuah aktifitas yang sangat menyenangkan hati seorang hamba.

Shalat yang dilakukan dengan baik bisa mencegah


pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. Sesuai dengan firman
Allah SWT. Yang artinya “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar” (Al-‘Ankabuut:45).

Sholat berjamaah memiliki peran yang signifikan dalam


kehidupan seorang Muslim. Bagi kalangan milenial, strategi yang tepat
diperlukan untuk mengatasi tantangan dan menggiatkan praktik sholat
berjamaah. Dengan pemahaman yang baik tentang keutamaan dan
manfaat spiritualnya, serta melalui pendidikan, pemanfaatan teknologi,
program komunitas, dan kampanye kesadaran spiritual, diharapkan
milenial dapat semakin terlibat aktif dalam sholat berjamaah sebagai
bagian penting dari kehidupan keagamaan mereka.

B. Saran

Dengan kita memahami dan mengetahui hakikat sholat,


pentingnya sholat berjamaah, tantangan sholat berjamaah di kalangan
milenial, strategi menggiatkan sholat berjamaah di kalangan milenial.
Maka di harapkan kita bisa melakukan sholat dengan sebaik-baiknya
dan tentunya menambah iman dan ketaqwan kita kepada sang pencipta
alam semesta yakni Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

6
Ali Ibn Utsman al-Hujwiri, Kasyuf Mahjub, (Bandung: Mizan, 1994), 269

19
Asy Syidiqi, Hasbi. 1976. Pedoman Sholat, Jakarta: Bulan Bintang.

Ghazalba, Sidi. 1975. Asas Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang.

Husain, Syekh Abu Syuja’ Ahmad bin. 2000. Matnul Ghayah Wat
Taqrib. Surabaya: Al-Miftah

https://id.wikipedia.org/wiki/Salat[diakses 19 November 2105].

Ibn Utsman al-Hujwiri, Ali. 1994. Kasyuf Mahjub. Bandung: Mizan

Muttaqin, Zainal. 2005. Fiqih, Semarang: Putra Karya Toha.

Rais, Muhammad Amin, 1998. Tauhid Sosial, Bandung: Mizan.

Syailut, Muhammad. 1968. Islam Sebagai Aqidah dan Syari’ah,


Jakarta: Bulan Bintang.

20
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai